Anda di halaman 1dari 33

2016

ESTATE
REGULATION
TATA TERTIB DAN TATA CARA BERINVESTASI
DI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG
KAWASAN INDUSTRI BERWAWASAN
LINGKUNGAN

JIEP
PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG
PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

JIEP

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

Kata Pengantar
Selamat bergabung ke dalam keluarga besar pengusaha
di Kawasan Industri Pulogadung (KIP).
Dalam menjalankan usaha di lingkungan Kawasan Industri
Pulogadung, setiap Penyewa/Tenant hendaknya memahami
ketentuan yang berlaku di lingkungan KIP.
Buku ini merupakan panduan untuk dipedomani dalam
menjalankan bisnis di KIP.
Estate Regulation (ER) ini disusun untuk dapat memberikan
informasi mengenai ketentuan dalam penggunaan lahan
di lingkungan KIP untuk menciptakan atmosfer usaha yang
tertib, aman, nyaman dan berwawasan lingkungan.
Estate Regulation (ER) ini bersifat dinamis, dan dapat
berubah sesuai dinamisme dunia usaha. Estate Regulation
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat
Perjanjian Penggunaan Tanah/ Lahan (SPPT).
Akhir kata kami sampaikan, semoga Estate Regulation ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Terima Kasih,

Rahmadi Nugroho

Estate Regulation

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

JIEP

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 6

I.1. DEFINISI DAN PENGERTIAN ...................................................................... 7

I.2. MAKSUD DAN TUJUAN .............................................................................. 9

BAB II KETENTUAN UMUM .............................................................................................. 10

II.1. KETENTUAN UMUM KAWASAN INDUSTRI ........................................... 10

II.2. KETENTUAN SARANA DAN PRASARANA UMUM

KAWASAN INDUSTRI .................................................................................... 14
BAB III KETENTUAN MENGENAI PEMBANGUNAN FISIK GEDUNG / PABRIK ..... 20

III.1. GARIS SEMPADAN BANGUNAN (GSB) .................................................... 20

III.2. KOEFISIEN DESAIN BANGUNAN ............................................................... 21

III.3. ALOKASI LAHAN UNTUK SARANA DAN FASILITAS

BANGUNAN GEDUNG/PABRIK .................................................................. 22

III.4. PERIJINAN ......................................................................................................... 23
BAB IV


PRODUK DAN LAYANAN......................................................................................... 26


IV.1. LAYANAN KAWASAN ..................................................................................... 26
IV.2. PRODUK TANAH KAVLING INDUSTRI ..................................................... 29
IV.3. PRODUK REAL ESTATE .................................................................................. 32

BAB VII MAINTENANCE FEE ................................................................................................. 44



VII.1. MAINTENANCE FEE ...................................................................................... 44

VII.2. SANKSI .............................................................................................................. 45
BAB VIII LAIN LAIN ................................................................................................................ 46

VIII.1. KETENAGAKERJAAN ................................................................................... 46

VIII.2. KOMUNIKASI DAN INFORMASI ............................................................... 47
BAB IX PENUTUP ...................................................................................................................... 48

IX.1. PENETAPAN ESTATE REGULATION ............................................................ 48

IX.2. PERNYATAAN PENGGUNA LAHAN ........................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA : PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT...................
LAMPIRAN :

SYARAT-SYARAT DAN STANDAR

PROSEDUR DAN FLOW CHART

BAB V KETENTUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN .................................................. 34



V.1. KEWAJIBAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN .................... 34

V.2. UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN ....................... 35

V.3. SANKSI PENCEMARAN LINGKUNGAN ................................................... 37
BAB VI KEAMANAN DAN KETERTIBAN KIP ................................................................. 38

VI. KEAMANAN ..................................................................................................... 38

VI. KETERTIBAN .................................................................................................... 41

Estate Regulation

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

JIEP

Ecogreen

BAB 1 PENDAHULUAN

I N D U S T R I A L E S TAT E

BAB I
PENDAHULUAN
l
l

DEFINISI & PENGERTIAN


MAKSUD DAN TUJUAN

I.1. DEFINISI & PENGERTIAN


Istilah-istilah yang digunakan didalam buku panduan ini secara tegas didefinisikan
dan diartikan serta dijelaskan sebagaimana tersebut di bawah ini :
1. Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang yang dikembangkan dan
dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha
Kawasan Industri.
2. Kawasan Industri Pulogadung adalah suatu areal lahan yang dikelola oleh perusahaan kawasan industry yaitu PT JIEP yang memiliki batas-batas wilayah
tertentu yang diperuntukkan sebagai kawasan industri berdasarkan keputusan
pemerintah, baik pemerintah RI maupun pemerintah Provinsi DKI Jakarta;
3. Perusahaan Kawasan Industri adalah badan usaha yang telah memiliki ijin
kawasan industry untuk mengelola suatu areal lahan yang memiliki batas-batas
wilayah tertentu yang diperuntukkan sebagai kawasan industri

Estate Regulation

4. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang
lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan
perekayasaan industri.
5. Jenis Industri adalah bagian suatu cabang industri yang mempunyai ciri khusus
yang sama dan/atau hasilnya bersifat akhir dalam proses produksi.
6. Perusahaan Industri adalah badan usaha yang melakukan kegiatan dibidang usaha
industry dengan menggunakan lahan industri dan atau bangunan property di
Kawasan Industri Pulogadung
7. Pengguna Lahan Industri adalah badan usaha yang melakukan perjanjian penggunaan lahan dengan PT JIEP melalui SPPTI (Surat Perjanjian Penggunaan Tanah
Kapling Industri) dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

JIEP

BAB 1 PENDAHULUAN

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

8. Pengguna Bangunan / property Industri (untuk selanjutnya di sebut tenant)


adalah badan usaha yang melakukan perjanjian penggunaan bangunan/
property dengan PT JIEP dalam jangka waktu yang disepakati antara kedua
belah pihak.
9. Izin Usaha Industri adalah izin usaha sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Pemerintah RI No. 13 Tahun 1995.
10. Hak atas Tanah adalah hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undangundang RI No. 5 Tahun 1960.
11. Sertipikat Hak atas Tanah adalah sertipikat hak atas tanah sebagaimana dimaksud
dalam Undang-undang RI No. 5 Tahun 1960 jo. Peraturan Pemerintah RI No. 40
Tahun 1996 jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 1 Tahun 1977 jo Peraturan
Menteri Negara Agraria/Kep BPN RI No. 9 Tahun 1999.
12. Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari Negara atas bidang tanah yang
kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang hak
pengelolaan
13. Izin Mendirikan Bangunan adalah izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan
membangun secara fisik.
14. E-Gate JIEP adalah system gate secara elektronik sebagai system akses bagi
kendaraan-kendaraan yang keluar masuk kawasan yang dikelola oleh PT JIEP
bekerja sama dengan perusahaan yang ditunjuk dan memiliki ijin dari instansi
yang berwenang.
15. Tonase adalah jumlah berat barang, ketinggian barang dalam muatan kendaraan yang telah ditetapkan.
16. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan;
17. Sempadan Bangunan adalah Garis yang tidak boleh dilampaui oleh denah
bangunan ke arah sempadan jalan yang telah ditetapkan
18. Hubungan Industrial adalah suatu sistem yang terbentuk antara para pelaku
dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsure pengusaha,
pekerja/buruh dan pemerintah yang didasarkan pada nilai Pancasila dan UUD RI
1945
19. Upah adalah imbalan yang diberikan perusahaan kepada karyawan untuk suatu
posisi pekerjaan yang dinilai dalam bentuk uang.

22. Estate Regulations atau Tata Tertib Kawasan Industri adalah peraturan yang
ditetapkan oleh Perusahaan Kawasan Industri, yang mengatur hak dan kewajiban Perusahaan Kawasan Industri, Perusahaan Pengelola Kawasan Industri dan
Perusahaan Industri pengguna lahan industri dan bangunan dalam pengelolaan
dan pemanfaatan Kawasan Industri.
23. Pelanggaran adalah suatu tindakan/perbuatan menyimpang yang dilakukan
oleh perusahaan-perusahaan industry pengguna lahan dan atau bangunan
dan property di kawasan termasuk dan tidak terbatas masyarakat atau pihakpihak/orang di Kawasan terhadap ketentuan atau peraturan yang ada dan telah
ditetapkan oleh pihak PT JIEP, Pemerintah Daerah maupun Undang-undang.

I.2. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Sebagai peraturan dan Tata tertib serta pedoman penggunaan lahan dan bangunan/property industry serta Tata Cara Berusaha atau Berinvestasi di Kawasan
Industri Pulogadung yang disusun, dibuat, dan ditetapkan oleh JIEP selaku Pengelola KIP berdasarkan / berpedoman pada peraturan perundang-undangan
yang mengatur perihal pengelolaan suatu areal kawasan industri, yang diberlakukan dan karenanya mengikat bagi seluruh perusahaan industry, sebagai
pengguna lahan industry, pengguna bangunan/property industry, pihak-pihak
yang melakukan aktivitas dan akan melakukan aktivitas didalam KIP.
b. Ketentuan ini dimaksudkan agar masing-masing pihak yang terkait dalam pengelolaan maupun pemanfaatan KIP mengetahui secara terperinci ketentuanketentuan mengenai hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku. Ketentuan ini bertujuan untuk menciptakan KIP yang tertata, tertib dan teratur sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
c. Memberikan informasi tentang konsekuensi yang akan diterima terkait dengan
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna lahan dan bangunan/
property di Kawasan.
d. Sebagai pedoman dalam melakukan penegakan dan pemantauan pelaksanaan
Tata tertib sekaligus sebagai dasar dalam memberikan enforcement dan
tindakan yang harus diambil baik oleh Estate Management maupun Property
Management dari PT JIEP.

20. Garis Sempadan Bangunan adalah


21. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) / Building Coverage adalah angka prosentase,
perbandingan jumlah luas lantai dasar bangunan terhadap luas perpetakan/
Kavling atau luas daerah perencanaan.

Estate Regulation

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

JIEP

BAB II KETENTUAN UMUM

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

BAB II
KETENTUAN UMUM
l

KETENTUAN UMUM KAWASAN

KETENTUAN SARANA DAN


PRASARANA UMUM KAWASAN

II.1. KETENTUAN UMUM KAWASAN


II.1.2. Kawasan Terbatas


a. Dalam rangka menciptakan lingkungan usaha di KIP yang aman, nyaman dan kondusif , maka PT JIEP menetapkan KIP sebagai Kawasan
Terbatas bagi kegiatan industry, bisnis dan logistik dan terbatas bagi
kendaraan yang akan masuk kawasan yaitu yang hanya mempunyai
kepentingan dengan kegiatan-kegiatan tersebut.
b. Pihak-pihak yang berkepentingan adalah pihak-pihak yang terdaftar
sebagai pengguna lahan dan bangunan yang telah ditetapkan di KIP
sebagai kawasan industry beserta tamu-tamunya, supplier dan mitra
bisnisnya, aparat keamanan, instansi pemerintah dan penyedia utilitas
atau kontraktornya yang bekerjasama dengan PT JIEP.

10

Estate Regulation

.
c. Hanya kendaraan yang memiliki smart card baik yang berlangganan
maupun yang FOC dan kartu akses masuk secara regular yang dapat
menggunakan E-Gate JIEP dan masuk/keluar kawasan.
d. Kegiatan-kegiatan yang tidak mempunyai ijin dari PT JIEP tidak
diperbolehkan menggunakan lahan di KIP termasuk lahan-lahan
utilitas, lahan parkir dan lahan media luar ruang (iklan/promosi)
e. PKL di larang membangun bangunan permanen pada lahan-lahan
yang tidak diperuntukkan berdagang seperti trotoar, berm, RTH, dan
badan jalan. Hanya PKL yang berijin dan terdaftar di PT JIEP yang
dapat menggunakan lahan yang telah ditetapkan untuk berdagang .

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

11

JIEP

BAB II KETENTUAN UMUM

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

f. Pelanggaran atas ketentuan pada point II.d, PT JIEP bersama-sama


instansi dan aparat keamanan terkait dapat menghentikan kegiatan
tersebut.
g. Pelanggaran atas ketentuan II.e , PT JIEP memberikan teguran tertulis
kepada yang bersangkutan. Dalam waktu 10 hari sejak disampaikan
belum juga melakukan pembongkaran, maka PT JIEP bersama
aparat keamanan terkait dapat melakukan negosiasi pembongkaran
berdasarkan kesepakatan waktu dan mekanismenya.

II .2.2. Jenis Industri

e. Pelanggaran atas point-point II.2.2. diatas, PT JIEP dapat tidak memperpanjang masa penggunaan lahan dan bangunan di KIP, dan atau
menghentikan kegiatan industry bekerjasama dengan instansi dan
aparat keamanan terkait setelah melakukan negosiasi dan kesepakatan bersama.
II.2.3. Syarat-syarat Umum penggunaan lahan dan bangunan/property
di Kawasan

a. Pada dasarnya KIP disediakan bagi industri atau kegiatan usaha


mulai dari skala kecil, menengah, maupun industri besar dengan
memperhatikan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku
di bidang perindustrian dan perdagangan serta lingkungan hidup.
Namun mengingat kemampuan daya dukung lingkungan terhadap
jenis-jenis industri tertentu dan keberadaan areal lahan KIP saat ini
berada di pusat kota Jakarta Timur yang dikelilingi oleh permukiman
padat penduduk, maka perlu adanya pembatasan terhadap jenisjenis industri tertentu yang dapat ditampung di KIP.

a. Setiap perusahaan industri yang berminat untuk menjalankan industri


atau kegiatan usaha di dalam KIP diharuskan berbentuk badan usaha
yang berbadan hukum yaitu yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT)
atau Koperasi, yang didirikan di Indonesia berdasarkan Hukum yang
berlaku di Indonesia dan telah dilengkapi dengan surat-surat perijinan
terkait dengan jenis industri atau kegiatan usaha yang bersangkutan.

b. PT JIEP berhak melakukan penilaian awal terhadap kelayakan


lingkungan setiap aplikasi permohonan untuk menjalankan industri
atau kegiatan usaha di dalam KIP dengan memperhatikan ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku.

1. Akta Pendirian Perusahaan yang telah memperoleh pengesahan dari


instansi yang berwenang atau telah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia;

c. PT JIEP dapat tidak mengabulkan atau menolak aplikasi permohonan


selaku pengelola KIP apabila jenis industri tersebut memiliki potensi
yang tinggi terhadap pencemaran lingkungan, memiliki jenis
industry yang sama dengan bisnis PT JIEP kecuali terdapat kerjasama
pengelolaannya dengan PT JIEP.
d. Industri yang tidak boleh beroperasi di KIP meliputi :
- Industri pupuk, pertambangan dan eksploitasi bumi serta depo
penyimpanan pendistribusiannya;
- Industri pengolahan minyak tanah dan pengolahan bahanbahan kimia secara besar-besaran;
-

Industri pengolahan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3);

Estate Regulation

b. Perusahaan industry harus melampirkan aplikasi permohonan untuk


dapat menjalankan industri atau kegiatan usaha didalam KIP dengan
salinan (copy) berkas-berkas sebagai berikut :

2. Akta-akta perubahan anggaran dasar (bila ada), termasuk perubahan


yang terakhir sesuai dengan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, yang telah memperoleh pengesahan dari instansi yang
berwenang atau telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia;
3. Apabila akta-akta tersebut belum memperoleh pengesahan dari
instansi yang berwenang, maka diharuskan untuk melampirkan
surat keterangan dari pihak notaris yang berisi keterangan bahwa
akta-akta perusahaan tersebut masih dalam proses pengurusan
untuk memperoleh pengesahan;
4. Surat Persetujuan Penanaman Modal, apabila perusahaan yang
bersangkutan mempergunakan fasilitas Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA);

- Peternakan;

5. Surat Ijin Usaha Industri;

- Jenis industri lainnya yang tidak termasuk dalam kajian AMDAL


Kawasan

6. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

- Jenis industri lainnya yang dilarang oleh Pemerintah Pusat ataupun Pemerintah Propinsi DKI Jakarta.

12

- Jenis industry yang sama dengan usaha PT JIEP kecuali ada


kerjasama pengelolaannya dengan PT JIEP.

7. Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Passport penanggung jawab


perusahaan sesuai dengan anggaran dasar perusahaan;
8. Surat-surat lain yang terkait yang diperlukan.

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

13

JIEP

BAB II KETENTUAN UMUM

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

c. PT JIEP tidak mengijinkan penggunaan lahan dan bangunan/property di


KIP atas nama perseorangan.
d. Status Lahan Industry di Kawasan Industri Pulogadung merupakan Hak
Pengelolaan Lahan (HPL) yang dipegang oleh PT JIEP untuk itu tidak
diperbolehkan untuk menjual belikan lahan kepihak lain.
e. Pengguna lahan yang telah mengikatkan diri dalam perjanjian SPPTI
mempunyai hak sebagai pemegang HGB atas lahan tersebut dengan
masa waktu sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang
berlaku
f. Pemegang HGB dapat mengalihkan haknya kepada pihak lain dengan
persetujuan PT JIEP dan memperhatikan masa berlakunya HGB dan jenis
industrinya yang sesuai di KIP

property tidak diperbolehkan menyediakan sarana perbankan secara


sendiri baik dalam areal lahan yang digunakan maupun didalam
bangunan yang digunakan, kecuali telah mendapat persetujuan PT
JIEP.
b. Sarana Ibadah :

c . Pemadam Kebakaran :

g. Pengurusan Perpanjangan HGB dilakukan 2 tahun sebelum masa berlakuknya HGB berakhir dengan rekomendasi PT JIEP sebagai pemegang
HPL dan membayar biaya pemanfaatan lahan untuk masa HGB berikutnya sesuai peraturan yang berlaku.
h. Dengan berakhirnya masa HGB berarti secara otomatis hak atas penggunaan lahan kembali kepada pemegang HPL yaitu PT JIEP. PT JIEP berhak
memberikan teguran dan bersama-sama aparat yang berwenang dapat
melakukan pemblokiran akses dan operasional penggunaan lahan yang
tidak berHGB.

j. Pelanggaran atas point II.2.3.c, PT JIEP dapat menolak dan melakukan


evaluasi penggunaan lahan dan bangunan di KIP serta tidak memberikan
layanan selayaknya pengguna lahan dan bangunan di KIP sampai dengan
yang bersangkutan melengkapi persyaratan yang telah ditetapkan.

PT JIEP bekerjasama dengan Kepolisian di Sektor Pulogadung Kota


Jakarta Timur menyediakan Pos Polisi KIP di Jl. Pulogadung Raya guna
memberikan rasa keamanan dari tindak kejahatan bagi para pengguna
lahan maupun lingkungan di dalam KIP. Bagi para pengguna lahan
dan bangunan di KIP, yang membutuhkan bantuan dan dukungan
pengamanan dapat mengajukan permohonan kepada PT JIEP sesuai
ketentuan yang telah ditetapkan.

e. Olah Raga

II.2. FASILITAS, SARANA DAN PRASARANA UMUM KAWASAN


PT JIEP bekerjasama dengan Sudin Pemadam Kebakaran Kota Jakarta


Timur telah menyediakan alat / armada pemadam kebakaran di lokasilokasi yang dianggap strategis di dalam KIP guna memberikan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran yang menimpa perusahaan
industri sebagai pengguna lahan dan bangunan di dalam KIP. Namun
tetap diharuskan bagi pengguna lahan dan bangunan/property untuk
menyediakan APAR (alat pemadam Kebakaran) atau hydrant sesuai
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/1996 tentang SMK3.

d. Pospol KIP

i. Pengguna bangunan/property KIP harus mentaati ketentuan-ketentuan


yang ada didalam property regulation yang diatur secara tersendiri.

k. Pelanggaran atas point II.2.3.d, PT JIEP dapat mengadukan kepada pihak


yang berwenang atas pelanggaran peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

PT JIEP menyediakan sarana ibadah berupa Masjid di Jl. Rawagelam V


dan Jl. Pulobuaran VI yang dapat digunakan oleh para pengguna lahan
dan bangunan/property, karyawan,dan masyarakat sekitar kawasan.

PT JIEP menyediakan fasilitas, sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan


oleh para pengguna lahan dan atau bangunan di Kawasan sesuai dengan
ketentuan dan tatacara yang ditetapkan oleh PT JIEP

PT.JIEP juga memperhatikan aspek kesehatan jasmani yakni dengan


disediakannya sarana olah raga yang dapat dipergunakan (sewa)
karyawan dari pengguna lahan dan bangunan maupun masyarakat
lingkungan sekitar KIP. Saat ini tersedia Lapangan Tenis dan Lapangan
Badminton yang terletak di Jalan Rawaterate 3. Untuk tata cara dan
ketentuan penggunaan fasilitas ini dapat menghubungi Customer
Fokus PT JIEP.

f. Poliklinik

II.2.1. Fasilitas dan Sarana Kawasan.


a. Financial center :

14

Estate Regulation

PT JIEP menyediakan fasilitas financial center sebagai sarana penunjang


kegiatan perbankan di Kawasan, para pengguna lahan dan bangunan/

Terletak di komplek manajemen Jl.Rawaterate III disediakan Poliklinik


yang dikelola PT JIEP bekerja dengan mitra yang ditunjuk guna memberikan pelayanan kesehatan dan medis bagi karyawan pengguna
lahan dan bangunan/property maupun bagi masyarakat lingkungan
sekitar KIP. Untuk memanfaatkan fasilitas ini pengguna lahan dan

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

15

JIEP

BAB II KETENTUAN UMUM

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

i. Rumah Kompos dan Nurserry

bangunan harus mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh PT JIEP


dan dapat menghubungi Customer Fokus PT JIEP.

g. Kantin dan Restoran


Guna memenuhi kebutuhan makan dan minum bagi karyawan dan


pengguna lahan dan bangunan maupun bagi masyarakat lingkungan sekitar KIP, PT JIEP mengelola lahan yang diperuntukan untuk
pedagang yang mengikuti ketentuan dan aturan yang dibuat oleh
PT JIEP.

