HIPERTENSI PORTAL:
BAGIAN RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
B. HIPERTENSI PORTAL
D. EPIDEMIOLOGI
Insidensi hipertensi portal pada pasien tanpa sirosis hepatis belum jelas.
Diperkirakan terdapat 5-10% pasien hipertensi portal di negara maju dan
mencapai sepertiga pasien sirosis di negara-negara berkembang. Insidensi di
negara berkembang lebih tinggi oleh karena adanya peningkatan frekuensi
komplikasi infeksi. Pada pasien sirosis, kejadian hipertensi portal sangat umum
dan berhubungan dengan derajat keparahan penyakit hati. Penelitian otopsi
melaporkan prevalensi hipertensi portal 6-64%, sementara itu penelitian melalui
pemeriksaan ultrasonografi melaporkan prevalensi sebanyak 5-24%. Penelitian
otopsi sebanyak 24.000 cadaver di negara Swedia tahun 1970-1982 menunjukkan
prevalensi hipertensi portal sebanyak 1%.8
Predileksi seks kejadian hipertensi portal diketahui lebih banyak pada laki-
laki (60%) dibanding pada wanita.10
E. ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
H. TEKNIK PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Doppler
Vena porta merupakan pembuluh darah sistem portal yang paling mudah
untuk diakses. Panjang keseluruhan vena porta dievaluasi dari dinding anterior
abdomen, transduser diletakkan di subkostal dan paramedian kanan dan sedikit
oblik. Gambaran vena porta diperlihatkan dari hilum sampai ke bifurkasio
intrahepatika. Pada posisi ini, posisi tranduser sangat dekat dengan vena porta
meskipun pasien gemuk atau dengan keadaan asites. Ligamentum falsiforme juga
diperiksa untuk menyingkirkan adanya patensi vena paraumbilikal. Vena
mesenterika superior diperiksa melalui garis paramedian kanan atau axila
longitudinal. Vena-vena kolateral juga diperiksa dan dilacak keberadaanya sampai
ke kavum pelvis. Vena mesenterika inferior biasanya jarang terlihat, kecuali bila
ukurannya membesar bisa terlihat dengan potongan axila melalui ginjal kiri.16
Vena kava inferior diperiksa disepanjang bagian yang terlihat, dicatat bila
ada temuan pelebaran diameter atau peningkatan kecepatan fokal. Vena hepatika
terlihat dengan jelas dengan potongan oblik, subkostal atau interkostal.16
2. Splenomegali
3. Asites
Temuan asites merupakan tanda yang tidak spesifik, namun sangat sering
terlihat pada pasien dengan hipertensi portal (Gambar 8).7
Asites terjadi pada hipertensi portal merupakan konsekuensi ketidak
seimbangan hukum Starling. Gaya yang menjaga agar cairan tetap berada di
dalam pembuluh darah lebih kecil daripada gaya yang mendorong cairan untuk
keluar dari pembuluh darah. Pada hipertensi portal, peningkatan tekanan vena
portal mengakibatkan cairan bergerak keluar menuju ruangan intertisial. Ketika
kapasitas jaringan limpatik regional kewalahan menampung cairan ini maka akan
terjadi asites. Perkembangan asites ini berlanjut oleh karena terdapat vasodilatasi
vena splangnikus yang biasanya menyertai hipertensi portal. Vasodilatasi ini
membawa akibat penumpukan cairan di regio abdomen yang akan menyebabkan
penurunan volume efektif darah sistemik.12
4. Vena Porta
Aliran normal darah di dalam vena porta adalah menuju ke hati atau
hepatopetal baik pada saat sistol maupun diastol, dengan sedikit perubahan pada
fase pernafasan dan siklus jantung (gambar 14). Kebanyakan kasus hipertensi
portal aliran masih hepatopetal namun doppler spektral menunjukkan hilangnya
pengaruh fase pernafasan dan lebih menunjukkan pengaruh siklus jantung. seiring
peningkatan kelainan pada parenkim hati akan menyebabkan perubahan arah
aliran vena porta menjadi hepatofugal (Gambar 15).7
Kecepatan aliran vena porta pada populasi normal berkisar antara 13-23
cm/detik. Pada pasien dengan hipertensi portal, kecepatan aliran bervariasi dengan
adanya dan lokasi pirau. Kecepatan vena porta cenderung meningkat dengan
munculnya kolateralisasi vena paraumbilikal dan menurun bila terdapat
kolateralisasi splenorenal (Gambar 16).7
5. Arteri Hepatika
6. Vena Hepatika
a. Gastro-esophageal junction
Kolateralisasi pada regio ini berjalan antara vena koronaria dan gastrika
dengan vena esophagea sistemik. Terlihat jelas dengan pemeriksaan ultrasound
melalui lobus kiri hati (Gambar 20 A dan B). Kolateralisasi ini bisa mengancam
nyawa seiring perkembangannya menyebabkan perdarahan varises esophagus.
