Anda di halaman 1dari 4

Uji Fisher Exact

Seperti diketahui bahwa uji Fisher Exact digunakan sebagai uji alternatif Kai Kuadrat untuk
tabel silang (kontingensi) 2 x 2 dengan ketentuan, sampel kurang atau sama dengan 40 dan
terdapat sel yang nilai harapan (E) kurang dari 5. Uji Fisher Exact juga dapat digunakan
untuk sampel kurang dari 20 dalam kondisi apapun (baik terdapat sel yang nilai E-nya kurang
dari 5 ataupun tidak). Asumsi dari uji ini adalah data yang akan diuji mempunyai skala
pengukuran nominal
CONTOH KASUS 1 :
Sebuah studi kasus kontrol ingin melihat pengaruh merokok malam dengan kejadian kanker
paru, hasil yang diperoleh tersaji pada tabel silang berikut :

Dalam menghitung probailitas Fisher seperti tabel di atas akan mudah dilakukan, dikarenakan
salah satu sel-nya ada yang bernilai "0 (nol)". Sehingga kita tdk perlu lagi menghitung nilai
deviasi ekstrim-nya.
Penyelesaian tabel di atas, sebagai berikut :

Perlu diingat bahwa nilai Probabilitas yang diperoleh dari perhitungan di atas merupakan
perhitungan Uji Satu Sisi dan untuk melakukan Uji 2 sisi, tinggal mengalikan nilai di atas
dengan 2.

Kesimpulan :
Karena nilai P = 0,114 lebih besar dari nilai alfa =0,05, maka kita menerima Ho pada Uji Satu
sisi. Sedangkan Pada Uji 2 sisi di peroleh nilai P = 0,114*2 = 0,228, sehingga kita menerima
Ho. Jadi, baik pada Uji satu sisi maupun dua sisi, kita menyimpulkan tidak ada perbedaan
yang bermakna antara mereka yang merokok maupun tidak merokok pada malam hari
terhadap kanker paru.
KASUS 2
Masih kasus yang sama, cuma nilai sel-nya tidak ada yang bernilai "0 (nol)". :

Karena tidak ada sel yang nilainya "0", maka kita perlu membuat kemungkinan deviasi nilai
ekstrimnya :

Dengan menggunakan rumus yang sama, kita cari probabilitas dari masing-masing
kemungkinan tersebut. Hasil perhitungan sebagai berikut :
P (1) = 0,0048
P (2) = 0,0571
P (3) = 0,1714
P (4) = 0,1143
Untuk mengetahui nilai probabilitas Fisher Eexact kita akan menjumlahkan probabilitas soal
(kasus) dengan nilai probabilitas terkecilnya dari probabilitas yang diperoleh dari nilai
deviasi ekstrim.
Dari hitungan di atas, diketahui bahwa nilai probabilitas soal (P2) = 0,0571, sementara nilai
probabilitas terkecil dari probabilitas soal hanya P1.
Sehingga :

P = P(2) + P(1) = 0.0571 + 0,0048 = 0,0619 (Sekali lagi perhitungan ini adalah untuk uji satu
sisi).

Fisher Exact Test


Fisher test merupakan uji eksak yang diturunkan oleh seorang bernama Fisher,
karenanyadisebut uji eksak Fisher. Uji ini dilakukan untuk menguji signifikansi hipotesis
komparatif duasampel independen. Perbedaan uji fisher dengan uji chi square adalah pada
sifat kedua ujitersebut dan ukuran sampel yang diperlakukan. Uji fiher bersifat eksak
sedangkan uji chi square bersifat pendekatan. Uji chi square dilakukan pada data dengan
sampel besar, sedangkan ujiFisher dilakukan pada data dengan sampel kecil. Data yang dapat
diuji dengan fisher test ini berbentuk nominal dengan ukuran sampel n sekitar 40 atau kurang,
dan ada sel-sel berisikanfrekuensi diharapkan kurang dari lima. Perhitungan Fisher Test sama
sekali tidak melibatkan chi-square, akan tetapi langsung menggunakan peluang.
Langkah perhitungan fisher test adalah sebagai berikut:
1. Amati data yang akan diolah, jika data berupa sampel independent dengan ukuran
yangkecil yakni sekitar 40 atau kurangnya, maka uji ini dapat dilaksanakan. Tentukan
taraf signifikansi yang diinginkan. Misal = 0,05
2. Sajikan data dalam bentuk tabel kontingensi 2x2
3. Buatlah tiga tabel kontingensi yang terdiri dari 1 tabel hasil pengamatan dan 2 tabelekstrim
yang melukiskan penyebaran sampel secara ekstrim.
4. Hitung P untuk setiap tabel, sehingga didapat
dengan indeks P diambil darifrekuensi sel terkecil dalam setiap tabel.Sehingga P=
5. Bandingkan nilai P hitung dengan nilai taraf signifikan (
Jika P >maka Ho diterima
Jika P < maka Ho ditolak
6. Simpulkan sesuai dengan hasil pengujian di atas. Apabila Ho ditolak maka ada
asosiasiantara 2 faktor.
Contoh Kasus:Pada suatu penelitian disebutkan bahwa ada kecenderungan para birokrat lebih
menyukai mobil berwarna gelap, dan para kademisi lebih menyukai mobil berwarna terang.
Untuk membuktikanhal itu dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan sampel secara
random. Dari 8 orang birokrat yang diamati, 2 orang menyukai mobil warna terang dan
6 orang menyukai mobil warnaterang. Dan dari 32 orang akademisi yang diamati, 18 orang
menyukai warna terang dan 14orang menyukai warna gelap.
Berdasarkan kasus di atas maka dapat didentifikasi sebagai berikut:
1.Judul penelitian dapat dirumuskan:Kecenderungan Birokrat dan Akademisi dalam memilih
warna mobil.
2. Variabel penelitian: warna mobil
3.Rumusan masalah:Adakah perbedaan Birokrat dan Akademisi dalam memilih warna mobil?
4.Sampel: birokrat 8 orang dan akademisi 32 orang
5. Hipotesis:
Ho: Tidak terdapat perbedaan antara Birokrat dan Akademisi dalam memilih warnamobil
H1: Terdapat perbedaan antara Birokrat dan Akademisi dalam memilih warna mobil
6. Kriteria pengujian hipotesisHo diterima bila harga P hitung lebih besar dari taraf signifikan
yang ditetapkan.
7.Pengujian Hipotesis:

a. Karena jumlah sampel adalah 40, maka uji eksak fisher dapat dilakukan. Misalditetapkan
taraf signifikan = 0,05
b. Menyajikan data penelitian dalam tabel kontingensi 2x2

Anda mungkin juga menyukai