Bagi perusahaan pengguna lahan dan bangunan di Kawasan harus


menyediakan kantin atau catering dan tempat makan bagi
karyawannya di dalam kavling lahan dan bangunan masingmasing demi terciptanya lingkungan yang nyaman, bersih dan sehat di Kawasan

Pelanggaran atas ketentuan di atas, PT JIEP dapat menunda


pemberian pelayanan kepada pengguna lahan sampai dengan ybs
memenuhi kewajibannya untuk kebutuhan makan bagi karyawannya.

1. Perusahaan pengguna lahan dan pengguna bangunan/property


diharapkan dapat mengklasifikasi jenis sampah yang bisa dijadikan bank sampah yang dapat diolah di rumah kompos sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
2. Perusahaan pengguna lahan dan pengguna bangunan/property
diharapkan dapat memanfaatkan nursery kawasan untuk menyediakan taman di dalam area kavlingnya masing-masing.

II.2.2. Prasarana Kawasan


a. Jalan Lingkungan Kawasan Industri Pulogadung
1. Jalan kawasan dibangun dengan perkerasan aspal dan perkerasan
rigid beton, beban gandar kendaraan yang diijinkan untuk melintas
jalan kawasan maksimal dengan beban gandar sebesar 10 ton

h. Taman, Hutan Kota dan Jalur Hijau


2. Jalan di Kawasan Industri Pulogadung memiliki 2 (dua) type yaitu


Jalan Primer dengan ROW 26 meter (berikut median tengah) dan
Jalan Sekunder dengan ROW 12 sampai dengan 24 meter.

Merupakan paru-paru KIP dalam pemenuhan Ruang Terbuka Hijau


(RTH) yang dapat menjadi barrier pencemaran udara dari luar dan
dalam, besaran luasannya mempergunakan perbandingan yang
seimbang antara luas jalur hijau (open space) dengan luas lahan
tanah kapling yang telah dimanfaatkan

3. Pengguna lahan dan bangunan maupun pengguna jalan dilarang


menggunakan badan jalan sebagai parkir kendaraan kecuali untuk
kepentingan tertentu dengan ijin tertulis dari PT.JIEP

1. Setiap orang yang melakukan pelanggaran atas pemanfaatan


RTH , PT JIEP bekerjasama dengan instansi terkait dan atau
aparat keamanan serta penegak hukum dapat memberikan
sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
(UU No.26/2007, Perda No.1 tahun 2012 tentang RTRW, dan
Permendagri No.1/2007)
2. Lokasi lahan untuk taman dan penghijauan disediakan dan
dipelihara oleh PT.JIEP dan atau melalui pola kerjasama dengan
mitra. Pengguna lahan dan bangunan/property diwajibkan
menyediakan taman atau areal hijau di dalam area lahan masingmasing.
3. Apabila perusahaan pengguna lahan dan atau bangunan/
property akan melakukan penanaman di luar area lahannya
yang merupakan area lahan PT JIEP, maka pengguna lahan harus mendapat persetujuan PT JIEP dan harus mengikuti masterplan dan design taman yang ditentukan PT.JIEP.
4. Pelanggaran atas point II.2.1 point h, PT JIEP bersama aparat
terkait dapat memberikan teguran secara tertulis dan melakukan
penataan dan pembongkaran taman yang tidak berijin

16

Estate Regulation

Pengelolaan sampah kawasan dikelola untuk menjadi kompos yang


dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan taman
dan nursery kawasan

4. Prasarana jalan di lingkungan KIP bukan disediakan sebagai jalan


umum, melainkan terbatas hanya untuk mereka yang mempunyai
kepentingan termasuk tapi tidak terbatas untuk pengguna lahan
dan bangunan di KIP maupun pemegang kartu smart card.
5. Kerusakan jalan yang ditimbulkan oleh kegiatan pihak lain yang
menggunakan jalan atau memanfaatkan jalan baik dibawah area
jalan maupun diatas area jalan menjadi tanggungjawab pihak ybs
dan PT JIEP berhak untuk menuntut ganti rugi untuk perbaikan
b. Saluran

PT JIEP membangun saluran di Kawasan Industri Pulogadung yang


letaknya di sepanjang jalan lingkungan dengan konstruksi beton
atau konstruksi pasangan batu dengan dimensi lebar 1 meter sampai
dengan 12 meter.

Kepada siapapun dilarang membuang sampah di saluran dan memanfaatkan saluran baik di atasnya maupun pada air saluran untuk
kepentingan lain yang dapat mengganggu fungsi saluran sebagai
sistem drainase.

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

17

JIEP

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

Atas pelanggaran pada ketentuan diatas PT JIEP bersama aparat


yang berwenang berhak melakukan teguran dan memberikan sanksi
serta melakukan penertiban.

c. Prasarana Pejalan Kaki (Trotoar)


Prasarana untuk pejalan kaki (trotoar) tersedia di sisi jalan sepanjang


jalan lingkungan KIP.

Konstruksi trotoar terdiri dari kanstin dan paving block. Kegiatan yang
berakibat menghilangkan fungsi trotoar dikenakan perhitungan BDL
dan BDK serta perhitungan penggantian biaya troroar.

Dilarang memanfaatkan trotoar untuk kepentingan lain yang dapat


mengganggu fungsi trotoar sebagai prasarana pejalan kaki.

Pelanggaran atas ketentuan diatas, PT JIEP bersama aparat terkait berhak


melakukan teguran dan penertiban serta pengenaan ganti rugi atas
kerusakan yang terjadi yang disebabkan oleh kelalaian pihak2 lain.

d. Berm

18

Berm jalan diperuntukan untuk penghijauan di kanan kiri jalan untuk


menambah keasrian lingkungan. KIP memiliki berm dengan lebar 0,5
meter sampai dengan 13,30 meter.

Pemanfaatan berm untuk peruntukan peneduh dan tanaman perdu


oleh pengguna lahan dan bangunan/property harus mendapatkan
ijin PT.JIEP dan mengikuti desain yang ditentukan PT.JIEP.

Pelanggaran atas pemanfaatan Berm oleh pihak-pihak tertentu, PT


JIEP berhak untuk melakukan teguran dan bersama aparat terkait berhak
melakukan penertiban.

Estate Regulation

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

19

JIEP

BAB III KETENTUAN MENGENAI PEMBANGUNAN FISIK GEDUNG / PABRIK

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

BAB III
KETENTUAN MENGENAI
PEMBANGUNAN FISIK
GEDUNG PABRIK
l
l
l

GARIS SEMPADAN BANGUNAN (GSB)


KOEFISIEN DESAIN BANGUNAN
ALOKASI LAHAN UNTUK SARANA
DAN FASILITAS BANGUNAN GEDUNG/
PABRIK
PERIJINAN

Pengguna lahan kavling industri berkewajiban untuk mematuhi dan melaksanakan


semua ketentuan peraturan perundangan yang berlaku dibidang bangunan/
gedung industri dan ketentuan / peraturan yang ditetapkan secara khusus (spesifik)
oleh JIEP.

b. Untuk melakukan kegiatan pembangunan atas lahan TKI , PT JIEP mewajibkan pengguna lahan tanah kavling industry mengikuti nilai GSB yang
diatur oleh instansi terkait (Dinas Rencana Tata Ruang Kota Wilayah
Jakarta Timur)

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh pengguna lahan berkaitan dengan pembangunan fisik gedung pabrik di KIP adalah :

c. Pelanggaran atas peraturan yang berlaku, instansi yang berwenang berhak


melakukan teguran dan penertiban dan segala akibat yang ditimbulkan
menjadi tanggungjawab pengguna lahan

III.1. GARIS SEMPADAN BANGUNAN (GSB)


a. Penetapan Garis Sempadan Bangunan (GSB) di lakukan dengan mempertimbangkan perlunya kemudahan-kemudahan bagi pengguna lahan
dalam mengantisipasi bila terjadi kebakaran gedung, sehingga mobil
pemadam dapat leluasa memasuki lingkungan pabrik yang bersangkutan.

20

Estate Regulation

III.2. BUILDING COVERAGE / KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)


a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) / Building Coverage adalah angka prosentase, perbandingan jumlah luas lantai dasar bangunan terhadap luas
perpetakan/Kavling atau luas daerah perencanaan.

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

21

JIEP

BAB III KETENTUAN MENGENAI PEMBANGUNAN FISIK GEDUNG / PABRIK

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

c. Tempat Pembuangan Sampah (sementara)

b. PT JIEP mewajibkan pengguna lahan dalam melakukan pembangunan


harus mengikuti besaran nilai KDB yang diatur oleh instansi terkait ( Dinas
Rencana Tata Ruang propinsi DKI Jakarta)
III.3. ALOKASI LAHAN UNTUK PRASARANA DAN FASILITAS BANGUNAN

Pengguna lahan harus menyediakan tempat pembuangan sampah sementara yang terlindung dari pandangan sebelum dibuang ke tempat
pembuangan sampah akhir.

Pengguna lahan harus membuang sampah di TPSnya keluar dari kawasan


dan dilarang membuang di area kawasan. Pelanggaran atas ketentuan ini,
PT JIEP berhak melakukan teguran dan penangkapan serta mengenakan
sanksi berupa denda sesuai ketentuan yang berlaku. (mengacu Perda No 8
Thn 2007 dan Perda No 3 Thn 2013 ttg pengelolaan sampah)

a. Pertamanan

Pola perencanaan perkaplingan dari pengguna lahan yang bersangkutan


harus memperhatikan unsur penghijauan dan keasrian dengan menyediakan taman didalam batas lahan yang digunakan, sehingga dapat mengurangi tingkat polusi/pencemaran udara akibat aktifitas industry dan
mendukung estetika kawasan.

d. Lahan untuk Keperluan Utilitas Umum


Pengguna lahan berkewajiban untuk menyediakan lahan di lingkungan


TKI yang bersangkutan guna keperluan penempatan utilitas umum seperti
gardu listrik, tiang listrik, pipa air, gas, dan lain-lain.

Pengguna lahan dilarang memanfaatkan lahan diluar batas kavlingnya


untuk menempatkan utilitas umum tanpa persetujuan PT JIEP.

b. Jalan Lingkungan Pabrik dan Tempat Parkir


1. Guna keperluan kelancaran sirkulasi kendaraan/barang, maka pengguna lahan harus menyediakan jalan lingkungan pabrik.
2. Pengguna lahan berkewajiban untuk menyediakan tempat parkir
yang luasnya cukup memadai didalam lingkungan lahan TKI sesuai
aturan yang berlaku, guna keperluan sirkulasi kendaraan karyawan/
tamu dan kendaraan industri, dengan memperhitungkan tingkat
pertambahan kendaraan dikemudian hari.

e. Kantin / Cafetaria/Catring

3. Pengguna lahan tidak diperbolehkan untuk memberikan ijin bagi siapa


pun untuk parkir kendaraan di jalan lingkungan kawasan meskipun
berada di halaman depan lahan yang digunakan, kecuali di tempattempat yang disediakan oleh JIEP.

f. Tempat Ibadah

4. Tempat Bongkar Muat dan Penyimpanan Barang


- Pengguna lahan TKI berkewajiban untuk menyediakan tempat
kegiatan bongkar/ muat dan kegiatan penyimpanan/penumpukkan barang didalam lingkungan lahan TKInya yang bersangkutan,
dengan memperhatikan pula aspek estetika lingkungan.
-

Kegiatan bongkar/muat dan penyimpanan/penumpukkan barang


tidak dibenarkan dilakukan di luar lingkungan dari batas lahan
TKInya dan atau menggunakan areal badan jalan.

- Kendaraan yang menunggu untuk melakukan kegiatan bongkar


muat dilarang parkir di area badan jalan di sekitar lahan yang digunakan. Kegiatan menunggu bongkar muat yang diperbolehkan
hanya satu kendaraan dan paling lama 3 jam dan atau sesuai ijin
dari PT JIEP.
- Pelanggaran terhadap ketentuan bongkar muat tersebut diatas
PT JIEP bersama dengan aparat keamanan terkait dapat melakukan
teguran dan memindahkan kendaraan ke tempat yang disediakan.

22

Estate Regulation

Guna memenuhi kebutuhan makan bagi karyawan yang bersangkutan


dan sekaligus mencegah timbulnya pedagang kaki lima, maka setiap
pengguna lahan diharuskan untuk menyediakan ruang kantin / cafetaria
atau ruang makan dengan luas yang memadai guna melayani kebutuhan
makan tersebut.
Pengguna lahan berkewajiban untuk menghormati dan memberikan
kesempatan bagi karyawannya agar dapat menjalankan ibadah sesuai
dengan agama yang dianut, misalnya seperti penyediaan ruang mushola
dan lain-lain

III. 4. PERIJINAN

Pelaksanaan Pembangunan fisik gedung pabrik dan sarana pendukungnya,


sebelumnya harus sudah dilakukan pengurusan perijinan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
a. Pelaksanaan pembangunan fisik gedung pabrik baru , harus telah memperoleh Izin Pendahuluan / keterangan IMB dari instansi yang berwenang.
b. Pengurusan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) atas gedung / bangunan
pabrik dilakukan oleh perusahaan pengguna lahan yang bersangkutan ke
instansi yang terkait dengan terlebih dahulu memperoleh surat rekomendasi dari PT JIEP.

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

23

JIEP

BAB III KETENTUAN MENGENAI PEMBANGUNAN FISIK GEDUNG / PABRIK

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

c. Dalam jangka waktu 2 minggu sejak dikeluarkannya Izin Pendahuluan /


IMB dan/atau selambat-lambatnya 6 bulan sejak penandatanganan Surat
Perjanjian Penggunaan Tanah Industri (SPPTI), pengguna lahan harus sudah mulai dengan aktifitas pembangunan fisik gedung/bangunan pabrik.

m. Pembangunan gedung tambahan harus mendapat IMB baru dengan


terlebih dahulu memperoleh rekomendasi JIEP.

d. Apabila pengguna lahan tidak melakukan aktifitas pembangunan fisik


gedung/pabrik dalam jangka waktu tersebut diatas, maka PT JIEP dapat
melakukan pembatalan atas SPPTI yang telah ditandatangani oleh kedua
belah pihak dan dengan demikian hak sebagai pengguna lahan di KIP
gugur.

o. Setiap kerusakan yang terjadi pada sarana dan/atau prasarana fisik yang
ada dilingkungan KIP sebagai akibat kegiatan pembangunan fisik gedung
pabrik menjadi tanggung jawab pengguna lahan tersebut.

e. Pembatalan atas SPPTI tersebut dilakukan secara sepihak oleh PT JIEP


setelah tidak adanya konfirmasi /penjelasan yang dapat diterima dari perusahaan pengguna lahan. Atas pembatalan tersebut, maka PT JIEP akan
mengembalikan pembayaran biaya pemanfaatan lahan kepada pengguna lahan setelah dipotong 10 % sebagai sanksi administrasi.
f. Seluruh kegiatan konstruksi yang dilakukan oleh perusahaan pengguna
lahan atau pihak lain untuk kepentingan perusahaan pengguna lahan
harus memperoleh izin dari PT JIEP dan terlebih dahulu harus menyelesaikan kewajiban pembayaran Biaya Dampak Konstruksi (BDK) dan Biaya
Dampak Lingkungan (BDL).

Ketentuan lebih lanjut mengenai BDK dan BDL akan dituangkan dalam
ketentuan perusahaan.

g. Pengguna lahan tidak diperkenankan untuk menimbun atau meletakkan


bahan / material di luar batas TKInya.
h. Pengguna lahan tidak dibenarkan untuk membuat deep well di Kawasan.
i. Pengguna lahan atau kontraktor yang bekerja untuk pengguna lahan harus segera membongkar Bowkeet dan bangunan darurat lainnya setelah
pembangunan selesai.
j. Selama kegiatan pembangunan gedung pabrik,pengguna lahan tidak
diperkenankan untuk mendirikan tempat pemondokan baik permanen
atau semi permanen didalam TKI bagi pekerja proyek.

n. Pembuangan tanah, sisa-sia material/puing dan sampah keluar kapling


harus mendapat izin dari JIEP.

p. Apabila pengguna lahan dan bangunan melakukan pelanggaran terhadap ketentuan di lingkungan PT.JIEP, peraturan perundangan yang berlaku dibidang bangunan, baik yang ditetapkan oleh pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah, menjadi beban dan tanggung jawab pihak
pengguna lahan sepenuhnya dan PT.JIEP bekerjasama dengan instansi
dan aparat terkait dapat melakukan pembongkaran dan atau penghentian proses pembangunan.
q. Pengguna lahan harus memperhatikan aspek pengamanan bangunan
dari bahaya kebakaran dengan menempatkan alat-alat pemadam kebakaran (hidran/apar) yang masih berfungsi dengan baik pada tempat-tempat tertentu, dengan jumlah dan kualitasnya harus mengikuti standar
yang ditetapkan dalam peraturan perundangan yang berlaku, serta tidak
menempatkan secara sembarangan bahan-bahan yang sifatnya mudah
terbakar.
r. Pengguna lahan harus memelihara dan merawat secara teratur bangunan,
pertamanan, ruang luar dan fasilitas didalam bangunan, sehingga terwujud
kebersihan, kerapihan, dan keindahan bangunan maupun lingkungan TKI
yang bersangkutan.
s. Pelanggaran atas semua ketentuan dalam point III.4 yang dilakukan oleh
pengguna lahan, PT JIEP bersama dengan instansi terkait dapat melakukan
teguran tertulis dan atau penghentian atau pembongkaran atas pekerjaan
pembangunan

k. Pemakaian tanda / papan nama perusahaan didalam TKI harus mengikuti


standar yang telah ditetapkan oleh JIEP yang memberikan informasi mengenai Nama Perusahaan, Alamat, No. Kapling, Luas Kapling maupun Type
Bangunan. Seluruh biaya yang ditimbulkan atas papan nama perusahaan
sebagai identitas tersebut menjadi tanggungjawab pengguna lahan termasuk biaya pajaknya.
l. Untuk memberikan kemudahan dalam sirkulasi kendaraan / barang, pengguna lahan dan bangunan dapat membuat lebih dari 1 (satu) pintu masuk
(duiker) namun desain maupun pembangunannya harus mendapat ijin
dari PT.JIEP terlebih dahulu.

24

Estate Regulation

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

25

JIEP

BAB IV LAYANAN DAN PRODUK KAWASAN

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

BAB IV
LAYANAN DAN PRODUK
KAWASAN
l
l
l

LAYANAN KAWASAN
PRODUK TANAH KAVLING INDUSTRI
PRODUK REAL ESTATE

PT JIEP memberikan layanan administrasi dan rekomendasi secara gratis yang


dibutuhkan oleh pengguna lahan dan bangunan/property terkait kegiatan usahanya di KIP. Dalam meningkatkan pelayanannya PT JIEP bekerjasama dengan Badan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) DKI Jakarta sehingga beberapa kebutuhan
perijinan pengguna lahan dan bangunan/property dapat dilakukan melalui PT JIEP.
IV. 1. LAYANAN KAWASAN

IV.1.1. Beberapa layanan administrasi yang diberikan oleh PT JIEP antara lain :
a. Keterangan Domisili :

26

Estate Regulation

PT JIEP berhak memberikan rekomendasi Surat Keterangan Domisili


yang dibutuhkan oleh pengguna lahan dan bangunan/property

dan berlaku selama 3 bulan sesuai dengan ketentuan yang berlaku


dan ditetapkan oleh PT JIEP.

PT JIEP berhak menolak permohonan surat rekomendasi domisili


apabila pengguna lahan dan bangunan/property tidak memenuhi
syarat-syarat atau criteria yang ditetapkan.

b. Rekomendasi dokumen lingkungan :


Bagi pengguna lahan dan bangunan/property yang akan melakukan


pengurusan dokumen lingkungan ke instansi terkait, wajib melampirkan rekomendasi pengurusan UKL/UPL dan rekomendasi AMDAL sebagai dokumen pengantar dari PT JIEP sebagai pemegang
Dokumen AMDAL Kawasan sesuai aturan yang berlaku

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

27

JIEP

BAB IV LAYANAN DAN PRODUK KAWASAN

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

c. Rekomendasi UU Gangguan :

naan TKI dan/atau Bangunan) sesuai dengan ketentuan yang diatur


dalam SK Direksi PT JIEP. PT JIEP melarang investor untuk mengkerjasamakan/menyewakan hak atas lahannya untuk kegiatan-kegiatan
industry yang dilarang beroperasi di KIP sebagaimana ketentuan
AMDAL Kawasan.

