Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TENTANG EFEKTIVITAS PAJAK REKLAME

TERHADAP PAD KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2013-2015


Untuk memenuhi tugas mata kuliah perpajakan

Disusun oleh :
Luys effendi 142071
Choirul anhar 142155
Erlina gangga142021
Mariyatul khiftia142026

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
JOMBANG

2016

Pajak reklame

Page 1

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat
rahmat dan hidayahnya maka kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tugas ini kami
susun dengan maksud bukti tertulis dari presentasi yang akan dilaksanakan di kelas
nantinya waktu mengkuti kuliah perpajakan.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dan memberi pengarahan untuk menyelesaikan makalah ini. Sebagai manusia biasa ,kami
menyadari makalah ini masih sangat jauh dari sempurna oleh karena keterbatasan serta
pengetahuan yang kami miliki. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dimasa yang akan datang.
Akhirnya melalui sebuah doa dan harapan semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi para pembaca semua.

Jombang 1.desember 2016


Penyusun

Pajak reklame

Page 2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Batasan Masalah
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan
1.5 Definisi Operasional
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Peneliti Terdahulu
2.2 Teori-Teori
2.3 Pembahasan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Pajak reklame

Page 3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah perpajakan di Indonesia bukan menjadi persoalan pemerintah. Pusat saja
melainkan menjadi perhatian pemerintah daerah (PEMDA).Terutama sejak diberlakukannya
Undang- Undang Nomor 32Tahun 2004 mengenai Pemerintah Daerah. Pada saat ini prinsip
otonomi daerah adalah otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab maka pembiayaan
pemerintah dan pembangunan daerah yang berasal dari pendapatan asli daerah perlu
ditingkatkan.
Pajak Reklame adalah sebagai salah satu sumber pendapatan daerah yang berperan penting bagi
anggaran daerah dan belanja daerah, pajak reklame diharapkan dapat memberikan sumbangsih
bagi kelangsungan pembangunan daerah. Akan tetapi pemerintah masih mengalami kendala
dalam meningkatkan

penerimaan dari pajak reklame seperti kurangnya kesadaran atau

kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak atas penyelenggaraan reklame/ merek usaha.
Oleh karena itu perlu diadakan upaya dalam melakukan kearah perbaikan dan peningkatan
pelayanan terhadap penerimaan pajak daerah. Salah satu upaya yang harus dilakukan pemerintah
untuk meningkatkan penerimaan pajak daerah adalah lebih mensosialisasikan pentingnya Pajak
Reklame kepada masyarakat tentang pentingnya pajak daerah khususnya reklame guna
kepentingan umum atau pembangunan daerah tersebut.
Pembayaran pajak reklame terutang dilunasi dalam jangka waktu yang ditentukan dalam
peraturan daerah. Apabila pajak reklame tidak dilunasi maka dalam waktu 7 hari setelah jatuh
tempo maka pejabat yang ditunjuk akan melakukan tindakan penagihan pajak dengan teguran
atau peringatan. Selanjutnya, apabila masih belum dilunasi maka akan ditagih dengan surat paksa
yang bisa menyebabkan penyitaan dan pelelangan. Apabila dilakukan penyitaan dan pelelangan
barang milik wajib pajak yang disita pemerintah kabupaten / kabupaten diberi hak mendahulu
untuk tagihan barang-barang wajib pajak. Ketentuan hak mendahulu meliputi pokok pajak,
sanksi administrasi berupa kenaikan, bunga, denda, dan biaya penagihan pajak.

Pajak reklame

Page 4

1.2 Batasan masalah

Dengan pertimbangan kepentingan peneliti, keterbatasan kemampuan dan waktu peneliti serta
untuk menghindari kesalahan persepsi, pemahaman penelitian dan permasalahan yang diteliti
tidak melebar, maka peneliti memberikan batasan penelitian yang meliputi:
1.

Penerimaan pajak daerah atas reklame pada tahun anggaran 2013 s/d 2015.

2.

Penerimaan retribusi daerah atas reklame pada tahun anggaran 2013 s/d 2015.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud pajak reklame..??
2. Bagaimana system pemungutan pajak reklame di kabupaten jombang?
3. Seberapa besar efektivitas pajak reklame terhadap PAD kabupaten jombang 2013-2015?
1.4 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Pajak Reklame
2
Mengetahui system pemungutan dari Pajak Reklame
3
Mengetahui efektivitas dalam pengenaan Pajak Reklame

3.1 Definisi Operasional


1. Efektivitas
Efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan
keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa apabila suatu pekerjaan dapat

Pajak reklame

Page 5

diselesaikan dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya maupun mutunya, maka dapat
dikatakan efektif. (Ravianto, 1989)
2.

