Anda di halaman 1dari 3

KONGESTI

GINJAL

ANJING

Gambar 1. Kongesti Ginjal Kiri Anjing


Ginjal merupakan organ berwarna coklat kemerahan seperti kacang merah
yang terletak tinggi pada dinding posterior abdomen, berjumlah sebanyak dua
buah dimana masing-masing terletak dikanan dan kiri columna vertebralis (Snell,
2006). Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah dari pada ginjal kiri karena
besarnya lobus hati kanan (Moore & Anne, 2012). Pada struktur luar ginjal
didapati kapsul fibrosa yang keras dan berfungsi untuk melindungi struktur bagian
dalam yang rapuh (Guyton & Hall, 2008). Pada tepi medial masing-masing ginjal
yang cekung terdapat celah vertikal yang dikenal sebagai hilum renale yaitu
tempat arteri renalis masuk dan vena renalis serta pelvis renalis keluar (Moore &
Anne, 2012). Ginjal dibagi dua dari atas ke bawah, dua daerah utama yang dapat
digambarkan yaitu korteks dibagian luar dan medulla dibagian dalam (Guyton &
Hall, 2008).
Ginjal merupakan salah satu organ yang terkena efek toksisitas jika tubuh
terpapar oleh zat-zat antinutrisi (Guyton dan Hall, 2007). Glomerulus dan tubulus
adalah bagian dari ginjal yang mudah mengalami kelainan sehingga akan berdampak
secara morfologis dan fungsional jika terjadi kerusakan. Hasil pengamatan
makroskopis ginjal anjing, kerusakan yang terjadi adalah kongesti ginjal. Hasil

penyayatan (insisi) curvature mayor memperlihatkan bagian medulla berwarna


lebih gelap (hitam) daripada korteks. Hal ini menunjukkan organ ginjal tersebut
mengalami kelainan yaitu patologi anatomi dari kongesti dan tidak memiliki batas
yang jelas antara korteks dan medulla.

Kongesti ginjal merupakan suatu keadaan yang disertai meningkatnya


volume darah dalam pembuluh darah yang melebar pada organ ginjal. Kongesti
pada ginjal biasa disebut juga hyperemia yaitu keadaan dimana terdapat darah
secara berlebihan di dalam pembuluh darah yang mengalir ke ginjal. Atau juga
biasa dikatakan adanya peningkatan volume darah pada organ ginjal yang
mengalami proses patologik. Kondisi ini biasanya karena adanya obstruksi atau
peradangan yang mencegah darah mengalir normal ke ginjal. Ginjal yang
mengalami kongesti akan tampak kelihatan merah tua (Ungu) karena
bertambahnya darah pada jaringan tersebut, Ketika sebuah jaringan meningkatkan
aktivitas ada penurunan baik ditandai dalam tekanan parsial oksigen dan pH,
peningkatan tekanan parsial karbon dioksida, dan peningkatan suhu dan
konsentrasi ion kalium (Cooper dan Slauson, 2002).
Kongesti dapat terjadi melalui dua mekanisme yaitu (1) kenaikan jumlah
darah yang mengalir ke ginjal via arteri atau (2) penurunan jumlah darah yang
mengalir dari ginjal via venula. Jika aliran darah ke dalam ginjal bertambah dan
menimbulkan kongesti, maka disebut kongesti aktif, artinya lebih banyak darah
mengalir secara aktif ke dalam daerah ginjal tersebut. Kenaikan aliran darah lokal
ini disebabkan oleh adanya dilatasi arteriol yang bekerja sebagai katup yang
mengatur aliran darah ke dalam mikrosirkulasi lokal (Price dan Lorraine 2006).

DAFTAR PUSTAKA

Cooper J, Slauson DO. 2002. Mechanism of Disease : A Text Book of


Comparative General Pathology. 3th Ed. Amerika (USA) : Mosby
Incorporation.
Guyton AC, Hall JE. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi ke
6. Jakarta (ID): EGC.
Moore KL, Anne MR. 2012. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta (ID):
Hipokrates.

Price SA, Lorraine MW. 2006. Pathofisiologi : Konsep Proses-proses Penyakit


Edisi ke-6 Vol 1. Jakarta (ID) : EGC.
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik Edisi 6. Jakarta (ID) : EGC.

Anda mungkin juga menyukai