Oleh:
Zenit djaja
H1AP11038
Pembimbing:
Dr. Sri Hastuti, Sp.JP
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada tuhan yang maha esa atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul Efusi
perikardial, diabetes melitus tipe 2, CKD, Hipertensi grade 2. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dr. Sri Hastuti. Sp. JP selaku pembimbing yang telah membantu penyelesaian
laporan kasus ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman, dan semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan kasus ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan masih terdapat
kekurangan, oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun.
Penulis
Zenit djaja
DAFTAR ISI
Halaman
Judul.............................................................................................................1
Kata Pengantar................................................................................................... 2
Daftar Isi.................................................................................................................. 3
BAB I Pendahuluan...............................................................................................4
BAB II Laporan Kasus...........................................................................................5
BAB III Pembahasan......................................................................................... 24
BAB IV Kesimpulan..............................................................................................38
Daftar Pustaka........................................................................................................40
PENDAHULUAN
I.
Nama
: Ny.M
Umur
: 51 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
Status
: Menikah
Pekerjaan
: Pensiunan
Agama
: Hindu
Nomor RM
: 73 06 20
Masuk RS
: 4 November 2016
Ruang Rawat
Kesadaran
: kompos mentis
Gizi
: cukup
Dehidrasi
: (-)
Tekanan darah
: 130/90 mmHg
Nadi
Pernafasan
:32x/menit,
abdominal-thorakal,
reguler,
: 37 o C
Tinggi Badan
: 169cm
Berat Badan
: 59 Kg
IMT
: 59
(1,69)2
: 58
(2,85)
: 20,65 ( Normal)
Kepala : Bentuk oval, simetris, ekspresi sakit sedang, dan deformasi (-).
Mata
Thorax:
Paru-paru
Hematokrit
: 39 vol % (N :40-46%)
Leukosit
: 11.600/mm (N :5000-10000/ul)
Trombosit
: 241.000/mm (N:200.000-500.000/ul)
GDS
: 74 (N :70-120 g/dl)
Ureum
Creatinin
Irama
: sinus takikardi
Frekuensi
Gel P
PR Interval
: 0,20 secon
Axis
QRS Kompleks
: 0,12 detik
Gel Q patologis
: tidak ada
QT Interval
: 0,32 secon
ST Segmen
Gel T Inverted
: tidak ada
Interpretasi :
Irama sinus takikardi, HR 125x /menit, normoaksis, gelombang Q
patologis tidak ada dan Gel T inverted tidak ada, ST depresi dan ST elevasi
tidak ada. LV strain pada V1 dan V 5, nilai s pada V1 +V5 >35 mm
28/10/2016
Irama
: Atrium fibrilasi
Frekuensi
Gel P
PR Interval
: tidak ada
Axis
QRS Kompleks
: 0,12 detik
Gel Q patologis
: tidak ada
QT Interval
: 0,32 secon
ST Segmen
Gel T Inverted
: tidak ada
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 4 -11- 2016
Pemeriksaan darah
GDS
: 237 mg/dl
Ureum
: 77 mg/dl
Creatinin
: 2.8 mg/dl
HB
: 10,2 gr/dl
HT
: 30 %
Leukosit
: 5.600 mm
Trombosit
: 224.000 sel/mm
Tanggal 7 11 2016
Albumin
: 2,5 2,6 gr/dl
Globin
: 2,2 gr/dl
Protein total : 4,7 gr/dl
HbSAg
: (-)
Tanggal 8 11 2016
Albumin
: 2,6 gr/dl
Tanggal 10 11 2016
GDS : 345 mg/dl
Colestrol total : 2.2 mg/dl
TG
: 179 mg/dl
Urid acid
: 7.8 mg/dl
HDL
: 44 mg/dl
LDL
: 138 mg/dl
Deskripsi
: LV dilatasi
LVH
:-
Kontraktilitas RV
: baik
K Aorta
K Mitral
MVG
19 mmHg LVESD = 52 mm, LVEDD = 61mm
K Pulmonal
: normal
K Trikuspid
: TR Mild
Doppler
Ao Vmax
: 1,8 m/s
Konklusi
Congestive Heart Failure f.c NYHA III e.c Multivalve Moderate - Severe
Insufisiency Because of RHD (Rheumatoid Heart Disease)
2.5 RESUME
Nn. N 16 tahun masuk Rumah Sakit 14 September 2016 dengan keluhan
utama sesak bertambah hebat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Dari
anamnesis didapatkan 2 bulan yang lalu pasien mengeluh demam tinggi disertai
nyeri saat menelan, selain itu pasien juga mengeluhkan batuk tidak berdahak dan
sesak. Sesak dipengaruhi oleh aktivitas misalnya setelah berjalan beberapa meter
dan sesak tidak dipengaruhi cuaca maupun debu. Sesak terasa berkurang jika
berada dalam posisi duduk, Pasien juga mengeluhkan adanya nyeri di persendian
seperti pergelangan tangan, siku, paha, lutut dan sendi jari kaki dan jari tangan.