Diameter vena koronaria normal sekitar 6mm dan memiliki pola aliran
hepatopetal, sementara pada pasien hipertensi portal terlihat pembesaran diameter
(26% kasus) dan arah aliran menjadi hepatofugal (78% kasus).28
b. Vena Paraumbilikal
Kolateralisasi ini berasal dari vena portal sinistra dengan vena epigastrika
superior dan inferior di sekitar umbilikus. Kolateralisasi ini akan menyebabkan
rekanalisasi ligamentum teres dari ligamentum falsiformis sebagai sebuah struktur
tubular dengan diameter lebih dari 3mm. Arah aliran hepatofugal, kecepatan aliran
lebih dari 5cm/detik, dan tervisualisasi pada permukaan anterior hati merupakan
temuan yang sangat spesifik hipertensi portal (100%). Kolateralisasi pembuluh
darah epigastrik berjalan di bawah otot rektus abdominis, secara klinis tidak
terlihat, namun dengan pemeriksaan sonografi akan terlihat jelas (Gambar 21 A, B
dan C).7,29
d. Kandung Empedu
e. Instestinal
Jalur kolateralisasi ini muncul di sepanjang traktus gastrointestinalis yang
terletak di retroperitonial (kolon asenden, kolon desenden dan duodenum).
Terdapat hubungan vena pankreatikoduodenal, retroperitonial dan omentum
dengan vena-vena renalis, phrenikus, dan lumbalis. Kolateralisasi ini dapat dilihat
pada pemeriksaan sonografi bergantung pada ukuran dan keadaan banyaknya
udara di kolon.7
f. Hemoroid
PEMBAHASAN
Sistem portal adalah struktur sistem vena yang mengalirkan darah menuju
hati yang berasal dari saluran cerna di rongga abdomen, limpa, dan kantong
empedu. Vena porta masuk ke hati melalui porta hepatik, yang membagi menjadi
2 bagian yang masing-masing membagi menuju tiap lobus. Vena porta merupakan
penyatuan dari vena mesentrika superior dan lienalis. Vena porta terletak di
anterior kaput pankreas setinggi vertebra lumbal 2, sedikit sebelah kanan garis
tengah, memanjang 5,5-8 cm dari porta hepatik. Struktur vena porta di dalam hati
membentuk cabang yang mengaliri hati yang berjalan seiring dengan arteri
hepatika. Kecepatan aliran vena portal mencapai 1000-12000 ml/menit dan
memasok 72% kebutuhan oksigen total. Dalam keadaan normal tekanan vena
portal berkisar 7 mmHg.
Pada keadaan normal seluruh aliran vena porta akan diteruskan ke vena
hepatika, namun pada keadaan sirosis hepatis hanya 13%. Sisanya akan masuk ke
aliran kolateral. Terdapat empat kelompok aliran kolateral: a. Kelompok I,
merupakan daerah pertemuan aliran protektif dengan epitel absorbtif yakni:
daerah kardia dari lambung; tempat anastomis antara vena gastrika kiri, gastrika
superior dan vena gastrika breves dari sistem portal dengan vena intertorakalis;
diafragama-esofageal dan azygos minor dari sistem kaval. Keadaan ini akan
menghasilkan varises didaerah lapisan submukosa esofagus bagian bawah dan
fundus lambung. Di anus, pada anastomose vena hemorrhoid superior dari sitem
portal dengan vena hemorhoid media dan inferior dari sistem kaval; b. Kelompok
II, Di ligamen falciparum, melalui vena umbilicalis, peningggalan arteri umbilikus
janin; c. Kelompok III, bila terjadi kontak antara organ abdomen dengan jaringan
retro-peritoneal atau perlekatan pada dinding abdomen. Kolateral ini melibatkan
vena dari hati menuju diafragma, vena di ligamen spleno-renal dan omentum,
vena lumbalis dan vena dalam jaringan parut akibat laparotomi sebelumnya; d.
Kelompok IV, aliran vena portal menuju vena renalis sinistra. Aliran ini
memungkinkan melewati vena lienalis, atau vena diafragmatika, pankreatika,
adrenalis sinistra dan vena gastrika. Darah dari kolateral gasto-esofagal,
retroperitoneal dan sistem vena dari abdomen mencapai vena cava superior
malalui sistem azygos atau hemiazygos. Sebagian kecil masuk ke vena cava
inferior. Kolateralisasi ini dapat pula menuju vena pulmo.
