Disusun Oleh:
M. Ansyori Ridwan
( 15205026)
Dosen: Prof. Dr. Azwar Ananda, Ma
1. Pendidikan adalah satu disiplin ilmu. Berikan suatu analisa yang melukiskan bahwa
pendidikan adalah sebagai satu disiplin ilmu. Uraian anda hendaknya meliputi
pengertian, objek kajian, metodologi, kegunaan, cakupan isi, dan kaitan ilmu
pendidikan dengan ilmu lainnya.
Jawaban:
Pendidikan sebagai fenomena yang melekat dalam kehidupan manusia, di dalamnya
senantiasa ada upaya yang bertujuan untuk memanusiakan manusia itu sendiri.
Pendidikaan memiliki peranan penting upaya untuk membangun dan meningkatkan mutu
sumber daya manusia menuju era globalisasi. Pendidikan merupakan suatu upaya
mengembangkan atau mengaktualisasikan seluruh potensi kemanusiaan ke taraf yang lebih
baik dan lebih sempurna. Pendidikan tidak hanya dipandang kegiatan investasi untuk masa
depan, namun harus berbicara sampai sejauh mana mampu memberikan kontribusi positif
bagi penyelesaian permasalahan kekiniaan. Pendidikan dan manusia suatu hal yang tidak
bisa dipisahkan. sebab berbicara tentang pendidikan berarti membicarakan hidup dan
kehidupan manusia. Sebaliknya, berbicara tentang kehidupan manusia berarti harus
mempersoalkan masalah pendidikan, sebab pendidikan dalam makna yang luas berlansung
sepanjang hidup manusia. Dengan demikian, berbicara masalah kehidupan manusia adalah
persoalan pendidikan. Pendidikan muncul dari memulai sesuatu. Manusia mulai mencoba
untuk mendidik diri dan sesamanya dengan sasaran menumbuhkan kesadaran terhadap
makna dan hakikat kehidupan ini. Jadi Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang
membedakannya dengan pengetahuan lainnya. ilmu adalah pengetahuan yang teratur
tentang pekerjaan hukum sebab-akibat dalam suatu golongan masalah yang sama sifatnya,
baik menurut kedudukannya (apabila dilihat dari luar), maupun menurut hubungannya
(jika dilihat dari dalam). Dalam hal ini, kegiatan pendidikan ditekankan pada materi yang
berisi tentang pengetahuan umum baik berupa wawasan asal mula, eksistensi serta tujuan
kehidupan. Dengan demikian, pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu pengetahuan
(Ilmu Pendidikan) yang persoalan khasnya adalah menumbuh-kembangkan potensi
manusia menjadi semakin dewasa dan matang. Sebagai suatu disiplin ilmu, maka Ilmu
Obyek material merupakan hal-hal atau aspek-aspek yang menjadi garapan lansung
riset pendidikan. Menurut Heryanto (2002) objek material Ilmu Pendidikan ialah
manusia seutuhnya, manusia yang lengkap aspek-aspek kepribadiannya, yaitu manusia
yang berakhlak mulia dalam situasi pendidikan atau diharapkan melampaui manusia
sebagai makhluk sosial mengingat sebagai warga masyarakat ia mempunyai ciri warga
yang baik. Agar pendidikan dalam praktek terbebas dari keragu-raguan, maka objek
material Ilmu Pendidikan dibatasi pada manusia seutuhnya di dalam fenomena atau
situasi pendidikan. Hal ini berarti ruang lingkup manusia seutuhnya ini dalam
kedudukannya sebagai peserta didik, baik secara individu maupun kelompok (sosial),
sehingga batasan manusia seutuhnya ini dalam konteks pendidikan.
Metodologi pengembangan ilmu mencakup 3 klaster:
a. Metodologi berpikir. Yang terbagi atas pola berpikir deduktif dan induktif (dimulai dari
mempertanyakan praktik/ manfaat apa, dilanjutkan dengan pengembangan alternatifalternatif untuk menemukan kerangka berpikir yang mampu menjawab praktik yang
dihadapi.
b. Metodologi pemaknaan secara deskriptif, inferensiil dan normatif. Sehingga
memunculkan permikiran antisifatif yang kritis dengan menerapkan desain, penetapan
tujuan, penyusunan instrumen, pembuatan analisis dan pembuatan kesimpulan.
c. Mengkonstruksi teori, yaitu bagaimana kita merekonstruksi perkembangan yang
berkelanjutan secara cerdas, kritis sekaligus mampu berpikir dekonstruksi. Sehingga
produk ilmiah menjadi inovatif dan kreatif tak terduga, namun diakui bermutu tinggi
mampu mengatasi masalah masa depan.