BAB dan BAK tidak ada keluhan. Pasien telah mendapatkan pengobatan dari
RSUD Kepahiang dan dirawat selama 3 hari, kemudian dilanjutkan dengan rawat
jalan. Satu minggu sebelum masuk rumah sakit, sesak yang dialami pasien
semakin bertambah berat, sesak bertambah setelah melakukan aktifitas yang tidak
terlalu berat seperti keluar dari toilet dan berjalan beberapa meter. Pasien lebih
sering terbangun pada malam hari karena sesak dan batuk. Sesak berkurang saat
pasien duduk dan
2.6 MASALAH
Congestive Heart Failure NYHA fc III e.c Multivalve Moderate- Severe
Insufisiency + anemia
Rheumatic Heart Disease (RHD)
2.7.1 Congestive Heart Failure NYHA fc III e.c Multivalve Moderate- Severe
Insufisiency + anemia
Pasien merupakan pasien rujukan dari Rumah Sakit Umum Kepahiang.
Sejak 2 hari SMRS Pasien berobat ke Poli Penyakit Dalam RSUD Kepahiang
dengan keluhan sesak napas dan berdebar-debar yang terus menerus. Pasien
mengeluhkan sesak napas dan sering terbangun pada malam hari karena
sesak., sesak bertambah setelah beraktifitas ringan misalnya berjalan menuju
toilet, pasien juga mengeluhkan batuk kering, nyeri dada dan jantung
berdebar-debar. Batuk semakin membuat pasien bertambah sesak, pasien
juga sering mengeluhkan cepat merasa kelelahan setelah beraktifitas. Pasien
juga mengaku menggunakan 2 bantal saat tidur.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan nadi >100 kali / menit (takikardi),
peningkatan JPV, batas kiri jantung melebar dan adanya ronkhi basah halus di
kedua basal paru dan auskultasi terdengar mur-mur jantung. Pasien belum
pernah melakukan Rontgen Thoraks, hasil pemeriksaan EKG ditemukan
adanya LV strain pada V5 dan V6 dengan interpretasi LVH, hasil
pemeriksaan lab Hb = 9,0 mg/dl, keadaan ini menunjukan anemia. Dari
ECHO
didapatkan
mur-mur
jantung.
