Anda di halaman 1dari 14

Haris Dianto Darwindra 240210080133

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

A. HASIL PENGAMATAN
1. Standarisasi AgNO3 terhadap NaCl 0.1 N (Cara Mohr)
Kelompok Vol. NaCl

Vol. AgNO3

10 ml

4 ml

10 ml

4.2 ml

10 ml

4.2 ml

10

10 ml

4.3 ml

11

10 ml

4.1 ml

12

10 ml

4.1 ml

2. Penentuan kadar NaCl dalam Sampel Telur Asin (Cara Mohr)


a. Table pengamatan sampel putih telur
Kelompok Vol. Sampel

Vol. AgNO3

10 ml

1.7 ml

10 ml

1.7 ml

10 ml

1.5 ml

b. Tabel pengamatan sampel kuning telur


Kelompok Vol. Sampel

Vol. AgNO3

10

10 ml

0.9 ml

11

10 ml

1.1 ml

12

10 ml

0.6 ml

B. PERHITUNGAN
1. Standarisasi AgNO3 terhadap NaCl 0.1 N (Cara Mohr)
+ + +
6
4 + 4.2 + 4.2 + 4.3 + 4.1 + 4.1
=
6
=

= 4.15

Haris Dianto Darwindra 240210080133

10

0.1 = 4.15
=

10 0.1
4.15

= 0.241

2. Penentuan kadar NaCl dalam sampel Telur Asin (Cara Mohr)


a. Sampel putih telur
+

3
1.7 + 1.7 + 1.5
=
3
= 1.63
=

= 1.63 0.24
= 0.3912
=

= 0.3912
= 0.0228
=
=

0.0228
4

58.5

80

b. Sampel kuning telur


=

3
0.9 + 1.1 + 0.6
=
3

10

100%

= 4.577%

100%

Haris Dianto Darwindra 240210080133

= 0.86
=

= 0.867

0.24

= 0.20808
=

= 0.20808

= 0.012172
=
=

0.012172
4

58.5

80

10

100%

= 2.43%

100%

Haris Dianto Darwindra 240210080133

BAB V
PEMBAHASAN

Titrasi pengendapan merupakan analisis titrimetri berdasarkan terbentuknya


endapan antara reagen dengan analit dan reagen dengan indikator dengan warna
berbeda. Metode Mohr menggunakan reagen perak nitrat dan indikator kromat.
Terjadi pengendapan sempurna ion yang sedang ditentukan dengan larutan
perak, misalnya saja untuk titrasi ion klorida, mula-mula akan terbentuk endapan
putih AgCl sampai seluruh ion klorida habis bereaksi. Keberadaan sedikit ion
kromat mampu membentuk endapan berwarna merah coklat dengan ion perak (I)
berlebih.
Dengan mengamati hasil kali kelarutan perak (I) kromat dan perak (I) klorida,
dapat diketahui bahwa kelarutan perak (I) kromat sedikit lebih besar dibandingkan
kelarutan perak (I) klorida. Dengan demikian jika pada larutan campuran ion
klorida dan ion kromat, seperti yang dimaksud diatas, apabila tambahan larutan
perak (I) nitrat, maka perak (I) klorida akan mengendap lebih dulu.
Titrasi pengendapan metode Mohr dapat berlangsung dengan baik, jika pH
larutan diatur antara 6,5-9,0. Dalam larutan asam dapat terjadi perubahan kromat
menjadi dikromat, sedangkan dalam larutan terlalu basa, dapat terjadi
pengendapan dari perak (I) oksida.
Metode

lain

titrasi

pengendapan

adalah

metode

Volhard

dengan

menggunakan pereaksi larutan perak nitrat, tiosianat dan indikator besi (III).
Metode ini merupakan titrasi tidak langsung dan sedikit lebih rumit daripada
metode Mohr. Metode ini dapat dipakai untuk menentukan kadar ion halida.
Pada larutan ion halida, ditambahkan mula-mula jumlah tertentu perak (I)
nitrat, selanjutnya kelebihan ion perak (I) nitrat dititrasi kembali memakai larutan
tiosianat dan indikator besi (III). Kelebihan ion tiosianat dideteksi memakai
indikator besi (III), menghasilkan kompleks Fe(SCN)2+ yang berwarna merah.
Titrasi ini dapat dilakukan dalam suasana asam kuat.
Jika metode ini diterapkan terhadap ion klorida, harus diketahui bahwa
kelarutan perak (I) klorida sedikit lebih besar dari kelarutan perak (I) tiosianat. Ini
berarti bahwa endapan perak (I) klorida harus dipisahkan atau dilindungi agar

Haris Dianto Darwindra 240210080133

tidak bereaksi dengan ion tiosianat. Biasanya dilakukan cara kedua, yaitu endapan
perak (I) klorida dilapisi dengan nitrobenzena sebelum dititrsi dengan larutan
tiosianat.
Dalam praktikum titrasi pengendapan dilakukan dua percobaan, yaitu :

1.