Menurut Noeng Muhadjir (1987) Kegunaan pendidikan sebagai ilmu, yaitu:
1. Menumbuhkan kreatifitas peserta didik (pendidikan kreatifitas)
2. Menjaga lestarinya nilai-nilai insan dan nilai-nilai ilahi (pendidikan moralitas)
3. Menyiapkan tenaga kerja produktif (pendidikan produktifitas)
Cakupan isi sebagai berikut:
1. Substansial subjek, yang dihimpun dari teori pendidikan
2. Konteks sosial makro yang dibangun dari teori dan filsafat perubahan sosial
3. Fungsional yang materialnya dibangun dari pemikiran teknologik
4. Instrumental, berdasarkan materi penyampaian, pengelolaan dan pengembangan.
Dewantara (Dalam Djudju Sudjana, 2007:13) mengatakan bahwa pendidikan yang
teratur bersandar atas pengetahuan, yang dinamakan Ilmu Pendidikan. Ilmu ini tidak
berdiri sendiri, akan tetapi masih memakai ilmu-ilmu yang lainnya, yang dinamakan ilmu
syarat-syarat pendidikan atau hulpwetenschappen yang terbagi mejadi lima jenis, yaitu:
1) Ilmu Hidup-Batin Manusia (ilmu jiwa, psychologie)
2) Ilmu Hidup Jasmani (physiologie)
3) Ilmu Keadaban dan Kesopanan (ethika atau moral)
4) Ilmu Keindahan atau Ketertiban Lahir (aesthetika), dan
5) Ilmu Tambo Pendidikan (ikhtisar tentang mekanisme pendidikan).
Berkat dukungan Ilmu Pendidikan, berkembanglah pendidikan disiplin ilmu, yaitu
pendidikan disiplin dan subdisiplin ilmu pengetahuan alam, pendidikan disiplin dan
subdisiplin Ilmu pengetahuan sosial, serta pendidikan disiplin dan subdisiplin ilmu
humaniora. Sebaliknya, baik ilmu pendidikan teoritik maupun ilmu pendidikan praktik
memperoleh dukungan kuat dari ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan social, ilmu
pengetahuan humaniora.
Keterkaitan antara Ilmu Pendidikan dengan ilmu-ilmu lainnya dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Keterkaitan Ilmu Pendidikan dengan Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu pengetahuan alam, terutama biologi (biotic,flora dan fauna), fisika (abiotik,
musim, cuaca, lokasi, energi). Ilmu pengetahuan alam mendukung mendukung pendidikan
dalam mempelajari menggunakan lingkungan hayati, non hayati, buatan dalam bentuk
suatu kebijakan dan program-program. Mendukung dalam masukan lingkungan
(environmental input) system pendidikan sebagai ilmu pengetahuan praktis. Dukungan
yang lebih mendasar berupa metode ilmiah, yaitu cara berpikir dan cara mengembangkan
ilmu melalui pengamatan, nalar, dan eksperimen.
b.Keterkaitan Ilmu Pendidikan dengan Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu pengetahuan social, mendukung dalam mengkaji aspek-aspek perilaku manusia
yang terlibat dalam pendidikan, seperti individu, kelompok, dan lingkungannya. Sejarah
membantu memahami keadaan masa lampau, masa sekarang, dan masa akan datang.
Antropologi membantu mempelajari ciri biologis manusia (antropologi ragawi), bendabenda purbakala (archeology), bahasa (linguistics), serta struktur social dan budaya
kelompok (social anthropology). Anthropologi sosial membantu mempelajari struktur
social kehidupan kelompok untuk memahami status social, pola kekuasaan, peluangpeluang dalam kelompok. Setiap masyarakat memiliki stratifikasi social berdasarkan
perbedaan usia, kekerabatan, suku bangsa, kelompok kekuasaan, pekerjaan pranata social
dan sebagainya.
membantu
mempelajari
aspek-aspek
psikologis
individu
dalam
Kebudayaan dan Pendidikan seperti yang kita ketahui sangat erat sekali
hubungannya. Pendidikan merupakan upaya untuk memelihara kebudayaan,
Education as Cultural Conservation .
Jadi kebudayaan adalah proses, yang berarti selalu berada dalam mode
transformasi. Budaya yang tidak mengalami transformasi adalah budaya yang mati.
Kebudayaan Indonesia mengalami transformasi akibat pengaruh budaya Hindu, Islam,
dan
barat.
Budaya
inilah
yang
berhasil
membangun
masyarakat
dan
bangsa Indonesia saat ini. Transfer nilai-nilai budaya dimiliki paling efektif adalah
melalui proses pendidikan.Dalam masyarakat modern proses pendidikan tersebut
didasarkan pada program pendidikan secara formal. Oleh sebab itu dalam
penyelenggarannya dibentuk kelembagaan pendidikan formal.
