jagung, butir cantel, rempah rempah, tebu, kacang-kacangan (peas & beans),
terutama koro krupuk, & almonds. Pada buah sianida ditemukan pada jeruk,
apel, pear, cherry, apricot, prune, plum. Dari berbagai tanaman yang
mengandung sianida ini, keracunan sianida paling banyak dilaporkan setelah
memakan singkong dan kacang. Hal ini mungkin disebabkan karena singkong
pada beberapa negara yang baru berkembang masih menjadi makanan utama.3
Terdapat beberapa cara masuknya sianida ke dalam tubuh yaitu,
1. Inhalasi. Pada pembakaran yang tidak sempurna dari produk sintetis yang
mengandung carbn dan nitrogen seperti plastik, hidrogen sianida dilepas
ke udara.4 Zat ini sangat mudah terdispersi dalam udara dan mengakibatkan
munculnya gejala dalam hitungan detik hingga menit.
2. Kontak langsung hidrogen sianida dalam bentuk cair pada kulit dapat
menimbulkan iritasi. Efek yang muncul tergantung dari kemampuan
penetrasi epidermal sianida, kelarutannya dalam lemak, kelembapan kulit,
luas dan lama area kontak, serta konsentrasi cairan yang mengenai korban
Gejala muncul segera setelah paparan atau paling lambat 30 sampai 60
menit.3
3. Tertelan bentuk garam sianida sangat fatal. Karena sianida sangat mudah
terserap masuk ke dalam saluran pencernaan. Tidak perlu melakukan atau
merangsang korban untuk muntah, karena sianida sangat cepat berdifusi ke
jaringan. Gejala muncul paling lambat pada rute ini. Berat ringanya gejala
sangat tergantung dari jumlah zat yang masuk dan kemampuan
detoksifikasi tubuh.3
Setelah terabsorpsi, inhalasi dan percutaneus sianida secara cepat akan
terdistribusi di sirkulasi. Sementara peroral sodium dan potasium sianida akan
melewati detoksifikasi hati terlebih dahulu. Distribusi sianida sangat cepat dan
merata di seluruh jaringan akan tetapi pada beberapa tempat konsentrasinya
tinggi seperti pada hati, paru, darah, otak. Pada orang yang meninggal karena
inhalasi sianida, kadar sianida dalam jaringan paru, darah, otak masing-masing
0,75; 0,41; 0,32mg/100g. Dalam darah sianida akan terkonsentrasi pada sel
darah merah dan sedikit di plasma maka dari itu konsentrasi sianida plasma
menggambarkan konsentrasi sianida jaringan.4
asidosis laktat akan menekan CNS, area paling sensitif terhadap anoksia, yang
menyebabkan henti nafas dan kematian.4
Pada kasus keracunan sianida peroral, efek racun menjadi lebih kronis
dan ringan karena pada jalur ini, sianida terlebih dahulu melewati detoksifikasi
hati. Akan tetapi paparan sianida yang terus menerus dapat mengakibatkan
berkurangnya dopamine yang diasosiasikan dengan timbulnya parkinson yang
progresif. Intoksikasi sub letal dari sianida juga dapat menimbulkan distonia.
Detoksifikasi sianida oleh hati melibatkan enzim mitokondria rhodanese yang
mengkatalisasi transfer gugus sulfur dari thiosulfate menjadi thiosianat yang
merupakan rate limiting step. Sebanyak 80% metabolisme sianida melaui jalur
ini. Jalur lain, sianida didetoksifikasi melalui penggabungan gugus sian (CN)
dengan hidroksikobalamin menjadi cyanocobalamin (vitamin B12). Thiosianat
nantinya akan dibuang melalui urine sementara cyanocobalamin akan dipakai
sebagai kofaktor berbagai reaksi lain di tubuh. Walaupun sebagian besar HCN
telah dibuang dalam bentuk tiosianat ke urine, bentuk bebasnya masi terdapat di
paru, air liur dan keringat.4
7. Urine. Ekskresi sianida pada urine dalam beberapa bentuk salah satunya
adalah tiosianat.9 Pada orang yang tidak merokok konsentrasi tiosianat
berkisar antara 1-4mg/L sementara pada perokok konsentrasinya hingga 312mg/L.10
Penting untuk membawa sampel ke laboratorium sesegera mungkin
(dalam beberapa hari) untuk menghindari struktur sianida yang tidak seperti
aslinya lagi dalam sampel darah yang telah disimpan. Hal ini biasanya dapat
terjadi akibat suhu ruangannya, sehingga jika ada penundaan, sampel darah dan
jaringan sebaiknya disimpan pada suhu 4 derajat celcius dan harus dianalisa
sesegera mungkin. Akan tetapi kualitas sampel telah menurun walaupun dengan
adanya pendingin. Lebih dari 70% isi sianida dapat hilang setelah beberapa
minggu, akibat reaksi dengan komponen jaringan dan konversi menjadi
thiosianad. Sebaliknya, sampel postmortem yang terlalu lama disimpan dapat
menghasilkan sianida akibat reaksi dari bakteri. Pencegahan terhadap hal ini
dengan mempergunakan kontainer yang berisi 2% sodium flourida.9
Metode Analisa Kimia
a. Uji Kertas Saring. Kertas saring dicelupkan ke dalam asam pikrat jenuh
dan dibiarkan hingga lembap. Teteskan 1 tetes isi lambung, diamkan
hingga agak kering lalu ditetesi NA2CO3 10%. Uji positif bila terbentuk
warna ungu. Metode lain adalah dengan mempergunakan larutan KCl.
Kertas saring dicelupkan dalam larutan ini lalu dikeringkan dan dipotong
kecil. Kertas lalu dicelupkan ke dalam darah korban. Hasil positif jika
warna berubah merah terang. Apabila terjadi keracunan masal dapat
dipakai cara pemeriksaaan menggunakan kertas saring dengan metode
berbeda yaitu kertas saring dicelupkan ke dalam larutan HJO3 1%
kemudian larutan kanji 1% dan keringkan. Setelah kertas kering dapat
dipotong kecil-kecil seperti kertas lakmus. Letakkan dibawah lidah hingga
terbasahi oleh air liur. Uji positif bila warna berubah biru, dan negatif bila
tidak berubah.2
b. Reaksi Schonbein-Pagentecher (Reaksi Guacajol) dapat dipakai untuk
skrining. Metode ini akan memberikan hasil positif jika jaringan atau isi
lambung mengandung sianida, klorin,nitrogen oksida, atau ozon.
Masukkan 50mg isi atau jaringan lambung ke dalam botol elenmeyer.
Kertas saring dicelupkan ke dalam larutan guacajol 10% dalam alkohol lalu
dikeringkan. Celupkan lagi kertas saring ke dalam larutan 0,1%CuSO4
dalam air dan gantungkan diatas jaringan dalam botol elenmeyer. Bila isi
lambung alkalis dapat ditambahkan asam tartrat untuk mengasamkan
sehingga KCN mudah terurai. Botol lalu dihangatkan. Jika terbentuk warna
biru-hijau pada kertas saring maka hasil reaksi positif.2
c. Metode mempergunakan isi atau jaringan lambung dapat pula memakai
reaksi Prussian Blue. Isi atau jaringan lambung didestilasi dengan destilator
yaitu 5ml destilat, 1ml NaOH 50%, 3 tetes FeSO4 10% dan 3 tetes FeCl
5%. Panaskan hingga hampir mendidih lau dinginkan dan tambahkan HCl
pekat hingga terbentuk endapan Fe(OH)3. teruskan hingga endapan larut
kembali dan terbentuk warna biru berlin.2
d. Gettler-Goldbaum mempergunakan 2 flange atau piringan yang diantaranya
diselipkan kertas saring wathon no 50 yang digunting sebesar flange.
Kertas saring lalu dicelupkan kedalam larutan FeSO4 10% selama 5 menit
keringkan lalu dicelupkan ke dalam larutan NaOH 20% selama beberapa
detik. Letakkan dan jepit kertas saring diantara kedua flange. Panskan
bahan dan salurkan uap yang terbentuk hingga melewati kertas saring jika
berubah menjadi biru maka hasil dinyatakan positif.2
Analisa Sianida pada darah dapat mempergunakan metode calorimetrik.
Metode ini yang mempergunakan reagent pyrazolone merupakan teknik
konvensional untuk kuantifikasi sianida pada darah dan jaringan. Kelemahan
utama dari teknik ini adalah pengerjaannya yang rumit dan memakan waktu.
Cara yang lebih simpel, cepat dan tetap dapat dipercaya untuk kuantifikasi dari
DAFTAR PUSTAKA
1. Idries, AM. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Binarupa
Aksara: Jakarta.
2. Budiyanto A, dkk. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran
Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.
3. Utama,
Harry
Wahyudy,
2006,
Keracunan
Sianida,
8. Bismuth, C., Clarmann, M.V., Dijk, A.V., Mallinckrodt, M.G.V., Hall., Heijst,
A.N.P., Marrs, T.C., Meredith, T.J., Parren, A.C.G.M., Persson, H., Taitelman,
U., 1993, Antidote for Poisoning by Cyanide, Cambrige University Press.
9. Chishiro T, 2000. Clinical Aspect of Accidental Poisoning with Cyanide.
Asian Medical Journal 43(2) : 59-64.
10. IPCS. 2004. Hydrogen cyanide and cyanide : Human health aspect. Geneva,
World Health Organization, International Programme on Chemical Safety
(Concise International Chemical Assessment Document No. 61). Diakses pada
tanggal 23 Juni 2016.
11. Knight, B., 1996. Forensic Pathology. Edward Arnold, A Division of Hodder
and Stonghton. London.
12. Kumar, V., Abbas, A.K., Fausto, N., 2005.Robbins and Cotran: Pathologic
Basis of Disease Seventh Edition. Elsevier Saunders Inc. Philadelphia.