Standarisasi AgNO3 terhadap NaCl 0.1 N (Cara Mohr)


Argentometri merupakan analisis volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argentum. Atau dapat juga


diartikan sebagai cara pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau kadar
Ag+ itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan dan zat uji dengan titran AgNO3.
Tujuan dari percobaan kita kali ini adalah dapat melakukan standarisasi
AgNO3 dengan NaCl. Percobaan ini dilakukan dengan cara standardisasi AgNO3
terhadap NaCl. Standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl merupakan titrasi yang
termasuk dalam presipitimetri jenis argentometri. Reaksi yang terjadi adalah:

AgNO3(aq) + NaCl(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)


Pada percobaan ini, digunakan metode Mohr. Metode Mohr ini biasanya
digunakan untuk menentukan ion-ion golongan VII A, misalnya untuk penentuan
kadar klorida dalam suatu sampel. Prinsip percobaan ini adalah ion klorida
dititrasi dgn larutan standar AgNO3 dgn menggunakan K2CrO4 sebagai indikator.
Larutan AgNO3 dan larutan NaCl, pada awalnya masing-masing merupakan
larutan yang jernih dan tidak berwarna. Ketika NaCl ditambah dengan aquades
yang berwarna putih, larutan tetap jernih tidak berwarna, dan aquades tersebut
larut dalam larutan. Penambahan aquades ini dimaksudkan agar pH larutan tidak
terlalu asam ataupun terlalu basa, atau dapat dikatakan garam ini sebagai buffer.
Larutan kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator.
Setelah dititrasi dengan AgNO3, awalnya terbentuk endapan berwarna putih
yang merupakan AgCl. Ketika NaCl sudah habis bereaksi dengan AgNO3,
sementara jumlah AgNO3 masih ada, maka AgNO3 kemudian bereaksi dengan
indikator K2CrO4 membentuk endapan Ag2CrO4 yang berwarna merah keruh.

Haris Dianto Darwindra 240210080133

Endapan tersebut adalah endapan AgCl. Setelah semua ion Cl- mengendap
dengan sempurna, kelebihan 12 tetes larutan AgNO3 akan bereaksi dengan ion
kromat membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah. Reaksi yang
terjadi dapat digambarkan sebagai berikut :
Ag+ + Cl-

AgCl ( putih )

2Ag+ + CrO42-

AgCrO4 ( merah keruh )

Untuk dapat melakukan titrasi ini dengan baik, maka ada beberapa hal yag
harus diperhatikan. Yang pertama yang harus diperhatikan adalah larutan harus
bereaksi dalam suasana netral atau basa lemah (pH = 6 8 ). Hal tersebut harus
dilakukan karena jika berlangsung dalam suasana asam, maka konsentrasi ion
CrO42- akan berkurang. Hal ini terjadi karena adanya reaksi :
2 CrO42- + 2H+

2HCrO4-

Cr2O72- + H2O

Kemudian jika titrasi dilakukan dalam suasana basa kuat, maka akan timbul
suatu endapan peroksida. Reaksinya adalah sebagai berikut :
2Ag+ + OH-

2AgOH

AgO2 ( coklat ) + H2O

Dalam titrasi ini, titrasi perlu dilakukan secara cepat dan pengocokan harus
juga dilakukan secara kuat agar Ag+ tidak teroksidasi menjadi AgO yang
menyebabkan titik akhir titrasi menjadi sulit tercapai.
Indikator menyebabkan terjadinya reaksi pada titik akhir dengan titran,
sehingga terbentuk endapan yang berwarna merah-bata, yang menunjukkan titik
akhir karena warnanya berbeda dari warna endapan analat dengan Ag+.
Pada analisa Cl- mula-mula terjadi reaksi:
Ag+(aq) + Cl-(aq) AgCl(s)
Sedang pada titik akhir, titran juga bereaksi menurut reaksi:
2Ag+(aq) + CrO4(aq) Ag2CrO4(s)

