Anda di halaman 1dari 50

TUJUAN

MENGENAL BANK SENTRAL

PERKEMBANGAN BANK SENTRAL

PERKEMBANGAN BANK INDONESIA

Q&A

KTP

KTP
KTP= Kenal, Tahu, Paham

Meningkatkan pengetahuan
mengenai perkembangan bank
sentral khususnya Bank
Indonesia

Memberikan pemahaman dan


pengetahuan mengenai Bank
Indonesia dari berbagai aspek
"Tell me and I forget. Teach me and I
remember. Involve me and I learn." -Benjamin Franklin

MENGAPA BANK SENTRAL PENTING?


Sebagai otoritas moneter, kebijakan bank sentral sangat
berpengaruh terhadap seluruh kegiatan ekonomi suatu
negara.
Dalam hal bank sentral juga berfungsi sebagai pengawas
bank dan sebagai pengatur lalu lintas pembayaran, bank
sentral juga sangat vital dalam menjaga stabilitas sistem
keuangan. (Di negara berkembang pada umumnya sektor
keuangan masih di dominasi oleh industri perbankan).
Bank sentral sebagai mitra strategis dan penyeimbang
bagi otoritas fiskal dalam menjaga stabilitas ekonomi
makro suatu perekonomian. Dari 193 negara berdaulat, 176 diantaranya (91,2%)
memiliki/mendirikan bank sentral/otoritas moneter (BIS).

Dalam definisi yang paling sederhana, bank sentral adalah bank


yang memegang simpanan bank lain dan menggunakannya
untuk settlement pembayaran antar bank (John Singleton, 2011)
Menurut Hawke (1973), bank sentral adalah sebuah organisasi
yang berdiri antara pemerintah dan perbankan
Menurut Kisch dan Elkin (1932), bank sentral adalah bagian dari
kebijakan publik dan bukan merupakan instrumen dari
kepentingan pribadi. Bank sentral menerapkan (dan kadang
membantu memformulasikan) kebijakan publik pada sektor
perbankan, dan yang terkait dengan variabel ekonomi yang dapat
dipengaruhi melalui sektor perbankan.

10 Kegiatan bank sentral (Singleton (2006):

1. Bank sentral menerbitkan uang (dalam bentuk kertas dan koin) untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat.Moneter dan Sistem Pembayaran
2. Bank sentral menerapkan dan memformulasikan kebijakan moneter.-- Moneter
3. Bank sentral menjalankan tugas sebagai bank dan lembaga pelayanan bagi
pemerintah, dan terkadang mengelola utang luar negeri Hubungan dg
Pemerintah
4. Bank sentral menyimpan cadangan/simpanan bank umum dan membantu
settlement keuangan antar bank Bankers Bank
5. Bank sentral memelihara dan mempertahankan kekuatan sistem keuangan, dan
pada saat tertentu bertindak sebagai lender of last resort serta bertugas
mengawasi perbankan Bankers Bank dan Keuangan
6. Bank sentral menjalankan kebijakan pemerintah dalam hal nilai tukar dan
memelihara serta mengelola cadangan devisa Bank komersial
7. Bank sentral turut mendorong pembangunan ekonomi Agent of Development
8. Bank sentral memberi saran kepada pemerintah menyangkut kebijakan
ekonomiHubungan dengan Pemerintah
9. Bank sentral turut serta dalam perjanjian kerjasama moneter internasional-Makroekonomi
10. bank sentral adalah bank yang memegang simpanan bank lain dan
menggunakannya untuk setelmen pembayaran antar bank Sistem Pembayaran

Bank Sentral dipimpin oleh Dewan Gubernur*)


Organisasi/Lembaga terdiri atas (Bo Yung Chung, 1992):
1. Organ Pembuat (policy/decision making body) yakni badan/unit yang
diberi wewenang oleh konstitusi untuk memformulasikan dan
menetapkan kebijakan. Kewengan ini melekat pada Dewan Gubernur,
2. Organ Pelaksana (executing body/operational unit) yakni badan/unit yang
diberi wewenang untuk melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan oleh
badan pembuat kebijakan, dan

3. Organ Pengawas (supervisory body/unit) badan/unit yang diberi wewenang


untuk mengawasi pelaksanaan kebijakan oleh badan pelaksana kebijakan.
Badan ini dapat berada dalam struktur organisasi maupun di luar struktur
organisasi bank sentral.
Keterangan:
*) Dewan Gubernur dipimpin oleh seorang Gubernur dan sejumlah Anggota
Tidak seluruh bank sentral menggunakan istilah Gubernur atau Dewan Gubernur (Board of Governor). Istilah-istilah yang digunakan
antara lain Directors (Board of Directors) atau Council.