Pendidikan merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kualitas hidup manusia
dalam segala aspek kehidupan dan sekaligus sebagai upaya pewarisan nilai-nilai
budaya bagi kehidupan manusia. Dengan demikian, pendidikan merupakan produk
budaya dan sebaliknya budaya merupakan produk pendidikan. Brameld, menegaskan
bahwa "proses kunci memperoleh kebudayaan adalah belajar dan kemudian
meneruskan serta mengubah apa yang dipelajari itu".
Dengan demikian, Pendidikan adalah merupakan gejala kebudayaan, Pandangan
bahwa pendidikan merupakan gejala kebudayaan didasarkan pada hal-hal berikut:
pertama, Manusia Adalah Makhluk Budaya; Pendidikan hanya dapat dilakukan
oleh makhluk yang berbudaya dan yang menghasilkan nilai kebudayaan yaitu manusia.
Kedua, Perkembangan Pendidikan Sejajar Dengan Perkembangan Budaya;
Pendidikan selalu berubah sesuai perkembangan kebudayaan, karena pendidikan
merupakan proses transfer kebudayaan dan sebagai cermin nilai-nilai kebudayaan
(pendidikan bersifat reflektif).
Ketiga, Pendidikan Informal dan Pendidikan Formal Sama Derajatnya dan Harus
Ada Kesejajaran Tujuan; Pendidikan informal lebih dahulu ada dari pada pendidikan
formal (education dan schooling), pendidikan informal merupakan unsur mutlak
kebudayaan untuk semua tingkat kebudayaan yang muncul karena adanya pembagian
kerja. Pada dasarnya keduanya disengaja dan gejala kebudayaan, pemisahan keduanya
tidak berguna. Tugas kebudayaan bukan memonopoli lembaga pendidikan formal,
tetapi kebersamaan warga dan negara karena segala unsur kebudayaan bernilai
pendidikan baik direncanakan atau tidak.
Pendidikan secara praktis tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya.
Dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan sendiri, secara proses mantransfernya
yang paling efektif dengan cara pendidikan. Keduanya sangat erat sekali hubungannya
karena saling melengkapi dan mendukung antara satru sama lain. Dalam konteks ini
dapat dilihat hubungan antara pendidikan dengan tradisi budaya serta kepribadian
suatu masyarakat betapapun sederhananya masyarakat tersebut. Hal ini dapat dilihat
bahwa tradisi sebagai muatan budaya senantiasa terlestarikan dalam setiap masyarakat,
dari generasi ke generasi. Hubungan ini tentunya hanya akan mungkin terjadi bila para
pendukung nilai tersebut dapat menuliskannya kepada generasi mudanya sebagai
generasi penerus.
B. Pendidikan dikatakan oleh para ahli sebagai usaha memanusiakan manusia
(civilized human being). Uraian hendaknya meliputi pengertian kebudayaan,
cakupan isi kebudayaan, instistusi dan pemenuhan kebutuhan umat manusia dan
aspek-aspek lainnya.
Karena, manusia mulai sejak lahir ke dunia telah memperoleh pendidikan sampai
ia masuk ke bangku sekolah. kata pendidikan telah tak asing lagi ditelinga, lantaran
semua manusia yang hidup tentu memerlukan pendidikan, supaya maksud hidupnya
terwujud serta bisa menyingkirkan kebodohan.
Dunia pendidikan di Indonesia juga menggunakan konsep ini. Kurikulum
pendidikan di Indonesia saat ini pun dibuat dengan dasar konsep "Memanusiakan
Manusia". Sejatinya, konsep "Memanusiakan Manusia" merupakan bagian dari
humanisme. Humanisme berasal dari kata Latin humanus dan mempunyai akar kata
homo yang berarti manusia. Humanus berarti sifat manusiawi atau sesuai dengan
kodrat manusia (A.Mangunhardjana dalam Haryanto Al-Fandi, 2011:71). Dari
berbagai literatur yang penulis baca, pengertian humanisme adalah paham yang
bertujuan menghidupkan rasa perikemanusiaan dan mencita-citakan pergaulan hidup
yang lebih baik.
Dalam aplikasinya, humanisme tidak memandang bangsa, agama, daerah, suku,
warna kulit dan sejenisnya. Ia memperlakukan dan berusaha membantu siapa pun itu
manusianya. Tidak memandang ia baik atau jahat, kawan atau musuh. Selain itu dalam
kamus bahasa Indonesia istilah memanusiakan manusia merupakan upaya untuk
membuat manusia menjadi berbudaya. kebudayaan adalah keseluruhan gagasan, hasil
karya manusia, dan kebiasaan yang didapat oleh seseorang sebagai anggota
masyarakat
yang
diperoleh
setelah
proses
belajar.
Ada
juga
pengertian
sarana
untuk
memproduksi
kesadaran
dalam
mengembalikan
Karena, manusia di sebut makluk budaya, dimana manusia adalah sebagai subyek
sekaligus objek kebudayaan. Hubungannya dengan pendidikan,maka manusia sebagai
subjek pendidikan tidak bisa di lepaskan dari kebudayaan. Oleh karena itu dapat pula
di katakan bahwa pendidikan merupakan proses pembudayaan untuk menjadikan
manusia lebih baik dan bermakna, sementara itu manusia akan menghasilkan
kebudayaan yang baik jika di topang oleh pendidikan yang luas. Dalam konteks inilah
antara pendidikan tidak bisa lepas dari kebudayaan dan kebudayaan tidak lepas dari
pendidikan.
Transmisi kebudayaan adalah cara sekolompok manusia yang berada di dalam
suatu wilayah atau budaya untuk mempelajari suatu informasi baru. Transmisi budaya
merupakan kegiatan pengiriman atau penyebaran pesan dari generasi yang satu ke
generasi yang lain tentang sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sulit diubah. cara
belajar sangat dipengaruhi oleh bagaimana budaya itu dapat disosialisasikan kepada
anak kecil dan anak muda. Proses pembelajaran tentang budaya yang dilakukan oleh
sekelompok orang disuatu daerah secara turun-temurun , tujuannya untuk mewarisi
budaya asli dari nenek moyang mereka. Sehingga disini yang dimaksud transmisi
kebudayan itu budaya ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Pewarisan budaya belajar dapat disamakan dengan istilah Transmisi kebudayaan.
Yakni suatu usaha untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan atau pengalaman untuk
dijadikan sebagai pegangan dalam meneruskan estafet kebudayaan. Dalam hal ini tidak
ada suatu masyarakat yang tidak melakukan usaha pewarisan budaya. Usaha pewarisan
ini bukan sekedar menyampaikan atau memberikan suatu yang material, melainkan
yang terpenting adalah menyampaikan nilai-nilai yang dianggap terbaik yang telah
menjadi pedoman yang baku dalam masyarakat.
Namun banyak ahli pendidikan yang merumuskan bahwa proses pendidikan juga
tidak lebih dari proses transmisi budaya. Hal ini kemudian harus dicermati lagi seperti
yang telah dijelaskan kepribadian bukan semata-mata dari hasil tempaan dari
kebudayaan. Karena manusia atau pribadi merupakan aktor sekaligus manipulator
kebudayaan sehingga kebudayaan disini bukanlah statis melainkan selalu berubahubah.
b. Bagaimana dan dimana transmisi kebudayaan dimaksud berlangsung
Budaya sebagai jejak laku manusia, yang diperoleh melalui hasil pembelajaran
lengkap dengan unsur bahasa yang menjadi landasannya, sangat terikat dengan apa
yang kita namakan ruang-waktu. Dalam ruang, budaya menjelma tradisi. Diikuti oleh
turunannya yang kemudian masuk pada wilayah normatif dan relatif. Budaya yang
sarat dengan tatanan norma kemasyarakatan, meski terkena hukum etiket. Relatif
adanya. Karena hampir di setiap kebudayaan manusia, terdapat patokan yang berbeda
untuk menjustifikasi sebuah tindakan budaya apakah beretika atau tidak. Seperti
misalnya .Budaya nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, aturan-aturan dan norma-norma
yang melingkupi suatu kelompok masyarakat akan mempengaruhi sikap dan tindakan
individu dalam masyarakat tersebut.
Proses Transmisi
Proses transmisi meliputi proses-proses imitasi, identifikasi dan sosialisasi, Disini
yang dimaksud imitasi yaitu meniru tingkah laku dari sekitar. Pertama kali imitasi
dilakukan di lingkungan keluarga kemudian semakin lama semakin meluas terhadap
masyarakat lokal, yang di imitasi adalah unsur-unsur yang ditransmisikan yang telah
disebutkan sebelumnya, unsur-unsur yang ditransmisikan tersebut tidak dapat berjalan
dengan sendirinya. Seperti yang telah dikemukakan manusia adalah aktor dan
manipulator dalam kebudayaannya. Maka dari itu unsur-unsur tersebut harus
diidentifikasi. Proses identifikasi itu berjalan sepanjang hayat sesuai dengan tingkat
kemampuan manusia itu sendiri. Setiap individu seperti seorang bayi, seorang pemuda,
seorang dewasa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam mengidentifikasi
unsur-unsur tersebut yang selanjutnya disosialisasikan. Artinya diwujudkan dalam
kehidupan nyata yang semakin lama semakin meluas. Kemudian nilai-nilai yang
dimiliki seseorang oleh seseorang harus mendapatkan pengakuan lingkungan
sekitarnya. Artinya kelakuan-kelakuan yang ada tersebut mendapatkan pengakuan
sosial bahwa kelakuan-kelakuan tersebut seimbang dengan nilai-nilai yang ada.
