RDFF PDF
RDFF PDF
DI SURABAYA
Martadi
Jurusan Seni Rupa, Universitas Negeri Surabaya
Email: mrtadi@yahoo.com
ABSTRAK
Kajian ini bertujuan menjelaskan secara menyeluruh konsep pemikiran yang mendasari perancangan
bangku dan kursi sekolah dasar khususnya di Surabaya dan merumuskan alternatif konsep perancangan bangku
dan kursi sekolah dasar yang ideal. Hasil kajian memperlihatkan bahwa konsep perancangan bangku dan kursi
sekolah dasar sangat dipengaruhi oleh tiga persoalan pendidikan yaitu pembelajaran yang cenderung berpola
teacher-centered, besarnya jumlah siswa per kelas, dan kemampuan finansial sekolah. Ketiga persoalan tersebut
berdampak terhadap konsep desain bangku dan kursi yang cenderung konvensional dengan pola ancangan ruang
kelas tradisional. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam proses perancangan desain bangku dan kursi
sekolah dasar, berkaitan dengan lingkungan alam dan sosial budaya, estetis, ekonomi, fungsi maupun teknik.
Faktor-faktor tersebut secara signifikan berpengaruh terhadap unsur visual bangku dan kursi, terlihat dari aspek
material, konstruksi, ukuran, bentuk, dan warna.
Kata kunci: desain, bangku dan kursi, sekolah dasar.
ABSTRACT
This study is meant to explain thoroughly the underlying concept of desk and chair design for elementary
schools in Surabaya, and to propose an alternative design concept which may be ideal for elementary school
pupils. This study finds out that the design concept of desks and chairs for elementary school is very much
affected by three educational matters, namely: the learning pattern that tends to be teacher-centered, too many
pupils per classroom, and the schools financial capabilities. These three matters have given impacts on the
design concept of desks and chairs which tends to be conventional with such a traditionally-patterned classroom
arrangement. The factors being considered during the process of designing the desks and chairs for elementary
schools are closely related with their natural and social-cultural environments, aesthetics, economy, function,
and techniques. Those factors have significant impacts on the visual elements of those desks and chairs which
can clearly be seen from their materials, constructions, measurements, shapes, and colors.
Keywords: design, desks and chairs, elementary schools
menunjukkan bahwa perabot memiliki peranan yang
erat kaitannya dengan perkembangan fisik, psikoemosional, dan sosial anak.
Berdasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), tujuan pendidikan dasar adalah memberikan
bekal kemampuan dasar Baca-Tulis-Hitung, pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi
siswa sesuai dengan tingkat perkembanganya, serta
mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan
di SLTP. KTSP merupakan penyempurnaan kurikulum 2004, di antaranya mengalihkan beban materi
ajar ke arah penguasaan konsep dan menekankan
proses belajar yang berorientasi student-centered
dengan pola belajar siswa aktif atau active learning.
PENDAHULUAN
Pembaharuan sistem pendidikan nasional memerlukan perubahan berbagai komponen untuk memenuhi tuntutan proses pendidikan yang efektif dan
efisien. Dalam hal ini, sarana pendidikan merupakan
salah satu komponen penting dalam perbaikan sistem
pendidikan nasional. Pentingnya sarana dalam peningkatan kualitas pendidikan tersebut, banyak ditunjukkan oleh beberapa penelitian seperti studi Suryadi
(1993), Fuller (1987) menemukan bahwa alat dan
sarana belajar memiliki efek positif terhadap prestasi
belajar, semakin baik alat dan sarana pengajaran,
semakin tinggi pula prestasi belajar murid. Secara
lebih spesifik, studi yang dilakukan oleh Indra (1989),
Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=INT
72
73
Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=INT
74
Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=INT
75
Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=INT
76
keliru akan merupakan penyebab adanya masalahmasalah punggung, sebab tekanan pada bagian tulang
belakang akan meningkat pada saat duduk, dibandingkan dengan saat berdiri ataupun berbaring.
Perancangan kursi kerja harus dikaitkan dengan
jenis pekerjaan, postur yang diakibatkan, gaya yang
dibutuhkan, arah visual (pandangan mata), dan
kebutuhan akan perlunya mengubah posisi (postur).
Kursi tersebut haruslah terintegrasi dengan bangku
atau meja yang sering dipakai.
Kursi untuk kerja dengan posisi duduk adalah
dirancang dengan metoda floor-up yaitu dengan
berawal pada permukaan lantai, untuk menghindari
adanya tekanan di bawah paha. Sebaiknya tidak
memasang pijakan kaki (foot-rest) yang juga akan
menggangu ruang kerja kaki dan mengurangi
fleksibilitas postur atau posisi. Setelah ketinggian kursi
didapat kemudian barulah menentukan ketinggian
meja kerja yang sesuai dan konsisten dengan ruang
yang diperlukan untuk paha dan lutut. Jika meja
dirancang untuk tetap (tidak dapat dinaik-turunkan),
maka perancanan kursi hendaklah dapat dinaik
turunkan sesuai dengan ketinggian meja, sehingga
perlu adanya pijakan kaki (foot-rest).
Menurut Nurmianto, (1998) dalam sistem
pengembangan produk kursi, terdapat beberapa
kriteria yang harus diperhatikan, antara lain: 1)
stabilitas produk; 2) kekuatan produk; 3) mudah
dinaik-turunkan; 4) sandaran punggung dirancang
agar dapat digerakkan naik-turun maupun majumundur; 5) bahan material cukup lunak; 6) kedalaman
kursi sesuai dengan dimensi panjang antara lipatan
lutut (popliteal) dan pantat (buttock); 7) lebar kursi
minimal sama dengan lebar pinggul wanita 5 percentil
populasi; 8) lebar sandaran punggung sama dengan
lebar punggung wanita 5 percentil populasi; 10)
bangku tinggi harus diberi pijakan kaki yang dapat
digerakkan naik-turun.
ANALISIS DESAIN BANGKU DAN KURSI
SEKOLAH DASAR DI SURABAYA
Hasil analisis secara empirik di lapangan menunjukkan temuan, bahwa perancangan bangku dan kursi
sekolah dasar di Surabaya sangat dipengaruhi oleh
tiga persoalan mendasar pendidikan yaitu 1)
pembelajaran yang cenderung berpola teachercentered; 2) besarnya jumlah siswa per kelas yaitu 38
siswa per kelas; dan 3) terbatasnya kemampuan
finansial sekolah. Ketiga persoalan tersebut berdampak terhadap konsep desain bangku dan kursi yang
cenderung konvensional dengan pola ancangan kelas
tradisional.
Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=INT
77
Tabel 1. Standard Dimensions Of Childrens Built Environments menurut Design Standarts for Children Environments (dalam satuan Cm)
No
DIMENSI TUBUH
01.
PERCENTIL
High counter height
(HCH)
Low counter height
(LCH)
USIA (Tahun)
8
9
10
75
78.7 82.5
5
62.5
6
66.2
7
70
52.5
56.2
60
63.7
67.5
11
85
12
87.5
71.2
75
77.5
02.
50 %
42.4
45
48.7 51.2
53.7
56.2
58.7
61.3
03.
50 %
48.7
50
55
57.5
60
62.5
65
67.5
04.
50 %
37.5
41.2
45
47.5
50
52.5
55
57.5
05.
Seat Width
50 %
20
21.2
21.9 23
24.4
25
26.3
27.5
06.
Seat Height
50 %
25
27.5
28.7 31.2
32.5
33.7
35
37.5
07.
Seat Depth
5%
24.5
26.2
28.7 30
32.5
33.7
35
37.5
50 %
26.2
27.5
30
35
36.2
38.7
40
95 %
30
32
34.5 36.2
38.7
41.2
42.5
45
32.5
Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=INT
78
Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=INT
79
SIMPULAN
REFERENSI
Berdasar hasil analisis data empirik sesuai
kerangka teoretik yang telah di tetapkan dalam
pembahasan sebelumnya, dapat dirumuskan simpulan
sebagai berikut: Pertama, desain memiliki peran yang
penting dalam membantu memecahkan persoalan
pendidikan terutama untuk efektifitas tercapainya
tujuan. Untuk itu, idealnya konsep desain perabot
harus dikembangkan berdasar persoalan mendasar
pendidikan; Kedua, bangku dan kursi sebagai salah
satu komponen pendidikan merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari proses pencapain tujuan
pembelajaran. Dengan demikian, konsep perancangan
bangku dan kursi juga harus berorientasi kepada pola
pembelajaran yang digunakan disekolah. Sehingga
seluruh keputusan desain mengarah kepada pemecahan masalah pembelajaran; Ketiga, paradigma baru
pembelajaran lebih berorientasi student-centered
yang bercirikan kepada cara belajar siswa aktif atau
active learning. Cara belajar siswa aktif menuntut
pola ancangan ruang kelas terbuka, yang memiliki
mobilitas dan fleksibilitas sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran. Idealnya, konsep perancangan desain
bangku dan kursi, harus menterjemahkan konsep
tersebut kedalam unsur-unsur visual (fisik) bangku
dan kursi.
Berdasar simpulan di atas dapat dirumuskan
rekomendasi sebagai berikut: Pertama, dalam upaya
meningkatkan efektifitas pembelajaran, perlu dilakukan perubahan paradigma pembelajaran dari pola
teacher-centered ke arah pembelajaran yang berbasis
student-centered; Kedua, pembelajaran yang berbasis
student-centered mempersyaratkan ancangan ruang
kelas yang bersifat terbuka, memiliki mobilitas dan
fleksibilitas, dan memberikan suasana fun. Untuk itu,
idealnya konsep perancangan bangku dan kursi
sekolah dasar harus memenuhi prinsip portable, dan
modular. Ketiga, alternatif konsep perancangan desain
bangku dan kursi sekolah dasar yang ideal harus
memperhatikan aspek-aspek berikut: material cukup
kuat, tahan lama, aman, tidak terlalu berat, mudah
didapat lingkungan setempat, dan sesuai karakter anak
serta lembaga pendidikan, yaitu aktif, kreatif, polos,
riang, jujur dan formal; b entuk menggunakan prinsip
Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=INT