Anda di halaman 1dari 1

1.2.

1 Antimuskarinik
Antimuskarinik (sebelumnya disebut antikolinergik mengurangi motilitas usus.
Kelompok obat ini digunakan untuk penatalaksanaan Irritable Bowel Syndrome dan
penyakit divertikular. Namun, efektifitasnya belum diketahui dengan pasti dan
responsnya bervariasi. Indikasi lain untuk obat antimuskarinik meliputi aritmia
(bagian 2.2), asma dan penyakit saluran pernafasan (bagian 3.1.3), motion
sickness (bagian 4.6), parkinsonisme (bagian 4.9.2), inkontinensi urin (bagian 7.4.2),
midriasis dan siklopegia (bagian 11.3), premedikasi, dan sebagai antidot keracunan
organofosfor.
Antimuskarinik yang digunakan untuk spasme otot polos saluran cerna meliputi
senyawa amin tersier atropin sulfat dandisikloverin hidroklorida (disiklomin
hidroklorida) dan senyawa amonium kuaterner propantelin bromida dan hiosin
butilbromida. Senyawa amonium kuaterner kurang larut dalam lipid dibandingkan
atropin, sehingga lebih sulit menembus sawar darah-otak. Selain itu juga
absorpsinya lebih kecil.
Disikloverin hidroklorida memiliki kerja antimuskarinik yang lebih lemah dari pada
atropin dan senyawa ini juga bekerja langsung pada otot polos. Hiosin butilbromida
absorpsinya sangat kecil. Sediaan injeksinya bermanfaat pada endoskopi dan
radiologi. Pengobatan dengan menggunakan atropin dan alkaloid beladona sudah
banyak ditinggalkan, karena efek samping atropin lebih besar dibanding manfaat
klinisnya.
Peringatan: Antimuskarinik
sebaiknya
digunakan
secara
hati-hati
pada
keadaan Downs syndrome, pada anak, dan lansia; obat ini juga sebaiknya
digunakan dengan hati-hati pada penyakit refluks gastroesofagus (GERD), diare,
kolitis dengan tukak, infark miokard akut, hipertensi, kondisi penyakit dengan gejala
takikardi (termasuk hipertiroid, insufisiensi kardiak, operasi jantung), pireksia,
kehamilan dan menyusui.
Interaksi: Lampiran 1 (antimuskarinik)
Kontraindikasi: Antimuskarinik dikontraindikasikan pada angle-closure glaucoma,
miastenia
gravis
(namun
dapat
digunakan
untuk
menurunkan efek
samping muskarinik dari antikolinesterase), ileus paralitik, stenosis pilorik dan
pembesaran prostat.
Efek samping: Efek samping antimuskarinik meliputi konstipasi, bradikardi selintas
(diikuti takikardia, palpitasi dan aritmia), penurunan sekresi bronkus, sulit berkemih
(urinary urgency and retention), dilatasi pupil dengan hilangnya akomodasi,
fotofobia, mulut kering, kulit mengering dan memerah. Efek samping yang jarang
terjadi
adalah
kebingungan
(terutama
pada
lansia),
mual,
muntah
dan giddiness (rasa pusing dan gamang), glaukoma sudut sempit sangat jarang
terjadi.
Monografi:

ATROPIN SULFAT DAN


ALKALOID BELADONA

Indikasi:
pengobatan simptomatik gangguan saluran cerna yang ditandai dengan spasme otot
polos, midriasis dan sikloplegia; premedikasi; lihat keterangan di atas; lihat juga
15.1.3.

Anda mungkin juga menyukai