Kasus 1
Seorang ibu berusia 80 tahun yang tinggal bersama putrinya datang ketempat
pengobatan untuk mendapatkan perawatan dan mengeluh merasa gugup dan tidak
dapat menenangkan pikirannya selama 2 tahun.
Patient Medical History (PMHx)
CHF
Iritasi saluran cerna bawah (colon)
Depresi
Hipertensi
Infeksi saluran kemih (UTI)
Stress inkontinesia
Anemia
Sakit kepala bagian oksipital
Osteoarthritis
Sering kelelahan
Meds
Ket.
TID = 3 kali sehari
BID = 2 kali sehari
PRN = Jika diperlukan
QID = quaque in die = 1 kali sehari
Indikasi dan Efek samping Obat
Sukralfat
Indikasi : Melindungi terhadap serangan asam, pepsin, dan garam empedu
Efek samping : Diare, Nausea, gastrikdiscomfort, mulut kering, vertigo,
mengantuk, akumulasi aluminium dan toksisitas pada pasien CRF
Simetidin
Indikasi : Tukak peptik, mempercepat penyembuhan tukak lambung dan tukak
duodenum
Efek samping : sakit kepala, bingung(pada pasien geriatri), Diare, Nausea,
Vomiting
Aspirin
Indikasi : analgetik, antipiretik dan antiinflamasi
Fajar_Fakri
Efek samping : iritasi mukosa lambung, resiko tukak lambung, dan perdarahan
samar.
Alprazolam
Indikasi : treatment ansietas, terapi pendukung depresi dan mengatasi panik.
Efek samping :mengantuk, gangguan memori, dan terjadi dermatitis.
Naproxen
Indikasi : analgetik
Efek samping : dapat menyebabkan gangguan fungsi renal terutama pada pasien
dengan tanda penyakit ginjal, CHF, atau sirosis.
Oxybutinin
Indikasi : beser (urinary frequency), dorongan urinasi (urgency incontinence),
anyang-anyangan (urge urinary incontinence); ketidakstabilan kandung kemih
neurogenik dan enuresis malam hari.
Efek samping :mulut kering, sembelit, sakit kepala, penglihatan kabur, mata
kering, hipertensi, mengantuk, retensi urin dan terjadi pada sekitar 20% dari
mereka yang menggunakan obat ini. Obat ini harus digunakan dengan hati-hati
pada pasien dengan gangguan ginjal, hati.
Dicyclomine (antikolinergik)
Indikasi : inkontinensia
Furosemid
Indikasi : udem yang disebabkan oleh gagal jantung kongestif dan gangguan fungsi
hati dan ginjal.
Efek samping : hipotensi akut, aortitis kronik tromboplebitis.
Fajar_Fakri
Tylenol (Acetaminophen)
Indikasi : anlagetik, antipiretik.
Efek samping : menyebabkan ruam, hepatotoksisitas, nephrotoksisitas, dll
Interaksi Obat
Rasionalitas Obat
Berdasarkan, http://www.cms.gov/Medicare/Medicare-Fee-for-ServicePayment/PhysicianFeedbackProgram/Downloads/PY2012-High-Risk-Meds.pdf,
http://www.mypreferredprovider.com/media/3109/2013-Potential-High-RiskMedications.pdf, dan http://www.drugs.com/cons/oxybutynin.html
obat diatas yang memiliki resiko tinggi terhadap lansia adalah: golongan NSAIDs,
alprazolam, oxybutynin, tylenol #2 (opium), dan dicyclomine. Perlu monitoring
khusus dan pertimbangan dosis.
Aspirin dan Naproxen dapat memicu peningkatan iritasi GI, ADRs dapat dikurangi
dengan adanya obat Sukralfat dan cimetidine, Aturan pakai harus di perhatikan!
Dosis Digoxin direkomendasikan 0.125mg.
Fajar_Fakri
KASUS 2
Ibu jones (berusia 72 tahun) yang ada di tempat rehabilitas lansia (panti jompo)
mengeluh meningkatnya confusion, perasaan pusing di pagi hari dan sulit tidur di malam
hari.
