Anda di halaman 1dari 34

BAB IV: SIFAT FISIK FLUIDA

(Versi 21 November 2004)

Pengetahuan tentang karakteristik fluida reservoir sangat penting untuk mendapatkan


informasi (setelah digabungkan dengan pengetahuan tentang karakteristik batuan reservoir)
mengenai karakterisasi dan deskripsi reservoir yang akurat. Baik sifat fisika maupun kimia
fluida reservoir sangat mempengaruhi karakteristik interaksi fluida dengan batuan dan oleh
karenannya mempengaruhi proses aliran fluida di dalam reservoir. Penggunaan utama sifatsifat atau karakteristik fluida tersebut diantaranya untuk:

menjelaskan dan memperkirakan proses aliran

menghubungkan volume fluida di dalam reservoir dengan fluida pada kondisi standar di
permukaan

menentukan keadaan fasa fluida di dalam reservoir (memperkirakan model reservoir)

mendapatkan deskripsi tentang fluida reservoir dengan menganalisis kandungan mineral


dalam air.

Sifat fisik fluida yang mendapat perhatian utama dalam pekerjaan-pekerjaan teknik reservoir
diantaranya adalah:

densitas

kompresibilitas

viskositas

faktor volume formasi

kelarutan gas dalam minyak

sifat termodinamika (misalnya tekanan gelembung, dew point pressure, equilibrium ratios).

Jika seseorang menyebut fluida reservoir, maka yang dimaksud bukanlah hanya minyak
dan/atau gas saja melainkan juga air. Sifat fisik air yang berada bersama-sama dengan
minyak dan/atau gas sangat penting peranannya. Hal ini mengingat air tersebut juga mengisi
rongga pori (sehingga mempengaruhi jumlah volume minyak), memberikan energi kepada
sistem reservoir, dan dapat terproduksi bersama-sama dengan minyak dan/atau gas sehingga
memerlukan penanganan tersendiri. Air di dalam reservoir juga dapat mengandung mineral
yang mencerminkan bukan hanya asal-muasal air tersebut tetapi juga menggambarkan
kandungan mineral yang ada dalam batuan. Oleh karenanya sifat fisik dan komposisi air
selalu dimasukkan dalam deskripsi reservoir.

Sifat Fisik Fluida, hal. 1

Mendapatkan informasi mengenai sifat fisik minyak dan/atau gas bumi beserta air yang
berada bersamanya tidaklah mudah. Kompleksitas keberadaan campuran minyak dan/atau gas
dengan air seringkali mengakibatkan kesulitan dalam memperkirakan karakteristik fluida
reservoir. Berikut akan dipaparkan mengenai metode pengukuran sifat fisik tersebut secara
ringkas, eksperimen laboratorium untuk mempelajari sifat fisik tersebut dengan meniru
kelakuan fluida di reservoir, dan pengolahan data sifat fisik tersebut sehingga dapat
digunakan dalam perhitungan teknik reservoir.

Pengukuran Sifat Fisik Fluida


Karakteristik fluida dapat diperoleh baik dengan cara pengukuran langsung, yang merupakan
cara yang sulit dan proses yang mahal, maupun dengan menggunakan korelasi dengan faktorfaktor lainnya dimana faktor-faktor tersebut dapat diukur/diperoleh dengan cara yang lebih
mudah. Pengukuran langsung dapat dilakukan di lapangan secara langsung atau di
laboratorium dengan menggunakan sampel. Untuk itu, diperlukan sampel yang representatif.
Padahal mendapatkan sampel yang representatif juga tidak mudah. Di lain pihak, pengukuran
di laboratorium terhadap karakteristik fluida reservoir pada tekanan yang bervariasi akan
sangat bermanfaat dalam memperoleh deskripsi reservoir yang baik dan memungkinkan
untuk meningkatkan akurasi prediksi kinerja reservoir.

Informasi rinci tentang fluida reservoir yang diperlukan akan sangat tergantung pada hargaharga tekanan dan temperatur yang berkaitan erat dengan tekanan dan temperatur kritik
campuran fluida. Tekanan dan temperatur kritik tersebut berkaitan erat dengan keberadaan
fisik fluida, apakah berupa gas atau cairan. Dalam hal ini, reservoir-reservoir yang
mempunyai tekanan yang dekat dengan kondisi kritik akan memerlukan informasi yang lebih
rinci tentang fluida yang dikandungnya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan proses
operasi produksi yang terbaik. Sebaliknya bagi reservoir-reservoir yang berada di bawah
kondisi kritik maka tidak demikian halnya.

Secara umum, terdapat tiga pendekatan yang dilakukan untuk memperoleh data tentang fluida
reservoir, yaitu:
(1) Analisis Komposisi berupa sifat-sifat campuran (misalnya kondisi kritis dan
kesetimbangan) dan data komponen individual (yang akan digunakan dalam EOS)
(2) Analisis karakteristik fluida terhadap perubahan tekanan dan temperatur berupa volume
relatif dan karakteristik lainnya (misalnya densitas, viskositas)
Sifat Fisik Fluida, hal. 2

(3) Korelasi dengan kuantitas yang telah ditentukan sebelumnya (pendekatan statistik) yang
akan digunakan jika hasil pengukuran di laboratorium meragukan atau jika tidak ada
sampel

Ketidakpastian Data Fluida


Ketidakpastian di dalam deskripsi komposisi fluida reservoir mempunyai kontribusi yang
besar terhadap ketidakpastian secara total deskripsi reservoir. Ketidakpastian ini juga
berpengaruh pada optimisasi kapasitas pemrosesan minyak dan gas disamping juga
berpengaruh pada perencanaan transportasi dan pemasaran minyak dan/atau gas dari reservoir
yang bersangkutan. Oleh karenanya, kebiasaan (rule of thumb) dalam memperkirakan
ketidakpastian dalam deskripsi fluida reservoir tersebut, berdasarkan pengalaman di
lapangan, sangat penting dan mempunyai pengaruh yang besar.

Untuk mendeskripsikan fluida reservoir, model reservoir black oil biasanya menggunakan
densitas, viskositas, factor volume formasi (FVF), gas-oil ratio (GOR), kompresibilitas, dan
tekanan saturasi (tekanan gelembung). Parameter-parameter ini pada kenyataannya sangat
kompleks karena beberapa hal diantaranya tekanan gelembung yang merupakan fungsi dari
kedalaman, GOR yang merupakan fungsi dari tekanan gelembung, viskositas dan FVF yang
merupakan fungsi dari tekanan. Ketidakpastian mengenai viskositas, FVF, kompresibilitas air
dianggap tidak begitu besar.

Setelah suatu reservoir minyak ditemukan, deskripsi fluida didasarkan pada hasil analisis
laboratorium terhadap sampel data hubungan pressure-volume-temperatur (PVT) dari drill
stem test (DST) atau uji produksi/uji kandung lapisan (UKL), dan pengambilan sampel
melalui wireline dari sumur. Gradien tekanan di dalam reservoir dari pengukuran selama
DST, analisis sisa minyak dari contoh batuan (core), pengukuran GOR selama DST dan uji
produksi, dan pengukuran terhadap sampel minyak di lapangan akan memberikan informasi
yang sangat berharga untuk deskripsi selanjutnya.

