Strukturalisme
Strukturalisme
I. Introduction
1.1
Latar Belakang
Peneliti
pembentuknya.
Peneliti bertugas menjelaskan kaitan antara pengarang, realitas, karya
bertugas
menjelaskan
karya
sastra
ke
dalam
struktur
2.2
Para Pakar
Ferdinand De Saussure dalam linguistik.
Roland Berthes
zamannya.
Michel Foucault dalam filsafat.
Strukturalisme modern atau poststrukturalisme dalam bidang filsafat adalah
dengan mendekati subjektivitas dari generasi dalam berbagai wacana epistemik
dari tiruan maupun pengungkapannya. Sebagaimana peran isntitusional dari
pengetahuan dan kekausaan dalam produksi dan pelestarian disiplin tertentu
dalam
lingkungan
dan
ranah
sosial
juga
berlaku
pendekatan
itu.
Dalam disiplin ini, Focault menyarankan, di dalam perubahan teori dan praktek
dari kegilaan,kriminalitas, hukuman, seksualitas, kumpulan catatan itu dapat
Metodologi
Desentralisasi manusia.
Kematian manusia sebagai subjek.
Manusia dibicarakan dalam rangka struktur bahasa, sosial, ekonomi,
dan politik.
Strukturalisme sebagai metode berpikir dalam memahami realitas dimulai
oleh Ferdinand de Saussure (1857-1913 M), seorang ahli Linguistik yang
mempelajari bahasa dari sudut pandang strukturnya.Menurut Ferdinand de
Saussure Strukturalisme memiliki dua pengertian, yaitu:
1. Strukturalisme adalah metode atau metodologi yang digunakan untuk
mempelajari ilmu-ilmu kemanusiaan dengan bertitik tolak dari prinsipprinsip Linguistik.
2.6
Prinsip Strukturalisme
III.
Kesimpulan
Pada bagian ini kami pemakalah akan sedikit memberikan rangkuman atas hasil
pemaparan keseluruhan tulisan ini. Sekiranya ada dua hal yang ingin kami
tekankan. Pertama,yaitu bahwa argument utama strukturalisme adalah bahwa
dalam setiap budaya terdapat sebuah struktur yang universal, sama dimanapun dan
kapanpun. Banyak penelitian yang menggunakan teori strukturalisme tersebut.
Tujuannya untuk memahami pola dalam kebudayaan.
Kedua, nyatanya teori strukturalisme mendapatkan banyak kritik dan
sorotan yang tajam. Salah satunya yang mengena adalah bahwa manusia
merupakan makluk yang komplek. Kekomplekan itu juga terbawa dalam perilaku
budaya yang mereka hasilkan pula. Jika manusia kompleks maka usaha untuk
menyeragamkan manusia dengan sebuah struktur yang pasti sungguh sangat
terdengar naf. Strukturalisme memang baik sebagai sebuah metodologi
memahami manusia dan budaya. Strukturalisme adalah alat dan bukan tujuan
dalam memahami manusia dengan segala kekomplekannya.
DISUSUN OLEH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Bahwa
kami telah menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar Ilmu
Budaya dengan membahas materi Bab III. Strukturalisme.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit
hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendalakendala yang kami hadapi teratasi. Oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1 Bapak Dosen bidang studi Pengantar Ilmu Budaya yang telah
memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga kami termotivasi
dan menyelesaikan tugas ini.
2 Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi
berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.
Penulis