Anda di halaman 1dari 19

Percobaan ke II

A. Judul Percobaan

: Analisis Anion

B. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat melakukan analisis dan
identifikasi jenis jenis anion dalam sampel
C. Dasar Teori
Metode yang digunakan dalam mendeteksi anion tidaklah se-sistematik metode dalam
hal analisis kation. Dalam melakukan praktikum ini dapat dilakukan dengan memisahkan
anion-anion ke dalam golongan-golongan utama dari beberapa sifat garam penyusunnya.
Oleh sebab itu uji identifikasi atau uji spesifik dapat dilakukan dalam fasa padatan, tetapi
untuk memperoleh validitas pengujian yang tinggi biasanya dilakukan dalam keadaan larutan.
Dalam hal ini informasi penting yang dibutuhkan adalah Kelarutan bahan-bahan anorganik ,
terutama kelarutan garam yang telah dipelajari sebelumnya dalam mata kuliah Kimia Dasar 2
dalam bentuk daftar kelarutan garam. Daftar kelarutan garam membantu dalam menetapkan
kombinasi antara anion dan kation, seperti kelarutan garam perak, garam kalsium atau barium
dan garam zink. Namun cara ini hanya boleh dianggap berguna untuk memberi indikasi
adanya anion tertentu pada sampel yang di uji, namun untuk memastikan hasilnya, dan untuk
memastikan hasil-hasil yang diperoleh harus dilakukan identifikasi lebih lanjut.
Secara umum identifikasi anion dibagi menjadi kelas A dan Kelas B. kelas A meliputi
anion yang proses identifikasinya melibatkan produk-produk yang mudah menguap, yang
diperoleh dari perlakuan dengan asam-asam, dan kelas B meliputi anion yang pada proses
identifikasi tergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan. Kelas A dibagi lagi menjadi subkelas
(i) gas-gas yang dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer, dan subkelas
(ii) gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Kelas B juga dibagi menjadi subkelas
(i) reaksi pengendapan, dan subkelas (ii) reaksi oksidasi atau reduksi dalam larutan. Untuk
kelas A subkelas (i) meliputi anion golongan karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit,
sulfat, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida, dan sianat. Dan untuk kelas A subkelas (ii)
meliputi anion golongan halogen, nitrat, klorat, perklorat, permanganat, bromat, borat,
heksasianoferat(II), heksasianoferat(III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat.

Untuk kelas B subkelas (i) meliputi anion sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit,
arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, dan suksinat.
Dan untuk kelas b subkelas (ii) meliputi anion manganat, permanganat, kromat dan dikromat.
Analisis anion yang sering dilakukan meliputi 9 anion yang paling umum, yaitu Anion
Sulfida (S2-), Sulfat (SO42-), Sulfit (SO32- ), Nitrit (NO22-), Iodida

(I-), Bromida (Br-), Klorida

(Cl-), Fosfat (PO43- ), Nitrat (NO3-).

Beberapa kelarutan garam-garam dan anion-anion dengan diidentifikasi sebagai


berikut:
a) Ion klorida (Cl-)
Garan-garam yang mengandung ion klorida umumnya larut dalam air dan asam kuat encer
kecuali AgCl membentuk endapan (berwarna putih), Hg 2Cl2 (berwarna putih) dan PbCl2
(berwarna putih), khusus PbCl 2 mudah larut dalam air panas. Sedangkan AgCl larut dalam
ammonia encer, larutan-larutan kalium sianida dan tiosulfat.
b) Ion bromida (Br-)
Garam-garam yang mengandung ion bromida kebanyakan mudah larut dalam air dan asam
kuat encer kecuali AgBr membentuk endapan (berwarna kuning), HgBr 2 (berwarna putih), dan
PbBr2 (berwarna putih). Khusus PbBr2 mudah larut dalam air panas. Sedangkan AgBr sedikit
larut dalam ammonia encer dan mudah larut dalam ammonia pekat.
c) Ion iodida (I-)
Garam-garam yang mengandung ion iodida umumnya larut dalam air dan asam kuat encer
kecuali AgI membentuk endapan (berwarna kuning muda), Hg 2I2 (berwarna kuning), PbI2
(berwarna kuning), dan HgI2 (berwarna merah). Khusus PbI2 larut dalam air panas. Sedangkan
AgI mudah larut dalam larutan kalium
d) Ion nitrit (NO2-)
Garam-garam yang mengandung ion nitrit semuanya larut dalam air.
e) Ion nitrat (NO3-)
Garam-garam yang mengandung ion nitrat semuanya mudah larut dalam air dan asam kuat
encer, kecuali perak nitrat yang sedikit larut dalam air, dan tidak membentuk endapan dengan
larutan barium klorida. Identifikasi adanya anion nitrat dapat dilakukan dengan tes cincin
coklat.
f) Sulfida (S2-)
Garam-garam yang mengandung ion sulfida semuanya larut dalam air. Identifikasi adanya
anion sulfida dilakukan dengan mengamati terbentuknya gas H 2S yang dapat menghitamkan
kertas timbal asetat, endapan S dan timbul gas SO 2, serta terbentuk endapan hitam Ag2S.
g) Ion Sulfit (SO32-)