Patient Medical History (PMHx)
CHF
NIDDM (Non-Insulin Dependent
Diabetes Melitus)
Osteoartritis (OA)
Glaukoma
Depresi
stres inkontinensia
Meds
Furosemide (diuresis)
timolol gtts (glukoma)
metformin (DM ADO)
ibuprofen (NSAIDs: Analgetik)
paroxetine (antidepresan)
oxybutynin (urgency
incontinence)
propoxyphene/actetaminophen
untuk nyeri (prn)
diphenhydramine untuk Insomnia
(prn)
Ket.
PRN= Jika diperlukan
Rasionalitas Obat
Obat diatas yang memiliki resiko tinggi terhadap lansia adalah propoxyphene
(narkotika sintesis), Ibuprofen (memerlukan dosis yg lebih rendah), dan
diphenhydramine.
Ibu tersebut mengkonsumsi oxybutynin oleh karena itu menyebabkan
meningkatnya kebingungan, perasaan pusing di pagi hari. ADRs dari oxybutynin
pada
dosis
tinggi
menyebabkan
kecemasan
dan
kebingungan
(http://www.drugs.com/cons/oxybutynin.html)
Diphenhydramine; Efek antikolinergik (misalnya, kebingungan, mulut kering,
konstipasi, retensi urin), gangguan kognitif, delirium, penurunan clearance pada
lansia (perlu petimbangan dalam treatment untuk mereda keluhan berkelanjutan
pada ibu tersebut).
Metformin dikontraindikasikan pada pasien CHF (congestive heart failure)
(http://spectrum.diabetesjournals.org/content/22/1/18.full)
Fajar_Fakri
Kasus 3
Bpk Wilson (81 tahun) yang mengidap URI (Under Respiratory Infection)/Infeksi Saluran
Pernapasan Akut(ISPA), dan dirawat perihal acute confusion dan disorientation yang
dialami. Kemudian dia mulai menghayal dan mengalami halusinasi saat demam.
Patient Medical History (PMHx)
CAD (Coronary Artery Disease) dengan
MI, PPOK, DJD (Degenerative Joint
Disease),
hipotiroidisme,
depresi/
kecemasan, anemia kronis dan diare,
penggantian katup aorta, asam urat,
neuropati, penggantian lutut bilateral.
Meds
Aggrenox
(dipyridamole
aspirin).
Neurontin(Gabapentin)
Teofilin (bronkodilator)
dan
Synthroid (Natrium
levothyroxine, untuk mengatasi
hipertiroidisme)
Allopurinol (obat asam urat)
Prozac (Fluoxetine, antidepresan)
Combivent
(Ipatropium
dan
Albuterol)
Colchicine (ekstrak colcichum,
sebagai obat goat)
Imodium prn. (Loperamide)
Metamucil (laksatif)
Kalsium (untuk tulang)
Zat besi (untuk anemia)
Multivitamin
Codeine (analgetik)
Pemeriksaan medis
signifikan CT-Scan kepala negatif, EKG dengan tidak ada perubahan akut, UA (Uric
Acid)/Asam Urat, CBC (Complete Blood Counter)/pemeriksaan darah lengkap,
LP(Lipoprotein), Chem10 (10 komponen kimia yaitu BUN (Blood urea nitrogen)CA
(Calcium), Na (Sodium), K (Potassium), Cl (Chloride), CO2 (Bicarbonate)
Creatinine,Glucose, Phosphorus, GGT (Gamma-glutamyl transpeptidase)) dan CPP (Cyclic
Citrullinated Peptide) yang WNL (Within Normal Limits)/dalam batasan normal, CXR
(Chest X-Ray)/Foto dada menunjukkan kemungkinan infiltrate RLL (Right Lower Lobe)/
Lobus kanan bawah.
Rasionalitas Obat
Terdapat peresepan yang berlebihan yaitu obat-obat dengan indikasi yang sama,
yaitu Allupurinol dan Colcichine untuk mengobati gout akut, sebaiknya digunakan
dulu Allupurinol mengingat farmakoekonomi dari kedua obat tersebut.
Peresepan Teofilin dapat dihilangkan, dengan alasan indeks terapi sempit, untuk
PPOK efektivitasnya kurang dibandingkan peresepan Combivent (Ipatropium dan
Albuterol).
Fajar_Fakri
Fajar_Fakri