Sesuai ketentuan bahwa perusahaan yang berada di dalam Kawasan


Industri tidak memerlukan dokumen HO Undang-undang Gangguan/
HO, oleh karena itu untuk keperluan pengurusan dokumen tertentu
hanya diperlukan surat keterangan atau pengantar dari PT JIEP..

j. PT JIEP berhak memberikan atau menolak permohonan untuk memperoleh Smart Card (E-Gate JIEP) sesuai dengan aturan dan tatacara
yang berlaku.

d. Rekomendasi IMB dan Blok Plan :


PT JIEP mengeluarkan Rekomendasi Blok Plan/IMB, yang dibutuhkan


bagi perusahaan pengguna lahan yang akan melakukan pembangunan
pabriknya dan atau melakukan renovasi bangunannya.

k. Semua layanan kawasan point a-j di atas, diberikan kepada pengguna


lahan dan bangunan/property yang telah memenuhi kriteria dan
syarat-syarat yang ditentukan oleh PT JIEP.

e. Rekomendasi Hak Tanggungan :


PT JIEP dapat memberikan rekomendasi Hak Tanggungan yang


dibutuhkan pengguna lahan sebagai perusahaan pemegang SHGB
untuk keperluan pengajuan kredit bank, dengan memperhatikan
masa berlaku HGB sesuai ketentuan.

f. Rekomendasi SIPPT :

PT JIEP memberikan rekomendasi SIPPT (surat ijin penggunaan dan


peruntukan tanah) bagi pengguna lahan di KIP, sesuai dengan peraturan gubernur DKI Jakarta No.76 tahun 2008 tentang pengecualian
pengenaan SIPPT.

g. Rekomendasi Peralihan :

PT JIEP memberikan rekomendasi peralihan kepada pengguna lahan


yang akan mengadakan pengalihan hak pemanfaatan lahan sesuai
dengan sisa umur HGB, rekomendasi diberikan setelah investor
menyelesaikan kewajiban peralihan kepada PT JIEP yang ditetapkan
dalam SK Direksi PT JIEP.

h. Rekomendasi perpanjangan SHGB :


PT JIEP memberikan rekomendasi kepada pengguna lahan yang


akan melakukan perpanjangan HGB di KIP setelah pengguna lahan
menyelesaikan kewajiban perpanjangan dengan membayar biaya
administrasi rekomendasi dan biaya pemanfaatan lahan untuk masa
berlaku HGB berikutnya sesuai dengan ketentuan dan tata cara yang
berlaku.

i. Rekomendasi BP2TB :

28

Estate Regulation

Pengguna lahan yang mengalihkan atau mengadakan kerjasama


dengan pihak lain dalam pemanfaatan lahan TKI (disewakan) dengan
peruntukan yang sesuai dengan peruntukan lahan yang diperjanjikan
harus mendapat persetujuan PT JIEP, dan investor harus menyelesaikan kewajiban BP2TB (Biaya Pengalihan / Penyewaan Penggu-

IV.1.2. PT JIEP memberikan Layanan perijinan kepada investor bekerjasama


dengan Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemprov DKI Jakarta sesuai
dengan ketentuan yang berlaku yaitu berupa :







a. Perijinan SIUP dan IUD


b. Perijinan IMB
c. Perijinan TDP
d. Rekomendasi UKL/UPL
e. Rekomendasi Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan (SKKL)
f. Rekomendasi KRK
g. Perijinan Usaha Industri (IUI)
h. Perijinan Tanda Daftar Industri (TDI)

IV.1.3. Setiap perusahaan pengguna lahan dan bangunan/property akan memperoleh semua pelayanan yang diberikan oleh PT JIEP apabila semua
kewajiban dan kriteria telah dipenuhi yaitu sudah terdaftar secara resmi
sebagai pengguna lahan (pemegang HGB) dan pengguna bangunan/
property di PT JIEP, telah mempunyai dokumen UKL/UPL, telah melunasi
kewajiban-kewajiban seperti MF dan atau biaya sewa bangunan, peralihan, administrasi perpanjangan HGB,biaya pemanfaatan lahan dll.
IV.2. PRODUK TKI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG
Produk pemanfaatan lahan Tanah Kapling Industri dari Hak Pengelolaan (HPL)
PT JIEP sesuai SK Gubernur KDKI Jakarta No. 1b.3/2/35/69 Tertanggal 20 Mei
1969 dengan luas 415 hektar, jo SK Gubernur KDKI Jakarta No.399 Tahun 1977
sebagian lahannya dikurangi untuk peruntukkan industri furniture seluas 67
Ha, lalu mendapat tambahan luas lahan 183 hektar dengan SK Gubernur KDKI
Jakarta No. 424 Tertanggal 29 April 1981 dan revisinya dengan SK Gubernur
KDKI Jakarta No. 519 Tertanggal 14 Maret 1988 meliputi beberapa jenis dengan
hak dan kewajiban masing-masing.

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

29

JIEP

BAB IV LAYANAN DAN PRODUK KAWASAN

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

IV.2.1. Tanah Kapling Industri Pioneer


Tanah Kavling Industri (TKI) yang merupakan Pionner di Kawasan Industri


Pulogadung (KIP) yaitu perusahaan-perusahaan yang telah memanfatkan
(ada/berdiri) di lokasi yang di tunjuk dalam SK Gubernur nomor Ib.3/2/35/69
tanggal 20 Mei 1969 sebelum ditetapkan peruntukkannya sebagai Kawasan
Industri
2.1.a. Pengguna lahan TKI Pioneer mempunyai kewajiban atas Sumbangan
Perencanaan Peruntukan Perkaplingan Industri (SP3I) sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh pelayanan dan hak pemanfaatan
atas penyediaan/pembangunan sarana/prasarana kawasan industri
yang telah dilakukan oleh JIEP yang dibayarkan sekali oleh pengguna
lahan selama dalam kawasan. Dan membayar tarif maintenance fee
tiap tahun sesuai dengan tarif yang ditetapkan dalam SK Direksi
2.1.b. Pengguna lahan TKI Pioneer mempunyai kewajiban atas biaya pemeliharaan sarana/prasarana kawasan industry (Maintenance Fee/
MF) yang ditetapkan oleh PT JIEP tiap tahun.
2.1.c. Pengguna lahan TKI pioneer harus menyusun dokumen UKL/UPL
sesuai peruntukannya dan tidak diperbolehkan melakukan perubahan peruntukan yang bertentangan dengan AMDAL Kawasan.
2.1.d. Pelayanan diberikan kepada pengguna lahan TKI Pioneer jika
sudah memenuhi kewajiban pembayaran SP3I, MF dan dokumen
UKL/UPL.

IV.2.2. Tanah Kapling Industri yang dimanfaatkan melalui Surat Perjanjian


Penggunaan Tanah Kapling Industri (SPPTI) antara PT JIEP dan pengguna
lahan dengan status tanah HGB atas nama pengguna lahan dan HPL
atas nama PT JIEP. Dan lokasinya berada pada lahan yang di tunjuk
dalam SK Gubernur nomor Ib.3/2/35/69 tanggal 20 Mei 1969.
2.2.a. Pengguna Lahan berdasarkan SPPTI dengan status tanah HGB dan
HPL JIEP berhak mendapatkan semua jenis layanan administrasi
dan rekomendasi secara cuma-cuma yang diberikan oleh PT JIEP
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2.2.b. Pengguna lahan berdasarkan SPPTI dengan status tanah HGB dan
HPL JIEP mempunyai kewajiban membayar biaya pemeliharaan
sarana / prasarana lingkungan yang dikelola PT JIEP (Maintenance
Fee/MF) setiap tahun yang besarannya ditetapkan oleh PT JIEP sejak
ditanda tanganinya SPPTI.
2.2.c. Pengguna lahan wajib menyusun dokumen lingkungan UKL/UPL
dan tidak melakukan kegiatan di dalam kavlingnya yang bertentangan atau tidak sesuai peruntukan yang diperjanjikan dalam
SPPTI dan atau melanggar ketentuan AMDAL

30

Estate Regulation

2.2.d. Pengguna lahan wajib mengurus balik nama SHGB sejak telah
dilakukan SPPTI dan atau paling lambat 6 bulan (masa pengurusan
SHGB) dan melakukan perpanjangan paling lambat 2 tahun sebelum
masa SHGB habis dengan persetujuan PT JIEP dan menyelesaikan
kewajibannya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2.2.e. Pengguna Lahan pemegang HGB dalam ikatan SPPTI tidak boleh
menjual belikan dan pada prinsipnya tidak boleh mengalihkan kepada
sisa HGB kepada pihak lain kecuali dengan persetujuan PT JIEP dan
membayar biaya peralihan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
yang ditetapkan oleh PT JIEP
2.2.f. Pengguna lahan pemegang HGB dalam ikatan SPPTI dengan PT
JIEP pada prinsipnya tidak diperbolehkan untuk menyewakan
kepada pihak lain untuk kegiatan di dalam kavlingnya kecuali
dengan persetujuan dengan PT JIEP dan membayar BP2TB (Biaya
Penggunaan dan penyewaan Tanah dan Bangunan)
2.2.g. Pelanggaran atas point 2.2.d-f diatas, PT JIEP dapat melakukan
peninjauan kembali atas perjanjian SPPTI antara PT JIEP dan pengguna lahan ybs.
IV.2.3. Tanah Kavling Industri (TKI) yang diperjanjikan pemanfaatannya dengan
pengguna lahan melalui SPPTI namun belum diterbitkan HGB dan
HPLnya dan merupakan lahan sesuai peruntukan dalam SK Gubernur
nomor Ib.3/2/35/69 tanggal 20 Mei 1969 .
2.3.a. Pengguna lahan berhak mendapatkan semua pelayanan PT JIEP
kecuali rekomendasi Peralihan dan rekomendasi Hak Tanggungan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2.3.b. Pengguna lahan wajib menyusun dokumen lingkungan UKL/UPL
dan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan didalam kavlingnya
yang bertentangan atau tidak sesuai peruntukan dengan yang
diperjanjikan dalam SPPTI dan atau melanggar ketentuan AMDAL.
2.3.c. Pengguna lahan wajib membayar biaya pemeliharaan sarana dan
prasarana kawasan industry (Maintenance Fee/MF) setiap tahun
yang besarannya ditetapkan oleh PT JIEP sesuai ketentuan yang
berlaku sejak ditandatanganinya SPPTI.
2.3.d. Baik PT JIEP dan pengguna lahan segera melakukan kewajibannya
untuk mengurus Sertifikat HPL oleh PT JIEP dan HGB oleh pengguna
lahan segera setelah HPL terbit sesuai ketentuan yang berlaku.
2.3.e. Pelanggaran atas point-point diatas akan dilakukan peninjauan
kembali atas SPPTI yang telah disepakati antara PT JIEP dan pengguna lahan
PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

31

JIEP

BAB IV LAYANAN DAN PRODUK KAWASAN

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

2.3.f. Lahan yang telah di SPPTIkan antara PT JIEP dan pengguna lahan dilarang untuk dikosongkan apabila sesuai batas waktu yang
ditentukan maksimum 6 belum belum dilakukan pembangunan
maka akan dilakukan peninjauan kembali atas SPPTI yang telah
dibuat.
2.3.f. Lahan yang telah di SPPTIkan antara PT JIEP dan pengguna TKI dilarang
untuk dikosongkan. Apabila sesuai batas waktu yang ditentukan
maksimum 6 bulan belum dilakukan pembangunan maka akan
dilakukan peninjauan kembali atas SPPTI yang telah dibuat.

IV.3.3. Pengalihan kepemilikan rumah atau kavling yang akte jual belinya belum terbit dan atau konsumen yang belum mengurus akte jual beli diwajibkan untuk segera mengurus akte jual beli paling lambat satu tahun
dari ditandatanganinya PPJB, apabila sudah melebihi batas waktu yang
ditetapkan maka segala beban biaya atas kepengurusan Akte Jual Beli
menjadi tanggungjawab konsumen.