Cara-cara mentransmisikan:
-
keseluruhan anggota keluarganya, baik saudara dekat maupun saudara jauh. Para orang
tua atau kelompok yang sudah mapan dalam tansmisi kebudayaan berfungsi sebagai
nara sumber aktif melalui tindakan yang bersifat responsif dan senantiasa mendorong,
menjelaskan berbagai kenyataan yang ada dilingkungan beserta perubahan-perubahan
yang berlangsung disekitarnya. Upaya merespon, mendorong dan menjelaskan itu
didasarkan atas pengalaman, pengetahuan, yang berlaku dilingkungannya sehingga
kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan untuk hidup bersama. Pada prinsipnya suatau
masyarakat terwujud apabila di antara kelompok individu-individu tersebut telah lama
melakukan kerja sama serta hidup bersama setelah menetap. Sistem pewarisan budaya
lewat lingkungan masyarakat berlangsung dalam berbagai pranata sosial, diantaranya
pemilahan hak milik, perkawinan, religi, sitem hukum, sestem kekerabatan dan sistem
edukasi.
-
masa
adalah
suatu
bagian
dalam
masyarakat
yang
bertugas
menyebarluaskan berita, opini, pengetahuan, dan sebagainya. Sifat media masa adalah
mencari bahan pemberitaan yang aktual (hangat), menarik perhatian, dan menyangkut
kepentingan bersama. Media masa sebagai media kontrol bagi terjadinya berbagai
penyimpangan dari nilai dan norma dan aturan yang berlaku di masyarakat. Salah satu
fungsi media masa yakni sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat. Banyak
informasi yang diberitakan dan memuatnya berbagai pendapat-pendapat mengenai
berbagai masalah dilingkungan masyarakat sacara langsung tidak langsung akan
memperluas wawasan para pembacanya.
c. Untuk mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045 (Indonesias Golden
Generatian 2045) nilai-nilai apa saja dan bagaimana proses transmisi
kebudayaan itu seharusnya berlangsung, jelaskan!
Untuk mempersiapkan mempersiapkan generasi emas Indonesia 2045 Peran
pendidikan sangatlah penting, maka dari itu, Lembaga Pendidikan dan Tenaga
4. Sekolah yang baik harus berfungsi sebagai industri jasa dan pusat kebudayaaan.
Berikanlah suatu analisa apa saja fungsi, ciri-ciri hubungan sekolah dan masyarakat
dan hal-hal lain yang melukiskan sekolah sebgai industri jasa dan pusat kebudayaan.
Jawab:
Sekolah merupakan tempat untuk menimba ilmu dan mendapatkan pendidikan formal.
Menurut Purwanto (1990) Sekolah adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani
anggota-anggota masyarakat dalam bidang pendidikan. Jadi, seorang anggota masyarakat
berhak mendapatkan pelayanan dalam bidang pendidikan dari sekolah. Seorang anggota
masyarakat yang menginjakkan kaki di sekolah pasti berharap untuk mendapatkan
pelayanan dalam bidang pendidikan. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang
berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup (Mudyahardjo, 2001).
Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah
dengan masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian warga masyarakat tentang
kebutuhan dari karya pendidikan serta pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat
dalam usaha memajukan sekolah. Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan
jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah
masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, dan simpati dari masyarakat, serta mengupayakan
terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan bersama,
atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk
mengsukseskan program-program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut
bisa tetap eksis.
Fungsi Sekolah dalam Masyarakat:
a. Sekolah sebagai lembaga pembaharu (agent of change), yang mengintrodaksi
perubahan pengetahuan, cara berpikir, pola hidup, kebiasaan dan tata cara pergaulan,
dan sebagainya.
taraf
sosial
warga
negara
dan
dengan
demikian
sebagai
lembaga
asimilasi
(assimilating
agency),
yang
berusaha
4. Pemenuhan sumber dana dan daya manusia yang terungkap dalam cipta, rasa, karsa
dan karyanya.
Pada dasarnya hubungan sekolah dengan masyarakat haruslah memiliki ciri
pedagogis, sosiologis dan produktif yang dapat mendatangkan manfaat untuk kemajuan
sekolah. Dan secara rinci dapat dijelaskan di bawah ini:
a. Hubungan timbal balik yang menghasilkan manfaat bagi kedua belah pihak.