Ketidakpastian mengenai paramater fluida reservoir dapat dikategorikan menjadi empat


kelompok, yaitu:
1) Ketidakpastian yang berkaitan dengan variasi sifat fluida di lapangan
2) Ketidakpastian yang berkaitan dengan cara pengambilan sampel (representative atau
tidak)
Sifat Fisik Fluida, hal. 3

3) Ketidakpastian yang berkaitan dengan dengan cara analisis di laboratorium


4) Ketidakpastian yang berkaitan dengan deskripsi proses di permukaan.

Tingkat ketidakpastian yang dapat diterima tidak sama dari satu lapangan ke lapangan
lainnya tergantung pada keperluan dan biaya yang harus dikeluarkan untuk mengurangi
ketidakpastian tersebut. Di samping itu, pengembangan suatu lapangan tertentu dapat
menuntut deskripsi fluida yang lebih akurat dibandingkan dengan lapangan lainnya. Hasilhasil dari analisis ketidakpastian harus menjadi dasar bagi cara dan analisis pengumpulan
data selanjutnya.

Pengambilan Sampel
Hasil yang diperoleh dari analisis laboratorium untuk memperoleh data mengenai sifat fisik
fluida tidak akan ada artinya jika sampel yang diperoleh tidak baik. Pengukuran laboratorium
harus dilakukan terhadap sampel yang dapat mewakili seluruh fluida reservoir. Namun
demikian, sampel yang akan dianalisis mempunyai beberapa kelemahan sehubungan dengan
representatif-tidaknya sampel tersebut, diantaranya:

Tidak pernah ada sampel yang representatif bagi suatu reservoir (ada efek geologi pada
komposisi)

Sampel yang diambil biasanya dari sumur (ada perubahan komposisi akibat jumlah fasa dan
laju alir)

Jenis komplesi sumur yang memberikan efek pengadukan/pengocokan.

Untuk menjaga representasi sampel diperlukan strategi pengambilan sampel, diantaranya


pengambilan sampel harus:
(1) Memenuhi cakupan area tertentu
(2) Diambil sedini mungkin (pada tiap tekanan tertentu)
(3) Diambil kembali jika tekanan reservoir berubah
(4) Diambil kembali atau dianalisis kembali jika kinerja reservoir tidak sesuai dengan yang
telah diprediksikan.

Saat ini dikenal 3 (tiga) metode untuk memperoleh sampel fluida reservoir yaitu bottomhole,
recombination, dan split stream. Secara ringkas, ketiga metode tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:

Sifat Fisik Fluida, hal. 4

(1) Bottomhole di dalam sumur dekat interval produksi sementara sumur mengalir pada
laju alir yang rendah atau ditutup sama sekali. Metode ini hanya cocok untuk sistem
dissolved gas
(2) Recombination diambil di permukaan (separator) sementara sumur sedang mengalir;
banyak dilakukan, mudah, dan murah. Metode ini cocok untuk sistem minyak, gas, dan
kondensat
(3) Flowline/well stream akurasi paling rendah, sampel cairan dan gas terpisah (seperti
recombination), tanpa pemisahan (seperti bottomhole). Metode ini banyak digunakan
untuk sistem gas condensate

Sampel dari Bottomhole. Untuk reservoir minyak, sampel bottomhole dianggap cara yang
paling representatif, jika hal-hal berikut ini terpenuhi.

Tekanan reservoir pada saat pengambilan sampel dari bottomhole tersebut lebih tinggi dari
tekanan gelembung,

Sumur telah dipersiapkan sedemikian rupa sehingga laju produksinya cukup rendah dengan
tekanan drawdown yang rendah pula,

Tekanan pada kedalaman dimana sampel diambil lebih tinggi dari tekanan gelembung, dan

Hasil laboratorium menunjukkan bahwa sedikitnya ada dua sampel yang diambil dari
kedalaman yang sama menghasilkan hasil analisis yang sama.

Sampel dari Separator. Sampel yang diambil dari separator dianggap dapat diterima jika halhal berikut ini terpenuhi:

Tekanan reservoir pada saat pengambilan sampel dari separator tersebut lebih tinggi dari
tekanan gelembung,

Pengukuran pada separator menunjukkan GOR yang konstan dan kondisi separator untuk 46 jam sebelum dilakukan pengambilan sampel.

DST biasanya dapat memberikan sampel yang lebih representatif dibandingkan dengan
sampel yang diperoleh dengan cara wireline. Namun, sampel yang diperoleh dengan cara
wireline masih dapat digunakan terutama pada tahap eksplorasi. Juga, sampel ini sangat
informatif jika digabungkan dengan data hasil DST. Disamping itu, cara wireline jauh lebih
murah. Oleh karena alasan di atas dan karena ketidakakuratannya maka cara ini sebaiknya
tidak digunakan sebagai satu-satunya dasar penentuan sifat fisik fluida.

Sifat Fisik Fluida, hal. 5

Analisis Laboratorium
Setelah sampel fluida diperoleh, sampel tersebut dianalisis di laboratorium untuk menentukan
sifat-sifat fisik yang diinginkan. Tergantung kepada jenis reservoir dan keperluannya,
berbagai data PVT dapat diperoleh. Beberapa sifat fisik yang penting diantaranya adalah:

densitas

viskositas

kompresibilitas

faktor volume formasi

kelarutan gas dalam minyak

data lain tergantung jenis reservoir

Selanjutnya ditentukan variasi sifat-sifat fisik tersebut terhadap tekanan. Data ini digunakan,
misalnya, sebagai data masukan (input) terhadap simulator untuk memperkirakan kinerja
reservoir di masa yang akan datang. Metode analisis laboratorium yang biasanya dilakukan
adalah flash vaporization, differential vaporization, dan separator flash tests.

(1) Flash vaporization

menentukan bagaimana sistem fluida berperilaku baik di reservoir maupun di


permukaan

merupakan uji komposisi konstan

menghasilkan Pb, kompresibilitas, FVF, GOR, titik embun, dan komposisi

diperlukan untuk reservoir condensate dan volatile

(2) Differential vaporization

mencerminkan sifat fluida reservoir yang tidak diproduksikan

komposisi dapat diubah pada tiap kenaikan tekanan pada saat gas dilepaskan

menghasilkan FVF, GOR, sifat fisik gas yang dilepaskan

(3) Separator flash

menghasilkan informasi mengenai sifat fluida pada berbagai kondisi separator

menghasilkan FVF, gravity, dan GOR

(4) Penentuan rasio kesetimbangan, yang disebut K-values

digunakan untuk menjelaskan perilaku fluida jika fluida tersebut berada dalam dua fasa
di dalam reservoir

menghasilkan Pb, titik embun, dan kesetimbangan uap-cairan

(5) Analisis air


Sifat Fisik Fluida, hal. 6

menghasilkan sifat kimia seperti tingkat kelarutan padatan, pH, ppm komponen

menghasilkan sifat fisik seperti kompresibilitas, viskositas, kelarutan gas, salinitas,


densitas, dan FVF.

