Oleh:
Yosefin Rosalina Kristian
12700442
12700448
12700483
12700502
12700505
Pembimbing :
dr. Haryanto Husein, MS, AFK, AKK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
APRIL 2016
Lembar Pengesahan
Disusun oleh :
Yosefin Rosalina Kristian
12700442
12700448
12700482
12700502
12700505
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya yang telah memberikan berbagai kemudahan kepada penulis untuk
menyelesaikan Referat Kepaniteraan Klinik Farmasi dengan judul Penggunaan
Metildopa pada Hipertensi dalam Kehamilan. Adapun penulisan Tugas ini
merupakan salah satu syarat untuk lulus dari stase farmasi di Jurusan Pendidikan
Dokter Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Dalam proses penyusunan tugas ini tentunya tidak lepas dari dorongan dan
bantuan berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. dr. Soedarto, DTM & H, Ph.D, Sp.ParK., Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya yang telah memberi kesempatan kepada
penulis menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya.
2. Dr. Haryanto Husein, MS, AFK, AKK selaku dosen pembimbing kuliah farmasi
kedokteran yang telah sabar membimbing serta mengarahkan untuk penulisan
tugas ini.
3. Dosen-dosen pengajar kepaniteraan klinik farmasi
membimbing.
4. Teman-teman angkatan 2012 khususnya kelompok C yang memberikan inspirasi
dan semangatnya selama proses penyusunan Tugas farmasi ini.
5. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang juga
membantu menyelesaikan Referat ini.
Penulis menyadari Referat ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dalam
rangka penyempurnaan penulisan berikutnya. Semoga Tugas Farmasi ini dapat
dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.
Surabaya, April 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Judul............ i
3
PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
BAB II
A.
1.
2.
3.
B.
C.
D.
E.
1.
2.
4.
Latar Belakang.........
Rumusan Masalah.......................................................................
Tujuan..........
Manfaat........
1
3
4
4
TINJAUAN PUSTAKA
Farmasi-Farmakologi .................... 5
Sifat fisikokimia dan rumus kimia obat.....
5
Farmasi Umum ..................
5
Farmakologi umum....
6
Farmakodinamik........... 7
Farmakokinetik......... 8
Toksisitas........... 8
Penyelidikan dan Penelitian yang Telah Dilakukan ..... 10
Methyldopa Hepatotoxicity: A Paradoxical High-Risk
Pregnancy..... 10
Study of Methyl Dopa Versus Labetalol in management
of Preeclampsia and Gestational Hypertension............ 10
3. Increased Autonomic Dysfunction in Subjects Treated with AlphaMethyldopa.................................................................................
Analytical Method Development for Simultaneous Estimation
of Saxagliptin and Methyldopa..................................................
11
11
12
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ... 14
B. Saran ............ 14
CONCLUSION.............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ......... 16
BAB I
PENDAHULUAN
kronik didasarkan
pada
riwayat
hipertensi
sebelum kehamilan atau kenaikan tekanan darah lebih besar atau sama
dengan 140/90 mmHg sebelum kehamilan minggu ke-20 dengan minimal dua
kali pengukuran menunjukkan hasil yang relatif sama. Hipertensi kronik
sendiri dibagi menjadi dua yaitu hipertensi kronik ringan dengan tekanan
diastolik kurang dari 110 mmHg dan hipertensi kronik parah dengan tekanan
diastolik 110 mmHg atau lebih. Wanita hamil dengan hipertensi kronik ini
dapat meningkatkan resiko terjadinya preeklamsia, pengasaran plasenta,
morbiditas dan mortalitas bayi, penyakit kardiovaskuler dan ginjal. Hipertensi
gestasional sendiri merupakan perkembangan peningkatan tekanan darah
lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg tanpa gejala preeklamsia, setelah
kehamilan minggu ke-20. Umumnya tekanan darah akan kembali normal
tanpa terapi obat.Preeklamsia digambarkan sebagai kejadian hipertensi,
udem, dan proteinuria (protein dalam urin) setelah kehamilan minggu ke-20
dengan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Preeklamsia dapat dibagi
menjadi preeklamsia ringan dan parah. Preeklamsia disebabkan oleh
kegagalan perpindahan trompoblastik ke arteri uterus sehingga terjadi
kerusakan pada plasenta dan kegagalan adaptasi sistem kardiovaskuler
(peningkatan volume plasma dan penurunan resistensi pembuluh sistemik).
Perubahan tersebut menyebabkan pengurangan perfusi pada plasenta, ginjal,
liver, dan otak. Resiko preeklamsia pada ibu hamil adalah kejang, hemoragi
otak, pengasaran plasenta, udem pada paru, gagal ginjal, hemoragi hati dan
kematian. Pada bayi dapat beresiko pertumbuhan yang lambat, hipoksemia,
asidosis, prematur, dan kematian.6
Tatalaksana hipertensi pada kehamilan dilakukan dengan terapi
farmakologi bila terdapat tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmHg dan
tekanan darah diastoliknya melebihi 100-105 mmHg. Tujuan terapi
2
merokok,
dan
menghindari
minuman
beralkohol. Terapi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Farmasi-Farmakologi
1. Sifat Fisiko-Kimia dan Rumus Kimia Obat
b. Farmakologi Umum :
Metildopa merupakan prodrug yang dalam SSP menggantikan kedudukan
DOPA dalam sintesis katekolamin dengan hasil -metilnorepinefrin.
Metildopa menurunkan resistensi vaskuler tanpa banyak mempengaruhi
frekuensi dan curah jantung. Obat ini termasuk golongan 2-agonis sentral
yang mempunyai mekanisme kerja dengan menstimulasi reseptor 2adrenergik di otak. Stimulasi ini akan mengurangi aliran simpatik dari pusat
vasomotor di otak. Pengurangan aktivitas simpatik dengan perubahan
parasimpatik akan menurunkan denyut jantung, cardiac output, resistensi
perifer, aktivitas renin plasma, dan refleks baroreseptor. Berbeda dengan
obat-obat antihipertensi yang lain metildopa tidak mengganggu fungsi renal
dan tidak mengurangi curah jantung pada orang muda. Metildopa aman bagi
ibu dan anak, dimana telah digunakan dalam jangka waktu yang lama dan
belum ada laporan efek samping pada pertumbuhan dan perkembangan
anak. Metildopa memiliki faktor resiko B pada kehamilan.9
Metildopa merupakan pilihan utama untuk pengobatan hipertensi pada
kehamilan karena terbukti aman untuk janin, selain itu metildopa juga
diindikasikan untuk hipertensi esensial yang ringan atau yang berat,
hipertensi nefrogenik. Kontra indikasi pemakaian metildopa antara lain
depresi, feokromositoma, porfiria, hipersensitifitas dan pasien dengan
penyakit hati aktif seperti sirosis atau hepatitis akut.
Efek samping yang paling sering adalah sedasi, hipotensi postural, pusing,
mulut kering dan sakit kepala. Efek samping lain adalah depresi, gangguan
tidur, impotensi, kecemasan, penglihatan kabur dan hidung tersumbat. Efek
samping lain yang jarang terjadi adalah anemia hemolitik autoimun,
6
Distribusi
Metabolisme : liver
7
Ekskresi
: 50-70%
melalui
urin
dalam
konjugasi
dengan
sulfat
(methyldopa-o-sulfate) dan 25% dalam bentuk utuh (3-methoxymethyldopa). Proses ekskresi selesai dalam waktu 36 jam
Bioavailabilitas : oral 20-50%
Ikatan Protein : minimal
Waktu Paruh : sekitar 2 jam (105 menit), tetapi efek puncak tercapai setelah 6-8
jam pemberian oral atau iv, efektivitas berlangsung sampai 24
jam
Onset
Durasi
D. Toksisitas
Kebanyakan efek samping metildopa berhubungan dengan susunan saraf pusat.
Diantaranya , yang sering terjadi adalah sedasi yang jelas, terutama pada
permulaan pengobatan. Pada pengobatan jangka panjang, pasien bias mengeluh
kelemahan mental menetap dan gangguan konsentrasi mental. Bisa timbul
mimpi buruk, depresi mental, vertigo daan tanda ekstrapiramidal meskipun
relative jarang. Laktasi yang berhubungan dengan peningkatan sekresi prolaktin
dapat terjadi pada pria atau wanita yang diobati dengan metildopa. Toksisitas ini
mungkin melalui kerja pada mekanisme dopaminergik di dalam hipotalamus. 10
Efek samping yang paling sering adalah sedasi, hipotensi postural, pusing, mulut
kering dan sakit kepala. Sedasi seringkali hilang setelah minggu pertama terapi,
tetapi dapat terjadi lagi sewaktu dosis ditingkatkan. Ketajaman mental berkurang
pada beberapa penderita, tetapi reversible. Efek samping lainnya adalah
gangguan tidur, depresi mental, impotensi, kecemasan, penglihatan kabur, dan
hidung tersumbat. 9
E. Penyelidikan dan Penelitian yang Telah Dilakukan
1. Methyldopa Hepatotoxicity: A Paradoxical High-Risk Pregnancy 11
Oleh
Kasus
hipertensi,
lisinopril
dan
hydrochlorothiazide
sebelum
dengan PIH yang dipilih secara acak untuk menerima pengobatan labetalol
(grup A) atau metildopa (kelompok B). Penelitian ini menunjukkan tidak ada
perbedaan yang signifikan pada kelompok yang diberi labetolol dan
metildopa terhadap berat badan lahir, neonatal morbidity, dan status
kehamilan. Namun perbedaan yang signifikan ditemukan pada efektivitas
penurunan tekanan darah, labetolol merupakan obat yang lebih baik dalam
menurunkan tekanan darah dan menjaga level tekanan darah pada kondisi
optimal. Pemberian labetolol juga secara signifikan memperpanjang
kehamilan sehingga fetus dapat mencapai maturitas. Selain itu, dalam
penelitian ini juga dibahas tentang perbandingan efek samping metildopa
seperti pusing, sakit kepala, hidung tersumbat dan postural hipertensi,
sedangkan pada pemberian labetolol pasien hanya mengeluh sesak, efek
samping lain tidak diketahui.
3. Increased Autonomic Dysfunction in Subjects Treated with AlphaMetyldopa13
Oleh : Mariska Kruger, Oppel Greeff, Lizelle Fletcher, Prashilla Soma
Pembahasan : -methyldopa yang digunakan sebagai obat pilihan pertama
antihipertensi pada ibu hamil, khusunya di negara berkembang, belum
diketahui secara pasti mekanisme kerjanya, hanya berdasarkan hipotesis dari
penelitian sebelumnya (Halushka dan Keiser, 1974).
Penelitian yang
dilakukan di Pretoria, Afrika Selatan tahun 2015 ingin mengetahui apakah ada
perubahan pada sistem saraf simpatik yang terlihat pada tekanan darah, nadi,
variabel ECG, dan variabel nadi.
Hasil : Adanya perubahan sistem otonom tubuh pada penderita yang
mengonsumsi -methyldopa. Penelitian yang melibatkan dua kelompok, yang
satu diberi metildopa dan yang lain diberi plasebo, menunjukkan adanya
peningkatan dan penurunan sistem otonom pada kelompok yang diberi
metildopa. Hasil pemberian metildopa ialah adanya penurunan tekanan darah,
nadi, indeks stres jantung (cardio stress index), standard deviasi interval RR,
dan QTc, serta adanya kenaikan kompleks QRS, variabilitas nadi (HRV),
interval QT, konduktansi kulit, dan cortisol pada air liur.
10
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Selama kehamilan normal, resistensi vaskular perifer menurun sebagai
akibat vaskulator yang mengalami dilatasi. Jika resistensi perifer meningkat
terjadilah hipertensi. Gangguan hipertensi yang menjadi penyulit dalam
kehamilan sering dijumpai dan termasuk salah satu diantara 3 trias yang
11
mematikan
bersama
dengan
perdarahan
dan
infeksi
yang
banyak
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
CONCLUSIONS
1. Methyldopa as the drug of choice for pregnancy hypertension has an effect in
symphatic nerve system which can cause some trouble for the user (the mother)
2. Methyldopa can trigger a dangerous Hepatotoxic. However, methyldopa still
continue to be used especially in developing country for the cheap price and the
safety factor for the baby inside the womb.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. May, KA and Mahlmeister, LR. (1994). Maternal and neonatal nursing: Family-
15
16
17