Anda di halaman 1dari 3

Azeotrop merupakan campuran 2 atau lebih komponen pada komposisi

tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya melalui


destilasi biasa. Ketika campuran azeotrop dididihkan, fasa uap yang
dihasilkan memiliki komposisi yang sama dengan fasa cairnya. Campuran
azeotrop ini sering disebut juga constant boiling mixture karena
komposisinya yang senantiasa tetap jika campuran tersebut dididihkan.
Contoh Campuran azeotrop :
1. Campuran Etanol-Air
Campuran 95,63 etanol dan 4,37 % air, etanol mendidih pada suhu 78,4 OC
sedangkan air mendidih pada suhu 100 OC, tetapi campurannya/azeotropnya
mendidih pada suhu 78,2 OC. Jika titik didih campuran azeotrop kurang dari
titik didih salah satu larutan konstituennya maka disebut azeotrop positif.
2. Campuran HCl-Air
Campuran asam klorida pada konsentrasi 20,2 % dan 79,8 % air. Asam
klorida (murni) mendidih pada suhu -84OC, tetapi campuran azeotropnya
memiliki titik didih 110OC. Jika titik didih campuran azeotrop lebih dari titik
didih konstituennya atau salah satu konstituennya, maka sdisebut azeotrop
negative.
3. 2-propanol dan etil asetat
4.Asam format dan air
5.Kloroform dan metanol
6.Asam nitrat dan air

Cara pemisahan campuran azeotrop:


1. Destilasi Azeotropik
yaitu dengan penambahan komponen lain untuk menghasilkan azeotrop
heterogen yang dapat mendidih pada suhu lebih rendah, misalnya
penambahan benzena (bisa juga dengan garam dan solvennya) ke dalam
campuran air dan alkohol.
2. Pressure Swing Distillation
Distilasi biner campuran azeotrop propanol-ethyl acetate dengan
metode Pressure Swing Distillation. Prinsip yang digunakan pada
metode ini yaitu pada tekanan yang berbeda, komposisi azeotrop
suatu campuran akan berbeda pula. Berdasarkan prinsip tersebut,

distilasi dilakukan bertahap menggunakan 2 kolom distilasi yang


beroperasi pada tekanan yang berbeda. Kolom distilasi pertama
memiliki tekanan operasi yang lebih tinggi dari kolom distilasi kedua.
3.

Distilasi dilakukan bertahap menggunakan 2 kolom distilasi yang beroperasi pada tekanan
yang berbeda. Kolom distilasi pertama memiliki tekanan operasi yang lebih tinggi dari kolom
distilasi kedua. Produk bawah kolom pertama menghasilkan ethyl acetate murni sedangkan
produk atasnya ialah campuran propanol-ethyl acetate yang komposisinya mendekati
komposisi azeotropnya. Produk atas kolom pertama tersebut kemudian didistilasi kembali pada
kolom yang bertekanan lebih rendah (kolom kedua). Produk bawah kolom kedua
menghasilkan propanol murni sedangkan produk atasnya merupakan campuran propanol-ethyl
acetate yang komposisinya mendekati komposisi azeotropnya.
Pada kolom pertama (P=2,8 atm), komposisi azeotrop yaitu sebesar 0,5 sehingga distilat yang
diperoleh berkisar pada nilai tersebut sedangkan bottom yang diperoleh berupa ethyl acetate
murni.

Untuk memperoleh propanol murni, distilat kemudian didistilasi lagi pada kolom kedua
(P=1,25 atm). Distilat ini memasuki kolom kedua pada temperatur 82,6 C. Komposisi azeotrop
pada kolom kedua yaitu 0,38

3. Extractive Distillation
Distilasi ekstraktif adalah distilasi dengan penambahan pelarut
yang bersifat
non-volatil sehingga zat akan terikut sebagai produk bawah
(residu). destilasi ekstraksi dapat digunakan untuk system lebih banyak
komponen. Extractive distillation dengan garam dikenal dengan
saline extractive distillation menggunakan NaCI, KCI, KI, CaCI
anhidrat. CaCl2 merupakan garam yang mempunyai sifat sebagai divalent cation yang
mempunyai pengaruh sebagai hydration sphere yang lebih besar dibandingkan dengan garamgaram monovalen. Sedangkan Acetonitrile merupakan pelarut yang ditambahkan sebagai
pemecah titik azeotrop dan pelarut ini akan ikut sebagai hasil bawah menara distilas

Distilasi ekstraktif merupakan proses baru untuk meningkatkan


kemurnian
etanol. Dalam distilasi ekstraktif dapat dikombinasikan antara
penambahan
garam dan pelarut atau penambahan garam saja. Distilasi ekstraktif
biasa
digunakan dalam industri dan merupakan metode pemisahan yang
penting dalam
petrochemical engineering. Salah satu aplikasi distilasi jenis ini untuk
memisahkan

hidrokarbon pada campuran C4 dan memisahkan campuran azeotropic


dalam
campuran etanol- air. Saline Extractive Distillation
untuk memurnikan campuran etanol-air dari proses fermentasi dengan
menggunakan 4 jenis garam yaitu NaCl, KCI, KI, CaCl2
dan pelarut
Dimetilformamid / Acetonitril / Ethylen Glycol

Anda mungkin juga menyukai