Pajak Reklame

Pajak reklame adalah pajak atas benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak
ragamnya dirancang untuk tujuan komersial, memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan,
atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan yang dapat dilihat,
dibaca, didengar, dirasakan, dan/ atau dinikmati oleh umum
3. PAD
Menurut Warsito (2001:128) Pendapatan Asli Daerah Pendapatan asli daerah (PAD) adalah
pendapatan yang bersumber dan dipungut sendiri oleh pemerintah daerah. Sumber PAD terdiri
dari: pajak daerah, restribusi daerah, laba dari badan usaha milik daerah (BUMD), dan
pendapatan asli daerah lainnya yang sah.

BAB II
PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian ini dimaksudkan untuk menggali informasi tentang penelitian Pajak Reklame yang sudah
diteliti oleh peneliti lain. Dengan penelusuran penelitian terdahulu maka akan dapat dipastikan ruang
Pajak reklame

Page 6

yang didapat oleh penelitian ini. Beberapa penelitian mengenai Pajak Reklame telah banyak dilakukan,
antara lain :
1. Rizki Yulianto (2006) melakukan penelitian yang disusun dalam bentuk skripsi dengan judul Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Reklame di Kota Semarang dengan
menggunakan alat analisis regresi berganda. Persamaan regresi melibatkan dua variabel atau lebih.
Regresi berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh perubahan dari suatu variabel
independen terhadap variabel dependen. Studi kasus dalam penelitian ini adalah Kota Semarang.
2. Akhmad Rusyadi (2005) mengadakan penelitian yang disusun dalam bentuk skripsi dengan judul
Peranan Pajak Reklame Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Brebes
dengan menggunakan alat analisis trend linier dengan metode least square. Analisis ini digunakan untuk
meramalkan penerimaan pajak reklame di tahun-tahun mendatang. Penerimaan pajak reklame untuk
tahun-tahun yang akan datang terus mengalami peningkatan, sehingga pajak reklame perlu mendapatkan
pengelolaan yang serius untuk memaksimalkan penerimaannya.
3. Syuhada Sofian (1997) melakukan penelitian dalam bentuk jurnal yang berjudul Prospek dan
Alternatif Action Plan Pemajakan Reklame
Dalam Mendongkrak Pendapatan Asli Daerah Studi Kasus Di Kodya Semarang. Dalam penelitian
ini menggunakan metode analisis eksponential dengan variabel angka pertumbuhan penduduk (X1),
angka inflasi Kota Semarang (X2), angka pertumbuhan (X3) diketahui bahwa faktor-faktor tersebut
mempunyai prospek yang potensial sebagai sumber pembiayaan pembangunan dan faktor-faktor tersebut
mempunyai pengaruh terhadap penerimaan daerah di Kota Semarang.

KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Pajak Reklame
Pajak Reklame adalah salah satu pajak daerah dan salah satu sumber pendapatan asli daerah yang
menunujukan posisi strategis dalam hal pendanaan pembiayaan daerah. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
menurut pasal 79 UU No. 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah adalah:
Pajak reklame

Page 7

1. Pendapatan Asli Daerah, terdiri dari:


a. Hasil pajak daerah
b. Retribusi daerah
c. Bagian laba BUMD
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
2. Dana perimbangan keuangan pusat daerah
3. Pinjaman Daerah
4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
Penjelasan di atas memperlihatkan bahwa PAD merupakan bagian dari pendapatan daerah yang salah
satunya bersumber dari pajak. Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame
2.2 Dasar Hukum Pajak Reklame
Dasar hukum pajak reklame pada suatu Kabupaten atau Kabupaten adalah Undang undang No 18 Tahun
1997 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang pajak Daerah,
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001,
Peraturan daerah Kabupaten JombangNomor 2 tahun 2002 tentang Pajak Reklame,
Keputusan Bupati JombangNomor 188.3/142 Tahun 2002 tentang petunjuk pelaksanaan peraturan daerah
Kabupaten Jombang tentang Pajak Reklame. Asas yang mendasari penagihan dan pembebanan Pajak
Reklame menurut Mardiasmo (2000) meliputi:
1. Memberikan kemudahan dan kesederhanaan.
2. Kepastian hukum.
3. Mudah dimengerti dan adil.
4. Menghindari pajak berganda.
Pajak Reklame merupakan pajak daerah yang hasil penerimaannya harus seluruhnya diserahkan kepada
Daerah Kabupaten/ Kabupaten. Khusus Pajak Reklame yang dipungut oleh pemerintah kabupaten
sebagian diperuntukkan bagi desa di wilayah daerah kabupaten tempat pemungutan Pajak Reklame. Hasil
penerimaan Pajak Reklame tersebut diperuntukan paling sedikit sepuluh persen bagi desa di wilayah
kabupaten yang bersangkutan. Sedangkan Undang-undang dan peraturan yang berlaku sejak Indonesia
merdeka hingga sekarang adalah:
Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang merupakan
perubahan dari Undang-undang No 18 Tahun 1997.
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
Pajak reklame

Page 8

Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Pajak Reklame.
Ketetapan Bupati JombangNomor 973/266 Tahun 2002.
Keputusan Bupati JombangNomor 188.3/142 Tahun 2002 Tentang Petunjuk pelaksanaan Peraturan
Daerah Kabupaten JombangNomor 2 Tahun 2002 tantang Pajak Reklame.
Pembaharuan Undang-undang dan sistem pajak daerah diharapkan kesadaran masyarakat akan meningkat
sehingga penerimaan Pajak Daerah yang umumnya dan Pajak Reklame pada khususnya juga akan
meningkat. Pajak ini dikenakan atas semua penyelenggaraan reklame. Seperti diketahui Pajak Reklame
dikenakan atas semua penyelenggaraan reklame, otomatis yang menjadi objeknya adalah semua
penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, media yang menurut bentuk dan corak
ragamnya memiliki tujuan komersial, digunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan
suatu barang, jasa atau orang ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau
orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum,
kecuali yang dilakukan oleh pemerintah.
2.3 Jenis-jenis Reklame dan Ruang Lingkup Pajak Reklame
Penyelenggaraan reklame yang ditetapkan menjadi objek Pajak Reklame (Perda Kabupaten
JombangNomor 2 Tahun 2002 tentang Pajak Reklame) adalah sebagaimana tersebut di bawah ini:
a. Reklame Papan/Billboard
yaitu reklame yang terbuat dari papan, kayu termasuk seng atau bahan lain yang sejenis, dipasang atau
digantung atau dibuat pada bangunan, tembok, dinding, pagar, pohon, tiang dan sebagainya baik bersinar
maupun yang disinari.
b. Reklame Megatron/Videotron/Large Electronic Display (LED)
yaitu reklame yang menggunakan layar monitor besar berupa program reklame atau iklan bersinar dengan
gambar dan atau tulisan berwarna yang dapat berubah ubah,terprogram dan difungsikan dengan tenaga
listrik.

c. Reklame Kain
yaitu reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan kain, termasuk kertas, plastik, karet atau
bahan lain yang sejenis dengan itu.
d. Reklame Melekat (Stiker/Poster)
yaitu reklame yang berbentuk lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara disebarkan, dipasang,
digantung pada suatu benda dengan ketentuan luasnya tidak lebih dari 200 cm2 per lembar.
e. Reklame Selebaran
Pajak reklame