TERTUA

TERMUDA

Sistem Keuangan
Laba/Rugi
Dana

Rmh Tangga

Perush.

Pemerintah

Pasar
Keuangan

Keterlibatan
Pemerintah /
Bank Sentral

Penabung

Laba/Rugi
Dana

Rmh Tangga

Peminjam

Dana
Laba/Rugi

Perantara
Keuangan
Infrastruktur dan
Lingkungan

Sumber: Hubbard (2002), dimodifikasi

Dana
Laba/Rugi

Perush.

Pemerintah

Negara

Indonesia
Malaysia
Selandia Baru
Afrika Selatan
Brasil
India
Singapura
Belanda
Itali
Jerman
Amerika
Perancis
Australia
Jepang
Brunei
Hong Kong
Inggris
Sumber : berbagai referensi

Otoritas Moneter

Pengatur Bank

Sistem Pembayaran

Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya

Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Sebagian
Sebagian
Sebagian
Sebagian
Sebagian
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya

Ya
Ya
Ya
Tidak
Sebagian
Sebagian
Sebagian
Ya
Ya
Ya
Sebagian
Sebagian
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak

Stabilitas
sistem
keuangan
ya

Stabilitas
Lembaga
keuangan
Tidak

Kelembagaan bank sentral di Indonesia dimulai dengan pendirian DE


JAVASCHE BANK NV yang berevolusi dari bank sirkulasi hingga
menjadi bank sentral saat ini
De javasche bank didirikan tahun 1822 sebagai bank komersiil.
Tahun 1828 pertama kali memperoleh hak octrooi (hak mengedarkan uang) dari
Pemerintahan Hindia Belanda
1 Januari 1828 s.d 31 Maret 1921 sebagai bank sirkulasi Gulden (mata uang
Belanda) untuk wilayah Hindia Belanda.
1922, melalui penetapan UU De Javasche-bank wet, fungsi diperluas:
Mengeluarkan uang kertas bank,
Memberikan layanan jasa bank: pengiriman uang, rekening giro/deposito,
negosiasi wesel luar negeri, kredit, diskonto wesel luar negeri,
kasir pemerintah dan memberikan kredit kepada Pemerintah,
Menyelenggarakan kliring antar bank,
Melaksanakan pengawasan bank.
TUGAS BANK SENTRAL PADA MASANYA
Namun tidak sepenuhnya mengingat Fungsi utama sebagai Otoritas Moneter, tetap
berada di tangan Pemerintah c.q Bank Sentral Belanda

Peran dan kelembagaan bank sentral di Indonesia juga mengalami evolusi dr


bank sirkulasi hingga menjadi bank sentral .......

Pasca reformasi terdapat


perubahan politik hukum
yang cukup mendasar,
dengan lingkungan sosial
dan politik yang berubah
cepat turut menyumbang
atas fenomena
ditransformasikan-nya BI
menjadi bank sentral yang
independen.

1946
Pendirian
BNI
sbg bank umum yg
berfungsi sbg bank
sirkulasi

1951

Nasionalisasi
de Javasche Bank
menggantikan BNI sbg
bank sirkulasi

1997/1998
Krisis

1953

Pendirian BI
sbg Bank Sentral
(UU no. 11 Th 1953)
BI sebagai bank
komersial dg fungsi
bank sirkulasi dan
pengawasan bank
BI (sebagai bagian
dari pemerintah)
diminta untuk
membiayai proyekproyek pemerintah.

1999
1968

Diundangkan
UU no. 13 Th 1968
ttg Bank Sentral
BI sbg bagian Pemerintah,
Setingkat kementerian negara

BI menjalankan peran sebagai


otoritas moneter, pengawasan
bank dan kasir pemerintah dan
pengedaran uang

2008

BI sebagai bank sentral


independen
(UU no. 23 Th 1999)

Krisis

2004
UU 3 Th 2004
amandemen
pertama UUBI

Kedudukan BI sebagai
lembaga negara yang
independen berada
diluar pemerintahan
yang diberikan
wewenang
mengatur/menerbitkan
peraturan.

