Anda di halaman 1dari 17

Pemangku Kepentingan Dalam Industri Pariwisata

Banyak negara sangat bergantung pada industry pariwisata ini sebagai sumber pajak dan
pendapatan untuk banyak pihak yang secara langsung atau secara tidak langsung menjual
jasa kepada wisatawan. Kepariwisataan bertujuan untuk:
a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi;
b. Menghapus kemiskinan;
c. Mengatasi pengangguran;
d. Meningkatkan kesejahteraan rakyat;
e. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya;
f. Memajukan kebudayaan;
g. Mengangkat citra bangsa;
h. Memupuk rasa cinta tanah air;
i. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan
j. Mempererat persahabatan antar bangsa.
Manfaat-manfaat yang didapatkan dari industry pariwisata dirasakan oleh para
pemangku kepentingan yang terdiri atas pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha,
dan masyarakat sebagai wisatawan dan sebagai tuan rumah. Masing-masing pihak terkait
memiliki peran-peran dalam menjalankan roda industri.
Pemerintah dan pemerintah daerah memiliki peran dalam :
a.menyediakan informasi kepariwisataan, perlindungan hukum, keamanan dan
keselamatan kepada wisatawan;
b. menciptakan iklim yang kondusif untuk perkembangan usaha pariwisata yang meliputi
terbukanya kesempatan yang sama dalam berusaha, fasilitasi, dan kepastian hukum;
c. memelihara, mengembangkan dan melestarikan aset-aset nasional yang menjadi daya
tarik wisata dan aset-aset potensial yang belum tergali, dan aset-aset potensial yang
belum tergali; dan
d. mengawasi dan mengendalikan kegiatan kepariwisataan dalam rangka mencegah dan
menanggulangi berbagai dampak negatif bagi masyarakat luas.
Setiap pengusaha pariwisata berperan untuk :
1. menjaga dan menghormati norma agama, adat istiadat, budaya dan nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat setempat;
2. memberikan inforamsi yang akurat dan bertanggungjawab;

3. memberikan pelayanan yang tidak diskriminatif;


4. memberikan kenyamanan, keramahan, perlindungan keamanan dan keselamatan
wisatawan;
5. memberikan perlindungan asuransi pada usaha pariwisata yang berisiko tinggi;
6. mengembangkan kemitraan dengan usaha mikro dan kecil serta koperasi setempat
yang saling memerlukan, memperkuat, dan menguntungkan;
7. mengutamakan penggunaan produk masyarakat setempat dan produk dalam negeri
serta memberika kesempatan kepada tenaga kerja lokal;
8. meningkatkan kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan dan pendidikan;
9. berperan aktif dalam upaya pengembangan prasarana dan program pemberdayaan
masyarakat;
10. berpartisipasi mencegah segala bentuk perbuatan yang melanggar kesusilaan dan
kegiatan yang melanggar hukum di lingkungan tempat usaha;
11.memelihara lingkungan yang sehat, bersih, dan asri;
12.memelihara kelestarian lingkungan alam dan budaya;
13.menjaga citra bagi negara dan bangsa Indonesia melalui kegiatan usaha
kepariwisataan secara bertanggungjawab; dan
14.menerapkan standar usaha dan standar kompetensi yang diterapkan oleh peraturan
perundang-undangan.
Setiap masyarakat yang menjadi wisatawan berperan untuk :
a.menjaga dan menghormati norma agama, adat istiadat, budaya dan nilai-nilai yang hidup
dalam masyarakat setempat;
b. memelihara dan melestarikan lingkunga;
c. turut serta menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan; dan
d. berpartisipasi mencegah segala bentuk perbuatan yang melanggar kesusilaan dan
kegiatan yang melanggar hukum.
Setiap orang dalam masyarakat berperan untuk selalu menjaga dan melestarikan daya
tarik wisata, dan membantu terciptanya suasana aman, tertib, bersih, berperilaku
santun; dan menjaga kelestarian lingkungan destinasi.

Dampak pariwisata terhadap ekonomi


Dampak Pariwisata Terhadap perekonomian industri pariwisata menghasilkan manfaat
ekonomi yang besar baik bagi Negara tuan rumah, maupun Negara asal para turis. Salah

