Anda di halaman 1dari 5

TEKNOLOGI BANGUNAN BARU

PERSIAPAN GALANGAN

KELOMPOK 1
Arifatur M.S.
(6210030010)
Ihsan askaruddin
(6210030024)
Bunadi
(6209030017)

PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN KAPAL


JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2012Persiapan Galangan kapal

Galangan kapal merupakan suatu industri yang berorientasi untuk menghasilkan produk
berupa kapal (ship), bangunan lepas pantai (offshore), bangunan terapung (floating plant)
dan lain-lain untuk kebutuhan pelanggan (owner, perusahaan, dan pemerintahan). Sebagian
besar produksi dilakukan berdasarkan atas spesifikai yang diberikan atau disyaratkan oleh
pelanggan.
Karekteristik dari produk akhir yang dihasilkan ini menempatkan industri galangan kapal
termasuk dalam klasifikasi product oriented atau job oriented. Karekteristik inilah yang
membedakan industri galangan dengan industri umum lainnya (Storch, 1995).

Pengadaan material, perlengkapan dan mesin


Sesuai dengan karakteristik bangunan kapal yang kompleks, material dan komponen
kapal terdiri dari berbagai jenis produk, dalam jumlah yang banyak serta bervariasi antara
satu tipe kapal dengan tipe kapal yang lainnya. berdasarkan jenisnya, material yang
dibutuhkan dalam pembangunan kapal dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu:
1. Raw material; merupakan material yang dibeli untuk proses fabrikasi lebih lanjut
yang terdiri dari pelat baja, profil dan pipa;
2. Equipment; merupakan material yang dibeli untuk langsung dipasang di kapal yang
diantaranya terdiri dari main engine, generator, dan deck machinery; dan
3. Consumables; merupakan kelompok material habis pakai diantaranya terdiri dari cat,
electrode, dan gas.
Untuk pengadaan mesin disesuaikan dengan kebutuhan daya yang diperlukan kapal,
juga mempertimbangkan panjang dan tinggi kamar mesin. Engine casing harus dibuat
cukup tinggi untuk perawatan dan overhaul mesin induk secara priodik diadakan perawatan
dan penggantian sehingga perlu untuk di keluarkan, untuk keperluan pengeluaran piston ini
dibutuhkan ruang yang cukup atau tinggi engine casing harus cukup menunjang pekerjaan
ini.
Pembuatan network planning dan time schedule

Network planning
Network planing adalah suatu sistem yang khusus, yang dikembangkan dengan
tujuan untuk dapat melakukan koordinasi dan pengendalian atas beberapa bagian
perindustrian modern yang bersifat kompleks. Seperti diketahui bahwa suatu proyek
atau pekerjaan terdiri dari bagian-bagian pekerjaan atau istilah lain kegiatan-kegiatan
dan bila diperhitungkan kegiatan ini berhubungan / mempunyai sifat saling
ketergantungan satu sama lain.
Network planing adalah suatu perencanaan, yang menjawab pertanyaan bagaimana
mengelola suatu proyek dan merupakan dasar yang kokoh untuk menentukan
kebijakan-kebijakan dalam mengendalikan suatu proyek.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, network planing adalah salah satu
model yang digunakan dalam penyelenggaraan proyek yang berdasarkan informasi
mengenai kegiatan-kegiatan yang ada dalam network diagram proyek yang
bersangkutan.

Persyaratan Pembentukan Network Planing

Persyaratan yang harus dipenuhi agar aplikasi Network Planing pada proses
perakitan struktur jacket dapat memberikan informasi/ manfaat antara lain :
1. Model harus lengkap
Seperti yang kita ketahui Network Planing merupakan model informasi kegiatan
yang ada dalam network diagram. Disamping informasi kegiatan,masih diperlukan
sumber daya, yang bertujuan memberi informasi yang tepat agar sumber daya yang
dibutuhkandalam keadaan siap pakai.
2. Model harus cocok
Network planing untuk pembangunan kapal tentu saja berbeda dengan Network
Planing untuk pembangunan struktur yang ada didarat dan berbeda pula dengan
network untuk penelitian dan pengembangan.
3. Asumsi yang digunakan tepat
Network planing sebagai metode perencanaan mau tidak mau harus
menggunakan asumsi karena keberhasilan Network Planing sangat bergantung pada
asumsi yang digunakan.
Bentuk Network Diagram
Network diagram adalah visualisasi proyek berdasarkan network planing. Network
diagram berupa jaringan kerja yang berisi lintasan-lintasan kegiatan dan urutanurutan peristiwa yang ada selama penyelenggaraan proyek. Dengan network
diagram dapat dilihat kaitan suatu kegiatan dengan kegiatan-kegiatan lainnya, serta
dengan network diagram ini kita dapat mengetahui kegiatan-kegiatan mana saja
yang kritis, sehingga dengan mengetahui tingkat kritisnya dapat ditetakkan skala
prioritas dalam menagani masalah-masalah yang timbul selama pelaksanaan
kegiatan proyek.
Berikut ini adalah beberapa pegangan dalam menggambar jaringan kerja :
o

Lukiskan anaka panah dengan garis penuh dari kiri kekanan, dengan garis
putus untuk dummy.