Berdasarkan
hasil
anamnesis
EKG
Rontgen Thorax
Echocardiografi
Pemeriksaan laboratorium (Hb,Ht,leukosit,Trombosit, ureum, creatinin,
LFG, Glukosa, SGOT, SPGT, Urine Rutin, Na, K)
Rencana Terapi
Bed rest
O2 3L/Menit
Balance cairan
Pantau BB
furosemid 1 x20 mg
candesartan 1 x 4 mg
bisoprolol 1 x 1,25 mg
spironolakton 1x 12,5 m
Rencana diagnostik:
EKG
Echocardiography
CMR (Cardiac Magnetic Resonance) /MSCT (Multi-slice Computed
Tomograpy)
Radionuclide Angiography
ASTO
CRP
LED
Rencana Terapi
Ceftriaxone inj 1x 2 gr
Metil prednisolone 4 x 10 mg inj
Mitral valve repair operation of choice
2.9. FOLLOW UP
Tanggal
15 September 2016
O: Keadaan umum
Kesadaran
Compos mentis
Tekanan darah
100/70 mmHg
Nadi
Pernapasan
Temperatur
keadaan spesifik
defisit(-)
36 x/ menit
36,8 0C
Kepala
Leher
Thorax:
Jantung
Paru
Abdomen
thrill (+)
Vesikuler normal, ronkhi basah halus pada kedua
basal paru, wheezing (-)
Ekstremitas
Istirahat
O2 3 liter/mnt
IVFD BDconneta
Lansoprazol 1x 30 mg
Prednisone 4 x10 mg
Ramipril 1 x 5 mg
Bisoprolol 1 x1,25 mg
Ceftriaxone 2 x 1 gram
ISDN 1 x 5 mg
Tanggal
16 September 2016
O: Keadaan umum
Kesadaran
Compos mentis
Tekanan darah
120/70 mmHg
Nadi
Pernapasan
Temperatur
Keadaan spesifik
defisit (-)
22 x/ menit
36,6 C
Kepala
Leher
Thorax:
Jantung
Abdomen
Ekstremitas
Istirahat
IVFD BDconneta
Lansoprazol 1x 30 mg
Prednisone 4 x10 mg
Ramipril 1 x 5 mg
Bisoprolol 1 x 2,5 mg
Ceftriaxone 2 x 1 gram
Tanggal
17 September 2016
O: Keadaan umum
Kesadaran
Compos mentis
Tekanan darah
110/70 mmHg
95 x/menit irreguler, isi dan tegangan kurang, pulsus
Nadi
defisit (+)
Pernapasan
30 x/ menit
Temperatur
36,5 C
Keadaan spesifik
Kepala
Leher
Thorax:
Jantung
Paru
Abdomen
Ekstremitas
A
Istirahat
IVFD BDconneta
Prednisone 3 x10 mg
Ramipril 1 x 5 mg
Bisoprolol 1 x 2,5 mg
Ceftriaxone 2 x 1 gram
Ranitidin 2 x 1 tab
BAB III
Pembahasan
gagal
jantung
kongestif,
hipoalbunemia
apapun
sebabnya
darah.Dua pertiga massa jantung berada di sebelah kanan dari garis tengah tubuh.
Dasar jantung adalah permukaan posteriornya yang dibentuk oleh atrium jantung,
terutama atrium kiri. Sedangkan bagian ujung jantung (apeks) dibentuk oleh ujung
ventrikel kiri. Membran pembungkus jantung disebut perikardium yang menjaga
jantung untuk tetap berada pada posisinya di mediastinum. (6) Jantung merupakan
organ utama dalam system kardiovaskular. Bagian kanan dan kiri jantung masingmasing memiliki ruang sebelah atas (atrium) yang mengumpulkan darah dan
ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan 4 darah. Agar darah mengalir
dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu
katup pada jalan keluar. Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke
seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolism (karbondioksida).
Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang
kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paru-paru,
dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang karbodioksida. Jantung
kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan
memompanya ke jaringan di seluruh tubuh. (6) Gambar 1 : Anatomi jantung
tampak depan.(7) Pericardium merupakan kantung elastic membrane yang dilapisi
oleh membrane serosa skuamosa sederhana dan diisi dengan cairan serosa yang
membungkus jantung dan aorta serta pembuluh darah besar lainnya di
mediastinum. Dibagi menjadi dua lapisan yaitu : (5) 1. Pericardium visceral
(epicardium) Lapisan yang melekat dan mengelilingi jantung, adalah pericardium
visceral, atau epikardium. Jantung dapat bergerak dengan mudah pada
pericardium visceral memiliki lapisan luar dari sel mesothelial datar, yang terlet
penu darah dari d 2. Peric Lapi dari fibro peric dindi jantu pelin medi terdir mem
caira peric kontr tak di str unjang ini m h ke dinding dinding jantu cardium pari
san luar dar lapisan lua osa) dan lap cardium par ing luar dari ung. Dengan ndung
yang k iastinum. La ri dari me mbentuk epit an (biasanya cardium dari raksi otot
jan Gambar 2 : oma jaring mengandung g jantung, d ung. (5) ietalis ri pericardium
ar yang kua pisan serosa rietalis mele i pembuluh d n demikian, kuat untuk ja
apisan seros esothelium el skuamosa a sekitar 25 i bergesekan ntung (5)
Perikardium gan penunja serat elastic dan cabang m, yang dis at, jaringan dalam
(per ekat pada darah besar , pericardium antung dan b sa dari peric bersama-sam a
sederhana sampai 35 n sama lain m visceral dan ang fibroca c, serta arter vena
besar ebut parikar ikat tebal ricardium se diafragma yang memas m parietalis
berfungsi jug cardium par ma dengan dan mengel ml), yang dan menyeb
pericardium aollagenous ri besar yang yang memb rdium pariet ( disebut p erosa).
