Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


UNIVERSITAS JEMBER
2016

LAPORAN PRAKTIKUM DESTILASI

Nama : Dinda Novita Sari


NIM

: 151710301060

Kelas : TIP A

ASISTEN PRAKTIKUM :

1. Fresty Nurmala Sari


2. Viko Nurluthfiyadi Nimaturrakhmat

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pengolahan bahan pangan dapat dilakukan pemisahan suatu zat dengan
berbagai metode pemisahan. Metode pemisahan merupakan suatu cara yang biasa
digunakan untuk memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok
senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam
skala labolatorium maupun skala industri. Cara pemisahan ini biasanya dilakukan untuk
mengetahui pengaruh dari kestabilan dan kejernihan larutan dalam suatu campuran zatzat.
Salah satu metode pemisahan yaitu destilasi (penyulingan). Didalam destilasi cara
untuk pemisahan atau pemurnian suatu senyawa yang digunakan yaitu berdasarkan
prinsip perbedaan titik didih cairan. Prinsip kerja utama dari destilasi yaitu terjadinya
proses pemanasan dari suatu senyawa dan salah satu komponen campurannya akan
menguap setelah mencapai titik didihnya, pada proses penguapan ini yang paling dahulu
menguap merupakan yang bersifat volatil atau mudah menguap. Destilasi memiliki
beberapa jenis metode yang salah satunya adalah metode destilasi sederhana. Proses
destilasi sederhana ini dilakukan dengan cukup sederhana hanya dengan menggunakan
proses pemanasan zat hingga mencapai titik didihnya dan pembentukan uap. Destilasi
pada air dan garam ini pada umumnya diperoleh uap dari titik didih yang dihasilkan dari
pemurnian dengan menguapkan garam dan gula untuk menghasilkan uap dari titik didih.
Oleh karena itu, praktikum destilasi garam dan air ini sangat perlu dilakukan baik dalam
kegiatan laboratorium maupun kegiatan industri untuk mengtahui prinsip kerja dari
destilasi dengan metode destilasi sederhana dan mengetahui rendemen yang dihasilkan
pada destilasi garam dan gula sebelum dilakukan proses destilasi dan sesudah proses
destilasi berlangsung selama zat tersebut diuapkan hingga mencapai titik didih.
1.2 Tujuan
Praktikum destilasi garam dan gula ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prinsip kerja dari proses pemisahan destilasi dengan metode
destilasi sederhana
2. Untuk mengetahui titik didih larutan garam dan larutan gula pada metode destilasi
sederhana

3. Untuk mengetahui jumlah destilat dan jumlah volume air yang hilang pada larutan
gula dan larutan garam pada metode destilasi sederhana.
1.3 Manfaat
Praktikum destilasi garam dan gula ini memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui prinsip kerja dari proses pemisahan destilasi dengan metode
destilasi sederhana
2. Dapat mengetahui titik didih larutan garam dan larutan gula pada metode destilasi
sederhana
3. Dapat mengetahui jumlah destilat dan jumlah volume air yang hilang pada larutan
gula dan larutan garam pada metode destilasi sederhana

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


1.1 Pengertian Destilasi
Destilasi (Penyulingan) adalah suatu metode pemisahan zat atau campuran senyawa
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Destilasi juga bisa didefinisikan sebagai proses pemisahan atau pemurnian suatu
senyawa yang digunakan yaitu berdasarkan prinsip perbedaan titik didih cairan atau bisa
dikatakan sebagai proses pemisahan komponen yang ditujukan untuk memisahkan
pelarut dan komponen pelarutnya. Hukum Raoult digunakan untuk menjelaskan
fenomena yang terjadi pada proses pemisahan yang menggunakan metode destilasi;
menjelaskan bahwa tekanan uap suatu komponen yang menguap dalam larutan sama
dengan tekanan uap komponen murni dikalikan fraksimol komponen yang menguap
dalam larutan pada suhu yang sama (Armid, 2009) . Dalam hal ini hasil dari proses
destilasi disebut dengan destilat dan sisanya disebut residu. Dalam destilasi
(penyulingan), campuran zat

dididihkan hingga menguap, dan uap ini kemudian

didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat atau senyawa yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Terdapat berbagai macam cara destilasi (penyulingan) yang bisa dilakukan, yaitu
meliputi destilasi sederhana, destilasi fraksi, destilasi tekanan rendah, destilasi uap air,
dan microscale destilasi. Dalam prakteknya pemilihan prosedur destilasi tergantung
pada sifat cairan yang akan dimurnikan dan sifat pengotor yang ada di dalamnya.
1.2 Metode Destilasi Sederhana
Pada praktikum destilasi pada garam dan gula metode yang digunakan ialah metode
destilasi sederhana. Destilasi sederhana yaitu suatu metode pemisahan dengan
perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil
(mudah menguap).
Pada destilasi biasa (sederhana), tekanan uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer
(titik didih normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer yang
ditempatkan pada tempat terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik didih
destilat (Sahidin, 2008). Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia
jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada
suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. cairan itu

