Analisis Rasio Laporan Keuangan
Analisis Rasio Laporan Keuangan
Oleh :
I.B. GEDE AGASTYA MAHARDIKA
(1515351172)
PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
(Rasio ini menunjukkan pula tingkat efisiensi investasi yang nampak pada
tingkat perputaran aktiva, apabila perputaran aktiva meningkat dan net profit
margin tetap maka earning power juga akan meningkat)
d. Return on Investment (ROI), menunjukkan kemampua perusahaan
menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan.
Rate of Return Investment (ROI) = Laba Setelah Pajak / Total Aktiva x 100%
e. Return on Equity (ROE), rasio untuk mengukur kemampuan equity untuk
menghasilkan pendapatan bersih.
Return on Equity (ROE) = Laba Setelah Pajak / Modal sendiri x 100%
3) Financial Leverage
Financial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk
membiayai investasinya. Penggunaan utang itu sendiri bagi perusahaan mengandung
tiga dimensi:
1. Pemberi kredit akan menitik beratkan pada besarnya jaminan atas kredit yang
diberikan,
2. Dengan menggunakan utang maka apabila perusahaan mendapatkan keuntungan
yang lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik perusahaan keuntunganya
akan meningkat
3. Dengan menggunakan utang maka pemilik memperoleh dana dan tidak
kehilangan pengendalian perusahaan.
Ada beberapa jenis Financial Leverage antara lain :
a. Debt Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin
hutang-hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya.
Total Debt to Assets Ratio = Total Hutang / Total Aktiva x 100%
maka
harus
konsisten.
Perusahaan
yang
perputaran
persediaannya yang makin tinggi itu berarti makin efisien, tetapi perputaran
yang terlalu tinggi juga tidak baik, untuk itu perlu ditentukan keseimbangan.
c. Perputaran Aktiva Tetap, adalah rasio antara penjualan dengan aktiva
tetap neto. Rasio ini menujukkan bagaimnana perusahan menggunakan
aktiva tetapnya seperti gedung, mesin-mesin, perlengkapan kantor.
Perputaran aktiva tetap = Penjualan / Aktiva Tetap
d. Perputaran Total Aktiva menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan
menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan
mendapatkan laba. Tingkat perputaran ini juga ditentukan oleh perputaran
elemen aktivanya itu sendiri.
Perputaran total aktiva = Penjualan / Total Aktiva
1991
1992
Pasiva
1991
1992
Kas
22
25
Hutang Dagang
91
89
Sekuritas
10
15
Hutang Wesel
40
20
Piutang
170
176
Hutang Pajak
30
32
Persediaan
117
112
Hutang Bank
120
120
319
328
Kewajiban Lancar
281
261
700
700
Hutang Jk Panjang
200
100
Akum. Penyusutan
-100
-150
Total Hutang
481
361
600
550
Modal Sendiri
Saham
300
300
138
217
Total Modal
438
517
Total Aktiva
919
878
Total Pasiva
919
878
Setelah neraca tabel 1 diolah dengan analisis common size maka hasilnya seperti di
tabel 2 berikut:
Tabel 2
Perusahaan ABC
1991
1992
Pasiva
1991
1992
Kas
2,4%
2,8%
hutang dagang
9,9%
10,1%
Sekuritas
1,1%
1,7%
hutang wesel
4,4%
2,3%
Piutang
18,5%
20,0%
hutang pajak
3,3%
3,6%
Persediaan
12,7%
12,8%
hutang bank
13,1%
13,7%
30,6%
29,7%
76,2%
79,7%
hutang jk panjang
21,8%
11,4%
akum.penyusutan
10,9%
17,1%
total hutang
52,3%
41,1%
65,3%
62,6%
modal sendiri
Saham
32,6%
34,2%
15,0%
24,7%
total modal
47,7% 58,9%
total pasiva
100%
total aktiva
100%
100%
100%
Penjelasan:
1. Penyajian dalam bentuk common size akan mempermudah pembaca laporan
keuangan.
2. Untuk laporan neraca common base-nya/tahun dasar adalah total aktiva sedangkan
laba rugi adalah penjualan netto.
3. Kas dengan Angka 2,4% diperoleh dari kas sebesar 22 dibagi 919 dikalikan 100%.
Begitu juga untuk data yang lain.
4. Pada sisi aktiva nampaknya tidak banyak terjadi perubahan kompisisi (hanya aktiva
lancar sedikit meningkat dari tahun 92 dengan tahun 91), sementara pada sisi pasiva
nampak bahwa komponen modal sendiri meningkat cukup berarti. Yaitu dari 47,7%
menjadi 58,9% (terjadi peningkatan 11,2% sedangkan laba ditahan juga meningkat
9,7%).
Begitu juga dengan laporan laba rugi = common base /tahun dasar= penjualan netto
1991
Penjualan = 1000 cs 1000/1000 = 100%
Hpp = 900, cs 900/1000 = 90%
Laba = 100 = cs = 100/1000 = 10%
1992
= 1200 cs 1200/1200 = 100%
= 950 cs 950/1200 = 79%
= 250 = cs = 250/1200 = 21%
Keterangan.
1. Terjadi penurunan HPP dari 90%-79% berarti terjadi peningkatan laba baik
nominal/persentase.
2. Laba tahun 1991 adalah sebesar 10% sedangkan tahun 1992 adalah sebesar 21%,
lebih baik dari tahun sebelumnya.
Perusahaan ABC
Neraca
Periode 31 Desember 1991 dan 1992 (jutaan) rupiah
Aktiva
1991 1992
Kas
22
25
hutang dagang
91
89
Sekuritas
10
15
hutang wesel
40
20
Piutang
170
176
hutang pajak
30
32
Persediaan
117
112
hutang bank
120
120
319
328
kewajiban lancar
281
261
700
700
hutang jk panjang
200
100
akum.penyusutan
-100
-150
total hutang
481
361
600
550
modal sendiri
Saham
300
300
138
217
total modal
438
517
total pasiva
919
878
total aktiva
919
878
Perusahaan ABC
Neraca Indeks 1991 = 100
Periode 31 Desember 1991 dan 1992 (jutaan) rupiah
Aktiva
1991
1992
Pasiva
1991
1992
Kas
100%
113,6%
hutang dagang
100%
97,8%
Sekuritas
100%
150,0%
hutang wesel
100%
50,0%
Piutang
100%
103,5%
hutang pajak
100%
106,7%
Persediaan
100%
95,7%
hutang bank
100%
100,0%
100%
102,8%
kewajiban lancar
100%
92,9%
100%
100,0%
hutang jk panjang
100%
50,0%
akum.penyusutan
100%
150,0%
total hutang
100%
75,1%
100%
91,7%
modal sendiri
100%
Saham
100%
100% 157,2%
100,0%
total modal
total aktiva
100% 95,5%
total pasiva
100%
95,5%
Keterangan:
Tahun 1991 sebagai tahun dasar.
Angka 113,6% diperoleh dari perbandingan kas 1992 dengan 1991.
Penyajian dengan cara indeks menunjukkan bahwa hampir semua komponen aktiva
lancar meningkat sedangkan untuk aktiva tetap menurun. Hal ini bukan berarti
perusahaan telah menjual aktiva tetap akan tetapi penurunan disebabkan karena adanya
depresiasi/penyusutan.
Pada sisi pasiva peningkatan mencolok terjadi pada laba ditahan, dan terjadi penurunan
pada hutang bank dan hutang jangka panjang,
Kesimpulan yaitu permodalan perusahaan semakin baik dan menguat.
Laporan Rugi Laba PT. Silih Berganti
Periode 1/1-31/12
1986
1987
1988
1989
Penjualan Bersih
112.760
121.781
143.750
210.967
HPP
85.300
89.736
94.580
132.800
Laba Kotor
27.460
32.045
49.170
78.167
Biaya Pemasaran
6.540
8.300
7.960
13.600
Biaya Adm&Umum
9.400
8.900
10.685
18.300
EBIT
11.520
14.845
30.525
46.267
Bunga Utang
3.160
4.250
7.400
9.980
8.360
10.595
23.125
36.287
Pph 48%
4.013
4.283
9.250
14.515
4.347
6.357
13.875
21.772
PembayaranDividen
2.800
3.000
5.400
7.500
Laba Ditahan
1.547
3.357
8.475
14.272
1986
1987
1988
1989
Penjualan Bersih
100,00%
108,00%
127,48%
187,09%
110,88%
HPP
100,00%
105,20%
155,69%
Laba Kotor
100,00%
116,70%
179,06%
284,66%
Biaya Pemasaran
100,00%
126,91%
121,71%
207,95%
Biaya Adm&Umum
100,00%
94,68%
113,67%
194,68%
EBIT
100,00%
128,86%
264,97%
401,62%
Bunga Utang
100,00%
134,49%
234,18%
315,82%
100,00%
126,74%
276,61%
434,06%
Pph 48%
100,00%
105,61%
230,50%
361,69%
100%
146,24%
319,19%
500,86%
Keterangan:
Tahun 1986 sebagai tahun dasar.
Angka 108,00% diperoleh dari perbandingan kas 1986 dengan 1987.
Referensi
Wiagustini, Ni Luh Putu.2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.Udayana Press.
Denpasar