Anda di halaman 1dari 63

PRAKTEK KERJA KAYU I

Oleh :
Team Praktek Kerja Kayu I

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI BALI
2005

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Ynag Maha Esa atas berkat dan
rahmatNyalah Job Sheet Praktek Kerja Kayu I dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat pada waktunya.
Job Sheet ini dibuat dengan maksud sebagai bahan panduan bagi Mahasiswa
dalam melakukan praktek kerja kayu I di Workshop Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Bali. Job Sheet ini memuat secara garis besar tentang praktek
kerja kayu I, dimana penjelasan secara mendetail tetang apa yang diterangkan
dalam Job Sheet ini akan diberikan pada saat melakukan praktek, baik itu
penjelasan tentang peralatan dan cara penggunaannya.
Job Sheet ini terdiri dari teori tentang kerja kayu I, yang mencakup penjelasanpenjelasan peralatan, bahan, macam sambungan dan finishing serta lembar kerja
siswa yang mencakup penjelasan-penjelasan tentang job yang akan dipraktekkan
Mahasiswa.
Kami menyadari isi dari Job Sheet ini jauh dari sempurna, untuk itu kami
mengharapkan

urun

saran

atau

masukan

dari

berbagai

pihak

untuk

penyempurnaan Job Sheet ini. Dan tidak lupa kami juga mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan Job Sheet ini.

Bukit Jimbaran, Oktober 2005

Penulis

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi

i
ii

BAB I Pendahuluan

1.1

Prinsip Kerja Kayu Yang Baik

BAB II Keselamatan Kerja Secara Umum

3.1

Macam-macam Pekerjaan Kayu


3.1.1 Konstruksi Meubel/Furniture
3.1.2 Konstruksi Bangunan
3.2.3 Konstruksi Acuan Dan Perancah

3
3
3
4

3.2

Tahapan-Tahapan Pekerjaan Kayu


3.2.1 Perencanaan
3.2.2 Analisa
3.2.3 Pengolahan
3.2.4 Finishing

4
5
6
6
7

3.3

Perhitungan Bahan

BAB III Pengertian Kerja Kayu

BAB IV Perkakas Dan Peralatan Kerja Kayu

4.1

Bangku Kerja
4.1.1 Mundam
4.1.2 Meja Kerja
4.1.3 Klem Atau Penjepit

8
8
8
9

4.2

Alat Pengukur Dan Pemberi Tanda


4.2.1 Pensil
4.2.2 Perusut
4.2.3 Siku Dan Siku Putar
4.2.4 Kraspen
4.2.5 Mistar, Rol Meter Dan Meteran Kayu

9
9
10
10
10
11

4.3

Alat Pemotong
4.3.1 Gergaji Potong
4.3.2 Gergaji Belah
4.3.3 Gergaji Punggung Dan Gergaji Bajang
4.3.4 Gergaji Pelubang

13
13
14
14
15

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

ii

4.4

Ketam
4.4.1 Ketam Kayu
4.4.2 Ketam Besi/Baja
4.4.3 Ketam Sponeng
4.4.4 Ketam Kupu-Kupu Dan Ketam Blok

16
16
17
18
18

4.5

Alat Pelobang/Pahat
4.5.1 Pahat Pelobang
4.5.2 Pahat Kuku

19
19
19

4.6

Alat Penggerek/Bor
4.6.1 Bor Erwin
4.6.2 Bor Engkol
4.6.3 Bor Senter
4.6.4 Bor Senter Skrup
4.6.5 Bor Uncek
4.6.6 Bor Sayap

20
20
22
22
23
23
23

4.7

Alat Bantu

23

4.8

Kikir Dan Kikir Parut

24

BAB V Benda Kerja Kerja Kayu I

25

5.1

Latihan Dasar Mengetam dan Menggergaji

25

5.2

Sambungan Bibir Miring Berkait

25

5.3

Sambungan Kuzen Pintu

26

5.4

Sambungan Balok Tarik Dengan Tiang Kuda-Kuda


Dan Balok Sokong

27

5.5

Sambungan Papan Arah Melebar


5.5.1 Sambungan Dengan Skrup
5.5.2 Sambungan Alur Dan Lidah
5.5.3 Sambungan Alur Dan Lidah Lepas

27
27
28
28

5.6

Finishing
5.6.1 Serelak/Politur
5.6.2 Vernis
5.6.3 Vernis Ducco
5.6.4 Cat
5.6.5 Cat Ducco
5.6.6 Melamin

28
29
30
30
31
31
31

Lembar Kerja Mahasiswa


(Latihan Dasar Mengetam Dan Menggergaji)

33

Lembar Kerja Mahasiswa


Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I

iii

(Sambungan Bibir Miring Berkait)

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

37

iv

Lembar Kerja Mahasiswa


(Sambungan Kuzen)
Lembar Kerja Mahasiswa
(Hub. Balok Tarik Dengan Tiang Kuda-Kuda Dan Balok Sokong)

45

Lembar Kerja Mahasiswa


(Sambungan Papan Arah Melebar)

49

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

41

PRAKTEK KERJA KAYU I

BAB I. PENDAHULUAN

Praktek Kerja Kayu I merupakan praktek dasar dari keseluruhan praktek


kerja kayu yang didapat pada masa perkuliahan di Jurusan Teknik Sipil. Pada
praktek kerja kayu I lebih menekankan penggunaan alat-alat kerja kayu manual.
Pembuatan benda kerjanyapun miniature (skala kecil). Selama praktek akan
diperkenalkan berbagai macam alat pertukangan manual, cara pemakaian yang benar
(sesuai dengan fungsi masing-masing alat), cara penyetelan alat dan cara penajaman
(pengasahan) alat sehinga dapat digunakan dengan baik dan dapat menghasilkan
benda kerja yang diharapkan.
Pada praktek kerja kayu I disamping pengenalan alat-alat pertukangan
manual, juga akan diperkenalkan cara menggergaji kayu baik arah melintang serat
kayu maupun sejajar serat kayu, potongan membentuk sudut arah melintang serat
kayu, cara mengetam kayu dengan hasil rata, datar, lurus dan siku. Praktek lainnya
adalah cara membuat lubang pada kayu dengan menggunakan pahat dan bor tangan,
serta penyetelan benda kerja yang akan di buat.
Disamping hal-hal tersebut diatas, pada praktek kerja kayu I juga
diperkenalkan macam-macam sambungan yang sering digunakan pada pekerjaan
kayu baik itu untuk sambungan balok atau sambungan untuk papan kearah melebar.
Kemudian jenis-jenis sambungan tesebut akan dipraktekkan cara pembuatannya
untuk balok dan papan.
Secara garis besarnya praktek kerja kayu I bertujuan untuk memberikan
dasar-dasar penggunaan alat/perkakas pertukangan manual dan dilanjutkan dengan
dengan pembuatan benda kerja yang akan menjadi dasar atau acuan untuk diterapkan
pada praktek kerja kayu II pada semester berikutnya.

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

1.1 Prinsip Kerja Kayu Yang Baik


Sebelum melakukan pekerjaan kayu, maka sebagai orang yang melakukan pekerjaan
tersebut haruslah mengetahui prinsip-prinsip kerja kayu sehingga selama melakukan
pekerjaan dapat menggunakan peralatan yang benar serta dengan hasil yang baik
sesuai dengan keinginan.

Adapun prinsip-prinsip kerja kayu yang baik adalah:

Menjaga keselamatan kerja diri sendiri atau orang lain yang berada pada areal
atau daerah dimana kita sedang bekerja

Dapat menggunakan peralatan atau perkakas kayu sesuai dengan fungsi dari
masing-masing peralatan

Pekerjaan yang dihasilkan dapat memberikan hasil yang siku, lurus, datar dan
halus untuk setiap permukaan

Penggunaan dan penempatan berbagai jenis sambungan pada konstruksi


harus benar, sehingga dapat memberikan kekuatan dari konstruksi tersebut

Pembuatan sambungan pada kayu harus benar-benar rapat antar satu kayu
dengan kayu yang lainnya pada konstruksi sambungan tersebut

BAB II KESELAMATAN KERJA SECARA UMUM

Peralatan kerja kayu I merupakan alat-alat manual yang bersifat peralatan


dasar. Walaupun demikian kita tidak boleh mengabaikan keselamatan kita dan orang
lain disekitar tempat kita bekerja. Untuk menghidari hal-hal yang tidak kita inginkan,
maka kita wajib menjaga keselamatan kerja diri kita sendiri maupun keselamatan
kerja orang lain. Dengan keselamatan kerja yang baik, maka kita dapat bekerja
dengan konsentrasi penuh pada pekerjaan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan keselamatan kerja
secara umum untuk peralatan kerja kayu I adalah sebagai berikut:

Bekerjalah sesuai dengan petunjuk atau langkah-langkah kerja yang terdapat


pada job sheet atau lembar kerja

Berkosentrasilah pada setiap pekerjaan yang sedang dilakukan

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

Periksa setiap peralatan apakah setiap bagian-bagiannya terpasang dengan


baik dan benar

Periksa setiap ketajaman alat-alat yang akan dipakai (mata ketam, pahat,
mata gergaji), lakukan pengasahan jika alat yang dipakai dalam keadaan
tumpul

Keluarka peralatan yang diperlukan saja dari kotak alat, sehingga tidak
memenuhi meja kerja dan mengganggu pekerjaan yang sedang dilakukan

Letakkan peralatan yang tidak dipakai kedalam mundam yaitu seatu tempat
pada meja kerja yang posisinya lebih rendah dari kedudukan meja kerja

Pada saat meninggalkan tempat kerja atau istirahat, masukkan semua


peralatan kedalam mundam

Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsi dari masing-masing peralatan

Gunakan selalu perlengkapan kerja yang disarankan

Jika ragu dengan cara menggunakan peralatan, mintalah petunjuk atau


bimbingan instruktur kerja kayu

Keselamatan kerja ini berlaku untuk semua pekerjaan kayu secara umum dan untuk
masing-masing pekerjaan ada beberapa keselamatan kerja yang harus diperhatikan
atau berbeda satu dengan pekerjaan yang lain.

BAB III PENGERTIAN KERJA KAYU

Kerja kayu adalah: Suatu pekerjaan konstruksi yang menyangkut pekerjaan


kaui atau pekerjaan yang menggunakan bahan kayu.

3.1 Macam-Macam Pekerjaan Kayu

3.1.1 Konstruksi meubel/furniture


Merupakan suatu pekerjaan yang membuat perabotan rumah tangga atau perkantoran
seperti: meja, kursi, almari, dll. Pekerjaan ini sudah merupakan suatu pekerjaan yang
kontinyu atau industri produksi untuk menghasilkan barang-barang produksi secara
kontinyu.
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I

Dalam pekerjaan ini bahan yang dipergunakan

sering kali menggunakan kayu

massif atau bahan kayu olahan yang berupa kayu lapis atau kayu lapis majemuk.
Dengan suatu tambahan pekerjaan finishing, maka akan dihasilkan suatu barang
produksi dengan nilai artistic yang tinggi. Barang produksi ini kadang sudah dirakit
peten atau menggunakan system knock down yang mudah dan praktis dalam
perakitannya.

3.1.2

Konstruksi bangunan

Adalah suatu pekerjaan kayu pada suatu pekerjaan konstruksi baik itu dalam suatu
bagian atau pekerjaan keseluruhan dari suatu konstruksi. Untuk pekerjaan sebagian
dapat kita lihat dalam pekerjaan konstruksi atap yang menggunakan kuda-kuda dari
kayu, konstruksi tangga kayu, pekerjaan kuzen pintu dan jendela dan lain-lain.
Dalam pekerjaan secara keseluruhan dapat kita lihat untuk pekerjaan

yang

keseluruhan bangunan menggunakan bahan kayu seperti rumah kayu yang mulai dari
tiang, lantai, dinding sampak konstruksi atap menggunakan bahan kayu. Dengan
pengerjaan yang baik dan pemilihan mutu kayu yang baik pula, konstruksi ini dapat
memberikan waktu pemakaian yang lama. Jenis pekerjaan ini dapat pula ditemukan
dalam pekerjaan pembuatan jembatan kayu.

3.1.2

Konstruksi acuan dan perancah

Konstruksi ini merupakan konstruksi yang bersifat sementara dimana digunakan


pada saat pengecoran beton sampai beton tersebut mengeras dan bisa dibuka atau
dilepas cetakannya. Karena bersifat sementara, maka mutu kayu yang dipergunakan
juga dari mutu kayu yang tidak terlalu baik (biasanya mutu kayu B) dan kelas kuat
kayu III adan IV. Biasanya kayu yang dipakai dapat dipergunakan berulang-ulang
untuk pekerjaan acuan dan perancah selanjutnya.

3.2

Tahapan-Tahapan Pekerjaan Kayu

Untuk dapat menghasilkan suatu pekerjaan yang baik dan bagus dilihat dari segi
mutu dan biaya yang dipergunakan, maka diperlukan tahapan-tahapan pekerjaan

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

yang harus dilalui untuk meminimalkan kesalahan-kesalahan dalam suatu pekerjaa


produksi.
Tahapan-tahapan pekerjaan tersebut adalah:

3.2.1 Perencanaan
Dalam tahapan perncanaan ini akan ditentukan berbagai hal dalam suatu pekerjaan
yang akan diambil. Berbagai pertimbangan akan diambil mulai dari bentuk atau
disain dari konstruksi, bahn yang dipakai, jenis bahan, jenis sambungan, alat-alat
sambung yang akan dipakai (lem, baut, pasak atau paku), cara pengerjaan yang
paling efisien dan ekonomis, peralatan yang dipergunakan sampai berapa waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Pada tahapan ini sangat
menentukan hasil akhir pekerjaan baik dari segi mutu maupun segi biaya yang
diperlukan. Dari segi bahan dan jenis bahan yang akan dipakai apakah memakai
kayu gelondongan kemudian dipecah atau memakai kayu yang sudah ada dipasaran,
apakah memakai papan atau balok, memakai kayu massif atau kayu lapis dan
sebagainya.

Pemilihan

jenis

sambungan

yang

akan

dipakai

juga

harus

dipertimbangkan akan kekuatan sambungan dan perlemahan-perlemahan yang


diakibatkan oleh sambungan-sambungan tersebut. Jenis sambungan yang dipakai
harus disesuaikan dengan beban-beban yang bekerja pada konstruksi tersebut.
Pemakaian alat sambung juga harus disesuaikan dengan kekuatan dan hasil akhir
yang akan dicapai.
Bentuk dan desain dari suatu konstruksi yang ingin direncanakan ditentukan pada
tahap-tahap awal perencanaan. Bentuk dan desain bisa ditentukan sendiri atau
mengaplikasikan ide-ide dari pemberi pekerjaan yang dituangkan dalam bentukbentuk gambar kerja yang nantunya akan dipakai pedoman untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut. Harus diperlukan suatu pengalaman untuk dapat menentukan
hasil akhir apakah sesuai dengan bentuk dan desain yang diinginkan.
Pada tahap perencanaan juga ditentukan teknis pelaksanaan yang akan digunakan
dalam melaksanakan pekerjaan tersebut. Pemilihan teknis pelaksanaan yang tepat
unutk suatu pekerjaan akan memberikan hasil sesuai dengan keinginandan dapat
dihindari kesalahan-kesalahan yang terjadi. Teknik pelaksanaan yang baik dan benar
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I

disamping memberikan hasil yang memuaskan, akan dapat memberikan nilai


ekonomis yang tinggi pula. Bahan yang terbuang akibat kesalahan-kesalahan
pengerjaan dan waktu pengerjaan yang paling singkat akan dapat menghemat biaya
dan pada akhirnya akan menentukan nilai jual atau nilai penawaran yang realitis.
Waktu pengerjaan juga memegang peranan yang sangat penting, baik dalam
pemakaian tenaga kerja dan biaya-biaya yang timbul akibat terlalu lamanya
pekerjaan konstruksi tersebut. Waktu yang diperlukan untuk suatu pekerjaan dengan
teknis pengerjaan tertentu akan berbeda. Teknis pengerjaan yang baik akan
memerlukan waktu pengerjaan yang efisien tanpa mengurangi mutu dari konstruksi
yang dikerjaan dan dapat menekan biaya pelaksanaan.

3.2.2 Analisa
Perencanaan yang sudah dilakukan pada tahap awal, sebelum dilaksanakan
pengerjaannya perlu dilakukan suatu analisa terhadap apa yang sudah menjadi
ketentuan perencanaan. Pada tahapan ini semua yang telah ditentukan dievaluasi
lagi, apakah tidak ada hal-hal yang tertinggal atau terlupakan selama proses
perencanaan. Sehingga jika dilakukan pekerjaan tersebut tidak akan terjadi kendalakendala selama proses pengolahan.

3.2.3 Pengolahan
Proses pengolahan atau proses pengerjaan dapat dilakukan setelah tahapan analisa
selesai dilakukan. Teknis pengerjaan dilakukan sesuai dengan teknik yang ditentukan
dalam proses perencanaan. Bahan-bahan yang dibutuhkan serta peralatan harus
disiapkan sesuai kebutuhan bahan dan peralatan yang diperlukan.
Adakalanya proses pengerjaan dilapangan tidak sesuai dengan apa yang ditentukan
dalam perencanaan dan perubahan-perubahan proses pengerjaan dapat dilakukan
semasih dapat diterima dan tidak mempengaruhi hasil akhir dari konstruksi tersebut.
Semua perubahan-perubahan itu dicatat sebagai bahan pertimbangan untuk
perencanaan pekerjaan konstruksi selanjutnya yang sejenis. Proses pengolahan bahan
dapat dilakukan dibeberapa tempat dengan pengerjaan masing-masing bagian yang

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

mana pada akhirnya akan dilakukan perakitan pada suatu tempat atau lokasi
pemasangan.

3.2.4 Finishing
Finishing merupakan pekerjaan penentu dalam hal penampilan suatu produk pada
suatu kegiatan produksi. Pada proses finishing dilakukan sentuhan-sentuhan akhir
untuk kesempurnaan suatu pekerjaan. Sentuhan akhir dapat berupa perbaikanperbaikan kecil pada suatu konstruksi yang telah disatukan/dirakit menjadi satu
kesatuan. Finishing juga dapat dilakukan dengan memberi suatu lapisan pada
permukaan kayu yang dapat memberi nilai tambah pada barang produksi tersebut.
Tetapi finishing dapat juga memberikan hasil yang tidak diinginkan kalau
pengerjaannya salah dan tidak tepat dalam penggunaan bahan.

3.3 Perhitungan Bahan


Kebutuhan bahan yang dipakai dalam suatu pekerjaan haruslah diperhitungkan
dengan cermat sesuai dengan gambar rencana. Perhitungan bahan yang cermat akan
dapat memanfaatkan semua bahan dengan resiko kehilangan atau pembuangan bahan
yang tidak terpakai seminimal mungkin. Penggunaan bahan yang maksimal akan
berpengaruh terhadap biaya yang akan dikeluarkan untuk suatu pekerjaan yang
nantinya akan berpengaruh terhadap nilai penawaran suatu pekerjaan kayu dalam
suatu persaingan penawaran pekerjaan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan kebutuhan bahan suatu
pekerjaan konstruksi kayu adalah:
1. Mempelajati gambar kerja dengan baik serta gambar-gambar detail jika ada
2. Hitung bagian konstruksi dengan menyertakan panjang sambungan yang
diperlukan
3. Kumpulkan bagian-bagian konstruksi yang bisa didapat dari satu panjang bahan
yang tersedia dengan memperhatikan sisa kayu yang terbuang seminimal
mungkin

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

4. Setelah jumlah bahan didapat baik itu berupa balok, papan usuk, papan, atau
papan olahan maka disusun secara rinci menurut jenis bahan dan jumlah yang
diperlukan secara keseluruhan

BAB IV PERKAKAS DAN PERALATAN KERJA KAYU

Ada banyak jenis peralatan kerja kayu yang dapat dipakai. Peralatan dan
perkakas kerja kayu dapat dibedakan menjadi beberapa bagian sesuai dengan fungsi
atau kegunaan peralatan tersebut.

4.1 Bangku Kerja


Bangku kerja atau meja kerja adalah tempat untuk melakukan aktivitas pekerjaan
kerja kayu. Bentuk dan ukurannya sudah disesuaikan dengan postur orang dewasa,
sehinggga akan memudahkan bagi pemakaianya unutk melakukan pekerjaan.
Dengan bangku kerja ini diharapkan produktivitas pekerja akan bertambah dengan
hasil yang baik. Bangku kerja ini terbuat dari bahan kayu yang kuat dan kokoh.
Untuk memudahkan pekerjaan, maka bangku kerja ini dilengkapi dengan berbagai
peralatan tambahan untuk membantu pekerja melakukan pekerjaan. Bagian-bagian
bangku kerja ini adalah:

4.2.1 Mundam
Adalah bagian dari bangku kerja yang kedudukannya lebih rendah dari meja kerja
dan letaknya disisi samping dari meja kerja. Fungsi dari mundam adalah untuk
meletakkan/menyimpan peralatan atau perkakas kerja kayu yang sedang tidak
dipakai. Tujuan dibuatnya mundam adalah untuk menghidari jatuhnya peralatan
yang tidak dipakai yang dapat mengakibatkan kerusakan peralatan dan dapat
mencederai pekerja. Disamping itu dengan adanya mundam, maka pada saat kita
melakukan pekerjaan tidak dihalangi oleh peralatan lain yang sedang tidak
digunakan. Pada saat istirahat atau meninggalkan pekerjaan, maka semua peralatan
yang dipakai dimasukkan kedalam mundam. Karena volume mundam yang kecil,

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

maka peralatan yang dikeluarkan dari kotak alat adalah peralatan yang akan
dipergunakan selama pekerjaan.

4.1.2 Meja Kerja


Adalah tempat atau areal pada bangku kerja dimana nantinya kita akan melakukan
pekerjaan. Meja kerja dibuat datar dan pada bagian-bagian tertentu dibuat lubanglubang berbentuk segi empat untuk menempatkan pasak-pasak kayu yang berguna
menahan kayu pada saat diketam atau digergaji. Penempatan pasak disesuaikan
dengan panjang kayu yang akan dikerjakan. Sebaiknya dalam melakukan pekerjaan
pelubangan tembus benda kerja dialasi kayu, sehingga mata pahat tidak akan
merusak meja kerja, sehingga umur pakai meja kerja lebih lama.

4.1.3 Klem atau Penjepit


Klem atau penjepit adalah suatu alat yang digunakan untuk menjepit kayu atau benda
kerja. Klem atau penjepit terbuat dari baja atau kayu yang dipasang atau diletakkan
disisi kri atau sebelah mundam sehingga tidak mengganggu pekerja pada sisi meja
kerja. Kayu atau benda kerja sebaiknya dialasi bantalan kayu dengan tujuan kayu
atau benda kerja tidak legok atau cekung waktu dijepit.

4.2 Alat Pengukur Dan Pemberi Tanda


Alat pengukur dan pemberi tanda adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
dan menandai benda kerja sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Alat pengukur
biasanya terbuat dari kayu, besi atau baja gulung. Sedangkan alat pemberi tanda
terbuat dari beberapa macam bahan yang akan meninggalkan bekas pada benda
kerja. Beberapa alat pengukur dan pemberi tanda adalah:

4.2.1 Pensil
Alat pemberi tanda ini akan meninggalkan bekas pada benda kerja. Tetapi bekasnya
dapat dihilangkan dengan menggunakan amplas. Pensil yang dipergunakan untuk
pertukangan bentuk dan ukurannya berbeda dengan yang digunakan untuk alat tulis
kantor. Bentuknya lebih besar dan arangnya berbentuk pipih agak keras.
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I

4.2.2 Perusut
Alat pemberi tanda ini terbuat dari kayu dan kayu pada bagian melintang dapat
digerakkan kekanan dan kekiri. Kayu melintang terdiri dari dua bagian yang samasama bisa digerakkan. Salah satu ujung melintang terdapat jarum dari besi atau baja,
sedangkan pada sisi kayu melintang terdapat ukuran dalam (cm) dimana nilai (0 cm)
terdapat tepat pada jarum. Sedangkan nilai ukuran dihitung jarak antara jarum dan
sisi dalam kayu penghantar perusut. Alat ini akan menggores permukaan kayu sejajar
penghantar perusut. Pemakaian alat ini dilakukan jika dua sisi benda kerja sudah
diketam rata, lurus dan siku, sehingga bisa dipakai pedoman atau menempatkan
penghantar perusut. Tanda yang dihasilkan akan memberikan jarak sejajar salah satu
sisi yang dijadikan pedoman. Untuk memberikan hasil yang lebih akurat, maka
sebaiknya pengukuran dilakukan pada benda kerja kemudian dipasang perusut.

4.2.3 Siku dan Siku Putar


Alat ini terbuat dari bilah baja yang kegunaannya untuk mengukur sudut siku (90o)
dan sudut (45o), dimana pada bilahnya terdapat ukuran dengan satuan (cm dan inchi).
Alat siku hanya bisa mengukur sudut (90o) dan sudut (45o). Swdangkan untuk
mengukur sudut (0o 180o) digunakan siku-siku putar. Dimana besarnya sudut bisa
diatur dengan jalan mengendorkan atau mengencangkan baut yang terdapat pada
pertemuan bilah siku dan penghantar. Pada siku putar tidak terdapat ukuran pada
bilahnya. Selain kedua siku-siku diatas masih terdapat siku seperempat yang
kegunaannya untuk mengukur sudut (45o) dan menguji potongan (45o) serta
pekerjaan-pekerjaan lain pada sudut (45o atau 135o). Daunnya terpasang tetap pada
sudut (45o).

4.2.4 Kraspen
Alat pemberi tanda ini terbuat bari baja yang mana kedua ujungnya dibuat runcing.
Biasanya satu ujung lurus dan ujung yang lainnya bengkok membentuk sudut (45o).
Pada bagian tengah diameternya lebih besar dan kasar untuk memegang. Alat ini
akan memberikan tanda dengan jalan menggores permukaan kayu.
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I

10

4.2.5 Mistar, Rol Meter dan Meteran Kayu


Alat ini digunakan untuk mengukur benda kerja, dimana ukuran yang tertera pada
bilahnya dalam satuan (cm dan inchi). Bentuk alat ini berupa bilah dari baja atau
kayu, baj tipis yang dapat digulung (rol meter) dan bilah-bilah kayu yang dapat
dilipat menjadi beberapa bagian (mistar lipat). Mistar lipat terbuat dari kayu atau plat
baja terdiri dari 10 (sepuluh) bagian adan setiap bilah terdapat ukuran 10 cm, jadi
panjang keseluruhannya 100 cm. Rol meter digunakan untuk mengukur benda kerja
yang lebih panjang. Pitanya terbuat dari baja tipis dan bila tidak terpakai akan
tergulung dan tersimpan didalam kotaknya.

Mistar Lipat Zig-Zag

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

11

Mistar Baja

Macam-Macam Rol Meter


Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I

12

4.3 Alat Pemotong


Yang dimaksud dengan alat pemotong adalah sustu alat yang digunakan untuk
memotong kayu baik memotong arah melintang atau sejajar serat kayu.Dengan kata
lain pada saat memotong tegak lurus serat kayu biasanya disebut memotong dan
sejajar serat kayu disebut dengan membelah kayu. Alat ini terbuat dari plat baja tipis
yang dipasang pada pegangan dari kayu atau besi. Kwalitas plat baja harus baik
sehingga ia cukup kuat dan mudah kalau dipakai secara didorong dan mempunyai
daya pegas secukupnya supaya tidak mudah patah pada saat dipakai.

4.3.1 Gergaji Potong


Gergaji potong digunakan untuk menggergaji kayu dengan kedudukan tegak lurus
terhadap serat kayu. Type mata gergajinya adalah dengan gigi tegak dan antara gigi
tang satu dengan yang lainnya dikuak berselang-seling untuk menghindari
terjepitnya gergaji pada celah kayu. Ujung giginya dibuat tajam dengan sudut
kemiringan pemajaman berselang-seling. Gergaji ini tidak dapat digunakan untuk
membelah kayu, karena ujung-ujung gigi yang tajam tidak dapat memotong serat
kayu dari dasar takiknya.

Bentuk Mata Gergaji Potong (lintang)

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

13

4.3.2 Gergaji Belah


Gergaji jenis ini digunakan untuk menggergaji kayu yang arah potongannya sejajar
dengan arah serat kayu. Jenis mata gergajinya adalah jenis gigi condong/miring.
Giginya dibuat/dikuak berselang seling antar satu gigi dengan gigi lainnya dan
ditajamkan tegak lurus bidang daunnya. Dengan bentuk gigi yang demikian, maka
mata gergaji akan mengetam dasar takikan gergajian.

Bentuk Mata Gergaji Belah (bujur)

4.3.3 Gergaji Punggung dan Gergaji Bajang


Gergaji punggung mempunyai sebuah daun tipis persegi panjang, dilengkapi dengan
gigi-gigi yang kecil. Daunnya diperkaku dengan sebuah lipatan baja yang kuat
sepanjang punggungnya. Gergaji punggung dipergunakan untuk penggergajian
dengan ketelitian kesemua arah tanpa memperhatikan arah serat dari kayu.
Sedangkan gergaji bajang hampir mirip dengan gergaji punggung, bentuk daunnya
lebih tipis, ukuran daunnya lebih kecil dan giginya lebih halus dan tidak dikuak.
Gergaji ini digunakan untuk pekerjaan yang sangat halus dan dengan ketelitian yang
tinggi. Jumlah gigi tiap inchinya adalah antara 12 sampai 14 buah.

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

14

Gergaji Bajang

Gragaji Punggung

4.3.4 Gergaji Pelobang


Jenis gergaji ini digunakan untuk membuat lubang dengan diameter yang
besar.Gergaji ini berbentuk runcing pada ujungnya dan semakin lepangkal semakain
besar. Bentuk gigi gergaji ini adalah gigi tegak. Kayu yang akan dilubangi dibuat
lubang kecil terlebih dahulu dengan memakai bor unutk memasukkan ujung gergaji.