sendiri. Komposisi uap komponen yang memiliki titik didih lebih rendah akan lebih
banyak (fraksi mol dan tekanan uapnya lebih besar).
Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor
lalu hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak benar-benar murni
atau bias dikatakan tidak murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair yang titik
didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak.
1.3 Pengertian Bahan yang Digunakan
1.3.1

Garam
Garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal yang merupakan

kumpulan senyawa dengan bagian terbesar Natrium Chlorida (>80%) serta senyawa
lainnya seperti Magnesium Chlorida, Magnesium Sulfat, Calsium Chlorida, dan lainlain. Garam mempunyai sifat / karakteristik higroskopis yang berarti mudah menyerap
air, bulk density (tingkat kepadatan) sebesar 0,8 - 0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu
801C ( Burhanuddin, 2001).
Garam Natrium klorida memiliki kandungan unsur iodin (dengan menambahkan
5 g NaI per kg NaCl) padatan kristal berwarna putih, berasa asin, tidak higroskopis, bila
mengandung MgCl2 menjadi berasa agak pahit dan higroskopis.
1.3.2

Gula Pasir
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan

komoditi perdagangan utama. Gula sebagai sukrosa diperoleh dari nira tebu, bit gula,
atau aren. Gula pasir dapat difinisikan sebagai gula yang terbuat dari sari tebu yang
mengalami proses kristalisasi. Warnanya ada yang putih dan kecoklatan (raw sugar).
Karena ukuran butiranya seperti pasir, gula jenis ini sering disebut gula pasir. Biasanya
digunakan sebagai pemanis untuk masakan, minuman, kue atau penganan lain (Dewi,
2012).
1.3.3

Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O : satu molekul air tersusun

atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Pada
keadaan standar, air bersifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Dalam
kehidupan seharihari air dapat kita jumpai dalam bentuk padat (es), cairan (air), gas
(uap air) (Allafa, 2008). Menurut Effendi (2003), air memiliki karakteristik yang tidak
dimiliki oleh senyawa kimia lain, karakter tersebut antara lain :

1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0C (32F) 100C, air
berwujud cair.
2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai
penyimpan panas yang sangat baik.
3. Air memerlukan panas yang tinggi pada proses penguapan. Penguapan adalah proses
perubahan air menjadi uap air.
4. Air merupakan pelarut yang baik.
5. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi.

BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM


3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum proses destilasi pada garam dan
gula yaitu sebagai berikut :
Hari, tanggal : Jumat, 28 Oktober 2016
Waktu

: 10.00 WIB Selesai

Tempat: Laboratorium RPHP1 Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember


3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum destilasi pada garam dan gula
sebagai berikut :
1. Destilator

1 buah meliputi :

Erlenmeyer

4 buah

Termometer

1 buah

Hotplate

1 buah

Kondensor

1 buah

Penghubung

Selang Pendingin

Statif dan klem

2. Beker gelas

1 buah

3. Spatula

1 buah

4. Gelas Ukur

1 buah

5. Tisue/ lap

secukupnya

6. Kertas

secukupnya

7. Neraca digital

1 buah

3.2.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum destilasi pada garam dan gula
sebagai berikut :
1. Gula

50 gram

2. Garam

50 gram

3. Air

100 ml

3.3 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan


3.3.1 Skema Kerja
Gula ditimbang 50 gr

Garam ditimbang 50 gr

Dimasukan ke erlenmeyer
Air

Dilarutkan hingga 100 ml

Dipanaskan pada alat destilasi (Destilator)

Pengukuran titik didih

Dihentikan setelah suhu konstan


Hasil destilasi (Destilat)
9Destilat0

Pengukuran hasil destilat, larutan setelah destilasi

3.3.2

Fungsi Perlakuan
Pada praktikum destilasi garam dan gula dibutuhkan bahan-bahan seperti gula,

garam dan air selain itu juga menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan. Pada praktikum
destilasi garam dan gula yang pertama dilakukan adalah menimbang garam dan gula
masing-masing sebanyak 50 gr pada neraca massa untuk dilakukan perbandingan
perlakuan pada saat pengamatan. Kemudian langkah kedua yaitu memasukkan garam
50 gr dan gula 50 gr pada dua Erlenmeyer yang berbeda kemudian masing garam dan

gula tersebut dilarutkan hingga volume 100 ml, hal ini bertujuan agar garam dan gula
larut dalam air hingga tercampur homogen. Setelah garam dan gula larut dengan air,
langkah selanjutnya yaitu memanaskan larutan garam dan larutan gula dengan volume
masing-masing 100 ml pada destilator dengan setingan alat 250. Hal ini bertujuan
untuk mendapatkan destilat dari hasil proses destilasi dan juga untuk mengukur dan
membedakan titik didih dari larutan garam dan larutan gula yang didapatkan. Proses
destilasi ini berfungsi untuk memisahkan komponen yang ditujukan untuk memisahkan
pelarut dan komponen pelarutnya berdasarkan perbedaan titik didihnya. Pada proses
destilasi dilakukan secara bergantian, terlebih dahulu melakukan proses destilasi pada
gula kemudian mendestilasi larutan garam. Setelah larutan gula mencapai suhu konstan
dan didapatkan hasil destilasi (destilat) maka hotplate dimatikan untuk dilakukan
perhitungan hasil destilasi (destilat) dan juga volume larutan gula yang sudah pekat
setelah dilakukan destilasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil destilasi (destilat)
yang dihasilkan dan juga volume larutan gula setelah didestilasi serta volume air yang
hilang pada saat penguapan. Pengukuran pada suhu konstan ini dilakukan untuk
mengetahui titik didih dari masing-masing larutan yang dicapai.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Data Hasil Pengamatan dan Perhitungan
4.1.1 Data Hasil Pengamatan
Adapun data hasil pengamatan praktikum destilasi garam dan gula sebagai
berikut :
No

1.
2.

4.1.2

Destilasi
(Setingan alat
250)

Waktu
(Menit)

Suhu
(C)

26

105

26

98

Larutan Garam
100 ml
Larutan Gula
100 ml

Perlakuan
Volume (ml)
V Setelah
V
V Air yang
Destilasi
Destilat
hilang
63
9.2
27.8
88

4.3

7.7

Data Hasil Perhitungan


Pada praktikum destilasi garam dan gula tidak dilakukan perhitungan sehingga

tidak ada hasil perhitungan.


4.2 Analisa Data
Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh dari praktikum destilasi garam dan
gula dengan metode destilasi sederhana settingan alat 250 dengan masing-masing
volume 100 ml pada larutan garam dan larutan gula. Pada praktikum destilasi ini terlihat
dalam tabel pengamatan didapatkan suhu konstan pada gula dan garam dicapai pada
waktu 26 menit dengan pengukuran titik didih yang didapatkan pada larutan garam
sebesar 105C sedangkan pada pengukuran titik didih larutan gula sebesar 98C. Dalam
hal ini pada pengukuran titik didih larutan garam, lamanya waktu pada saat suhu
konstan tidak dihitung, sehingga perhitungan waktu yang diambil pada larutan garam
pada saat destilasi dilakukan perlakuan waktu yang sama yaitu 26 menit berdasarkan
waktu suhu konstan pada larutan gula. Pengukuran titik didih tersebut menunjukkan
cepat rambat panas pada larutan gula lebih cepat daripada cepat rambat panas pada
larutan garam atau bisa disebut titik didih larutan gula lebih rendah daripada titik didih
larutan garam. Pada pengukuran volume larutan gula dan larutan garam setelah
dilakukan destilasi didapatkan hasil 63 ml larutan garam dan 88 ml larutan gula,
selanjutkan untuk pengukuran hasil destilasi (destilat) pada larutan garam sebesar 9.2 ml

dan destilat pada larutan gula sebesar 4.3 ml. Sehingga setelah didapatkan volume
larutan

setelah

dilakukan

destilasi

dan

volume

destilat

dijumlahkan

untuk

mengidentifikasi volume cairan yang hilang dengan pengurangan volume larutan


sebelum didestilasi dengan penjumlahan volume larutan setelah destilat dan volume
destilat. Hasil pengukuran volume cairan yang hilang pada larutan garam sebesar 27.8
ml sedangkan pada larutan gula sebesar 7.7 ml. Dalam hal ini diketahui banyaknya
cairan yang hilang lebih banyak larutan garam daripada larutan gula dan hasil
destilatnya pun lebih banyak larutan garam daripada larutan gula, sehingga disini kita
mengetahui bahwa titik didih larutan garam lebih tinggi daripada titik didih larutan gula
yang mana hal ini mempengaruhi destilat yang dihasilkan dan cairan yang hilang pada
proses destilasi pada garam dan gula. Berdasarkan praktikum destilasi garam dan gula
yang telah dilakukan telah sesuai dengan literature yang ditemukan yaitu semakin besar
perbedaan titik didih akan semakin mudah pula pemisahan senyawa tersebut. Dan
sebaliknya, apabila perbedaan titik didih kecil maka akan semakin sulit pula pemisahan
senyawa tersebut. Jika suhu relatif tetap destilat akan mengandung senyawa murni dari
salah satu komponen dalam campuran zat cair (Yudhi, et al., 2007). Karena sifat larutan
yang selalu terdapat uap diatas cairan, sehingga berdasarkan hal tersebut maka dengan
proses pemisahan dapat dilakukan untuk memperoleh destilat dengan melihat perbedaan
titik didih dalam campuran, dimana larutan volatil cenderung lebih cepat mendidih
daripada larutan non volatile (Marsal, et al., 2008).

BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum destilasi garam dan gula yang telah dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
1. Prinsip kerja dari proses pemisahan destilasi dengan metode destilasi sederhana
dapat dilakukan dengan cara memisahkan senyawa atau komponen zat berdasarkan
titik didih yang relative jauh dimana salah satu komponennya bersifat volatile dengan
hasil yang murni. Sifatnya hanya memisahkan zat cair yang titik didih rendah atau
zat cair dengan zat padat.
2. Pada praktikum destilasi larutan garam dan larutan gula dengan metode destilasi
sederhana settingan alat 250 dan volume masing-masing larutan 100 ml dicapai titik
didih pada waktu 26 menit dengan hasil pengukuran titik didih larutan garam sebesar
105C dan titik didih larutan gula sebesar 98C. Sehingga dari data titik didih yang
didapat maka dapat disimpulkan bahwa cepat rambat panas larutan gula lebih cepat
daripada larutan garam atau bisa dikatakan titik didih larutan gula lebih rendah
daripada titik didih larutan garam.
3. Hasil destilasi (destilat) larutan garam dan larutan gula pada praktikum destilasi ini
didapatkan destilat larutan garam lebih besar daripada destilat larutan gula dengan
hasil destilat larutan garam sebesar 9.2 ml sedangkan destilat larutan gula sebesar 4.3
ml. Dengan ini dapat diketahui jumlah volume cairan yang hilang dari larutan garam
lebih banyak daripada jumlah volume cairan yang hilang pada larutan gula akibat
adanya penguapan yang lebih banyak pada larutan garam.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum metode pemisahan destilasi
garam dan gula dengan metode destilasi sederhana ini sebagai berikut :
1. Sebaiknya dalam melakukan praktikum harus berhati-hati dalam menggunakan alatalat yang digunakan, karena alat destilasi (destilator) memiliki suhu yang tinggi yang
berbahaya bagi kulit.
2. Sebaiknya dalam pengukuran titik didih garam dilakukan pengukuran waktu yang
tepat untuk mencapai suhu konstan dari destilasi garam.
3. Sebaiknya garam yang digunakan yaitu garam yang halus agar mudah larut.

DAFTAR PUSTAKA
Allafa. 2008. Air Bersih. http ://www.indoskripsi.com. Diakses 27 Oktober 2016.
Armid. 2009. Penuntun Praktikum Metode Pemisahan Kimia. Kendari: Unhalu.
Bahti. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika. Bandung: Universitas Padjajaran.
Burhanuddin. 2001. Strategi Pengembangan Industri Garam di Indonesia. Yogyakarta:
Kasinius
Dewi.C.2012. Mengenal Jenis Gula. http://ummufatima-mysimplykitchen.blogspot.com
diakses pada tanggal 27 Oktober 2016.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Cetakan Kelima. Yogjakarta : Kanisius.
Marsal, et al.,. 2008. Sistem dari Alat Destilasi . Jurnal Destilasi.
Sahidin. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik I.
Tim Kimia Modul SMKN 13. 2001. Analisis Elementer:6.

Kendari:

Unhalu

Yudhi, et al.,. 2005. Pemisahan Fluorida dari Larutan Uranil Nitrat dengan Cara
Distilasi Uap. Jurnal Destilasi Uap.

LAMPIRAN GAMBAR
Perlakuan 1

Perlakuan 2

Mengambil gula & garam dengan Menambahkan


air
100
ml
dan
menggunakan neraca massa sebanyak 50 mengaduknya sampai homogen di dalam
gr.
erlemenyer dengan sptula.
Perlakuan 3

Perlakuan 4

Mendestilasi dengan hotplat dan Hasil destilasi larutan gula dan laruran
rangkaian destilator sedemikian rupa.
garam (destilat).
Perlakuan 5

Perlakuan 6

Menghitung jumlah rendemen lar.garam

Menghitung jumlah rendemen lar. gula

Anda mungkin juga menyukai