IV.2.4. Tanah Kavling Industri (TKI) yang lokasinya masuk dalam lahan dengan
peruntukan sesuai SK gubernur nomor Ib.3/2/35/69 tanggal 20 Mei
1969 dan tidak/belum diperjanjikan pemanfaatannya dengan PT. JIEP
(Non SPPTI).
2.4.a. Pengguna lahan dengan status TKI di dalam kawasan namun tidak
ada/belum ada pengikatan perjanjian dengan PT JIEP sebagai
pemegang HPL, tidak berhak atas layanan apapun dari PT JIEP.
2.4.b. Pengguna lahan wajib melaporkan ke PT JIEP atas status tanahnya
dan mengajukan permohonan untuk masuk dalam daftar pengguna
lahan dan mengajukan permohonan pembebasan kepada PT JIEP
sebagai pemegang HPL.
2.4.c. PT JIEP dapat melakukan pemblokiran atas penerbitan HGB oleh
BPN karena TKI berada dalam lahan yang ditunjuk untuk dikelola
oleh PT JIEP sebagai pemegang HPL.
2.4.d. Pada prinsipnya dilarang menggunakan TKI tanpa pengikatan perjanjian dengan PT JIEP sebagai pemegang HPL.
IV.3. PRODUK REAL ESTATE

Produk real estate terdiri dari Gading Griya Lestari dan Perumahan Kav. Blok O
IV.3.1. Konsumen Perumahan Gading Griya Lestari dan Blok O wajib mengajukan permohonan akte jual beli yang diperjanjikan dalam Perpanjian
Pengikatan Jual Beli (PPJB) paling lambat satu tahun sejak ditandatanganinya PPJB dan atau dilunasinya pembayarannya.
IV.3.2. Apabila dalam waktu yang ditetapkan konsumen belum mengajukan
pengurusan balik nama dan pengikatan Akte Jual Beli maka segala beban dan tanggungjawab atas pengurusan balik nama dan pengikatan
akte jual beli menjadi tanggungjawab konsumen.

32

Estate Regulation

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

33

JIEP

BAB V KETENTUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

BAB V
KETENTUAN
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
l
l
l

KEWAJIBAN PENYUSUNAN DOKUMEN


LINGKUNGAN
UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN
LINGKUNGAN
SANKSI PENCEMARAN LINGKUNGAN

V.1. KEWAJIBAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN

Sebelum UKL dan UPL tersebut diajukan pengesahan / persetujuannya


kepada instansi yang berwenang, maka terlebih dahulu dokumen UKL
dan UPL tersebut diberikan kepada JIEP guna dilakukan pemeriksaan
kesesuaiannya terhadap Amdal, RKL, dan RPL Kawasan Industri.

V.2. UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

V.1.1. Setiap perusahaan industri (pengguna lahan dan atau bangunan/property) yang menjalankan kegiatan industri / kegiatan usaha didalam KIP
diwajibkan untuk membuat / melengkapi Dokumen Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) dengan
mengacu kepada AMDAL Kawasan Industri, RKL, dan RPL.

V.2.1. Setiap peusahaan industri (pengguna lahan dan pengguna bangunan/


property) di Kawasan Industri Pulogadung harus mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan (air, udara, dan tanah) dalam bentuk apapun, baik
dalam bentuk cair (water pollution), gas (air pollution) maupun padat (solid
waste).

Pelanggaran atas ketentuan tersebut, maka pengguna lahan dan atau bangunan/property tidak akan mendapatkan layanan administrasi maupun
rekomendasi dari PT JIEP

V.1.2. PT JIEP berhak memberikan surat rekomendasi kepada investor atau


tenant guna pengurusan pengesahan / persetujuan UKL dan UPL tersebut kepada instansi yang berwenang.

34

Dalam memenuhi ketentuan peraturan lingkungan hidup KIP telah dilengkapi


dengan dokumen Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Kawasan
Industri, Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL) yang telah memperoleh pengesahan/ persetujuan dari instansi yang berwenang. Untuk itu perusahaan pengguna lahan dan bangunan/
property yang berada di KIP mempunyai kewajiban sbb :

Estate Regulation

V.2.1.1. Pencemaran Udara


a. Setiap perusahaan industri (pengguna lahan dan pengguna bangunan/property) berkewajiban untuk menjaga kualitas udara dan
memasang alat pengendalian pencemaran udara sesuai dengan
standar baku mutu yang di tetapkan.

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

35

JIEP

BAB V KETENTUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

b. Setiap perusahaan industri wajib memiliki cerobong untuk gas/


partikel yang dihasilkan (emisi bergerak dan emisi tidak bergerak )

Sehubungan dengan itu setiap perusahaan industri wajib menerapkan


K3 untuk mencegah terjadinya kebakaran :

c. Setiap perusahaan industri wajib melakukan pengukuran udara


emisi dan udara ambien sesuai dengan Dokumen UKL/UPL

a. Menyusun sistem pengendalian/pencegahan kebakaran


b. Menyiapkan dan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran dengan
jumlah/volume yang cukup dan menempatkan alat-alat pemadam
kebakaran di lokasi yang strategis untuk menghadapi kemungkinan
terjadinya kebakaran

d. Apabila kualitas udara yang dihasilkan oleh perusahaan industri melebihi


ambang batas yang ditentukan maka perusahaan industri harus
memperbaiki sistem pengendalian pencemaran udaranya, sehingga
kualitas buangannya memenuhi baku mutu yang ditentukan.

c. Mengadakan pemeriksaan secara teratur terhadap kualitas, jumlah/


volume, lokasi alat-alat pemadam kebakaran, sehingga kondisi alatalat pemadam kebakaran tersebut benar-benar dalam keadaan
siaga dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya sewaktu-waktu
diperlukan.

e. PT JIEP akan memberikan peringatan tertulis kepada perusahaan


industri yang kualitas udara buangannya tidak memenuhi persayaratan yang ditetapkan dan mengadukan ke instansi yang berwenang.

d. Menunjuk/menetapkan petugas-petugas yang tetap untuk merawat,


memeriksa dan mempergunakan alat-alat pemadam kebakaran

V.2.1.2. Limbah Cair (Industri dan Domestik)


a. Setiap perusahaan industri harus membangun Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL)

e. Mengadakan latihan pemadam kebakaran secara berkala terhadap


petugas-petugas tetap

b. Kualitas air limbah yang dihasilkan oleh Perusahaan industri harus


memernuhi syarat

f. Memelihara kondisi tata letak bangunan sehingga bangunan-bangunan pabrik dapat terjangkau oleh mobil pemadam kebakaran

c. Kualitas air limbah yang dihasilkan oleh perusahaan industri harus


dipantau dan dilaporkan secara berkala kepada PT JIEP atau dipantau
oleh PT JIEP bekerjasama dengan Laboratorium Lingkungan dan
biaya yang timbul di bebankan kepada perusahaan industri yang
bersangkutan

g. Mencegah dan menghindari keadaan pabrik yang memicu timbulnya


kebakaran
V.2.2. Sehubungan dengan point V.2.1. diatas maka setiap perusahaan
industri harus:

d. Apabila air limbah yang dihasilkan oleh perusahaan industri


melebihi baku mutu yang ditetapkan, maka perusahaan tersebut
harus memperbaiki fasilitas pengolahan air limbah, sehingga kualitas
buangannya memenuhi baku mutu.

a. Mentaati dan mengikuti peraturan/syarat/ketentuan mengenai


pencegahan pencemaran lingkungan
b. Menyusun Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)

V.2.1.3 Limbah Padat

c. Mengimplementasikan Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan


(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)

a. PT JIEP menyediakan TPS untuk Sampah lingkungan Kawasan

d. Melaporkan laporan Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan


(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Implementasi (UPL) berkala per 6 bulan pada bulan Agustus dan Februari

b. Perusahaan industri wajib menyediakan tempat pembuangan limbah


padat dan Limbah B3 (berijin)
c. Limbah B3 yang dihasilkan perusahaan industri harus dibuang ke
perusahaan pengolahan limbah B3

e. Segera melakukan perbaikan alat pengendali pencemaran, apabila


kualitas keluaran (output) dari alat tersebut tidak memenuhi baku
mutu yang perusahaan ditetapkan

d. Perusahaan Industri berkoordinasi dan melaporkan kepada PT JIEP


terkait pembuangan limbah
V.2.1.4. Kebakaran
Setiap perusahaan industri wajib menghindarkan/mencegah kemungkinan-kemungkinan terjadinya kebakaran di pabrik maupun di tanah
kavling industrinya dan mengasuransikan bangunan diarea lahan yang
digunakan.

36

Estate Regulation

V.3. SANKSI TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN


Bilamana perusahaan industri tidak melaksanakan upaya pencegahan dan


pencemaran lingkungan diatas, maka PT JIEP akan melakukan penegakan
lingkungan sesuai dengan mekanisme penanganan sengketa lingkungan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku (terlampir)

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

37

JIEP

BAB VI KEAMANAN DAN KETERTIBAN KIP

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

BAB VI
KEAMANAN DAN
KETERTIBAN KIP
l
l

KEAMANAN KIP
KETERTIBAN KIP

VI. 1. KEAMANAN KIP


1.1. Keamanan KIP diluar lahan pengguna Tanah Kapling Industri dan pengguna
bangunan/property yaitu pengamanan tanah, kendaraan lalu lintas, keamanan
orang/ tenaga kerja, keamanan sarana dan prasarana KIP dan fasilitas serta
E-Gate JIEP secara umum menjadi tanggung jawab Satuan Pengamanan (SatPam)
PT JIEP dan atau melalui Integrated Security System Pulogadung Industrial
Estate (ISSPIE)/SISPAMDU KIP
1.1.a. Pengamanan Tanah
1. PT JIEP mempunyai kewajiban untuk mengamankan lahan-lahan atau
tanah dari pihak-pihak yang tidak berhak menggunakannya dan atau
penyerobotan tanah di KIP.
2. PT JIEP berhak melakukan eksekusi pengamanan atas lahan yang disalahgunakan bekerja sama dengan aparat terkait termasuk lahan yang
diSPPTIkan dengan pengguna lahan namun belum dimanfaatkan (lahan TKI kosong)
3. Pengguna lahan dan pengguna bangunan/property yang dengan
sengaja memanfaatkan tanah-tanah aset PT JIEP tanpa persetujuan PT

38

Estate Regulation

JIEP, maka Satpam PT JIEP bekerjasama dengan aparat terkait berhak


untuk melakukan pengosongan atau pembongkaran bangunan
sesuai ketentuan yang berlaku.
1.1.b. Pengamanan lalu lintas
1. PT JIEP mempunyai kewajiban untuk mengamankan kendaraan yang
melintas di jalan-jalan KIP baik dari sisi keamanan pengendara
maupun dari pengendara yang lain yang dapat membahayakan jiwa
seseorang sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2. PT JIEP berhak menghentikan dan menolak kendaraan yang melanggar ketentuan batas tonase baik dari segi kapasitas berat maupun
kapasitas tinggi serta lebar yang ditetapkan demi keselamatan dari
pengguna lalulintas jalan di KIP
3. PT JIEP berhak menghentikan dan memeriksa kendaraan yang mencurigakan yang melintas di jalan KIP.
4. PT JIEP berhak melakukan teguran atas kendaraan yang melintas dengan kecepatan yang melebihi ketentuan yang ditetapkan.