Lapis dan berdifu suki dan me s membentu ga untuk jan rietalis, seba jaringan
luarkan seju membuat d babkan gesek parietal.(8) 5 . Jaringan g memasok bawa
darah talis, terdiri pericardium san fibrosa usi dengan ninggalkan uk kantung gkar
dalam agian besar ikat kecil, umlah kecil dua lapisan kan selama 6 Fungsi Jantung
Secara singkat fungsi sistem kardiovaskular adalah : (9) 1. Transportasi oksigen,
nutrisi, hormone, dan sisa metabolism Fungsi utama system kardiovaskular adalah
memenuhi kebutuhan system kapiler dan mikrosirkulasi. Komponen darah akan
membawa oksigen, glukosa, asam amino, asam lemak, hormone, dan elektrolit ke
sel dan kemudian mengangkut karbondioksida, urea, asam laktat dan sifat sisa
metabolism lainnya dari sel tersebut. 2. Transportasi dan distribusi panas tubuh
System kardiovaskular membantu meregulasi panas tubuh melalui serangkaian
pengirim panas oleh komponen darah dari jaringan yang aktif seperti pengiriman
panas dari jaringan otot menuju ke kulit dan di sebarkan ke lingkungan luar.
Aliran darah yang aktif di regulasi oleh pengatur suhu tubuh di medulla spinalis
setelah menerima pesan dari pusat pengatur suhu di hipotalamus. System
kardiovaskular menerima pesan dari hipotalamus kemudian meregulasi aliran
darah ke jaringan perifer sehingga menyebabkan vasodilatasi dan vasokontriksi
pembuluh darah di kulit. Dengan demikian panas tubuh akan keluar dari tubuh. 3.
Pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit System kardiovaskular berfungsi
sebagai media penyimpanan serta transport cairan tubuh dan elektrolit. Kedua
substansi ini dikirim ke sel-sel tubuh melalui cairan intestinal dengan proses
filtrasi, difusi, dan reabsorbsi. System kardiovaskular memompa 1700 liter darah
menuju ginjal setiap harinya agar sel-sel tubuh memiliki cairan dan elektrolit yang
seimbang. (9) E. ETIOLOGI Penyebab spesifik dari efusi pericardial adalah : (10)
1. HIV/AIDS 2. Infeksi virus, bacterial (TBC), jamur dan parasit. 3. Inflamasi dari
pericardium yang idiopatik. 7 4. Inflamasi dari pericardium akibat operasi jantung
berat pada ruang rongga jantung. Jumlah cairan yang sedikitpun dapat
meningkatkan peningkatan signifikan tekanan jika pericardium secara patologis
non-komplians, misalnya jika efusi pericardium pada keberadaan tumor atau
fibrosis kantung. Berbeda dengan hal-hal tersebut, jika efusi pericardium
terakumulasi lambat, dalam jangka waktu mingguan hingga bulanan, pericardium
perlahan teregang. Dengan adaptasi, pericardium bisa mengakomodasi volume
yang lebih besar tanpa pengingkatan signifikan tekanan intraperikardium.
