BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kaolin merupakan mineral yang cukup banyak dipakai dalam berbagai industri, baik
sebagai bahan baku utama maupun bahan pembantu. Hal ini karena adanya sifat-sifat
seperti kehalusan, kekuatan, warna, daya hantar listrik dan panas rendah, serta sifatsifat lainnya. Dalam industri, kaolin dapat berfungsi sebagai pelapis (coater), pengisi
(filler), barang-barang tahan api dan insolator. Penggunaan kaolin yang utama adalah
dalam industri-industri kertas, keramik, cat, sabun, karet/ban, dan pestisida. Sedangkan
penggunaan yang lainnya adalah dalam industri-industri kosmetik, farmasi (obat-obatan),
fertilizer, absorbent, pasta gigi, industri logam dan barang-barang untuk bangunan dan
sebagainya.
Dalam rangka untuk mencari potensi dan sumberdaya/cadangan baru kaolin, PT. Sriyudi
Globalindo Perkasa bermaksud melakukan penyelidikan umum mengenai area prospek
berdasarkan informasi awal yang didapat bahwa di Desa Badau Kecamatan Badau
Kabupaten Belitung terdapat potensi kaolin, maka dipandang perlu untuk dilakukan
kegiatan penyelidikan pendahuluan di daerah tersebut.
1.2
Maksud penyelidikan umum ini adalah melakukan studi literatur, survey tinjau dan
pemetaan geologi di daerah penyelidikan.
Tujuan dilakukannya eksplorasi adalah untuk mengetahui sumber daya cebakan mineral
secara rinci, yaitu unutk mengetahui,menemukan, mengidentifikasi dan menentukan
gambaran geologi dam pemineralaran berdasarkan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitaas
dan kualitas suatu endapan mineral unruk kemudian dapat dilakukan pengembangan
secara ekonomis.dalam hal ini adalah untuk mengetahui keberadaan serta arah sebaran
dari kaolin dan pemplotingan area prospek.
LAPORAN EKSPLORASI
Page 1
1.3
Daerah penyelidikan terletak di bagian tengah antara kabupaten Belitung Barat dan
Belitung Timur. Secara administratif daerah penyelidikan termasuk kedalam Desa Badau
Kecamatan Badau Kabupaten Belitung.
Lokasi penyelidikan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat maupun roda dua dari
Tanjung Pandan dengan jarak 17 Km atau dengan waktu tempuh 20 Menit.
1.4
Keadaan Lingkungan
Penduduk
Pada umumnya warga sekitar areal penyelidikan berprofesi sebagai petani, pekerja tambang
(TI), buruh perkebunan. Ada juga sedikit yang berprofesi sebagai guru, PNS atau karyawan.
Tingkat pendidikan rata-rata masyarakat adalah SD, SMP, SLTA. Jika ada yang menginginkan
pendidikan lanjutan ke jenjang perguruan tinggi, maka mereka umumnya akan pindah ke
Tanjungpandan, ibu kota Kabupaten Belitung atau keluar pulau Belitung.
Mayoritas penduduknya adalah suku melayu asli, disamping itu juga ada pendatang berasal
dari suku Bugis, Jawa, dan Tionghoa, dengan mayoritas memeluk agama Islam.
LAPORAN EKSPLORASI
Page 2
Waktu Pelitian
Penyelidikan berlangsung selama lebih kurang 30 (tiga puluh) hari, dimulai dari 02 Juni
2014 01 Juli 2014.
1.6
Page 3
BAB II
GEOLOGI
2.1
Geologi Umum
Secara umum ada lima satuan batuan yang terdapat disekitar daerah penyelidikan dari
umur tua ke muda yaitu :
a. Adamelit Baginda
b. Formasi Kelapa kampit
c. Formasi Tajam
d. Satuan Pasir Kuarsa
e. Endapan Aluvial dan Pantai
2.2
Genesa Kaolin
Pembentukan kaolin ada dua macam yaitu secara pelapukan dan altersai hydrothermal
pada batuan beku feldspatik. Kaolin terjadi dari hasil pelapukan batuan kristalin asam
(granit, diorit). Air panas dari dalam bumi naik ke permukaan melalui celah dari batu
induk, mengubah feldspar, mika menjadi kaolinit (alterasi hydrothermal).
LAPORAN EKSPLORASI
Page 4
Komposisi mineral pada altersai hidrotermal adalah montmorilonit dan kaolinit dengan
ciri tubuh endapan membesar ke arah bawah, semakin kebawah semakin miskin
kandungan mineral asal yangg masih segar. Pada proses pelapukan atau kaolin klimatik,
mineral utamanya adalah holoysit, ciri tumbuh endapan meluas ke arah samping,
semakin ke bawah semakin banyak dijumpai mineral asal yang masih segar.