2008
PERPPU
amandemen
kedua UUBI

Penguatan akuntabilitas,
transparansi, dan
krediibilitas
pembentukan BSBI
Fungsi LOLR
pengaturan mengenai
FPD

Perlunya langkah responsif


dalam membendung
dampak krisis
Menjaga kepercayaan masy.
thd perbankan
Mengatasi kesulitan
pendanaan jangka pendek
bagi bank
Mengubah ketentuan kriteria
agunan FPJP

Sebagai lembaga yang memiliki otoritas di bidang keuangan, sifat pelaksanaan


tugas bank sentral dapat diklasifikasikan berdasarkan pendekatan
makroprudensial (macroprudential) dan mikroprudensial (microprudential).

a. Makroprudensial, yaitu bank sentral melakukan asesmen dan upaya-upaya


untuk menjaga kestabilan harga khususnya dan menjaga stabilitas sistem
keuangan pada umumnya. Dilakukan melalui peran sebagai lender of last
resort dan menerbitkan peraturan kehati-hatian terhadap bank dan lembaga
keuangan yang menjadi bidang pengawasannya.
b. Mikroprudensial, yaitu bank sentral melakukan asesmen terhadap lembaga
keuangan yang menjadi kewajiban bank sentral sebagai supervisor atau
pengawas. Bank sentral dapat menerbitkan ketentuan terhadap lembaga
yang ada dalam lingkup pengawasannya.
SSK adalah suatu kondisi yang memungkinkan sistem keuangan nasional berfungsi
secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap kerentanan internal dan
eksternal sehingga alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada
pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional

Amandemen UU Bank Indonesia (Penjelasan Umum)

Mikroprudensial

Makroprudensial

Hal Keuangan
Pasal 23 UUD 1945
(Sebelum Amandemen)

ayat (1)
APBN

ayat (2)
Pajak

ayat (3) *
Mata Uang

ayat (5)
BPK

UUD 1945
(Setelah Amandemen)

Pasal 23
APBN

Pasal 23A
Pajak

fiscal policy

Pasal 23B**
Mata Uang

Pasal 23D***
Bank Sentral

monetary policy

Pasal 23E,
23F, 23G
BPK

controlling

Ketentuan Umum
(Pasal 1-3)

Ketentuan Penutup
(Pasal 79)

- Uang Rupiah (Ps. 2-3)

Ketentuan Peralihan
(Pasal 73-78)

Status, Tempat Kedudukan, &


Modal (Pasal 4-6)
- Status (Ps. 4)

Ketentuan Pidana & Sanksi Adm


(Pasal 65-72)

- Modal (Ps. 6)
Tujuan Dan Tugas
(Pasal 7-9)

Akuntabilitas Dan Anggaran


(Pasal 58-64)

Hubungan Internasional
(Pasal 57)

UU BI

Hubungan Dengan Pemerintah


(Pasal 52-56)
Dewan Gubernur
(Pasal 36-51)

Tugas Mengatur & Mengawasi


Bank (Pasal 24-35)
- Dialihkan menjadi kewenangan OJK
- UU BI (UU No. 23 Th 1999) ditetapkan tanggal 17 Mei 1999, (13 Bab, 79 Pasal)
- Dua kali perubahan, yaitu UU No. 3 Th, 2004 dan UU No. 6 Th. 2009)

- Tujuan (Ps. 7)
- Tugas (Ps. 8)
Tugas Menetapkan &
Melaksanakan Kebijakan Moneter
(Pasal 10-14)
- Kebijakan Moneter (Ps. 10)
- Fungsi LOLR (Ps. 11)
- Kebijakan nilai tukar (Ps. 12)
- Pengelolaan cadev (Ps. 13)
- Penyelenggaraan survei (Ps. 14)
Tugas Mengatur Dan Menjaga
Kelancaran Sistem Pembayaran
(Pasal 15-23)
- Kewenangan di bidang SP (Ps. 15)
- Kliring & Setelmen (Ps. 16-18)

Kewenangan Mikroprudensial
perbankan oleh OJK.
Makroprudensial perbankan
oleh BI.
Koordinasi bauran kebijakan
BI-OJK (pengaturan dan
pengawasan).
Sistem informasi yang
terintegrasi.