Akumulasi lambat memberi kesempatan kompensasi jantung yang lebih baik yaitu
: takikardia, peningkatan resistensi vascular perifer dalam beberapa hari atau
beberapa minggu. Tetapi akumulasi yang cepat akan menimbulkan peregangan
pericardium yang tidak adekuat dan berakibat fatal dalam beberapa menit. (2,5,10)
11 2. PEMERIKSAAN UMUM a. ANAMNESIS Anamnesa yang komprehensif
terhadap riwayat pasien dapat membantu mengidentifikasi kemungkinan etiologi
dari efusi pericardium, yang dapat menyebabkan tamponade jantung. (2) 1. Pasien
dengan penyakit sistemik dan keganasan dengan penurunan berat badan, lemas,
adan anoreksia. 2. Nyeri dada pada pasien perikarditis dan infark miokard. 3.
Nyeri musculoskeletal atau panas tampak pada pasien dengan kelainan jaringan
ikat. 4. Riwayat gagal ginjal menyebabkan uremia sebagai penyebab efusi
pericardium. 5. Seksama terhadap obat pasien terkait obat lupus yang mengarah
ke efusi perikardial 6. Riwayat terakhir bedah kardiovaskular, intervensi koroner,
atau trauma yang dapat menyebabkan pengumpulan cepat cairan perikardial dan
menyebabkan tamponade. 7. Riwayat terakhir pemasangan pacemaker atau insersi
kateter vena central yang dapat menyebabkan pengumpulan cepat cairan
pericardium dan menyebabkan tamponade. 8. Pertimbangkan HIV efusi
pericardial dan tampnade jika pasien memiliki riwayat penggunaan narkoba suntik
atau infeksi oportunistik. 9. Tanyakan tentang radiasi dinding dada (misal untuk
kanker paru, mediastum,atau esophagus). 10. Tanyakan tentang gejala keringat
malam,demam, dan penurunan berat badan, yang mengindikasikan tuberculosis.
b. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan fisis efusi perikardium : (2,10) The
Beck triad atau acute compression triad ( Trias Beck ) meliputi, peningkatan JVP,
hipotensi, dan bunyi jantung melemah atau menjauh. 12 Pulsus Paradoxus :
Penurunan tekanan sistolik lebih dari 10 mmHg pada saat inspirasi. Kussmaul
sign : Penurunan tekanan dan distensi JVP yang sebelumnya meningkat saat
inspirasi. Tanda Ewart : Gambaran redup atau kusam di daerah di bawah scapula
kiri ; terjadi pada efusi pericardium luas. 3. PEMERIKSAAN RADIOLOGI a.
Chest X-Ray Foto thoraks menunjukkan jantung membesar bentuk globuler
gambaran Water bottle-shape heart atau bentuk kendi. Gambaran jantung seperti
ini tampak jika cairan lebih dari 250 ml. (2,15) Gambar 4 : Fhoto thoraks AP /
lateral, tampak jantung membesar memberi gambaran Water bottle-shape heart
pada kasus efusi perikard.(16) 13 Gambar 5 : Foto thoraks AP / lateral, tampak
gambaran Water bottle-shape heart. (16) b. CT-Scan Gambar 6 : CT-scan
potongan axial (16) 14 Gambar 7 : CT-scan potongan axial (16) 4.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM 1. Elektrolit kelainan metabolic
(misalnya gagal ginjal) 2. Complete blood count (CBC) dengan diferensial
Leukositosis bukti infeksi, serta cytopenia, sebagai tanda penyakit kronis
(misalnya HIV,kanker) 3. Enzim jantung untuk menyingkirkan infark miokard 4.
Thyroid stimulating hormone untuk hipotiroidism 5. Rheumatoid factor,
immunoglobulin complexes, antinuclear antibody test (ANA) curiga kasus
rhemautologi 6. Tes penyakit infeksi spesifik :rickettsial antibody jika
tinggi,curigai tick borne disease,dan HIV serology. (11) 5. PEMERIKSAAN
ECHOCARDIOGRAFI Menunjukkan efusi perikard moderat atau berat ( echo
free spase di ruang depan jantung dibawah sternum dan dinding belakang
jantung), swinging heart dengan kompressi diastolic vena cava, atrium kanan atau
ventrikel kanan. (17) 15 Gambar 8 : Efusi perikardial yang terlihat dangan
ekokardiografi 2-dimensi (2D).(18) 6. PEMERIKSAAN Elektrokardiografi
(EKG) Menunjukkan sinus takikardia, gelombang QRS rendah, elevasi segmen
ST yang cekung, electrical alternans. (14,15,19) Gambar 9 : EKG menunjukkan
kompleks QRS low-voltage dan electrical alternans. (20) H. DIFERENSIAL
DIAGNOSIS Diferensial diagnosis efusi pericardium : (18) 1. Tamponade jantung
16 Gambar 10 : Foto thoraks AP, menunjukkan jantung bentuk bottle shaped
heart sebagai interpretasi adanya kongesti dari pembuluh darah pulmoner.(11) 2.
