Disusun oleh:
Arnold Fernando
11.2012.023
Gian Oktavianto
11.2013.124
Ada empat pasang sinus paranasal yaitu sinus maksila, sinus frontal,
sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri. Sinus paranasal merupakan
hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala, sehingga terbentuk rongga di
dalam tulang. Semua sinus mempunyai muara ke rongga hidung.
Secara embriologik, sinus paranasal berasal dari invaginasi mukosa
rongga hidung dan perkembangannya dimulai pada fetus usia 3-4 bulan,
kecuali sinus sfenoid dan sinus frontal. Sinus maksila dan sinus etmoid
telah ada saat anak lahir, sedangkan sinus frontal berkembang dari dari
sinus etmoid anterior pada anak yang berusia kurang lebih 8 tahun.
Pneumatisasi sinus sfenoid dimulai pada usia 8-10 tahun dan berasal dari
bagian
postero-superior
rongga
hidung.
Sinus-sinus
ini
umumnya
mencapai besar maksila 15-18 tahun. Pada orang sehat, sinus terutama
berisi udara. Seluruh sinus dilapisi oleh epitel saluran pernapasan yang
mengalami modifikasi, dan mampu menghasilkan mukus dan bersilia,
sekret disalurkan ke dalam rongga hidung.
Sinus Maksila
Sinus maksila merupakan sinus paranasal yang terbesar. Saat lahir
sinus maksila bervolume 6-8 ml, sinus kemudian berkembang dengan
cepat dan akhirnya mencapai ukuran maksimal, yaitu 15 ml saat dewasa.
Sinus maksila berbentuk segitiga. Dinding anterior sinus ialah
permukaan
fasial
os
maksila
yang
disebut
fosa
kanina,
dinding
3. Ostium sinus maksila terletak lebih tinggi dari dasar sinus, sehingga
drainase
kurang
baik,
lagipula
drainase
juga
harus
melalui
ini
dapat
menghalangi
drenase
sinus
maksila
dan
suatu
penyempitan
yang
disebut
infundibulum,
tempat
Gambar 1 : sinus
paranasal12
Sampai saat ini belum ada kesesuaian pendapat mengenai fisiologi
sinus paranasal. Ada yang berpendapat bahwa sinus paranasal ini tidak
mempunyai
pertumbuhan
fungsi
tulang
apa-apa,
muka.
karena
Namun
terbentuknya
ada
beberapa
sebagai
pendapat
akibat
yang
paranasal
berfungsi
sebagai
penahan
(buffer)
panas,
melindungi orbita dan fossa serebri dari suhu rongga hidung yang
berubah-ubah.
3. Membantu keseimbangan kepala
Sinus membantu keseimbangan kepala karena mengurangi berat
tulang muka. Akan tetapi, bila udara dalam sinus diganti dengan
tulang, hanya akan memberikan pertambahan berat sebesar 1% dari
berat kepala, sehingga teori dianggap tidak bermakna.
4. Membantu resonansi suara
Sinus mungkin berfungsi sebagai rongga untuk resonansi suara dan
mempengaruhi kualitas suara. Akan tetapi ada yang berpendapat,
posisi sinus dan ostiumnya tidak memungkinkan sinus berfungsi
sebagai resonator yang efektif. Lagipula tidak ada korelasi antara
resonansi suara dan besarnya sinus pada hewan-hewan tingkat
rendah.
5. Sebagai peredam perubahan tekanan udara
Fungsi ini berjalan bila ada perubahan tekanan yang besar dan
mendadak misalnya pada waktu bersin atau membuang ingus
6. Membantu produksi mukus
Mukus
yang
dihasilkan
oleh
sinus
paranasal
memang
beberapa
sinus
disebut
multisinusitis.
Bila
mengenai
empat
etmoidalis (kedua
maksilaris (terletak
frontalis (terletak
di
di
dahi)
pipi), sinus
dan sinus
memilih
untuk
tidak
menggunakan
istilah
tersebut.