Hubungan yang bersifat suka rela berdasarkan prinsip bahwa sekolah merupakan
bagian yang tak terpisahkan (integral) dari masyarakat.
b. Hubungan yang bersifat kontinyu atau berkesinambungan antara sekolah dengan
masyarakat.
c. Hubungan keluar sekolah guna menambah simpati masyarakat terhadap sekolah.
Prinsip ini menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah dengan masyarakat yang
dilakukan baik komunikasi personal maupun komunikasi kelompok pihak pemberi
informasi (sekolah) dapat menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada
masyarakat.
Coverage
Kegiatan pemberian informasi hendaknya menyeluruh dan mencakup semua aspek, faktor
atau substansi yang perlu disampaikan dan diketahui oleh masyarakat, misalnya program
ekstra kurikuler, kegiatan kurikuler, remedial teaching dan lain-lain kegiatan.
Constructiveness
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya konstruktif dalam arti sekolah
memberikan informasi yang konstruktif
masyarakat akan memberikan respon hal-hal positif tentang sekolah serta mengerti dan
memahami secara detail berbagai masalah yang dihadapi sekolah.
Peranan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
1. Sekolah sebagai partner masyarakat di dalam melaksanakan fungsi pendidikan.
2. Sekolah sebagai prosedur yang melayani kesan pesan pendidikan dari masyarakat
lingkungannya.
3. Masyarakat berperan serta dalam mendirikan dan membiayai sekolah.
4. Masyarakat berperan dalam mengawasi pendidikan agar sekolah tetap membantu dan
mendukung cita-cita dan kebutuhan masyarakat.
5. Masyarakat yang ikut menyediakan tempat pendidikan seperti gedung-gedung
museum, perpustakaan, panggung-panggung kesenian, dan sebagainya.
6. Masyarakat yang menyediakan berbagai sumber untuk sekolah.
7. Masyarakat sebagai sumber pelajaran atau laboratorium tempat belajar seperti aspek
alami, industri, perumahan, transportasi, perkebunan, pertambangan dan sebagainya.
Tugas Pokok Hubungan Sekolah dan Masyarakat dalam Pendidikan
1. Memberikan informasi dan menyampaikan ide atau gagasan kepada masyarakat atau
pihak-pihak lain yang membutuhkannya.
2. Membantu pemimpin yang karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan
informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang memerlukannya.
3. Membantu pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang permasalahan dan
informasi yang akan disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat pada saat
tertentu.
yang makin sejahtera. sehingga melahirkan konstribusi yang bermanfaat bagi generasi
berikutnya yang diwariskan lewat kebudayaan antar generasi.
5. Prof. Dr. Imran Manan dalam buku Dasar-dasar Sosial Budaya Pendidikan
melukiskan hubungan yang sangat erat antara kebudayaan, pendidikan dan
perubahan sosial, pembentukan kepribadian serta modernisasi dan pembangunan.
a. Uraikan dengan baik keterkaitan antara kebudayaan, pendidikan, perubahan
sosial dan pembentukan kepribadian tersebut.
b. Dikaitkan dengan komponen inti ilmu pendidikan, pendidikan yang bagaimana
yang bisa merekonstruksi anak bangsa indonesia agar mampu bersaing dengan
bangsa-bangsa lain.
Jawab:
a. Kebudayaan dan Pendidikan
Kebudayaan
sebagai
hasil
budi
manusia,
dalam
berbagai
bentuk
dan
manifestasinya, dikenal sepanjang sejarah sebagai milik manusia yang tidak beku,
melainkan selalu berkembang dan berubah. Maka dari itu, pendidikan sebagai usaha
manusia yang merupakan refleksi dari kebudayaan, dapat diperkirakan memiliki sifatsifat yang sejiwa dengan kebudayaan tersebut. Corak-corak baru dari kebudayaan dan
peradaban manusia, yang telah mendasari dan menjiwai sejarah manusia selama ini
mengantarkan manusia ke dalam zaman modern dan ultramodern. Untuk zaman ini,
pendorong-pendorong utamanya
teknologi. Dua lapangan ini, karena sifatnya yang dapat dianggap sebagai unsur-unsur
potensial yang menimbulkan revolusi dalam peradaban manusia, dengan sendirinya
dapat dianggap potensial pula dalam pendidikan (Manan,1990:24).
Tiga Pandangan Tentang Kebudayaan yang Terkait dengan Pendidikan
1. Menurut pandangan superorganis, kebudayaan adalah realitas super dan ada di
atas dan di luar pendukung individunya dan kebudayaan punya hukumhukumnya sendiri.
dari peran masing-masingnya terhadap seseorang. Kita tidak dapat memahami dangan
baik prilaku individu tanpa mempertimbangkan latar dan komponen budaya.