Kelarutan garam anion sulfit dari logam alkali dan dari amonium larut dalam air, sulfit dari
logam lainnya larut sangat sedikit ataub tidak larut. Hidrogen sulfit dari logam alkali larut
dalam air. Hidrogen sulfit dari logam alkali tanah hanya dikenal dalam larutan.
h) Ion sulfat (SO42-)
Garam-garam yang mengandung ion sulfat umumnya larut dalam air dan asam kuat encer
i)

kecuali CaSO4, SrSO4, BaSO4, dan PbSO4 dengan semuanya berwarna putih.
Fosfat (PO43-)
Garam-garam yang mengadung ion fosfat dari kation ammonium dan dari golongan alkali
kecuali litium semua larut dalam air. Semua fosfat dari logam-logam lainnya larut sangat
sedikit atau tidak larut dalam air..

D. Alat dan Bahan


a. Alat

: Tabung reaksi, Rak tabung reaksi, Penjepit tabung, Pipet tetes, Pemanas
Spirtus, dan Kaki tiga, Kertas saring

b. Bahan

: Anion halida (ion klorin, bromida, dan iodida); anion nitrit dan nitrat;
anion sulfida, sulfit, dan sulfat; anion fosfat; Reagen: perak nitrat, asam
sulfat encer, asam sulfat pekat, besi(II)sulfat (harus segar), asam nitrat,
kaliun dikromat, timbal asetat, amonium molibdat, barium klorida, KI,
kloroform

E. Langkah Kerja
Reaksi reaksi identifikasi terhadap anion :

1. Klorida ( Cl )
a.
b.
c.
d.

Diambil 1 mL larutan sampel anion klorida


Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan perak nitrat tetes demi tetes
Diamati dan dicatat, jangan dibuang untuk dibandingkan dengan anion halida yang lain

2. Bromin ( Br )

a. Bromin ( Br
a)
b)
c)
d)

Diambil 1 mL larutan sampel anion Bromida


Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan perak nitrat tetes demi tetes
Diamati dan dicatat, jangan dibuang untuk dibandingkan dengan anion halida yang
lain


b. Bromin ( Br
a)
b)
c)
d)

Diambil 1 mL larutan sampel anion Bromida dalam tabung reaksi


Ditambahkan asam sulfat pekat secara perlahan
Kemudian ditambahkan kloroform
Diamati dan dicatat, jangan dibuang untuk dibandingkan dengan anion halida yang

lain

3. Iodida ( I )
a. Iodida (
a)
b)
c)
d)

Diambil 1 mL larutan sampel anion Iodida


Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan perak nitrat tetes demi tetes
Diamati dan dicatat, jangan dibuang untuk dibandingkan dengan anion halida yang
lain

b. Iodida (
a)
b)
c)
d)

I )

I )

Diambil 1 mL larutan sampel anion Iodida dalam tabung reaksi


Ditambahkan asam sulfat pekat secara perlahan
Kemudian ditambahkan kloroform
Diamati dan dicatat, jangan dibuang untuk dibandingkan dengan anion halida yang

lain

4. Nitrit ( NO2

a. Nitrit ( NO2
a) Diambil 1 mL larutan garam nitrit
b) Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
c) Ditambahkan asam sulfat encer, dilakukan dalam almari asam

b. Nitrit ( NO2
a)
b)
c)
d)