UU Mata
Uang
Kewenangan BI dalam
pengelolaan Rupiah
Perencanaan,
pencetakan, dan
pemusnahan Rupiah
berkoordinasi dengan
Pemerintah.
Cakupan Sistem
Pembayaran (tunai dan
non tunai).

UU OJK

UU BI

UU
Perbankan

Kewenangan BI dalam
memberikan izin,
mengatur, dan
mengawasi, serta
mendapat laporan dari
penyelenggara transfer
dana.

UU
Transfer
Dana

Pengalihan perizinan,
pengaturan dan pengawasan
dari BI ke OJK

Sesuai dengan Undang Undang Repuplik Indonesia tentang Bank


Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan
UU No.3 tahun 2004 dan UU No.6 tahun 2009
BI adalah Bank Sentral Republik Indonesia
BI adalah badan hukum dan lembaga negara yang independen
dalam melakukan tugas dan wewenangnya bebas dari campur
tangan Pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal
tertentu yang secara tegas diatur dalam undang-undang
Pemberian independensi diimbangi dengan pelaksanaan
akuntabilitas dan transparansi.

Bank Indonesia adalah lembaga Negara yang mempunyai


wewenang :
Mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara
Merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter
Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Menjaga stabilitas sistem keuangan
Menjalankan fungsi sebagai lender of the last resort

BPK

Meyampaikan
laporan keuangan
BI yang telah
diperiksa

Hasil
telaah
BADAN SUPERVISI
Laporan
triwulanan/
sewaktu-waktu,
Tahunan

Kepala
Negara

DPR
- Laporan Tahunan,
triwulanan/
sewaktu-waktu
- persetujuan ATBI
(operasional)

Kepala
Pemerintahan

Presiden
o Menetapkan
UU BI

o Pemilihan
Pimpinan BI

Koordinasi

MA
Mengambil
sumpah
dan janji
anggota
Dewan
Gubernur

Menteri
Kementerian

Memeriksa
laporan keuangan
BI

PUBLIK
(Informasi
Tahunan)
Primary Constitutional Organs: Presiden,
DPR, MPR, BPK, MK, DPD, MA
Auxiliary Institutions: BI, KPK, KY

VISI dan MISI merupakan welfare statement lembaga


PENGORGANISASIAM

FUNGSI DAN
PERAN

TUJUAN

Visi dan Misi merupakan pedoman dasar


penyusunan sasaran strategis lembaga
dalam rangka menjalankan mandat guna
mencapai tujuan.

Visi

VISI & MISI

MANDAT

Menjadi lembaga bank sentral yang


kredibel dan terbaik di regional melalui
penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki
serta pencapaian inflasi yang rendah dan
nilai tukar yang stabil

UU No. 23 Tahun 1999


Otoritas tunggal dan independen bidang Moneter
Mandat tujuan memelihara kestabilan nilai rupiah

4 (empat) Misi Bank Indonesia :


1.Stabilitas nilai rupiah dan efektivitas transmisi
kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi

MANDAT/FUNGSI/PERAN

OTORITAS MONETER

2. Sistem keuangan nasional yang efektif dan


efisien untuk mendukung alokasi sumber
pendanaan yang berkontribusi pada
pertumbuhan dan stabilitas perekonomian
nasional

PERAN: STABILITAS
SISTEM KEUANGAN &
MAKROEKONOMI
NASIONAL

3. Sistem pembayaran yang aman, efisien, dan


lancar yang berkontribusi terhadap
perekonomian, stabilitas moneter dan
stabilitas sistem keuangan

OTORITAS SISTEM
PEMBAYARAN

4. Organisasi dan SDM yang menjunjung nilai


strategis dan berbasis kinerja, tata kelola
(governance) berkualitas dalam rangka

ENABLER ORGANISASI

terhadap barang
& jasa (harga)

Kestabilan nilai rupiah terhadap barang


dan jasa diukur dengan atau tercermin
dari perkembangan laju inflasi.

terhadap mata
uang negara lain

Kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang


negara lain diukur dengan atau tercermin
dari perkembangan nilai tukar rupiah
terhadap mata uang negara lain.