Diagnosis hipertensi portal sering dibuat setelah terjadi pendarahan saluran
cerna bagian atas akibat varises esophagus pecah. Pemeriksaan endoskopi saluran
cerna atas merupakan pemeriksaan yang sangat penting untuk menetapkan ada
tidaknya varises esophagus. Penegakan diagnosis hipertensi portal dengan menilai
gambaran klinis, pemeriksaan laboratorium, dan pencitraan. Pencitraan non
invasif antara lain foto barium saluran cerna bagian atas, sonografi, computed
tomography (CT scan), magnetic resonance imaging (MRI) dan radionucleid
angiography. Pencitraan invasif antara lain arterial portography,
splenoportography dan transhepatic venography.
Diameter lumen vena porta diukur pada titik dimana vena porta
menyeberang vena cava inferior. Ukuran diameter 13mm atau lebih dikatakan
abnormal dan menjadi sebuah indikator adanya hipertensi portal. Dilatasi vena
porta ini memiliki spesifitas yang tinggi, namun sensitifitasnya rendah (40%). 20,21
Rendahnya nilai sensitifitas ini dikarenakan adanya jalur kolateral yang secara
bertahap memberikan penurunan tekanan sistem portal. Dalam keadaan normal,
ukuran vena porta bervariasi oleh sebab pernafasan, sehingga bila tidak terdapat
variasi diameter selama pernafasan dapat digunakan untuk identifikasi hipertensi
portal. Variasi diameter < 20% memiliki sensitifitas 80% dan spesifitas 100%.22
Pola aliran yang terbalik atau aliran hepatofugal merupakan temuan yang jarang,
dan menjadi petanda bernilai buruk untuk hipertensi portal (hanya terlihat pada 1-
8% penderita hipertensi portal).20 Pola aliran yang terbalik biasanya berhubungan
dengan penurunan ukuran diameter vena portal. Pola aliran hepatofugal sangat
berhubungan dengan derajat keparahan penyakit dan lokasi kolateralisasi. Bila
kolateralisasi terjadi di paraumbilikal, maka pola aliran masih menuju hati
(hepatopetal).30
Kecepatan aliran vena portal yang sangat rendah (kurang dari 2cm/detik)
sangat sulit dideteksi oleh karena sinyal doppler kurang dari ambang batas
peralatan sonografi ditambah lagi oleh karena modulasi akibat respirasi pasien.
Aliran vena porta yang stagnan (kecepatan 0cm/detik) dapat terlihat pada pasien
dengan kondisi sirosis hati tingkat lanjut.
Aliran vena porta yang terbalik dapat diamati pada saat tahanan intra-
hepatal lebih besar dari tahanan pembuluh darah kolateral. Peningkatan tahanan
intra-hepatal dapat dijelaskan dengan perubahan struktural yang terjadi, contohnya
perbesaran hepatosit, kolagenisasi ruang Disse dan sklerosis vena hepatika.
Kejadian aliran vena portal retrograde paling banyak diamati pada hipertensi
portal.
Ukuran limpa yang membesar hampir ditemui pada kebanyakan hipertensi
portal, namun tidak semua kasus menunjukkan tanpa perbesaran limpa. Petunjuk
ini kadang kala sulit digunakan manakala ada sebab penyakit lain yang
menyebabkan perbesaran limpa. Keberadaan asites tidak selalu diakibatkan oleh
komplikasi hipertensi portal. Biasanya asites muncul akibat penyakit parenkimal
hati yang menyebabkan kegagalan fungsi hepatosit.
Kolateralisasi pembuluh darah portal memiliki sensitifitas melebihi 90%
dan menjadi petanda yang sangat spesifik hipertensi portal. Kolateralisasi
paraumbilikal memiliki spesifitas 100%. Lokasi kolateralisasi dapat diprediksi
membuat petanda ini menjadi sangat praktis untuk mendiagnosis hipertensi portal.
Kolateralisasi yang paling banyak ditemui antara lain paraumbilikal, splenorenal
dan gastroesophageal. Kolateralisasi mesenterik dan perikolesistik agak jarang
ditemui.
Kolateralisasi paraumbilikal sangat mudah ditemui. Lokasinya berdekatan
dengan ligamentum teres dan dinding abdomen, penggunaan transduser linear
frekuensi tinggi akan meningkatkan sensitifitas. Lokasi kolateralisasi
paraumbilikal kadang-kala ditemukan sedikit jauh dari ligamentum teres
membentuk gambaran Caput medusae.