satu motivasi utama sebuah Negara mempromosikan dirinya sebagai Negara dengan
tujuan wisata adalah timbul kemajuan dalam ekonomi, terutama bagi Negara-negara
berkembang. Bersamaan dengan dampak lainnya, peningkatan ekonomi yang begitu pesat
juga terjadi dengan berbagai keuntungan dan kerugian. Dapak besar pariwisata terlihat
dari data World Tourism Organization, pada tahun 2000, 698 juta orang melakukan
perjalanan ke luar negeri dan menghabiskan lebih dari 478 juta US dollar. Gabungan dari
pendapatan pariwisata internasioanl dengan pendapatan transportasi maka menghasilkan
lebih dari 575 juta US dollar, yang membuat pariwisata menjadi penghasil ekspor
terbesar di dunia diikuti oleh produk otomotif, bahan kimia, minyak bumi, dan makanan.
Namun, banyak kerugian tersembunyi dari pariwisata yaitu, adanya dampakdampak pada
ekonomi yang tidak diharapkan oleh penduduk setempat. Seringkali keuntungan
pariwisata sebuah Negara maju lebih tinggi dari Negara berkembang. Padahal Negara
berkembang lebih membutuhkan pendapatan tambahan, pekerjaan, dan peningkatan
standar hidup lewat pariwisata. Berdasarkan kenyataan tersebut, berbagai alasan
muncul antara lain, karena adanya transfer besar-besaran pendapatan pariwisata dari
Negara tuan rumah, kemudian kurang diperhatikannya bisnis dan produk dalam negeri.
Dampak Positifnya:
Membuka lapangan kerja bagi penduduk lokal di bidang pariwisata seperti : tour guide,
waiter, bell boy, dan lain-lain.
Dibangunnya fasilitas dan infrastruktur yang lebih baik demi kenyamanan para
wisatawan yang juga secara langsung dan tidak langsung bisa dipergunakan oleh
penduduk lokal pula. Seperti : tempat rekreasi, mall, dan lain-lain.
Mendapatkan devisa (national balance payment) melalui pertukaran mata uang asing
(foreign exchange).
Mendorong seseorang untuk berwiraswasta / wirausaha, contoh : pedagang kerajinan,
penyewaan papan selancar, pemasok bahan makanan dan bunga ke hotel,dan lain-lain.
Meningkatkan pendapatan masyarakat dan juga pendapatan pemerintah.
Memberikan keuntungan ekonomi kepada hotel dan restaurant. Contohnya, wisatawan
yang pergi berwisata bersama keluarganya memerlukan kamar yang besar dan makanan
yang lebih banyak. Dampak ekonomi tidak langsung dapat dirasakan oleh pedagangpedagang di pasar karena permintaan terhadap barang/bahan makanan akan bertambah.
Dampak negatifnya
Bahaya ketergantungan yang sangat mendalam terhadap pariwisata.
Meningkatkan inflasi dan harga jual tanah menjadi mahal.

Meningkatkan impor barang dari luar negri, terutama alat-alat teknologi modern yang
digunakan untuk memberikan pelayanan bermutu pada wisatawan dan juga biaya-biaya
pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang ada.
Produksi yang bersifat musiman menyebabkan rendahnya tingkat pengembalian modal
awal
Terjadi ketimpangan daerah dan memburuknya kesenjangan pendapatan antara
beberapa kelompok masyarakat.
Hilangnya kontrol masyarakat lokal terhadap sumber daya ekonomi.
Naisbitt dalam Global Paradox menjelaskan bahwa pariwisata merupakan penyumbang
bagi ekonomi global yang tidak ada tandingannya di masa yang akan datang. Adapun
pertimbangannya adalah:
1. Pariwisata memperkerjakan 204 juta orang diseluruh dunia atau satu dari setiap
Sembilan pekerja, yaitu 10,6 persen dari angkatan kerja.
2. pariwisata adalah penyumbangan ekonomi terkemuka di dunia, yang menghasilkan 10,2
persen produk domestic bruto dunia .
3. pariwisata adalah produsen terkemuka untuk mendapatkan pajak sebesar $ 55 miliar.
Global ekonomi dan perluasan pasar dunia merupakan dua fenomena yang keberadaannya
menyejarah. Pada saat ini globalisasi ekonomi dan perluasan pasar memiliki kekuatan,
cakupan dan kecepatan yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Secara konkirt
globalisasi ekonomi ditandai dengan perubahan mode of production masyarakat, yaitu
dari subsistensi ke orientasi pasar-pasar regional, seperti APEC, NAFTA, AFTA dsb.
Secara kelembagaan menjelma dalam percepatan komersial. Dampak yang ditimbulkan
adalah terjadinya perubahan sosial, seperti merebaknya tindakan individu yang lebih
didasarkan pada rasionalitas ekonomi (Heru Nugroho, 1996).
Akibatnya terjadi akselerasi tindakan komersial di segala penjuru masyarakat capital
dengan leluasa dapat bergerak tanpa memiliki bendera: dan menembus setiap batas
teritori Negara. Investasi modal yang dilakukan oleh perusahaan trans-nasional tumbuh
dan berkembang melanda setiap penjuru dunia sehingga membentuk konfigurasi
perekonomian global. Didorong oleh motif mengejar keuntungan global. Didorong oleh
motif mengejar keuntungan global maka telah tumbuh tiga kawasan megamarket dunia
(Heru Nugroho, 1996). Yaitu Uni Eropa, Amerika utara dan Asia Timur dan Tenggara.
Pertumbuhan ekonomi dunia diperngaruhi life style terutama dalam memanfaatkan waktu
luang sehingga wajar kalau frekuensi mobilitas penduduk dunia tinggi.
Ada sebuah prediksi bahwa pada tahun 2005 mencapai 11.000.000 orang ke Indonesia.
Prediksi ini merupakan peluang sekaligus dunia yang semakin global tuntutan pelayanan
terhadap wisma berstandar international atau mengacu pada rumusan WTO (Word
Trade Organization).