Mencapai dan memelihara


kestabilan nilai rupiah

Kestabilan nilai rupiah sangat


penting
untuk
mendukung
pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan dan meningkatkan
kesejahteraan rakyat.

Wacana perubahan Tujuan BI (dual objectives) *:


Tujuan Bank Indonesia adalah
- mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah
- serta ikut mendorong
terpeliharanya
kestabilan
sistem
keuangan
untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi yang
inklusif dan berkelanjutan

* Rekomendasi IMF (2010): mandat mendorong


SSK perlu dinyatakan secara eksplisit sebagai
tujuan di dalam UU BI

Karena pelaksanaan kebijakan moneter dilakukan melalui sistem


keuangan, khususnya lembaga perbankan, maka sistem
keuangan sehat serta kelancaran dan keamanan sistem
pembayaran merupakan prasyarat efektivitas suatu kebijakan
moneter.
Kebijakan moneter yang tidak tepat dapat mengakibatkan
terganggunya stabilitas sistem keuangan
Kelancaran dan keamanan sistem pembayaran dapat
mengganggu stabilitas sistem keuangan dan efektivitas kebijakan
moneter.

Ruang Lingkup Kebijakan Moneter meliputi:

Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan


sasaran laju inflasi

Melakukan pengendalian moneter dengan tidak terbatas pada


operasi pasar terbuka di pasar uang, baik rupiah maupun valuta
asing, dan

Menetapkan tingkat diskonto, menetapkan cadangan minimum


dan mengatur kredit atau pembiayaan.

PENDEKATAN

SISTEM OPERASI

Pendekatan Harga

Instrumen

Sasaran
Operasional

Sasaran
Akhir
Variabel-variabel Informasi

Langsung
Tidak langsung

Pendekatan Kuantitas

Instrumen
- Langsung
- Tidak langsung

Sk.bunga PUAB

Stabilitas harga

Sasaran
Operasional
- Monetary base
seperti:
. Uang primer/M0
. Reserve bank

Sasaran
Antara
- Agregat moneter
seperti:
. M1, M2
. Kredit pbk
. Sk.bunga

Sumber: Junggun Oh. Inflation Targeting, Monetary Transmission Mechanism, and Policy Rules in Korea,
Economic Pap

er , Vol.2, No.1, March 1999, Bank of Korea (dimodifikasi).

Sasaran
Akhir
Stabilitas harga
Pertumbuhan ekonomi
Kesempatan kerja
Keseimbangan NP

Melaksanakan penyelenggaraan
jasa SP

Jasa sistem pembayaran yang dapat dilaksanakan oleh BI


a.l. jasa transfer dana nilai besar

memberikan persetujuan & izin


atas penyelenggaraan jasa SP

Persetujuan terhadap penyelenggaraan jasa sistem


pembayaran dimaksudkan agar penyelenggaraan jasa
sistem pembayaran oleh pihak lain memenuhi persyaratan,
khususnya keamanan dan efisiensi

mewajibkan penyelenggara jasa


SP untuk menyampaikan laporan
tentang kegiatannya

menetapkan penggunaan alat


pembayaran

BI dapat memantau penyelenggaraan SP.

Informasi yang diperoleh dari penyelenggaraan SP juga


diperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas-tugas BI

Hal ini dimaksudkan agar alat pembayaran yang digunakan


dalam masyarakat memenuhi persyaratan keamanan bagi
pengguna

Dalam rangka pelaksanaan kewenangan di atas, BI dapat melakukan


pemeriksaan terhadap penyelenggara jasa sistem pembayaran.

