Anda di halaman 1dari 5

Manusia Jawa

Ilustrasi tengkorak manusia


Jawa
Klasifikasi ilmiah
Kerajaa
Animalia
n:
Filum: Chordata
Kelas: Mamalia
Ordo: Primata
Famili: Hominidae
Genus: Homo
H. erectus
Spesies:
paleojavanicus
Nama binomial
Homo erectus paleojavanicus
Dubois, 1892
Manusia Jawa (Homo erectus paleojavanicus) adalah jenis Homo erectus yang pertama kali
ditemukan. Pada awal penemuan, makhluk mirip manusia ini diberi nama ilmiah
Pithecanthropus erectus oleh Eugne Dubois, pemimpin tim yang berhasil menemukan fosil
tengkoraknya di Trinil pada tahun 1891. Nama Pithecanthropus erectus sendiri berasal dari
akar bahasa Yunani dan Latin dan memiliki arti manusia-kera yang dapat berdiri.
SEJARAH
Ketika itu, Eugne Dubois tidak berhasil mengambil fosil Pithecanthropus secara banyak
melainkan hanya tempurung tengkorak, tulang paha atas dan tiga giginya saja. Dan sampai
saat ini, belum ditemukan bukti yang jelas bahwa ketiga tulang tersebut berasal dari spesies

yang sama. Meskipun demikian manusia Jawa masih dapat ditemukan di buku-buku pelajaran
saat ini.
Fosil yang lebih lengkap kemudian ditemukan di desa Sangiran, Jawa Tengah, sekitar 18 km
ke Utara dari kota Solo. Fosil berupa tempurung tengkorak manusia ini ditemukan oleh
Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald, seorang ahli paleontologi dari Berlin, pada tahun
1936. Selain fosil, banyak pula penemuan-penemuan lain di situs Sangiran ini.
Sampai temuan manusia yang lebih tua lainnya ditemukan di Great Rift Valley, Kenya,
temuan Dubois dan von Koenigswald merupakan manusia tertua yang diketahui. Temuan ini
juga dijadikan rujukan untuk mendukung teori evolusi Charles Darwin dan Alfred Russel
Wallace. Banyak ilmuwan pada saat itu yang juga mengajukan teori bahwa Manusia Jawa
mungkin merupakan mata rantai yang hilang antara manusia kera dengan manusia modern
saat ini. Saat ini, antropolog bersepakat bahwa leluhur manusia saat ini adalah Homo erectus
yang hidup di Afrika.

Pithecantropus Erectus
Artinya: manusia kera yang berjalan tegak. Ditemukan oleh Eugene Dubois di Trinil pada
tahun 1891. Fosil yang ditemukan berupa tulang rahang bagian atas tengkorak, geraham dan
tulang kaki. Fosil ini ditemukan pada masa kala Pleistosen tengah.
Ciri-ciri:

Tinggi badan sekitar 165 180 cm

Volume otak berkisar antara 750 1350 cc

Bentuk tubuh & anggota badan tegap, tetapi tidak setegap meganthropus

Alat pengunyah dan alat tengkuk sangat kuat

Bentuk graham besar dengan rahang yang sangat kuat

Bentuk tonjolan kening tebal melintang di dahi dari sisi ke sisi

Bentuk hidung tebal

Bagian belakang kepala tampak menonjol menyerupai wanita berkonde

Muka menonjol ke depan, dahi miring ke belakang

Alat yang digunakan pada zaman Pithecanthropus Erectus:


1.

Kapak perimbas

2.

Kapak penetak

3.

Kapak gengam

4.

Pahat gengam

5.

Alat serpih

6.

Alat-alat tulang

Pithecanthropus Erectus
Eugena Dubois menamai manusia Jawa, jenis Homo Erectus yang ditemukannya pada
1891 ini dengan nama Pithecanthropus Erectus. Kata ini diambil dari bahasa latin yang
artinya manusia kera yang berjalan tegak. Fosil yang ditemukan di wilayah Trinil, dekat
Ngawi ini menggemparakan dunia karena dianggap menjadi bagian dari mata rantai yang
hilang sebagai penghubung manusia kera dengan manusia modern.
Selain itu, ditemukan pula Pithecanthropus Mojokertensis di daerah Mojokerto dan
Pithecanthropus Soloensis yang ditemukan di daerah Solo. Manusia purba ini diperkirakan
hidup sekitar 2 sampai 1 juta tahun yang lalu.
Ciri manusia purba Pithecanthropus di antaranya adalah hidung yang lebar serta
tulang pipi yang menonjol dan kuat, tingginya sekitar 165 cm 180 cm, badannya tegap
walau tidak setegap Meganthropus. Manusia purba ini diperkirakan hidup dengan
mengumpulkan makanan dan berburu. Makanan yang dikonsumsinya adalah tumbuhtumbuhan dan daging.

Anda mungkin juga menyukai