Dari tingkat kejadianya dibedakan :
a. Kaolin residual
Jenis ini diketemukan ditempat terbentuknya bersama batuan induknya, belum
mengalami perpindahan, kristal teratur, jarang terjadi substitusi ion, mineral murni
b.
Kaolin sedimenter
Sudah mengalami perpindahan oleh air, angin, gletser, diendapkan dlm cekungan, kristal
tdk teratur, bercampur dgn bhn lain (oksida besi, titan) lebih halus dan plastis.
Kaolin mempunyai sifat yang khas, yaitu :Warna putih, Kekerasan (skala Mohs) 2 2,5,
Berat jenis 2,60 2,63, Daya hantar listrik dan panas rendah, Belahan sempurna pada
satu
arah
(001),
bersifat
anisotropik.
Struktur Kimia Kaolin Mineral lempung mempunyai dua struktur atom dasar, yaitu
alumina-magnesia octahedron dan silica tetrahedron.
LAPORAN EKSPLORASI
Page 5
BAB III
METODOLOGI
3.1
Sumur uji (test pit) merupakan salah satu cara dalam pencarian endapan atau pemastian
kemenerusan lapisan dalam arah vertikal. Pembuatan sumur uji ini dilakukan jika
dibutuhkan kedalaman yang lebih ( >2,5 m). Pada umumnya suatu deretan sumur uji dibuat
searah lurus, sehingga pola endapan dapat dikorelasikan dalam arah vertikal dan
horizontal.
Sumur uji umumnya dilakukan pada eksplorasi endapan yang berhubungan dengan
pelapukan dan endapan-endapan yang berlapis.
Pada endapan yang berlapis, pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan
kemenerusan lapisan dalam arah kemiringan, variasi litologi atap dan lantai, ketebalan
lapisan, dan karakteristik variasi endapan secara vertikal, serta dapat digunakan sebagai
lokasi sampling. Biasanya sumur uji dibuat dengan kedalaman sampai menembus
keseluruhanlapisan endapan yang dicari, misalnya batubara atau mineralisasi berupa urat
(vein).
Pada endapan yang berhubungan dengan pelapukan (laterik atau residual), pembuatan
sumur uji ditujukan untuk mendapatkan batas-batas zona lapisan (zona tanah,zona
residual,zona laterik), ketebalan masing-masing zona, variasi vertikal masing-masing
zona, serta pada deretan sumur uji dapat dilakukan pemodelan bentuk endapan.
Pada umumnya, sumur uji dibuat dengan besar lubang bukaan 3-5 meter dengan
kedalaman bervariasi sesuai dengan tujuan pembuatan sumur uji.
Pada endapan lateritik atau residual, kedalaman sumur uji dapat mencapai 30 meter atau
sampai menembus batuan dasar.
LAPORAN EKSPLORASI
Page 6
Dalam pembuatan sumur uji tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
3.2
Metode Pemboran
Eskplorasi dengan cara pemboran (bor tangan atau mesin) dilakukan dengan alat bor yang
dilengkapi dengan bailer (penangkap contoh). Cara ini hampir sama dengan metode sumur
uji,hanya perbedaannya terletak pada besarnya lubang bukaan bornya saja, dimana pada
metode ini lubang bornya hanya antara 4-6.
3.3
Desain Survey
Desain survey pada penyelidikan ini dibuat secara acak (random grid) dengan jarak
antara titik lubang bor dibuat 50 200 meter.
Perubahan interval grid disesuaikan dengan keberadaan dari endapan kaolin itu sendiri.
LAPORAN EKSPLORASI
Page 7
BAB IV
KEGIATAN PENYELIDIKAN
4.1 Tahap Eksplorasi Pendahuluan.
4.1.1
Studi Literatur
Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi terhadap data
dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu), catatan-catatan lama,
laporan-laporan temuan dll, lalu dipilih daerah yang akan disurvei.
4.1.2
Tahap ini adalah melakukan survey di lapangan untuk mencari singkapan-singkapan yang
ada sehingga diharapkan didapatnya area sebaran dan area prospek.
Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka survei dan
pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya sudah dapat dimulai (peta
topografi skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000). Tetapi jika belum ada, maka perlu dilakukan
pemetaan topografi lebih dahulu. Kalau di daerah tersebut sudah ada peta geologi, maka
hal ini sangat menguntungkan, karena survei bisa langsung ditujukan untuk mencari
tanda-tanda endapan yang dicari (singkapan), melengkapi peta geologi dan mengambil
conto dari singkapan-singkapan yang penting.
