Unguenta
Unguenta
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu
menyertai kita dalam setiap langkah kehidupan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini merupakan suatu
tantangan bagi bangsa Indonesia umumnya dan para mahasiswa khususnya sebagai
kader bangsa yang diharapkan dapat menggali, menerapkan ilmu, sehingga mampu
mencari suatu solusi dalam menghadapi permasalahan di lingkungan masyarakat
maupun dengan dunia luar di era globalisasi ini.
Makalah Farmasetika ini disusun sedemikian rupa agar dapat meningkatkan
pengetahuan mahasiswa, meskipun masih ada kekurangan di dalam penyajian
makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan makalah Farmasetika ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan bagi
semua yang menggunakannya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
Pendahuluan ...............................................................................................1
Definisi unguenta .......................................................................................1
Latar belakang ............................................................................................1
Tujuan. 2
BAB II
Penggolongan salep ...................................................................................3
Skema penggolongan salep ........................................................................3
Penggolongan salep menurut konsistensinya..............................................4
Penggolongan salep menurut sifat farmakologi/therapeutika dan
berdasarkan penetrasinya ...........................................................................5
Penggolongan salep menurut dasar salepnya .............................................5
BAB III
Bahan penyusun dasar salep ......................................................................7
Dasar salep hidrokarbon ............................................................................7
Dasar salep serap (sebagai emolien)...........................................................8
Dasar salep yang dapat dibersihkan dengan air..........................................8
Dasar salep larut dalam air .........................................................................9
BAB IV
Kualitas dasar salep ....................................................................................10
BAB V
Pemilihan dasar salep ....................................................................................11
BAB VI
Komponen salep ............................................................................................12
BAB VII
Penggunaan salep ..........................................................................................13
BAB VIII
Evaluasi..........................................................................................................14
BAB XI
Formula unguenta ..........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
I.
II.
Latar Belakang
Unguenta (Salep) termasuk di dalam pokok bahasan materi semester I yang
dipelajari dan akan dijadikan pula sebagai bahan materi Ujian Akhir Semester, untuk
itu kami membuat makalah ini dengan mengambil judul dari pokok bahasan materi
semester I.
III.
Tujuan
Bahan-bahan materi yang terdapat di dalam makalah ini kami ambil dari
beberapa sumber buku yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk melengkapi isi
makalah ini. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa
dalam memberikan pengetahuan tentang pokok bahasan materi Unguenta.
BAB II
PENGGOLONGAN SALEP
Pasta
Konsistensinya
Cerata
Galones Spumae (Jelly)
Salep Epidermic
Penggolongan
Salep
Salep Endodermic
Salep Diadermic
Salep Hydropobic
Menurut
Dasar Salepnya
Salep Hydrophillic
II.
Unguenta
Cream
Pasta
Cerata
Gelones Spumae (Jelly) : Adalah suatu salep yang lebih halus. Umumnya
cair dan sedikit mengandung atau tanpa mukosa,
sebagai pelicin atau basis, biasanya terdiri dari
mucilagines,
misalnya
gom,
dan mencapai efek yang diinginkan. Misalnya pada salep yang mengandung
senyawa mercuri, Yodida, Belladonnae. (Ilmu Resep Kelas I Untuk Sekolah
Menengah Farmasi).
BAB III
BAHAN PENYUSUN DASAR SALEP
I.
asam sulfat, maka tidak boleh digunakan untuk mata. (Howard Ansel C.
Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi).
Minyak Mineral
Merupakan campuran dari hidrokarbon cair yang dihasilkan dari
minyak bumi. Berguna dalam menggerus bahan yang tidak larut pada
preparat salep dengan dasra lemak. (Arief, Farmacetica)
BAB IV
KUALITAS DASAR SALEP
Stabil, yaitu selama masih digunakan untuk mengobati maka salep harus
bebas dari inkompabilitas, tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembapan
kamar. (Ilmu Resep Kelas I Untuk Sekolah Menengah Farmasi).
