Oleh :
Team Praktek Kerja Kayu I
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Ynag Maha Esa atas berkat dan
rahmatNyalah Job Sheet Praktek Kerja Kayu I dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat pada waktunya.
Job Sheet ini dibuat dengan maksud sebagai bahan panduan bagi Mahasiswa
dalam melakukan praktek kerja kayu I di Workshop Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Bali. Job Sheet ini memuat secara garis besar tentang praktek
kerja kayu I, dimana penjelasan secara mendetail tetang apa yang diterangkan
dalam Job Sheet ini akan diberikan pada saat melakukan praktek, baik itu
penjelasan tentang peralatan dan cara penggunaannya.
Job Sheet ini terdiri dari teori tentang kerja kayu I, yang mencakup penjelasanpenjelasan peralatan, bahan, macam sambungan dan finishing serta lembar kerja
siswa yang mencakup penjelasan-penjelasan tentang job yang akan dipraktekkan
Mahasiswa.
Kami menyadari isi dari Job Sheet ini jauh dari sempurna, untuk itu kami
mengharapkan
urun
saran
atau
masukan
dari
berbagai
pihak
untuk
penyempurnaan Job Sheet ini. Dan tidak lupa kami juga mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan Job Sheet ini.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
i
ii
BAB I Pendahuluan
1.1
3.1
3
3
3
4
3.2
4
5
6
6
7
3.3
Perhitungan Bahan
4.1
Bangku Kerja
4.1.1 Mundam
4.1.2 Meja Kerja
4.1.3 Klem Atau Penjepit
8
8
8
9
4.2
9
9
10
10
10
11
4.3
Alat Pemotong
4.3.1 Gergaji Potong
4.3.2 Gergaji Belah
4.3.3 Gergaji Punggung Dan Gergaji Bajang
4.3.4 Gergaji Pelubang
13
13
14
14
15
ii
4.4
Ketam
4.4.1 Ketam Kayu
4.4.2 Ketam Besi/Baja
4.4.3 Ketam Sponeng
4.4.4 Ketam Kupu-Kupu Dan Ketam Blok
16
16
17
18
18
4.5
Alat Pelobang/Pahat
4.5.1 Pahat Pelobang
4.5.2 Pahat Kuku
19
19
19
4.6
Alat Penggerek/Bor
4.6.1 Bor Erwin
4.6.2 Bor Engkol
4.6.3 Bor Senter
4.6.4 Bor Senter Skrup
4.6.5 Bor Uncek
4.6.6 Bor Sayap
20
20
22
22
23
23
23
4.7
Alat Bantu
23
4.8
24
25
5.1
25
5.2
25
5.3
26
5.4
27
5.5
27
27
28
28
5.6
Finishing
5.6.1 Serelak/Politur
5.6.2 Vernis
5.6.3 Vernis Ducco
5.6.4 Cat
5.6.5 Cat Ducco
5.6.6 Melamin
28
29
30
30
31
31
31
33
iii
37
iv
45
49
41
BAB I. PENDAHULUAN
Menjaga keselamatan kerja diri sendiri atau orang lain yang berada pada areal
atau daerah dimana kita sedang bekerja
Dapat menggunakan peralatan atau perkakas kayu sesuai dengan fungsi dari
masing-masing peralatan
Pekerjaan yang dihasilkan dapat memberikan hasil yang siku, lurus, datar dan
halus untuk setiap permukaan
Pembuatan sambungan pada kayu harus benar-benar rapat antar satu kayu
dengan kayu yang lainnya pada konstruksi sambungan tersebut
Periksa setiap ketajaman alat-alat yang akan dipakai (mata ketam, pahat,
mata gergaji), lakukan pengasahan jika alat yang dipakai dalam keadaan
tumpul
Keluarka peralatan yang diperlukan saja dari kotak alat, sehingga tidak
memenuhi meja kerja dan mengganggu pekerjaan yang sedang dilakukan
Letakkan peralatan yang tidak dipakai kedalam mundam yaitu seatu tempat
pada meja kerja yang posisinya lebih rendah dari kedudukan meja kerja
Keselamatan kerja ini berlaku untuk semua pekerjaan kayu secara umum dan untuk
masing-masing pekerjaan ada beberapa keselamatan kerja yang harus diperhatikan
atau berbeda satu dengan pekerjaan yang lain.
massif atau bahan kayu olahan yang berupa kayu lapis atau kayu lapis majemuk.