Indonesia pada saat ini masih jauh tertinggal dalam menyerap arus wisatawan yang
berdatangan ke kawasan Asia Pasifik. Oleh karenanya belum banyak memperoleh devisa
dari sector pariwata guna pembangunan nasionalnya (JJ. Spillane, 1995).
Oleh karena itu pariwisata perlu mendapat perhatian yang serius dari pembuat
kebijakan dalam negeri dan perancang kesepakatan perdagangan internasional,
mengingat pariwisata di masa dating merupakan penyumbang besar kesejahteraan
ekonomi dunia.
Pada visa pariwisata Indonesia tahun 2005, industry pariwisata nasional dicanangkan
menjadi penghasil devisa utama. Mengingat wisatawan itu membelanjakan uangnya yang
diterima di Negara yang dikunjungi (Indonesia), maka dengan sendirinya penerima dari
wisatawan manca Negara merupakan fakta penting agar neraca pembayaran
menguntungkan. Pariwisata merupakan bagian darinya yang dikaitkan tanpa dapat dilepas
dengan sector ekonomi lain. Pemasukan dari pariwisata itu tidak hany dari uang yang
dibelanjakan oleh wisatawan, melainkan dari pembangunan pariwisata yang menarik modal
asing, seperti Hotel-hotel bertaraf international dibangun, pembangunan sarana jalan,
airport, pelabuhan, kawasan wisata, telekomunikasi dan lain-lain. Akan tetapi penerimaan
dari pariwisata menambah besar volume uang di dalam masyarakat dan kondisi ini dapat
menimbulakan inflansi. Apabila produksi dalam negeri tidak bertambah. Hal inilah yang
menyebabkan di kawasan pariwisata harga-harga biasanya jauh lebih mahal dari pada
kawasan lain terutama yang bukan kawasan pariwasta.
Sarana pariwisata seperti hotel, restoran, perusahaan perjalanan adalah merupakan
usaha-usaha yang dapat karya (labour intersive). Selain itu pariwisata juga menciptakan
tidak langsung berhubungan dengan pariwisata misalnya bidang konstruksi bangunan,
jalan dan lain-lain.
Disisi lain dengan pembangunan pariwisata meningkatkan usaha sector informal, juga
menimbulkan menjamurnya pedagang asongan. Khusus untuk pedangan asongan ini di
beberapa kelemahan antara lain:
Dilakukan oleh anak-anak dibawah umur, mereka cenderung mengutamakan uang dari
pada sekolah.
Maraknya pedagang asongan membuat kenyamanan wisatawan terganggu, karena ada
unsur pemaksaan dari mereka.
Beralihnya tenaga kerja sector produksi pertania ke perdagangan.

Dampak pariwisata terhadap social-budaya


Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan Pariwisata disuatu daerah terhadap Sosial
Budaya sangat terasa apalagi daerah tersebut menerima pengaruh dengan cepat tanpa
ada penyaringan yang ketat terhadap kedatangan wisatawan.. Salah satu hal adalah
dimana daerah yang dituju merupakan daerah yang lemah dalam bidang ekonomi, dengan

sendirinya akan mengikuti Perkembangan dan merubah tatanan perekonomian sendiri


salah satu contoh mengubah mata pencaharian semula yang mereka lakukan secara
tradisional menjadi lebih modern.
Masalah tentang dampak Pariwisata terhadap sosial budaya selama ini lebih cenderung
mengasumsikan bahwa akan terjadi perubahan sosial-budaya akibat kedatangan
wisatawan, dengan tiga asumsi yang umum, yaitu: (Martin, 1998:171):
a. perubahan dibawa sebagai akibat adanya intrusi dari luar, umumnya dari sistem sosialbudaya yang superordinat terhadap budaya penerima yang lebih lemah;
b. perubahan tersebut umumnya destruktif bagi budaya indigenous;
c. perubahan tersebut akan membawa pada homogenisasi budaya, dimana identitas etnik
lokal akan tenggelam dalam bayangan sistem industri dengan teknologi barat, birokrasi
nasional dan multinasional, a consumer-oriented economy, dan jet-age lifestyles.
Menurut pendapat diatas menyiratkan bahwa di dalam melihat dampak pariwisata
terhadap sosial-budaya masyarakat setempat, pariwisata semata-mata dipandang
sebagai faktor luar yang akan merubah secara pasti terhadap social budaya pada
masyarakat local.
Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan
masyarakat yang dituju, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat
setempat. Oleh karena pariwisata banyak dikatakan sebagai perubah yang laur biasa,
mampu membuat masyarakat setempat mengalami perubahan dalam berbagai aspek.
Dalam perubahan yang diakibatkan oleh Pariwisata Secara teoritis, Cohen (1984)
mengelompokkan dampak Pariwisata terhadap sosial budaya ke dalam sepuluh kelompok
besar, yaitu:
a. dampak terhadap keterkaitan dan keterlibatan antara masyarakat setempat dengan
masyarakat yang lebih luas, termasuk tingkat otonomi atau ketergantungannya;
b. dampak terhadap hubungan interpersonal antara anggota masyarakat;
c. dampak terhadap dasar-dasar organisasi/kelembagaan sosial;
d. dampak terhadap migrasi dari dan ke daerah pariwisata;
e. dampak terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat;
f. dampak terhadap pola pembagian kerja;
g. dampak terhadap stratifikasi dan mobilitas sosial;
h. dampak terhadap distribusi pengaruh dan kekuasaan;
i. dampak terhadap meningkatnya penyimpangan-penyimpangan sosial; dan
j. dampak terhadap bidang kesenian dan adat istiadat.

Dari pendapat Cohen tersebut diatas mengenai dampak pariwisata dapat disimpulan,
bahwa daerah tujuan wisata akan merasakan pengaruh yang luar biasa dari wisatawan
yang datang yaitu dari mengenai unsur kebudayaan universal di daerah. Sebagai mana
yang di kemukan oleh C.Kluckhohn dalam Koentjaraningrat merumuskan 7 unsur
Kebudayaan .
1. Sistem Bahasa
Bahasa yang digunakan pada daerah ini adalah Sunda dengan dialek yang sama dengan
sunda lainnya,
Bahasa yang digunakan oleh masyarakat setempat baik berupa lisan maupun tulisan atau
berbentuk symbol simbol
2. Sistem mata Pencaharian
Untuk menunjang hidup sehari hari, setiap masyarakat pasti memiliki mata pencaharian
utama yang berbeda ditiap daerah, sehingga terdapat suku bangsa memiliki mata
pencaharian yang khas dibandingkan dengan dengan suku bangsa lain.
3. Sistem Teknologi
Teknologi atau peralatan hidup lain yang dimiliki oleh setiap masyarakat mungkin
berbeda beda tergantung dimana masyarakat itu berada.

Daya tarik daerah tujuan pariwisata


Daya tarik wisata sebenarnya adalah kata lain dari objek wisata, tetapi sesuai dengan
Peraturan Pemerintah (PP) pada tahun 2009, kata objek wisata selanjutnya tidak lagi
digunakan untuk menyebut suatu daerah tujuan para wisatawan, dan untuk menggantikan
kata objek wisata digunakanlah kata Daya Tarik Wisata. Untuk bisa memahami
pengertian dan makna dari kata Daya Tarik Wisata, maka perhatikanlah beberapa
pengertian Daya Tarik Wisata dari beberapa sumber berikut ini:
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009, daya tarik
wisata bisa dijelaskan sebagai segala sesuatu yang mempunyai keunikan, kemudahan, dan
nilai yang berwujud keanekaragaman, kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia
yang menjadi sasaran atau kunjungan para wisatawan.
Menurut A. Yoeti dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Pariwisata pada tahun
1985, menyatakan bahwa daya tarik wisata atau tourist attraction merupakan istilah
yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi wisatawan
untuk mengunjungi suatu daerah tertentu.
Nyoman S. Pendit dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pariwisata Pada tahun 1994,
menyatakan bahwa daya tarik wisata bisa perperan sebagai segala sesuatu yang menarik
dan mempunyai nilai untuk dikunjungi dan dilihat.

Dalam undang-undang nomor 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan, disebutkan bahwa


daya tarik wisata adalah suatu yang menjadi sasaran wisata, yang terdiri dari beberapa
hal, yaitu sebagai berikut:

Daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang terdiri dari keadaan alam, flora
dan fauna.
Daya tarik wisata hasil karya manusia yang terdiri dari museum, peninggalan sejarah,
seni dan budaya, wisata agro, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi, dan
kompleks hiburan.
Daya tarik wisata minat khusus, merupakan suatu hal yang menjadi daya tarik sesuai
dengan minat dari wisatawannya seperti berburu, mendaki gunung, menyusuri gua,
industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah,
tempat ziarah dan lain-lainnya.
Perencanaan dan pengelolaan daya tarik wisata alam, sosial budaya, dan objek wisata
minat khusus harus berdasarkan kepada kebijakan rencana pembangunan nasional dan
regional. Apabila kedua kebijakan rencana tersebut belum tersusun, tim perencanaan
pengembangan daya tarik wisata harus bisa membuat rencana kebijakan yang sesuai
dengan area yang bersangkutan.

Sesuai dengan beberapa pengertian yang diberikan diatas tentang Daya Tarik Wisata,
maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Daya Tarik Wisata adalah segala
sesuatu disuatu tempat yang memiliki keunikan, keindahan, kemudahan dan nilai yang
berwujud keanekaragaman kekayaan alam maupun buatan manusia yang menarik dan
mempunyai nilai untuk dikunjungi dan dilihat oleh wisatawan.

Daya tarik wisata menurut Direktoral Jendral Pemerintahan di bagi menjadi tiga macam,
yaitu :
a) Daya Tarik Wisata Alam
Daya Tarik Wisata Alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya
tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya.
Potensi wisata alam dapat dibagi menjadi 4 kawasan yaitu :
1. Flora fauna
2. Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya eksistem pantai dan ekosistem hutan
bakau

3. Gejala alam,misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danau
4. Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan, usaha
perikanan
b) Daya Tarik Wisata Sosial Budaya
Daya Tarik Wisata Sosial Budaya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai onjek
dan daya tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni
pertunjukan dan kerajinan.

c) Daya Tarik Wisata Minat Khusus


Daya Tarik Wisata Minat Khusus merupakan jenis wisata yang baru dikembangkan di
Indonesia. Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang mempunyai motivasi khusus.
Dengan demikian, biasanya para wisatawan harus memiliki keahlian. Contohnya: berburu
mendaki gunung, arung jeram, tujuan pengobatan, agrowisata, dll.
Perencanaan dan pengelolaan Daya tarik wisata alam, sosial budaya maupun objek wisata
minat khusus harus berdasarkan pada kebijakan rencana pembangunan nasional maupun
regional. Jika kedua kebijakan rencana tersebut belum tersusun, tim perencana
pengembangan daya tarik wisata harus mampu mengasumskan rencana kebijakan yang
sesuai dengan area yang bersangkutan.

3. Syarat-syarat untuk daerah daya tarik wisata


Suatu Daya Tarik Wisata dapat menarik untuk dikunjungioleh wisatawan harus
memenuhi syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya, menurut Maryani (1991:11)
syarat-syarat tersebut adalah :
a) What to see
Di tempat tersebut harus ada objek dan atraksi wisata yang berbeda dengan yang
dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut harus memiliki daya tarik khusus
dan atraksi budaya yang dapat dijadikan entertainment bagi wisatawan. What to
see meliputi pemandangan alam, kegiatan, kesenian dan atraksi wisata.
b) What to do
Di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus disediakan
fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lama ditempat itu.
c) What to buy
Tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama barang
souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk di bawa pulang ke tempat asal.

d) What to arrived
Di dalamnya termasuk aksesbilitas, bagaimana kita mengunungi daya tarik wisata
tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa lama tiba ketempat tujuan
wisata tersebut.
e) What to stay
Bagaimana wisatawan akan tingggal untuk sementara selama dia berlibut. Diperlukan
penginapan-penginapan baik hotel berbintang atau hotel non berbintang dan sebagainya.
Selain itu pada umunya daya tarik wisata suatu objek wisata berdasarkan atas :
1. Adanya sunber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih.
2. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
3. Adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka .
4. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir.
5. Punya daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian,
upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia
pada masa lampau.
6. Suatu daerah dikatakan memiliki daya tarik wisata bila memiliki sifat :
7. Keunikan, contoh: bakar batu (di Papua) sebuah cara masak tradisional mulai dari
upacara memotong hewan (babi) sampai membakar daging, sayuran dan umbi/talas yang
disekam dalam lubang, ditutup batu lalu dibakar, serta keunikan cara memakan masakan
tersebut.
8. Keaslian, alam dan adat yang dilakukan sehari-hari, dalam berpakaian dan kehidupan
keluarga dimana seorang perempuan lebih mengutamakan menggendong babi yang
dianggapnya sangat berharga dari pada menggendong anak sendiri.
9. Kelangkaan, sulit ditemui di daerah/negara lain
10. Menumbuhkan semangat dan memberikan nilai bagi wisata.

Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada potensi daya
tarik yang dimiliki objek tersebut dengan mengacu pada ceritera keberhasilan
pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan, yaitu diantaranya adalah:
1.Kelayakan Finansial
Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dan pembangunan objek
wisata tersebut. Perkiraan untung-rugi sudah harus diperkirakan dari awal. Berapa
tenggang waktu yang dibutuhkan untuk kembali modal pun sudah harus diramalkan.

2.Kelayakan Sosial Ekonomi Regional


Studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apakah investasi yang ditanamkan untuk
membangun suatu objek wisata juga akan memiliki dampak sosial ekonomi secara
regional; dapat menciptakan lapangan kerja berusaha, dapat meningkatkan penerimaan
devisa, dapat meningkatkan penerimaan pada sektor yang lain seperti pajak,
perindustrian, perdagangan, pertanian, dan lain-lain. Dalam kaitannya dengan hal ini
pertimbangan tidak semata-mata komersial saja tetapi juga memperhatikan dampaknya
secara lebih luas.
3.Layak Teknis
Pembangunan objek wisata harus dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dengan
melihat daya dukung yang ada. Tidaklah perlu memaksakan diri untuk membangun suatu
objek wisata apabila daya dukung objek wisata tersebut rendah. Daya tarik suatu objek
wisata tersebut membahayakan keselamatan para wisatawan.
4.Layak Lingkungan
Analisis dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan kegiatan pembangunan
suatu objek wisata. Pembangunan objek wisata yang mengakibatkan rusaknya lingkungan
harus dihentikan pembangunannya. Pebangunan objek wisata bukanlah untuk merusak
lingkungan, tetapi sekedar memanfaatkan sumber daya alam untuk kebaikan manusia dan
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia sehingga terciptanya keseimbangan,
keselarasan, dan keserasian hubungan antara manusia dengan lingkungan alam dan
manusia dengan Tuhannya.
Penentuan Unsur Pengembangan dan Bobot Daya Tarik Wisata Pariwisata dilandasi oleh
mpengertian dan konsep disajikan dalam blog pedoman ini dikembangkan dengan
menentukan unsur-unsur yang berpengaruh terhadap pengembangan destinasi pariwisata
dan memberikan bobot atau nilai penting terhadap masing-masing unsur tersebut.
Penentuan unsur utamanya berkaitan dengan pengembangan suatu produk pariwisata di
suatu destinasi.
4. Atraksi wisata
a. Atraksi wisata seni, budaya, warisan sejarah, tradisi, kekayaan alam, hiburan, jasa,
dan lain-lain hal yang merupakan daya tarik wisata didaerah tujuan wisata.
b. Atraksi wisata dapat berupa kejadian-kejadian tradisional, kejadian-kejadian yang
tidak tetap, dan pembuatan keramik di Kasongan. Beberapa atraksi wisata di Indonesia
yang sering dikunjungi wisatawan, misalnya perayaan Sekaten di Yogya dan Sala, Upacara
Ngaben di Bali, gerhana matahari total, dan pekan Raya Jakarta (Jakarta Fair).
Berdasarkan pengertian objek wisata dan atraksi tersebut, dapatlah dikemukakan
perbedaan dan persamaan antara objek wisata dan atraksi wisata.]

5. Meningkatkan Daya Tarik


Agar suatu daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik, disamping harus ada objek dan
atraksi wisata, suatu DTW harus mempunyai 3 syarat daya tarik yaitu:
a. ada sesuatu yang bisa dilihat (something to see)
b. ada sesuatu yang dapat dikerjakan (something to do)
c. ada sesuatu yang bisa dibeli (something to buy)
Ketiga syarat tersebut merupakan unsur-unsur untuk mempublikasikan pariwisata.
Seorang wisatawan yang datang kesuatu DTW dengan tujuan untuk memperoleh manfaat
(benefit) dan kepuasan (satisfactions). Manfaat dan kepuasan tersebut dapat diperoleh
apabila suatu DTW mempunyai daya tarik. Prof.Marrioti menyebut daya tarik suatu
DTW dengan istilah attractive spontanee, yaitu segala sesuatu yang terdapat didaerah
tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung
ketempat tersebut.
Hal-hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung ke suatu DTW antara lain dapat
dirinci sebagai berikut.
a.Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta (natural)
1. Iklim:
Cuaca cerah (clean air), kering (dry), banyak cahaya matahari (sunny day), panas (hot),
sejuk (mild), hujan (wet), dan sebagainya.
2. Bentuk tanah dan pemandangan (land configuration and landscape):
Tanah yang datar (plains), gunung berapi (vocanos), lembah pegunungan (scenic
mountain), danau (lakes), pantai (beaches), sungai (river), air terjun(water-fall),
pemandangan yang menarik (panoramic views)
3. Hutan belukar (the sylvan elements), misalnya hutan yang luas (large forest), banyak
pepohonan (tress).
4. Fauna dan flora, seperti tanaman-tanaman yang aneh (uncommon vegetation), burungburung (birds), ikan (fish), binatang buas (wild life), cagar alam (national parks), daerah
perburuan (huntingand photographic safari), dan sebagainya.
5. Pusat-pusat kesehatan (health center):
Sumber air mineral (natural spring of mineral water), mandi lumpur (mud-baths), dan
sumber air panas (hot spring).
b. Hasil ciptaan manusia (man made supply)

Benda-benda bersejarah, kebudayaan dan keagamaan (historical, cultural and religious):


1. Momentum bersejarah dan sisa peradaban masa lalu
2. Museum, art galery, perpustakaan kesenian rakyat, dan handicraft.
3. Acara tradisional, pamderan, festival, upacara naik haji, upacara perkawinan, dan
khitanan.
4. Rumah-rumah ibadah, seperti masjid, gereja, kuil, candi maupun pura.
c. Tata cara hidup masyarakat (the way of life)
Kebiasaan hidup, adat istiadat dan tata cara masyarakat merupakan daya tarik bagi
wisatawan. Sebagai contoh:
1. pembakaran mayat (ngaben) di Bali.
2. Upacara pemakaman mayat di Tanah Toraja.
3. Upacara Batagak Penghuku di Minangkabau.
4. Upacara khitanan di daerah Parahiyangan.
5. Tea ceremony di Jepang.
6. Upacara waisak di candi mendut dan brobudur.

Motivasi Wisata
Untuk umumnya seseorang yang melakukan perjalanan wisata bisa dimotivasi oleh
beberapa hal, dari berbagai motivasi yang mendorong perjalanan, Mclntosh dan Murphy
pernah mengatakan bahwa motivasi bisa dibagi menjadi empat macam, yaitu sebagai
berikut:
Physical or physiological motivation atau motivasi yang mempunyai sifat fisik atau
fisiologis, contohnya seperti relaksasi, kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi dalam
kegiatan olahraga, bersantai, dan yang berhubungan dengan sifat fisik lain.
Cultural motivation atau motivasi budaya, adalah keinginan untuk mengetahui budaya,
adat, tradisi, dan kesenian di daerah lain. Hal itu juga termasuk ketertarikan dari
berbagai objek peninggalan budaya atau bangunan yang bersejarah.
Social motivation atau interpersonal motivation atau motivasi yang mempunyai sifat
sosial, seperti mengunjungi teman dan keluarga, menemui mitra kerja, melakukan hal
yang dianggap mendatangkan gengsi, seperti nilai pretise, melakukan ziarah, dan
melakukan pelarian dari situasi-situasi yang membosankan.

Fantasy motivation atau motivasi karena fantasi, merupakan adanya fantasi bahwa di
daerah lain, seseorang akan mampu lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukan,
dan ego-enhancement yang memberi kepuasan psikologis. Hal seperti itu juga disebut
dengan status and prestige motivation.
Motivasi perjalanan seseorang sering dipengaruhi oleh faktor internal wisatawan dan
faktor eksternal. Motivasin adalah salah satu faktor penting untuk calon wisatawan
dalam mengambil keputusan mengenai daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi, calon
wisatawan akan mempunyai persepsi pada daerah tujuan wisata yang memungkinkan,
dimana persepsi ini mampu dihasilkan oleh preferensi individual, pengalaman sebelumnya,
dan informasi yang bisa didapatkan.

Ada motivasi yang kuat dari seseorang ketika melakukan perjalanan wisata, bagi seorang
wisatawan, perjalanan tersebut memiliki beberapa manfaat, antara lain sebagai berikut:
Perjalanan wisata adalah wahana penyegaran dan regenerasi fisik dan mental.
Perjalanan wisata berkaitan dengan kompensasi terhadap berbagai hal yang melelahkan,
dan hal itu juga berfungsi sebagai wahana integrasi sosial bagi mereka yang di rumahnya
merasa terkena teralienasi.
Perjalanan wisata mempunyai manfaat dalam pelarian dari situasi keseharian yang penuh
dengan ketegangan, rutinitas yang menjemukan dan berbagai macam kejenuhankejenuhan karena beban dari pekerjaan yang berat.
Perjalanan wisata merupakan mekanisme bagi seseorang agar bisa mengeluarkan
perasaannya, melalui komunikasi dengan orang lain termasuk dengan masyarakat lokal
yang ada di daerah tujuan wisata.
Perjalanan wisata adalah salah satu wahana yang berfungsi untuk mengembangkan
wawasan pariwisata.
Perjalanan wisata adalah wahana yang mempunyai fungsi untuk mendapatkan kebebasan.
Perjalanan wisata adalah wahana yang bisa digunakan untuk realisasi diri.
Perjalanan wisata adalah sesuatu yang menyenangkan, dan bisa membuat hidup lebih
bahagia.
2. Tujuan Perjalanan Wisata

Banyak orang suka berwisata, yang mempunyai manfaat untuk menyegarkan pikiran
setelah lelah bekerja dan bersekolah. Berwisata sering dilakukan ketika mendapat libur
kerja dan libur sekolah, Anda pasti suka berwisata bersama teman dan keluarga ketika
masa libur tiba. Pasti ada hal yang memotivasi atau ada tujuan yang anda inginkan dari

perjalanan wisata yang anda lakukan, dan setiap orang punya tujuan masing-masing
ketika berwisata.

Beberapa pendapat mengenai tujuan perjalanan wisata yang dilakukan oleh individu atau
kelompok ada beberapa tujuan, seperti pendapat dari H. A. Maslow dalam bukunya yang
berjudul Motivation & Personality, berpendapat bahwa orang melakukan perjalanan
karena alas an kebutuhan atau need, terbagi atas dari beberapa hal, yaitu sebagai
berikut:
Physiological needs atau kebutuhan akan makanan, air dan udara.
The needs for security and safety atau kebuthan keamanan dan keselamatan.
The survival needs atau kebutuhan akan keberadaannya, dicintai dan mencintai.
The self actualization atau realization needs atau kebutuhan pengakuan diri.
The needs to develop ones own potential atau kebutuhan pengembangan potensi diri.
The need to create or building ones own personality and character atau kebutuhan akan
menciptakan, membangun kepribadian dan karakternya.
The need for change, divertissement, new scenery and experience atau kebutuhan akan
perubahan, pelepasan, suasana, dan pengalaman baru.
Jhon A. Thomas dalam bukunya yang berjudul Asta Travel News, menyebutkan ada 18
motivasi seseorang yang melakukan perjalanan seperti:

a. Education and cultural motives yang terdiri dari beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
Melihat bagaimana kehidupan masyarakat di Negara lain, seperti dimana ia tinggal,
bekerja dan bermain.
Melihat tempat-tempat khusus yang ada disekitar.
Memperoleh pemahaman yang lebih baik pada suatu tempat yang pernah didengar.
Menghadiri suatu pertunjukan khusus.
b. Relaxation and pleasure, seperti:
Meninggalkan kegiatan atau pekerjaan rutin.
Memperoleh waktu yang terbaik.
Mencapai pengalaman-pengalaman yang mempunyai sifat romantic.
c. Ethnic

Mengunjungi suatu tempat saudara-saudara kita hidup.


Mengunjungi suatu tempat kepergian dari saudara-saudara dan teman-teman.
d. Other
Berjemur.
Kesehatan.
Olahraga.
Ekonomi.
Petualangan.
Pengembangan diri.
Mengikuti arus.
Ikut serta dalam sejarah.
Motivasi sosial.
Tujuan berwisata lainnya yaitu sebagai berikut:
Wisata yang bertujuan untuk tujuan bersenang-senang atau wisata refreshing.
Wisata yang mempunyai tujuan dalam keagamaan atau wisata religi.
Wisata yang mempunyai tujuan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan, discovery
tourism, dan cultural tourism.
Wisata yang mempunyai tujuan untuk olah raga, seperti golf, hunting, fishing, berkuda,
dan balapan.
Wisata yang bertujuan untuk kesehatan dan pengobatan atau health tourism.
Untuk tujuan bisnis atau pengembangan usaha dan meeting, incentive, convention &
exhibition atau MICE.
Untuk tujuan minat khusus seperti menyelam, arung jeram, sky, dan fly.
Jenis-Jenis Wisata:
1. Wisata Budaya
Menurut kamus besar bahasa Indonesia atau KBBI, wisata budaya mempunyai arti
bepergian secara bersama-sama dengan tujuan mengenali hasil kebudayaan daerah
setempat. Beberapa contoh wisata budaya, seperti: Upacara adat, seni pertunjukan
adat, ritual-ritual, peninggalan nenek moyang, dan lain-lain yang terkait dengan wisata
budaya.
2. Wisata Pendidikan

Wisata pendidikan adalah program wisata yang bisa berpadu dengan program pendidikan
yang ada didalamnya. Jenis wisata ini bisa dilaksanakan di sekolah-sekolah yang
berfungsi untuk mendukung pelajaran yang ada di sekolah.
3. Wisata Alam
Wisata alam adalah kegiatan rekreasi dan pariwisata yang bisa memanfaatkan potensi
alam dan menikmati keindahan alam, yang masih alami atau yang sudah ada usaha budi
daya, agar ada daya tarik wisata pada tempat tersebut. Wisata alam bisa digunakan
sebagai penyeimbang hidup setelah melakukan aktivitas yang sangat padat, dalam
suasana pada keramaian kota.
4. Wisata Bahari
Wisata bahari merupakan sebuah kegiatan wisata yang berhubungan dengan laut, pantai,
dan danau. Selain menawarkan objek seperti ekosistem laut yang bisa ditawarkan
sebagai daya tarik wisata, hal itu saat ini sudah dikemas dalam berbagai event yang
diselenggarakan di laut, pantai, dan wilayah sekitarnya.
5. Wisata sejarah
Wisata sejarah yaitu melakukan kegiatan wisata ke tempat-tempat peninggalan sejarah,
seperti museum, prasasti dan candi.
6. Wisata religi
Wisata religi merupakan perjalanan wisata dengan mengunjungi tempat khusus umat
beragama, biasanya mengunjungi beberapa tempat, seperti tempat ibadah ataupun
makam tokoh-tokoh agama terkemuka.

Anda mungkin juga menyukai