Anda di halaman 1dari 1

UTS Arbitrase

TEMPO.CO (25 April 2015), Jakarta: Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) memutuskan Pemerintah DKI
Jakarta wajib membayar Rp 7,6 miliar kepada PT Ifani Dewi. Nilai itu dimaksudkan untuk membayar satu unit
bus bermerk Ankai yang berasal dari pengadaan bus tahun anggaran 2013.
"Kami menunggu Pemerintah DKI Jakarta melunasinya dalam waktu 40 hari," kata Kuasa Hukum PT Ifani Dewi,
Boyamin Saiman saat dihubungi Tempo, Jumat, 24 April 2015.
Boyamin mengatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat akan mengeksekusi putusan itu jika Pemerintah DKI
menolak melunasi pembayaran lebih dari 40 hari. Salah satu opsinya yakni memerintahkan Pemerintah DKI
untuk menganggarkan pembayaran bus pada tahun anggaran selanjutnya.
Dalam putusan yang dibacakan Rabu, 22 April lalu, Boyamin menjelaskan, nilai pembayaran itu terdiri dari harga
satu unit bus seharga Rp 3,5 miliar dan pelunasan pengurusan, bea balik nama 30 unit bus, surat tanda nomor
kendaraan (STNK) dan buku pemilik kendaraan bermotor (BPKP) Rp 4,1 miliar.
"Putusan itu lebih rendah dibandingkan tuntutan awal yang menyertakan denda keterlambatan pembayaran
dengan total Rp 8,2 miliar," katanya.
Menurut Boyamin, bus yang belum dibayar tersebut sudah pernah beroperasi. Odometer pada mesin mencatat
angka 90 kilometer. Pembayaran bus terhenti saat kasus bus berkarat pada pengadaan tahun yang sama
mencuat awal tahun 2014. Kini 30 unit bus yang diimpor Ifani Dewi tak lagi beroperasi. "Padahal bus kami tak
berkarat."
Sejak kabar soal kerusakan bus-bus Transjakarta mencuat, PT Ifani Dewi menjadi sorotan media massa.
Menurut penelusuran Tempo, perusahaan ini diduga tak berpengalaman dalam bidang pengadaan bus, namun
memenangi tender pengadaan puluhan unit bus untuk koridor PG Cililitan-Ancol dan Harmoni-Lebak Bulus.
Perusahaan ini sebelumnya lebih banyak bergerak dalam bidang pengadaan alat-alat berat.
Beberapa unit bus yang sudah didatangkan perusahaan ini dilaporkan bermasalah setelah diluncurkan. Lebih
dari separuh bus ditarik ke kandang karena masalah teknis, seperti mesin yang berkarat atau kerusakan interior.
Dugaan teranyar, ada kongkalikong di balik upaya pemenangan perusahaan itu dalam proyek tersebut. PT Ifani
Dewi diduga meminjam pengalaman PT San Abadi selaku karoseri bus. Keduanya merupakan rekanan dalam
program pengadaan bus Transjakarta itu. Banyak keganjilan menyangkut dokumen dalam lelang pengadaan bus
tersebut
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama memutuskan untuk tak terburu-buru menjalankan putusan itu. Ia
akan mempelajari putusan itu lebih dulu. "Kami menghargai tapi saya mau pelajari dulu setelah menerima
salinannya," kata Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota.
Alasannya, ujar Ahok, Kejaksaaan Agung menyatakan ada penggelembungan harga setiap unit bus tahun 2013.
Total kerugian negara yang timbul mencapai Rp 54,3 miliar. "Jika pembayaran dibatalkan karena ada mark up
berarti bukan salah kami kan?" ujar Ahok.
by LINDA HAIRANI

Pertanyaan :
1. Apakah BANI mempunyai wewenang dalam penyelesaian sengketa yang ditunjukkan dalam
kasus posisi diatas? Jelaskan jawaban Anda disertai dengan alasan yuridis yang memadai
2. Bagaiamanakah menentukan hukum acara yang dilaksanakan dalam proses penyelesaian
dengan cara menggunakan arbitrase? Jelaskan jawaban Anda disertai dengan dasar hukum
yang relevan.
3. bagaimana menentukan suatu sengketa dapat diselesaikan secara litigasi (pengadilan) atau
dengan Arbitrase ? berikan penejlasan serta dasar yuridis yang relevan
Catatan :
a. format subjek email : IH_arbitrase_THT_NAMA
b. format nama file : NIM_NAMA
c. THT dikirim pada hari sabtu, 3 Desember 2016 pukul 09.00 WIB s/d pukul 10.00 WIB
d. THT hanya dapat dikirimkan anatara rentang waktu tersebut dan tidak ada toleransi atas
keterlambatan dan/atau terlalu cepat dalam pengiriman THT.
e. Bila ada persamaan dalam jawaban pada THT ini, maka skor akan dibagi sesuai dengan jumlah
pengirim THT yang mempunyai kesamaan jawaban.

Anda mungkin juga menyukai