Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Agroindustri Suwar-suwir di Kabupaten Jember


Sebagai tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Lembar Kerja 1

KELAS TIP A
Oleh :
RANI FITRIYA

(151710301006)

ROSI PRATIWI

(151710301010)

M.ZUHRI ARROZAQ

(151710301034)

DINDA NOVITA SARI

(151710301060)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agroindustri adalah suatu perusahaan yang memproses bahan-bahan baku
pertanian, yang meliputi tanaman pangan dan tanaman tahunan menjadi suatu
cadangan kehidupan. Agroindustri sebagai salah satu subsistem penting dalam
sistem agribisnis, memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan perekonomian
yang tinggi karena pangsa pasar dan nilai tambah yang relatif besar dalam
produksi nasional. Usaha agroindustri suwar-suwir tergolong jenis usaha kecil
yang menggunakan tenaga kerja relatif sedikit dengan penggunaan teknologi
pengolahan yang sederhana. Agroindustri ini memanfaatkan tape ubi kayu untuk
diolah lebih lanjut menjadi produk suwar-suwir yang memiliki harga jual yang
relatif lebih tinggi. Ubi kayu dapat diolah sampai tidak ada sisa yang ada, karena
seluruh bagian ubi kayu dapat digunakan dan diolah.
Kabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten penghasil singkong
yang cukup besar dimana total produksi singkong pada tahun 2010 mencapai
552.280 kwintal (BPS, 2011). Usaha tersebut tersebar di berbagai wilayah
Kabupaten Jember, yaitu Kecamatan Kaliwates, Patrang, dan Sumbersari. Suwarsuwir merupakan salah satu makanan khas Jember yang berbahan baku tape yang
dibuat dari singkong. Suwar-suwir berpotensi terus berkembang karena
ketersediaan bahan baku berupa singkong yang melimpah di Kabupaten Jember.
Suwar-suwir banyak diproduksi oleh agroindustri berskala kecil atau industry
rumah tangga. Produksi suwar-suwir pada umumnya masih tradisional dengan
menggunakan peralatan sederhana sehingga hal ini dapat membuka lapangan
pekerjaan bagi tenaga kerja yang ada di daerah Kabupaten Jember.
Oleh karena itu, paper ini berisi tentang prospek usaha agroindustry suwarsuwir yang ada di Kabupaten Jember serta aspek manajemen sumber daya
manusia dalam industry suwar-suwir di Kabupaten Jember.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan paper ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prospek usaha agroindustry suwar-suwir di Kabupaten
Jember.
2. Untuk mengetahui aspek manajemen sumber daya manusia industry
suwar-suwir di Kabupaten Jember.

BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan sumber daya
manusia didalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan
sumber daya manusia, perekrutmen, seleksi, pengembangan sumber daya
manusia, perencanaan dan pengambangan karir, pemberian kompetensi dan
industrial. Perancanaan dan implementasi fungsi-fungsi ini harus didukung oleh
analisis jabatan yang cermat dan penilaian yang objektif.
Tujuan umum manajemen sumber daya manusia adalah mengoptimalkan
penggunaan (produktifitas) semua pekerja dalam sebuag organisasi. Dalam
konteks ini, produktifitas diartikan sebagai nisbah keluaran (output) sebuah
perusahaan(barang dan jasa) terhadap masuknya(manusia, modal, bahan-bahan,
energy). Sementara itu tujuan khusus sebuah dapertemen sumber daya manusia
adalah membantu para menejer limi/manajer-manajer fungsional lainya, agar
dapat mengelola para pekerja secara lebih efektif.
Fungsi dari manajemen sumber daya manusia ialah untuk mengelola
manusia seefektif mungkin agar diperoleh suatu satuan sumber daya manusia
yang merasa puas dan memuaskan.
2.2 Prospek Usaha Agroindustri Suwar-Suwir
2.2.1 Industri suwar suwir di Kabupaten Jember
Agroindustri Suwar-Suwir merupakan salah satu kegiatan pengolahan
produk pertanian yang menggunakan tape ubi kayu sebagai bahan bakunya. Salah
satu produk agroindustri yang berbahan baku ubi kayu adalah tape. Tape adalah
makanan hasil fermentasi dari bahan dasar karbohidrat cukup tinggi yang
dilakukan oleh mikroorganisme, terutama kapang dan ragi. Di dalam proses
fermentasi pati akan dirubah oleh kapang dan mikroorganisme ragi menjadi gula
dan alkohol (Lingga, 1993). Pakpahan (1992) menambahkan, tape telah menjadi
makanan tradisional yang amat digemari. Bahkan di beberapa kota di Jawa Timur
seperti Jember dan Bondowoso, tape sudah menjadi produk agroindustri khas
yang pemasarannya sudah menyebar luas ke seluruh tanah air, khususnya yang