Haris Dianto Darwindra 240210080133

Pengaturan pH sangat perlu, agar tidak terlalu rendah ataupun tinggi. Bila terlalu
tinggi, dapat terbentuk endapan AgOH yang selanjutnya terurai menjadi Ag2O
sehingga titran terlalu banyak terpakai.
2Ag+(aq) + 2OH-(aq) 2AgOH(s) Ag2O(s) + H2O(l)
Bila pH terlalu rendah, ion CrO4- sebagian akan berubah menjadi Cr2O72karena reaksi
2H+(aq) + 2CrO42-(aq) Cr2O72- +H2O(l)
Yang mengurangi konsentrasi indikator dan menyebabkan tidak timbul
endapannya atau sangat terlambat. Selama titrasi mohr, larutan harus diaduk
dengan baik. Bila tidak, maka secara lokal terjadi kelebihan titrant yang
menyebabkan indikator mengendap sebelum titik ekivalen tercapai, dan dioklusi
oleh endapan AgCI yang terbentuk kemudian, akibatnya ialah, bahwa titik akhir
menjadi tidak sharp (Harjadi, 1990).
Dari standaridisasi tersebut, maka dapat diperoleh normalita dari AgNO3
mealui perhitungan sebagai berikut :
+ + +
6
4 + 4.2 + 4.2 + 4.3 + 4.1 + 4.1
=
6
=

= 4.15
10

0.1 = 4.15
=

10 0.1
4.15

= 0.241
2.

Penentuan kadar NaCl dalam Sampel Telur Asin (Cara Mohr)


Pada percobaan penentuan kadar NaCl, digunakan sampel, yaitu telur asin.

Telur yang digunakan tersebut haruslah telur yang telah mengalami penggaraman,

Haris Dianto Darwindra 240210080133

sehingga memiliki kadar NaCl yang cukup tinggi. Penentuan kadar NaCl ini
dilakukan dengan menggunakan metode Mohr, atau titrasi klorida dengan ion
perak, dimana digunakan ion kromat sebagai indikator (Underwood A.L ,Analisis
Kimia Kuantitatif). Hal tersebut dapat terlihat dari penggunaan K2CrO4 sebagai
indikator. Setelah ditambahkan indikator, hasil dari hancuran putih dan kuning
telur yang sudah ditambahkan aquades, menjadi berwarna putih untuk putih telur
dan kuning untuk kuning telur. Kedua larutan tersebut di saring untuk
mendapatkan filtratnya. Selanjutnya masing-masing hasil penyaringan (filtrate) di
ambil masing-masing 10 mL yang kemudian dititrasi dengan menggunakan
AgNO3. Setelah dititrasi, kemudian timbul endapan. Penentuan kadar NaCl
tersebut dapat diketahui lewat volume AgNO3 yang terpakai pada saat titrasi.
Perhitungan kadar NaCl-nya adalah sebagai berikut :
a. Sampel putih telur
+

3
1.7 + 1.7 + 1.5
=
3
= 1.63
=

= 1.63

0.24

= 0.3912
=

= 0.3912
= 0.0228
=
=

0.0228
4

58.5

80

10

100%

= 4.577%

100%

Haris Dianto Darwindra 240210080133

b. Sampel kuning telur


+

3
0.9 + 1.1 + 0.6
=
3
= 0.86
=

= 0.867

0.24

= 0.20808
=

= 0.20808

= 0.012172
=
=

58.5

0.012172
4

80

10

100%

100%

= 2.43%

Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa kadar NaCl pada telur asin sangat
kecil yaitu kadar NaCl putih telur 4.577% dan kadar NaCl kuning telur 2.43%.
Hal ini bisa terjadi karena proses penggaraman yang kurang sempurna, atau belum
mengalami proses penggaraman.
3.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Larutan


Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi larutan-larutan dalam

percobaan. Terutama parameter terpentingnya yaitu :


a.

Temperatur
Kelarutan bertambah dengan naiknya temperatur. Kadangkala endapan
yang baik terbentuk pada larutan panas, tetapi jangan dilakukan
penyaringan terhadap larutan panas karena pengendapan dipengaruhi oleh
faktor temperatur.