Diambil 1 mL larutan garam nitrit


Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan KI dan diasamkan dengan asam sulfat
Kemudian ditambahkan kloroform secara perlahan melalui dinding tabung

5. Nitrat ( NO3

a. Nitrat ( NO3
a) Diambil 1 mL larutan garam nitrat
b) Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
c) Ditambahkan asam sulfat pekat, akan timbul gas yang berwarna coklat


b. Nitrat ( NO3
a)
b)
c)
d)
e)

Diambil 1 mL larutan garam nitrat


Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan asam sulfat pekat
Dipanaskan sebentar, kemudian didinginkan
Ditambahkan larutan ferosulfat (FeSO4) jenuh melalui dinding tabung sehingga

membentuk lapisan diatasnya, akan terjadi cincin coklat


2
6. Sulfida ( S )
a) Diambil 1 mL larutan Na2S
b) Dimasukkan dalam tabung reaksi
c) Ditambahkan asam sulfat atau asam klorida akan timbul gas H 2S yang dapat
menghitamkan kertas timbal asetat
2
7. Sulfat ( SO 4
2
a. Sulfat ( SO 4
a) Diambil 1 mL larutan natrium sulfat
b) Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
c) Ditambahkan barium klorida, terjadi endapan putih dari barium sulfat yang tidak
larut dalam asam nitrat atau asam klorida pekat
2
b. Sulfat ( SO 4
a) Diambil 1 mL larutan natrium sulfat
b) Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
c) Ditambahkan timbal asetat, akan terjadi endapan putih timbal sulfat. Endapan
tersebut larut dalam asam sulfat pekat atau amonium asetat
3
8. Fosfat ( PO 4 )
3
a. Fosfat ( PO 4 )
a) Diambil 1 mL larutan natrium fosfat
b) Dimasukkan kedalam tabung reaksi
c) Ditambahkan perak nitrat dan dipanaskan meka akan terjadi endapan kuning perak
fosfat. Endapan ini larut dalam asam nitrat dan amonia
3
b. Fosfat ( PO 4 )
a) Diambil 1 mL larutan natrium fosfat
b) Dimasukkan kedalam tabung reaksi

c) Ditambahkan amonium molibdat berlebih (2-3 mL) kemudian diasamkan dengan


penambahan HNO3 pekat, biarkan beberapa lama sampai timbul endapan kuning dari
amonium fosfomolibdat. Untuk mempercepat reaksi dapat dipanaskan

F. Analisis data dan Pembahasan


Pada percobaan kali ini, dilakukan analisis anion dimana digunakan beberapa reagen
untuk menganalisis anion yang terkandung dalam suatu senyawa, anion anion yang di uji
diantaranya sebagai berikut :
,

, Br dan I
1. Anion Halida (
Cl
Pada uji anion halida pertama digunakan larutan perak nitrat (AgNO 3). Hal tersebut
bertujuan untuk menghasilkan endapan perak halida untuk mengidentifikasi anion yang
terkandung dalam sampel, karena setiap endapan perak halida memiliki warna yang sedikit
berbeda, ditunjukkan dengan persamaan reaksi berikut
+(aq)

AgCl (s)
Cl (aq) +
Ag

Br (aq) +

+(aq)
Ag

AgBr (s)

I (aq) +

+(aq)
Ag

AgI (s)

Dari persamaaan reaksi diatas, diketahui bahwa dihasilkan endapan perak halida yaitu AgCl,
AgBr, dan AgI. Dimana walaupun sama sama menghasilkan endapan halida, namun
masing endapan halida memiliki perbedaan warna, yaitu AgCl berwarna putih seperti didih,
sedangkan AgBr memiliki warna putih agak kekuningan, dan AgI memiliki warna endapan
kuning.
Uji kedua pada anion halida adalah menggunakan H 2SO4 dan kloroform (CHCl3). Pada
anion

Cl

tidak dilakukan pengujian H2SO4 dan kloroform (CHCl3), karena tidak terjadi

perubahan yang dapat diamati secara makroskopis, jadi untuk digunakan sebagai uji analisis
anion