Sebaliknya kita juga tidak dapat memahami institusi
dalam
berbagai
masyarakat
ada
kecendrungan
anak
untuk
tidak
(1989:56)
mengemukakan
modernisasi
merupakan
penerapan
pengetahuan ilmiah yang ada dalam aktivitas atau aspek kehidupan masyarakat.
Pembangunan merupakan proses peningkatan kesejahteraan suatu masyarakat
yang merupakan hasil transformasi masyarakat dari tradisional menjadi
masyarakat modern dan aspek intelektual menjadi peran penting.
b. Dikaitkan dengan komponen inti ilmu pendidikan, pendidikan yang bagaimana yang
bisa merekonstruksi anak bangsa indonesia agar mampu bersaing dengan bangsabangsa lain.
2.
3.
4.
5.
6.
Talcots Parson. Dia telah memperkembangkan suatu taksonomi nilai dasar yang
dinamakannya pattern variables yang menentukan makna situasi-situasi tertentu dan
cara memecahkan dilemma pengambilan keputusan.
Lima pattern tersebut adalah:
2.
3.
4.
5.
6.
pribadi
(self-orientation)
atau
kepentingan
kolektif
(collective
orientation).
Talcot Parson memperkenalkan suatu taksonomi nilai dasar yakni Pattern Variabels,
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
kelompok menyediakan jawaban terhadap pilihan yang ada dalam setiap masalah yang
mereka hadapi dalam lingkungan sosialnya.
Menurut Kluckhohn dan Strodtbeck, istilah variasi orientasi sistem nilai budaya
mempunyai arti yang lain pula, yang merupakan lanjutan dari arti yang terurai dalam
alinea di atas, yaitu bahwa di samping pola orientasi yang utama (atau pilihan pertama),
dalam semua kebudayaan, para warganya juga mempunyai pola orientasi variant, atau
pilihan kedua (Kluckhohn, Strodtbeck, 1961 : hlm. 10).
Contoh:
Adat perkawinan, dalam hal ini kita melihat sistem suku yang digunakan dalam adat
minangkabau, dimana suku caniago tidak diperbolehkan menikah dengan suku caniago
(satu suku) apa pun alasannya, begitu pula sebaliknya, atau dengan kata lain setiap orang
yang ingin menikah haruslah menikah dengan orang-orang yang lain dari sukunya.
b. berkaitan dengan soal no.5 poin a, nilai-nilai apa saja yang harus diacu/ditransmisikan
agar bangsa mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain.
Pedagogik sebagai suatu bidang ilmu sosial tentunya tidak dapat menutup mata
terhadap perubahan global yang terjadi. Oleh karena pendidikan merupakan aspek
kebudayaan dan kebudayaan mengalami perubahan di dalam era globalisasi. Maka
proses pendidikan tidak luput dari perubahan-perubahan di dalam masyarakat. Bahkan
pendidikan yang berkenan dengan pembinaan pribadi manusia seharusnya berfungsi
sebagai agen perubahan itu sendiri. Tampaknya pemerintah dari setiap negara ingin
melihat adanya transformasi sekolah. Transformasi diperoleh ketika perubahan yang
signifikan, sistematik, dan berlanjut terjadi, mengakibatkan hasil belajar siswa yang
meningkat di segala keadaan (setting), dengan demikian memberikan kontribusi pada
kesejahteraan ekonomi dan sosial suatu negara. Manajemen berbasis sekolah selalu
diusulkan sebagai satu strategi untuk mencapai transformasi sekolah.
Manajemen berbasis sekolah telah dikembangakan di tempat-tempat seperti
Inggris, dimana lebih dari 25.000 sekolah telah mempraktikkannya lebih dari satu
dekade. Atau seperti Selandia Baru atau Victoria, Australia atau di beberapa sistem
sekolah yang besar) di Kanada dan Amerika Serikat, dimana terdapat pengalaman
sejenis selama lebih dari satu dekade. Praktik manajemen berbasis sekolah di tempattempat ini tampaknya tidak dapat dilacak mundur. Satu indikasi skala dan lingkup
minat terhadap manajemen berbasis sekolah diagendakan pada Pertemuan Menterimenteri Pendidikan dari Negara APEC di Chili pada April 2004. APEC (Asia Pacific
Economic Cooperation) merupakan satu jejaring 21 negara yang mengandung
sepertiga dari populasi dunia. Tema dari pertemuan adalah mutu dalam pendidikan
dan tata kelola merupakan satu dari empat sub tema. Perhatian khusus diarahkan pada
desentralisasi. Para menteri sangat menyarankan (endorse) manajemen berbasis
sekolah sebagai satu strategi dalam reformasi pendidikan, tatapi juga menyetujui
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Membiasakan
Kasih
Sayang.