Instrumen sistem pembayaran secara umum terdiri dari:


a. Instrumen tunai :

uang kertas
uang logam
b. Instrumen non-tunai :

paper based: cek, bilyet giro, wesel dan lain-lain


electronic based: RTGS
card based: kartu debet, ATM, kartu kredit

Flow pembayaran
Pembeli
(Payor)

Penjual
(Payee)

Tunai

Flow barang/jasa
Pengirim

Instrumen

Bank B

Bank A

Kliring

Settlement
di Bank Sentral

Penerima

NonTunai

Sasaran

Elemen

(Dukungan) berkembangnya dan terjaganya Stabilitas Sistem Keuangan (SSK), yaitu suatu kondisi yang
memungkinkan sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan
terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga alokasi sumber pendanaan/ pembiayaan dapat
berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional

Strengthened FS
Resilience

Balanced Financial
Intermediation

Enhanced Financial
Efficiency

Strategi

Penguatan Resilience, Intermediasi dan Efisiensi Sistem Keuangan melalui Surveillance,


Kebijakan Makroprudensial, Financial Development dan Koordinasi

Prinsip

Research &
Surveillance based

Fungsi

Systemic
Surveillance
Pemeriksaan Bank
dan LKBB berpotensi
sistemik (SIFIs)

Kegiatan
Utama

Surveillance
Sistemik SIFIs
Riset & Analisis
sistem keuangan
(institusi & pasar),
rumah tangga,
korporasi, sektoral

Forward Looking
(Long Term Horizon)

Kebijakan
Makroprudensial
Asesmen Stabilitas
Sistem Keuangan

Outlook Stabilitas
Sistem Keuangan
Evaluasi &
Rekomendasi
Kebijakan & Regulasi
Makroprudensial
Pengembangan
tools, indikator dan
model

System wide
perspective

Pengembangan
Sektor Keuangan
Riset, Analisis dan
Pendalaman Sektor
Keuangan :
Lembaga
Pasar
Infrastruktur
Produk dan
Instrument

Governance and
Coordination

Crisis Mgt & Kerjasama


Lembaga
Koordinasi Kebijakan
Sektor Keuangan
Kerjasama
Internasional Sektor
Keuangan (a.l. FSB&
BIS)
Komunikasi Kebijakan

Mendorong Efisiensi
Financial Inclusion

Protokol Manajemen
Krisis (incl. LOLR)

Kebijakan Makroprudential

Kebijakan
Moneter

Stabilitas
Sistem
Keuangan

Pengaturan dan
Pengawasan
SIBs

Pengaturan dan
Pengawasan
non-SIBs

Kebijakan Mikroprudential
makro

mikro

Kerangka kebijakan makroprudensial adalah:


Tujuan: memelihara kestabilan sistem keuangan dg membatasi potensi meningkatnya risiko sistemik.
Cakupannya: seluruh potensi risiko sistemik
Issue: Fokus pada risiko yang meningkat di dalam dan/atau karena sistem keuangan
Instrumen: kehati-hatian (prudential ), yang diukur dan digunakan untuk khususnya risiko sistemik dan
diterapkan pada sistem keuangan secara luas.
Dalam rangka mendorong stabilitas sistem keuangan, BI berwenang:
a. Menetapkan kebijakan makroprudensial;
b. Melakukan pemantauan sistem keuangan (surveillance);
c. Mengembangkan pasar dan akses keuangan;
d. Melakukan pencegahan dan penanganan krisis sektor keuangan; dan
e. Melakukan pemeriksaan secara langsung terhadap bank yang tertentu yang sistemically important bank
dan/atau bank lainnya, serta lembaga keuangan bukan bank yang sistemik.

1. Kebijakan moneter tidak


terlepas dari kebijakan
makro lainnya seperti
kebijakan fiskal.

SEKTOR RIIL

SEKTOR EKSTERNAL
Transaksi Berjalan
Ekspor
Impor
Transfer
Penghasilan (Income)
Transaksi Modal dan Keuangan
Investasi Langsung
Aliran Keuangan
Pemerintah
Swasta
Cadangan Devisa

Konsumsi
Investasi
Ekspor
Impor
SEKTOR PEMERINTAH (FISKAL)

Anggaran Negara (APBN)


Penerimaan, termasuk hibah
Pengeluaran
Keseimbangan (overall)
Pembiayaan
Dalam Negeri
Luar Negeri

SEKTOR MONETER
Otoritas Moneter
Aktiva Luar Negeri Bersih
Uang
Aktiva Domestik Bersih
Primer
Net Claim on Government

Bank Umum
Aktiva Luar Negeri Bersih
Aktiva Domestik Bersih

Uang
Beredar

2. Keterkaitan antara sektor


ekonomi berdasarkan 4
pilar IMF, yaitu sektor riil,
sektor fiskal (keuangan
negara), sektor eksternal,
dan sektor moneter.
3. Perlu koordinasi yang
ketat antara agen
pemerintah, lembaga
tinggi pemerintah (mis :
Kemenkeu, OJK, BKPM,
Bappenas) dengan BI.