diusahakan oleh perusahaan skala besar.Akan tetapi disisi lain produk tape tidak
tahan lama terhadap penyimpanan, karena ada proses fermentasi lebih lanjut. Oleh
karena itu agar bisa bertahan lama, tape dapat diolah menjadi makanan olahan
atau bentuk produk yang lain. Tape ubi kayu ini dapat diolah lebih lanjut menjadi
alkhol, sirup, sari tape , asam cuka, tepung tape, suwar-suwir, dodol tape dan
sebagainya.
Tape ubi kayu dapat diolah menjadi makanan olahan lain yang memiliki
nilai ekonomis. Makanan olahan yang berbahan baku tape ubi kayu yaitu salah
satunya adalah suwar-suwir. Menurut Warniati dalam Ismawan (2000), suwarsuwir merupakan makanan khas daerah Jember yang dapat di jumpai mulai dari
toko/warung kecil-kecilan sampai super market. Suwar-suwir di jual perbungkus
atau dalam bentuk eceran yang beragam/ kiloan. Bahan baku pembuatan produk
suwar-suwir di Jember adalah tape ubi kayu karena kota Jember merupakan
penghasil ubi kayu yang besar. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan adanya
diversifikasi bahan pangan dari bahan baku suwar-suwir yang mempunyai sifat
karakteristik hampir sama dengan makanan olahan lain yang berbahan baku ubi
kayu. untuk menghasilkan produk suwar-suwir yang optimal maka dipilih bahan
baku tape dengan tingkat kematangan yang optimal.
Makanan tradisional berbahan baku tape yaitu suwar-suwir memiliki
pangsa pasar juga tak kalah dengan produk tape itu sendiri. Suwar-suwir bisa awet
dalam penyimpanan sampai berbulan-bulan, sehingga pemasarannya lebih banyak
keluar kota atau luar propinsi. Dengan demikian perkembangan produk suwarsuwir dan dodol tape di Kabupaten Jember ini berjalan seiring dengan
berkembangnya agroindustri tape.
2.2.2 Proses Produksi Suwar-Suwir
Suwar-suwir merupakan salah satu makanan olahan yang berbahan baku
dari tape ubi kayu dan bahan tambahan yaitu gula, coklat, susu dan bahan
tambahan lainnya. Kebanyakan proses produksi suwar-suwir dilakukan secara
tradisional dengan menggunakan peralatan yang sederhana. Proses produksi
suwar-suwir adalah sebagai berikut:

a) Persiapan Bahan Baku


Tape sebagai bahan baku utama dihilangkan serat-seratnya dan
selanjutnya dihaluskan dengan tangan yang menghasilkan adonan tape.
Pada adonan tape ini ditambahkan gula dengan perbandingan 1:1 dan
selanjutnya ditambahkan sari buah secukupnya.

b) Pemasakan
Setelah adonan siap dengan berbagai bahan tambahan lain, kemudian
adonan dimasak diatas perapian dengan wajan besar. Adonan yang
dimasak dalam wajan 1 wajan sebanyak kurang lebih 25 Kg. Selama
proses pemasakan, adonan diaduk secara terus menerus dengan
menggunakan sendok kayu besar. Kurang lebih dua setengah jam
pemasakan suwar-suwir sudah masak dengan sempurna.

c) Pendinginan
Suwar-suwir yang sudah masak selanjutnya diangkat dan tetap
dibiarkan pada wajan sambil diaduk-aduk supaya cepat dingin.
Selanjutnya coklat dan susu ditambahkan pada adonan suwar-suwir
teresebut.
d) Pencetakan

Suwar-suwir yang masih hangat tersebut selanjutnya dituangkan


pada meja cetak atau nampan kayu yang telah diberi minyak agar tidak
lengket. Selanjutnya adonan tersebut dihaluskan dan dipadatkan dengan
menggunakan pipa. Setelah dingin, adonan tersebut dipotong-potong
berdasarkan ukuran yang diinginkan atau disesuaikan dengan kemasan
yang diinginkan.