Page 8
tersebut harus diplot pada peta dasar dengan bantuan alat-alat seperti kompas geologi,
inklinometer, altimeter, serta tanda-tanda alami seperti bukit, lembah, belokan sungai,
jalan, kampung, dll. Dengan demikian peta geologi dapat dilengkapi atau dibuat baru (peta
singkapan).
Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian digabungkan dan dibuat
penampang tegak atau model penyebarannya (model geologi). Dengan model geologi
hepatitik tersebut kemudian dirancang pengambilan conto dengan cara acak, pembuatan
sumur uji (test pit), pembuatan paritan (trenching), dan jika diperlukan dilakukan
pemboran. Lokasi-lokasi tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di peta (dengan
bantuan alat ukur, teodolit, BTM, dll.).
Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan, gambaran
mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll. dipakai untuk menetapkan apakah daerah
survei yang bersangkutan memberikan harapan baik (prospek) atau tidak. Kalau daerah
tersebut mempunyai prospek yang baik maka dapat diteruskan dengan tahap eksplorasi
selanjutnya.
Page 9
BAB V
LAPORAN EKSPLORASI
Page 10
HASIL PENYELIDIKAN
5.1
Daerah penyelidikan termasuk pada lembar peta geologi Daerah Belitung Dan Sekitarnya
Skala 1:250.000 (Baharuddin dkk, 1995) sebagaian besar termasuk pada formasi Kelapa
kampit dan endapan aluvial dan pantai.
Secara stratigrafi urut-urutan Formasi batuan dari tua ke muda adalah sebagai berikut :
1. Formasi Kelapa kampit
Merupakan kumpulan batuan ubahan (metamorf), terdiri dari kuarsit, batu sabak,
batulumpur, serpih, batulanau dan rijang. Umumnya berlapis baik, berketebalan 5
cm 6 m dan terdapat secara berselang-seling. Formasi ini merupakan satuan
batuan tertua setelah formasi ademit baginda di Pulau Belitung dan diperkitan
berumur Permo-Karbon berdasarkan fosil yang terdapat di dalam batuannya.
2. Endapan Aluvial dan Pantai
Batuannya terdiri dari kerikil-kerakal, pasir, lanau, lempung dan pecahan-pecahan
koral. Sebarannya di sekitar dataran-dataran, sungan dan pantai.
Struktur geologi yang dijumpai di daerah penyelidikan adalah kelurusan yang secara
umum berarah Tenggara-Barat Laut.
Satuan morfologi daerah penyelidikan adalah daratan dengan ketinggian berkisar 26 34
mdpl.
5.2
LAPORAN EKSPLORASI
Page 11
Adapun luas areal yang dilakukan penyelidikan adalah sebesar 518 hektar.
Dari hasil penyelidikan di lapangan terhadap 33 buah lubang bor dengan kedalaman
maksimum 10 meter.
Keberadaan Kaolin di daerah penyelidikan di temukan ada dua tipe
yaitu tipe
Gambar 1
Page 12
Secara umum tipe kaolin di daerah penyelidikan berupa tipe sedimenter, kehadiran tipe
residual/primer setelah dikorelasikan dengan peta geologi regional dimungkinkan bahwa
tipe ini masih berdekatan dengan batuan induknya yaitu tipe batu granitan yang kaya
akan K-Feldspar dimana granitan ini terletak di arah selatan daerah penyelidikan hadir
sebagai Formasi Ademelit Baginda yang menerobos Formasi Kelapakampit.
5.3
Perhitungan Cadangan
Cadangan terukur dihitung menggunakan metode kriging, besarnya cadangan yang telah
terukur adalah sebesar lebih kurang 5.000.000 ton.
5.4
Pemplotan area prospek dibuat berdasarkan titik-titik singkapan yang ada dan
mempertimbangkan hal-hal lain seperti letak administratif,
masyarakat. Adapun areal yang sudah diploting seperti pada gambar 2 dibawah ini.
Gambar 2
BAB VI
LAPORAN EKSPLORASI
Page 13
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penyelidikan dan pengolahan data maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut :
a.
b.
c.
Kedalaman
ketebalan 1 8 meter.
d.
e.
f.
6.2 Saran-saran
a.
b.
c.
Study Kelayakan.
BAB VII
LAPORAN EKSPLORASI
Page 14
PENUTUP
Demikianlah laporan ini kami buat guna dapat memberikan gambaran mengenai hasil
penyelidikan/eksplorasi ini sehingga dapat membantu dalam tahap-tahap selanjutnya.
Kami sadari laporan ini masih banyak kekurangan dan untuk itupun kami memohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Tidak luput kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
hal proses penyelidikan sampai penyusunan laporan ini.
Tanjungpandan,
Juli 2014
BUDI WIJAYA
Direktur Utama
LAPORAN EKSPLORASI
Page 15