Audit Kinerja
1. Penyampaian laporan tugas
2. Laporan bhn evaluasi kinerja BI
dan Dewan Gubernur oleh DPR
3. DPR meminta penjelesan pelaks
tugas & wewenang BI

Independensi
1. Institutional
2. Goal
3. Instrument
4. Personal
5. Budget

Bank Indonesia
UU No.23/1999
sbgmn diubah
Terakhir dgn
UU No.6/2009

Akuntabilitas

Audit Anggaran
Penyampaian anggaran operasional
& kebijakan khusus ke DPR
Pemeriksaan keuangan oleh BPK
Penyampaian laporan keuangan
tahunan ke masyarakat
Pengawasan Lain
Badan Supervisi

Transparansi
Informasi evaluasi pelaks kebijakan
Komunikasi keputusan RDG
Penerbit publikasi
Laporan triwulan & tahunan ke pemerintah
Forum diskusi pakar,masyarakat, pemerintah
Kurikulum kebanksentralan

Counterpart pemerintah dalam menetapkan sasaran


inflasi, penerbitan surat hutang pemerintah dan
penetapan asumsi-asumsi makro ekonomi dengan
penyusunan APBN
Sebagai pemegang kas pemerintah
Dapat mewakili pemerintah dalam berhubungan dengan
pihak creditor luar negeri
Memberikan masukan kepada pemerintah (pusat dan
daerah) dalam rangka memajukan perekonomian dan
pembangunan (nasional dan daerah)

Membantu DPR dalam melaksanakan fungsi pengawasan di bidang


anggaran terhadap BI, yaitu berupa:
1. Telaah atas laporan keuangan tahunan BI
2. Telaah atas anggaran operasional dan investasi BI

3. Telaah atas prosedur pengambilan keputusan kegiatan operasional


di luar kebijakan moneter dan pengelolaan aset BI
BSBI dalam menjalankan tugasnya tidak melakukan penilaian terhadap
kinerja Dewan Gubernur dan tidak ikut mengambil keputusan serta
tidak ikut memberikan penilaian terhadap kebijakan yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia, baik kebijakan di bidang moneter, sistem
pembayaran, maupun makroprudensial.

Bank Indonesia menjalin hubungan kerja dengan


lembaga-lembaga internasional :

Bidang Moneter IMF, G-20


Bidang Keuangan Perbankan BIS, EMEAP
Bidang Perdagangan dan Investasi WTO, GATS
Bidang Pembangunan World Bank, ADB, IDB
Kerjasama antar bidang yang berbasis kesamaan
daerah (regionalism) APEC, ASEAN

DEWAN GUBERNUR
BANK INDONESIA
Gubernur
Deputi Gubernur Senior
4 s.d 7 Deputi Gubernur
Asisten Gubernur

STABILITAS MONETER
1. Departemen Kebijakan Ekonomi
dan Moneter (DKEM)
2. Departemen Pengelolaan
Moneter (DPM)
3. Departemen Pengelolaan Devisa
(DPD)
4. Pusat Riset dan Edukasi Bank
Sentral (PRES)
5. Departemen Statistik (DSta)
6. Departemen Pengelolaan dan
Kepatuhan Laporan (DPKL)
7. Departemen Internasional (DInt)

STABILITAS SISTEM
KEUANGAN & SISTEM
PEMBAYARAN
STABILITAS SISTEM
KEUANGAN
1. Departemen Kebijakan
Makroprudensial (DKMP)
2. Departemen Surveillance Sistem
Keuangan (DSSK)
3. Departemen Pengembangan
Akses Keuangan dan UMKM
(DPAU)
SISTEM PEMBAYARAN
1. Departemen Kebijakan dan
Pengawasan Sistem Pembayaran
(DKSP)
2. Departemen Penyelenggaraan
Sistem Pembayaran (DPSP)
3. Departemen Pengelolaan Uang
(DPU)
4. Departemen Pengelolaan
Pinjaman dan Transaksi
Pemerintah (DPTP)

MANAJEMEN INTERN
1. Departemen Komunikasi
(DKom)
2. Departemen Manajemen
Strategis dan Tata Kelola
(DMST)
3. Departemen Hukum (DHk)
4. Departemen Sumber Daya
Manusia (DSDM)
5. Departemen Pengelolaan Sistem
Informasi (DPSI)
6. Departemen Keuangan Intern
(DKI)
7. Departemen Pengelolaan
Logistik, Arsip dan Pengamanan
(DLP)
8. Departemen Audit Intern (DAI)
9. Departemen Pengelolaan Aset
(DPA)

JARINGAN KANTOR
REGIONAL
- 9 Kantor Perwakilan BI
Wilayah
- 32 Kantor Perwakilan BI
Provinsi/Kota/Kabupaten
INTERNASIONAL
1. Kantor Perwakilan BI New
York
2. Kantor Perwakilan BI London
3. Kantor Perwakilan BI Tokyo
4. Kantor Perwakilan BI
Singapore

Menilai kinerja DG dan ADG


Menyetujui/menolak calon anggota DG yang
diajukan Presiden
Menerima laporan tahunan dan triwulanan BI
mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang, serta
rencana kebijakan, penetapan sasaran, dan langkahlangkah pelaksanaan tugas dan wewenang
Dalam melaksanakan tugasnya, BI
dipimpin oleh Dewan Gubernur

DPR RI

Membantu DPR melaksanakan


fungsi pengawasan di bidang
tertentu

BSBI

Dewan Gubernur
Bank Indonesia
- DG dipimpin oleh Gubernur
dan DGS sebagai wakil;
- 4 -7 org Deputi Gubernur.*

Asisten
Gubernur

Asisten
Gubernur

Asisten
Gubernur

Asisten
Gubernur

Ka Dept.

Ka Dept.

Ka Dept.

Ka Dept.

Ka Dept.

Ka Dept.

Ka Dept.

Ka Dept.

Ka Dept.

Ka Dept.

Ka Dept.

Ka Dept.

BUTUH INFORMASI LEBIH?

www.bi.go.id
pres@bi.go.id

RED
(Maret 2014)

Perekonomian global membaik, meski dengan kecepatan


pemulihan yang lambat
Moderasi pertumbuhan ekonomi Indonesia berlanjut dengan
komposisi yang lebih seimbang. Perkiraan 2014 : 5,5%-5,9%
Fundamental ekonomi semakin menguatnya nilai tukar rupiah
Inflasi Februari 2014 berada pada tren menurun makin
mendukung prospek pencapaian sasaran inflasi 2014 : 4,5+1%

RDG
(8-4-2014)

BI rate 7,5%
Lending facility 7,5%, deposit facility 5,75%
Sasaran inflasi 2014 :4,5+1 dan 2015: 4+1%
Proyeksi growth 2014 : 5,5%-5,9%
Kurs Rupiah Rp11.360/USD (akhir Maret) menguat 2,19% ) Februari
14
Credit Growth sektor swasta melambat dari 20,9% (YOY)-Jan 14
dibanding 19,9% (Feb 14)

PEMILU
(9-4-2014)

Masyarakat semakin cerdas kompensasi ekonomis


Kepercayaan (pelaksanaan pemilu, kualitas dan komitmen caleg) menurun
Kemajuan teknologi : pemilih cerdas kenali caleg lewat dunia maya (internet, social media)
Pembatasan alat peraga ketertiban, keindahan kota
Jlh parpol berkurang jauh dari 38 +3 Aceh (2009) menjadi 12+2 (2014)
Jlh caleg berkurang
KPU & PPATK : MoU TPPU (Tindak Pencegahan & Pidana Pencucian Uang) wastat
KPK minta Pem. Pusat bekukan dana bansos (Rp9,8 triliun); tmsk larangan menerima
sumbangan kampanye dalam bentuk apapun (pejabat negara, petahana)
Kontribusi ekonomi :rata-rata 0,07%-0,10% (2009 = 0,23%-0,26%) konsumsi RT diperkirakan
5,85% (2009 = 5,95%); konsumsi pemerintah 6,75% (2009=19,25%)

Anda mungkin juga menyukai