Haris Dianto Darwindra 240210080133

b.

Sifat pelarut
Garam-garam anorganik lebih larut dalam air. berkurangnya kelarutan di
dalam pelarut organik dapat digunakan sebagai dasar pemisahan dua zat.

c.

Efek ion sejenis


Kelarutan endapan dalam air berkurang jika larutan tersebut mengandung
satu ion-ion penyusun endapan, sebab pembatasan Ksp. Baik kation
maupun anion yang ditambahkan, mengurangi konsentrasi ion penyusun
endapan sehingga endapan garam bertambah. Suatu endapan umumnya
lebih dapat larut dalam air mumi daripada dalam suatu larutan yang
mengandung salah satu ion endapan. Pentingnya efek ion sejenis dalam
mengendapkan secara lengkap dalam analisis kuantitatif akan tampak
dengan mudah. Dalam melaksanakan pengendapan itu lengkap. Dalam
mencuci endapan di mana susut karena melarut mungkin cukup berarti.
Dapatlah digunakan suatu ion sejenis dalam cairan pencuci untuk
mengurangi kelarutan. Ion itu harus juga ion dari zat pengendap, dan tentu
saja bukan ion yang sedang diselidiki.

d.

Efek ion-ion lain


Beberapa endapan bertambah kelarutannya bila dalam larutan terdapat
garam-garam yang berbeda dengan endapan. Hal ini disebut sebagai efek
garam netral atau efek aktivitas. Semakin kecil koefisien aktivitas dari
dua buah ion, semakin besar hasil kali konsentrasi molar ion-ion yang
dihasilkan.

e.

Pengaruh hidrolisis
Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air, akan menghasilkan
perubahan (H+). Kation dari spesies gararn mengalami hidrolisis sehingga
menambah kelarutannya.

f.

Pengaruh kompleks

Haris Dianto Darwindra 240210080133

Kelarutan garam yang sedikit larut merupakan fimgsi konsentrasi zat lain
yang membentuk kompleks dengan kation garam tersebut.
Reaksi yang menghasilkan endapan dapat dimanfaatkan untuk analisis
secara titrasi jika reaksinya berlangsung cepat, dan kuantitatif serta titik
akhir dapat dideteksi. Beberapa reaksi pengendapan berlangsung lambat
dan mengalami keadaan tewat jenuh. Reaksi samping tidak boleh
terjadi, demikian pula kopresipitasi (Khopkar, 2002).

Haris Dianto Darwindra 240210080133

BAB VI
KESIMPULAN
Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar
dari larutan. Endapan terjadi jika suatu larutan terlalu jenuh dengan zat
bersangkutan.
Titrasi pengendapan merupakan analisis titrimetri berdasarkan terbentuknya
endapan antara reagen dengan analit dan reagen dengan indikator dengan
warna berbeda.
Titrasi pengendapan terdiri dari 3 metode yaitu Mohr, Volhard, dan Fajans,
namun yang diujikan pada praktikum ini hanya Mohr dan Volhard.
Titrasi cara Mohr merupakan titrasi langsung dan titrasi ini dilakukan dalam
suasana netral atau basa lemah
Pada titrasi Mohr, kesempurnaan reaksi ditandai dengan makin besarnya
endapan yang terbentuk.
Metode

Mohr

merupakan

metode

suatu

titrasi

pengendapan

menggunakan ion perak sebagai titran dan ion kromat sebagai indikator.

yang

Haris Dianto Darwindra 240210080133

DAFTAR PUSTAKA

A. L. Underwood. (1989). Analisa Kuantitatif Edisi Keempat. Erlangga :


Jakarta.
Day RA. Jr dan Al Underwood.1992. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima.
Jakarta : Erlangga
Harizul, Rivai. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : Universitas Indonesia.
Harjadi W. (1993). Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia : Jakarta.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Ilmu Kimia Analitik. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kuantitatif. PT Kalman Media Pustaka : Jakarta

Haris Dianto Darwindra 240210080133

Gambar Hasil Titrasi Pengendapan

Gambar 1. tandarisasi AgNO3 terhadap NaCl 0.1 N (Cara Mohr)

Gambar 2. Penentuan kadar NaCl dalam Sampel Telur Asin (Cara Mohr)

Anda mungkin juga menyukai