Anda di halaman 1dari 7

BAGAN ANGGARAN INDUK (MASTER BUDGET)

Anggaran Pendapatan

Anggaran Persediaan Akhir


Anggaran Produksi

Anggaran Biaya
Anggaran Bahan Baku Langsung
Anggaran Biaya Overhead
Tenaga Kerja Langsung

Anggaran HPP

ANGGARANAnggaran Biaya Riset dan Pengembangan (Desain)


OPERASIONAL
Anggaran Biaya Pemasaran
Anggaran Biaya
Distribusi
Anggaran Biaya Layanan Pelanggan
Anggaran Biaya Administrasi

Laporan Laba Rugi


yang Dianggarkan

Anggaran Pengeluaran Modal


AnggaranNeraca
Kas
yang Dianggarkan
Laporan Arus Kas yang Dianggarkan

ANGGARAN
KEUANGAN

Anggaran Induk dan Akuntansi Pertanggungjawaban

Model Perencanaan Keuangan Berbasis Komputer


Perencanaan keuangan yang menggunakan sarana penganggaran berbasis web dan
perangkat lunak (software) bertujuan untuk mengurangi beban perhitungan dan waktu yang
dibutuhkan dalam menyusun anggaran. Paket perangkat lunak tersebut akan melakukan
penghitungan untuk model-model perencanaan keuangan yang mencerminkan hubungan
yang matematis di antara aktivitas operasi, aktivitas pendanaan, dan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi anggaran induk. Paket tersebut membantu manajer untuk melakukan
analisis sensitivitas dalam aktivitas perencanaan dan penganggaran. Analisis Sensitivitas
adalah teknik what-if yang menelaah perubahan hasil jika data yang diprediksikan semula
tidak tercapai atau jika terjadi perubahan asumi semula. Analisis ini berguna terutama dalam
membentuk hubungan timbal balik yang dibutuhkan manajer untuk membuat keputusan
penganggaran. Dengan adanya analisis ini manajer dapat langsung menerapkan program
kontinjensi untuk memotong biaya guna mengurangi kerugian jika harga jual menurun serta
memperbaru anggarannya ketika ketidakpastian mucul. Anggaran yang sudah diperbarui ini
dapat membantu para manajer menyesuaikan tingkat pengeluaran, mengubah strategi
pemasaran, dan sebagainya ketika situasi berubah.
Penganggaran Kaizen
Kaizen adalah budaya dari masyarakat jepang yang berarti perbaikan yang
berkesinambungan.

Penganggaran

kaizen

berarti

perbaikan

yang

kontinu

(berkesinambungan) yang diantisipasi selama periode anggaran ke dalam jumlah yang


dianggarkan. Dengan adanya penganggaran kaizen ini diharapkan biaya-biaya yang terjadi
dapat dikurangi.
Contohnya : diasumsikan bahwa dibutuhkan 3,75 jam tenaga kerja yang dibutuhkan
untukmembuat setiap meja. {endekatan penganggaran kaizen akan memasukkan perbaikan
yang kontinu yaitu pengurangan dalam jam tenaga kerja manufaktur langsung yang
dibutuhkan dalam suatu periode. Misalnya :
Jam Tenaga Kerja Langsung
yang dianggarkan per meja
January Maret 2007

3,75 jam

April Jun1 2007

3,70 jam

Juli - September 2007

3,65 jam

Anggaran Induk dan Akuntansi Pertanggungjawaban

Oktober - Desember 2007

3,60 jam

Implikasi dari penurunan jam tenaga kerja manufaktur langsung ini juga akan
menurunkan biaya overhead manufaktur variable apabila jam tenaga kerja manufaktur
langsung ini ditetapkan sebagai pemicu biaya (cost driver). Apabila perbaikan yang kontinu
tidak dilakukan maka jam aktual yang terjadi akan melebihi jam yang dianggarkan pada
tahun berjalan. Oleh karena itu, pengimplementasian perubahan proses yang akan
mempercepat perbaikan yang kontinu perlu dilakukan agar tujuan dapat dicapai.
Penganggaran Berbasis Aktivitas Activity Based Budgeting
Activity Based Budgeting(ABB) adalah perluasan dari konsep Activity Based Costing (ABC)
di mana digunakan akitivas sebagai pemicu biaya. Dalam Activity Based Budgeting berfokus
pada anggaran biaya aktivitas yang diperlukan untuk membuat dan menjual produk serta
jasa.
Ilustrasi contoh sebagai berikut :