Cardiomiopaty dilatasi Gambar 11 : Foto Thorax pasien dengan gagal jantung
sehingga angka kekambuhan kecil, tetapi mortalitas dan morbiditas lebih besar.
Perikardietomi terutama dilakukan pada perikarditis konstriktif, jarang dilakukan
untuk mencegah efusi perikardial berulang dan tamponade. 5. Pericardioperitoneal shunt Pada beberapa pasien dengan efusi perikardial ganas, pembuatan
pericardio-shunt
membantu
mencegah
tamponade
berulang.
(18)
J.
BAB IV
Kesimpulan
berupa edema ekstremitas, batuk malam hari dispnea deffort, hepatomegali, Efusi
pleura, penurunan kapasitas vital, takikardi ( >120 x/menit)
Pada pasien ini didapatkan empat kriteria mayor. Pertama terdapatnya
paroksismal nokturnal dispneu dari hasil anamnesis. Kedua, dari hasil
pemeriksaan fisik perkusi jantung, didapatkan adanya pembesaran jantung. Batas
jantung kanan terdapat pada linea sternalis dextra, batas kiri pada linea axillaris
anterior sinistra ICS VI, dan batas atas pada ICS II. Hal yang sama juga
didapatkan dari hasil rontgen yang menyatakan bahwa pada pasien terdapat
kardiomegali. Ketiga terdapat peninggian tekanan vena jugularis yaitu (5+2)
cmH2O, keempat didapatkan ronki basah halus pada kedua basal paru.
Sedangkan untuk kriteria minor didapatkan dispnea deffort yang
didapatkan dari hasil anamnesis pasien mengeluh sesak sehabis beraktifitas.
Ketiga didapatkan hepatomegali dari pemeriksaan fisik yaitu 3 jari di bawah arcus
costae. Oleh karena itu pada pasien ini kami simpulkan diagnosis fungsionalnya
adalah Congestive Heart Failure (CHF).
Diagnosis anatomi ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik terdapat
pembesaran dari jantung dan dikonfirmasi dengan ro thorax dengan kesan
kardiomegali.
Etiologi dari penyakit gagal jantung dapat berupa penyakit jantung
bawaan, penyakit jantung rematik, penyakit jantung hipertensi, penyakit jantung
koroner, penyakit jantung anemik, penyakit jantung tiroid, cardiomiopati, cor
pulmonale serta kehamilan. Penyakit gagal jantung yang terjadi pada usia < 50
tahun, terbanyak adalah disebabkan oleh penyakit jantung reumatik dan penyakit
jantung tiroid.
Untuk menentukan kemampuan pompa jantung diperlukan untuk melihat
ejaksi fraksi dari jantung yang ditegakkan dengan echochardiography serta gejala
klinis, sedangkan untuk memperkuat diagnosa RHD maka direncanakan untuk
dilakukan pemeriksaan ASTO, Rheumatoid Faktor dan C-reactive protein (CRP)
DAFTAR PUSTAKA
edition.Centra Communication.
http://www.inaheart.org/upload/file/Pedoman_Tatalaksana_Gagal
Jantung_2015.pdf. [accessed 2th September 2016]
3. Burke PA (2015) Pathology of Rheumatic Heart Disease. University of
Maryland School of Medicine.
http://www. emedicine.medscape.com/article/1962779-author
4. Dickstein K, Cohen-Solal A, Filippatos G, et al (2008). ESC
Guidelines for the
acute and