Cl akan sulit. Pada anion

Br

di uji dengan reagen H2SO4 pekat dan kloroform,

pada saat diberi H2SO4 pekat tidak terjadi perubahan warna, dapat dituliaskan persamaan
reaksinya sebagai berikut

Br (aq) + H2SO4 (aq) HBr (g) + HS O 4 (aq)


Pada saat diberi asam sulfat coklat tidak mengalami perubahan warna, karena uap bromida
yang berwarna coklat beserta hidrogen langsung menguap di udara, karena itu secara
makroskopis tidak terjadi perubahan apapun. Pada saat di beri kloroform terjadi perubahan
yaitu terbentuk dua lapis yang tidak berwarna.

Sedangkan pada anion I juga di analisis menggunakan H2SO4 pekat dan kloroform.

Pada saat anion

I larutan berubah menjadi coklat, dimana dihasilkan gas iod, yang

dapat dituliskan dengan persamaan reaksi berikut


2

2 I (aq) + 2 H2SO4 (aq) I2 (g) + 2 SO 4 (aq) + 2H2O (l)


Setelah itu diberi kloroform sehingga gas I2 larut, selain larut di kloroform gas I2 juga larut
dalam air, dimana ditunjukkan pada terbentuknya dua lapisan.
Sama halnya dengan ion bromida yang bila ditetesi kloroform, terbentuk dua lapisan hal
tersebut dikarenakan antara air dan kloroform tidak bisa saling melarut, hal tersebut
disebabkan perbedaan kepolaran yang dimiliki oleh air dan kloroform. Dimana iod dan brom
dalam kloroform berada di bawah lapisan iod dan brom dalam air, karena densitas kloroform
lebih besar dibanding densitas air, yaitu kloroform 1,49 g/ml, sedangkan air 1,00 g/ml. Iod
dan brom dapat larut dalam kloroform dan air, karena bila dalam suatu sistem dua cairan
yang tidak saling tercampur, kemudian ditambahkan suatu senyawa ketiga, maka senyawa
ini akan terdistribusi kedalam dua cairan tersebut.

NO
2 ) dan Nitrat ( NO
b. Uji Anion Nitrit
3

NO
2 ) yang pertama digunakan reagen H2SO4 encer, dari hasil
Pada uji anion Nitrit

pengamatan secara makroskopis tidak terdapat perubahan pada larutan, tetapi secara
mikroskopis terjadi pertukaran ion, dapat dituliskan sebagai berikut

NO2 (aq) + H2SO4 (aq) HNO2 (aq) + HSO4 (aq)


Kemudian uji kedua pada Nitrit digunakan larutan KI yang kemudian diasamkan dengan
H2SO4 yang menghasilkan saat ditambah KI tidak terjadi perubahan, setelah ditetesi H 2SO4
terjadi perubahan warna menjadi kuning kecoklatan, warna tersebut dikarenakan adanya

anion iodida. Dengan menambahkan suatu larutan nitrit kepada larutan kalium iodida, yang
diteruskan dengan mengasamkan dengan asam asetat atau dengan asam sulfat encer, iod
akan dibebaskan. (Svehla,G.,331), dapat dituliskan dengan persamaan reaksi berikut

2 NO2 (aq) + 2 I (aq) + 4 H2SO4 (aq) I2 (g) + 2NO (g) + 4 HSO4 (aq) + 2H2O (l)
Kemudian dilanjutkan dengan penambahan kloroform, dihasilkan 3 lapisan yaitu lapisan atas
merah, lapisan tengah coklat, dan lapisan dasar ungu. Penambahan kloroform betujuan untuk
melarutkan I2 , sehingga gas NO dapat dianalisis. Lapisan dasar ungu dan lapisan tengah
coklat merupakan lapisan dasar yaitu iod dalam kloroform dan lapisan tengah coklat
merupakan iod dalam air. Iod dalam kloroform berada dibawah karena memiliki densitas
3
3
lebih besar yaitu 1,49 g/ cm daripada densitas air yaitu 1,00 g/ cm .

