Anda di halaman 1dari 8

DESAIN KURIKULUM

DOSEN PENGAMPUH : NURFADLIAH, S.PD., M.PD

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
SRI ULFAWATI MASEKE (151419137)
NADRA BUNTUAN (151419141)
FAIBY PUTRI OLII (151419133)
A. PENGERTIAN DESAIN KURIKULUM
desain kurikulum adalah sebagian dari hasil suatu pemikiran yang mendalam
tentang hakikat pendidikan dan pembelajaran ( Pratt,1980: 16 ). Smith dan Ragan
( 2005 ) merinci pengertian tersebut bahwa desain merupakan psoes sistematik
dan reflektif dalam menerjemahkan prinsip belajar mengajar ke dalam suatu
rancangan pembelajaran yang mencakup materi intruksional, kegiatan belajar,
sumber-sumber belajar dan sistem evaluasi ( Richeyb et al., 2011: 2 ).
Desain kurikulum terkait penyusunan elemen atau komponen kurikulum dalam
perencanaan untuk memfasilitasi pengembangan potensi siswa agar mencapai
tujuan pendidikan. Dalam banyak literatur, ada empat komponen pokok desain
kurikulum, yaitu : ( 1 ). Tujuan ( aims, goals, objectivies ), ( 2 ) mata pelajaran,
materi ajar, kegiatann belajar atau pengalaman belajar, ( 3 ) organisasi atau
susunan mata pelajaran, materi ajar dan kegiatan belajar dan ( 4 ) evaluasi
( Tylor, 1949: 1 ; 1976 : 16 ; Schubert, 1986 :169 ; Ornstein & Hunkins, 2013: 151 ).
Desain kurikulum tersebut melibatkan tiga ide utama : filosofis, teoritis, dan
praktis. Filsafat memengaruhi ketiga ide utama tersebut. Ketiganya
berpengaruh pula pada interprestasi dan seleksi tujuan, seleksi dan organisasi
konten kurikulum, keputusan tentang strategi penyampaian konten kurikulum
dan pertimbangan tentang sistem evaluasi keberhasilan kurikulum yang sudah
dilaksanakan.
B. PRINSIP-PRINSIP DALAM MENDESAIN
1. Desain kurikulum harus memudahkan dan mendorong seleksi serta
pengembangan semua jenis pengalaman belajar yang esensial bagi
pencapaian prestasi belajar, sesuai dengan hasil yang diharapkan.
2. Desain memuat berbagai pengalaman belajar yang bermakna dalam
rangka merealisasikan tujuan-tujuan pendidikan, khususnya bagi
kelompok siswa yang belajar dengan bimbingan guru
3. Desain harus memungkinkan dan menyediakan peluang bagi guru
untuk menggunakan prinsip-prinsip belajar dalam memilih,
membimbing, dan mengembangkan berbagai kegiatan belajar di
sekolah
4. Desain harus memungkinkan guru untuk menyesuaikan pengalaman
dengan kebutuhann,  kapasitas, dan tingkat kematangan siswa.
5. Desain harus mendorong guru mempertimbangkan berbagai
pengelaman belajar anak yang diperoleh diluar sekolah dan
mengaitkanya dengan kegiatan belajar di sekolah
C. MACAM-MACAM DESAIN KURIKULUM
1. Desain Terpusat Mata Pelajaran ( Subject- Centered Desaigns )
Desain terpusat mata pelajaran merupakan desain kurikulum yang paling
umum dipakai di sekolah. Pada desain ini, menu pokok kurikulum adalah
pengetahuan sebagai konten pertama kurikulum. Apalagi, buku teks yang
menjadi acuan kurikulum sekolah umumnya memuat mata pelajaran sebagai
konten utama
2. Desain Terpusat Pada siswa
Desain terpusat pada siswa ( learner-centered desaign ) fokus pada
perkembangan individual siswa. Desain ini muncul sebagai respons terhadap
keinginan agar pendidikan fokus pada siswa daripada mata pelajaran.
3. Desain Terpusat Masalah
Desain terpusat masalah ( the problem-centered design ) fokus pada
pemecahan masalah kehidupan, individu, dan sosial. Karena cakupan masalah