Sifat Fisik Fluida Yang Penting


Kelakuan sifat-sifat fisik fluida reservoir diperlukan untuk perhitungan teknik reservoir dalam
rangka deskripsi dan evaluasi kinerja reservoir. Sifat fisik fluida reservoir minyak dapat
diperoleh dari pengolahan data hasil percobaan di laboratorium, atau apabila data tersebut
tidak tersedia, dapat dilakukan penentuan dengan metode korelasi. Sifat-sifat fisik fluida
reservoir tersebut yang penting diantaranya adalah:
1. Tekanan gelembung/tekanan saturasi (pb)
Tekanan gelembung didefinisikan sebagai tekanan dimana saat pertama kali gelembung
gas keluar dari fasa minyak.
2. Kelarutan gas dalam minyak (Rso)
Kelarutan gas dalam minyak didefinisikan sebagai jumlah gas yang terlarut (SCF) di
dalam minyak (STB) pada kondisi dan tekanan temperatur tertentu. Ciri utama kelakuan
Rso terhadap tekanan pada saat tekanan gelembung adalah bahwa harga Rso mencapai
maksimum karena jumlah gas yang terlarut pada saat tersebut belum ada gas yang keluar
dari minyak atau pada saat jumlah gas terbanyak berada dalam minyak. Secara matematis
Rso dapat dituliskan sebagai berikut:
R so =

V g yang diproduksi kan @ kondisi standar, SCF


V o yang masuk tanki @ kondisi standar, STB

3. Faktor volume formasi minyak (Bo)


Faktor volume formasi minyak didefinisikan sebagai volume

minyak pada kondisi

reservoir (reservoir barrel) dibagi dengan volumenya pada kondisi standar (STB).
Pada saat tekanan lebih besar daripada pb, penurunan tekanan dari tekanan awal
menyebabkan berkembangnya volume minyak di reservoir sehingga harga Bo membesar.
Setelah melewati harga pb, penurunan tekanan lebih lanjut menyebabkan gas keluar dari
minyak yang secara kuantitatif lebih besar dari pengembangan minyak akibat penurunan
tekanan tersebut sehingga didapatkan volume minyak di reservoir mengecil dan harga Bo
mengecil. Secara matematis Bo dpat dituliskan sebagai berikut:

Bo =

V o + gas terlarut @ kondisi reservoir, bbl


V o yang masuk tanki @ kondisi standar, STB

Sifat Fisik Fluida, hal. 7

4. Faktor volume formasi gas (Bg)


Faktor volume formasi gas didefinisikan sebagai volume gas pada kondisi reservoir
(reservoir barrel) dibagi dengan pada kondisi standar (SCF).
5. Faktor volume formasi total (Bt)
B

Faktor volume formasi total adalah sifat turunan dari sifat-sifat yang telah dibahas di
depan. Faktor volume formasi total didefinisikan sebagai Bt = Bo + Bg (Rsob Rso), dimana
Rsob adalah Rs pada pb.
6. Kompressibilitas
Kompressibilitas dalam hubungannya dengan sifat fisik lain adalah sebagai berikut:
- Kompresibilitas minyak:

co =

1 d Bo
;
B o dp

co =

d R so
1 d Bo
+ Bg
; p < pb
dp
B o dp

p > pb

- Kompresibilitas gas:
cg =

1 d Bg
, atau
B g dp

c g = Bg

d (1 / B g )
dp

7. Densitas dan spesific gravity


Densitas untuk minyak yang dapat diwakili oleh API dirumuskan sebagai berikut:
o
w

= SG oil = o =

141.5
131.5+ o API

Terlihat jelas, makin tinggi API akan makin rendah Po.


Untuk gas specific gravity dirumuskan sebagai berikut:
g
udara

= SG gas = g

8. Viskositas
Diatas pb, viskositas minyak menurun terhadap turunnya tekanan secara hampir linier dan
tidak tajam. Sedangkan di bawah pb, harga viskositas bertambah secara eksponensial.
Fenomena ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pada saat tekanan lebih besar dari pb, penurunan tekanan menyebabkan pengembangan
minyak lebih mudah sehingga viskositas turun. Sedangkan setelah melewati pb, jumlah gas

Sifat Fisik Fluida, hal. 8

yang berada dalam minyak berkurang terus dengan turunnya tekanan sehingga minmyak
makin mengental atau makin sulit mengalir.
Viskositas gas berkurang dengan turunnya tekanan, karena molekul-molekulnya makin
berjauhan dan bergerak lebih bebas. Pengaruh temperatur berlawanan antara kondisi
tekanan tinggi dan tekanan rendah. Pada tekanan tinggi, viskositas gas turun dengan
naikknya temperatur.
9. Faktor deviasi gas (Z)
Faktor deviasi gas didefinisikan sebagai perbandingan antara volume gas pada tekanan
tertentu dengan volumegas tersebut apabila berperilaku seperti gas ideal pada kondisi yang
sama, atau dapat dituliskan sebagai berikut:
Z = volume nyata / volume ideal
10. Tegangan permukaan
Definisi umum tegangan permukaan langsung diterapkan di industri perminyakan
misalnya untuk mengjitung tekanan kapiler.
11. Sifat-sifat fisik air
Sifat fisik air formasi yang dibahas disini adalah faktor volume formasi (Bw), densitas
(pw), kompresibilitas (cw) dan viskositas (w). Konsep sifat-sifat fisik tersebut pada
dasarnya adalah sama dengan konsep sifat-sifat fisik minyak.

Contoh berikut menunjukkan peran data fluida dalam menentukan karakteristik dan deskripsi
reservoir:
Contoh 1: Penggunaan Data dan Informasi PVT Untuk Deskripsi Reservoir 1
Contoh ini diambil dari Problem 1.18 Craft dan Hawkins hal. 51. Eksperimen telah dilakukan
terhadap cairan yang diperoleh dengan cara bottomhole sampling dari reservoir di Lapangan
LaSalle untuk menentukan solution gas dan factor volume formasi sebagai fungsi dari
tekanan. Tekanan awal reservoir adalah 3600 psia, temperature 160oF (sehingga eksperimen
di laboratorium dilakukan pada temperature 160oF). Dari eksperimen tersebut diperoleh data
seperti diitunjukkan oleh table berikut.
(a) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kelarutan gas dalam minyak?
(b) Plot gas terlarut terhadap tekanan.
(c) Apakah reservoir pada mulanya saturated atau undersaturated?
(d) Apakah reservoir mempunyai initial gas cap?

Sifat Fisik Fluida, hal. 9

(e) Pada interval tekanan 200 2500 psia, tentukan kelarutan gas dari plot (b) dalam
SCF/STB/psi.
(f) Jika 1000 SCF gas terakumulasi dalam tiap STB minyak, dan bukan 567 SCF, berapakah
jumlah gas yang terlarut pada tekanan sebesar 3600 psia. Apakah reservoir tersebut
saturated atau undersaturated?
Tabel hasil pengukuran di laboratorium
Lapangan LaSalle
Faktor
Solution gas pada
Tekanan
volume
14.7 psia dan
(psia)
formasi
60oF (SCF/STB)
(bbl/STB)
3600
567
1.310
3200
567
1.317
2800
567
1.325
2500
567
1.333
2400
554
1.310
1800
436
1.263
1200
337
1.210
600
223
1.140
200
143
1.070

Penyelesaian:
(a) Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan gas dalam minyak diantaranya adalah
komposisi minyak dan gas, tekanan, dan temperatur.
(b) Lihat kurva berikut.

Rs vs. p untuk Contoh 1

Bo vs. p untuk Contoh 1


1.4

600

1.3
Bo, bbl/STB

Rs, SCF/STB

500
400
300

1.2

1.1

200

100
0

1000

2000
3000
Tekanan, psia

4000

1000

2000
3000
Tekanan, psia

4000

Sifat Fisik Fluida, hal. 10

(c) Pada mulanya minyak bersifat undersaturated. Bagian horizontal pada kurva
menunjukkan bahwa tidak ada lagi free gas (di atas 2500 psia) yang dapat terlarut dalam
minyak. Oleh karena itu, di atas 2500 psia, minyak bersifat undersaturated.
(d) Reservoir tidak mempunyai original gas cap (karena minyak bersifat undersaturated).
(e) Solubility =

567 143
= 0.184 SCF/STB/psi.
2500 200

(f) Tarik garis kurva Rso dari 2500 psia ke 3600 psia dengan cara memperpanjang kurva,
maka Rso = 769 SCF/STB. Karena ada 1000 SCF gas untuk setiap STB minyak dan
hanya 769 SCF yang diperlukan untuk kondisi saturasi, maka reservoir bersifat saturated.
Jadi, ada gas cap.

Contoh 2: Penggunaan Data dan Informasi PVT Untuk Deskripsi Reservoir 2


Contoh ini diambil dari Problem 1.19 Craft dan Hawkins hal. 51. Dari data pada Contoh di
atas:
(a) Plot formation volume factor terhadap tekanan.
(b) Jelaskan bentuk patah dari kurva yang diperoleh.
(c) Mengapa kemiringan kurva di atas tekanan gelembung negatif dan lebih kecil dari
kemiringan kurva positif di bawah tekanan gelembung?
(d) Jika pada awalnya reservoir mengandung 250 MMbbls minyak, hitung jumlah minyak
tersebut dalam STB?
(e) Hitung volume awal gas yang terlarut dalam reservoir?
(f) Hitung faktor volume formasi minyak pada tekanan 1 atm jika koefisien ekspansi minyak
di tanki 0.0006 per oF?

Penyelesaian:
(a) Lihat kurva di atas.
(b) Tidak ada lagi gas yang dapat terlarut untuk meningkatkan volume pada waktu tekanan
ditingkatkan. Oleh karena itu, volume berkurang dengan dinaikkannya tekanan. Bentuk
kurva patah juga terjadi pada saat gas terakhir yang menjadi terlarut.
(c) Karena tidak ada gas tambahan yang dapat terlarut untuk meningkatkan volume pada
waktu tekanan dinaikkan, peningkatan tekanan menyebabkan penurunan volume dan
bukan peningkatan volume seperti halnya yang terjadi di bawah tekanan saturasi.

Sifat Fisik Fluida, hal. 11

Kemiringan negatif (di atas tekanan saturasi) lebih kecil dibandingkan kemiringan positif
(di bawah tekanan saturasi) karena liquid hanya bersifat slightly compressible.
(d) Initial STB in place = N =

reservoir bbl in place


B oi

250(10 6)
= 190.8(10 6) STB
1.310

(e) Initial volume of dissolved gas = N Rsoi = 190.8(106) x 567 = 108.2(109) SCF
(f) B o =

Vt
= 1 + (T 60) = 1 + 0.0006(160 60) = 1.06 bbl/STB
Vo

Penentuan Sifat-sifat Fisik Fluida Reservoir Dari Data Laboratorium


Penentuan sifat-sifat fisik fluida reservoir minyak dengan mengolah data yang diperoleh dari
laboratorium disebut dengan istilah reservoir fluid study. Sifat-sifat fisik yang dihasilkan
adalah:
1. Untuk minyak: pb, Bo, Rso, Bt, co, dan o terhadap tekanan.
2. Untuk gas: Z, Bg, dan g.
3. Jumlah dan sifat gas di separator.
4. Jumlah dan sifat gas di tanki.
5. Jumlah dan sifat gas di tanki untuk berbagai tekanan di separator.

Memodelkan atau membuat simulasi proses yang terjadi pada fluida reservoir selama
mengalami penurunan tekanan tidak dapat dilakukan secara persis melalui suatu proses
tunggal. Dalam hal ini, diperlukan gabungan beberapa metode untuk mendekati proses yang
terjadi tersebut. Berikut ini diulas prosedur yang ditempuh masing-masing percobaan di
laboratorium beserta pengolahan data dan analisis perhitungannya. Prosedur standar untuk
reservoir fluid study atau dikenal juga dengan PVT study merupakan pelaksanaan prosedurprosedur untuk jenis-jenis pengujian berikut:
1. pengukuran komposisi
2. flash liberation
3. differential leberation
4. separator test
5. pengukuran viskositas

Hasil dari PVT study ini dilaporkan dalam format standar. Hal pertama berisi tentang
karakteristik fluida formasi dan kondisi sampel. Pengambilan sampel fluida untuk studi di

Sifat Fisik Fluida, hal. 12

atas dapat dilaksanakan dengan beberapa teknik, antara lain bottom hole sampling dan
recombined sampling.

Percobaan di Laboratorium
Pengukuran komposisi
Komposisi kimia minyak bumi adalah sangat kompleks. Pengukuran komposisi biasanya
dilakukan sampai C6 dan selanjutnya komponen yang lain digabung dalam C7+ (C7 dan
selebihnya) dengan alat gas chromatography.

Flash liberation
Flash liberation terkenal juga dengan flash vaporization atau flash expansion atau pressure
volume relation. Dalam pengujian ini gas yang keluar dari larutan dalam minyak dibiarkan
berada dalam kontak dengan minyak sehingga komposisi tidak berubah selama test
berlangsung. Prosedur yang ditempuh adalah sebagai berikut:
1. Tempatkan sampel dalam tabung percobaan pada p di atas tekanan awal reservoir dan T
reservoir.
2. Sambil menjaga T konstan, turunkan tekanan sampai tekanan tertentu kemudian catat
volume totalnya.
3. Ulangi Langkah 2 sampai gas keluar dari larutan.
4. Kocok cell untuk menyetimbangkan sistem.
5. Ulangi Langkah 2.
pb

Vt

Liquid

Vt

Liquid

Liquid

Gas

Vt
Vt

Liquid

Hg

Hg

Vt

Gas

Liquid

Hg
Hg

Hg

Langkah
Pertama

Langkah
Kedua

Langkah
Ketiga

Langkah
Keempat

Sifat Fisik Fluida, hal. 13

Hasil pengujian flash liberation biasanya dilaporkan dalam bentuk tabulasi sebagai berikut
untuk satu harga temperature reservoir:

Tekanan
(psig)
-

Relative
volume
(1)
-

Y
Function
(2)
-

P = pb

1.0000

dimana:
V
(1) Relative volume = t , yaitu barrels volume total pada tiap tekanan dibagi dengan
VbF
barrels volume total pada tekanan gelembung pb.
(2) Y Function =

pb p

V
p abs t 1
Vb

Differential liberation

Differential liberation atau differential vaporization berbeda dari flash liberation karena gas
yang keluar dari larutan kemudian dikeluarkan dari tabung sehingga tidak berada dalam
kontak dengan liquid. Dengan demikian komposisi system berubah setiap perubahan tekanan.
Prosedur yang ditempuh adalah sebagai berikut:
1. Tempatkan fluida dalam tabung pada tekanan = pb dan temperatur sama dengan
temperatur reservoir.
2. Turunkan tekanan sampai tekanan tertentu, maka sejumlah gas akan terlepas dari minyak.
3. Kocok cell supaya terjadi kesetimbangan, dan diamkan beberapa saat sampai gas terpisah
dari liquid.
4. Gas dikeluarkan dari cell dengan cara pendesakan pada tekanan konstan.
5. Ukur jumlah gas yang dikeluarkan dan specifik gravity-nya.
6. Ukur volume minyak yang tertinggal di dalam tabung.
7. Ulangi Langkah 2-6 sampai tekanan atmosfir.
8. Turunkan temperatur sampai kondisi standar 60oF dan ukur volumenya.

Sifat Fisik Fluida, hal. 14

Gas

Gas

pb

Vo

Liquid

Vo

Gas

Liquid

Liquid

Liquid

Vo

Gas

Liquid
Hg

Hg

Hg
Hg

Hg

Langkah
Pertama

Langkah
Kedua

Data yang dihasilkan adalah volume minyak, Vo, pada waktu awal dan tiap tekanan
berikutnya, volume gas yang keluar dari larutan dan dikeluarkan dari tabung, volume residual
minyak yang tersisa pada akhir pengujian (p = 1 atm, T = 60oF), Vo,res. Dari data tersebut
dapat dihitung untuk tiap tekanan:

Relative oil volume = B oD =

Solution GOR = R sD =

Vo
V o, res

Vg
V o, res

Total relative volume = BtD = BoD + (RsDb RsD) Bg

Oleh karenanya, hasil pengujian differential vaporization dilaporkan dalam bentuk tabulasi
sebagai berikut:

Solution
GOR
(RsD)

Relative
Oil
Volume
(BoD)

(1)

(2)

(3)

p = pb

Tekanan
(psig)

Relative
total
volume
(BtD)

Oil
Density
(gm/cc)

Gas
Gas
Formation
Deviation
Volume
Factor
Factor

Gas
gravity

(4)

Sifat Fisik Fluida, hal. 15

dimana
(1) Solution GOR = cuft gas pada p = 14.65 psia 60oF dibagi dengan barrel minyak sisa pada
akhir test (p = 14.65 psia 60oF).
(2) Relative oil volume = barrel minyak pada tiap tekanan dibagi dengan barrel minyak sisa
pada akhir test (p = 14.65 psia 60oF)
(3) Relative total volume = barrel minyak ditambah dengan gas yang keluar pada tiap tekanan
dibagi dengan barrel minyak sisa pada akhir test (p = 14.65 psia 60oF).
(4) Faktor volume formasi gas = cuft gas pada tiap tekanan dibagi dengan cuft pada p = 14.65
psia 60oF.

Separator test

Prosedur percobaan separator test di laboratorium yang ditempuh adalah sebagai berikut:
1. Temperatur fluida reservoir dalam tabung pada tekanan = pb dan temperatur reservoir.
Tekanan di separator dijaga konstan dan tekanan di tanki selalu pada tekanan atmosfir.
Biasanya tekanan di separator dipilih oleh operator di lapangan. Temperatur di separator
dan tanki dijaga pada harga rata-rata lapangan.
2. Turunkan volume sehingga sejumlah minyak akan keluar dan masuk ke separator yang
selanjutnya terpisahkan menjadi gas dan minyak. Minyak dari separator ini mengalir ke
tanki, untuk kemudian gas akan terpisahkan lagi dari minyak.
3. Ukur volume gas di separator dan tanki, volume minyak yang keluar dari tabung, volume
minyak di tanki, dan specifik gravity gas di separator dan tanki.
4. Ulangi Langkah 2 untuk tekanan separator yang berbeda.

pb

Gas
Gas

Liquid
Stock
tank

Liquid
Hg

Liquid

Sifat Fisik Fluida, hal. 16

Data yang dihasilkan berupa gas-oil ratio (GOR) pada tiap tingkat tekanan separator yang
berbeda, oil dan gas gravity, faktor volume formasi pada tekanan gelembung. Data tersebut
biasanya dilaporkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tekanan
separator
(psig)

Temp.
separator
(oF)

Gas-oil
ratio

Gas-oil
ratio

(1)

(2)

50
sampai
0

100
sampai
0

200
sampai
0

300
sampai
0

Stock
tank
gravity
(oAPI)

Formation
Volume
Factor

Separator
Volume
Factor

(3)

(4)

SG Gas
flashed

(1) GOR = cuft gas pada 14.65 psia 60oF dibagi dengan barrel minyak pada p dan T.
(2) GOR =cuft gas pada 14.65 psia 60oF dibagi dengan barrel stock tank minyak pada 1 atm
dan 60oF.
(3) FVF = barrel saturated oil pada p = pb psig dan T dibagi barrel stock tank minyak pada 1
atm dan 60oF.
(4) Separator volume factor = barrel minyak pada p dan T dibagi barrel stock tank minyak
pada 1 atm dan 60oF.

Pengolahan data
Setelah data diperoleh, maka kemudian dilakukan analisis dan perhitungan untuk
mendapatkan data sifat fluida bersangkutan. Bagian ini menerangkan dengan singkat
mengenai pengolahan data dari hasil percobaan laboratorium seperti tersebut di atas dengan
sedikit ilustrasi perhitungan untuk menjadi data yang siap pakai. Data siap pakai ini misalnya
diperlukan dalam perhitungan-perhitungan reservoir engineering seperti metode konvensional
material balance dan/atau simulasi reservoir.

Sifat Fisik Fluida, hal. 17

Pengolahan data untuk flash liberation

Data yang diperoleh dari laboratorium untuk uji flash liberation adalah volume total terhadap
tekanan. Apabila data yang diperoleh tersebut diplot maka perpotongan antara dua garis yang
mewakili kelompok kelakuan data yang berbeda adalah pada saat timbulnya gas atau tekanan
gelembung (pb). Perbandingan volume total pada saat tekanan gelembung ditampilkan pada
laporan. Harga perbandingan volume pada tekanan lebih besar daripada tekanan gelembung
digunakan untuk perhitungan volume formasi minyak.

Pengolahan data untuk differential liberation

Volume yang diperoleh pada langkah terakhir percobaan di atas, yaitu pada kondisi tekanan
atmosfir dan temperatur standar disebut sebagai Vor (residual oil volume). Volume minyak
yang diperoleh setelah pendesakan gas dari cell disebut sebagai Vo. Dari differential
liberation ini dihasilkan faktor volume formasi minyak yaitu Bod = Vo/Vor; kelarutan gas
dalam minyak pada tekanan gelembung, yaitu:
R sDb =

Jumlah total V g yang dilepaskan selama percobaan, SCF


V or , STB

Sedangkan kelarutan gas dalam minyak pada suatu tekanan tertentu adalah sebagai berikut:
R sD =

R sdb Jumlah total V g yang dilepaskan sampai tekanan, SCF


V or , STB

Pengolahan data untuk separator test

Berbeda dengan sebelumnya, dari test ini hanya dihasilkan parameter yang tidak tergantung
pada tekanan yaitu:
- Faktor volume formasi pada tekanan gelembung
B oSb =

V o yang terkeluarkan dari cell menuju separator, bbl


V o yang ada di tanki, STB

- Kelarutan gas dalam minyak


R sSb =

V g di separator + V g di tanki, SCF


V o di tanki, STB

- Faktor separator volume


Faktor volume separator =

V o di separator
V o di tanki

Sifat Fisik Fluida, hal. 18

Pengolahan dan Analisis Data Gabungan

Pengolahan data ini adalah untuk menentukan parameter reservoir dari data pengujian di
laboratorium. Data yang dapat diperoleh adalah Bo, Bt, Rs, o, g, dan co sebagai fungsi dari
tekanan. Asumsi dasar yang digunakan untuk pengolahan data tersebut adalah bahwa
pengujian di laboratorium tersebut dapat memodelkan proses yang sebenarnya terjadi, yaitu:

Pada kondisi tekanan lebih besar daripada tekanan gelembung, proses yang terjadi di
reservoir sampai ke separator dapat diwakili dengan gabungan flash liberation dan separator
test.

Sedangkan proses yang terjadi pada kondisi di bawah tekanan gelembung dapat diwakili
dengan gabungan differential liberation dan separator test.

Dengan catatan bahwa reservoir berperilaku seperti halnya differential liberation, dan aliran
dari bottomhole ke stock tanlk berperilaku seperti separator test.

Hasil dari separator test memberikan pilihan kondisi pemakaian tekanan dan temperatur
separator. Pemilihan kondisi temperatur dan tekanan separator berdasarkan pada kriteria
sebagai berikut:
1. Gas-oil ratio minimum
2. Faktor volume formasi minyak minimum
3. Derajat API maksimum
Dari separator test dapat diambil harga faktor volume formasi minyak dan kelarutan gas
dalam minyak pada kondisi tekanan gelembung yaitu masing-masing BoSb dan RsSb.
Berikut adalah prosedur pengolahan data gabungan menggunakan data flash liberation,
differential liberation, dan separator test untuk menentukan Bo, Rs, Bt, co sebagai fungsi dari
tekanan.
1. Faktor volume formasi minyak, Bo
- untuk p pb
Vt
B oSb
B o =
V
b

bbl
STB

dimana subskrip F artinya yang dihasilkan flash liberation


- untuk p < pb
B oSb

B o = B oD
B oDb

bbl
STB

Sifat Fisik Fluida, hal. 19

dimana BoD & BoDb dihasilkan dari differential liberation


2. Kelarutan gas dalam minyak, Rs
- untuk p pb
Rs = RsSb
- untuk p < pb
R s = R sSb (R sDb R sD)

B oSb
B oDb

dimana RsD dan RsDb dihasilkan dari differential liberation.


3. Faktor volume formasi total
Bt = Bo + Bg (Rsb Rs)
B

atau
B t = B tD

B oSb
B oDb

dimana BtD dihasilkan dari uji differential liberation.


4. Faktor kompresibilitas (isothermal)
- untuk p pb
ln
co =

(V t / V b) F1
( V t / V b) F2
p 2 p1

- untuk p < pb
co =

B oD
1 R sD

B g

R sD
B oD p

Contoh 3: Pengolahan Data Hasil Pengukuran Laboratorium


Contoh ini diambil dari Problem 1.24 Craft and Hawkins hal. 52. Diberikan data dari
laboratorium sebagai berikut:
Cell pressure
(psia)
2000

Oil
volume in
cell (cc)
650

Gas
volume in
cell (cc)
0

Cell
Temperature
(oF)
195

1500 = pb

669

195

1000

650

150

195

500

615

700

195

14.7

500

44,500

60

Sifat Fisik Fluida, hal. 20

Tentukan Rso, Bo, dan Bt pada tekanan masing-masing. Diketahui faktor deviasi gas pada
tekanan 1000 psia dan 500 psia masing-masing 0.91 dan 0.95.

Penyelesaian:
Pada tekanan 2000 psia:
R so =

Bo =

44,500
(5.615) = 500 SCF/STB
500

650
= 1.300 bbl/STB
500

B t = B o = 1.300 bbl/STB

Pada tekanan 1500 psia:


R so = 500 SCF/STB

Bo =

669
= 1.338 bbl/STB
500

B t = B o = 1.338 bbl/STB

Pada tekanan 1000 psia:

150(1000)

44,500
0.02829(0.91)(655)

(5.615) = 400 SCF/STB


R so =

500

Bo =

650
= 1.300 bbl/STB
500

Bt =

650 + 150
= 1.600 bbl/STB
500

Pada tekanan 500 psia:

700(500)

44,500
0
.
02829
(
0
.
95
)(
655
)

(5.615) = 276 SCF/STB


R so =

500

Bo =

615
= 1.230 bbl/STB
500

Bt =

650 + 700
= 2.630 bbl/STB
500

Sifat Fisik Fluida, hal. 21

Contoh 4: Pengolahan Data Gabungan


Gunakan data hasil pengujian flash liberation, differential liberation, dan separator test
berikut untuk menentukan Bo, Rs, Bt dan co. Gunakan prosedur berikut:
1. Pilih kondisi separator dari hasil separator test dengan cara menjumlahkan harga GOR
dan kemudian pilih harga yang terkecil. Ini adalah kondisi yang optimum artinya jumlah
minyak maksimum.
2. Ambil harga BoSb dan RsSb pada separator test.
3. Ambil harga BoDb, RsDb dan Bg dari differential liberation.
4. Hitung Bo, Rs, Bt dan co sesuai tekanan.
Data hasil pengujian flash liberation:
Y
Function
(2)

5000

Relative
volume
(1)
0.9639

4500

0.9703

4000

0.9771

3500

0.9846

3000

0.9929

2900

0.9946

2800

0.9964

2700

0.9983

2620 = pb

1.0000

2605

1.0022

2.574

2591

1.0041

2.688

2516

1.0154

2.673

2401

1.0350

2.593

2253

1.0645

2.510

2090

1.1040

2.422

1897

1.1633

2.316

1698

1.2426

2.219

1477

1.3618

2.118

1292

1.5012

2.028

1040

1.7802

1.920

830

2.1623

1.823

640

2.7513

1.727

472

2.7226

1.621

Tekanan
(psig)

Sifat Fisik Fluida, hal. 22

Data hasil pengujian differential liberation:

Gas
Gas
Oil
Gas
Formation
Density Deviation
Volume gravity
Factor
(gm/cc)
Factor
0.6562

Tekanan
(psig)

Solution
GOR
(RsD)

2620 = pb

854 = RsDb

1.600 = BoDb

Relative
total
volume
(BtD)
1.600

2350

763

1.554

1.665

0.6655

0.846

0.00685

0.825

2100

684

1.515

1.748

0.6731

0.851

0.00771

0.818

1850

612

1.479

1.859

0.6808

0.859

0.00882

0.797

1600

544

1.445

2.016

0.6889

0.872

0.01034

0.791

1350

479

1.412

2.244

0.6969

0.887

0.01245

0.794

1100

416

1.382

2.593

0.7044

0.903

0.01552

0.809

850

354

1.351

3.169

0.7121

0.922

0.02042

0.831

600

292

1.320

4.254

0.7198

0.941

0.02931

0.881

350

223

1.283

6.975

0.7291

0.965

0.05065

0.988

159

157

1.244

14.693

0.7382

0.984

0.10834

1.213

Relative Oil
Volume
(BoD)

1.075
o

Pada 60 F

0.7892

2.039

1.000

Hasil pengujian separator:


Tekanan
separator
(psig)

Temp.
separator
(oF)

Gas-oil
ratio

Gas-oil
ratio

(1)

(2)

50
sampai
0

75

715

737

75

41

41

100
sampai
0

75

637

676

75

91

92

200
sampai
0

75

542

602

75

177

178

300
sampai
0

75

478

549

75

245

246

Stock
tank
gravity
(oAPI)

40.5

40.7

40.4

40.1

Formation
Volume
Factor

Separator
Volume
Factor

(3)

(4)

1.481

1.474

1.483

1.495

SG Gas
flashed

1.031

0.840

1.007

1.338

1.062

0.786

1.007

1.363

1.112

0.732

1.007

1.329

1.148

0.704

1.007

1.286

Sifat Fisik Fluida, hal. 23

Penyelesaian:
1. Tentukan kondisi optimum separator. Lihat data separator. Ambil suatu harga tekanan
dimana formation volume factor minimum. Ini akan menghasilkan jumlah minyak
maksimum. Pada titik tersebut, stock tank oil gravity berharga maksimum dan total GOR
berharga minimum.

Tekanan
separator
(psig)

Temp.
separator
(oF)

Gas-oil
ratio

Jumlah
Gas-oil
ratio
(RsSb)

Stock
tank
gravity
(oAPI)

(2)

50
sampai
0

75
75

41

100
sampai
0

75

676

75

92

200
sampai
0

75

602

75

178

300
sampai
0

75

549

Formation
Volume
Factor
(3)

737
778
40.5

1.481
BoSb
B

768
40.7

1.474

40.4

1.483

40.1

1.495

780

795
75

246

Kondisi tersebut adalah tekanan separator = 100 psig, yaitu GOR minimum = RsSb = 768
SCF/STB, API gravity maksimum = 40.7, dan FVF minimum = BoSb = 1.474 bbl/STB.
2. Tentukan Bo untuk p < pb dari data relative oil volume differential liberation dan hasil
kondisi optimum separator menggunakan:
B oSb

B o = B oD
B oDb

dimana:
BoSb = 1.474 bbl/STB
B

BoDb = 1.600 dari data differential liberation kolom 3


B

Bod dari data differential liberation kolom 3


Sehingga
Bo =

1.474
B oD
1.600

dan diperoleh tabel berikut:


Sifat Fisik Fluida, hal. 24

Tekanan
(psig)
2620
2350
2100
1850
1600
1350
1100
850
600
350
159
0

Relative Oil
Volume (BoD)
B

1.600
1.554
1.515
1.479
1.445
1.412
1.382
1.351
1.320
1.283
1.244
1.075

Bo (bbl/STB)
B

1.474
1.432
1.396
1.363
1.331
1.301
1.273
1.245
1.216
1.182
1.146

Tentukan Bo untuk p > pb dari data relative oil volume flash liberation dan hasil kondisi
optimum separator menggunakan:
Vt
B oSb
B o =
Vb F
dimana:
Vt

dari data flash liberation kolom 2


Vb F
Sehingga
Vt

B o = 1.474
V
b F
dan diperoleh tabel berikut:
Tekanan
(psig)
5000
4500
4000
3500
3000
2900
2800
2700
2620

Relative
volume
(1)
0.9639
0.9703
0.9771
0.9846
0.9929
0.9946
0.9964
0.9983
1.0000

Bo
(bbl/STB)
B

1.421
1.430
1.440
1.451
1.464
1.466
1.469
1.471
1.474
Sifat Fisik Fluida, hal. 25

Dengan demikian diperoleh Bo sebagai fungsi dari tekanan sebagai berikut:


Bo vs. p
1.6

Bo, bbl/STB

1.5
1.4
1.3
1.2
1.1
1
0

1000

2000 3000 4000


Tekanan, psia

5000

3. Tentukan Bt dari data relative total volume differential liberation:


B t = B tD

B oSb
B oDb

dimana BtD dari data differential liberation kolom 4.


Sehingga
Bt =

1.474
B tD
1.600

dan diperoleh tabel sebagai berikut:

Tekanan
(psig)
2620
2350
2100
1850
1600
1350
1100
850
600
350
159
0

Relative total volume


(BtD)
1.600
1.665
1.748
1.859
2.016
2.244
2.593
3.169
4.254
6.975
14.693

Bt (bbl/STB)
B

1.474
1.534
1.610
1.713
1.857
2.067
2.389
2.919
3.919
6.426
13.536

Sifat Fisik Fluida, hal. 26

Dengan demikian hubungan Bt terhadap tekanan adalah:


Bt vs. p
13

Bt, bbl/STB

11
9
7
5
3
1
0

1000

2000 3000
4000
Tekanan, psia

5000

4. Tentukan Rs dari total GOR dari kondisi optimum separator dengan solution GOR dari
differential liberation menggunakan
R s = R sSb (R sDb R sD)

B oSb
B oDb

dimana
RsSb = 768 SCF/STB dari separator data kolom 4
RsDb = 854 SCF/residual dari differential liberation data kolom 2
RsD dari differential liberation data kolom 5
BoSb = 1.474 bbl/STB
B

BoDb = 1.600 bbl/STB


B

Sehingga
R s = 768

1.474
(854 R sD)
1.600

dan diperoleh tabel sebagai berikut:


Tekanan
(psig)
2620
2350
2100
1850
1600

Solution
GOR
(RsD)
854
763
684
612
544

Rs
(SCF/STB)

Sifat Fisik Fluida, hal. 27

1350
1100
850
600
350
159
0

479
416
354
292
223
157
0

Sehingga hubungan Rs terhadap tekanan diperoleh sebagai berikut:

Rs vs. p

1000

Rs, SCF/STB

800
600
400
200
0
0

1000

2000 3000
Tekanan, psia

4000

5000

5. Hitung kompresibilitas minyak dengan:


- untuk p pb
ln
co =

(V t / V b) F1
(V t / V b) F2
p 2 p1

- untuk p < pb
co =

B oD
1 R sD

B g
R sD
B oD p

Tabulasi berikut adalah hasil perhitungan dengan menggunakan data flash liberation dan
differential liberation.

Sifat Fisik Fluida, hal. 28

Untuk p > pb:

5000

Relative
volume
(1)
0.9639

4500

0.9703

1.32 x 10-5

4000

0.9771

1.40 x 10-5

3500

0.9846

1.53 x 10-5

3000

0.9929

1.68 x 10-5

2900

0.9946

1.71 x 10-5

2800

0.9964

1.81 x 10-5

2700

0.9983

1.91 x 10-5

2620 = pb

1.0000

2.13 x 10-5

Tekanan
(psig)

co (psi-1)

Untuk p < pb:

Gas
Formation
Volume
Factor

co (psi-1)

1.554

0.00685

1.48 x 10-4

684

1.515

0.00771

1.66 x 10-4

1850

612

1.479

0.00882

1.97 x 10-4

1600

544

1.445

0.01034

2.40 x 10-4

1350

479

1.412

0.01245

3.11 x 10-4

1100

416

1.382

0.01552

4.06 x 10-4

850

354

1.351

0.02042

5.76 x 10-4

600

292

1.320

0.02931

9.79 x 10-4

350

223

1.283

0.05065

2.27 x 10-3

159

157

1.244

0.10834

Tekanan
(psig)

Solution
GOR
(RsD)

Relative Oil
Volume (BoD)

2620 = pb

854 = RsDb

1.600 = BoDb

2350

763

2100

Dengan demikian hubungan kompresibilitas minyak terhadap tekanan dapat digambarkan


sebagai berikut:

Sifat Fisik Fluida, hal. 29

co vs. p

1.00E-03

co , psi

-1

8.00E-04
6.00E-04
4.00E-04
2.00E-04
0.00E+00
0

1000

2000 3000 4000


Tekanan, psia

5000

Penentuan Sifat-Sifat Fisik Fluida Reservoir Dengan Korelasi

Bagian ini tidak membahas secara detail penggunaan korelasi-korelasi yang telah
dikembangkan dan digunakan secara meluas di industri perminyakan. Tulisan ini hanya
menyebutkan secara ringkas mengenai korelasi-korelasi tersebut sebagai pengenalan saja.
Secara praktis, penggunaan korelasi tidak memerlukan data komposisi fluida. Disamping
persamaan korelasi dalam bentuk persamaan sehingga dapat langsung digunakan dalam
program komputer, tersedia pula beberapa nomograph yang dibuat untuk menggambarkan
beberapa persamaan korelasi.

Sifat-sifat fisik yang dapat dihitung dengan menggunakan korelasi diantaranya adalah:
Untuk fasa minyak:

Tekanan gelembung (pb): Korelasi Standing

Kelarutan gas dalam minyak (Rso): Korelasi Standing

Densitas minyak (o):

Faktor volume formasi minyak (Bo): Korelasi Standing

Kompresibilitas minyak (co): Korelasi Vasquez and Beggs, Korelasi McCain, Rollins,
and Villena

Viskositas minyak (o): Korelasi Vasquez and Beggs, Korelasi Beggs and Robertsons

Untuk fasa gas:

Faktor deviasi gas (Z): Korelasi Dranchuk and Abou-Kassem

Sifat Fisik Fluida, hal. 30

Faktor volume formasi gas (Bg)

Viskositas gas (g): Korelasi Lee, Gonzalez, and Eakin

Untuk fasa air:

Faktor formasi air formasi (Bw): Korelasi McCain

Densitas air formasi (w)

Kelarutan gas dalam air formasi

Kompresibilitas air formasi (cw): Korelasi Ozip

Viskositas air formasi (w)

Sifat Fisik Fluida, hal. 31

Gas Properties

Gas ideal:
Gas ideal adalah fluida yang:
1. Memiliki volume molekul yang dapat diabaikan dibandingkan dengan volume fluida
keseluruhan
2. Tidak memiliki gaya tarik atau gaya tolak antara sesama molekul atau antara molekul
dengan dinding tempat gas itu berada
3. Semua tumbukan antar molekul-molekulnya bersifat elastis murni yang berarti tidak ada
kehilangan energi.
Untuk menggambarkan properties gas ideal digunakan persamaan keadaan atau equation of
state (EOS) berdasarkan hukum-hukum gas ideal yang dihasilkan dari berbagai percobaan.
Hukum-hukum gas ideal tersebut, diantaranya:
1. Hukum Boyle
2. Hukum Charles
3. Hukum Avogadro
4. Hukum Gay Lussac.
Persamaan keadaan bertujuan untuk menghubungkan antara tekanan, volume, dan
temperatur. Persamaan gas ideal:
P V ideal = nRT

dimana:
n = jumlah molekul
R = Konstanta tetapan gas

Densitas Gas

Densitas gas (g) didefinisikan sebagai massa gas per satuan volume.
=

m
V

g =

nM
V ideal

pm
RT

28.97 p
RT

(gas)
(udara)

Sifat Fisik Fluida, hal. 32

3. Spesifik Gravity

M
28.97

4. Kompresibilitas

Kompresibilitas merupakan menggambarkan besarnya perubahan volume per satuan


perubahan tekanan. Untuk keadaan isothermal kompresibilitas diukur dari perubahan volume
per unit volume dengan perubahan tekanan pada temperatur konstan.
V ideal =

nRT
p

d V ideal
nRT
=
dp
p2
c=

1 dV

V dp

cg =

1
p

Gas nyata

Dibedakan dari gas ideal dengan adanya factor kompresibilitas atau factor deviasi, Z. Definisi
factor deviasi gas adalah:
z=

V aktual dari n moles @ T dan p


V ideal dari n moles @ T dan p

Ideal: PVideal = nRT


Nyata: PVaktual = ZnRT. Ini adalah EOS untuk gas nyata. Untuk typical reservoir, biasanya
digunakan harga 0.3 < Z < 1.1.
Korelasi untuk menentukan Z:
1. Korelasi Sutton
2. Korelasi Wichert-Aziz
3. Korelasi Katz.

Densitas:
=

m
V

Sifat Fisik Fluida, hal. 33

g =

nM
V

g =

28.97 p
ZRT

Faktor volume formasi gas:


Bg =

V gas @ T dan p reservoir


V gas @ SC (14.7 psi, 60 o F)

Kompresibilitas:
pV = ZnRT sehingga V =

ZnRT
p

Selanjutnya, perubahan volume terhadap tekanan:


nRT dZ ZnRT
dV
=

p dp
dp
p2
ZnRT 1 dZ ZnRT 1

=

p Z dp p p
=

V dZ V

Z dp p

Jika kompresibilitas didefinisikan sebagai berikut:


c=

1 dV

V dp

maka
cg =

1 V dZ V


V Z dp p

atau
cg =

1 1 dZ

p Z dp

Catatan: terlihat bahwa jika untuk gas ideal, tidak ada Z, maka c g =

1
.
p

Sifat Fisik Fluida, hal. 34

Anda mungkin juga menyukai