Selanjutnya yaitu uji Nitrat yang pertama menggunakan H 2SO4 pekat yang kemudian
dipanaskan. Pada saat diberi H2SO4 pekat tidak terjadi perubahan secara makroskopis, namun
setelah dipanaskan timbul gas yang berbau menyengat yaitu gas NO 2. Dilakukan pemanasan
untuk mempercepat kinetika suatu reaksi. Dapat dituliskan sebagai berikut

4 NO3

2
(aq) + 2H2SO4 (aq) 4NO2 (g) + O2 (g) + 2 SO 4 (aq) + 2H2O (l)

Kemudian uji kedua terhadap nitrat yaitu menambahkan nitrat dengan H 2SO4 pekat yang
kemudian dipanaskan, dan ditambahkan NH4(FeSO4)2. Dapat dituliskan persamaan reaksinya
sebagai berikut

2 NO3

2
2+
3+

(aq) + 4H2SO4 (aq) + 6 Fe (aq) 6 Fe (aq) + 2NO (g) + 4 SO 4

(aq) +

4H2O (l)
Pada saat penambahan fero sulfat pada nitrat yang telah diberi H2SO4 pekat dan dipanaskan,
akan timbul cincin berwarna coklat. Cincin coklat ini disebabkan oleh pembentukan [Fe
2+
(NO) ], yang dapat ditulis persamaan reaksinya sebagai berikut
2+
2+

Fe (aq) + NO (g) [Fe ( NO) ]

Cincin coklat terbentuk dari

2+
Fe bereaksi dengan gas NO yang membentuk ion kompleks

2+
[Fe ( NO) ] , yang secara makroskopis terlihat cincin berwarna coklat. Cincin coklat akan

hilang bila dikocok atau dipanaskan. Selain itu terdapat larutan

3+
Fe

yang menyebabkan

larutan berwarna kuning. Pratikan melakukan percobaan ini selama 2 kali, karena pada
percobaan yang pertama gagal membentuk cincin coklat, hal tersebut dikarenakan pratikan
mengocok tabung reaksi,sehingga tidak terbentuk cincin coklat.
Pada nitrit juga dapat membentuk cincin coklat jika direaksikan dengan fero sulfat,
namun menggunakan asam sulfat atau asam asetat encer, berbeda dengan nitrat yang
menggunakan asam sulfat pekat.
2. Analisis terhadap anion Sulfida (
Pada uji anion Sulfida (

2
2

dan
Sulfat
(
SO 4
S

digunakan reagen larutan H2SO4 serta kertas timbal

asetat. Kertas timbal asetat dibuat dengan cara memberikan larutan timbal asetat
(Pb(CH3COOH)2) pada permukaan kertas saring. Saat anion Sulfida (

diberi larutan

H2SO4 , warna larutan keruh. Jika anion Sulfida direaksikan dengan larutan H 2SO4 akan
menghasilkan gas yang berbau khas yaitu gas H2S, dapat dituliskan persamaan reaksinya
sebagai berikut
2
+

(aq) + 2 H (aq) H2S (g)


S

Selain itu gas H2S dapat menghitamkan kertas saring yang telah dibasahi larutan timbal
asetat (Pb(CH3COOH)2), sesuai dengan persamaan reaksi berikut
H2S +

2+
Pb PbS

Untuk menghitamkan kertas timbal asetat dilakukan dengan cara menutup rapat tabung
reaksi tempat sulfida dan asam sulfat direaksikan,sehingga gas H 2S langsung mengenai