kehidupan sangat luas, desain ini terdiri atas berbagai tema, seperti situsai
kehidupan yang selalu muncul , masalah sosial kehidupan umum, masalah
kehidupan pemuda,masalah etnis dan masalah rekontruksi sosial
D. MODEL DESAIN KURIKULUM
problem centered design menekankan pada isi maupun perkembangan peserta didik. Minimal ada
dua variasi model desain kurikulum ini, yaitu The Areas Of Living Design, dan The Core Design.
1.      The Area Of Living Design
Dalam prosedur belajar ini tujuan yang bersifat proses ( process objecties) dab yang bersifat isi
(content objectivies) diintegrasikan. Ciri lain yaitu menggunakan pengalaman dan situasi – situasi
dari peserta didik sebagai pembuka jalan dalam mempelajari bidang – bidang kehidupan.
Desain ini mempunyai beberapa kelebihan diantaranya :
- Merupakan the subject matter design tetapi dalam bentuk yang terintegrasi. Pemisahan
antara subject dihilangkan oleh problema – problema kehidupan sosial.
- Menyajikan bahan ajar yang relevvan, untuk memecahkan masalah – masalah dalam
kehidupan.
- Menyajikan bahan ajar dalam bentuk yang profesional.
- Motivasi belajar dari peserta didik.
Adapun kerugian dari desain ini adalah :
- Penentuan lingkup dan sekeuens dari bidang – bidang kehidupan yang sangat esensial
sangat sukar.
- Lemahnya integrasi kurikulum
- Desain ini mengabaikan warisan budaya
2. The Core Design
Ada beberapa variasi desain core curriculum yaitu :
a) The separate subject core.
Salah satu usaha untuk mengatasi keterpisahan antar mata pelajaran, beberapa mata
pelajaran yang dipandan mendasari atau menjadi inti mata pelajaran lainnya dijadikan
core.
b)The correlated core.
Model desain ini pun berkembang dari the separate subjects design, dengan jalan
mengintegrasikan beberapa mata pelajaran yang erat hubungannya.
c) The fused core.
Kurikulum ini juga berpangkal dari separate subjects, pengintegrasiannya bukan hanya
anatara dua atau tiga pelajaran tetapi lebih banyak. Dalam studi ini dikembangkan tema –
tema masalah umum yang dapat diinjau dari berbagai sudut pandang.
d)The actiity/experience core.
Model desain ini berkembang dari pendidikan progresif dan learner centerd design- nya,
design ini dipusatkan apada minat – minat dan kebutuhan peserta didik.
e) The areas of living core.
Desain model ini berpangkal juga pada pendidikan progresif, tetapi organisasinya
berstruktur dan dirancang sebelumnya. Bentuk desain ini dipandang sebagai core design
yang paling murni dan paling cocok untuk program pendidikan umum.
E. SIFAT DESAIN KURIKULUM
Sifat-sifat desain kurikulum antara lain:
1. Strategis, yaitu karena merupakan instrumen yang sangat penting untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional.
2. Komprehensif, yang mencakup keseluruhan aspek-aspek kehidupan dan
penghidupan masyarakat.
3. Integratif, yang mengintegrasikan rencana yang luas, mencakup
pengembangan dimensi kualitas dan kuantitas.
4. Realistik, berdasarkan kebutuhan nyata peserta didik dan kebutuhan
masyarakat.
5. Humanistik, menitikberatkan pada pengembangan sumber daya
manusia, baik kuantitatif maupun kualitatif.
6. Futuralistik, mengacu jauh kedepan dalam merencanakan masyarakat
yang maju.
7. Merupakan bagian integral yang mendukung manajemen pendidikan
secara sitematik.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai