Distilasi dilakukan bertahap menggunakan 2 kolom distilasi yang beroperasi pada tekanan
yang berbeda. Kolom distilasi pertama memiliki tekanan operasi yang lebih tinggi dari kolom
distilasi kedua. Produk bawah kolom pertama menghasilkan ethyl acetate murni sedangkan
produk atasnya ialah campuran propanol-ethyl acetate yang komposisinya mendekati
komposisi azeotropnya. Produk atas kolom pertama tersebut kemudian didistilasi kembali pada
kolom yang bertekanan lebih rendah (kolom kedua). Produk bawah kolom kedua
menghasilkan propanol murni sedangkan produk atasnya merupakan campuran propanol-ethyl
acetate yang komposisinya mendekati komposisi azeotropnya.
Pada kolom pertama (P=2,8 atm), komposisi azeotrop yaitu sebesar 0,5 sehingga distilat yang
diperoleh berkisar pada nilai tersebut sedangkan bottom yang diperoleh berupa ethyl acetate
murni.
Untuk memperoleh propanol murni, distilat kemudian didistilasi lagi pada kolom kedua
(P=1,25 atm). Distilat ini memasuki kolom kedua pada temperatur 82,6 C. Komposisi azeotrop
pada kolom kedua yaitu 0,38
3. Extractive Distillation
Distilasi ekstraktif adalah distilasi dengan penambahan pelarut
yang bersifat
non-volatil sehingga zat akan terikut sebagai produk bawah
(residu). destilasi ekstraksi dapat digunakan untuk system lebih banyak
komponen. Extractive distillation dengan garam dikenal dengan
saline extractive distillation menggunakan NaCI, KCI, KI, CaCI
anhidrat. CaCl2 merupakan garam yang mempunyai sifat sebagai divalent cation yang
mempunyai pengaruh sebagai hydration sphere yang lebih besar dibandingkan dengan garamgaram monovalen. Sedangkan Acetonitrile merupakan pelarut yang ditambahkan sebagai
pemecah titik azeotrop dan pelarut ini akan ikut sebagai hasil bawah menara distilas