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

39

JIEP

BAB VI KEAMANAN DAN KETERTIBAN KIP

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

1.1.c. Pengamanan orang / tenaga kerja


1. Tiap karyawan dari perusahaan pengguna lahan dan bangunan/
property harus memiliki tanda pengenal dari perusahaan tempat
yang bersangkutan bekerja.

1. Setiap kendaraan yang berada di dalam KIP terdaftar dalam system


akses dengan menggunakan smart card yang dilindungi dengan
Asuransi

2. Setiap pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan dari pengguna


lahan dan pengguna bangunan/property di KIP merupakan tanggungjawab dari perusahaan tempat yang bersangkutan bekerja.

2. PT JIEP menetapkan standar kendaraan yang dapat melakukan akses


keluar masuk kawasan sesuai dengan ketentuan standar fasilitas
E-Gate yang ditetapkan

3. Setiap orang/pihak yang melakukan aktivitas di dalam KIP harus mempunyai identitas termasuk dan tidak terbatas kontraktor, atau supplier
yang sedang bekerja di KIP baik untuk investor dan tenant maupun
oleh penyedia utilitas KIP serta instansi/perguruan tinggi/sekolah
yang sedang melakukan penelitian.

3. Setiap Smart Card yang hilang akan diberikan penggantian dengan


melakukan pembayaran biaya penggantian kartu.

4. Security PT JIEP dapat melakukan teguran dan atau menghentikan


kegiatan yang dilakukan oleh orang / pihak-pihak yang tidak menggunakan identitas dan atau ijin melakukan kegiatan dari PT JIEP dan atau
perusahaan pengguna lahan dan bangunan /property
5. Security JIEP dan aparat keamanan terkait berhak menangkap atau
mengamankan pekerja atau pihak-pihak yang menjadi provokator
yang mengarah anarkhis termasuk demonstrasi karyawan dan atau
yang mengganggu keamanan dan ketertiban di KIP
1.1.d. Pengamanan fasilitas, sarana dan prasarana kawasan
1. Security PT JIEP wajib menjaga dan mengamankan fasilitas, sarana
dan prasarana kawasan dari kejahatan pihak-pihak lain yang bermaksud
melakukan tindakan pengrusakan maupun pencurian.
2. Pengrusakan yang disebabkan kendaraan yang melintas di jalan-jalan
KIP yang menimbulkan hilangnya atau rusaknya fasilitas dan sarana &
prasarana (contoh : rambu lalu lintas, trotoar, plang papan nama, mesin
E-Gate, jaringan utilitas, taman, lampu jalan , saluran dan alat CCTV dll),
maka PT JIEP berhak menahan pengendara kendaraan tersebut dan
bekerjasama dengan aparat keamanan setempat untuk memproses
atas pelanggaran yang dilakukan sesuai peraturan yang berlaku.
3. Pengrusakan atas fasilitas, sarana dan prasarana kawasan yang disebabkan oleh kegiatan demo massa dari perusahaan pengguna lahan
dan pengguna bangunan/property, maka pengguna lahan dan bangunan yang bersangkutan bertanggungjawab atas kerugian yang
disebabkan oleh kegiatan demo karyawan perusahaannya kepada
PT JIEP.
4. PT JIEP hanya mengizinkan pengguna lahan dan bangunan/property
yang kegiatan usahanya terdapat aktifitas bongkar muat untuk mempergunakan badan jalan di depan lokasi kapling yang bersangkutan
hanya 1 unit kendaraan dan maksimum selama 3 jam.

40

1.1.e. Pengamanan pengguna smart card dalam E-Gate JIEP

Estate Regulation

4. Setiap kendaraan roda empat atau lebih milik pengguna lahan atau
tenant, wajib mempunyai kartu E-Gate JIEP dan digunakan pada saat
masuk dan keluar KIP. Smart Card hanya berlaku untuk satu kendaraan (one car one card)
5. Bagi pengendara yang berganti mobil harus mendaftarkan kembali
smart cardnya ke pengelola akses KIP untuk diregister ulang
6. Hanya pengguna lahan dan bangunan di KIP yang berhak mendapatkan smart card secara berlangganan
1.2. Pengguna lahan dan pengguna bangunan/property KIP wajib mempunyai
tenaga pengamanan (security) yang bertanggungjawab atas keamanan di
dalam kavling dan atau bangunan beserta isinya dari pengguna lahan dan
pengguna bangunan/property.
1.3. Setiap security dari perusahaan pengguna lahan dan bangunan/property di
KIP otomatis menjadi anggota ISSPIE/SISPAMDU
1.4. PT JIEP melakukan koordinasi dan kerjasama yang baik dan selaras antara
SatPam PT JIEP dengan SatPam perusahan pengguna lahan serta Aparat
keamanan Wilayah (Polisi KIP / Polisi Cakung/Timur, Koramil, Garnisun Timur)
dalam sispamdu dan sebagai coordinator ISSPIE/SISPAMDU dari Kapospol.
VI.2. KETERTIBAN KIP
2.1. Ketertiban di area luar Kavling dan bangunan pengguna lahan menjadi
tanggungjawab PT JIEP yang meliputi ketertiban parkir, pedagang kaki
lima, ketertiban jaringan-jaringan utilitas, ketertiban lalu lintas di dalam
kawasan.
2.1.a. Ketertiban Parkir
1. Pengguna lahan dan bangunan/property wajib menyediakan ruang
parkir sesuai dengan ketentuan yang diatur dengan menyesuaikan
luas bangunan.
2. Pengguna lahan dan bangunan/property dilarang menggunakan
badan jalan sebagai parkir kendaraan bagi karyawan, tamu atau
kendaraan operasionalnya
PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

41

JIEP

BAB VI KEAMANAN DAN KETERTIBAN KIP

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

3. Pelanggaran atas point 2.1.a.2. diatas PT JIEP dapat melakukan pemblokiran badan jalan dan kerusakan yang terjadi atas kendaraan yang
parkir di badan jalan menjadi tanggungjawab pemilik kendaraan.dan
tidak dapat meminta klaim kepada E-Gate JIEP atas smart Cardnya
4. Setiap kendaraan yang berada di dalam kawasan harus mengikuti
aturan rambu-rambu di KIP
5. PT JIEP bekerjasama dengan Polisi lalulintas dapat melakukan penilangan
kendaraan yang melanggar lalu lintas sesuai Undang-undang yang
berlaku
2.1.b. Ketertiban PKL
1. Pedagang Kaki Lima yang berjualan di KIP harus menempati tempat
yang telah disediakan sebagai Kawasan Kuliner dan terdaftar secara
resmi sesuai ketentuan yang berlaku

2. PT JIEP tidak bertanggungjawab atas kehilangan dan kecelakaan binatang yang disebabkan oleh lalu lintas di KIP.
3. Warga sekitar dilarang membuang sampah di area KIP
4. Warga sekitar dilarang memanfaatkan sarana dan prasarana yang
tersedia di KIP untuk kepentingan pribadi atau golongan tanpa persetujuan PT JIEP
5. Security JIEP berhak untuk melakukan teguran dan menghentikan
warga yang kedapatan dengan sengaja membuang sampah tidak
pada tempatnya area KIP
6. Security JIEP berhak untuk menghentikan kegiatan dan melakukan
pembongkaran sebagai akibat kegiatan yang dilakukan sebagaimana
butir 2.1.d.4.

2. PKL yang berada di luar area Kawasan Kuliner, petugas Security berhak
untuk melakukan penertiban dan melarang masuk KIP.
3. Petugas security menegakkan rambu-rambu larangan berjualan yang
ditempatkan ditempat-tempat yang dilarang, dan menjamin badan
jalan tidak terdapat PKL.
4. PKL di kawasan dilarang menjual minuman keras, obat-obat terlarang
dan dilarang melakukan kegiatan yang berpotensi
5. Petugas security bersama aparat terkait wajib melakukan pencegahan
terhadap munculnya tindakan kriminal di lokasi PKL
2.1.c. Ketertiban Jaringan Utilitas
1. Penyedia utilitas yang akan melakukan kegiatan pembangunan,pemasangan dan perbaikan harus mengajukan permohonan dan persetujuan PT JIEP.
2. Penyedia utilitas saat melakukan pembangunan,pemasangan dan
perbaikan jaringan utilitas harus menjaga keamanan dan keselamatan
serta menjaga kerapian dan keindahan kawasan.
3. Penyedia utilitas harus tunduk dan patuh terhadap ketentuan dan
peraturan yang berlaku di KIP dan mengenakan ID Card sebagai kontraktor yang bekerja di KIP dari PT JIEP.
2.1.d. Ketertiban lingkungan
1. Binatang ternak atau piaraan warga sekitar kawasan dilarang di lepas
atau berkeliaran di wilayah kawasan.

42

Estate Regulation

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

43

JIEP

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

BAB VII
MAINTENANCE FEE

I. MAINTENANCE FEE

Maintenance fee adalah biaya yang harus dibayar oleh pengguna lahan dan
pengguna bangunan/property di KIP atas pemeliharaan sarana jalan, saluran,
kebersihan, taman, dan keamanan kawasan yang besarannya ditetapkan oleh
PT JIEP setiap tahun.
1.1. Pengguna lahan di KIP berkewajiban membayar Maintenance Fee (MF)
setiap tahun sesuai dengan perhitungan berdasarkan luas lahan yang
tercantum dalam SPPTI
I.2. Pembayaran MF secara angsuran per bulan, paling lambat dibayarkan
setiap tanggal 10 bulan berjalan dan akan dikenakan denda keterlambatan
1 % per hari

I.5. PT JIEP dapat melakukan penagihan dan negosiasi pembayaran kepada


pengguna lahan melalui peringatan kewajiban pembayaran melalui surat
reminder dan atau kunjungan secara langsung ke perusahaan untuk
mendapatkan kesepakatan jadwal pembayaran (schedule) atas tagihan
yang outstanding.
I.6. Apabila jadwal pembayaran dalam kesepakatan sebagaimana butir I.5 tidak
ditepati, maka PT JIEP hanya memberikan kesempatan satu kali reschedule
dan memberikan kesempatan untuk mengangsur dengan jadwal yang
disepakati ulang dapat melakukan pemblokiran akses masuk

I.3. Dalam melakukan transaksi pembayaran dengan PT JIEP harus menggunakan system virtual account yang telah diatur sesuai dengan ketentuan
I.4. PT JIEP dapat menunda dan atau tidak memberikan pelayanan kepada
pengguna lahan yang belum menyelesaikan kewajiban MF tahun berjalan

44

Estate Regulation

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

45

JIEP

BAB VIII LAIN - LAIN

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

BAB VIII
LAIN - LAIN
l
l

KETENAGAKERJAAN
PUSAT INFORMASI DAN KOMUNIKASI

VIII.1. KETENAGAKERJAAN
1. Dalam rangka membangun hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan
berkeadilan maka setiap perusahaan yang melakukan kegiatan di Kawasan
Industri Pulogadung harus taat dan tunduk kepada peraturan perundangundangan ketenagakerjaan.
2. Setiap perusahaan wajib memenuhi ketentuan undang-undang yang menyangkut masalah pemberian upah kepada para karyawannya sesuai yang ditetapkan
oleh Pemerintah (UMP) termasuk fasilitas asuransi tenaga kerja (misal : BPJS)
3. Sesuai dengan ketentuan,setiap perusahaan memenuhi hak-hak pekerjanya
untuk dapat berserikat dan berkumpul dengan mendirikan organisasi Serikat
Pekerja sebagai mitra manajemen.
4. PT JIEP sebagai pengelola menghimbau kepada seluruh perusahaan yang
menjalankan usahanya di KIP, dalam mengadakan pemenuhan tenagkerjanya
hendaknya memperhatikan penduduk sekitar KIP sebagai wujud pelaksanaan
community development dan corporate social responsibility sebagaimana yang
diamanahkan dalam Undang-undang PT