Lokasi kolateralisasi splenorenal memiliki variasi yang lebih banyak,
dapat terlihat di hilus limpa atau disebelah lateral batas antara limpa dan ginjal.
Kolateralisasi ini bergerak ke arah bawah, sebelah lateral dari ginjal kiri.
Bentuknya bisa berkelok-kelok, aliran yang sangat lambat dan sulit dideteksi.
Ukurannya bisa sedikit besar dan terlihat sebagai massa hipoekoik.
Kolateralisasi gastroesophageal merupakan kolateralisasi yang paling
bermakna secara klinis, namun lebih jarang terlihat pada pemeriksaan sonografi.
Hal ini disebabkan lokasinya yang jauh ke dalam abdomen (sekitar esophagus),
ukuran yang pendek, udara yang mengisi lambung dan variasi anatomi vaskular.
Vena gastrika sinistra kadangkala terlihat pada keadaan normal dengan ukuran
tidak lebih dari 4mm. Temuan kolateralisasi gastroesophageal dengan sonografi
bergantung pada identifikasi ukuran vena gastrika sinistra yang membesar dan
demonstrasi aliran hepatofugal.
BAB IV
KESIMPULAN
1. Tortora GJ, Derrickson BH. Anatomy Liver. In: Principles of Anatomy and
Physiology. Philadelphia: John Wiley & Sons;2008:p 944-89.
2. Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari H. 2010. Buku Ajar Gastroenterologi-
Hepatologi. Jilid 1. Cetakan I. Penerbit: Badan Penerbit IDAI. Hal:105-16.
3. Catalano O, Singh A, Uppot R, Hahn P, Cristina R, Sahani D, et al.
Vascular and Biliary Variants in the Liver: Implications for Liver Surgery.
RadioGraphics. 2008; 28: 359-78.
4. Hiatt JR , Gabbay J , Busuttil RW. Surgical anatomy of the hepatic arteries
in 1000 cases. Ann. Surg. 1994 ; 220 : 50-2 .
5. Henderson JM. Portal Hypertension. In: Gastrointestinal Surgery. Section
3, Chapter 12. Elsevier Health. Available from:
http://www.us.elsevierhealth.com/media/us/samplechapters/97807234306
98/9780723430698.pdf
10. Kim WR, Brown RS Jr, Terrault NA. Burden of liver disease in the
United States: Summary of a workshop conducted by the AASLD. May
2001.
Sumber: web.uni-plovdiv.bg/stu1104541018/docs/res/Liver.htm
Gambar 2
Gambar skematik sinusoid hati.
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Lobules_of_liver
Gambar 3
Gambar 5
Diagram skematik klasifikasi hipertensi portal berdasarkan letak anatomis. Evaluasi tekanan vena
portal (portal vein pressure/PVP) indirek dilakukan melalui kateterisasi vena kava bagian kaudal
menuju vena hepatika. Pengukuran tekanan bebas vena hepatika (free hepatic vein
pressure/FHVP) merupakan ukuran tekanan tekanan vena kava bagian kaudal. Inflasi balon kateter
akan memberikan informasi tekanan bendungan vena hepatika (wedged hepatic vein
pressure/WHVP). Tekanan WHVP merupakan gambaran tekanan sinusoidal hati, pada keadaan
normal lebih rendah dari PVP (1mmHg). Tekanan gradien vena hepatika (hepatic vein pressure
gradient/HVPG) merupakan selisih WHVP dengan FHVP. Gradien tekanan ini akan meningkat
pada hipertensi portal akibat proses sinusoidal dan post-sinusoidal. Pada hipertensi prehepatika
dan presinusoidal prehepatika nilai WHVP dan FHVP biasanya normal. Pada hipertensi portal
posthepatika nilai WHVP, FHVP, dan Central venous pressure/CVP meningkat.12
Tabel 1
Diagram 1
Diagram skematik penyebab hipertensi portal.7
Gambar 6
Gambar tampilan klinis pasien dengan sirosis hepatis dan hipertensi portal.
Sumber: Netter, F.H. The CIBA Collection of Medical Illustrations, Volume 3: Digestive System,
Part III, 1957.
Gambar 7
Lokasi insonasi sonografi duplex sistema vena splanikus pada pasien dengan kemungkinan
hipertensi portal (A=Vena portal/interkostal anterolateral kanan, B=Vena portal/subkostal
paramedian kanan, C=Cabang kanan vena portal/subkostal oblik kanan, D=Cabang kiri vena
portal/melalui subkostal oblik kanan, E=Hilus lienalis/interkostal kiri), F=Vena lienalis, G=Vena
gastrika, I=Vena hepatika).16
Gambar 8
Gambar sirosis hepatis, tampak ekostruktur parenkim hepar yang kasar, tepi yang tidak licin dan
adanya asites.