Unit yang diproduksi


unit produksi per batch
Jumlah batch
Waktu setting per batch
Total jam setting (jam)

Setting
Laminating
Permesinan
50,000
50,000
25
10
2,000
5,000
0.50
2.50
1,000
12,500

Jika diketahui bahwa tariff tenaga kerja sebagai berikut :

Setting laminating
Setting permesinan

: Rp. 25 / jam
: Rp. 30 / jam

Maka total biaya tenaga kerja adalah :


Setting laminating
: Rp. 25 X 1000jam
= Rp 25.000
Setting permesinan : Rp. 30 X 12.500jam = Rp 375.000
Total
= Rp 400.000
Total biaya aktivitas juga memperhitungkan biaya supervisi sebagai berikut: (asumsi 10 jam
setting membutuhkan 1 jam supervisi, dengan tarif Rp. 60 per jam supervisi).
Total jam setting (1000 jam laminating + 12500 jam permesinan) = 13.500 jam
Waktu supervisi (13.500 : 10)
= 1.350 jam
Biaya supervise (1.350 jam X Rp. 60)
= Rp 81.000
Maka total anggaran yang dibutuhkan untuk proses setting adalah Rp. 481.000
(Rp 400.000 + Rp 81.000).
Penganggaran dan Pertanggungjawaban Akuntansi

Anggaran Induk dan Akuntansi Pertanggungjawaban

Untuk mencapai tujuan yang telah digambarkan dalam master budget, perusahaan
harus mengkoordinasikan upaya dari para karyawannya (meliputi top manajemen melalui
seluruh level manajemen sampai ke setiap supervisor para pekerjanya), koordinasi
diperlukan agar perusahaan dapat menyusun organisasinya secara efisien.
Struktur Organisasi dan Pertanggungjawaban
Struktur organisasi adalah suatu pangaturan lini pertanggungjawaban dalam sebuah
organisasi.Setiap manajer, pada semua level

adalah suatu pusat pertanggungjawaban

(center of responsibility). Yaitu merupakan bagian, segmentasi, atau subunit dari sebuah
organisasi dimana setiap manajer bertanggung jawab atas masing-masing aktivitas yang
dipimpinnya. Semakin tinggi level manajer, maka semakin besar pula tanggung jawab yang
ditanggung.
Pertanggungjawaban akuntansi (responsibility accounting) adalah sebuah sistem yang
mengukur

rencana,

anggaran,

tindakan

dan

hasil

pertanggungjawaban (center of responsibility).


Pusat pertanggungjawaban (center of responsibility)

actual

dari

setiap

pusat

dapat digolongkan menjadi 4

antara lain :
1. Cost center

:manajer

hanya

bertanggung

jawab

pada biaya-biaya yang terjadi.


2. Revenue center : manajer hanya bertanggung jawab pada
pendapatan yang diperoleh.
3. Profit center
:manajer bertanggung jawab pada pendapatan
dan biaya yang terjadi.
4. Investment center:manajer bertanggung jawab pada segala
bentuk investasi, pendapatan dan biaya .
Pusat

pertanggungjawaban

dapat

dicontohkan:Manajer

pemeliharaan

pada

departemen pemeliharaan sebuah hotel merupakan cost center, oleh karena itu manajer
tersebut hanya berfokus pada masalah biaya pemeliharaan. Manajer penjualan adalah
revenue center, dan hanya berfokus pada masalah pendapatan. Manajer hotel bertugas
sebagai profit center, yang hanya berfokus pada pendapatan dan biaya yang terjadi.
Seorang manajer regional adalah investment center, dan bertanggung jawab pada hasil
investasi pada pembangunan / pembelian hotel baru, beserta pendapatan serta biaya-biaya
yang dikeluarkan.
Umpan Balik (Feedback)