Dalam menggambar anak panah usahakan adanya bagian yang mendatar


untuk tempat keterangan kegiaatan dan ukuran waktu.

Keterangan kegiatan ditulis diatas anak panah, sedangkan kurun waktu


dibawahnya.

Kecuali untuk hal khusus, panjang anak panah tidak ada kaitannya dengan
lamanya kurun waktu.

Peristiwa/kejadian dilukiskan sebagai lingkaran, dengan nomor yang


bersangkutan jika mungkin berada didalamnya.

Nomor peristiwa sebelah kanan lebih besar dari sebelah kiri.

Simbol-simbol yang digunakan untuk menggambarkan suatu network


diagram dalam CPM-type system adalah sebagai berikut:
Anak panah = arrow, menyatakan sebuah kegiatan atau aktifitas. Kegiatan yang
dimaksud adalah kegiatan yang memerlukan duration (jangka waktu tertentu) dalam
pemakaian sejumlah resource (sumber tenaga, peralatan, material, biaya. Panjang
ataupun kemiringan anak panah tidak mempunyai arti apapun. Sehingga tidak perlu
menggunakan skala. Kepala anak panah menjadi arah bahwa kegiatan dimulai dari
permulaan dan menuju akhir.
Lingkaran kecil = node, menentukan sebuah kejadian atau event. Kejadian di sini
didefinisikan sebagai ujung atau pertemuan dari satu atau beberapa kegiatan.
Anak panah terputus-putus, menyatakan kegiatan semu atau dummy. Dummy disini
digunakan untuk membatasi mulainya kegiatan. Seperti halnya arrow panjang,
ketebalan dan kemiringan dummy tidak perlu berskala. Perbedaan dummy. dengan
kegiatan biasa adalah dummy tidak mempunyai durasi (jangka waktu tertentu)
karena tidak memakai atau menghabiskan sejumlah resource.
Anak panah tebal menyatakan kegiatan pada lintasan/kegiatan kritis.
Asumsi dan cara perhitungan.
Dalam melakukan perhitungan penentuan waktu digunakan tiga buah asumsi dasar, yaitu.
1) Proyek hanya memiliki satu initial event (titik awal) dan satu terminal event (titik akhir).
2) Saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol.
3) Saat paling lambat terjadinya terminal event adalah SPL = 0 untuk event ini.
Adapun perhitungan yang harus dilakukan terdiri atas dua cara, yaitu cara perhitungan
maju (forward computation) dan perhitungan mundur (backward computation).
Untuk melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur, digunakan lingkaran kejadian
(event), lingkaran kejadian ini dibagi atas tiga bagian dan digambarkan seperti gambar

Keterangan :
a = ruang untuk nomor event.
b = ruang untuk menunjukkan saat paling awal terjadinya event (SPA), yang merupakan
hasil
perhitungan maju.
c = ruang untuk menunjukkan saat paling lambat terjadinya event (SPL), yang merupakan
hasil
perhitungan mundur.
Setelah network dari suatu proyek digambarkan, dan setiap node dibagi menjadi tiga
bagian , maka langkah selanjutnya adalah memberi nomor pada masing-masing node.

Kemudian mencantumkan pada setiap anak panah (kegiatan) perkiraan waktu pelaksanaan
masing-masing kegiatan.
Letak angka yang menunjukkan waktu kegiatan, terletak di bawah anak panah.
Satuan waktu yang digunakan pada seluruh proyek harus sama, sebagai contoh pemakaian
minggu, hari dan lain-lain. Yang paling penting adalah, apabila perhitungan dilakukan
dengan tidak menggunakan komputer, maka sebaiknya duration ini menggunakan angkaangka yang bulat.
Time schedule
merupakan suatu metode perencanaan dan penjadwalan proyek yang dapat
menunjukkan aktivitas-aktivitas kritis, serta dapat digunakan untuk merencanakan,
mengontrol dan mengevaluasi penjadwalan proyek, mengetahui pelaksanaan penjadwalan
proyek yang telah dilakukan serta mengetahui urutan pekerjaan yang terjadi dilapangan.
Dengan membuat network planning dan time schedule, pekerjaan di galangan akan
jauh lebih efisien dan tertata sesuai jadwal, sehingga pekerjaan dapat selesai tepat waktu
sesuai jadwal yang sudah direncanakan, progres kerja disesuaikan dengan jam kerja dan
kemampuan para pekerja dalam sehari sehingga dalam 1 blok dan blok lainnya sudah
direncanakan dapat diselesaikan.
Contoh tabel time schedule pada gambar 1.1

Gambar 1.1
Persiapan shop dan Building berth
Persiapan yang dilakukan di building berth pada proses produksi mulai dilakukan
pada tempat kapal akan di luncurkan dalam tahap ini dimulai dengan keel laying dan
berakhir dengan launching, building berth adalah landasan tempat kapal akan dibangun
sehingga disiapkan segala macam peralatan yang akan menunjang dalam proses
pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai