Anda di halaman 1dari 51

FORMULIR

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN


UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(UKL - UPL)
A. IDENTITAS PEMRAKARSA
A.1. Identitas Pemrakarsa
Nama Pimpinan

: Heny Sulistyawati

Nama Pemrakarsa

: PT. DANAPAINT INDONESIA

Nama Industri

: Industri Cat

Alamat Kantor

: Jl. Pemuda

Desa/ Kelurahan

: Jatinegara Kaum

Kecamatan

: Pulo Gadung

Kabupaten/Kota

: Jakarta Timur

NPWP

: 01.002.142.6-007.000

Alamat Kegiatan

: Jl. Lingkar Timur

Desa/kelurahan

: Wadungasih

Kecamatan

: Buduran

Kabupaten

: Sidoarjo

A.2. Identitas Penanggung Jawab


Nama Perusahaan

: PT. DANAPAINT INDONESIA

Nama Pimpinan

: Heny Sulistyawati

Nama Penanggung jawab : Maria Yudi Priyanti


Jabatan

: Technical Manager

Alamat Kantor

: Jl. Jawa RT. 008 / Rw. 02

Desa/kelurahan

: Wadungasih

Kecamatan

: Buduran

Kabupaten

: Sidoarjo

A.3. Identitas Penyusun UKL - UPL


Nama Perusahaan

: CV. Embun Gemilang Perkasa

Alamat

: Perum. Platinum Eastroad Blok A2-1


Desa Banjarsari Kecamatan Buduran Keb.Sidoarjo

Penanggung Jawab

: Choirur Rizal, ST

Jabatan

: Direktur

No telfon

: 082131916761

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

B. URAIAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


B. 1. Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Nama usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan adalah Kegiatan Pembangunan
Industri Cat berdasarkan Izin Lokasi dari Bupati Sidoarjo nomor : 188/227/404.1.3.2/2015
tanggal 24 Februari 2015 pada lahan seluas 27.134 m2 yang terletak di Desa Wadungasih
Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo.
B. 2. Batas - Batas Rencana Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan
Kegiatan Pembangunan Industri Cat ini dibatasi peruntukan lahan sebagai berikut :

Sebelah Utara

: Saluran dan jalan lingkar timur

Sebelah Timur

: Sawah warga

Sebelah Selatan

: Saluran air

Sebelah Barat

: Sawah warga

Gambar 1. Gambar Google Lokasi Kegiatan

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

B. 3. Skala Usaha dan/atau Kegiatan


Tabel 1. Luas Bangunan dan Pemanfaatan Lahan
Jenis Penggunaan

Luas Areal
m
%
2

A. Lahan Tertutup / Kedap Air


a. Bangunan Kantor
b. Bangunan Gudang
c. Ruang Produksi
d. Pos Satpam
e. TPS
f. TPS Limbah B3
g. IPAL Industri
h. Biofilter
i. Bangunan Kantin
j. Bangunan Mushollah
k. Toilet dan Locker

0,79
33,95
11,96
0,03
0,01
0,11
0,17
0,09
0,18
0,09
0,22

12.835,00

47,89

171,6
12,4
514,8
13.600,2
14.299,00
27.134,00

0,63
0,05
1,90
49,53
52,11
100,00

TOTAL A
B. Lahan Terbuka/Prasarana Lingkungan
a. Bangunan Pagar Tembok
b. Bangunan Pagar Besi
c. Bangunan Saluran Air
d.RTH
TOTAL B
TOTAL A + B
Sumber : Pemrakarsa, 2015.

216,00
9.267,00
3.264,00
9,00
4,00
30,00
45,00
25,00
50,00
25,00
1
60,00

Berdasarkan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten


Sidoarjo 2009 2029, Desa Wadungasih, Kecamatan Buduran termasuk
dalam SSWP IV meliputi wilayah Kecamatan Buduran dengan fungsi utama pertani
dan

zona

industri

ditunjang

dengan

kegiatan

permukiman

dengan

pusat

pertumbuhan berada di Kawasan Buduran;

TPS Limbah B3
IPAL

Keterangan :
Pos Satpam
2
3

Kantin

Mushola

TPS
UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

Biofilter
Toilet dan Lokker
RTH

Gambar 2. Gambar Lay Out Lokasi Kegiatan

B. 4. Garis Besar Komponen Usaha dan/atau Kegiatan

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

Kegiatan Pembangunan Industri Cat yang akan ditelaah meliputi 3 (tiga) tahapan
kegiatan, yaitu tahap pra konstruksi, konstruksi, dan tahap operasi. Sebagian kegiatan pada
tahap pra konstruksi dan konstruksi telah selesai dilaksanakan. Untuk tahap konstruksi akan
terbagi dalam 3 (tiga) sub tahapan, yaitu persiapan konstruksi, pelaksanaan konstruksi serta
pasca konstruksi/operasi.

B. 4.1. Tahap Pra Konstruksi


Adapun tahapan Pembangunan Industri Cat dan fasilitas pendukungnya yang meliputi
3 (tiga) tahapan kegiatan, yaitu tahap pra konstruksi, konstruksi, dan tahap operasi
diinformasikan secara ringkas sebagai berikut :
(a).

Perencanaan Teknis Rinci dan Pengurusan Perijinan


Lahan untuk kegiatan proyek merupakan lahan dan bangunan milik pemrakarsa

berdasarkan Sertipikat Hak Milik (Lampiran). Dalam rangka legalitas formil operasional
Kegiatan ini, maka pengurusan perijinan mutlak dilakukan sebagai prasyarat memulai
pembangunan, meliputi, ijin Mendirikan Bangunan (IMB), ijin Gangguan (HO), Izin
Perubahan Status Tanah, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), dan lain-lain.
Kegiatan perencanaan teknis dilakukan berdasar survey lokasi secara detil guna
merencanakan block plan meliputi bangunan kantor, ruang produksi, gudang, pos jaga, dll,
prasarana lingkungan (jalan, area parkir, RTH, septic tank dan resapan, dan bangunan
saluran air), dan fasilitas penunjang lain. Kegiatan perencanaan teknis harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:

Diwajibkan memelihara dan menjaga kelestarian lingkungan hidup di sekitar lokasi


usaha, menanam pohon penghijauan untuk mengurangi limbah debu dan untuk
mengurangi tingkat kebisingan dan meningkatkan estetika lingkungan;

Diwajibkan mematuhi GSP/GST dan bersedia dibongkar apabila melanggar sempadan


yang telah ditetapkan;

Diwajibkan menyediakan alat pemadam kebakaran/ hydrant;

Diwajibkan menyediakan lahan parkir dan memasang papan nama;

Diwajibkan menyediakan sumur peresapan air hujan, dan untuk pengerasan halaman
supaya menggunakan aspal, tidak menggunakan paving stone;

Memenuhi segala ketentuan/peraturan yang telah dan akan ditetapkan Pemerintah.

B. 4.2. Tahap Konstruksi


UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

(a).

Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi


Tenaga kerja yang dibutuhkan selama tahap konstruksi sekitar 19 orang, dimana

pekerja tersebut terdiri tenaga kerja terdidik, tenaga terampil serta tenaga kerja kasar. Untuk
pekerja kasar ini dapat diambil dari desa setempat di sekitar lokasi kegiatan dimana sistem
pengaturannya akan melibatkan komponen masyarakat setempat. Pelaksanaan pekerjaan
dilakukan sepenuhnya oleh kontraktor yang telah ditunjuk.
Tabel 2. Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jenis Pekerjaan
Tukang Cat
Tukang Batu
Tukang Kaca
Tukang Plafon
Kuli/Pembantu Tukang
Mandor
Jumlah

Jumlah (orang)
Pria
Wanita
2
5
3
3
5
1
19

Pendidikan
(minimal)

Asal

Status

SMP
SMA
SMP
SMP
SMP
SMA/STM

Lokal
Lokal
Komuter
Komuter
Lokal
Komuter

WNI
WNI
WNI
WNI
WNI
WNI

Sumber : Pemrakarsa, 2015.

Selama kegiatan konstruksi berlangsung, maka aktivitas tenaga kerja akan


menimbulkan dampak peningkatan limbah cair dan limbah padat selain juga timbulnya
gangguan kenyamanan lingkungan. Limbah cair akan dibuang ke patusan tersier di sebelah
Utara tapak proyek. Volume limbah cair (VLC) yang dihasilkan oleh tenaga kerja konstruksi
sesuai perhitungan berikut:
VLC

= 30 liter/hari x 19 orang
= 570 lt/hari 0,57 m3/hari

Jumlah limbah padat (VLP) yang dihasilkan sesuai perhitungan berikut:


VLP

= 2,2 liter/hari x 19 orang


= 41.8 lt/hari 12.54 kg/hari

(b).

Pembangunan dan Pengoperasian Direksi Kit


Sebelum tahapan selanjutnya dilakukan, terlebih dahulu dibangun direksi kit, gudang

dan tempat penampungan tenaga kerja guna melengkapi sarana untuk persiapan dan
pelaksanaan konstruksi. Direksi kit merupakan pusat kegiatan manajemen proyek,
penyimpanan material, peralatan serta tempat tinggal tenaga kerja yang al dari luar daerah.
Pembuatan direksi kit ini dilengkapi dengan penyediaan sistem air bersih dengan
menggunakan air sumur untuk keperluan air bersih tenaga kerja maupun pelaksanaan
pembangunan, penyediaan fasilitas penerangan dari PLN, alat komunikasi serta fasilitas

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

MCK bagi tenaga kerja. Direksi kit dibuat secara semi permanen karena setelah selesai
tahap konstruksi, maka akan dibongkar.
(c).

Pengangkutan Material dan Alat Berat


Lokasi proyek dicapai melalui Desa Wadungasih, Pengangkutan material meliputi

pengangkutan bahan bangunan dan material hasil pembersihan lahan. Pengangkutan


material dan alat berat dilakukan selama 4 bulan dengan jumlah kendaraan angkut = 1
truk/hari.
Tabel 3. Jenis Peralatan Konstruksi.
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Jenis Peralatan
Mesin Molen
Pompa Air
Bor listrik
Waterpass
Truck
Jumlah

Jumlah
(unit)
1
1
3
2
1
8

Potensi Cemaran
Ceceran bahan, kebisingan
Kebisingan
Kebisingan
Polusi udara, Kebisingan, Kepadatan lalu Lintas

Sumber : Pemrakarsa, 2015.

(d).

Pembangunan Fisik
Pembangunan fisik Industri Cat sesuai rencana akan dibangun meliputi :

Bangunan Industri Cat;

Ruang KM/ WC;

Bangunan kantor;

Bangunan septic tank dan Sumur resapan septic tank;.


Kegiatan pembangunan diawali dengan pemasangan sekat pada ruang-ruang yang

diperuntukkan untuk Industri Cat. Setelah sekat terpasang, dilanjutkan dengan pekerjaan
struktur atas dengan memperhatikan hal-hal antara lain :

Lingkungan dan konstruksi bangunan tidak memungkinkan sebagai tempat bersarang


dan berkembang biaknya serangga dan binatang mengerat;

Bangunan harus kuat, utuh, dan dapat mencegah penularan penyakit serta kecelakaan;

Pembagian ruang bangunan harus ditata dan dipergunakan sesuai dengan fungsinya,
serta memenuhi persyaratan kesehatan;

Bahan baku dan hasil produksi harus dipisahkan;

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

Mempertimbangkan karakteristik fisik bahan-bahan yang ditempatkan di dalam

bangunan, apakah menimbulkan pencemaran atau tidak. Hanya bahan-bahan yang


tidak menimbulkan pencemaran yang dapat ditempatkan di tempat terbuka;

Mengupayakan ventilasi secara memadai dan memperhatikan sistem penempatan;

Mengupayakan bangunan terhindar dari kebocoran, hujan, dan banjir;

Bangunan yang akan dibangun mampu menjaga estetika lingkungan sekitar mengacu
pada koefisien dasar bangunan standar di Kabupaten Sidoarjo.

(e). Penyediaan Fasilitas Penunjang


Beberapa fasilitas penunjang operasional yang akan dibangun di lokasi Industri Cat
meliputi :
Instalasi listrik dan peralatan lampu (lighting fixture);
Instalasi AC dan tata udara;
Instalasi telephone/ telekomunikasi;
Unit penangkal petir;
Unit Bak Kontrol;
Unit APAR sesuai dengan luas bangunan dan syarat yang berlaku.
Tahap pertama untuk pembangunan fasilitas penunjang adalah instalasi listrik.
Rencana penggunaan listrik pada kegiatan operasional adalah 345 kVA dengan estimasi
penggunaan rata-rata 256 kva.
Tabel 4. Rencana Penggunaan Listrik.
No.

Jenis Energi

Kapasitas
terpasang (kva)

Pemakaian/bulan
(kva)

Sumber

1.

Listrik PLN

345

256

PLN

2.

Listrik Genset

50

Emergancy

Captive

Sumber : Pemrakarsa, 2015.

Perlengkapan pemadam kebakaran akan dipasang pada unit-unit bangunan terutama


yang rentan menimbulkan kebakaran. Tipe yang akan dipasang adalah Alat Pemadam Api
dengan spesifikasi seperti tertera pada tabel berikut ini.

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

Tabel 5. Jenis Alat Pemadam Api Ringan.


No.

Jenis APAR

Lokasi

Jumlah
(Unit)

Dry powder kapasitas 1kg

Forklift

Gudang

Dry powder kapasitas 3kg


Dry powder kapasitas 3kg

Produksi

Dry powder kapasitas 3kg

Office

Dry powder kapasitas 3kg

Security

Dry powder kapasitas 6kg

Security

Dry powder kapasitas 60kg

Produksi

Hydrant

Sekitar lokasi kegiatan

Total Unit

20

Sumber : Pemrakarsa, 2015.

(f).

Pembangunan Sarana dan Prasarana


Beberapa sarana dan prasarana yang akan dibangun meliputi pembangunan jalan

lingkungan, saluran drainase, penyediaan TPS, pembuatan sumur resapan, dan pembuatan
biopori untuk menambah resapan air hujan. Pembangunan sarana dan prasarana
disesuaikan dengan persyaratan dan perijinan yang telah diperoleh antara lain:

Diwajibkan melaksanakan normalisasi saluran air dengan membuat plengsengan dan


memperhatikan sempadan saluran, sehingga tetap berfungsi dengan baik dan
pembuatan saluran sanitasi serta arah buangan air hujan harus sesuai petunjuk dari
Dinas/ Instansi Teknis yang berwenang;

Bila instalasi PDAM belum dapat tersambung, diwajibkan menyediakan air bersih dari
depo yang airnya memenuhi syarat bahan baku air bersih dengan membuat tandontandon air sesuai kebutuhan karyawan;

Diwajibkan menyediakan sumur resapan yang memadai sebagai alternatif mengurangi


luapan air hujan secara proporsional;

Pengerasan halaman supaya menggunakan aspal, tidak menggunakan paving stone;

Diwajibkan membangun lingkungan yang sehat di lokasi proyek agar tercipta kelestarian
lingkungan;

Menyediakan dan membangun Tempat Pembangunan Sampah Sementara (TPS) dan


pengelolaan limbah padat dan limbah cair domestik sesuai dengan kebutuhan
karyawan;

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

Pagar depan bangunan harus tembus pandang/transparan serta memasang papan


nama sebagai identitas perusahaan;

Memenuhi segala ketentuan/peraturan yang telah dan akan ditetapkan Pemerintah


daerah.

Menyediakan dan membangun TPS Limbah B3 dan IPAL Industri

Pembangunan sarana dan prasarana dengan detail perencanaan antara lain :


f. 1.Pengadaan air bersih
Kebutuhan air bersih untuk kegiatan operasional dan kegiatan pemeliharaan
bangunan serta fasilitas umum dengan menggunakan air PDAM dan sumur bor
hanya untuk kegiatan penyiraman tanaman.
f. 2.Pembangunan jalan lingkungan
Pembangunan jalan lingkungan meliputi jalan masuk menuju proyek maupun jalan
antar bangunan di dalam proyek yang juga difungsikan sebagai tempat turn over
kendaraan pengangkut produk (aktivitas bongkar muat). Konstruksi jalan meliputi
tanah urugan sirtu yang dipadatkan dengan ketebalan 30 centi meter dari level tanah
existing, diatas lapisan ini urugan pasir 15 cm, kemudian menggunakan paving stone
untuk jalan dilokasi kegiatan.
f. 3.Pembuatan saluran air limbah
Kegiatan ini dilakukan untuk setiap unit bangunan. Elemen perencanaan yang harus
tersedia meliputi septic tank dengan sumur resapannya di lokasi kegiatan serta
saluran pembuangan air limbah menuju saluran lingkungan sebelum dibuang ke
saluran pembuang terdekat, sedangkan untuk limbah domestik akan dikelolah
dengan biofilter.
f. 4.Pembuatan saluran air/drainase
Dimensi saluran didasarkan pada tinggi air banjir maksimum dan curah hujan ratarata 5 tahun terakhir yang terjadi di Kecamatan Buduran Kegiatan pembuatan saluran
air/ drainase meliputi:

Penggalian

saluran

air/

drainase

antar

bangunan

menuju

saluran

pembuangan. Saluran drainase ini menggunakan saluran terbuka atau U


ditch;

Saluran dibuat sebanyak dua buah secara simetris di sisi paling kanan dan kiri
tapak dengan dimensi saluran, lebar 60 cm, dan kedalaman menyesuaikan

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

10

kajian drainase, kemiringan saluran diupayakan agar aliran permukaan dapat


menuju saluran pembuang yang terdekat.
f. 5.Pembuatan IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah)
IPAL difungsikan sebagai pengolah air limbah dari kegiatan Industri Cat, yang di
hasilkan dari kegiatan proses pencucian tangki proses, wastafel laboratorium, R/O
sistem dan produk water dari kegiatan itulah limbah yang dihasilkan maka rencana
dimensi kolam IPAL yang akan di bangun sebesar 45 m2 yang akan dibanguan di
belakang lokasi kegiatan.

Gambar 3. Gambar lay out IPAL (Instalasi Pengeleloaan Air Limbah)

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

11

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

12

f. 6. Flowcart IPAL Kegiatan Industri Cat

Gambar 4. Flowcart IPAL Kegiatan Industri Cat

f. 7.Pembuatan Resapan Air Biopori


Untuk menanggulangi adanya potensi genangan air atau banjir, maka di lokasi
Industri Cat juga akan dibangun resapan air berupa biopori (tersebar di area taman
dan RTH lainnya) dengan desain seperti pada Gambar di bawah ini:

Gambar 5. Gambar Biopori

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

13

f. 8.Pengadaan tempat sampah


Pengadaan tempat sampah dilakukan untuk setiap bangunan Industri Cat dan
bangunan penunjang lainnya. Ukuran bak penampungan disesuaikan dengan volume
sampah yang dihasilkan dari kegiatan operasional. Sampah di setiap bangunan
kemudian dikumpulkan dalam Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sebelum
diangkut menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Limbah padat yang dihasilkan
saat operasional sebagian besar merupakan sampah domestik hasil aktivitas
karyawan, kantor. Sedangkan sampah dari pemeliharaan fasilitas akan dikumpulkan
di Industri Cat untuk dijual kepada pihak ketiga atau dibuang ke TPS.
Tempat Pembuangan Sampah akan dibangun pada area yang memudahkan
kendaraan pengangkut sampah untuk mengambil sampah tersebut. Mekanisme
pengolahan sampah domestik merupakan tanggung jawab Pemrakarsa yang akan
bekerjasama dengan instansi terkait guna melaksanakan pengangkutan sampah.
Interval pengangkutan sampah dilaksanakan tiap hari untuk meminimalisir timbulnya
bau akibat penguraian sampah oleh mikroorganisme. Pengolahan Sampah dengan
TPS sistem sortir untuk memisahkan sampah domestik, kemudian sampah domestik
akan dipisahkan menjadi sampah basah dan sampah kering sebelum dimasukkan
dalam TPS, sedangkan sampah B3 akan disimpan di TPS LIMBAH B3 dan
dikelolakan kepada pihak ketiga yang mempunyai ijin limbah B3 dari Instansi yang
berwenang.

(g).

Finishing
Pekerjaan finishing meliputi pekerjaan penanaman penghijauan dan pembersihan

sisa-sisa material. Jenis tanaman yang ditanam antara lain pohon palem dan berbagai jenis
tanaman semak yang bernilai estetis. Sistem penghijauan menjadi tanggung jawab
Pengelola/ Pemrakarsa, pihak Pemrakarsa juga akan mengupayakan penghijauan dengan
sistem tanaman dalam pot baik di dalam Industri Cat maupun di luar tapak kegiatan.
Tanaman penghijauan berfungsi untuk mengurangi tingkat polusi udara/ kebisingan,
meningkatkan estetika lingkungan dan menjaga kualitas airtanah, sehingga memberikan
dampak positif bagi lingkungan hidup. Selain itu juga akan dibangun resapan air type biopori
untuk meminimalisir potensi genangan air sekaligus memanfaatkan air hujan untuk
menambah keberadaan air tanah

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

14

(h).

Demobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi


Dengan berakhirnya tahapan konstruksi maka berakhir juga kontrak kerja bagi tenaga

kerja konstruksi. Sebagian tenaga kerja ini dapat dipertahankan untuk kegiatan operasi
Industri Cat seperti marketing, bagian cleaning atau maintenance, dan sopir.

B.4.3. Tahap Operasi


(a.)

Penerimaan Karyawan
Setelah pekerjaan konstruksi dilakukan, tahap selanjutnya adalah pengoperasian

proyek sesuai dengan peruntukannya. Dalam hal ini terlebih dahulu perlu dilakukan kegiatan
mobilisasi maupun rekruitmen tenaga kerja yang diperuntukkan untuk mengelola dampak
dan cemaran di sekitar komplek Industri Cat. Terbuka peluang serta kesempatan kerja, baik
bagi penduduk sekitar lokasi proyek maupun bagi masyarakat luar. Sedangkan untuk
perekrutan karyawan Industri Cat saat operasional dibutuhkan sekitar 50 orang tenaga
kerja sesuai bidangnya. Untuk kegiatan operasional dibutuhkan komposisi tenaga kerja
seperti tertera pada tabel di bawah ini.
Tabel 6. Komposisi Tenaga Kerja saat Operasional.
Klasifikasi Pekerja
1. Manager
2. Staff Kantor

Jenis Kelamin

Pendidikan

Status

Jml

WNA WNI

SLTP

SMU

10

10

22

32

3. Supir

4. Satpam

22

28

50

3. Karyawan Pabrik

Total
Sumber : Pemrakarsa, 2015.

D3/S1

DIREKTUR

Manager

Staff Kantor

Karyawan Pabrik

Supir

Satpam

Gambar 6. Struktur Organisasi Industri Cat

(b).

Operasional Industri Cat

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

15

Kegiatan operasional Industri Cat milik PT. DANAPAINT INDONESIA adalah :


1. Penerimaan Bahan baku
Tahap awal kegiatan Industri Barang-barang Dari Cat adalah penerimaan bahan baku
yang didatangkan oleh supplier. Bahan baku Industri Cat ini sudah tidak lagi
menggunakan logam berat, pemesanan bahan baku dilakukan berdasarkan kondisi
Stock/ buffer stock yang ada dan spesifikasi yang dipersyaratkan dari unit Quality Control
Tahap Kegiatan penerimaan secara garis besar :

Bahan baku dikirim dari supplier dan disimpan didalam gudang.

Uji spesifikasi bahan yang diterima sesuai metode yang telah menjadi standart
perusahaan.

Hasil pemeriksaan bahan bahan baku akan dicatat, kemudian dilanjutkan dengan
kelengkapan administrasi dan lainnya.

2. Penyimpanan

Setelah dicek secara kualitas dan diterima, kemudian disimpan di tempat yang telah
disediakan yaitu didalam gudang bahan baku.
3. Kapasitas Produksi

Produksi yang sudah jadi akan disimpan dalam gudang.


Tabel 7. Jenis dan Kapasitas Industri
No.

Jenis Produk

Kapasitas
Estimasi

Kapasitas yang
diizinkan

Sifat bahan

Alat Angkut

Cat Water Based

Jadi

Truk

Cat Solvent Based

12.000 Ton
/Tahun
6.000 Ton
/Tahun

Jadi

Truk

Sumber : Pemrakarsa, 2015.

4. Alur Proses Produksi Industri Cat (Water Based)


1. Proses dimulai dengan persiapan bahan baku sesuai dengan kebutuhan yang di
inginkan
2. Proses selanjutnya dengan pencampuran bahan-bahan yang sudah ada proses ini
dinamakan proses premix

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

16

3. Setelah proses premik proses selanjutnya yaitu proses let down dengan dimasukkan
bahan baku berupa bahan air, additive dan resin dalam proses pembuatan cat Water
Based ini dinamakan proses let down.
4. Kemudian setelah proses Let Down maka akan di lanjutkan dengan proses
pewarnaan dengan penambahan air dan pewarna
5. Dan jika pewarnaan sudah selesai maka langkah selanjutnya adalah proses
penyaringan
6. Pada setiap proses diatas, mulai dari proses premix, proses let down sampai proses
pewarnaan semuanya disertai dengan proses Quality Control.
7. Proses selanjutnya adalah pengisian pada tempat cat yang sudah disiapkan.
8. Kemudian proses selanjutnya yaitu proses Quality Control akhir sebelum proses
packing, apabila sudah sesuai maka produk akan dilakukan pengepackan, apabila
tidak sesuai maka produk akan menjadi barang reject namun tidak semua barang
reject akan menjadi limbah padat maupun limbah cair, ada sebagian yang masih
dapat digunakan lagi akan dimasukkan di proses pencampuran.

bahan baku
Air dan Talc

Proses pencampuran bahan baku

Air, additive dan resin

Air, Pewarna

Proses.Let Down

Limbah Padat, Bau, Debu

Limbah Padat, Bau, Debu

Proses Pewarnaan Tinting

Limbah Padat, Bau, Debu

Limbah Padat

Proses Penyaringan

Masuk Proses
Pencampuran

Limbah Padat

Proses Pengisian

QC

Tidak

Ya
Proses Packing

Masih dapat digunakan


Tidak dapat di gunakan

Limbah
Padat
Limbah
Padat,
Limbah cair

Limbah Padat,Debu

Gambar 7. Alur Proses Operasional Industri Cat (Water Based)

5. Alur Proses Produksi Industri Cat (Solvent Based)

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

17

1. Proses dimulai dengan persiapan bahan baku


2. Proses selanjutnya dengan pencampuran bahan baku berupa Pigment, Extender,
Resin dan Solvent proses ini dinamakan proses premix
3. Kemudian setelah selesai pencampuran maka langkah selanjutnya adalah proses
grinding.
4. Setelah proses grinding proses selanjutnya yaitu proses let down dengan dimasukkan
bahan baku berupa bahan additive, resin dan solvent dalam proses pembuatan cat
solvent based ini dinamakan proses let down.
5. Kemudian setelah proses Let Down maka akan di lanjutkan dengan proses
pewarnaan.
6. Dan jika pewarnaan sudah selesai maka langkah selanjutnya adalah proses
penyaringan.
7. Pada setiap proses diatas, mulai dari proses premix, proses grinding, proses let down
sampai proses pewarnaan semuanya disertai dengan proses Quality Control.
8. Proses selanjutnya adalah pengisian pada tempat cat yang sudah disiapkan.
9. Kemudian proses selanjutnya yaitu proses Quality Control akhir sebelum proses
packing, apabila sudah sesuai maka produk akan dilakukan pengepackan, apabila
tidak sesuai maka produk akan menjadi barang reject namun tidak semua barang
reject akan menjadi limbah padat maupun limbah cair, ada sebagian yang masih
dapat digunakan lagi akan dimasukkan
Bahan baku di proses pencampuran.
Pigment, Extender,
Resin dan Solvent

additive, resin dan solvent

Pewarna

Proses pencampuran bahan baku

Limbah Padat, Bau, Debu

Proses Grinding

Gas, Uap, Bau

Proses Let Down

Limbah Padat, Bau, Debu

Proses Pewarnaan Tinting

Limbah Padat, Bau, Debu

Limbah Padat

Proses Penyaringan

Limbah Padat

Proses Pengisian

QC
UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

Ya

Proses Packing

Masuk Proses
Pencampuran

Tidak

Masih dapat digunakan


Tidak dapat di gunakan
Limbah Padat,Debu

Gambar 8. Alur Proses Operasional Industri Cat (Solvent Based)

Limbah
Padat
Limbah
Padat,
Limbah18
cair

5. Jenis Alat Angkut dan Kendaraan


Semua bahan baku/ penolong diperoleh dari supplier. Pengangkutan bahan baku/
penolong dan hasil produksi menggunakan truk, pengangkutan limbah padat/ sampah
domestik dilakukan menggunakan truk dengan frekuensi 1 unit/ hari. Untuk mobilitas
karyawan juga menyebabkan timbulnya bangkitan lalu lintas dengan frekuensi seperti
tertera pada tabel di bawah ini :
Tabel 8. Jenis Kendaraan Pengangkut
Penggunaan
1. Bahan Baku/Penolong
2. Bahan Baku/Penolong
3. Karyawan
- Kendaraan karyawan

Jenis Kendaraan

Volume

Truk
Pick up

5 kali/hari
1-2 kali/hari

Sepeda Motor

50 kali/hari

Sumber : Pemrakarsa, 2015.

6. Penggunaan Bahan Bakar dan Pelumas


Pengunaan bahan bakar dan pelumas beserta penanganan pasca penggunaan Bahan
Bakar dan Oli/ Pelumas secara rinci tertera pada tabel dibawah ini:
Tabel 9. Jenis Bahan Bakar yang Digunakan.

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

19

Kebutuhan per
bulan
650 liter

Jenis
1.

Solar

2.
Oli/Pelu
mas

Penangan Sisa
Habis Terpakai
Dikemas dalam drum dan dikelolakan
kepada pihak ketiga yang berijin
pengolahan limba B3 dari instansi yang
berwenang

24 liter

Sumber : Pemrakarsa, 2015.

7. Jenis Bahan Baku dan Penolong


Tabel 11. Jenis Bahan Baku dan Penolong pembuatan Industri Cat (Water Based)
No

Jenis
Bahan

Jumlah
pemakaian

Keadaan
Fisik
Bahan

Sifat Bahan
(bahaya atau
tidak)

Padat

B3

410.000
kg/Tahun

cair

Non B3

70.000
kg/Tahun

cair

Asal
Bahan

Sistem
Sistem Neraca Bahan
Pengang- Penyim%
%
kutan
panan
Produk Sisa

Bahan Baku
1

Titanium Dioxide
CR 813

220
kg/Tahun

Australia

Truk

Gudang

99,9

0,1

Indonesia

Truk

Gudang

99,9

0,1

Indonesia

Truk

Gudang

99,9

0,1

Indonesia

Truk

Gudang

99,9

0,1

Indonesia

Truk

Gudang

99,9

0,1

Chemtex C3506

Dirtshield 12

Tunassol D1508

100.000
kg/Tahun

cair

Derical CaCO3

720.000
kg/Tahun

Padat

Calcium
Carbonate 1200
OM2GD White

600.000
kg/Tahun

Padat

Non B3

Indonesia

Truk

Gudang

99,9

0,1

20.000
kg/ Tahun

cair

Non B3

Indinesia

Truk

Gudang

99,9

0,1

500.000
Kg/Tahun

Cair

Tunasol 5334

Non B3
Non B3
Non B3

Bahan Penolong
1
2
3

Air
Pewarna
Acticide EPW

Non B3

50 kg/Tahun

Cair

B3

8.000
kg/ Tahun

cair

B3

Indonesia

Truk

Gudang

99,9

0,1

Indonesia

Truk

Gudang

99,9

0,1

Malaysia

Truk

Gudang

99,9

0,1

Indonesia

Truk

Gudang

99,9

0,1

Indonesia

Truk

Gudang

99,9

0,1

Bahan kemas
1
2

Plastik
Kardus

12.000
roll/Tahun
75.000
lbr/Tahun

Padat
Padat

Non B3
Non B3

Sumber : pemrakarsa, 2015

Tabel 12. Jenis Bahan Baku dan Penolong pembuatan Industri Cat (Solvent Based)
No

Jenis
Bahan

Jumlah
pemakaian

Keadaan
Fisik
Bahan

Sifat Bahan
(bahaya atau
tidak)

409.000
kg/Tahun

Padat

B3

63.000
kg/Tahun
16.600
kg/Tahun

Padat

Asal
Bahan

Sistem
Sistem Neraca Bahan
Pengang- Penyim%
%
kutan
panan
Produk Sisa

Bahan Baku
1

Titanium Dioxide

Pigment Yellow

Carbon Black

B3

Padat

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

B3

Australia
India
USA

Truk

Gudang

99,9

0,1

Truk

Gudang

99,9

0,1

Truk

Gudang

99,9

0,1

20

4.000 kg/Tahun

B3

India

Truk

Gudang

99,9

0,1

Padat

B3

GmbH

Truk

Gudang

99,9

0,1

2.200
kg/ Tahun

Padat

B3

GmbH

Truk

Gudang

99,9

0,1

Alumunium
Paste

13.200
kg/ Tahun

Pasta

B3

GmbH,China

Truk

Gudang

99,9

0,1

Resin Acrylic

344.000
kg/Tahun

Cair

B3

Indonesia,
China

Truk

Gudang

99,9

0,1

Resin Alkyd

Cair

B3

Indonesia

Truk

Gudang

99,7

0,3

10

Resin Epoxy

Cair

B3

Korea

Truk

Gudang

99,7

0,3

11

Resin NC
Solution

1.287.800
kg/Tahun

Cair

B3

Taiwan

Truk

Gudang

99,7

0,3

Resin Maleic

118.400
kg/Tahun

Padat

B3

Indonesia,
China

Truk

Gudang

99,8

0,2

13

Solvent Alipahtic
Hydrocarbon

493.200
kg/Tahun

Cair

B3

Korea

Truk

Gudang

99,95

0,05

14

Solvent
Aromatic
Hydrocarbon

689.000
kg/Tahun

Cair

B3

Singapore

Truk

Gudang

99,95

0,05

Cair

B3

Malaysia

Truk

Gudang

99,95

0,05

Cair

B3

Malaysia

Truk

Gudang

99,95

0,05

Cair

B3

Jepang

Truk

Gudang

99,95

0,05

Pigment Red

Phtalocyanine
Blue

4.000 kg/Tahun

Phtalocyanine
Green

12

15

Solvent Alcohol

16

Solvent Ester

17

Solvent Ketone

Padat

1.927,400
kg/Tahun
98.000
kg/Tahun

204.500
kg/Tahun
259.000
kg/Tahun
295.764
kg/Tahun

Bahan Penolong
1

Driers

4.000 kg/Tahun

Cair

B3

Indonesia

Truk

Gudang

99,90

0,1

Rheology
Modifiers

1.075 kg/Tahun

Pasta dan
padat

B3

Jerman

Truk

Gudang

99,90

0,1

Dispresing

2.900 kg/Tahun

Cair

B3

Jerman

Truk

Gudang

99,90

0,1

Defoamer

529

Cair

B3

USA

Truk

Gudang

99,90

0,1

Padat

Non B3

Indonesia

Truk

Gudang

99,9

0,1

Padat

Non B3

Indonesia

Truk

Gudang

99,9

0,1

kg/Tahun

Bahan Kemas
1

Plastik

Kardus

12.000
roll/Tahun
75.000
lbr/Tahun

Sumber : pemrakarsa, 2015

8. Jenis Peralatan Industri Cat


Tabel 13. Jenis Peralatan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Jenis Peralatan
Dust Collector
Electric Forklift
Hand Pallet
Compressor
Dryer
Diaphragm Pump
Hoist
Dissolver
Mixing
Diesel Forklift
Agitator dan Electrik Motor
Letdown Tank
Veloce Dispensing mesin
Dispensing Machhine
Letdown Tank
Storage Tank

Jumlah
(unit)

Kondisi (%)

Asal Produk

Energi
Penggerak

Potensi Cemaran

1
1
2
2
1
8
1
1
1
2
3

90
95
95
95
95
95
95
95
95
95
90

America
America
China
China
China
China
Denmark
Denmark
Jepang
Jerman
Maleysia

PLN
Battery
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
DISEL
PLN

Debu
Bising,Gas
Bising
Bising
Bising,Gas

3
1
3
1

90
90
90
90

Maleysia
Indonesia
Indonesia
Indonesia

PLN
PLN
PLN
PLN

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

21

16

Agitator dan Electrik Motor


Storage Tank
17
Storage Tank 6.000 Liter
18
Agigator dan Electrik Motor
Storage Tank
19
Hang Mixer
20
Reverse Osmosis
Sumber : pemrakarsa, 2015

90

Indonesia

PLN

2
2

90
90

Indonesia
Indonesia

PLN
PLN

1
1

90
90

Indonesia
Indonesia

PLN
PLN

9. Kebutuhan air bersih


Kebutuhan air bersih saat operasional akan dipenuhi dari air PDAM sebesar 38,00 m 3/
hari.

Kebutuhan air untuk keperluan produksi dan domestik diprediksikan sebagai

berikut :
Tabel 14. Kebutuhan Air Bersih Saat Operasional
No.

Jenis Kegiatan

Keperluan

Jumlah
(lt/Hr)

Jumlah
(m3/Hr)

Asal

100

5.000

5,00

PDAM

Diolah
Saluran

Pencucian Tangki
Air Bersih
Prooses
(lt/unit/Hr)
2

Keterangan

Domestik Karyawan
( 50 orang )

Pencucian TankiWastafel
proses

2.000

2,00

PDAM

Diolah

Laboratorium
Wastafel Laboratorium
0,5

500

0,50

PDAM

Diolah

R/O Sistem

30.000

30,00

PDAM

Diolah

Penyiraman Lahan

PDAM

Tidak diolah

Septik
500 tank
1,5

Jumlah

38.000

PDAM
Domestik Karyawan
38
5
Sumber:
Analisis, 2015

Bak kontrol
3,5

10. Penurunan Kualitas dan Kuantitas Air Badan Air

0,50

IPAL
12

38,00

Biofilter
3,5

Pembuang
12

Saluran
Pembuang
11,5

Reject water air bawah Pencucuian


Sebagai dampak turunan dari pemakaian
tanah untuk keperluan domestik
8

Kegiatan Kantin

adalah timbulnya limbah cair domestik yang dibuang 8ke saluran pembuang di sebelah
utara tapak kegiatan.
Volume limbahBack
cair
domestik yang dihasilkan adalah sebesar 11,5
wash
R/O sistem
8

30

Limbah Cair Produksi

m3/hari yang dilewatkan biofilter terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran1 pembuang.
Proses Produksi cat

12
Sedangkan volume limbah cair untuk kegiatan industri
yang dihasilkan sebessar 12

m3/hari

yang diolah

Produck Cat

di dalam IPAL terlebih dahulu sebelum dialirkan


11 kesaluran
Product Water
14

pembuang.

Limbah Cair Produksi


0,5
Sample cat/ Trial
2
Produck cat/ Trial
1,5

Penyiraman Lahan & Tanaman


0,5

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

Meresap Ketanah
0,5

Satuan yang digunakan = m3/hari

Gambar 9.
6. Neraca
Saat
Operasional
Gambar
NeracaAirAir
Saat
Operasional
Satuan yang digunakan = m3/hari

22

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

23

11. Peningkatan Limbah Padat


Ada beberapa limbah padat yang dihasilkan sebagian besar merupakan limbah padat
domestik, hasil aktivitas sehari-hari karyawan Industri Cat, dan limbah B3 dari kegiatan
kantor bisa berupa catridge bekas, Bohlamp Lampu bekas dan lain-lain, ini merupakan
sangat sedikit sehingga bisa dikumpulkan di dalam ruangan khusus dan dikelolah pihak
ketiga.
Tabel 15. Jenis Limbah Padat yang Dihasilkan
Jenis Limbah
Limbah Non B3
1. Limbah Padat Domestik Tenaga
Kerja
( 50 orang) x 0,66 kg/hr
2. Sisa kemasan bahan baku dan
penolong

Volume

Sifat Limbah

Keterangan

Akan dikumpulkan di

33 kg/hari

Limbah Non B3

1,5 kg/hari

Limbah Non B3

Akan dikumpulkan di
TPS

9 kg/hari

Limbah b3

Akan dikumpulkan di
TPS Limbah B3

3 kg/hari

Limbah B3

Akan dikumpulkan di
TPS Limbah B3

Limbah B3

Akan dikumpulkan di
TPS Limbah B3

1,5 kg/hari

Limbah B3

Akan dikumpulkan di
TPS Limbah B3

200 kg/bln

Limbah B3

Akan dikumpulkan di
TPS Limbah B3

TPS

Limbah B3
3. Sisa kemasan bahan baku dan
penolong
4.

Majun terkontaminasi B3

5.

Kegiatan penggantian peralatan B3


termasuk (Catridge bekas dan
Bohlamp Lampu bekas )

6.

Produk reject

7.

Sludge IPAL

0,50 kg/bln

Sumber : Pemrakarsa, 2015.

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

24

12. Kegiatan Sekitar


Dominasi kegiatan di sekitar Industri Cat ini dalam radius rata-rata 500 meter yang
diestimasikan terpengaruh oleh operasional kegiatan Industri Cat adalah pemukiman,
perindustrian, pergudangan dan pertanian.

Industri

Sawah
Sawah
Pergudangan

Gambar 10. Kegiatan Lokasi Sekitar

12. Informasi Lingkungan


a). Komponen Fisika-Kimia
a.1). Kualitas Udara.
Pada saat penyusunan dokumen UKL/UPL, kualitas udara belum diuji karena di
lokasi usaha belum ada kegiatan kegiatan. Uji kualitas Udara ambient akan
dilaksanakan setiap semester sebagai pelaporan setelah Industri Cat beraktifitas.
Upaya pengelolaan yang lain dilakukan adalah menambah tanaman dan
penyiraman lahan secara berkala saat sebelum dan sesudah bongkar muat bahan
bangunan.
Sulfur dioksida (SO2) di atmosfer merupakan gas dan umumnya dijumpai pada

lokasi yang melakukan pembakaran bahan bakar seperti pembakaran


batuarang, bahan bakar minyak, gas, kayu, dan sebagainya. Gas ini
mempunyai sifat tidak terbakar, tidak berwarna, dan dapat berada di udara
dalam bentuk gas maupun terlarut dalam butiran-butiran air.
Karbon monoksida (CO) merupakan salah satu gas polutan yang cukup banyak

dijumpai di udara, mempunyai sifat tidak berbau dan tidak berwarna. Gas ini
dihasilkan oleh proses pembakaran bahan bakar minyak kendaraan bermotor

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

25

yang tidak sempurna juga dihasilkan oleh proses pembakaran bahan bakar
yang digunakan industri.
Nitrogen dioksida (NO2) dan Nitrogen oksida (NOX) merupakan polutan oksida

Nitrogen utama yang paling banyak dijumpai. Gas NO2 mempunyai sifat tidak
berwarna, tidak berbau, dan sedikit larut dalam air. Sedangkan NO 2 merupakan
gas berwarna coklat kemerahan dengan bau tajam, bersifat korosif, dan mudah
teroksidasi.
Partikel debu di udara terdiri dari berbagai senyawa dalam bentuk padatan

maupun cair yang tersebar di atmosfer dengan diameter < 1 mikron sampai 500
mikron. Partikel debu berkuran 0,1 10 mikron dapat membahayakan
kesehatan manusia bila masuk kedalam jaringan tubuh. Partikel debu akan
berada di udara dalam waktu sementara, sehingga terkadang masuk ke dalam
tubuh manusia melalui saluran pernafasan. Partikel tersebut akan dibersihkan
menggunakan cara pembersihan sederhana yaitu dengan disapu dan disikat
dengan air secara berkala sebagaimana umumnya.
Pengecheckan kandungan logam berat Pb (timbal), karena juga berbahaya

untuk pernafasan, serat pengecheckan Hidrogen Sulfida (H2S).


a.2). Kebisingan
Untuk

mengolah

kebisingan

pada

saat

proses

produksi

karyawan

wajib

menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti masker,Sarung tangan, penutup


telingan Dll Pengukuran kebisingan akan dilakukan pada pelaporan kegiatan usaha
setiap 1 semester (6 bulan), setelah Industri Cat beroperasi. Hasil pengukuran
kebisingan akan dibandingkan dengan Peraturan Gubernur. Jatim No. 10 Th. 2009.
a.3). Limbah Cair
Limbah cair yang ditimbulkan oleh kegiatan Industri cat adalah limbah cair domestic
karyawan, air pencucian tangki, Wastafel Laboratorium dan R/O Sistem.
a.4). Limbah Padat Domestic

Limbah padat yang dihasilkan pada proses produksi Industri Cat pada
dasarnya hanya merupakan limbah padat dari kegiatan domestik karyawan.

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

26

a.5). Limbah B3

Limbah B3 yang dihasilkan pada proses produksi Industri Cat pada dasarnya
berupa sisa-sisa kemasan pada bahan baku dan bahan penlong serta majun
terkontaminasi limbah B3.

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

27

C.

DAMPAK

LINGKUNGAN

YANG

DITIMBULKAN

DAN

UPAYA

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, SERTA UPAYA PEMANTAUAN


LINGKUNGAN HIDUP
Tahapan kegiatan yang telah diinformasikan pada kegiatan Pembangunan
Industri Cat Pemrakarsa PT. DANAPAINT INDONESIA di Desa Wadungasih
Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo berpotensi menimbulkan dampak terhadap
lingkungan, oleh karena itu perlu dilakukan upaya pengelolaan linkungan dan upaya
pemantauan lingkungan seperti tertera pada Matrik Upaya Pengelolaan Lingkungan
(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) berikut ini :

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

28

Tabel 16. Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Tahap Pra Konstruksi
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
SUMBER
DAMPAK

JENIS
DAMPAK

BESARAN
DAMPAK

BENTUK UPAYA
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP

Perencanaan Teknis Rinci dan Pengurursan Perijinan


Pengukuran Intensitas
Intensitas
- Menginventarisasi kembali
topografi,
keresahan
keresahan
lahan yang dibangun
survey
masyarakat masyarakat
Pemrakarsa yang akan
lokasi
terkait
yang terjadi
digunakan untuk kegiatan
secara detil, dengan
Pembangunan Industri Cat
dan
kelengkapa
- Melakukan pengukuran pada
pengurusan n perijinan
lahan yang tertera dalam
perijinan
yang dimiliki
perijinan dan sertipikat tanah
pemrakarsa
yang dimiliki
- Melakukan sosialisasi kepada
masyarakat di sekitar lokasi
kegiatan tentang rencana
kegiatan yang akan dilakukan

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

LOKASI
PENGELOLA
AN
LINGKUNGAN
HIDUP
Tapak Proyek
sampai batas
sosial yaitu Desa
Wadungasih
Kecamatan
Buduran

PERIODE
PENGELOL
AAN
LINGKUNG
AN HIDUP

INSTITUSI PENGELOLA DAN


PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


BENTUK UPAYA
PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
HIDUP

Dilakukan satu Metode


kali sebelum
Pengumpulan Data:
tahap
- Mencocokkan
konstruksi
kembali dengan
dilaksanakan
perijinan yang
diperoleh.
Metode Analisis
Data:
- Membandingkan
data perijinan
dengan sertipikat
tanah yang
diperoleh dan
batas lokasi
kegiatan.

LOKASI
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP
Tapak Proyek
sampai batas
sosial yaitu
Desa
Wadungasih
Kecamatan
Buduran

PERIODE
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP
Dilakukan satu
kali sebelum
tahap
konstruksi
dilaksanakan

TOLOK
UKUR

KET
PELAKSA
NA

Perijinan
Pemrakarsa
yang dimiliki (Penanggun
Pemrakarsa g jawab
UKL-UPL)

PENGA
WAS

PELAPOR
AN

Badan
- Badan
Pelayanan
Pelayanan
Perijinan
Perijinan
Terpadu
Terpadu
Kab.
Kab.
Sidoarjo
Sidoarjo
- Badan
Lingkungan
Hidup Kab.
Sidoarjo

29

Tabel 16. Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Tahap Konstruksi
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
SUMBER
DAMPAK

JENIS
DAMPAK

BESARAN
DAMPAK

Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi


- Penerima - Intensitas Jumlah tenaga
an tenaga
keresahan kerja yang
kerja
masyarakat dibutuhkan saat
konstruksi = 19
konstruksi
terkait
orang
- Penetapan dengan
penerimaan
hak dan
tenaga kerja
kewaiban
konstruksi
pekerja
- Peningkatan
kesempatan
kerja /
berusaha

BENTUK UPAYA
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP

- Memberikan prioritas
masyarakat sekitar
sebagai tenaga kerja
yang tidak memerlukan
keahlian khusus
- Sistem penerimaan kerja
lewat satu pintu dengan
melibatkan Aparat
Pemerintah Desa
setempat
- Pemberian upah sesuai
dengan UMR yang
berlaku

Pembangunan dan Pengoperasian Direksi Kit


- Air limbah - Peningkatan - Air limbah
domestik
limbah cair
yang
pekerja;
domestik
dihasilkan
pekerja
- Sampah
- Timbulan
konstruksi =
domestik
sampah
570 lt/hari atau
pekerja;
- Gangguan
3
- Aktivitas
kenyamanan 0.57 m /hari
pekerja
lingkungan - Volume
sampah yang
dihasilkan
pekerja
konstruksi =
41.8 lt/hari
atau 12.54
kg/hari
- Jumlah pekerja
konstruksi = 19
orang

Pembuatan MCK
sementara
Pembersihan sampah
sisa kegiatan proyek dan
ditempatkan di tempat
penampungan sampah
sementara sebelum
diangkut keluar tapak
proyek
Menjaga keamanan dan
ketertiban lingkungan

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

LOKASI
PENGELOLA
AN
LINGKUNGAN
HIDUP

PERIODE
PENGELO
LAAN
LINGKUN
GAN
HIDUP

INSTITUSI PENGELOLA DAN


PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

BENTUK UPAYA
PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP

LOKASI
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP
Lingkup
wilayah batas
sosial yaitu
Desa
Wadungasih
Kecamatan
Buduran

PERIODE
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP

Lingkup wilayah
batas sosial
yaitu Desa
Wadungasih
Kecamatan
Buduran

Saat
penerimaan
tenaga kerja
konstruksi
berlangsung

Metode Pengumpulan
Data:
- Pendataan jumlah
tenaga kerja lokal yang
dibutuhkan kegiatan
konstruksi.
Metode Analisis Data:
- Membandingkan data
pengamatan sebelum
dan saat konstruksi.

Dilakukan satu
kali saat
penerimaan
tenaga kerja
konstruksi
berlangsung

Tapak Proyek
sampai batas
sosial yaitu
Desa
Wadungasih
Kecamatan
Buduran

Selama
tahap
konstruksi
berlangsung

Metode Pengumpulan
- Air badan air: - Air badan air
Data:
up stream
Saluran
- Pengamatan visual dan
dan down
Pembuang:
pengambilan sampel air
stream
satu kali saat
badan air Saluran
Saluran
konstruksi
Pembuang
Pembuang
- Timbulan
- Pengamatan visual
- Timbulan
sampah:
timbulan sampah
sampah:
setiap hari
domestic
tapak proyek
selama
operasional
- Pengamatan visual
- Ketertiban:
direksi kit
aktivitas pekerja saat
batas sosial
berlangsung
siang dan malam hari
lingkup Desa
Metode Analisis Data:
Wadungasih - Ketertiban:
Kecamatan
sebulan
- Membandingkan hasil
Buduran
sekali selama
analisis air badan air
operasional
dengan baku mutu
direksi kit
- Membandingkan
berlangsung
kondisi sampah
sebelum dan saat
konstruksi
- Membandingkan data
pengamatan ketertiban
sebelum dan saat
konstruksi

TOLOK
UKUR

- Jenis
peluang
kerja yang
tersedia
saat
kegiatan
konstruksi
- Jumlah
tenaga
kerja lokal
yang
dapat
diterima
saat
kegiatan
konstruksi

KET
PELAKSA
NA

Kontraktor
Pelaksana

- Kondisi air Pemrakarsa

badan air (Penanggun


g jawab
di sekitar
UKL-UPL)
tapak
proyek
- Kebersiha
n
lingkungan
- Intensitas
keresahan
masyarakat
- Pergub
Jatim
no.72
tahun
2013

PENGA
WAS

PELAPOR
AN

Pemrakarsa (Penanggun
g jawab
UKL-UPL)

Aparat
Desa
Wadungasih
Kecamatan
Buduran
- Dinas
Sosial &
Tenaga
Kerja Kab.
Sidoarjo

Badan
- Aparat
Lingkungan Desa
Hidup Kab. Wadungasih
Sidoarjo
Kecamatan
Buduran
- Badan
Lingkungan
Hidup Kab.
Sidoarjo

30

Tabel 16. Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Tahap Konstruksi
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
SUMBER
DAMPAK

JENIS
DAMPAK

BESARAN
DAMPAK

Pengangkutan Material dan Alat Berat


Jumlah
- Aktivitas - Bangkitan
kendaraan
kendara
lalu lintas
an
- Kenyamanan angkut yang
digunakan= 4
pengang
pengguna
truk/hari selama
kut
jalan
4 bulan
material
dan alat
berat
- Ceceran
tanah/ma
terial

BENTUK UPAYA
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP

- Mobilisasi kendaraan
-

pengangkut di luar jam


padat
Pemeliharaan mesin
kendaraan pengangkut
Pemilihan kendaraan
pengangkut dari tahun
pembuatan relatif baru
Mengoptimalkan daya
angkut truk sesuai dengan
batas kemampuan atau
daya dukung jalan guna
mengurangi frekuensi
pengangkutan
Pembatasan kecepatan
kendaraan pengangkut
material
Menutup bak kendaraan
(truk) pengangkut material
untuk menghindari ceceran
tanah galian, bahan
bangunan, dan debu
Melakukan pembersihan
terhadap ceceran material
di Jl. Lingkar Timur
Kecamatan Buduran
Koordinasi dengan petugas
lalu lintas untuk mengatur
lancarnya lalu lintas di Jl.
Lingkar Timur Kecamatan
Buduran dekat pintu masuk
tapak proyek

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

LOKASI
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
HIDUP

Pintu masuk tapak


proyek dan ruas Jl.
Lingkar Timur
Kecamatan
Buduran sepanjang
500 m

PERIODE
PENGELO
LAAN
LINGKUN
GAN
HIDUP
Selama
kegiatan
pengangkutan
material dan
alat berat
berlangsung

INSTITUSI PENGELOLA DAN


PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


BENTUK
UPAYA
PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
HIDUP
Metode
Pengumpulan
Data:
- Pengamatan
visual kondisi
debu,
kebisingan, dan
kepadatan lalu
lintas
- Pengukuran
kualitas udara
Metode Analisis
Data:
- Membandingkan
data
pengamatan
visual sebelum
dan saat
kegiatan
pengangkutan
- Membandingkan
hasil analisis
laboratorium
dengan baku
mutu

LOKASI
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP
Pintu masuk
tapak proyek
dan ruas Jl.
Lingkar Timur
Kecamatan
Buduran
sepanjang
500 m

PERIODE
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP
Dilakukan satu
kali selama
tahap
konstruksi
berlangsung

(Lanjutan............)

TOLOK
UKUR

KET
PELAKSA
NA

Kontraktor
Pelaksana
Jatim
No.10/2009
tentang Baku
Mutu Udara
Ambient dan
Emisi
Sumber
Tidak
Bergerak di
Propinsi
Jawa Timur
- KepMen LH
No.
48/MENLH/1
1/ 1996
tentang Baku
Mutu Tingkat
Kebisingan
- Intensitas
kecelakaan
lalu lintas
- Kenyamanan
pengguna Jl.
Lingkar Timur
Kecamatan
Buduran

- Per. Gub.

PENGAW
AS

PELAPOR
AN

Pemrakarsa - Dinas PU
(Penanggung Bina Marga
jawab UKLKab.
UPL)
Sidoarjo
- Dinas
Perhubung
an Kab.
Sidoarjo
- Badan
Lingkungan
Hidup Kab.
Sidoarjo

31

Tabel 16. Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Tahap Konstruksi
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
SUMBER
DAMPAK

JENIS
DAMPAK

BESARAN
DAMPAK

BENTUK UPAYA
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP

LOKASI
PENGELOLA
AN
LINGKUNGA
N HIDUP

Pembangunan Fisik
- Peralatan - Penurunan - Peningkatan
- Pemilihan peralatan dari Tapak proyek
yang
kualitas
dampak sampai
tahun pembuatan relatif
digunakan
udara dan
batas ekologi
baru
untuk
peningkatan (500 m dari
- Melengkapi peralatan
pekerjaan
getaran
tapak proyek)
dengan silencer tube
konstruksi - Potensi
- Jumlah
guna melokalisir
- Aktivitas
kecelakaan
peralatan yang
kebisingan
pembang
kerja
digunakan = 8
- Melengkapi tenaga kerja
unan
unit
dengan APD standart
- Jumlah pekerja
meliputi helm, sarung
konstruksi = 19
tangan, sepatu boot, dan
orang
kaca mata pelindung
- Pemeliharaan peralatan
secara berkala
- Melakukan penyiraman
secara berkala pada
lahan tapak proyek

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

PERIODE
PENGELO
LAAN
LINGKUN
GAN
HIDUP

INSTITUSI PENGELOLA DAN


PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

BENTUK UPAYA
PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
HIDUP

LOKASI
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP

Selama
Metode Pengumpulan Tapak proyek
pekerjaan
Data:
pembangunan - Pengamatan visual
fisik
dispersi debu dan
berlangsung
kebisingan
- Pengamatan visual
aktivitas pekerja dan
peralatan
keselamatan kerja
yang disediakan
- Pendataan
kecelakaan kerja
Metode Analisis Data:
- Membandingkan data
pengamatan visual
kondisi debu dan
kebisingan sebelum
dan saat
pembangunan
struktur atas
berlangsung
- Membandingkan
kelengkapan K3
dengan peraturan
yang berlaku

PERIODE
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP
Selama
pekerjaan
pembangunan
fisik
berlangsung

(Lanjutan............)

TOLOK
UKUR

- Per. Gub.
Jatim
No.10/2009
tentang Baku
Mutu Udara
Ambient dan
Emisi
Sumber
Tidak
Bergerak di
Propinsi
Jawa Timur
- KepMen LH
No.
48/MENLH/1
1/ 1996
tentang Baku
Mutu Tingkat
Kebisingan
- Intensitas
kecelakaan
kerja
- Kenyamanan
masyarakat
di sekitar
lokasi
kegiatan

KET
PELAKSA
NA

Kontraktor
Pelaksana

PENG
AWAS

PELAPOR
AN

Pemrakarsa (Penanggung
jawab UKLUPL)

Dinas
Sosial &
Tenaga
Kerja Kab.
Sidoarjo
- Badan
Lingkungan
Hidup Kab.
Sidoarjo

32

Tabel 16. Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Tahap Konstruksi
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
SUMBER
DAMPAK

JENIS
DAMPAK

BESARAN
DAMPAK

BENTUK UPAYA
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP

LOKASI
PENGELOLA
AN
LINGKUNGAN
HIDUP

Penyediaan Fasilitas Penunjang


Tapak proyek
- Aktivitas
- Penurunan - Peningkatan
- Melengkapi unit
pembangun
kualitas
dampak sampai bangunan dengan Alat
an
udara dan
batas ekologi
Pemadam Api Ringan
(APAR)
- Kelengkapan peningkatan (500 m dari
getaran
tapak proyek)
- Melengkapi tenaga kerja
dan
- Jumlah
kesesuaian - Potensi
dengan APD standart
fasilitas
kecelakaan
peralatan yang
meliputi helm, sarung
penunjang
kerja
digunakan = 8
tangan, sepatu boot, dan
unit
kaca mata pelindung
- Jumlah pekerja - Mengupayakan unit-unit
konstruksi = 19
fasilitas penunjang
orang
proyek sesuai peraturan
dan persyaratan yang
berlaku

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

PERIODE
PENGELO
LAAN
LINGKUN
GAN
HIDUP
Saat
pekerjaan
pembangunan
fasilitas
penunjang
berlangsung

INSTITUSI PENGELOLA DAN


PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

BENTUK UPAYA
PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
HIDUP

LOKASI
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP

Metode Pengumpulan Tapak proyek


Data:
- Pengamatan visual
estetika lingkungan
- Memantau
kelengkapan
peralatan K3
- Memantau intensitas
kecelakaan kerja
yang terjadi
Metode Analisis Data:
- Membandingkan data
pengamatan visual
sebelum dan saat
kegiatan
pembangunan
fasilitas berlangsung
- Membandingkan
kelengkapan fasilitas
dengan persyaratan
yang berlaku
- Membandingkan
kelengkapan
peralatan K3 dengan
persyaratan yang
berlaku

PERIODE
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP

(Lanjutan............)

TOLOK
UKUR

- Kelengkapan - Intensitas
fasilitas:
kecelakaan
sekali saat
kerja
konstruksi
- Site/Block
- Kecelakaan
Plan
Kerja: 1 bulan
sekali saat
konstruksi

KET
PELAKSA
NA

Kontraktor
Pelaksana

PENG
AWAS

PELAPOR
AN

Pemrakarsa - Dinas
(Penanggung Sosial &
jawab UKLTenaga
UPL)
Kerja Kab.
Sidoarjo
- Dinas PU
Cipta Karya
dan Tata
Ruang Kab.
Sidoarjo
- Badan
Lingkungan
Hidup Kab.
Sidoarjo

33

Tabel 16. Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Tahap Konstruksi
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
SUMBER
DAMPAK

JENIS
DAMPAK

BESARAN
DAMPAK

Pembangunan Sarana dan Prasarana


- Peralatan - Penurunan - Peningkatan
yang
kualitas
dampak
digunakan
udara dan
sampai batas
untuk
peningkatan ekologi (500
pembangu
getaran
m dari tapak
nan
proyek)
- Potensi
- Tumpukan
kecelakaan - Jumlah
material
kerja
peralatan yang
digunakan = 8
- Aktivitas
unit
pembangu
- Jumlah pekerja
nan
konstruksi = 19
orang

BENTUK UPAYA
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP

- Melakukan penyiraman
-

secara berkala pada


tapak proyek
Melengkapi peralatan
dengan silencer tube
guna melokalisir
kebisingan
Pemilihan peralatan dari
tahun pembuatan relatif
baru
Pemeliharaan peralatan
secara berkala
Pembuatan saluran
pembuangan
menggunakan saluran
terbuka
Melengkapi tenaga kerja
dengan APD standart
meliputi helm, sarung
tangan, sepatu boot, dan
kaca mata pelindung

LOKASI
PENGELOLA
AN
LINGKUNGAN
HIDUP
Tapak proyek

PERIODE
PENGELO
LAAN
LINGKUN
GAN
HIDUP
Saat
pekerjaan
pembangunan
fasilitas
penunjang
berlangsung

INSTITUSI PENGELOLA DAN


PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

BENTUK UPAYA
PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
HIDUP

LOKASI
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP

Metode Pengumpulan Tapak proyek


Data:
- Pengamatan visual
dispersi debu dan
kebisingan
- Pengamatan visual
aktivitas pekerja dan
peralatan
keselamatan kerja
yang ada
- Pendataan
kecelakaan kerja
Metode Analisis Data:
- Membandingkan data
pengamatan visual
kondisi debu dan
kebisingan sebelum
dan saat
pembangunan
struktur atas
berlangsung
- Membandingkan
kelengkapan
peralatan K3 dengan
persyaratan yang
berlaku

TOLOK
UKUR

PERIODE
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP

- Kualitas

KET
PELAKSA
NA

Kontraktor
Pelaksana
Jatim
No.10/2009
tentang Baku
Mutu Udara
Ambient dan
Emisi
Sumber
Tidak
Bergerak di
Propinsi
Jawa Timur
KepMen LH
No.
48/MENLH/1
1/ 1996
tentang Baku
Mutu Tingkat
Kebisingan
Tinggi air
banjir
maksimum
yang pernah
terjadi (data
peil banjir)
Curah hujan
rata-rata 5
tahun terakhir
di Kecamatan
Buduran
Intensitas
kecelakaan
kerja

- Per. Gub.

udara dan
kebisingan: 1
kali saat
konstruksi
- Kecelakaan
Kerja: 1 bulan
sekali saat
konstruksi

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

(Lanjutan............)

PENGAW
AS

PELAPOR
AN

Pemrakarsa (Penanggung
jawab UKLUPL)

Dinas
Sosial &
Tenaga
Kerja Kab.
Sidoarjo
- Badan
Lingkungan
Hidup Kab.
Sidoarjo

34

Tabel 16. Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Tahap Konstruksi
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
SUMBER
DAMPAK

JENIS
DAMPAK

BESARAN
DAMPAK

Finishing
Pembersihan - Penurunan Luas total
bekas
lahan yang
kualitas
konstruksi
difungsikan
udara
dan
- Peningka sebagai
penghijauan
tan estetika lahan
lingkungan hijau/taman

BENTUK UPAYA
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP

- Melakukan penanaman

LOKASI
PENGELO
LAAN
LINGKUNG
AN HIDUP
Tapak proyek

penghijauan berupa pohon


atau perdu yang
mempunyai massa daun
yang padat dengan
berbagai jenis dan bentuk
tajuk
- Penanaman dilakukan
secara komunal maupun
bentuk green belt sebagai
pembatas hijau
- Pembersihan sisa-sisa
material atau bahan
aksesoris bangunan

Demobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi


Berakhirnya - Persepsi Jumlah
- Pendekatan pada para
kontrak
Masyara tenaga
pekerja dan memberikan
kerja
kerja
kat
penjelasan mengenai hak
konstruksi
dan kewajiban antara para
- Ganggu
yang
pekerja dan kontraktor
an
berakhir
pelaksana
Kamtib
kontraknya
- Pemberian upah sesuai
mas
= 19 orang
dengan UMR yang berlaku
dan perjanjian kerja sesuai
kesepakatan sebelumnya
- Menginventarisasi tenaga
kerja konstruksi yang al
dari penduduk setempat
untuk diprioritaskan saat
operasional proyek

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

Tapak proyek

PERIODE
PENGELO
LAAN
LINGKUN
GAN
HIDUP

INSTITUSI PENGELOLA DAN


PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

BENTUK UPAYA
PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP

LOKASI
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP

PERIODE
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP

(Lanjutan............)

TOLOK
UKUR

KET
PELAKSA
NA

Saat
pekerjaan
finishing
berlangsung

Metode Pengumpulan
Tapak proyek
Data:
- Pengamatan visual dan
penghitungan luas area
penghijauan
- Inventarisasi jenis
tanaman yang akan
digunakan
- Pengamatan sisa bahan
konstruksi
Metode Analisis Data:
- Membandingkan luasan
taman/penghijauan
dengan persyaratan
berlaku
- Membandingkan data
pengamatan visual
sebelum dan saat
kegiatan berlangsung

Dilakukan 1
kali saat
pekerjaan
finishing
berlangsung

- Kondisi

Saat
berakhirnya
kontrak kerja

Metode Pengumpulan
Data:
- Pendataan jumlah
tenaga kerja lokal yang
berakhir kontrak
kerjanya
- Inventarisasi
ketidakpuasan tenaga
kerja terhadap
penyelesaian kontrak
Metode Analisis Data:
- Membandingkan data
pengamatan sebelum
dan setelah konstruksi

Dilakukan 1
kali saat
pekerjaan
finishing
berlangsung

- Jumlah tenaga Kontraktor

Tapak proyek

kebersihan
sesuai
persyaratan
yang berlaku
- RTH privat
yang berlaku
di Kabupaten
Sidoarjo (min.
10 % dari luas
lahan yang
digunakan)

Kontraktor
Pelaksana

Pelaksana
kerja lokal
yang
kehilangan
pekerjaan
akibat
berakhirnya
kegiatan
konstruksi
- Adanya protes
para pekerja
yang merasa
kurang sesuai
dengan hak
yang telah
diterimanya

PENGAW
AS

PELAPOR
AN

Pemrakarsa - Dinas PU
(Penanggung Cipta Karya
jawab UKLdan Tata
UPL)
Ruang Kab.
Sidoarjo
- Badan
Lingkungan
Hidup Kab.
Sidoarjo

Pemrakarsa
(Penanggun
g jawab
UKL-UPL)

Dinas Sosial
& Tenaga
Kerja Kab.
Sidoarjo

35

Tabel 16. Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Tahap Operasi
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
SUMBER
DAMPAK

JENIS
DAMPAK

BESARAN
DAMPAK

Penerimaan Karyawan
- Penerimaan - Persepsi
tenaga kerja
Masyara
operasi
kat
- Penetapan - Ganggu
hak dan
an
kewajiban
Kamtib
pekerja
mas

Tenaga
kerja yang
dibutuhkan
saat
operasional
= 50
orang

BENTUK UPAYA
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP

- Memberikan
kesempatan (prioritas)
kerja kepada
masyarakat setempat
sebagai tenaga kerja
yang tidak
memerlukan keahlian
khusus
- Pemberian upah
minimal sesuai
dengan UMR yang
berlaku
- Sistem penerimaan
kerja lewat satu pintu
dengan melibatkan
aparat desa setempat

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

LOKASI
PENGELO
LAAN
LINGKUNG
AN HIDUP
Tapak proyek
dan batas
sosial wilayah
Desa
Wadungasih
Kecamatan
Buduran

PERIODE
PENGELO
LAAN
LINGKUN
GAN
HIDUP
Saat
penerimaan
karyawan
berlangsung

INSTITUSI PENGELOLA DAN


PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

BENTUK UPAYA
PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP

LOKASI
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP

Metode Pengumpulan
Tapak proyek
Data:
- Pendataan jumlah
warga sekitar yang
bekerja saat operasional
Industri Cat
- Pendataan intensitas
konflik karyawan
dengan pihak
manajemen
Metode Analisis Data:
- Membandingkan data
pengamatan visual
sebelum dan saat
operasional Industri Cat

PERIODE
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP
Sekali saat
penerimaan
karyawan
berlangsung

TOLOK
UKUR

KET
PELAKSA
NA

Pemrakarsa
(Penanggun
kerja yang
g jawab
tersedia saat
UKL-UPL)
kegiatan
operasi
- Jumlah tenaga
kerja lokal
yang dapat
diterima saat
kegiatan
operasi
- Intensitas
keresahan
masyarakat

- Jenis peluang

PENGA
WAS

PELAPOR
AN

Dinas
- Dinas
Sosial dan
Sosial dan
Tenaga
Tenaga
Kerja Kab.
Kerja Kab.
Sidoarjo
Sidoarjo
- Badan
Lingkungan
Hidup Kab.
Sidoarjo

36

Tabel 16. Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Tahap Operasi ( Lanjutan..............)
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
SUMBER
DAMPAK

JENIS
DAMPAK

BESARAN
DAMPAK

BENTUK UPAYA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP

KEGIATAN OPERASIONAL
Kegiatan
Penurunan Volume
Mengoptimalkan buffer zone dari
Pengangkut kualitas
Operasional pohon/perdu yang mempunyai
an, Bongkar udara
Industri Cat= massa daun yang padat
Muat dan
5 kali truk/
Aktivitas
hari dan 1-2
Kendaraan
pickup/hari
Karyawan
Volume
dan
kendaraan
pengunjung
tenaga kerja
= 50 kali
mobil
/sepeda
motor/hari,
Volume
Truk
sampah=
1kali truk/hari
peningkatan Volume
Mengoptimalkan buffer zone dari
kebisingan Operasional pohon/perdu yang mempunyai
Industri Cat= massa daun yang padat
5 kali truk/
hari dan 1-2
pickup/hari
Volume
kendaraan
tenaga kerja
= 50 kali
mobil
/sepeda
motor/hari,
Volume
Truk
sampah=
1kali truk/hari

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

LOKASI
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
HIDUP

PERIODE
PENGELOL
AAN
LINGKUNG
AN HIDUP

BENTUK UPAYA
PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
HIDUP

LOKASI
PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
HIDUP

Selama
(sumber dampak) operasional
- Daerah down
wind

Metode
Pengumpulan Data:
- Pengamatan
visual dan
pengambilan
sampel kualitas
udara.
Metode Analisis
Data:
- Membandingkan
data pengamatan
visual sebelum
dan saat
operasional
dengan baku
mutu.

Selama
(sumber dampak) operasional
- Daerah down
wind

Metode
- Tapak kegiatan
Pengumpulan Data:
tapak kegiatan
- Pengamatan
(sumber
visual dan
dampak)
penghitungan luas - Daerah down
area penghijauan
wind
- Inventarisasi jenis
tanaman yang
akan digunakan
.
Metode Analisis
Data:
- Membandingkan
luasan
taman/penghijaua
n dengan
persyaratan
berlaku
- Membandingkan
data pengamatan
visual sebelum
dan saat kegiatan
berlangsung

- Tapak kegiatan

- Tapak kegiatan

INSTITUSI PENGELOLA DAN


PEMANTAUAN LINGKUNGAN
HIDUP

UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

- Tapak kegiatan
tapak kegiatan
(sumber
dampak)
- Daerah down
wind

PERIODE
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP

TOLOK
UKUR

Satu kali
dalam
setahun
selama
operasional

- Per. Gub.

Satu kali
dalam
setahun
selama
operasional

- Kondisi

Jatim. No.10
/2009
- KepMen LH
No.
48/MENLH/1
1/ 1996

kebersihan
sesuai
persyaratan
yang berlaku
- RTH privat
yang berlaku
di
Kabupaten
Sidoarjo
(min. 10 %
dari luas
lahan yang
digunakan)

KET
PELAK
SANA

PENGA
WAS

PELA
PORAN

Pemrakar
sa
(Penangg
ung
jawab
UKLUPL)

Badan
Lingkung
an Hidup
Kab.
Sidoarjo

- Dinas

Pemrakar
sa
(Penangg
ung
jawab
UKLUPL)

Badan
Lingkung
an Hidup
Kab.
Sidoarjo

- Badan

Perhubu
ngan
Kab.
Sidoarjo
- Badan
Lingkung
an Hidup
Kab.
Sidoarjo

Lingkung
an Hidup
Kab.
Sidoarjo

37

Bangkitan
lalu lintas

Volume
Operasional
Industri Cat=
5 kali truk/
hari dan 1-2
pickup/hari
Volume
kendaraan
tenaga kerja
= 50 kali
mobil
/sepeda
motor/hari,
Volume
Truk
sampah=
1kali truk/hari

Pintu masuk/keluar
tapak kegiatan.
lintas yang memadai guna
membatasi kecepatan kendaraan
Dibuatkan 1 unit tanda
keberadaan tapak kegiatan
Memasang lampu Penerangan
Jalan yang memadai di depan
lokasi Industri Cat
Pembatasan kecepatan
kendaraan dengan memberi
tanda/rambu yang memadai
Adanya petugas yang mengatur
keluar masuknya kendaraan
Pembuatan jalan masuk dan jalan
keluar secara terpisah
Menerapkan larangan berhenti
bagi kendaraan di dekat pintu
masuk

- Mengupayakan tanda/rambu lalu


-

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

Selama
operasional

Metode
Pengumpulan Data:
- Pengamatan
visual kondisi lalu
lintas
Metode Analisis
Data:
- Membandingkan
data pengamatan
visual sebelum
dan saat
operasional

Pintu
masuk/keluar
tapak kegiatan.

Satu kali
dalam
setahun
selama
operasional

- Kelancaran
arus lalu
lintas
- Kenyamanan
pengguna Jl.
Lingkar Timur
Kecamatan
Buduran

Pemrakar
sa
(Penangg
ung
jawab
UKLUPL)

Badan
Lingkung
an Hidup
Kab.
Sidoarjo

- Dinas
Perhubu
ngan
Kab.
Sidoarjo
- Badan
Lingkung
an Hidup
Kab.
Sidoarjo

Kondisi Jl.
Lingkar
Timur
Kecamatan
Buduran
relatif baik

38

Tabel 16. Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Tahap Operasi ( Lanjutan..............)
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
SUMBER
DAMPAK

JENIS
DAMPAK

BESARAN
DAMPAK

KEGIATAN OPERASIONAL
Operasional Potensi
Intensitas
Industri Cat Kecelakaan karyawan
Kerja dan
yang sakit /
Penurunan mengalami
Kesehatan kecelakaan
Karyawan
kerja

BENTUK UPAYA
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP

- Menerapkan Petunjuk

Pelaksanaan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja meliputi Alat
Pelindung Diri (APD), Sistem
Pengaman, Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan
(P3K), dan Pemeriksaan
Kesehatan secara berkala
Seluruh kegiatan pengoperasian
dilaksanakan secara hati-hati,
selalu memperhatikan dan
sesuai prosedur dalam Standart
Operation Procedure (SOP)
atau Prosedur Tetap (Protap)
Fasilitas pemadam kebakaran
harus selalu ada dan siap
dipergunakan
Melengkapi lokasi kegiatan
dengan muster point dan tanda
bahaya (alarm)
Memberikan extrafooding
secara berkala dan fasilitas
JAMSOSTEK
General check up setiap
minimal 1 tahun sekali

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

LOKASI
PENGELOLA
AN
LINGKUNGAN
HIDUP
Lokasi Kegiatan

PERIODE
PENGELOL
AAN
LINGKUNG
AN HIDUP
Selama
operasional

INSTITUSI PENGELOLA DAN


PEMANTAUAN LINGKUNGAN
HIDUP

UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


BENTUK UPAYA
PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
HIDUP

LOKASI
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP

Metode
Lokasi
Pengumpulan Data: Kegiatan
- Pengamatan
kelengkapan
peralatan K3 dan
penerapan SOP
kerja
Metode Analisis
Data:
- Membandingkan
kondisi peralatan
kerja sesuai
persyaratan dalam
SOP

PERIODE
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP
Selama
operasional

TOLOK
UKUR

Peraturan
K3 yang
berlaku dan
intensitas
kecelakaan
kerja

KET
PELAK
SANA

PENGA
WAS

Pemrakarsa Dinas
(PenanggungSosial
jawab UKL- dan
UPL)
Tenaga
Kerja
Kab.
Sidoarjo

PELAPO
RAN

- Dinas
Sosial
dan
Tenaga
Kerja
Kab.
Sidoarjo
- Badan
Lingkung
an Hidup
Kab.
Sidoarjo.

Jumlah
tenaga
kerja saat
operasional
= 50
orang

39

Tabel 16. Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Tahap Operasi ( Lanjutan..............)
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
SUMBER
DAMPAK

JENIS
DAMPAK

BESARAN
DAMPAK

KEGIATAN OPERASIONAL
Limbah Cair - Penurunan Volume
Domestik
kualitas air Limbah Cair
badan air = 11,5
m3/hari
Patusan
tersier
- Perubahan
biota
perairan
- Gangguan
kesehatan
.

BENTUK UPAYA
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP

PERIODE
PENGELO
LAAN
LINGKUNG
AN HIDUP

- Saluran
dan saluran limbah cair secara
limbah cair
terpisah
domestik
Pembuatan septic tank secara
- Patusan
memadai terbuat dari bahan
tersier
impermeable dan sesuai volume
penerima
limbah
limbah.
Jarak sumur resapan dari septic
tank dengan sumur gali minimal
10 meter
Larangan membuang sampah
ke saluran air limbah
Pembuangan limbah cair dari
saluran lingkungan dialirkan ke
Patusan tersier
Pemeliharaan saluran air hujan,
saluran air limbah dan bak
kontrol secara berkala.

Selama
kegiatan
operasional

Volume
- Pembuatan saluran kusus untuk - Saluran
Limbah Cair
limbah cair produksi
limbah cair
industri dan - Pembuatan IPAL (Instlasi
- Patusan
kantin= 12
Pengolahan Air Limbah)
tersier
m3/hari
penerima
limbah.
- IPAL

Selama
kegiatan
operasional

- Pembuatan saluran air hujan


-

Limbah Cair - Penurunan


industri dan
kualitas air
kantin
badan air
Patusan
tersier
- Perubahan
biota
perairan
- Gangguan
kesehatan
.

LOKASI
PENGELO
LAAN
LINGKUNG
AN HIDUP

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

INSTITUSI PENGELOLA DAN


PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


BENTUK UPAYA
PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
HIDUP
Metode
Pengumpulan Data:
- Pengamatan
visual air badan
air dan limbah cair
- Pengambilan
sampel air badan
air dan limbah
cair.
Metode Analisis
Data:
- Membandingkan
data pengamatan
sebelum dan saat
operasional
berlangsung. Hasil
sampel
disebandingkan
dengan baku
mutu.
Metode
Pengumpulan Data:
- Pengamatan
visual air badan
air dan limbah cair
- Pengambilan
sampel air badan
air dan limbah
cair.
Metode Analisis
Data:
- Membandingkan
data pengamatan
sebelum dan saat
operasional
berlangsung. Hasil
sampel
disebandingkan
dengan baku
mutu.

LOKASI
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP

- Saluran
limbah cair
domestik
- Patusan
tersier
penerima
limbah.

- Saluran
limbah cair
domestik
- Patusan
tersier
penerima
limbah.
- IPAL

PERIODE
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP

TOLOK
UKUR

KET
PELAKSA
NA

PENGA
WAS

Pergub
air badan air Jatim no.72
dan limbah tahun 2013
cair
dilakukan 6
bulan sekali
- Pemantaua
n saluran
lingkungan
dilakukan 6
bulan sekali

Pemrakarsa
(Penanggung
jawab UKLUPL)

Badan
Lingkungan
Hidup Kab.
Sidoarjo

- Dinas

Pergub
air badan air Jatim no.72
dan limbah tahun 2013
cair
dilakukan 6
bulan sekali
- Pemantaua
n saluran
lingkungan
dilakukan 6
bulan sekali

Pemrakarsa
(Penanggung
jawab UKLUPL)

Badan
Lingkungan
Hidup Kab.
Sidoarjo

- Dinas

- Pengujian

- Pengujian

PELAPOR
AN

Kesehatan
Kab.
Sidoarjo
- Dinas PU
Pengairan
Kab.
Sidoarjo
- Badan
Lingkungan
Hidup Kab.
Sidoarjo

Kesehatan
Kab.
Sidoarjo
- Dinas PU
Pengairan
Kab.
Sidoarjo
- Badan
Lingkungan
Hidup Kab.
Sidoarjo

40

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


SUMBER
DAMPAK

JENIS
DAMPAK

BESARAN
DAMPAK

BENTUK UPAYA PENGELOLAAN


LINGKUNGAN HIDUP

KEGIATAN OPERASIONAL
Peningkatan - Intenssitas - Penggunaan APD Ear Plug khusus
kebisingan
kebisingan pekerja yang kontak langsung
di ruang
dengan sumber bising
produksi
- Pemeiliharaan mesin secara rutin
- Penanaman tanaman disekitar
yang berfungsi peredam bising
- Penghijauan disekitar area
kegiatan
- Pengaturan waktu shift kerja untuk
mengatur waktu pemaparan para
pekerja terhadap kebisingan

Peningkatan - Intensitas
debu
debu
diarea
pabrik

- Penggunaan masker semua yang


berada di area pabrik
- Penggunaan teknologi serbuk
dialirkan melalui cerobong
penghisap
- Pemeiliharaan mesin secara rutin

LOKASI
PENGELOLA
AN
LINGKUNG
AN HIDUP

- Area produksi
dan area yang
berpotensi
bising

- Area produksi

PERIODE
PENGELOL
AAN
LINGKUNG
AN HIDUP
Setiap hari
kerja selama
masih
operasional

Setiap hari
kerja selama
masih
operasional

INSTITUSI PENGELOLA DAN


PEMANTAUAN LINGKUNGAN
HIDUP

UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


BENTUK UPAYA
PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
HIDUP

LOKASI
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP

Metode
- Area produksi - Setiap 6
Pengumpulan Data:
dan area
bulan sekali
- Melakukan
yang
pengujian kualitas
berpotensi
kebisingan
bising
Metode Analisis
Data:
- Membandingkan
dan mengevaluasi
dengan hasil uji
sebelumnya

Metode
Pengumpulan Data:
- Melakukan
pengujian kualitas
kebisingan
Metode Analisis
Data:
Membandingkan
dan mengevaluasi
dengan hasil uji
sebelumnya

TOLOK
UKUR

PERIODE
PEMANTAU
AN
LINGKUNGA
N HIDUP

- Area produksi - Setiap hari

- Pekerja
-

kerja selama
masih
operasional

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

mengguna
kan APD
Mesin
kondisi
prima
Penghijaua
n sekitar
kegiatan
Paparan
kebisingan
pekerja
maks.8
jam
Semua
pekerja
mengguna
kan
masker
sebaran
debu yang
terjadi
proses
produksi
tertampun
g secara
total
mesin
produk
berfungsi
sempurna

KET
PELAK
SANA

Pemrakars
a
(Penangg
ung jawab
UKL-UPL)

PENGA
WAS

PELAPO
RAN

Badan
Lingkung
an Hidup
Kab.
Sidoarjo

- Badan

Pemrakarsa Badan
(Penanggu Lingkung
ng jawab
an Hidup
UKL-UPL) Kab.
Sidoarjo

- Badan

Lingkung
an Hidup
Kab.
Sidoarjo

Lingkung
an Hidup
Kab.
Sidoarjo

41

Tabel 16. Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Tahap Operasi ( Lanjutan..............)
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
SUMBER
DAMPAK

JENIS
DAMPAK

KEGIATAN OPERASIONAL
- Limbah
Limbah
padat
padat saat
domestik
proses
karyawan
produksi
- Sisa
Industri
kemasan
Cat
bahan
baku dan
bahan
penolong
non B3

BESARAN
DAMPAK

Limbah
padat
domestik
karyawan
=33,00
kg/hari
Sisa
kemasan
bahan
baku dan
bahan
penolong
non B3 =
1,5
kg/hari

BENTUK UPAYA PENGELOLAAN


LINGKUNGAN HIDUP

LOKASI
PENGELOLA
AN
LINGKUNG
AN HIDUP

Pengumpulan Limbah Padat:


- Tempat
- Menyediakan fasilitas berupa
sampah tiap
tempat sampah tiap unit kegiatan,
unit kegiatan
TPS (1 lokasi)
- TPS
- Sampah dipisahkan antara sampah - Jalur
basah dan sampah kering
pengangkutan
- Sampah dimasukkan ke dalam sak
sampah
(diikat rapat lalu dimasukkan ke
terutama di
dalam TPS
depan lokasi
kegiatan
- Menyediakan TPS yang tidak
terbuat dari beton permanen, tidak
terjadi tempat perindukan serangga
dan binatang pengerat serta
terhindar dari gangguan binatang
lain
- TPS harus terletak pada tempat
yang mudah dijangkau oleh
kendaraan pengangkut sampah
dan minimal 1 kali 24 jam harus
dikosongkan
- Penanaman tumbuhan yang dapat
mengurangi bau tidak sedap di
sekeliling TPS, seperti Kenanga
(Cananga odorata), Melati
(Jasminum sambac), Kamboja
(Plumeria acuminata), dsb.
Pengangkutan Limbah Padat:
- Volume sampah tidak melebihi
kapasitas Truk pengangkut sampah
- Melakukan koordinasi dengan
pihak DKP Kab. Sidoarjo dalam
pengangkutan dan pembersihan
ceceran sampah.

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

PERIODE
PENGELOL
AAN
LINGKUNG
AN HIDUP
Pengumpulan
sampah tiap
unit kegiatan
dilakukan
setiap hari

INSTITUSI PENGELOLA DAN


PEMANTAUAN LINGKUNGAN
HIDUP

UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


BENTUK UPAYA
PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
HIDUP
Metode
Pengumpulan Data:
- Pengamatan
visual volume
sampah dan
sarana
penampungan
sampah.
- Pengamatan
visual proses
pengangkutan
sampah
Metode Analisis
Data:
- Membandingkan
data pengamatan
visual dengan
persyaratan yang
berlaku.

LOKASI
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP

- Tempat

PERIODE
PEMANTAU
AN
LINGKUNGA
N HIDUP

- Pemantauan
sampah tiap
kebersihan
unit kegiatan
lingkungan
dilakukan
- TPS
setiap hari
- Jalur
pengangkutan - Pemantauan
TPS
sampah
dilakukan
terutama di
setiap 3 hari
depan lokasi
sekali
kegiatan
- Pemantauan
ceceran
sampah
dilakukan
selama
kegiatan
pengangkuta
n sampah

TOLOK
UKUR

Kebersihan
dan Estetika
Lingkungan
yang berlaku

KET
PELAK
SANA

PENGA
WAS

PELAPO
RAN

Pemrakarsa Dinas
- Dinas
(Penanggu Kebersih
Kesehata
ng jawab
an dan
n Kab.
UKL-UPL) Pertaman
Sidoarjo
an Kab.
- Dinas
Sidoarjo
Kebersih
an dan
Pertama
nan
- Badan
Lingkung
an Hidup
Kab.
Sidoarjo

42

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


SUMBER
DAMPAK

JENIS
DAMPAK

BESARAN
DAMPAK

KEGIATAN OPERASIONAL
Limbah padat - Produk
pada saat
reject
proses
- kemasan
produksi
bahan
Industri Cat
baku dan
bahan
penolong
B3
- Majun
yang
terkontam
inasi
- Bohlhamp bekas dan
catridge
Bekas
- Sludge
IPAL

Terjadinya
kebakaran

Kebakaran

BENTUK UPAYA
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP

LOKASI
PENGELOLA
AN
LINGKUNGAN
HIDUP

PERIODE
PENGELO
LAAN
LINGKUNG
AN HIDUP

Produk
reject
=1,5
kg/hari
Sisa
kemasan
bahan
baku dan
bahan
penolong
B3=9
kg/hari
Majun
yang
terkontam
inasi 3 =
kg/hari
Bohlhamp
bekas dan
catridge
Bekas =
0,5
kg/bulan
- Sludge
IPAL = 200
kg/bulan

- Segera memperbaiki

- Lingkup
atau mengganti fasilitas
wilayah tapak
umum dan fasilitas sosial
kegiatan
yang rusak
- TPS LIMBAH
- Limbah Non B3 disortir
B3
dan dijual kepada pihak
ketiga
- Limbah B3 disimpan di
TPS LIMBAH B3 dan
dikelolakan ke pihak
ketiga yang mempunyai
ijin pengangkutan
dan/atau pengolahan
oleh instansi yang
berwenang
- Mengoptimalkan buffer
zone berupa pohon
keres (Muntingia
calabura) dan bunga
matahari (Helianthus
annuus) yang dapat
mengurangi polusi udara
serta pohon Kiara
payung (Filicium
decipiens) dan pohon
beringin (Ficus
benjamina) untuk
mengurangi kebisingan

Selama
kegiatan
operasional
berlangsung

Frekuensi
terjadinya
kebakaran

- Penyediaan alat

Selama
kegiatan
operasional
berlangsung

pemadam kebakaran
ringan (APAR) dan
Hydrant yang mencukupi
dilokasi kegiatan
- Mengadakan pelatihan
penanggulangan
kebakaran secara
berkala
- Pemasangan gambar
jalur evakuasi kebakaran
supaya mempermudah
proses evakuasi apabila
terjadi kebakaran

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

- Lokasi
kegiatan

INSTITUSI PENGELOLA DAN


PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


BENTUK UPAYA
PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
HIDUP

LOKASI
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP

PERIODE
PEMANTAU
AN
LINGKUNG
AN HIDUP

TOLOK
UKUR
Pelaksana

- Lingkup
- Setiap bulan
Metode
selama
Pengumpulan Data: wilayah tapak
kegiatan
- Pengamatan visual kegiatan
operasional
- TPS LIMBAH
fasilitas tapak
- Khusus
B3
kegiatan
limbah B3
Metode Analisis
setiap 3
Data:
bulan sekali
- Membandingkan
kondisi fasilitas
tapak kegiatan
dengan
persyaratan yang
berlaku.

Kebersihan
dan
Estetika
Lingkungan
yang
berlaku dan

- Lokasi

SOP
Kebakaran

- Mengupayakan
agar tidak terjadi
kebakaran dalam
lokasi kegiatan.

- Pengecekan
secara berkala
alat pemadam
kebakaran.

kegiatan

- Selama
kegiatan
berlangsung

KET

Pemrakarsa
(Penanggung
jawab UKLUPL)

Pengawas

Badan
Lingkungan
Hidup Kab.
Sidoarjo

Peraturan
Pemerintah
No 101
tahun 2014

Pemrakarsa - BPBD
(Penanggung
kabupaten
jawab UKLsidoarjo
UPL)
- Badan
Lingkungan
Hidup Kab.
Sidoarjo

Pelaporan

- Dinas
Kebersihan
dan
Pertamanan
Kab.
Sidoarjo
- Badan
Lingkungan
Hidup Kab.
Sidoarjo

- BPBD
kabupaten
sidoarjo
- Badan
Lingkungan
Hidup Kab.
Sidoarjo

43

D.

JUMLAH DAN JENIS IZIN PERLINDUNGAN SERTA PENGELOLAAN


LINGKUNGAN HIDUP YANG DIBUTUHKAN
Kegiatan operasional Industri Cat milik PT. DANAPAINT INDONESIA di Desa

Wadungasih Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Dalam pelaksanaan operasional


secara formal memerlukan ijin yang terkait dengan pemantauan dan pengelolaan lingkungan
hidup meliputi Ijin Lingkungan sesuai peraturan yang berlaku, Izin Penyimpanan Sementara
Limbah B3 (TPS Limbah B3) dan Izin Pembuangan Air Limbah (IPAL)

E.

SURAT PERNYATAAN
Sebagai bukti kesediaan dari pemrakarsa, maka dalam formulir UKL UPL ini

diperlukan Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan yang


ditandatangani di atas kertas bermaterai Rp. 6.000,-, sebagaimana lembar berikut ini :

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

44

F. DAFTAR PUSTAKA
-

(2002), Analisis Dampak sosial (ADS), Bappedal Propinsi Jawa Timur-Bejis


(Bapedalda East Java Institue Streigtening ) AUSAID, Surabaya.

(2009), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sidoarjo 2009 2029,
Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Sidoarjo.

Hadi, S. P. (2002), Aspek Sosial AMDAL; Sejarah, Teori dan Metode, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.

Mukono, H. J., (2000), Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan, Airlangga University


Press, Surabaya.

Morimura, (1993), Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plumbing.

Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009


Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059.

Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Peraturan Menteri Lingkungan


Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
Hidup.

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

45

G.

Lampiran
Data dan informasi lain sebagai penunjang Formulir UKL-UPL antara lain:
1. Persetujuan Ijin Lokasi/P2R
2. Foto Copy KTP
3. Foto Copy Sertifikat Tanah
4. Lay Out, Denah dan Tampak

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

46

1
6

= Lokasi Pemantauan Air Tanah


= Lokasi Pemantauan Kualitas Udara
= Lokasi Pemantauan Air badan Air

TPS Limbah B3
IPAL

Keterangan :
Pos Satpam
2
3

Kantin

Mushola

TPS

Biofilter
Toilet dan Lokker
RTH

Peta Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

47

PROSEDUR OPERASI STANDAR


TANGGAP DARURAT
Prosedur pelaksanaan evakuasi terhadap keadaan darurat, jika terjadi keadaan darurat
seperti kebakaran, kecelakaan kerja, dsb, maka tindakan-tindakan yang harus dilakukan
adalah :
1. Kebakaran
Evakuasi seluruh karyawan ke pos keamanan, padamkan api dengan alat pemadam
kebakaran atau memanggil petugas PMK

Peralatan : Tabung pemadam kebakaran

2. Kecelakaan Kerja
Evakuasi karyawan yang bersangkutan ke pos keamanan, berikan pertolongan pertama,
jika kondisinya parah, korban dilarikan ke Rumah Sakit terdekat

Peralatan : Kotak P3K

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

48

PENANGANAN BAHAYA KEBAKARAN


1. Pencegahan Kebakaran
1. PERINGATAN ! Siapapun dilarang merokok di dalam area Lokasi Kegiatan. Area
merokok berada pada daerah di luar bangunan tertutup dan penyimpanan/gudang
serta diberi tanda sebagai area merokok atau Smooking Area.
2. Ketidakpatuhan pada petunjuk keselamatan ini akan berakibat pada pengenaan
tindakan disiplin termasuk pemecatan sesuai prosedur internal.
3. Letak pemadam api dan kotak P3K serta cara penggunaannya harus diketahui oleh
setiap karyawan.
4. Tinjaulah informasi mengenai prosedur pencegahan kebakaran.
2. Perawatan dan Lokasi Pemadam Kebakaran
1. Di area Lokasi Kegiatan, harus selalu tersedia alat pemadam kebakaran dalam
jumlah yang cukup dan selalu dalam keadaan siap pakai.
2. Alat pemadam harus ditempatkan pada lokasi yang telah ditentukan dan tidak
dibenarkan dipindahkan tanpa ijin petugas/karyawan perusahaan yang
berwenang/bertanggung jawab.
3. Alat pemadam harus diperiksa setiap 6 bulan sekali oleh petugas/perusahaan yang
berwenang meliputi: kondisi fisik tabung, kondisi slang dan nozzle, kondisi tepung
dan tekanan gas. Hasil dan tanggal pemeriksaan harus dicantumkan pada tabung
pemadam.
4. Setiap karyawan harus memahami dan terlatih menggunakan alat pemadam
kebakaran yang tersedia.

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

49

3. Prosedur Pemadaman Kebakaran/Ledakan


3.1. Kebakaran Kecil

Karyawan atau petugas yang mengetahui terlebih dahulu segera memadamkan


api dengan menggunakan alat pemadam portable yang terdekat (dilarang
menggunakan media air).
Beritahukan yang lain dengan berteriak "KEBAKARAN". Upayakan agar tidak
timbul kepanikan pada karyawan di sekitarnya.
Apabila kebakaran berhasil dipadamkan, buat laporan kejadian di safety log book
dan amankan lokasi kejadian untuk kepentingan penyelidikan.

3.2. Kebakaran Besar


APABILA KEBAKARAN KECIL TIDAK DAPAT DIPADAMKAN DENGAN CEPAT
ATAU PADA SAAT PERTAMA DIKETAHUI API SUDAH MEMBESAR, MAKA :
Matikan seluruh aliran listrik dan hentikan seluruh kegiatan operasional.
Bila kebakaran menimpa mobil pengangkut, segera pindahkan ke tempat yang
aman, jauh dari tempat penyimpanan BBM dan genset.
Atur dan arahkan orang-orang dan kendaraan bermotor yang ada di area Lokasi
Kegiatan untuk keluar.
Blokir akses menuju lokasi, sehingga semua kendaraan dan orang yang tidak
berkepentingan tidak masuk ke area Lokasi Kegiatan.
Telepon Petugas Pemadam Kebakaran dan Polisi terdekat,
Laporkan kepada pemilik Lokasi Kegiatan atau karyawan yang sudah diberi
kuasa untuk menangani tindakan darurat.
Apabila pemadaman telah selesai, buat laporan kejadian di safety log book dan
amankan lokasi kejadian untuk kepentingan penyelidikan.
3.3. KEBAKARAN DI SEKITAR LOKASI KEGIATAN
BILA TERJADI KEBAKARAN DI SEKITAR AREA LOKASI KEGIATAN YANG
DIPANDANG MEMBAHAYAKAN KEAMANAN, MAKA LAKUKAN TINDAKANTINDAKAN SEBAGAI BERIKUT:
a. Kebakaran dalam radius 25 meter
Tingkatkan kewaspadaan.
Laporkan ke pemilik Lokasi Kegiatan atau karyawan yang telah diberi kuasa
untuk menangani kejadian darurat.
Bila perlu hentikan semua kegiatan, evakusi kendaraan dan utamakan
evakuasi karyawan.
Siapkan pemadam/racun api yang tersedia.
b. Kebakaran dalam radius 25 s/d 50 meter
Lakukan pemantauan.
Bila kebakaran dipandang membahayakan Lokasi Kegiatan lakukan langkahlangkah seperti point a diatas.

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

50

4. Kegiatan Pemeliharaan
1. Semua pekerjaan pemeliharaan yang dapat menimbulkan bahaya seperti
pengelasan, cleaning dan perbaikan lainnya harus dilakukan dengan cara yang aman
dibawah pengawasan petugas yang kompeten.
2. Dilarang memperbaiki kendaraan di dalam area Lokasi Kegiatan.
3. Pengusaha harus memastikan bahwa kontraktor pihak ketiga yang dipekerjakan di
Lokasi Kegiatan baik untuk pengerjaan perawatan ataupun hal lain disyaratkan untuk
memahami standar dan prosedur K3.

UKL UPL PEMBANGUNAN INDUSTRI CAT

51

Anda mungkin juga menyukai