Anggaran Induk dan Akuntansi Pertanggungjawaban

Anggaran bersama dengan responsibility accounting, memberikan umpan balik


kepada manajemen puncak mengenai suatu kinerja relatif dari anggaran yang dibuat
manajer pada responsibility accounting yang berbeda.
Perbedaan antara hasil actual yang dicapai dengan budget yang telah dianggarkan (disebut:
varians) jika digunakan dengan tepat akan membantu manajer dalam mengimplementasikan
dan mengevaluasi strategi dalam 3 hal sebagai berikut:
1. Peringatan awal (early warning), varians member peringatan awal kepada manajer
atas peristiwa atau kejadian yang belum terjadi. Kemudian manajer dapat melakukan
suatu tindakan korektif atau antisipatif dengan melihat peluang-peluang yang ada.
Sebagai contoh: apakah penurunan penjualan tahun ini akan diikuti oleh penurunan
yang lebih besar di masa mendatang?
2. Evaluasi suatu kinerja (performance evaluation), varians member informasi kepada
manajer tentang seberapa baik kinerja perusahaan dalam mengimplementasikan
strategi. Sebagai contoh: apakah bahan baku dan tenaga kerja yang digunakan telah
efisisen?
3. Evaluasi suatu strategi (evaluating strategy), varians kadangkala memberikan suatu
sinyal kepada manajer bahwa strategi yang telah dilakukan tidak efektif. Sebagai
contoh: strategi yang dilakukan adalah dengan mengurangi biaya dan peningkatan
kualitas produk diharapkan dapat mencapai tujuan utama, namun kenyataannya
hanya sedikit berpengaruh pada penjualan dan keuntungan yang diperoleh.
Manajemen puncak kemudian akan melakukan evaluasi pada strategi tersebut.
Pertanggungjawaban dan Pengendalian
Konsep Kemampuan mengendalikan (controllability) adalah tingkat pengaruh yang
diiliki oleh seorang manajer tertentu terhadap biaya-biaya, pendapatan dan segala sesuatu
sebagai bentuk pertanggungjawabannya.
Konsep Biaya yang dapat dikendalikan (controllable cost) adalah biaya yang berada pada
lingkup pengawasan manajer pusat pertanggungjawaban untuk periode tertentu.
Dalam praktiknya, pengendalian ini sulit untuk dilaksanakan paling tidak karena ada 2
alasan meliputi:
1. Hanya sedikit biaya yang benar benar berada dalam kendali seorang manajer.
Misalnya saja harga bahan baku tidak hanya menjadi tanggung jawab manajer
pembelian saja, namun dipengaruhi oleh kondisi pasar yang diluar pengendalian
manajer pembelian tersebut. Juga berkaitan dengan masalah jumlah barang yang
digunakan dalam proses produksi tidak hanya dipengaruhi oleh manajer produksi
saja, tetapi juga bergantung pada kualitas barang yang dibeli oleh manajer
pembelian.
Anggaran Induk dan Akuntansi Pertanggungjawaban