kertas timbal asetat dan menghitamkannya , Pada percobaan yang dilakukan pratikan kertas
timbal asetat hanya sedikit saja yang menghitam, hal tersebut dikarenakan pratikan
melakukan kesalahan, dengan tidak menutupnya dengan rapat, sehingga gas H 2S hanya
sedikit yang mengenai kertas timbal asetat.
2
Pada uji anion Sulfat ( SO 4 pertama digunakan reagen larutan barium klorida (BaCl2)
yang kemudian ditetesi dengan asam nitrat (HNO3) pekat. Pada saat anion sulfat diberi
larutan barium klorida (BaCl2), larutan menjadi keruh, hal tersebut dikarenakan terbentuk
endapan BaSO4 , dapat dituliskan dengan persamaan reaksi berikut
2
2+
SO 4 (aq) + Ba (aq) BaSO4 (s)
Kemudian ditambahkan larutan HNO3 pekat dan dihasilkan larutan tetap keruh, hal tersebut
disebabkan endapan BaSO4 tidak larut dalam asam sulfat pekat
2
Pada uji anion Sulfat ( SO 4 kedua digunakan reagen timbal asetat (Pb(CH3COOH)2
dan diberi asam sulfat pekat. Pada saat anion sulfat direaksikan dengan timbal asetat secara
makroskopis larutan menjadi keruh, hal tersebut disebabkan karena adanya endapan PbSO 4,
dapat dituliskan dengan persamaan reaksi berikut
2
2+
SO 4 (aq) + Pb (aq) PbSO4 (s)
Kemudian ditetesi dengan asam sulfat pekat, dimana PbSO 4 akan larut bila direaksikan
dengan asam sulfat pekat, namun saat melakukan pratikum, setelah menetesi asam sulfat
pekat, tidak larut melainkan semakin keruh, hal tersebut mungkin dikarenakan pratikan
melakukan kesalahan, membersihkan alat kurang bersih.
3
3. Uji Anion Fosfat ( PO 4
Pada uji anion fosfat pertama digunakan reagen larutan perak nitrat (AgNO 3) yang
kenudian dipanaskan dan ditambah asam nitrat. Pada saat anion fosfat direaksikan dengan
perak nitrat larutan menjadi keruh berwarna kuning pucat, hal tersebut disebabkan adanya
endapan Ag3PO4 , yang dapat ditulis persamaan reaksinya sebagai berikut
3
+
Ag3PO4 (s)

PO 4 (aq) + Ag (aq)

Kemudian dipanaskan yang menyebabkan endapan turun kebawah, dan setelah itu ditetesi
HNO3 encer, maka endapan Ag3PO4 akan segera larut, yang dapat dituliskan dengan
persamaan reaksi berikut
+

+
Ag3PO4 (s) + 2 H (aq) H2P O 4 (aq) + 3 Ag (aq)
Dari persamaan reaksi tersebut terlihat bahwa Ag3PO4 larut dalam HNO3 encer.
3
Pada uji fosfat ( PO 4 ) kedua digunakan amonium molibdat (NH4)2MoO4 yang
kemudian ditetesi HNO3. Pada penambahan (NH4)2MoO4 tidak terjadi perubahan,seharusnya
terjadi endapan kuning dari (NH4)3[P(Mo3O10)4], dapat dituliskan persamaan reaksi berikut
2
+
2
+
HP O 4 (aq) + 3 NH 4 (aq) + 12 MoO4 (aq) + 23 H (aq) (NH4)3[P(Mo3O10)4]
(s) + 12H2O (l)
Dalam percobaan tidak terjadi perubahan, hal tersebut dikarenakan terjadi kesalahan yang
dilakukan pratikan, seperti tidak mencuci bersih peralatan.

G. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
a. Untuk uji analisis anion halida dapat digunakan perak nitrat untuk menghasilkan endapan
perak halida, selain dengan perak nitrat dapat juga digunakan H2SO4 pekat dan kloroform

namun hanya untuk anion Br dan I


b. Untuk uji analisis anion nitrit digunakan H2SO4 encer, KI, dan kloroform untuk
menghasilkan gas NO
c. Untuk uji analisis anion nitrat digunakan reagen H 2SO4 pekat dan NH4(FeSO4)2 untuk
membuktikan dihasilkan gas NO yang jika bereaksi dengan FeSO4 akan menghasilkan
cincin coklat
d. Untuk uji analisis ion sulfida, digunakan kertas timbal asetat yang dibuat dengan
membasahi kertas saring dengan timbal asetat, jika sampel dapat menghitamkan kertas
timbal asetat maka dapat dibuktikkan terdapat ion sulfida
e. Untuk uji analisis ion sulfat digunakan reagen BaCl 2 dan Pb(CH3COOH)2 , serta H2SO4
pekat, adanya ion sulfat dibuktikan dengan adanya endapan BaSO4 dan PbSO4
f.Untuk uji anion fosfat digunakan reagen AgNO3 dan (NH4)2MoO4 yang kemudian keduanya
ditambahkan HNO3 untuk menguji adanya endapan yang mengandung ion fosfat

Daftar Rujukan
Ibnu, Sodiq,dkk. 2005. Kimia Analitik I. Malang: Universitas Negeri Malang (UM PRESS)
Utomo, Yudhi, dkk. 2015. Petunjuk Praktikum Kimia Anaitik Dasar: Analisa Kualitatif
Kation dan Anion. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.
Svehla, G., 1985. Vogel: Buku Teks Analisa Anorganik Kualitatif Makro dan Mikro. Jakarta:
PT. Kalman Media Pustaka.