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

15

4.4 Ketam
Ketam adalah sebuah perkakas yang digunakan untuk menghaluskan dan meratakan
permukaan kayu. Berbagai macam bentuk dan jenis ketam yang terdapat dipasaran,
mulai dari ketam yang badannya terbuat dari kayu dan badan ketam yang terbuat dari
besi. Ketam terdiri dari beberapa bagian diantaranya adalah: badan ketam, pisau
ketam, lidah ketam, baji dan pegangan ketam. Beberapa macam ketam yang sering
digunakan adalah:

4.4.1 Ketam Kayu


Ketam ini mempunyai badan yang terbuat dari kayu keras. Jenisnya ada ketam
pendek dan ketam panjang. Ketam pendek digunakan untuk mengetam kayu yang
pendek, sedangkan ketam panjang digunakan untuk mengetam kayu yang panjang,
pinggiran papan yang akan disambung seperti pingiran daun pintu dan daun jendela.
Pengetamam halus dan kasar ditentukan dengan jalan menyetel jarak antara mata
ketam dan lidah ketam. Untuk pengetaman kasar jrak ujung mata ketam dengan
lidah ketam berkisar antara (1/ 16 ~ 1/ 32 ). Sedangkan untuk pengetaman halus maka
jarak tersebut diatur berkisar antara (1/ 32 ~ 1/ 64 ). Pengaturan jarak mata ketam
dengan lidah ketam dilakukan dengan jalan mengendorkan baut penghubung mata
ketam dan lidah ketam dan mengncangkannya kembali setelah penyetelan.
Sedangkan untuk mangatur jarak keluar mata ketam dengan jalan memukul pangkal
mata ketam dengan mengunakan palu kayu. Untuk memasukkan mata ketam
dilakukan dengan jalan memukul bagian belakang badan ketam dengan
menggunakan palu kayu, kemudian baji dilerasakan dengan palu. Atebal tipisnya
pengetamam ditentukan oleh jarak antara badan ketam dengan lidah ketam. Makin
keluar mata ketam, maka hasil pengetaman tebal dan dengan hasil permukaan yang
kasar begitu juga sebaliknya. Pisau ketam mempunyai ketebalan sampai (4 mm).
Sedangkan lereng ketajamannya membentuk sudut kira-kira 30o terhadap daun
pisaunya. Daun ketam pada ketam berbadan kayu dipegang erat dengan
menggunakan baji dari kayu.

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

16

Ketam Kayu

Mata Ketam

Baji Kayu

4.4.2 Ketam Besi/Baja


Ketam berbadan besi/baja ada yang panjang dan pendek yang fungsinya sama
dengan ketam berbadan kayu. Jenis ketam ini penyetelan keluar masuknya mata
ketam tidak dilakukan pemukulan seperti yang dilakukan pada ketam berbadan kayu.
Keluar masuknya mata ketam dilakukan dengan jalan memutar mur penyetelan yang
terdapat pad bagian belakang mata ketam. Jika mur diputar searah jarum jam, maka
mata ketam akan masuk dan untuk mengeluarkan mata ketam , maka mur penyetelan
harus diputar berlawanan dengan arah jarum jam. Sebelum dilakukan penyetelan,
maka pengunci yang terdapat pada bagian depan harus dilepas dan dikembalikan
keposisi semua setelah selesai penyetelan. Untuk menyetel datar kiri atau kanan dari

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

17

mata ketam, maka batang pengungkit stel lintang yang terdapat dibelakang mata
ketam digeser kekiri atau keka

Mata ketam
Lidah ketam

Pengungkit lintang
Pegangan belakang

Pegangan depan
Pengunci

Mur penyetelan
Badan ketam

Ketam Baja

4.4.3 Ketam Sponeng


Ketam ini berfungsi untuk membuat sponeng atau alur pada kayu. Badan ketam ini
terbuat dari kayu dengan penghantar sponeng terbuat dari besi/baja.Lebar sponeng
ditentukan oleh jarak mata ketam terhadap penghantar. Penghantar bisa distel dengan
melonggarkan dan mengencangkan baut penyetelan. Pengetaman sebaiknya
dilakukan secara bertahap, karena pengetaman sekali jalan akan menghasilkan
sponeng yang kasar dan ketam berat atau susah unutk didorong. Pengetaman sekali
juga akan mengakibatkan sobeknya kayu jika tebal sisinya tipis.

4.4.4 Ketam Kupu-Kupu dan Ketam Blok


Ketam kupu-kupu dan ketam blok badannya terbuat dari besi/baj. Fungsi dari ketam
kupu-kupu adalah untuk mengetam cekungan atau cembungan dari kayu karena
mempunyai alas ketam yang kecil dan tipis. Sedangkan ketam blok berfungsi untuk
mengetam bagian kayu yang kecil atau bidang pengetaman yang sangat kecil dan
tidak mempunyai pegangan. Untuk mendorong badan ketam digenggam.
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I

18

4.5 Alat Pelobang/Pahat


Alat pelobang terbuat dari baja lunak yang pada bagian ujungnya diberi lapisan baja
setebal 1 mm. Berbagai macam jenis pahat dari ukuran yang kecil sampai yang
besar, bentuk mata pahat dan kegunaanya.

4.5.1 Pahat Pelobang


Pahat ini mempunyai ukuran mata pahat lebih besar dari (1/ 4 ) dan biasanya lubang
yang dibuat sesuai dengan ukuran mata pahat atau lebih besar dengan mata pahat.
Sedangkan pahat yang mata pahatnya (1/ 4 ) atau lebih kecil biasanya disebut pahat
tusuk. Pahat ini digunakan untuk membuat lubang kecil atau membersihkan sisa
kayu dari pahatan pahat pelobang.

Pahat Tusuk Pegangan Kayu

Pahat Tusuk Pegangan Plastik

4.5.2 Pahat Kuku


Pahat kuku adalah pahat yang mata pahatnya berbentuk kuku. Fungsinya adalah
untuk membuat lubang berbentuk bulat atau elips. Jenis pahat ini lebih sering
digunakan oleh tukang ukir kayu. Untuk penajaman mata pahat, dilakukan
penajaman pada bagian luar dari mata pahat dan pada bagian luar dibiarkan seperti
semula. Ukuran pahat yang biasa dipakai adalah: (1/ 4 ~45o, 2/ 4 ~90o, 3/ 4 ~135o,
4

/ 4 ~180o)

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

19

/4

/4

/4

/4

Pahat Kuku

4.6 Alat Penggerek / Bor


Alat penggerek/bor digunakan untuk melubangi kayu dengan bentuk lingkaran. Mata
bor yang digunakan untuk bor manual tidaklah sama dengan mata bor machinal.
Pada mata bor manual pada ujung mata bor terdapat ulir pada center dan pada sisi
luar terdapat tonjolan yang menyerupai pisau berjumlah 2 (dua) buah. Fungsi dari
ulir tersebut adalah untuk membantu mata bor tetap pada pusat lubang dan
memberikan keringanan pada pekerja dalam memmutar tangkai bor. Sedangkan

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

20

tonjolan yang menyerupai pisau berguna untuk memotong sisi lingkaran kayu,
sehingga lubang yang dihasilkan menjadi halus.

Gagang Bor Tangan


Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I

21

4.6.1 Bor Erwin


Mata bor ini adalah mata bor yang sering digunakan atau mata bor standar untuk bor
tangan manual. Terdapat bermacam-macam diameter mata bor, tergantung besarnya
diameter lubang yang diinginkan.

4.6.2

Bor Engkol

Mata bor ini mempunyai tepi potong tunggal, oleh sebab itu jenis mata bor ini tidak
boleh dipergunakan untuk pengeboran yang disyaratkan ketelitiannya mengenai
penempatan lubangnya. Ukuran mata bor jenis ini berdiameter antara 2 mm sampai
16 mm.

4.6.3 Bor Senter


Mata bor ini mempunyai pucuk senter pada bagian ujungnya tapi tidak berulir. Pada
bagaian luarnya mempunyai taji yang tajam yang akan memotong serat kayu pada
keliling lingkaran lubangnya. Bibir potongnya akan membuang kayu dari dasar
lubangnya. Ukuran mata bor ini berdiameter antara 8 mm sampai 50 mm.

Mata Bor Senter


Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I

22

4.6.4 Bor Senter Sekrup


Jenis mata bor ini hamper sama dengan mata bor senter, yang membedakannya
adalah pad bagian pucuknya terdapat ulir atau sekrup. Dengan adanya sekrup pada
ujung mata bor akan memberikan keuntungan pada saat melakukan pengeboran,
karena sekrup akan membantu emenarik mata bor kedalam kayu sehingga tanaga
yang diperlukan lebih ringan untuk mendorong atau menekan tangkai bor kedalam
kayu.

4.6.5 Bor Uncek


Bor jenis ini tidak memerlikan tangkai pemutar dalam penggunaanya. Kegunaan dari
bor uncek ini adalah untuk membuat lubang awal untuk pemasangan baut ulir,
sehingga baut ulir dapat masuk dengan mudah kedalam kayu. Mata bor ini tidak bisa
digunakan terlalu dalam, karena mata bornya pendek dan tidak terdapat tonjolan
pada sisi mata bor.

4.6.6 Bor Sayap


Dikatakan bor sayap karena pada sisi mata bor terdapat bilah yang menyerupai
sayap. Kegunaannya adalah untuk membuat lubang pada kayu yang mempunyai
diameter besar. Sayap-sayap pada mata bor ini dapat distel dengan mengendorkan
dan mengencangkan baut pengikat sesuai dengan diameter yang diinginkan.

4.7 Alat bantu


Disamping peralatan yang telah disebutkan diatas masih terdapat bermacam alat
yang dapat membantu proses kerja kayu. Macam peralatan tersebut diantaranya
adalah:

Palu besi

Palu kayu

Palu karet

Palu cakar

Tampat peralatan

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

23

Tang

Kakaktua

Obeng plus dan minus

Sikat baj

4.8 Kikir dan Kikir Parut


Kikir dan kikir parut biasanya digunakan dalam pertukangan kayu untuk
pembentukan, untuk pembuatan potongan-potongan tidak teratur dan untuk kurvakurva yang tidak memungkinkan penggunaan ketam. Kikir parut digunakan untuk
membuang cepat dari kayu secara banyak, karena permukaan kikir parut sangat
kasar. Sedangkan kikir digunakan untuk menghaluskan kayu yang sudah dikerjakan
dengan menggunakan kikir parut. Disamping jenis kikir tersebut terdapat kikir yang
dipergunakan untuk mengasah mata bor, gigi gergaji dan mata pahat.

Kikir Kayu

Kikir Parut
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I

24

BAB V BENDA KERJA KERJA KAYU I

Pada praktek kerja kayu I akan dikerjakan beberapa benda kerja yang merupakan
dasar-dasar dalam pekerjaan kerja kayu I. Benda kerja yang dibuat berupa benda
kerja kecil (miniature). Pada dasarnya benda-benda kerja yang dibuat akan
memperlihatkan bagaimana peralatan kayu digunakan dengan benar dan sesuai
dengan fungsinya dan bagaimana menggunakan peralatan tersebut dengan maksimal
untuk menghasilkan benda kerja yang baik dan benar sesuai dengan gambar kerja.

5.1 Latihan Dasar Mengetam Dan Menggergaji


Pembuatan benda kerja ini bertujuan untuk mengenalkan cara pemakaian alat,
terutama alat ketam dan gergaji. Dalam praktek ini lebih ditekankan cara penggunaa
alat yang benar sesuai dengan fungsinya. Pada awalnya akan diperkenalkan
bagaimana cara mengetam kayu menjadi rata, lurus dan siku terhadap sisi lain, cara
mengetam halus, mengetam kasar dan tentunya bagaimana cara menyetel ketam
untuk mendapatkan berbagai macam pengetamam. Tahapan selanjutnya adalah
mempraktekkan bagaimana cara menggergaji dengan jenis arah potongan antara lain
potongan lurus dan siku, potongan membentuk sudut, potongan bersih, potongan
kotor dan cara membelah kayu. Latihan dasar mengetam dan menggergaji juga
bertujuan untuk membiasakan atau memperlancar menggunakan peralatan kerja
kayu. Yang dimaksud dengan potongan bersih adalah suatu potongan yang dilakukan
disisi luar dari garis gambar atau garis lukisan.

5.2 Sambungan Bibir Miring Berkait


Untuk membuat suatu konstruksi dipastikan akan memakai beberapa sambungan
untuk mengatasi keterbatasan panjang atau ukuran kayu yang ada di pasaran.
Penentuan jenis sambungan tentunya disesuaikan dengan jenis kayu dan beban yang
bekerja pada konstruksi tersebut. Pada konstruksi balok gelagar, balok lantai dan
lainnya yang menerima beban merata dan momen lentur, maka jenis sambungan
yang digunakan adalah sambungan bibir miring berkait. Letak sambungan pada
balok ditempatkan pada daerah yang menerima momen lentur sama dengan 0 (nol).
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I

25

Biasanya jarak yang diambil dari tumpuan adalah 1/ 6 L dimana (L) adalah panjang
bentang.
q (ton/m)

L
Lokasi Sambungan

/ 6 L 1/6L

Panjang sambungan diambil berkisar antara (2,5 ~ 3) h, dimana (h) adalah tinggi
balok yang dipakai. Untuk menguatkan sambungan, pada sambungan dipasang
penguat berupa baut atau beugel dengan baut. Takikan pada sambungan dibuat untuk
menahan gaya tarik yang terjadi pada batang, sedangkan baut atau plat beugel
dipasang untuk menahan lentur. Baut yang dipasang minimal 2 (dua) buah,
sedangkan tinggi takikan ditentukan sebesar 1/ 5 h.

5.3 Sambungan Kuzen Pintu


Sambungan yang dipakai pada kuzen pintu adalah sambungan lubang dan purus.
Jenis sambungan ini sangat cocok untuk tiang yang menerima gaya tekan. Purus
dibuat pada ambang tegak atau tiang kuzen dan lobang dibuat pada ambang atas
untuk pintu yang tidak memakai lubang ventilasi. Untuk kuzen memakai lubang
ventilasi, maka pada tiang dibuat purus pada bagian atas serta lubang pada
pertemuan ambang tengah dan tiang kuzen. Pada ambang atas dibuat lubang dan
pada ambang tengah dibuat purus. Purus pada tiang dibuat dengan ukuran 1/ 3 dari
tinggi kayu. Ukuran lubang purus dibuat kurang selebar potongan verstek 1 cm.
Pada bagian luar tiang kuzen dibuat alur kapur yang berfungsi untuk membuat
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I

26

kedudukan kuzen pada tembok semakin kokoh. Kemudian pada lebar kayu bagian
luar dibuat tali air yang gunanya untuk memanipulasi pertemuan kuzen dan tembok
jika terjadi keretakan.

5.4 Hubungan Balok Tarik Dengan Tiang Kuda-Kuda Dan Balok Sokong
Konstruksi sambungan seperti ini sering kita temui dalam pembuatan atap/rangka
atap. Dimana balok tarik digantung atau disambung pada bagian bawah tiang
gantung. Sambungan ini menggunakan pen dan lubang tidak tembus. Ujung dari
tiang gantung sengaja diberi jarak antara (1 ~ 2)cm dari sisi atas balok tarik dengan
maksud memberi kesempatan pada balok tarik keatas kalau balok tersebut melentur.
Pada sisi depan dan belakang tiang gantung dan balok tarik dipasang plat (beugel)
1

/ 6 x 11/ 2 agar kedudukan balok atau sambungan tetap lurus. Sambungan pada

balok tarik digunakan sambungan alur dan lidah karena sambungan ini dalam
pengerjaannya lebih mudah dan lebih ekonomis disbanding sambungan bibir miring
berkait. Untuk memperkuat sambungan dan menahan gaya tarik pada bagian atas
diberi balok pengunci dengan panjang (8h) dan dikuatkan dengan memakai baut.

5.5 Sambungan Papan Arah Melebar


Untuk mendappatkan suatu permukaan papan yang luasnya besar, biasanya untuk
konstruksi lantai, dinding dan lain-lain, maka kita harus menyambung papan-papan
tersebut kearah melebar sehingga mendapatkan luas yang diinginkan. Sambungan
papan arah melebar dapat dilakukan dengan beberapa cara dengan menggunakan alat
sambung yang berbeda-beda.

5.5.1 Sambungan Dengan Skrup


Untuk menyambung papan yang satu dengan yang lainnya digunakan alat sambung
skrup. Sisi papan yang akan disambung atau pertemuan sambungan harus dibuat rata
dan lurus untuk mendapatkan sambungan yang rapat. Pada salah satu papan dibuat
lubang dengan kedalaman 2/ 3 dari tebal papan dengan jarak 1,5 cm dari sisi tepi
papan. Lubang ini berguna untuk memasukkan skrup dan memutarnya dengan
menggunakan obeng kedalam papan yang satunya. Yang perlu diperhatikan dalam
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I

27

penyambungan ini adalah arah serat kayu dibuat berselang-seling antara papan yang
satu dengan papan yang lainya. Panjang skrup dan besarnya disesuikan dengan
ketebalan papan.

5.5.2 Sambungan Alur Dan Lidah


Sambungan papan ini digunakan apabila penyusutan dari kayu yang dipakai sangat
besar. Dengan memakai sambungan alur dan lidah, maka sambungan diharapkan
tidak akan lepas jika terjadi penyusutan kayu. Dan apabila longgar masih
memungkinkan untuk dirapatkan kembali satu dengan yang lainnya. Lebar alur
dibuat 1/ 3 t, dimana (t) adalah tebal kayu atau papan. Dalamnya alur dibuat (1/ 3 t 2
mm). Sedangkan untuk lidah panjangnya dibuat 1/ 3 t. selisih kedalaman 2mm
dimaksudkan untuk merapatkan kayu/papan apabila terjadi penyusutan. Pemasangan
kayu/papan juga dilkukan dengan arah serat berselang-seling satu dengan yang
lainnya.

5.5.3 Sambungan Alur Dan Lidah Lepas


Sambungan papan ini hamper sama dengan sambungan papan dengan alur dan lidah.
Yang membedakannya adalah lidah dari sambungan tersebut terlepas dari papanpapan yang akan disambung. Tebal lidah dan alur dibuat sama yaitu 1/ 3 (t) dan
dalamnya alur ditambah 2 mm. Lidah biasanya terbuat dari kayu dengan klas dan
mutu yang lebih bagus. Lidah dibuat dengan arah serat sejajar dengan alur. Arah
serat papan juga dibuat berselang-seling.

5.6 Finishing
Finishing dilakukan pada suatu konstruksi yang sudah jadi, dengan tujuan untuk
memperindah, melindungi konstruksi dari pengaruh cuaca, zat cair dan serangga
pemakan kayu. Hasil finishing diharapkan mempunyai hasil yang lebih bagus dari
konstruksi yang tidak difinishing. Hasil finishing yang baik adalah konstruksi yang
tahan terhadap air, alcohol, asam, tahan terhadap goresan dan dapat menonjolkan
serat kayu atau struktur kayu tersebut. Kayu yang akan difinishing akan sangat
ditentukan oleh permukaan dari kayu. Dengan demikian permukaan kayu yang akan
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I

28

difinishing harus bebas dari minyak, damar, malam, bahan pengawet, kadar air yang
terlalu tinggi dan cat atau vernis (finishing lama).
Berbagai macam/jenis bahan finishing yang terdapat dipasaran, dimana satu bahan
dengan bahan yang lainnya akan memberikan hasil akhir yang sama atau berbeda.
Jenis bahan finishing ada yang akan menutupi tekstur dari permukaan kayu sehingga
akan menghilangkan tekstur semula dan bahan finishing yang masih memperlihatkan
tekstur kayu semula.
Pemakaian jenis bahan finishing akan ditentukan oleh jenis kayu, hasil akhir yang
ingin dicapai serta tempat konstruksi tersebut ditempatkan (didalam ruangan atau
diluar ruangan). Cat solid akan menutup seluruh tekstur kayu, sedangkan vernis dan
politur akan mempertahankan tekstur kayu semula.
Untuk mengaplikasikan bahan-bahan finishing dapat dilakukan dengan berbagai cara
diantaranya dengan menggunakan kuas atau alat semprot (spray gun). Macammacam bahan finishing yang sering digunakan adalah :

5.6.1 Serelak/Politur
Bahan finshing ini didapat dengan mencampur 1 (satu) ons serelak dengan 1 (satu)
liter spritus. Sifat bahan ini jika sudah diaplikasikan pada permukaan kayu akan tidak
tahan terhadap alcohol dan panas.
Proses pengerjaannya dengan jalan menggosok permukaan kayu dengan kain yang
sudah dibasahi dengan campuran serelak secara terus menerus sehingga rata dan
mengkilat. Pekerjaan ini akan lebih baik dilakukan dibawah terik matahari, sehingga
permukaan kayu akan lebih mengkilat. Campuran ini dapat ditambahkan dengan
warna (serbuk warna) dengan kepekatan warna sesuai dengan keinginan.
Pemberian serelak pada permukaan kayu dapat dilakukan setelah pekerjaan awal
pada permukaan kayu dilakukan. Pekerjaan terhadap permukaan kayu itu adalah:

Amplas permukaan kayu hingga bersih dari noda bekas ketaman maupun
penggergajian dengan menggunakan amplas no 150 dan klos yang
mempunyai bidang dasar rata.

Untuk membersihkan

sisa lem yang sudah mengering pada setiap

sambungan kayu, maka digunakan kain basah yang disapukan pada setiap
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I

29

sambungan. Lem yang basah akan kelihatan berwarna putih dan langsung
dibersihkan dengan kain

Bersihkan bekas goresan pensil, tinta maupun noda minyak hingga bersih
betul dengan menggunakan kain lap yang sudah dibasahi dengan spritus atau
thinner

Pebaiki cacat kayu, lubang bekas paku atau cacat pada sambungan dengan
menggunakan dempul kayu atau wood filler.

Amplas

permukaan

kayu

setelah

wood

filler

mongering

dengan

menggunakan amplas no 150 dan no 160 sampai permukaan kayu halus dan
sisa wood filler/kelebihan wood filler terbuang semua

Bersihkan sisa pengamplasan dengan menggunakan kain dan periksa lagi


permukaan kayu, apakah masih ada cacat kayu yang belum di wood filler,
jika ada pebaiki lagi dan ulangi langkah diatas

Setelah permukaan kayu benar-benar bersih dan halus bersihkan debu bekas
amplas dengan menggunaka kain, permukaan kayu siap difinishing

Pekerjaan pemberian lapisan baik itu menggunakan kain, kuas atau spray gun lebih
baik dilakukan lapisan demi lapisan daripada dilakukan satu lapisan tebal.

5.6.2 Vernis
Dibuat dari getah pohon yang dicampur dengan menggunakan afduner, sehingga
untuk pengenceran bahan ini bisa ditambahkan afduner. Pengerjaannya dapat
dilakukan dengan menggunakan kuas atau disemprotkan dengan menggunakan spray
gun. Untuk pengerjaan menggunakan spray gun harus diperhatikan pada saat
penyemprotannya jangan terlalu tebal, karena sifat dari afduner yang lama
mengering dan lapisan vernis yang tebal akan mudah meleleh pada permukaan kayu.
Bisa juga vernis diencerkan dengan menggunakan thinner untuk menghindari leleh
pada permukaan kayu, jika menggunakan spray gun. Pewarnaan juga bisa dilakukan
dengan jalan menambah bubuk warna sesuai dengan warna yang diinginkan.

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

30

5.6.3 Vernis Ducco


Jenis bahan ini dihasilkan dengan mencampur getah kayu dengan bahan thinner.
Cara pengerjaannya sama dengan vernis biasa. Bahan ini lebih cepat mongering
dibandingkan dengan vernis dengan bahan pengencer afduner.

5.6.4 Cat
Untuk memberikan warna pada permukaan kayu. Sifat bahan finishing ini adalah
menutup tekstur kayu yang dicat. Berbagai macam pilihan warna yang tersedia
dipasaran atau dapat mencampur warna untuk mendapatkan warna sesuai keinginan.
Untuk mengencerkan bahan ini bisa ditambahkan thinner A atau thinner A Special
dan pengerjaannya dapat dilakukan dengan menggunakan kuas atau spray gun.

5.6.5 Cat Ducco


Bahan finishing ini sama dengan yang dipakai pada proses pengecatan mobil.
Sifatnya menghilangkan tekstur kayu asal. Pengerjaannya hanya dapat dilakukan
dengan menggunakan spray gun.

5.6.6 Melamine
Bahan finishing ini terbuat dari berbagai polymer antara lain Amino Alkyd dimana
dalam proses pengerasannya memerlukan bahan pengeras (hardener) yang bersifat
asam dan karenanya system ini juga disebut atau dikenal sebagai Acid Curing System
atau Amino Alkyd System. Finishing dengan bahan ini sekarang ini merupakan bahan
finishing yang sering digunakan atau diminati, karena dapat memberikan hasil akhir
yang baik dan bagus.
Permukaan yang akan difinishing dengan menggunakan bahan ini harus dilapisi
dengan menggunakan wood filler yang bertujuan untuk menutupi pori-pori kayu,
cacat kayu atau celah-celah sambungan kayu.
Pemberian wood filler dapat menggunakan kuas setelah wood filler dibuat agak
encer. Atau menggunakan kapi (skrap) dengan campuran wood filler agak kental.
Penngerjaannya juga bisa dilakuakan dengan kuas kemudian dikapi. Pemberian
wood filler harus tipis, karena pemberian wood filler yang terlalu tebal akan
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I

31

menyebabkan kekuatan finishing akan berkurang secara keseluruhan dan


pemborosan bahan.
Tahapan selanjutnya adalah pemberian warna (wood stain), setelah permukaan kayu
diamplas. Pengerjaanya dapat dilakukan dengan menggunakan kain, spon, kuas atau
alat semprot (spray gun). Kelebihan warna dapat dibersihkan dengan menggunakan
kain. Pewarnaan dapat dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan terang dan
gelapnya warna.
Setelah wood stain kering, maka tahapan selanjutnya adalah pelapisan dengan
menggunakan sanding sealer yang bertujuan untuk lebih menutupi pori-pori kayu
sehingga membentuk suatu dasar yang padat, keras dan halus. Dengan demikian
lapisan akhir (top coat) tidak akan tenggelam. Untuk permukaan kayu yang tidak
diberi warna, maka tahapan dari wood filler langsung dilapisi dengan sanding sealer.
Kemudian sending sealer yang sudah mongering dapat diamplas menggunakan
amplas no 380 ~ no 400. Pengamplasan pada tahapan ini dilakukan dalam satu arah
atau sejajar serat kayu.
Permukaan yang telah dilapisi sanding sealer dan diamplas dapat dilapisi dengan
lapisan terakhir (top coat) yaitu Melamine lack. Bahan ini menghasilkan permukaan
kayu yang mengkilap, keras namun fleksibel dan tidak mudah pecah/retak pada
perubahan temperatur/cuaca, tahan terhadap goresan, tahan terhadap udara lembab,
tahan terhadap air dan tahan terhadap bahan kimia seperti garam, alcohol, asam sitrat
dan lain-lain. Pengerjaan lapisan ini memerlukan keterampilan yang khusus
disamping faktor-faktor lain yang sangat menentukan hasil akhir dari finishing ini.
Tekanan udara dari compressor yang tepat untuk pengerjaan dengan spray gun
berkisar antara (3 ~ 3.5) kg/cm2. Sedangkan jarak nosel spray gun terhadap
permukaan kayu berkisar antara (15 ~ 20) cm.

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

32

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Judul

: Latihan Dasar Mengetam Dan Menggergaji

Tujuan :
Pada akhir pelajaran Mahasiswa diharapkan terampil dalam:

Menggunakan perkakas tangan sesuai dengan fungsinya

Mengetam rata, lurus, halus dan siku

Melukis dan memberi tanda pada benda kerja sesuai dengan gambar

Memotong dan membelah kayu dengan menggunakan gergaji tangan

Instruksi Umum:
Dalam pekerjaan ini dimaksudkan untuk melatih Mahasiswa dalam pekerjaan
mengetam dan menggergaji dengan bahan sebatang kayu usuk 5/ 7 cm. Kayu tersebut
diketam lurus, rata, halus dan siku dengan ukuran semaksimal mungkin. Sebelum
melakukan pekerjaan periksalah ukuran kayu serta ketajaman peralatan yang akan
digunakan. Pergunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya untuk mendapatkan
benda kerja yang sesuai dengan ketentuan

Peralatan, Perkakas Dan Bahan-Bahan:

Ketam pendek kasar dan halus

Gergaji tangan, pemotong dan pembelah

Gergaji punggung

Palu besi

Siku dan siku verstek

Rol meter

Pensil/kraspen

Perusut

Kayu usuk ukuran 5/ 7 cm

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

33

Keselamatan Kerja:
1. Keluarkan peralatan hanya yang dianggap perlu dan simpan peralatan yang tidak
dipergunakan kedalam mundam
2. Periksa kembali ketajaman peralatan, jika peralatan tumpul/majal lakukan
penjaman peralatan
3. Pelajari dahulu gambar kerja dan ikuti langkah-langkah pengerjaan dengan
teratur
4. Pusatkan perhatian/pikiran pada pekerjaan
5. Mintalah saran/unjuk Instruktur, jika mengalami hambatan atau permasalahan
dalam pengerjaan atau penggunaan alat

Langkah-Langkah Kerja
1. Pengetaman

Pilihlah permukaan kayu yang paling lebar sebagai pedoman awal dalam
pengetaman kayu dan tetapkan sebagai muka I

Ketam permukaan I sampai hasilnya rata, lurus dan halus, lakukan


pengetaman searah serat kayu untuk mendapatkan hasil yang maksimal

Jika terdapat serat kayu yang bolak-balik, maka pengetaman dilakukan tetap
searah serat kayu, kemudian dibalik kearah serat yang lain

Lakukan pengetaman sisi tebal (muka II), jika muka I sudah selesai
dikerjakan dan dibuat siku terhadap muka I

Menarik garis perusut untuk mendapatkan lebar kayu atau ukuran


sesungguhnya yang akan didapat dengan berpedoman pada muka I

Mengetam sisi/muka III yang telah diberi tanda perusut sampai setengah
garis perusut

Menarik garis perusut untuk menentukan lebar kayu (muka IV) berpedoman
pada muka II

Mengetam muka IV atau sisi lebar sampai setengah garis perusut

Periksa kembali untuk memastikan antara satu muka dengan muka yang lain
saling siku

2. Melukis bagian-bagian yang akan digergaji sesuai dengan gambar kerja


Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I

34

3. Memotong halus kelebiha kayu menjadi ukuran panjang yang telah ditentukan
pada gambar kerja
4. Penggergajian

Menggergaji belah dengan menggunakan gergaji belah

Menggergaji belah dengan menggunakan gergaji punggung

Menggergaji potong sampai batas lukisan atau tanda/menggergaji bersih

Menggergaji potong miring sampai batas lukisan atau tanda

Evaluasi
Penilaian terhadap hasil kerja ditekankan pada:

Cara menggunakan perkakas kayu

Keselamatan kerja

Ukuran yang telah ditentukan

Hasil akhir pekerjaan

Prosedur kerja

Waktu/lamanya bekerja untuk menyelesaikan pekerjaan

Sikap selama/dalam melakukan pekerjaan

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

35

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

36

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Judul : Sambungan Bibir Miring Berkait

Tujuan :
Setelah akhir pelajaran Mahasiswa diharapkan:

Dapat menggunakan perkakas tangan yang dipergunakan sesuai fungsinya

Dapat membuat bentuk konstruksi sambungan bibir miring berkait

Memahami fungsi-fungsi dan kegunaan sambungan tersebut

Instruksi Umum:
Sambungan ini digunakan jika pada suatu balok atau gelagar menerus yang tertumpu
pada 3 (tiga) perletakan atau lebih akan disambung, dimana batang tersebut bekerja
atau menerima momen lentur. Sambungan ini akan dibuat atau diletakkan pada jarak
1

/ 6 L dari tumpuan, karena pada jarak tersebut momen lentur sama dengan 0 (nol)

untuk beban terbagi merata. Panjang sambungan dibuat (2.5 ~ 3.0) h dimana (h)
adalah tinggi balok. Sambungan ini diperkuat dengan menggunakan alat sambung
baut. Pemakaian sambungan ini sering kita jumpai pada penyambungan balok
bubungan, balok gording, balok lantai dan lain-lainnya.

Peralatan Dan Bahan-Bahan

Gergaji potong, belah dan punggung

Ketam

Pensil/kraspen

Siku

Rol meter

Perusut

Palu kayu dan palu besi

Pahat pukul dan tusuk

Bor engkol/bor tangan

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

37

Pekerjaan ini diambil sebagai bahan latihan

dengan menggunakan

kayu

usuk 5/ 7 cm dengan panjang 50 cm.

Keselamatan Kerja

Keluarkan peralatan seperlunya atau yang akan dipakai saja

Simpan peralatanyang tidak dipergunakan didalam mundam

Pelajari gambar kerja serta lakukan pekerjaan dengan langkah-langkah yang


teratur

Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang sedang dikerjakan

Mintalah saran/petunjuk Instruktur jika menemui masalah dalam hal


mengerjakan atau mengenai perkakas yang sedang dipakai

Langkah-Langkah Kerja
1. Ketam permukaan kayu keempat sisi hingga lurus, rata, halus dan siku seperti
langkah kerja latihan mengetam dan menggergaji
2. Bagi kayu yang sudah diketam menjadi 2 (dua) bagaian sama panjang dan beri
tanda A dan B
3. Melukis permukaan kayu

Tentukan panjang sambungan yang akan dibuat sesuai dengan gambar kerja

Bagi tinggi kayu menjadi 5 (lima) bagian sama besar

Buat garis miring sesuai gambar

Beri tanda silang pada kayu/bagian kayu yang akan dibuang

4. Memotong pada bagian-bagian batas sambungan untuk melepas kayu yang akan
dibuang
5. Lepaskan kayu yang akan dibuang pada potongan A dengan menggunakan pahat
sampai setengah garis lukis
6. Setelah potongan A selesai dikerjakan, malkan potongan A pada kayu potongan
B
7. Lakukan langkah kerja 4 dan 5 pada kayu potongan B yang telah digambar dari
mal kayu potongan A
8. Sambungkan potongan A dan potongan B, lakukan perbaikan-perbaikan supaya
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I

38

mendapatkan sambungan yang baik dan rapat


9. Periksakan kepada Instruktur tentang hasil pekerjaan tersebut

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

39

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

40

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Judul : Sambungan Kuzen

Tujuan:
Pada akhir pelajaran diharapkan Mahasiswa dapat:

Terampil menggunakan perkakas kayu

Membuat sambungan kuzen pintu/sambungan tiang atas dan ambang atas

Dapat menerangkan prinsip hubungan tiang kuzen dengan ambang atas serta
bentuk dan fungsi dan bagian-bagiannya

Instruksi Umum:
Kuzen terdiri dari balok tegak (tiang kuzen) dan balok datar (ambang). Ukuran kayu
yang digunakan sebaiknya diperhitungkan atau disesuaikan dengan tebal tembok,
lebar atau besarnya daun pintu. Untuk menempatkan daun pintu pada kuzen
dibuatkan sponeng pintu yang lebarnya (1 ~ 1.5) cm, sedangkan tebal sponeng pintu
dibuat setebal daun pintu ditambah (2 ~ 3) mm. Untuk mencegah agar tidak terjadi
celah dan kedudukannya tidak bergeser terhadap tembok , maka pada tiang bagian
luar diberi angkur dan alur kapur dengan lebar

(4 ~ 6) cm

dengan

kedalaman (1 ~ 1.5) cm. Alur kapur dibuat sepanjang tiang kuzen dengan jarak 5 cm
dari ambang atas kuzen.
Hubungan tiang kuzen dengan ambang atas dibuat sambungan purus dan lubang.
Lebar purus dibuat 1/ 3 (h) dan ambang atas diperpanjang (8 ~ 10) cm kiri kanan yang
dinamakan kuping kuzen. Untuk menguatkan hubungan tiang dan ambang
dipergunakan alat sambung paku. Sedangkan untuk menyamarkan retakan yang
terjadi antara kuzen dan tembok, maka pada sisi luar tiang kuzen dibuat tali air
dengan ukuran (0.6 x 0.6) cm. Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kuzen
adalah arah dari bukaan pintu jika kuzen yang dibuat merupakan kuzen gandeng
(kuzen pintu dan kuzen jendela jadi satu kesatuan).

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

41

Peralatan Dan Bahan-Bahan

Gergaji potong ,belah dan punggung

Pensil/kraspen

Siku

Rol meter

Ketam dan ketam sponeng

Pahat pukul dan pahat tusuk

Palu kayu dan palu besi

Perusut

Kayu usuk 5/ 7 cm, panjang 60 cm

Keselamatan Kerja

Keluarkan peralatan yang akan dipergunakan saja, serta simpan alat yang
tidak dipakai didalam mundam

Pelajari gambar kerja dan ikuti langkah-langkah kerja dengan teratur

Pusatkan perhatian/pikiran pada pekerjaan

Mintalah saran pada Instruktur jika menemui masalah pada pekerjaan atau
peralatan yang sedang dipakai

Langkah- Langkah Kerja


1. Persiapkan semua bahan dan peralatan yang akan diperlukan
2. Ketam kayu pada keempat sisinya dengan rata, lurus, halus dan siku sesuai
dengan ukuran yang ditentukan
3. Potong kayu menjadi 2 (dua) bagian sama panjang untuk tiang kuzen (A) dan
untuk ambang (B)
4. Melukis tiang kuzen (A) dengan berpedoman pada gambar kerja yang sudah ada,
kemudian beri tanda bagian-bagian yang akan dibuang dengan menggunakan
pinsil
5. Lakukan hal ang sama untuk ambang atas (B)
6. Mulailah dengan membuat purus pada tiang kuzen (A) dengan menggunakan
gergaji atau dengan bantuan pahat
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I

42

7. Buat sponeng pintu dengan menggunakan ketam sponeng, lakukan penyetelan


ketam dengan pemakanan tipis dan lakukan berulang-ulang sampai kedalaman
sponeng tercapai
8. Lakukan hal yang sama untuk pembuatan tali air pada sisi kiri dan kanan dari
tiang kuzen (A)
9. Dengan menggunakan pahat, buatlah alur kapur dengan batas-batas yang telah
ditentukan
10. Buatlah lubang purus pada ambang atas (B) dengan menggunakan pahat dan
pahat tusuk
11. Kemudian lakuakan pekerjaan seperti point 7 dan 8 pada ambang atas (B)
12. Rakit potongan (A) dengan potongan (B)
13. Jika sambungan belum sempurna, maka lakukan perbaikan-perbaikan secara
terus menerus, sehingga didapat sambungan yang baik dan rapat
14. Periksakan hasil pekerjaan kepada Instruktur dan mintalah pendapat tentang hasil
yang telah dikerjakan

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

43

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

44

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Judul : Hubungan Balok Tarik Dengan Tiang Kuda-Kuda dan Balok Sokong

Tujuan :
Pada akhir pelajaran ini, diharapkan Mahasiswa dapat:

Dapat membuat sambungan balo tarik dengan tiang kuda-kuda dan balok
sokong

Memahami serta dapat menerangkan konstruksi sambungan tersebut

Instruksi Umum
Konstruksi sambungan macam ini digunakan pada konstruksi kuda-kuda gantung
untuk rangka atap. Seperti diketahui tengah bentang balok tarik digantung pada
ujung bawah tiang gantung. Sambungan ini dihubungkan dengan dengan purus dan
lubang tidak tembus. Ujung tiang gantung sengan dibuat berjarak antara (1 ~ 2) cm
dari sisi atas balok tarik, hal yang sama dilakukan pada purus terhadap dasar lubang
purus. Ruang bebas ini diperlukan buat mendapat kesempatan untuk menarik keatas
balok tarik kalau melentur. Untuk menjaga balok tarik dan tiang gantung tetap lurus
pada posisinya, maka dipasang plat beugel (1/ 6 x 11/ 2 ) dan diperkuat dengan
menggunakan alat sambung baut.
Pada kuda-kuda yang mempunyai bentang panjang, balok tarik tidak dapat terdiri
dari satu balok menerus. Maka untuk itu dilakukan penyambungan balok tarik pada
tengah-tengah bentang dengan menggunakan sambungan alur dan lidah. Untuk
memperkuat sambungan itu, maka dipasang balok pengunci dengan ukuran yang
sama dengan balok tariknya. Hubungan antara balok tarik dan balok pengunci
dilakukan dengan membuat 2 (dua) buah takikan sedalam 1/ 6 h, dimana (h) adalah
tinggi balok dengan panjang (15 ~ 20) cm. Sambungan ini diperkuat dengan
menggunakan alat sambung baut (4 buah) dengan diameter baut > 1/ 2 " yang
menembus balok tarik dan balok pengunci. Plat beugel tetap dipasang pada
sambungan ini untuk mendapatkan posisi balok tarik, balok pengunci dan balok
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I

45

penggantung tetap pada posisinya

Peralatan Dan Bahan-Bahan

Gergaji potong, belah dan gergaji punggung

Ketam

Pahat pelubang dan pahat tusuk

Perusut

Bor engkol

Pensil/kraspen

Siku dan siku putar

Rol meter

Kayu usuk 5/ 7 cm

Baut M 8

Keselamatan Kerja

Keluarkan peralatan yang akan dipergunakan saja

Simpan peralatan yang sedang tidak dipergunakan didalam mundam

Pelajari gambar kerja dan ikuti langkah-langklah kerja secara teratur

Pusatkan perhatian dan pikiran pada pekerjaan

Ikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Instruktur

Langkah-Langkah Kerja
1. Persiapkan seluruh peralatan dan bahan ang akan diperlukan
2. Ketam seluruh kayu, balok sokong (A), tiang gantung (B), balok pengunci (C)
dan balok tarik (D) hingga rata, lurus, halus dan siku
3. Lukis semua garis-garis yang diperlukan pada kayu dan beri tanda pada kayu
yang akan dibuang
4. Lakukan pekerjaan pada balok tarik (D) dengan membuat alur dan purus,
kemudian sambungkan potongan (alur dan purus) hingga didapat sambungan
yang rapat dan baik
5. Setelah didapat sambungan yang baik pada balok tarik, maka langkah selanjutnya
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I

46

membuat sambungan takik antara balok pengunci dan balok tarik


6. Coba rakit sambungan balok tarik (D) dan balok pengunci (C), lakukan
perbaikan-perbaikan untuk mendapatkan sambungan yang baik dan rapat
7. Tahap selanjutnya mengerjakan sambungan balok sokong (A) dengan balok/tiang
gantung (B) sesuai dengan gambar/lukisan yang dibuat
8. Lakukan perbaikan-perbaikan pada sambungan tersebut untuk mendapatkan
sambungan yang baik dan rapat
9. Buat purus pada balok/tiang gantung (B)dan lubang pada balok pengunci (C)
sesuai dengan gambar kerja
10. Rakit semua bagian-bagian (balok tarik (D), balok pengunci (C), balok sokong
(A) dan tiang gantung (B))
11. Buat lubang tembus antara balok tarik (D) dan balok pengunci (C), kemudian
pasang baut M8 kemudian kencangkan dengan menggunakan kunci pas
12. Periksa hasil yang telah dibuat kepada Instruktur dan mintalah tanggapan/saran
tentang hasil yang telah dicapai

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

47

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

48

LEMBAR KERJA SISWA

Judul : Sambungan Papan Arah Melebar

Tujuan :
Pada akhir pelajaran ini Mahasiswa diharapkan dapat:

Menggunakan perkakas tangan yang dipergunakan/diperlukan dengan


terampil

Membuat 3 (tiga) macam sambungan papan arah melebar yaitu:


Sambungan dengan skrup, sambungan dengan alur dan lidah, sambungan
dengan lidah dan alur lepas

Instruksi Umum
Sambungan arah melebar untuk mendapatkan suatu luas permukaan kayu yang besar,
misalnya untuk lantai dan diding. Karena lebar papan yang dijual dipasaran
mempunyai lebar yang terbatas, maka jalan yang ditempuh adalah dengan
menyambung papan arah melebar. Sebelum melakukan penyambungan perlu dipilih
dulu sisi-sisi papan mana yang akan disambung agar lantai atau diding bisa rata,
yaitu dengan memperhatikan arah serat kayu yang dipasang secara bolak-balik
secara berselang-seling. Sisi kayu yang akan disambung juga harus dibuat rata dan
lurus untuk mendapatkan sambungan yang rapat satu dengan yang lainnya.

1. Sambungan papan dengan skrup


Adalah salah satu sambungan papan arah melebar yang paling sederhana diantara
jenis sambunga papan arah melebar lainnya dan proses pembuatannya juga tidak
terlalu rumit. Hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah penempatan skrup yang
tidak terlalu jauh satu dengan yang lainnya.
Kelemahan sambungan ini adalah jika dipergunakan untuk permukaan yang
mempelihatkan dua sisi akan terlihat jelek, karena salah satu permukaan dicoak
untuk menempatkan/ memasukkan skrup. Selain itu, jika dipergunakan untuk papan
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I

49

lantai tanpa pelapis atas dan plafon, maka kotoran akan jatuh kebagian bawah.

2. Sambungan alur dengan lidah


Sambungan ini lebih baik dibandingkan dengan sambungan menggunakan skrup,
karena jika terjadi penyusutan kayu, maka bidang sambung tidak akan ikut terlepas.
Lebar alurn ya dibuat 1/ 3 t (dimana t adalah tebal papan) dan dalamnya alur dibuat
(1 ~11/ 2 ) x 1/ 3 t ditambah 2 mm untuk memungkinkan dirapatkan kembali jika terjadi
penyusutan.

3. Sambungan alur dan lidah lepas


Sambungan papan ini akan menghemat dalam penggunaan kayu jenis mahal dan
lebar kayu dapat dipergunakan semaksimal mungkin, karena lidahnya dapat
dipergunakan kayu dari jenis lain atau kayu bekas potongan. Lebar lidahnya dibuat
1

/ 3 t dan dalamnya alur dibuat sesuai dengan lebar lidah ditambah 2 mm. Untuk tebal

lidahnya dibuat selebar alur dan lebarnya dibuat minimal 2 x tebal lidahnya. Dalam
pembuatan lidahnya harus diperhatikan serat kayunya harus melintang. Sambungan
ini jika menggunakan kayu yang benar-benar kering dapat diperkuat dengan
menggunakan lem.

Peralatan dan Bahan-Bahan

Gergaji potong, belah dan gergaji punggung

Ketam pendek dan ketam sponeng

Pahat lubang dan pahat tusuk

Obeng minus

Palu kayu dan palu besi

Rol meter

Perusut

Pensil/kraspen

Klamp

Papan 3/ 8.5 (4 buah)

Skrup

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

50

Keselamatan Kerja

Keluarkan peralatan yang akan dipergunakan saja

Simpan peralatan yang tidak dipakai didalam mundam

Pelajari gambar kerja dan ikuti langkah-langkah kerja dengan teratur

Pusatkan perhatian/pikiran pada pekerjaan

Ikuti petunjuk dari Instruktur

Langkah-Langkah Kerja
1. Persiapkan semua bahan dan peralatan yang akan diperguanakan
2. Ketam keempat buah papan dengan rata, lurus, halus dan siku serta buat
ketebalan papan sama
3. Lukis keempat buah papan sesuai dengan gambar kerja dan tandai kayu yang
akan dibuang
4. Mengerjakan lubang untuk sambungan dengan skrup, menggunakan pahat lubang
dan pahat tusuk
5. Mengerjakan sponeng dan alur:

Membuat lidah dengan menggunakan ketam sponeng

Membuat alur untuk sambungan alur dan lidah dengan menggunakan ketam
sponeng

Membuat alur untuk sambungan alur dan lidah lepas

6. Memasang skrup (merakit) sambungan dengan skrup (lakukan pengkleman


terlebih dulu)
7. Membuat lidah lepas untuk sambungan alur dan lidah lepas
8. Merakit sambungan menjadi satu kesatuan antara sambungan dengan skrup,
sambungan lidah dan alur dan sambungan lidah dan alur lepas
9. Periksakan hasil yang telah dibuat kepada Instruktur dan minta saran/pendapat
tentang hasil yang sudah dibuat

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

51

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

52

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

53

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

54

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

55

Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil


Praktek Kerja Kayu I

56

Daftar Pustaka

1. George M. Hart-George A. Garrant, Pengawetan Kayu, Edisi pertama,


Akademika Pressindo C.V. Juli 1986.
2. Ir. Heinz Frick. ITKS, Ilmu Konstruksi Kayu,Yayasan Kanisius,
Semarang, 1977.
3. SMTIK-PIKA. Pedoman Gambar Kerja Kayu, Yayasan Kanisius,
Semarang 1985.
4. A.B. Emary Carpentry & Joinery, Wood Trades Part 2th. Printed and
Bound in England in by J.W. Arrowsmith LTD Bristol, 1976.
5. J.B. Yanto (P.I.K.A), Pengetahuan Alat-Alat Kayu, Yayasan
Kanisius,1979.
6. J.B. Yanto (P.I.K.A), Pengetahuan Sifat-Sifat Kayu, Yayasan kanisius,
1974.
7. J.B. Yanto (P.I.K.A), Buku pengetahuan Pertukangan, Yayasan
Kanisius, 1974.
8. R. Bayliss, Carpentry & Joinery (I, II, III, IV), Hutchindon & Co.
(Publissher) LTD-London.
9. PEDC, Pedoman Kerja Konstruksi Kayu, bandung, 1984.
10. PEDC, Kerja Kayu Menggunakan Alat-Alat Tangan, Bandung, 1983.
11. PEDC, Job Sheet Kerja Kayu I, 1984.

Anda mungkin juga menyukai