Dengan suatu tambahan pekerjaan finishing, maka akan dihasilkan suatu barang
produksi dengan nilai artistic yang tinggi. Barang produksi ini kadang sudah dirakit
peten atau menggunakan system knock down yang mudah dan praktis dalam
perakitannya.
3.1.2
Konstruksi bangunan
Adalah suatu pekerjaan kayu pada suatu pekerjaan konstruksi baik itu dalam suatu
bagian atau pekerjaan keseluruhan dari suatu konstruksi. Untuk pekerjaan sebagian
dapat kita lihat dalam pekerjaan konstruksi atap yang menggunakan kuda-kuda dari
kayu, konstruksi tangga kayu, pekerjaan kuzen pintu dan jendela dan lain-lain.
Dalam pekerjaan secara keseluruhan dapat kita lihat untuk pekerjaan
yang
keseluruhan bangunan menggunakan bahan kayu seperti rumah kayu yang mulai dari
tiang, lantai, dinding sampak konstruksi atap menggunakan bahan kayu. Dengan
pengerjaan yang baik dan pemilihan mutu kayu yang baik pula, konstruksi ini dapat
memberikan waktu pemakaian yang lama. Jenis pekerjaan ini dapat pula ditemukan
dalam pekerjaan pembuatan jembatan kayu.
3.1.2
3.2
Untuk dapat menghasilkan suatu pekerjaan yang baik dan bagus dilihat dari segi
mutu dan biaya yang dipergunakan, maka diperlukan tahapan-tahapan pekerjaan
3.2.1 Perencanaan
Dalam tahapan perncanaan ini akan ditentukan berbagai hal dalam suatu pekerjaan
yang akan diambil. Berbagai pertimbangan akan diambil mulai dari bentuk atau
disain dari konstruksi, bahn yang dipakai, jenis bahan, jenis sambungan, alat-alat
sambung yang akan dipakai (lem, baut, pasak atau paku), cara pengerjaan yang
paling efisien dan ekonomis, peralatan yang dipergunakan sampai berapa waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Pada tahapan ini sangat
menentukan hasil akhir pekerjaan baik dari segi mutu maupun segi biaya yang
diperlukan. Dari segi bahan dan jenis bahan yang akan dipakai apakah memakai
kayu gelondongan kemudian dipecah atau memakai kayu yang sudah ada dipasaran,
apakah memakai papan atau balok, memakai kayu massif atau kayu lapis dan
sebagainya.
Pemilihan
jenis
sambungan
yang
akan
dipakai
juga
harus
3.2.2 Analisa
Perencanaan yang sudah dilakukan pada tahap awal, sebelum dilaksanakan
pengerjaannya perlu dilakukan suatu analisa terhadap apa yang sudah menjadi
ketentuan perencanaan. Pada tahapan ini semua yang telah ditentukan dievaluasi
lagi, apakah tidak ada hal-hal yang tertinggal atau terlupakan selama proses
perencanaan. Sehingga jika dilakukan pekerjaan tersebut tidak akan terjadi kendalakendala selama proses pengolahan.
3.2.3 Pengolahan
Proses pengolahan atau proses pengerjaan dapat dilakukan setelah tahapan analisa
selesai dilakukan. Teknis pengerjaan dilakukan sesuai dengan teknik yang ditentukan
dalam proses perencanaan. Bahan-bahan yang dibutuhkan serta peralatan harus
disiapkan sesuai kebutuhan bahan dan peralatan yang diperlukan.
Adakalanya proses pengerjaan dilapangan tidak sesuai dengan apa yang ditentukan
dalam perencanaan dan perubahan-perubahan proses pengerjaan dapat dilakukan
semasih dapat diterima dan tidak mempengaruhi hasil akhir dari konstruksi tersebut.
Semua perubahan-perubahan itu dicatat sebagai bahan pertimbangan untuk
perencanaan pekerjaan konstruksi selanjutnya yang sejenis. Proses pengolahan bahan
dapat dilakukan dibeberapa tempat dengan pengerjaan masing-masing bagian yang
mana pada akhirnya akan dilakukan perakitan pada suatu tempat atau lokasi
pemasangan.
3.2.4 Finishing
Finishing merupakan pekerjaan penentu dalam hal penampilan suatu produk pada
suatu kegiatan produksi. Pada proses finishing dilakukan sentuhan-sentuhan akhir
untuk kesempurnaan suatu pekerjaan. Sentuhan akhir dapat berupa perbaikanperbaikan kecil pada suatu konstruksi yang telah disatukan/dirakit menjadi satu
kesatuan. Finishing juga dapat dilakukan dengan memberi suatu lapisan pada
permukaan kayu yang dapat memberi nilai tambah pada barang produksi tersebut.
Tetapi finishing dapat juga memberikan hasil yang tidak diinginkan kalau
pengerjaannya salah dan tidak tepat dalam penggunaan bahan.
4. Setelah jumlah bahan didapat baik itu berupa balok, papan usuk, papan, atau
papan olahan maka disusun secara rinci menurut jenis bahan dan jumlah yang
diperlukan secara keseluruhan
Ada banyak jenis peralatan kerja kayu yang dapat dipakai. Peralatan dan
perkakas kerja kayu dapat dibedakan menjadi beberapa bagian sesuai dengan fungsi
atau kegunaan peralatan tersebut.
4.2.1 Mundam
Adalah bagian dari bangku kerja yang kedudukannya lebih rendah dari meja kerja
dan letaknya disisi samping dari meja kerja. Fungsi dari mundam adalah untuk
meletakkan/menyimpan peralatan atau perkakas kerja kayu yang sedang tidak
dipakai. Tujuan dibuatnya mundam adalah untuk menghidari jatuhnya peralatan
yang tidak dipakai yang dapat mengakibatkan kerusakan peralatan dan dapat
mencederai pekerja. Disamping itu dengan adanya mundam, maka pada saat kita
melakukan pekerjaan tidak dihalangi oleh peralatan lain yang sedang tidak
digunakan. Pada saat istirahat atau meninggalkan pekerjaan, maka semua peralatan
yang dipakai dimasukkan kedalam mundam. Karena volume mundam yang kecil,
maka peralatan yang dikeluarkan dari kotak alat adalah peralatan yang akan
dipergunakan selama pekerjaan.
4.2.1 Pensil
Alat pemberi tanda ini akan meninggalkan bekas pada benda kerja. Tetapi bekasnya
dapat dihilangkan dengan menggunakan amplas. Pensil yang dipergunakan untuk
pertukangan bentuk dan ukurannya berbeda dengan yang digunakan untuk alat tulis
kantor. Bentuknya lebih besar dan arangnya berbentuk pipih agak keras.
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I
4.2.2 Perusut
Alat pemberi tanda ini terbuat dari kayu dan kayu pada bagian melintang dapat
digerakkan kekanan dan kekiri. Kayu melintang terdiri dari dua bagian yang samasama bisa digerakkan. Salah satu ujung melintang terdapat jarum dari besi atau baja,
sedangkan pada sisi kayu melintang terdapat ukuran dalam (cm) dimana nilai (0 cm)
terdapat tepat pada jarum. Sedangkan nilai ukuran dihitung jarak antara jarum dan
sisi dalam kayu penghantar perusut. Alat ini akan menggores permukaan kayu sejajar
penghantar perusut. Pemakaian alat ini dilakukan jika dua sisi benda kerja sudah
diketam rata, lurus dan siku, sehingga bisa dipakai pedoman atau menempatkan
penghantar perusut. Tanda yang dihasilkan akan memberikan jarak sejajar salah satu
sisi yang dijadikan pedoman. Untuk memberikan hasil yang lebih akurat, maka
sebaiknya pengukuran dilakukan pada benda kerja kemudian dipasang perusut.
4.2.4 Kraspen
Alat pemberi tanda ini terbuat bari baja yang mana kedua ujungnya dibuat runcing.
Biasanya satu ujung lurus dan ujung yang lainnya bengkok membentuk sudut (45o).
Pada bagian tengah diameternya lebih besar dan kasar untuk memegang. Alat ini
akan memberikan tanda dengan jalan menggores permukaan kayu.
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I
10
11
Mistar Baja
12
13
14
Gergaji Bajang
Gragaji Punggung
15
4.4 Ketam
Ketam adalah sebuah perkakas yang digunakan untuk menghaluskan dan meratakan
permukaan kayu. Berbagai macam bentuk dan jenis ketam yang terdapat dipasaran,
mulai dari ketam yang badannya terbuat dari kayu dan badan ketam yang terbuat dari
besi. Ketam terdiri dari beberapa bagian diantaranya adalah: badan ketam, pisau
ketam, lidah ketam, baji dan pegangan ketam. Beberapa macam ketam yang sering
digunakan adalah:
16
Ketam Kayu
Mata Ketam
Baji Kayu
17
mata ketam, maka batang pengungkit stel lintang yang terdapat dibelakang mata
ketam digeser kekiri atau keka
Mata ketam
Lidah ketam
Pengungkit lintang
Pegangan belakang
Pegangan depan
Pengunci
Mur penyetelan
Badan ketam
Ketam Baja
18
/ 4 ~180o)
19
/4
/4
/4
/4
Pahat Kuku
20
tonjolan yang menyerupai pisau berguna untuk memotong sisi lingkaran kayu,
sehingga lubang yang dihasilkan menjadi halus.
21
4.6.2
Bor Engkol
Mata bor ini mempunyai tepi potong tunggal, oleh sebab itu jenis mata bor ini tidak
boleh dipergunakan untuk pengeboran yang disyaratkan ketelitiannya mengenai
penempatan lubangnya. Ukuran mata bor jenis ini berdiameter antara 2 mm sampai
16 mm.
22
Palu besi
Palu kayu
Palu karet
Palu cakar
Tampat peralatan
23
Tang
Kakaktua
Sikat baj
Kikir Kayu
Kikir Parut
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I
24
Pada praktek kerja kayu I akan dikerjakan beberapa benda kerja yang merupakan
dasar-dasar dalam pekerjaan kerja kayu I. Benda kerja yang dibuat berupa benda
kerja kecil (miniature). Pada dasarnya benda-benda kerja yang dibuat akan
memperlihatkan bagaimana peralatan kayu digunakan dengan benar dan sesuai
dengan fungsinya dan bagaimana menggunakan peralatan tersebut dengan maksimal
untuk menghasilkan benda kerja yang baik dan benar sesuai dengan gambar kerja.
25
Biasanya jarak yang diambil dari tumpuan adalah 1/ 6 L dimana (L) adalah panjang
bentang.
q (ton/m)
L
Lokasi Sambungan
/ 6 L 1/6L
Panjang sambungan diambil berkisar antara (2,5 ~ 3) h, dimana (h) adalah tinggi
balok yang dipakai. Untuk menguatkan sambungan, pada sambungan dipasang
penguat berupa baut atau beugel dengan baut. Takikan pada sambungan dibuat untuk
menahan gaya tarik yang terjadi pada batang, sedangkan baut atau plat beugel
dipasang untuk menahan lentur. Baut yang dipasang minimal 2 (dua) buah,
sedangkan tinggi takikan ditentukan sebesar 1/ 5 h.
26
kedudukan kuzen pada tembok semakin kokoh. Kemudian pada lebar kayu bagian
luar dibuat tali air yang gunanya untuk memanipulasi pertemuan kuzen dan tembok
jika terjadi keretakan.
5.4 Hubungan Balok Tarik Dengan Tiang Kuda-Kuda Dan Balok Sokong
Konstruksi sambungan seperti ini sering kita temui dalam pembuatan atap/rangka
atap. Dimana balok tarik digantung atau disambung pada bagian bawah tiang
gantung. Sambungan ini menggunakan pen dan lubang tidak tembus. Ujung dari
tiang gantung sengaja diberi jarak antara (1 ~ 2)cm dari sisi atas balok tarik dengan
maksud memberi kesempatan pada balok tarik keatas kalau balok tersebut melentur.
Pada sisi depan dan belakang tiang gantung dan balok tarik dipasang plat (beugel)
1
/ 6 x 11/ 2 agar kedudukan balok atau sambungan tetap lurus. Sambungan pada
balok tarik digunakan sambungan alur dan lidah karena sambungan ini dalam
pengerjaannya lebih mudah dan lebih ekonomis disbanding sambungan bibir miring
berkait. Untuk memperkuat sambungan dan menahan gaya tarik pada bagian atas
diberi balok pengunci dengan panjang (8h) dan dikuatkan dengan memakai baut.
27
penyambungan ini adalah arah serat kayu dibuat berselang-seling antara papan yang
satu dengan papan yang lainya. Panjang skrup dan besarnya disesuikan dengan
ketebalan papan.
5.6 Finishing
Finishing dilakukan pada suatu konstruksi yang sudah jadi, dengan tujuan untuk
memperindah, melindungi konstruksi dari pengaruh cuaca, zat cair dan serangga
pemakan kayu. Hasil finishing diharapkan mempunyai hasil yang lebih bagus dari
konstruksi yang tidak difinishing. Hasil finishing yang baik adalah konstruksi yang
tahan terhadap air, alcohol, asam, tahan terhadap goresan dan dapat menonjolkan
serat kayu atau struktur kayu tersebut. Kayu yang akan difinishing akan sangat
ditentukan oleh permukaan dari kayu. Dengan demikian permukaan kayu yang akan
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I
28
difinishing harus bebas dari minyak, damar, malam, bahan pengawet, kadar air yang
terlalu tinggi dan cat atau vernis (finishing lama).
Berbagai macam/jenis bahan finishing yang terdapat dipasaran, dimana satu bahan
dengan bahan yang lainnya akan memberikan hasil akhir yang sama atau berbeda.
Jenis bahan finishing ada yang akan menutupi tekstur dari permukaan kayu sehingga
akan menghilangkan tekstur semula dan bahan finishing yang masih memperlihatkan
tekstur kayu semula.
Pemakaian jenis bahan finishing akan ditentukan oleh jenis kayu, hasil akhir yang
ingin dicapai serta tempat konstruksi tersebut ditempatkan (didalam ruangan atau
diluar ruangan). Cat solid akan menutup seluruh tekstur kayu, sedangkan vernis dan
politur akan mempertahankan tekstur kayu semula.
Untuk mengaplikasikan bahan-bahan finishing dapat dilakukan dengan berbagai cara
diantaranya dengan menggunakan kuas atau alat semprot (spray gun). Macammacam bahan finishing yang sering digunakan adalah :
5.6.1 Serelak/Politur
Bahan finshing ini didapat dengan mencampur 1 (satu) ons serelak dengan 1 (satu)
liter spritus. Sifat bahan ini jika sudah diaplikasikan pada permukaan kayu akan tidak
tahan terhadap alcohol dan panas.
Proses pengerjaannya dengan jalan menggosok permukaan kayu dengan kain yang
sudah dibasahi dengan campuran serelak secara terus menerus sehingga rata dan
mengkilat. Pekerjaan ini akan lebih baik dilakukan dibawah terik matahari, sehingga
permukaan kayu akan lebih mengkilat. Campuran ini dapat ditambahkan dengan
warna (serbuk warna) dengan kepekatan warna sesuai dengan keinginan.
Pemberian serelak pada permukaan kayu dapat dilakukan setelah pekerjaan awal
pada permukaan kayu dilakukan. Pekerjaan terhadap permukaan kayu itu adalah:
Amplas permukaan kayu hingga bersih dari noda bekas ketaman maupun
penggergajian dengan menggunakan amplas no 150 dan klos yang
mempunyai bidang dasar rata.
Untuk membersihkan
sambungan kayu, maka digunakan kain basah yang disapukan pada setiap
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I
29
sambungan. Lem yang basah akan kelihatan berwarna putih dan langsung
dibersihkan dengan kain
Bersihkan bekas goresan pensil, tinta maupun noda minyak hingga bersih
betul dengan menggunakan kain lap yang sudah dibasahi dengan spritus atau
thinner
Pebaiki cacat kayu, lubang bekas paku atau cacat pada sambungan dengan
menggunakan dempul kayu atau wood filler.
Amplas
permukaan
kayu
setelah
wood
filler
mongering
dengan
menggunakan amplas no 150 dan no 160 sampai permukaan kayu halus dan
sisa wood filler/kelebihan wood filler terbuang semua
Setelah permukaan kayu benar-benar bersih dan halus bersihkan debu bekas
amplas dengan menggunaka kain, permukaan kayu siap difinishing
Pekerjaan pemberian lapisan baik itu menggunakan kain, kuas atau spray gun lebih
baik dilakukan lapisan demi lapisan daripada dilakukan satu lapisan tebal.
5.6.2 Vernis
Dibuat dari getah pohon yang dicampur dengan menggunakan afduner, sehingga
untuk pengenceran bahan ini bisa ditambahkan afduner. Pengerjaannya dapat
dilakukan dengan menggunakan kuas atau disemprotkan dengan menggunakan spray
gun. Untuk pengerjaan menggunakan spray gun harus diperhatikan pada saat
penyemprotannya jangan terlalu tebal, karena sifat dari afduner yang lama
mengering dan lapisan vernis yang tebal akan mudah meleleh pada permukaan kayu.
Bisa juga vernis diencerkan dengan menggunakan thinner untuk menghindari leleh
pada permukaan kayu, jika menggunakan spray gun. Pewarnaan juga bisa dilakukan
dengan jalan menambah bubuk warna sesuai dengan warna yang diinginkan.
30
5.6.4 Cat
Untuk memberikan warna pada permukaan kayu. Sifat bahan finishing ini adalah
menutup tekstur kayu yang dicat. Berbagai macam pilihan warna yang tersedia
dipasaran atau dapat mencampur warna untuk mendapatkan warna sesuai keinginan.
Untuk mengencerkan bahan ini bisa ditambahkan thinner A atau thinner A Special
dan pengerjaannya dapat dilakukan dengan menggunakan kuas atau spray gun.
5.6.6 Melamine
Bahan finishing ini terbuat dari berbagai polymer antara lain Amino Alkyd dimana
dalam proses pengerasannya memerlukan bahan pengeras (hardener) yang bersifat
asam dan karenanya system ini juga disebut atau dikenal sebagai Acid Curing System
atau Amino Alkyd System. Finishing dengan bahan ini sekarang ini merupakan bahan
finishing yang sering digunakan atau diminati, karena dapat memberikan hasil akhir
yang baik dan bagus.
Permukaan yang akan difinishing dengan menggunakan bahan ini harus dilapisi
dengan menggunakan wood filler yang bertujuan untuk menutupi pori-pori kayu,
cacat kayu atau celah-celah sambungan kayu.
Pemberian wood filler dapat menggunakan kuas setelah wood filler dibuat agak
encer. Atau menggunakan kapi (skrap) dengan campuran wood filler agak kental.
Penngerjaannya juga bisa dilakuakan dengan kuas kemudian dikapi. Pemberian
wood filler harus tipis, karena pemberian wood filler yang terlalu tebal akan
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I
31
32
Judul
Tujuan :
Pada akhir pelajaran Mahasiswa diharapkan terampil dalam:
Melukis dan memberi tanda pada benda kerja sesuai dengan gambar
Instruksi Umum:
Dalam pekerjaan ini dimaksudkan untuk melatih Mahasiswa dalam pekerjaan
mengetam dan menggergaji dengan bahan sebatang kayu usuk 5/ 7 cm. Kayu tersebut
diketam lurus, rata, halus dan siku dengan ukuran semaksimal mungkin. Sebelum
melakukan pekerjaan periksalah ukuran kayu serta ketajaman peralatan yang akan
digunakan. Pergunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya untuk mendapatkan
benda kerja yang sesuai dengan ketentuan
Gergaji punggung
Palu besi
Rol meter
Pensil/kraspen
Perusut
33
Keselamatan Kerja:
1. Keluarkan peralatan hanya yang dianggap perlu dan simpan peralatan yang tidak
dipergunakan kedalam mundam
2. Periksa kembali ketajaman peralatan, jika peralatan tumpul/majal lakukan
penjaman peralatan
3. Pelajari dahulu gambar kerja dan ikuti langkah-langkah pengerjaan dengan
teratur
4. Pusatkan perhatian/pikiran pada pekerjaan
5. Mintalah saran/unjuk Instruktur, jika mengalami hambatan atau permasalahan
dalam pengerjaan atau penggunaan alat
Langkah-Langkah Kerja
1. Pengetaman
Pilihlah permukaan kayu yang paling lebar sebagai pedoman awal dalam
pengetaman kayu dan tetapkan sebagai muka I
Jika terdapat serat kayu yang bolak-balik, maka pengetaman dilakukan tetap
searah serat kayu, kemudian dibalik kearah serat yang lain
Lakukan pengetaman sisi tebal (muka II), jika muka I sudah selesai
dikerjakan dan dibuat siku terhadap muka I
Mengetam sisi/muka III yang telah diberi tanda perusut sampai setengah
garis perusut
Menarik garis perusut untuk menentukan lebar kayu (muka IV) berpedoman
pada muka II
Periksa kembali untuk memastikan antara satu muka dengan muka yang lain
saling siku
34
3. Memotong halus kelebiha kayu menjadi ukuran panjang yang telah ditentukan
pada gambar kerja
4. Penggergajian
Evaluasi
Penilaian terhadap hasil kerja ditekankan pada:
Keselamatan kerja
Prosedur kerja
35
36
Tujuan :
Setelah akhir pelajaran Mahasiswa diharapkan:
Instruksi Umum:
Sambungan ini digunakan jika pada suatu balok atau gelagar menerus yang tertumpu
pada 3 (tiga) perletakan atau lebih akan disambung, dimana batang tersebut bekerja
atau menerima momen lentur. Sambungan ini akan dibuat atau diletakkan pada jarak
1
/ 6 L dari tumpuan, karena pada jarak tersebut momen lentur sama dengan 0 (nol)
untuk beban terbagi merata. Panjang sambungan dibuat (2.5 ~ 3.0) h dimana (h)
adalah tinggi balok. Sambungan ini diperkuat dengan menggunakan alat sambung
baut. Pemakaian sambungan ini sering kita jumpai pada penyambungan balok
bubungan, balok gording, balok lantai dan lain-lainnya.
Ketam
Pensil/kraspen
Siku
Rol meter
Perusut
37
dengan menggunakan
kayu
Keselamatan Kerja
Langkah-Langkah Kerja
1. Ketam permukaan kayu keempat sisi hingga lurus, rata, halus dan siku seperti
langkah kerja latihan mengetam dan menggergaji
2. Bagi kayu yang sudah diketam menjadi 2 (dua) bagaian sama panjang dan beri
tanda A dan B
3. Melukis permukaan kayu
Tentukan panjang sambungan yang akan dibuat sesuai dengan gambar kerja
4. Memotong pada bagian-bagian batas sambungan untuk melepas kayu yang akan
dibuang
5. Lepaskan kayu yang akan dibuang pada potongan A dengan menggunakan pahat
sampai setengah garis lukis
6. Setelah potongan A selesai dikerjakan, malkan potongan A pada kayu potongan
B
7. Lakukan langkah kerja 4 dan 5 pada kayu potongan B yang telah digambar dari
mal kayu potongan A
8. Sambungkan potongan A dan potongan B, lakukan perbaikan-perbaikan supaya
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I
38
39
40
Tujuan:
Pada akhir pelajaran diharapkan Mahasiswa dapat:
Dapat menerangkan prinsip hubungan tiang kuzen dengan ambang atas serta
bentuk dan fungsi dan bagian-bagiannya
Instruksi Umum:
Kuzen terdiri dari balok tegak (tiang kuzen) dan balok datar (ambang). Ukuran kayu
yang digunakan sebaiknya diperhitungkan atau disesuaikan dengan tebal tembok,
lebar atau besarnya daun pintu. Untuk menempatkan daun pintu pada kuzen
dibuatkan sponeng pintu yang lebarnya (1 ~ 1.5) cm, sedangkan tebal sponeng pintu
dibuat setebal daun pintu ditambah (2 ~ 3) mm. Untuk mencegah agar tidak terjadi
celah dan kedudukannya tidak bergeser terhadap tembok , maka pada tiang bagian
luar diberi angkur dan alur kapur dengan lebar
(4 ~ 6) cm
dengan
kedalaman (1 ~ 1.5) cm. Alur kapur dibuat sepanjang tiang kuzen dengan jarak 5 cm
dari ambang atas kuzen.
Hubungan tiang kuzen dengan ambang atas dibuat sambungan purus dan lubang.
Lebar purus dibuat 1/ 3 (h) dan ambang atas diperpanjang (8 ~ 10) cm kiri kanan yang
dinamakan kuping kuzen. Untuk menguatkan hubungan tiang dan ambang
dipergunakan alat sambung paku. Sedangkan untuk menyamarkan retakan yang
terjadi antara kuzen dan tembok, maka pada sisi luar tiang kuzen dibuat tali air
dengan ukuran (0.6 x 0.6) cm. Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kuzen
adalah arah dari bukaan pintu jika kuzen yang dibuat merupakan kuzen gandeng
(kuzen pintu dan kuzen jendela jadi satu kesatuan).
41
Pensil/kraspen
Siku
Rol meter
Perusut
Keselamatan Kerja
Keluarkan peralatan yang akan dipergunakan saja, serta simpan alat yang
tidak dipakai didalam mundam
Mintalah saran pada Instruktur jika menemui masalah pada pekerjaan atau
peralatan yang sedang dipakai
42
43
44
Judul : Hubungan Balok Tarik Dengan Tiang Kuda-Kuda dan Balok Sokong
Tujuan :
Pada akhir pelajaran ini, diharapkan Mahasiswa dapat:
Dapat membuat sambungan balo tarik dengan tiang kuda-kuda dan balok
sokong
Instruksi Umum
Konstruksi sambungan macam ini digunakan pada konstruksi kuda-kuda gantung
untuk rangka atap. Seperti diketahui tengah bentang balok tarik digantung pada
ujung bawah tiang gantung. Sambungan ini dihubungkan dengan dengan purus dan
lubang tidak tembus. Ujung tiang gantung sengan dibuat berjarak antara (1 ~ 2) cm
dari sisi atas balok tarik, hal yang sama dilakukan pada purus terhadap dasar lubang
purus. Ruang bebas ini diperlukan buat mendapat kesempatan untuk menarik keatas
balok tarik kalau melentur. Untuk menjaga balok tarik dan tiang gantung tetap lurus
pada posisinya, maka dipasang plat beugel (1/ 6 x 11/ 2 ) dan diperkuat dengan
menggunakan alat sambung baut.
Pada kuda-kuda yang mempunyai bentang panjang, balok tarik tidak dapat terdiri
dari satu balok menerus. Maka untuk itu dilakukan penyambungan balok tarik pada
tengah-tengah bentang dengan menggunakan sambungan alur dan lidah. Untuk
memperkuat sambungan itu, maka dipasang balok pengunci dengan ukuran yang
sama dengan balok tariknya. Hubungan antara balok tarik dan balok pengunci
dilakukan dengan membuat 2 (dua) buah takikan sedalam 1/ 6 h, dimana (h) adalah
tinggi balok dengan panjang (15 ~ 20) cm. Sambungan ini diperkuat dengan
menggunakan alat sambung baut (4 buah) dengan diameter baut > 1/ 2 " yang
menembus balok tarik dan balok pengunci. Plat beugel tetap dipasang pada
sambungan ini untuk mendapatkan posisi balok tarik, balok pengunci dan balok
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I
45
Ketam
Perusut
Bor engkol
Pensil/kraspen
Rol meter
Kayu usuk 5/ 7 cm
Baut M 8
Keselamatan Kerja
Langkah-Langkah Kerja
1. Persiapkan seluruh peralatan dan bahan ang akan diperlukan
2. Ketam seluruh kayu, balok sokong (A), tiang gantung (B), balok pengunci (C)
dan balok tarik (D) hingga rata, lurus, halus dan siku
3. Lukis semua garis-garis yang diperlukan pada kayu dan beri tanda pada kayu
yang akan dibuang
4. Lakukan pekerjaan pada balok tarik (D) dengan membuat alur dan purus,
kemudian sambungkan potongan (alur dan purus) hingga didapat sambungan
yang rapat dan baik
5. Setelah didapat sambungan yang baik pada balok tarik, maka langkah selanjutnya
Politeknik Negeri Bali / Jurusan Teknik Sipil
Praktek Kerja Kayu I
46
47
48
Tujuan :
Pada akhir pelajaran ini Mahasiswa diharapkan dapat:
Instruksi Umum
Sambungan arah melebar untuk mendapatkan suatu luas permukaan kayu yang besar,
misalnya untuk lantai dan diding. Karena lebar papan yang dijual dipasaran
mempunyai lebar yang terbatas, maka jalan yang ditempuh adalah dengan
menyambung papan arah melebar. Sebelum melakukan penyambungan perlu dipilih
dulu sisi-sisi papan mana yang akan disambung agar lantai atau diding bisa rata,
yaitu dengan memperhatikan arah serat kayu yang dipasang secara bolak-balik
secara berselang-seling. Sisi kayu yang akan disambung juga harus dibuat rata dan
lurus untuk mendapatkan sambungan yang rapat satu dengan yang lainnya.
49
lantai tanpa pelapis atas dan plafon, maka kotoran akan jatuh kebagian bawah.
/ 3 t dan dalamnya alur dibuat sesuai dengan lebar lidah ditambah 2 mm. Untuk tebal
lidahnya dibuat selebar alur dan lebarnya dibuat minimal 2 x tebal lidahnya. Dalam
pembuatan lidahnya harus diperhatikan serat kayunya harus melintang. Sambungan
ini jika menggunakan kayu yang benar-benar kering dapat diperkuat dengan
menggunakan lem.
Obeng minus
Rol meter
Perusut
Pensil/kraspen
Klamp
Skrup
50
Keselamatan Kerja
Langkah-Langkah Kerja
1. Persiapkan semua bahan dan peralatan yang akan diperguanakan
2. Ketam keempat buah papan dengan rata, lurus, halus dan siku serta buat
ketebalan papan sama
3. Lukis keempat buah papan sesuai dengan gambar kerja dan tandai kayu yang
akan dibuang
4. Mengerjakan lubang untuk sambungan dengan skrup, menggunakan pahat lubang
dan pahat tusuk
5. Mengerjakan sponeng dan alur:
Membuat alur untuk sambungan alur dan lidah dengan menggunakan ketam
sponeng
51
52
53
54
55
56
Daftar Pustaka