46

Estate Regulation

VIII.2. KOMUNIKASI DAN INFORMASI


1. Dalam rangka meningkatkan koordinasi dan komunikasi antara PT JIEP dan
perusahaan - perusahaan pengguna lahan dan tenant, maka PT JIEP menyediakan saluran komunikasi dan informasi yang dapat memberikan segala
layanan dan berbagai macam keluhan , kebutuhan dan pertanyaan tentang
hal ikhwal ketentuan-ketentuan yang berlaku di KIP.
2. Beberapa media yang disediakan antara lain :
a. Pelayanan off line di Customer Focus : Kantor PT JIEP Jl. Pulokambing
No.1 Kawasan Industri Pulogadung
b. Pelayanan on line Customer Care : customercare@jiep.co.id atau
jiepcustomercare@gmail.com
c. Informasi on line : website : www.jiep.co.id atau email : jiep@jiep.co.id
d. Hotline service Estate Management : 021 4600305 ext : ...................
e. Media Informasi dan Komunikasi Majalah Kawasan

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

47

JIEP

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

PERNYATAAN PENGGUNA LAHAN

BAB IX
PENUTUP
l
l

PENETAPAN ESTATE REGULATION


PERNYATAAN

Kami telah membaca, mengerti dan memahami segala, isi, ketentuan dan peraturan yang tertuang dalam ESTATE REGULATION JIEP
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian Penggunaan Tanah Kapling Industri (SPPTI) dan diberlakukan
di Kawasan Industri Pulogadung serta mempunyai kekuatan hukum
yang sama dengan SPPTI.

Jakarta, ..............................

PENETAPAN ESTATE REGULATION

Ttd/cap perusahaan pengguna TKI

1. Estate Regulation (ER) yang merupakan ketentuan/aturan, panduan dan


tata cara berinvestasi di Kawasan Industri Pulogadung tahun 2015 ini,
adalah tata tertib Kawasan Industri Pulogadung yang harus dipatuhi
oleh siapapun yang berkepentingan di Kawasan Industri Pulogadung.

( ...................................... )

2. ER ini mulai diberlakukan sejak tanggal ditetapkan masa berlakunya dalam Surat Keputusan Direksi PT JIEP No. 066/ 2015.
3. Apabila terjadi perubahan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang terkait dengan ketentuan dalam ER atau terjadi perubahan kebijakan dari instansi pemerintah maka yang diberlakukan adalah
sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku atau ketentuan yang terbaru.

48

Estate Regulation

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

49

JIEP

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

Lampiran :

SK Direksi
Penetapan Estate Regulation
Kawasan Industri Pulogadung

50

Estate Regulation

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

51

JIEP

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

52

Estate Regulation

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

53

JIEP

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

A. Standar Jenis Kendaraan

TATA TERTIB





B.

Golongan I
Golongan II
Golongan III

: Sedan, Jip dan Pick Up


: Truk Kecil dan Bus
: Truk dengan 2 (dua) gandar atau lebih

Standar Ukuran E Gate

TATA CARA
GATE UTAMA

PROSEDUR/
FLOWCHART

GATE AKSES

Gate utama terdapat di 3 (tiga) lokasi :


Jalan Pulogadung Raya,
Jalan Pulo Lentut dan
Jalan Pulo Lio
Gate akses terdapat di 6 (enam) lokasi :
Jalan Rawabali,
Jalan Pulogadung III,
Jalan Pulobuaran VI,
Jalan Pulosidik,
Jalan Puloayang Timur dan
Jalan Pulobuaran Raya
Lebar lajur mulai 2,5 meter sampai dengan 3,3 meter
Tinggi gate maksimum 5,0 meter

54

Estate Regulation

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

55

JIEP

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

E. Standar Akses Masuk dan Duiker


C. Standar Tanaman

Akses masuk perusahaan dimungkinkan untuk dibuat 2 (dua) pintu pada


sisi kavling dengan masing masing lebar 10 meter. Apabila lebih dari 10
meter diharuskan untuk membuat mainhole yang diperuntukan mempermudah dalam perawatan saluran.

Tanaman yang dapat ditanam di berm trotoar area atau median jalan Kawasan
Industri Pulogadung merupakan jenis tanaman perdu dan tanaman hias,
antara lain :








Tabebuya
Ketapang
Palm ekor tupai
Soka
Airis
Alang alang putih
Kana
Pandan afrika
Bakung air mancur

Tinggi akses masuk perusahaan (duiker) harus lebih tinggi dari badan jalan
maksimal 1,0 meter dan harus lebih tinggi dari saluran minimal 30 cm.

D. Standar Pagar Taman


Pagar tanaman dapat digunakan dengan bahan besi, kayu. Tinggi pagar taman
maksimal 1,0 meter.

F. Standar Papan Nama Perusahaan

TYPE PAGAR TAMAN KAYU

TYPE PAGAR TAMAN BESI

Papan nama perusahaan dapat digunakan material dengan bahan plat, stainless steel, acrylic maupun bahan bahan lainnya yang umum digunakan.

Informasi pada papan perusahaan minimal harus mancantumkan Nama Perusahaan, Alamat Perusahaan, Nomor Kavling dan Luas Kavling.

STANDARD PAPAN NAMA PERUSAHAAN

56

Estate Regulation

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

57

JIEP

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

G. Garis Sempadan Bangunan (GSB) dan Garis Sempadan Jalan (GSJ)


Penentuan GSB dan GSJ tetap mengacu pada Dinas Tata Ruang

58

Estate Regulation

H. Standar Pagar Perusahaan


Untuk menjaga keamanan di dalam kavling perusahaan, maka pagar yang


dapat dibangun tertutup oleh perusahaan maksimal dengan ketinggian 3,0
meter.

Khusus untuk bagian depan perusahaan tidak diperkenankan membangun


pagar perusahaan tertutup keseluruhan, minimal 1/3 dari tinggi pagar harus
terbuka dan dapat terlihat dari jalan.

Khusus kavling perusahaan yang terletak di hook maka harus memperhitungan jarak pandang bebas kendaraan

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

59

JIEP

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

PROSEDUR DAN FLOWCHART

PROSEDUR DAN FLOWCHART


1. Penyampaian Keluhan
1. Penyampaian Keluhan

2. Permohonan Rekomendasi

2. Permohonan Rekomendasi
Sesuaihasilinvestigasi
keluhan

Max2hari
Cekkriteriakewajiban

Keluhan
Pengguna
TKI/Tenant

Infrastruktur
&lingkungan
layanan adm

LKPK

KunjungankeCF
Telepon,email,we
bsite,surat

Surat
Respon
sesuai
isian

DataBase
CF

LKPKulang

Monitoring
suratrespon
kePengguna
TKI/Tenan

Suratjawaban
/Respon

Tindak
lanjut

Perbaikan
selesai

Domisili
UUG
DPLH,UKL/UPL
PerpanjanganHGB
HakTanggungan
Amdal&AndalLalin

Perohonan
rekomendasi
tenant/TKI
Info
tenant

close
Open

PembayaranMF,BP2TB.Peralihan
MasaberlakunyaHGB
DokumenUKL/UPL/Kesepakatan
penyusunan/LaporanImplementasi
PenyediaanMakanminum
PaktaIntegritas,PembaharuanSPPTI

rekomendasi
kePengguna
TKI/Tenan

Cek
kriteria/syarat

Database
CF

lengka
Lengkap
Tidak Tidak
LengkapLengkap

Infopengguna
lahan/tenant

Dokumenlengkap5hari

3. Ijin Pelaksanaan Pekerjaan di KIP : BDK dan BDL

60

Estate Regulation

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

61

Surat Ijin Waktu Pelaksanaan

PTJIEP

JIEP

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

Pk j
Pekerjaan
Selesai

3. Ijin Pelaksanaan Pekerjaan di KIP : BDK dan BDL

Opname bersama,pengembalian insfrastruktur spt


semula, Berita Acara, masa pemeliharaan 3 bulan
Pengembalian Biaya Jaminan BDK&BDL ke
pihak pemohon paling lambat 6 bulan

4. Tata Cara Permohonan ijin pemasangan spanduk dan atau materi promosi

4. Tata Cara Permohonan ijin pemasangan spanduk dan atau materi promosi
SuratPermohonan
Email,telepon
Mengisiformpermohonan

IjinPemasanganMateriPromosidiKIP

Investor/tenant/Su
pplier/produsen

Pekerjaanpemasangandanpemeliharaan
jaringanutilitasdll
PekerjaanPembangunan,Renovasi,
pemeliharanbangunan,pagardll

PermohonanIjin
Kontraktor
Pengguna
lahan/tenant

Mengisiformulirpemasanganmateripromosi
Menyiapkanmateripromosi

DivisionEstate
ManajemenJIEP

Menghitungsewalawanpromosi
Mengecekkewajibanpajakpromosi/reklamedaridispenda

Survey&opnamebersamalokasipekerjaan

DivisinEstate
PerhitunganBiayaDampakLingkungandanBiaya
ManajemenPTJIEP
DampakKonstruksi(BDK&BDL)

Pemohon
(kontraktor/tenant)

Investor/tenant/supplier/
produsen

MelakukanpembayaranbiayaBDK&BDL

Membayarbiayasewalahanpromosi
Memintavalidasipromosidanijin

DivisionEstate
ManajemenJIEP

Surat Ijin Waktu Pelaksanaan

PTJIEP

Pk j
Pekerjaan
Selesai

Opname bersama,pengembalian insfrastruktur spt


semula, Berita Acara, masa pemeliharaan 3 bulan
Pengembalian Biaya Jaminan BDK&BDL ke
pihak pemohon paling lambat 6 bulan

4. Tata Cara Permohonan ijin pemasangan spanduk dan atau materi promosi

PasangmateriPromo
Sesuaikontrak

Cabut materi
Kontrak habis

Kembalikepenyewa

IjinPemasanganMateriPromosidiKIP

Investor/tenant/Su
pplier/produsen

Mengisiformulirpemasanganmateripromosi
Menyiapkanmateripromosi

DivisionEstate
ManajemenJIEP

62

Estate Regulation

Menghitungsewalawanpromosi
Mengecekkewajibanpajakpromosi/reklamedaridispenda
Investor/tenant/supplier/
produsen

Membayarbiayasewalahanpromosi
Memintavalidasipromosidanijin

PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG

63

JIEP

Ecogreen

I N D U S T R I A L E S TAT E

64

Estate Regulation

Anda mungkin juga menyukai