Sumber: http://www.stefajir.cz/?q=liver-sonography
Gambar 9
Gambar pasien sirosis hepatis dengan hipertensi portal, permukaan hati ireguler dan hipertropi
lobus kaudatus (LC).
Sumber: http://pictures.doccheck.com/com/photo/9368/size/m
Gambar 10
Gambar sonografi limpa yang membesar, tampak batas inferior limpa tumpul, terletak dibagian
medial bawah ginjal kiri.
Sumber: http://radiology-information.blogspot.com/2013/02/images-of-splenomegaly.html
Gambar 11
Sumber: http://emedicine.medscape.com/article/372708-overview#a22
Gambar 12
Gambar variasi normal diameter vena portal selama pernafasan.18
Gambar 13
Gambar sonografi sagital oblik hati menunjukkan dilatasi vena porta (22mm) pada pasien dengan
hipertensi portal. Sumber: http://emedicine.medscape.com/article/372708-overview#a22
Gambar 14
Gambar pola gelombang spektral vena portal normal. Tampak kecepatan cukup seragam dengan
sedikit variasi oleh sebab pernafasan dan gerakan pompa jantung.
Sumber: Govind BC,Dimitri AP,Andrea M,Oscar MN. Normal Doppler Spectral Waveforms of
Major Pediatric Vessels: Specific Patterns. RSNA.2008;28(3):691-706.
Gambar 15
Gambar aliran darah retrograde vena portal yang merupakan tanda khusus hipertensi portal yang
berat.
Sumber: Ultrasound of the liver. EFSUMB European Course Book. Christoph F. Dietrich, Carla
Serra, Maciej Jedrzejczyk.
Gambar 16
Gambar color dan doppler vena portal memperlihatkan aliran yang lambat dengan keepatan
maksimal 10 cm/detik pada pasien sirosis hepatis dengan hipertensi portal.
Sumber: Swart J, Sheth S. Role of Vascular Ultrasound in the Evaluation of Liver Disease.
Ultrasound Clin.2007;2:355-75.
Gambar 17
Gambar pelebaran arteri hepatika, tampak berkelok-kelok seperti pembuka botol ("corkscrew").
Hal ini terjadi karena peningkatan volume aliran darah untuk mengkompensasi penurunan aliran
darah di vena portal.
Sumber : Swart J, Sheth S. Role of Vascular Ultrasound in the Evaluation of Liver Disease.
Ultrasound Clin.2007;2:355-75.
Gambar 18
Gambar Aliran terbalik pada vena mesenterika superior.
Gambar 19
Gambar 20
Gambar varises gastrohepatika pada wanita berusia 20 tahun dengan riwayat hipertensi portal.
A.Sonografi grayscale menunjukkan struktur anekoik tubular multipel di sebelah posterior lobus
kiri hati, merupakan lokasi dari gasto-esophageal junction. B.sonografi doppler menunjukkan
struktur berkelok-kelok tersebut merupakan pembuluh darah, sesuai dengan varises
gastrohepatika.
Sumber: Swart J, Sheth S. Role of Vascular Ultrasound in the Evaluation of Liver Disease.
Ultrasound Clin.2007;2:355-75.
Gambar 21
Gambar Vena paraumbilikal pada seorang wanita berusia 51 tahun dengan riwayat sirosis.
A.sonografi doppler sagital menunjukkan pembuluh darah berukuran besar berasal dari vena portal
kiri menuju ke dinding anterior abdomen. B. Tampak pembuluh darah berkelok-kelok berjalan
dibawah dinding abdomen menuju ke umbilikus. C.Pemeriksan doppler menunjukkan pola
gelombang vena portal pada pembuluh darah tersebut.
Sumber: Swart J, Sheth S. Role of Vascular Ultrasound in the Evaluation of Liver Disease.
Ultrasound Clin.2007;2:355-75.
Gambar 22
Gambar varises di sekitar hilus limpa pada pasien hipertensi portal.
Sumber: http://radiology-information.blogspot.com/2013/02/ultrasound-images-of-
splenomegaly.html
Gambar 23
Gambar varises perikolesistik seorang pasien dengan riwayat hipertensi portal. Sonografi doppler
menunjukkan area vaskuler multipel dengan aliran yang meningkat di sekitar dinding kandung
empedu.
Sumber: http://ispub.com/IJRA/7/1/10073