Istilah
episode,
sementara
JTFPP
mendefinisikan
rinosinusitis
akut
berulang sebagai 3 episode atau lebih rinosinusitis akut per tahun. Untuk
rinosinusitis kronik, hampir semua pedoman sepakat bahwa rinosinusitis
kronik merupakan gejala rinosinusitis yang menetap selama 12 minggu
atau lebih, kecuali JTFFP yang menetapkan gejala rinosinusitis yang
menetap selama 8 minggu
kronik.10
Etiologi dan Faktor Predisposisi
Beberapa faktor etiologi dan predisposisi antara lain ISPA akibat
virus, bermacam rinitis terutama rinitis alergi, rinitis hormonal pada wanita
hamil, polip hidung, kelainan anatomi seperti deviasi septum atau
hipertrofi konka, sumbatan kompleks osti-meatal (KOM), infeksi tonsil,
infeksi gigi, kelainan imunologik, diskenesia silia seperti pada sindrom
Kartgener, dan di luar negeri adalah penyakit fibrosis kistik. Faktor
predisposisi yang paling lazim adalah poliposis nasal yang timbul pada
rinitis alergika; polip dapat memenuhi rongga hidung dan menyumbat
sinus.1,2
Pada anak, hipertrofi adenoid merupakan faktor penting penyebab
sinusitis sehingga perlu dilakukan adenoidektomi untuk menghilangkan
sumbatan dan menyembuhkan rinosinusitisnya. Hipertrofi adenoid dapat
didiagnosis dengan foto polos leher posisi lateral.
Faktor lain yang juga berpengaruh adalah lingkungan berpolusi, udara
dingin dan kering serta kebiasaan merokok. Keadaaan ini lama-lama
menyebabkan perubahan mukosa dan merusak silia.
Bakteri
Hemophilus
penyebab
influenza,
adalah
Streptococcus
Streptococcus
viridans,
pneumoniae,
Staphylococcus
Sinusitis Dentogen
Merupakan penyebab paling sering terjadinya sinusitis kronik.
Dasar sinus maksila adala prosessus alveolaris tempat akar gigi,
bahkan kadang-kadang tulang tanpa pembatas. Infeksi gigi rahang
atas seperti
pada irigasi
sinus, jaringan
yang
paling
penting
yang
mempengaruhi
patogenesis
terjadinya sinusitis yaitu apakah terjadi obstruksi dari ostium. Jika terjadi
obstruksi ostium sinus akan menyebabkan terjadinya hipooksigenasi, yang
menyebabkan fungsi silia berkurang dan epitel sel mensekresikan cairan
mukus dengan kualitas yang kurang baik. Disfungsi silia ini akan
menyebabkan retensi mukus yang kurang baik pada sinus. Organ-organ
yang membentuk KOM letaknya berdekatan dan bila terjadi edema,
mukosa yang berhadapan, akan saling bertemu sehingga silia tidak dpat
bergerak dan ostium tersumbat. Akibatnya terjadi tekanan negatif di
dalam rongga sinus yang menyebabkan terjadinya transudasi, mula-mula
serous. Kondisi ini boleh dianggap sebagai rinosinusitis non-bacterial dan
biasanya sembuh dalam waktu beberapa hari tanpa pengobatan. 1
Bila kondisi ini menetap,
11
ini
dapat
disimpulkan
bahwa
patofisiologi
sinusitis
ini
berhubungan dengan tiga faktor, yaitu patensi ostium, fungsi silia, dan
kualitas sekresi hidung. Perubahan salah satu dari faktor ini akan merubah
sistem fisiologis dan menyebabkan sinusitis.
Manifestasi Klinis
Keluhan utama rinosinusitis akut ialah hidung tersumbat disertai
dengan nyeri/rasa tekanan pada muka dan ingus purulen, yang seringkali
turun ke tenggorok (post nasal drip). Dapat disertai dengan gejala sistemik
seperti demam dan lesu.