Memberikan
Indonesia sejak tahun 1997 mengalami berbagai macam krisis. oleh sebab itu
diperlukan paradigma baru pendidikan nasional yang bisa mendidik anak bangsa
agar lebih cerdas dan berbudaya dimasa depan
a. apa pendapat prof. Tilaar dalam bukunya Paradigma Baru Pendidikan
Nasional. jelaskan apa isi buku yg dimaksud.
b. bagaimana pendapat saudara tentang paradigma baru pendidikan nasional
tersebut dikaitkan dengan kurikulum tahun 2013 yang sedang dan akan
diberlakukan di Indonesia.
Jawab:
a. apa pendapat prof. Tilaar dalam bukunya Paradigma Baru Pendidikan Nasional.
jelaskan apa isi buku yg dimaksud.
Prof. Tilaar mengemukakan pokok-pokok paradigma baru pendidikan sebagai
berikut:
(1) pendidikan ditujukan untuk membentuk masyarakat Indonesia baru yang demokratis;
(2) masyarakat demokratis memerlukan pendidikan yang dapat menumbuhkan individu
dan masyarakat yang demokratis;
(3) pendidikan diarahkan untuk mengembangkan tingkah laku yang menjawab tantangan
internal dan global;
(4) pendidikan harus mampu mengarahkan lahirnya suatu bangsa Indonesia yang bersatu
serta demokratis;
(5) di dalam menghadapi kehidupan global yang kompetitif dan inovatif, pendidikan
harus mampu mengembangkan kemampuan berkompetisi di dalam rangka
kerjasama;
(6) 4 Seri Pendidikan Karakterpendidikan harus mampu mengembangkan kebhinekaan
menuju kepada terciptanya suatu masyarakat Indonesia yang bersatu di atas kekayaan
kebhinekaan masyarakat, dan
(7) yang paling penting, pendidikan harus mampu meng-Indonesiakan masyarakat
Indonesia sehingga setiap insan Indonesia merasa bangga menjadi warga negara
Indonesia
Pendidikan memang tidak bisa terlepas dari situasi politik sebuah bangsa. pada masa
Indonesia merdeka pendidikan diarahkan sebagai medium pembangkit rasa nasionalisme.
Karena keadaan tertentu, periode ini tidak banyak pengembangan pendidikan yang bisa
diharapkan. Secara kualitas, pendidikan tetap terjaga mutunya hanya pendirian bangunan
sekolah tidak banyak artinya. Pada masa Orde Baru, perubahan kurikulum senantiasa
silih berganti. Perubahan dilaksanakan dalam rangka mengantisipasi kepentingan global
yang berubah. Hal ini pun masih dilanjutkan dengan pergantian kurikulum pada era
reformasi. Kurikulum 2006 merupakan alternatif terakhir dari bangunan kurikulum
dalam sejarah Indonesia. Artinya, pemerintah tetap belajar dari pengalaman. Lintasan
pendidikan yang berusia cukup tua pada akhirnya menghasilkan kebijakan yang penuh
nuansa keberpihakan pada esensi pendidikan itu sendiri.
Dengan paradigma baru pendidikan nasional untuk mewujudkan masyarakat
Indonesia baru yaitu masyarakat madani Indonesia maka posisi pendidikan nasional
harus disesuaika dengan tuntutan tersebut. Di dalam menentukan posisi pendidikan
nasional tersebut beberapa konsep perlu dikembangkan dan dijabarkan lebih lanjut di
dalam program-program serta kegiatan yang nyata. Konsep tersebut adalah sebaga
berikut:
1) Redefinisi pendidikan nasional.
Bila dikaitkan dengan kurikulum tahun 2013, Adapun ciri kurikulum 2013 yang
paling mendasar ialah menuntut kemapuan guru dalam berpengetahuan dan mencari
tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah
mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi.
Sedangkan untuk siswa lebih didorong untuk memeiliki tanggung jawab kepada
lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan
berpikir kritias. Tujuannya adalah terbentuk generasi produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif. Khusus untuk tingkat SD, pendekatan tematik integrative member kesempatan
siswa untuk mengenal dan memahami suatu tema dalam berbagai mata pelajaran.
Pelajaran IPA ndan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
kurikulum tahun 2013 merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum,
yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendi-dikan, dan pelibatan
masyarakat
dalam
rangka
mengefektifkan
proses
belajar-mengajar
di
sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki
keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan
mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terha-dap
kebutuhan setempat. Strategi yang harus diperhatikan oleh sekolah dalam
pengembangan dan pelaksanaan kurikulum tahun 2013 antara lain: menciptakan
suasana yang kondusif, mengembangkan fasilitas dan sumber belajar, membina
disiplin, mengembangkan kemandirian kepala sekolah, mengubah paradigma (pola
pikir) guru, serta
memberdayakan
hasil