Page 9

yaitu reklame yang berbentuk lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara disebarkan, diberikan atau
dapat diminta dengan ketentuan tidak untuk ditempelkan, diletakkan, dipasang atau digantungkan pada
suatu benda lain.
f. Reklame Berjalan
yaitu reklame yang ditempatkan pada kendaraan yang diselenggarakan dengan menggunakan kendaraan
atau dengan cara dibawa oleh orang.
g. Reklame Udara
yaitu reklame yang diselenggarakan diudara dengan menggunakan gas, laser, pesawat atau alat lain yang
sejenis.
h. Reklame Suara
yaitu reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan kata-kata yang diucapkan atau dengan suara
yang ditimbulkan dari atau oleh perantara alat.
i. Reklame Film/Slide
yaitu reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan klise berupa kaca atau film, ataupun bahanbahan sejenis, sebagai alat untuk diproyeksikan dan atau dipancarkan pada layar atau benda lain yang ada
di ruangan.
j. Reklame Peragaan
yaitu reklame yang diselenggarakan dengan cara memperagakan suatu barang dengan atau tanpa disertai
suara.
Semua reklame yang termasuk dalam kategori di atas adalah objek pajak reklame. Prinsip Pajak Reklame
mencerminkan keadilan ditunjukan oleh pengecualian terhadap objek yang tidak dikenakan pajak karena
secara teoritis harus mempertimbangkan Overhead ekonomi (M.L Jhingan, 2000). Menurut DPKD
Kabupaten Jombangpada Pajak Reklame, tidak semua penyelenggaraan reklame dikenakan pajak antara
lain:
1. Penyelenggaraan reklame lainnya yang ditetapkan dengan peraturan daerah, misalnya penyelenggaraan
reklame yang diadakan khusus untuk sosial, pendidikan, keagamaan dan politik tanpa sponsor.
2. Penyelenggaraan reklame melalui internet, televisi, radio, warta harian, warta mingguan, warta bulanan
dan sejenisnya.
3. Penyelenggaraan reklame semata-mata untuk kepentingan umum dalam jangka waktu yang ditentukan
oleh Bupati.
4. Penyelenggaraan reklame yang ditempatkan pada bangunan dan atau tanah tempat penyelenggaraan
pertunjukkan yang semata-mata berhubungan dengan pertunjukkan yang sedang atau akan
diselenggarakan.
Pajak reklame

Page 10

5. Penyelenggaraan Reklame oleh Perwakilan Diplomatik, Perwakilan Konsulat, Perwakilan PBB serta
badan-badan khususnya Badan-Badan atau Lembaga-Lembaga Organisasi Internasional pada lokasi
Badan-Badan yang dimaksud.
6. Penyelenggaran oleh organisasi politik atau organisasi sosial politik yang semata-mata mengenai
politik.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai
pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama
untuk membiayai investasi publik. Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaran reklame,
Pajak reklame

Page 11

yaitu benda, alat, perbuatan, atau media yang menurut bentuk dan corak ragammnya untuk
tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan sesuatu
barang, jasa atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau
orang yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca, dan/atau didengar dari suatu tempat oleh
umum kecuali yang dilakukan oleh pemerintah. Yang menjadi Subjek Pajak Reklame adalah
orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan atau melakukan pemesanan reklame dan yang
menjadi Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan reklame. Tiga kepentingan dalam
pengenaan Pajak Reklame adalah Kepentingan Pemerintah Daerah, Kepentingan dalam hal
fungsi Regulerend dan Kepentingan dalam hal fungsi Bisnis Pengusaha.

3.2 Saran
Sebaiknya dalam penggunaan pajak yang merupakan peralihan kekayaan dari pihak
rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk
public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai investasi publik itu benar-benar
diusahakan agar dapat mencapai tepat sasaran karena masih ada saja rakyat dari suatu daerah
yang tidak dapat merasakan dampak positif dari pembayaran pajak yang diwajibkan kepada
mereka yang sebenarnya mereka juga mau merasakan dampak positif dari pembayaran pajak
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Ghofir, 2000. Optimalisasi Pajak dalam Penerapan Otonomi Daerah. Berita Pajak No. 15
Januari 2000. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. Jawa Tengah Dalam Angka berbagai edisi : Badan Pusat Statistik
Provinsi Jawa Tengah Semarang Dalam Angka berbagai edisi.

Pajak reklame

Page 12

Semarang : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah Brotodihardjo, R. Santoso. 1993.
Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung: PT
Eresco Davey, K.J, Pembiayaan Pemerintah Daerah Terjemahan Amanulah, UI Press,
Jakarta
Devas, Nick, 1989, Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia, UI, Press, Jakarta .
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Laporan Evaluasi Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kota Semarang, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Semarang, 2010.
H.A.W Widjaja, 1998, Percontohan Otonomi Daerah di Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta .
Gujarati, Darmodar, 1995, Ekonometrika Dasar, Terjemahan Sumarno Zein, Penerbit Erlangga
Jakarta.
Guritno Mangkusubroto, 1994, Ekonomi Publik, BPFE UGM, Yogyakarta.
Imam Ghozali, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,
Edisi Revisi, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Pajak reklame

Page 13

Anda mungkin juga menyukai