Lunak, yaitu semua zat yang ada dalam salep harus dalam keadaan halus
seluruh produk harus lunak dan homogen. (Ilmu Resep Kelas I Untuk Sekolah
Menengah Farmasi).
Mudah dipakai, umunya salep emulsi yang paling mudah dipakai dan mudah
dihilangkan dari kulit. (Ilmu Resep Kelas I Untuk Sekolah Menengah
Farmasi).
Dasar salep yang cocok, yaitu dasar salep harus kompatibel secara fisika dan
kimia dengan obat yang dikandungnya. Dasar salep tidak boleh merusak atau
menghambat aksi terapi dari obat yang mampu melepaskan obatnya pada
daerah yang diobati. (Ilmu Resep Kelas I Untuk Sekolah Menengah Farmasi).
Dapat terdistribusi merata, yaitu obat harus terdistribusi merata pada dasar
salep padat atau cair pada pengobatan. (Ilmu Resep Kelas I Untuk Sekolah
Menengah Farmasi).
10
BAB V
PEMILIHAN DASAR SALEP
Sifat bahan obat yang dicampurkan, (Ilmu Resep Kelas I Untuk Sekolah
Menengah Farmasi).
Stabilitas dan Jaya tahan sediaan jadi dalam penyimpanan. (Ilmu Resep Kelas
I Untuk Sekolah Menengah Farmasi).
11
BAB VI
KOMPONEN UMUM SALEP
Salep terdiri dari basis salep, yang dapat berupa sistem sederhana (misalnya
vaselin) atau dari komposisi yang lebih kompleks (misalnya sistem yang mengandung
emulgator), bersama dengan bahan aktif atau kombinasi bahan aktif. Bahan aktif
adalah zat berkhasiat yang digunakan untuk mendapatkan efek yang diinginkan.
(R. Voight, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi)
12
BAB VII
PENGGUNAAN SALEP
13
BAB VIII
EVALUASI
14
15
BAB IX
FORMULA UNGUENTA
16
Komposisi.
Tiap 10 g mengandung :
Acidum Salicylicum
200 mg
Sulfur
400 mg
10 g
Penyimpanan
Dosis
Ditanya
Sulfur - Praecipitatum
- Depuratum
Penyelesaian
HYDROCORTISONI UNGUENTUM
Salep Hidrokortison
Komposisi
Penyimpanan
Tiap 10 g mengandung :
Hydrocortisonum
100 mg
Adeps Lanae
10 g
17
Dosis
Catatan
Penyelesaian
UNGUENTUM LENIENS
Salep Sejuk
Komposisi
Cetaceum
12,5 g
Cera alba
12
Paraffinum liquidum
56
Natrii Tertaboras
500 mg
Aqua destillata
19
ml
Penyimpanan
Dosis
Penyelesaian
18
CHLORAMPHENICOLI UNGUENTUM
Salep Kloramfenikol
Komposisi.
Tiap 10 g mengandung :
Chloramphenicolum
200 mg
Propylenglucolum
Adeps Lanae
10
Penyimpana
Dosis
Catatan
Penyelesaian
19
Salep Wasir
Komposisi.
Tiap 10 g mengandung :
Aethylis Aminobenzoas
20 g
Tanninum
1 g
Adeps Lanae
2 g
10 g
Penyimpanan
Dosis
Penyelesaian
digerus
dengan
Vaselin
Flavium,
kemudian
20
DAFTAR PUSTAKA
Anif, Moh. 1997. Formulasi Obat Topikal Dengan Dasar Penyakit Kulit.
Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
_________. 2000. Farmasetika. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
_________. 2003. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
Ansel C, Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.
Jakarta.
________. 1978. Formularium Nasional. Jakarta.
________. 1994. Ilmu Resep Kelas I untuk Sekolah Menengah Farmasi. Jakarta.
Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta : Universitas Gajah
Mada.
21