Pertanyaan
1. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi pada tiap analisis anion tersebut ?
,

a. Ion , Br
dan
dengan AgNO3
I
Cl

Cl (aq) +

+( aq)
Ag

AgCl (s)

Br (aq) +

+( aq)
Ag

AgBr (s)

I (aq) +

+( aq)
Ag

AgI (s)

b. Ion Br dan I

dengan H2SO4

Br (aq) + H2SO4 (aq) HBr (g) + HS O 4 (aq)

I (aq) + 2 H2SO4 (aq) I2 (g) + 2 SO 4 (aq) + 2H2O (l)

c. Ion Nitrit dengan H2SO4 encer

NO2 (aq) + H2SO4 (aq) HNO2 (aq) + HSO4 (aq)


d. Ion Nitrit dengan KI dan H2SO4

2 NO2 (aq) + 2 I (aq) + 4 H2SO4 (aq) I2 (g) + 2NO (g) + 4 HSO4 (aq) +
2H2O (l)
e. Ion Nitrat dan H2SO4

4 NO3

2
(aq) + 2H2SO4 (aq) 4NO2 (g) + O2 (g) + 2 SO 4 (aq) + 2H2O (l)

f. Ion Nitrat dengan H2SO4 dan FeSO4

2+
3+
2 NO3 (aq) + 4H2SO4 (aq) + 6 Fe (aq) 6 Fe

g.

2
(aq) + 2NO (g) + 4 SO 4

(aq) + 4H2O (l)


Ion sulfida dengan H2SO4
2
+
S (aq) + 2 H (aq) H2S (g)

h. Ion sulfat dengan BaCl


2
2+

(aq)
+
SO 4
Ba (aq) BaSO4 (s)
i. Ion sulfat dengan Pb(CH3COOH)2
2
2+

(aq)
+
SO 4
Pb (aq) PbSO4 (s)
j. Ion fosfat dengan AgNO3
3
+
Ag3PO4 (s)

PO 4 (aq) + Ag (aq)
k. Ion fosfat dengan (NH4)2MoO4
+
2
HP O 4 (aq) + 3 NH 4

(aq)

2
+ 12 MoO4

(aq) +

(NH4)3[P(Mo3O10)4] (s) + 12H2O (l)


2. Berikan contoh aplikasi analisis anion dalam kehidupan sehari hari

+
23 H (aq)

Di dalam kehidupan sehari hari analisa anion biasanya digunakan dalam bidang
kesehatan dan dalam bidang industri. Dalam bidang kesehatan digunakan untuk
pemeriksaan urin, darah. Dalam bidang industri digunakan sebagai bahan pembuat racun
tikus, sebagai bahan untuk gelas optik, pembuat keramik, cat, dan sebagainya.

LAMPIRAN

DOKUMENTASI PRAKTIKUM
Pemanasan anion nitrat

pembentukan cicin

coklat
dengan asam sulfat pekat

Pengendapan anion
Pengendapan anion
klorida dengan AgNO3
dengan AgNO3

Pengendapan anion
iodida dengan AgNO3

Anion iodide dalam H2SO4


Anion iodide yang diberi H2SO4
yang diberi kloroform

bromida

Warna hitam pada kertas


timbale asetat oleh gas H2S

PERCOBAAN II
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK DASAR
ANALISIS ANION

OLEH :

KELOMPOK 7
ANGGOTAN :
IRDANI PRIYANKA ASHARI/140331602022
NOVIA PRIHASTYANTI/140331602737***
NURUL IMAMAH/140331600632

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
TAHUN 2015

Anda mungkin juga menyukai