Keluhan nyeri atau rasa tekanan di daerah sinus yang terkena merupakan
ciri khas sinusitis akut, serta kadang-kadang nyeri juga terasa di tempat
lain (referred pain) . nyeri pipi menandakan sinusitis
maksila,
nyeri di
Working Diagonsis
12
pemeriksaan
penunjang.
Pemeriksaan
fisik
dengan
rhinoskopi
Minor Symptoms
Headache
Fever (non acute)
Halitosis
Fatique
discharge/purulence/discolored
posterior drainage
Hyposmia/anosmia
Purulence on nasal exam
Fever (acute rhinosinusitis only)
a. Facial pain/pressure alone
Dental pain
Cough
Ear pain/pressure/fullness
does not constitute a suggestive
13
sinus
mengandung
pus.
Pilihan
lain
dari
rontgen
adalah
Gambar 2: Foto rontgen sinus yang menunjukkan air-fluid level pada sinus
etmoid
kondisi
sinus
ethmoid
yang
sebenarnya,
mengkonfirmasi
harus
dilakukan
dengan
mengarah
kepada
organisme
Ataksia - telangiektasia
yang
berhubungan
dengan
sinusitis
berulang,
infeksi
paru,
Cystic
fibrosis
adalah
gangguan
autosomal
resesif
yang
Sindrom
Kartagener
adalah
penyakit
autosomal
resesif
yang
Pasien
yang
hiperalergik
mungkin
memiliki
polip
yang
tidak
ini
dapat
memberikan
penampilan
berkarakteristik
pada
Penatalaksanaan
Pengobatan tergantung pada etiologi dari gejala rhinosinus. Tujuan
terapi sinusitis adalah:
a) Mempercepat penyembuhan,
b) Mencegah komplikasi
c) Mencegah perubahan menjadi kronik.
Prinsip pengobatan adalah membuka sumbatan KOM sehingga drenase
dan ventilasi sinus-sinus pulih alami.6,1
Medika Mentosa
1. Kebanyakan infeksi sinus akut disebabkan oleh virus, di mana
mayoritas
pasien
dapat
membaik
dalam
minggu
tanpa
pengobatan antibiotik.7
2. Gejala awal dari
oral,
seperti
pseudoephedrine,
dapat
membantu
digunakan
selama
10-14
hari
untuk
mengembalikan
fungsi
mukosiliar dan drainase menjadi normal. Vasokonstriktor alphaadrenergik per oral bisa menyebabkan hipertensi dan takikardi,
maka mereka dikontraindikasikan pada pasien dengan penyakit
kardiovaskular. Obat ini juga dikontraindikasikan pada atlit yang mau
berkompetisi karena peraturan pertandingannya. Vasokonstriktor
topikal (Oxymetazoline hydrochloride) membantu drainase menjadi
baik, tetapi harus digunakan maksimal 3-5 hari, dengan peningkatan
risiko rebound congestion, vasodilatasi dan rinitis medikamentosa
bila digunakan untuk periode yang lama.5,6,7
5. Untuk rinosinusitis akut yang disebabkan oleh bakteri didapatkan
dari komunitas (community-acquired bakteri), antibiotik mengurangi
durasi penyakit dan membantu membasmi infeksi. Berdasarkan uji
klinis, amoksisilin, doxycycline, atau trimethoprim-sulfametoksazol
merupakan antibiotik yang disukai dan direkomendasikan selama 10
sampai 14 hari. Pilihan lain termasuk macrolide seperti azitromisin
atau
klaritromisin,
atau
sefalosporin
generasi
kedua/ketiga. 5
oleh
bakteri.
Namun,
gejala
rinosinusitis
bakteri
lini
pertama
yang
lain
termasuk
hidung.
Review
Cochrane
baru-baru
ini
yang
Pengobatan
tambahan
lainnya
termasuk
mucoevacuants
manfaat
seperti
menipiskan
sekresi
mukus
dan
memperbaiki
Peran
antibiotik
dipertanyakan.
