Anda di halaman 1dari 3

Skenario 2: Euthanasia Pilihan Terakhir

Learning objective
1. Euthanasia di Indonesia
1.1 Definisi Euthanasia
Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk
memperpanjang hidup seorang pasien atau dengan sengaja melakukan
sesuatu untuk memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang pasien,
dan ini dilakukan untuk kepentingan pasien sendiri. [Euthanasia Study
Group dari KNMG (Ikatan Dokter Belanda)]
1.2 Jenis-Jenis Euthanasia
Tata laksana:
a. Euthanasia Aktif:
Perbuatan yang dilakukan secara medic melalui intervensi aktif oleh
seorang dokter dengan tujuan untuk mengakhiri hidup manusia. Terbagi
menjadi 2:
- Euthanasia Aktif Langsung (direct) / Mercy Killing:
Dilakukannya tindakan medik secara terarah yang diperhitungkan akan
mengakhiri hidup pasien, atau memperpendek hidup pasien.
- Euthanasia Aktif Tidak Langsung (indirect):
Saat dokter atau tenaga kesehatan melakukan tindakan medic untuk
meringankan penderitaan pasien, namun mengetahui adanya risiko
tersebut dapat memperpendek atau mengakhiri hidup pasien.
b. Euthanasia Pasif:
Perbuatan menghentikan atau mencabut segala tindakan atau pengobatan
yang perlu untuk mempertahankan hidup manusia
Atas permintaan:
a. Euthanasia Voluntir / Euthanasia Sukarela (atas permintaan pasien):
Euthanasia yang dilakukan atau permintaan pasien secara sadar dan
diminta berulang-ulang
b. Euthanasia Involuntir (tidak atas permintaan pasien):
Euthanasia yang dilakukan saat pasien tidak dalam keadaan sadar,
biasanya keluarga pasien yang meminta dilakukannya tindakan
euthanasia.
(Etika Kedokteran dan Hukum ed. 4)
1.3 Hukum Euthanasia di Indonesia (KODEKI, KUHP)
a. Pasal 344 KUHP
Barang siapa menghilangkan nyawa orang lain atas permintaan orang
itu sendiri, yang disebutnya dengan nyata dan dengan sungguh-sugguh,
dihukum penjara selama lamanya dua belas tahun.
b. Pasal 338 KUHP
Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain,
dihukum karena makar mati, dengan penjara selama-lamanya lima
belas tahun.
c. Pasal 340 KUHP
Barang siapa dengan sengaja dan direncanakan lebih dahulu
menghilangkan jiwa orang lain, dihukum, karena pembunuhan
direncanakan (moord), dengan hukuman mati atau penjara selama-

lamanya seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya atau


puluhan tahun.
d. Pasal 359 KUHP
Barang siapa karena salahnya menyebabkan matinya orang dihukum
penjara selama-lamanya lima tahun atau kurungan selama-lamanya
satu tahun.
e. Pasal 7d KODEKI
Setiap dokter harus senantiasa mengingat kewajiban melindungi
hidup makhluk insani.
1.4 Prinsip Bioetik, Moral dan Profesionalisme dari Euthanasia
4 Kaidah Dasar Bioetika(KDB)
1. Beneficence
Dalam arti prinsip bahwa seorang dokter harus memberikan perlakuan
yang terbaik bagi pasien, serta memberikan kemudahan bagi pasien
untuk mengambil langkah positif seperti memaksimalisasi akibat baik
dibanding buruk. Ciri-ciri:
Mengutamakan alturisme
Memandang pasien atau keluarganya bukanlah suatu tindakan yang
hanya menguntungkan dokter
Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak daripada keburukan
Menjamin kehidupan baik minimal seseorang
Memaksimilisasi hak-hak pasien secara keseluruhan
Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal baik
seperti yang orang lain harapkan
2. Non-Maleficence
Suatu kondisi dimana dokter tidak memperburuk keadaan pasien dan
memilih pengobatan yang paling kecil risikonya untuk pasien. Ciriciri:
Menolong pasien gawat darurat
Mengobati pasien yang luka
Tidak memandang pasien sebagai objek
Manfaat pasien lebih banyak daripada dokter
Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
Tidak melakukan white collar crime
3. Justice
Prinsip dimana dokter wajib memberikan perlakuan sama rata serta
adil untuk kenyamanan pasien. Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan
politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial,dan
kewarganegaraan tidak boleh mengubah sikap dan pelayanan dokter
terhadap pasiennya. Ciri-ciri:
Memberlakukan sega sesuatu secara universal
Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia
lakukan
Tidak membedakan pelayanan terhadap pasien atas dasar
SARA, status sosial

4. Self determination: Otonomi


Seorang dokter wajib menghormati martabat dan hak manusia. Ciriciri:
Menghargai hak menentukan nasib sendiri
Tidak mengintervensi pasien dalam mebuat keputusan
Menjaga rahasia pasien
Menjaga rasionalitas pasien
Tidak berbohong pada pasien meskipun demi kebaikannya
1. Hanafiah, J., Amri amir. 2009. Etika Kedokteran dan Hukum/Kesehatan (4th ed).
Jakarta: EGC.
2. 2. Hartono, Budiman., Salim Darminto. 2011. Modul Blok 1 Who Am I? Bioetika,
Humaiora dan Profesoinalisme dalam Profesi Dokter. Jakarta: UKRIDA.
2. Pandangan Islam Tentang Euthanasia
2.1 Al-Quran dan Hadits
Az-Zumar Ayat 53
Katakanlah: Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas
terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi
yang Maha Penyayang. (Departemen Agama RI, 1992:753)
Al-Anam Ayat 151
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) melainkan dengan sesuatu sebab yang benar.
(Departemen Agama RI, 1992:214)
An-Nisa Ayat 29
Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah
Maha Penyayang kepadamu. (Departemen Agama RI, 1992:214)
Al-Mulk Ayat 2
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya dan Dia Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun (Departemen Agama, 1989:955).

Anda mungkin juga menyukai