e) Penjemuran
Setelah dipotong, kemudian suwar-suwir tersebut dijemur matahari
selamam kurang lebih satu jam. Sinar yang diinginkan pada proses
penjemuran ini adalah cukup terik dan merata.
f) Pengemasan
Proses selanjutnuya adalah pembungkusan suwar-suwir yang telah
- Dihilangkan
dingin dalam plastik
dan kertas serat-seratnya
minyak. Proses pembungkusan ini
Tape
- Dihaluskan sampai menjadi adonan tape
dilakukan oleh tenaga pembungkus yang dibayar secara borongan. Setelah
dibungkus dalam palstik dan kertas minyak, suwar-suwir yang telah
- Ditambahkan
gula dengan
perbandingan
1:1
dibungkus
selanjutnya ditimbang
untuk dikemas
dalam kemasan
Adonan
Tape tersebut
- Ditambahkan bahan tambahan sari buah
palstik atau kemasan kotak.
- Selama proses pemasakan adonan harus terus diaduk
Pemasakan - Dimasak kurang lebih 2 jam
Skema Proses Pembuatan Suwar-suwir sebagai berikut :
Ditambahkan coklat dan susu
Pendinginan

Pencetakan

Penjemuran

- Dipadatkan ke meja pencetak


- Dipotong sesuai ukuran yang dikehendaki

Dijemur kurang lebih satu jam

- Suwar-suwir dibungkus satu persatu dengan kertas minyak dan plastik


- Dikemas sesuai dengan kemasan yang dikehendaki
Pengemasan

2.2.3 Efisiensi Penggunaan Biaya Pada Agroindustri Suwar-Suwir


Tingkat pendapatan yang tinggi pada agroindustri suwar-suwir dapat
dicapai dengan memperhatikan efisiensi biaya produksinya. Efisiensi biaya
produksi sangat dipengaruhi oleh total penerimaan dan total biaya yang
dikeluarkan. Penerimaan dipengaruhi oleh jumlah produk olahan yang dihasilkan
dan harga jual dari produk. Upaya yang harusnya dilakukan pengusaha suwarsuwir

untuk

meningkatkan

efisiensi

penggunaan

biaya

adalah

dengan

meningkatkan penerimaan dan menekan biaya yang dikeluarkan. Penggunaan


biaya produksi yang efisien akan mendatangkan keuntungan, karena besarnya
biaya yang dikeluarkan lebih kecil dibandingkan dengan penerimaan yang
diperoleh, sehingga hasil produksi dapat menutupi seluruh biaya produksi yang
dikeluarkan.
2.3 Aspek Sumber Daya Manusia
2.3.1 Ketersediaan tenaga kerja (S3)
Tenaga kerja merupakan salah faktor yang sangat penting dalam
pelaksanaan proses produksi, sehingga tersedianya tenaga kerja ini perlu
diperhatikan oleh pengusaha suwar-suwir. Tenaga kerja laki-laki biasanya
dipergunakan sebagai tenaga pengaduk yang dibayar secara harian atau mingguan
dan tenaga kerja wanita dipergunakan sebagai tenaga pembungkus yang dibayar
secara borongan.
2.3.2 Profil Ketenagakerjaan Agroindustri ( Pengusaha Suwar-Suwir)
Agroindustri Suwar-Suwir merupakan salah satu kegiatan pengolahan
produk pertanian yang menggunakan tape ubi kayu sebagai bahan bakunya.

Menurut data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdapat 15 pengusaha di


Kabupaten Jember yang tersebar di kecamatan Sumbersari, Kaliwates, Patrang
dan mangli. Agroindustri suwar-suwir termasuk dalam agroindustri skala rumah
tangga dan usaha kecil karena jumlah tenaga kerja yang digunakan sedikit serta
penggunaan alat-alat yang masih tradisional.
Profil Agroindustri Suwar-Suwir
No

Nama Perusahaan

Pengalaman

1.
2.
3.
4.
5.

Eka Jaya
Karina Jaya
Rasa Madu
Eka Putra
Madona Prima

19
5
8
13
10

6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Rasa
Aroma
Fyuda
Arum Sari
Manalagi
Gita Rasa
Putri madu
Tiara
Primadona
Sari Ayu
Rama

6
50
16
2
43
2
2
23
42
18

Tenaga Kerja
Pria
Wanita
2
4
1
2
2
2
1
2
1
4
1
2
2
1
2
1
2
2
1
1

2
3
4
2
4
3
3
5
1
3

Jumlah
6
3
4
3
5
3
5
6
3
6
4
5
7
2
4

Rata-rata Tingkat pendidikan pengusaha suwar-suwir adalah SLTA atau


sederajat. Tenaga kerja yang dipergunakan adalah tenaga kerja wanita dan pria
yang diperoleh dari warga sekitar agroindustri Tenaga kerja wanita sebagai tenaga
kerja pembungkus dan tenaga kerja laki-laki sebagai tenaga pengaduk. Rata-rata
jumlah tenaga kerja yang diperunakan sebagai tenaga pembungkus adalah 3
orang, sedangkan rata-rata jumlah tenaga kerja pengaduk adalah 1 orang. Tenaga
kerja yang dipergunakan diprioritaskan memiliki keterampilan, kesabaran dan
pengalaman. Biaya tenaga kerja pria rata-rata Rp. 14.000/ hari dan tenaga kerja
wanita sebesar Rp. 500/ Kg yang dibayar secara borongan.

BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa, prospek
usaha agroindustry suwar-suwir di Kabupaten Jember dengan bahan baku tape ubi
kayu merupakan salah satu industry yang cukup berkembang di Kabupaten
Jember dan merupakan makanan khas oleh-oleh daerah Kabupaten Jember. Dalam
hal ini industry suwar-suwir Kabupaten Jember mampu menjadi usaha
agroindustry yang tergolong jenis usaha kecil yang menggunakan tenaga kerja
relatif sedikit dengan penggunaan teknologi pengolahan yang sederhana dan
menjadi nilai tambah yang tinggi bagi pengusaha industry suwar-suwir di
Kabupaten Jember. Nilai tambah tape ubi kayu pada agroindustri suwar-suwir ini
cukup tinggi, nilai tersebut merupakan keuntungan bagi pengusaha suwar-suwir
dan imbalan bagi tenaga kerja dari setiap kilogram tape ubi kayu yang diproses
menjadi suwar-suwir. Pada penggunaan biaya produksi pada agroindustri suwarsuwir di Kabupaten Jember dapat dikatakan efisien karena hal ini ditunjukkan
bahwa pengusaha atau tenaga kerja suwar-suwir mampu mengalokasikan biaya
produksinya secara efisien.
Aspek manajemen sumber daya manusia dalam usaha agroindustry suwarsuwir Kabupaten Jember ini memerlukan tenaga kerja laki-laki yang biasanya
dipergunakan sebagai tenaga pengaduk yang dibayar secara harian atau mingguan
dan tenaga kerja wanita dipergunakan sebagai tenaga pembungkus yang dibayar
secara borongan.
3.2 Saran
Dari kesimpulan yang telah diambil dapat diberikan saran sebagai berikut :
1. Untuk usaha agroindustri suwar-suwir dalam mendapatkan keuntungan
yang lebih besar disarankan untuk meningkatkan nilai tambah dengan
menggunakan bahan baku yang berkualitas.
2. Dalam aspek manajemen sumber daya manusia yang ada sebaiknya
dilakukan peningkatan prestasi dari tenaga kerja dari usaha tersebut untuk
mempertahankan eksistensi agroindustri suwar-suwir.
DAFTAR PUSTAKA

Ismawan, Y. 2000. Penerapan Metode EOQ(Economic Order Quantity) Dalam


Mencari Formulasi Persediaan Bahan Baku Suwar-Suwir. Skripsi. Tidak
Diterbitkan. Jember: Fakultas Terknologi Pertanian Universitas Jember.
Leksana, T.P.2006. Analisis Nilai Tambah dan Prospek Agroindustri SuwarSuwir Di Kabupaten Jember. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Jember: Fakultas
Pertanian Universitas Jember.
Lingga, P. 1993. Bertanam Ubi-Ubian. Jakarta: Penebar Swadaya.
Pakpahan, A. 1992. Cassava Marketing In Indonesia. Bogor: Centre for AgroSocioeconomic Research Agency For Agricultural Research and
Development.
Tim Dosen Manajemen Sumber Daya Manusia Program Studi Teknik Industri.
2009. Buku Ajar Manajemen Sumber Daya Manusia. Surabaya: Fakultas
Teknik Universitas Wijaya Putra.

Anda mungkin juga menyukai