2. Dengan rentang waktu yang cukup lama, semua biaya akan bisa dikendalikan.
Namun, kebanyakan laporan kinerja hanya berfokus pada periode satu tahun atau
kurang. Manajer yang menjabat pada saat ini,

berpeluang mewarisi masalah-

masalah dari inefisiensi masa lalu. Sebagai contoh : Manajer terdahulu telah
membuat suatu kontrak yang berdampak pada ketidakefisienan pada perusahaan.
Bagaimana memisahkan tanggung jawab pengendalian manajer sekarang dengan
yang terdahulu?
Aspek manusia dalam Penyusunan Anggaran (budgeting)
Faktor manusia merupakan hal yang sangat penting dalam penganggaran. Teknik
penyusunan suatu anggaran bebas dari faktor emosi. Namun administrasi anggaran
membutuhkan pendidikan, kepercayaan dan intepretasi yang cerdas. Agar lebih efektif,
penyusunan anggaran ini memerlukan suatu komunikasi yang jujur atau terbuka dari
manajer tingkat bawah sampai manajer puncak, diskusi dan intepretasi ini menyebabkan
timbulnya suatu kelonggaran anggaran (budgetary slack), yaitu adanya penyesuaian
dikarenakan adanya beberapa kepentingan.
Kelonggaran Anggaran (budgetary slack) merupaka praktik mengestimasi terlalu rendah
pendapatan yang dianggarkan (under estimate revenue) atau mengestimasi terlalu tinggi
biaya yang dianggarkan (over estimate cost) , agar target yang dianggarkan dapat lebih
mudah dicapai.
Ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan untuk mengurangi adanya budgetary slack
ini, antara lain:

Meminta jasa konsultan independen untuk menghasilkan informasi independen


berapa tingkatan efektifitas suatu produksi barang tertentu, sehingga bisa

dibandingkan dengan hasil yang dicapai oleh perusahaan.


Melakukan atau melihat external benchmark perusahaan lain yang memiliki lini

usaha yang sejenis.


Melibatkan Manajer puncak secara berkala dalam tugas-tugas yang dilakukan oleh
para bawahannya. Dengan berinteraksi langsung dengan para bawahannya bisa

manajer puncak lebih mengetahui bagaimana di lapangan sebenarnya.


Menciptakan kesadaran norma dan nilai pada karyawan dengan konsep reward and
punishment, yaitu apabila perusahaan bisa mencapai hasil sesuai dengan target
yang diharapkan maka para karyawannya akan mendapat insentif atau bonus.
Sedangkan apabila ditemukan adanya suatu kesalahan yang dibuat oleh
karyawannya maka akan diberikan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku,
penciptaan nilai dan norma akan mencegah kecenderungan terjadinya kelonggaran
anggaran.
Anggaran Induk dan Akuntansi Pertanggungjawaban

Menetapkan target yang berlebihan. Konsep ini menantang, namun tetap


memperhatikan tingkat kinerja yang dapat dicapai, yang dimaksudkan untuk
menciptakan motivasi karyawan untuk bekerja lebih keras dan mencapai kinerja
yang baik, tentunya harus ditunjang dengan pemberian reward

bagi setiap

pencapaian kinerja.
Penganggaran di Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional memberikan dampak positif yaitu akses pasar dan sumber
daya baru, serta dampak negatif yaitu beroperasi dalam lingkungan bisnis yang belum
terekspos pada fluktuasi mata uang.

Sebagai contoh, perusahaan multinasional yang

memperoleh penghasilan dalam mata uang berbeda (functional transaction currency), harus
melakukan translasi kinerja operasi ke dalam mata uang pelaporan (reporting currency)
untuk melaporkan kinerja pada pemegang saham. Proses translasi ini sulit dilakukan karena
manajemen harus mengantisipasi perubahan potensial yang mungkin terjadi selama tahun
berjalan. Kurs selalu berfluktuasi sehingga dapat menimbulkan dampak negatif. Manajer
keuangan akan menggunakan teknik forward contract, future contract dan option

untuk

meminimalkan dampak kerugian atas translasi mata uang ini. Ketika situasi dan kondisi
kurs berubah, perusahaan akan melakukan revisi terhadap anggarannya, dengan tujuan
untuk memeriksa dan mengadaptasi rencana dan mengkoordinasi langkah aksi yang harus
diambil perusahaan.

Anggaran Induk dan Akuntansi Pertanggungjawaban

Anda mungkin juga menyukai