Pada
pada
rinosinusitis
penyakit
ini
kronis(CRS)
sangat
penting
masih
untuk
termasuk steroid
diberikan kortikosteroid
hidung
kortikosteroid
topikal
digunakan
untuk
mengendalikan peradangan.
15.
moksifloksasin.
dengan
menggunakan
klindamisin
atau
amoksisilin
dengan metronidazole.
17.
Pasien
dengan
sinusitis
nosokomial
akut
memerlukan
dengan
antibiotik
(cefotaxime,
intravena.
ceftriaxone)
dengan
Sefalosporin
kombinasi
generasi
ketiga
vancomycin
yang
yang erat
21
yang
sulit.
Bedah
sinus
endoskopi
itu,
simptomnya
juga
dapat
dikurangkan
dengan
mendapatkan
vaksinasi
influenza
tahunan
untuk
infeksi
sinus
disebabkan
oleh
alergi
musiman
atau
alergen,
obat
bebas
atau
obat
resep
dapat
22
alergi.
Menutup
jendela
rumah
dan
bila
mungkin,
menjaga
bagian
sinus
agar
terbuka
dan
sering
adalah selulitis atau abses pada daerah preseptal atau orbita. Infeksi
preseptal diobati dengan antibiotik dan tidak diperlukan pembedahan.
Komplikasi yang lain mungkin memerlukan pengobatan pembedahan
segera. Perluasan pada postseptal mungkin terjadi dari penyebaran infeksi
melalui lamina papyracea(lapisan kertas), tulang tipis lateral pada sinus
ethmoid.
kemudian
sinus
frontal
dan
maksila.
Penyebaran
infeksi
melalui
dan
kebutaan.
Perluasan
pada
intrakranial
termasuk
status
mental
harus
dicurigai
memiliki
komplikasi
intrakranial.1,5
Osteomielitis dapat menyebabkan komplikasi lokal. Pada tumor Pott
bengkak(Potts puffy tumor), osteomyelitis dari plate anterior dari tulang
frontal menyebabkan dahi edema. Hal ini merupakan komplikasi akut yang
membutuhkan bedah drainase. Osteomelitis dan abses subperiostal paling
sering timbul akibat sinusitis frontal dan biasanya ditemukan pada anakanak. Pada osteomielitis sinus maksila dapat timbul fistula oroantral atau
fistula pada pipi.1,5
Komplikasi
lokal
juga
dapat
terjadi
dari
mucoceles
atau
mata,
mengakibatkan
diplopia.
Dekompresi
sering
menyebabkan
perbaikan
yang
cepat.
Tingkat
kekambuhan
setelah
pengobatan yang sukses adalah kurang dari 5 %. Jika tidak adanya respon
dalam waktu 48 jam atau memburuknya gejala, pasien dievaluasi kembali.
Rinosinusitis yang tidak diobati atau diobati dengan tidak adekuat dapat
menyebabkan
komplikasi
seperti
meningitis,
tromboflebitis
sinus
secara
kronis
terinfeksi,
pengangkatan
mereka
dapat
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Mangunkusumo E, Soetjipto D. Sinusitis. Buku ajar ilmu kesehatan
telinga, hidung, tenggorok, kepala dan leher. Edisi keenam. Jakarta :
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010.h.150-4.
2. Adams GL, Boies LR, Higler PH. Hidung dan sinus paranasalis. Buku
ajar penyakit tht. Edisi keenam. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 1994.h.173-240
3. Mark A. Zacharek, Preeti N. Malani, Michael S. Benninger. An
approach to the diagnosis and management of acute bacterial
rhinosinusitis. 2005. Diunduh dari
informahealthcare.com/doi/pdf/10.1586/14787210.3.2.271 . 24 April
2014.
4. Cummings CW. Radiology of nasal cavities and paranasal. Cumming
otolaryngology head and neck surgery. 4th edition. USA: Mosby;
2006.p.201.
26
27