Widya Proposal Keperawatan
Widya Proposal Keperawatan
PENDAHULUAN
berjumlah 7,7 juta jiwa atau 5,2 persen dari seluruh jumlah penduduk pada
tahun 1990 jumlah penduduk lanjut usia meningkat menjadi 11,3 juta orang
atau 8,9 persen. Jumlah ini meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta
jiwa pada tahun 2000 atau 7,2 persen dari seluruh penduduk. Dan diperkirakan
pada tahun 2020 akan menjadi 29 juta orang atau 11,4 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa penduduk lanjut usia meningkat secara konsisten dari
waktu ke waktu. Angka harapan hidup penduduk Indonesia berdasarkan data
biro pusat statistik pada tahun 1968 adalah 45,7 tahun, pada tahun 1980: 55,30
tahun, pada tahun 1985: 58,19 tahun, pada tahun 1990 : 16,12 tahun, dan
tahun 1995: 60,05 tahun serta tahun 2000: 64,05 tahu (Biro Pusat Statistik,
2000).
Propinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Propinsi besar dengan jumlah
penduduk lanjut usia pada tahun 2000 mencapai 9,6 persen. Angka tersebut
jauh di atas jumlah lansia Nasional yang hanya 7,6 persen pada tahun 2000.
Usia harapan hidup mencapai 64,9 tahun, dimana penduduk lansia wanita ratarata 67,2 tahun dan pria 63,8 tahun. Secara kuantitatif kedua parameter
tersebut berdampak pada berbagai persoalan yang akan dihadapi seperti
masalah sandang, pangan, papan, kesehatan, ekonomi dan lainnya (Depkes,
2002).
Meningkatnya jumlah lanjut usia maka membutuhkan penanganan
yang serius karena secara alamiah lanjut usia itu mengalami penurunan baik
dari segi fisik, biologi, maupun mentalnya dan hal ini tidak terlepas dari
masalah ekonomi, sosial, dan budaya sehingga perlu adanya peran serta
Dari segi inilah lanjut usia mengalami masalah psikologis yang banyak
mempengaruhi kesehatan psikis, sehingga menyebabkan orang lanjut usia
kurang mandiri (Suhartini, 2004).
Pada orang lanjut usia sering mengalami depresi pada orang berumur
60-an, mereka mengatakan kekhawatiran tentang rasa takutnya terhadap
kematian, kehilangan keluarga atau teman karib, kedudukan sosial, pekerjaan,
uang, atau mungkin rumah tinggi, semua ini dapat menimbulkan reaksi yang
merugikan. Bagi kebanyakan orang lanjut usia, kehilangan sumber daya
ditambahkan pada sumber daya yang memang sudah terbatas. Yang menarik
perhatian ialah kekurangan kemampuan adaptasi berdasarkan hambatan
psikologik, yaitu rasa khawatir dan takut yang diperoleh dari rasa lebih muda
dan yang dimodifikasi, diperkuat dan diuraikan sepanjang masa hidup
individu (Maramis, 2004).
Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta merupakan salah satua tempat
untuk merawat lansia di Karisidenan Surakarta, dengan jumlah tempat hunian
85 tempat tidur. Rata-rata Panti Wredha Dharma Bhakti merawat dan
menampung sekitar 89 lansia. Kegiatan-kegiatan setiap harinya untuk lansia
diatur sesuai jadwal kegiatan dan dilakukan secara rutinitas setiap harinya.
Hasil survey pendahuluan yang peneliti laksanakan di panti Sosial
Wredha Dharma Bhakti Kota Surakarta, kepala panti menjelaskan jumlah
lansia terdiri dari laki-laki 33 orang dan perempuan 56 orang yang tinggal di
panti tersebut, beberapa disebabkan karena tidak mempunyai keluarga atau
sengaja dititipkan oleh anggota keluarganya, namun demikian perhatian
keluarga dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat diketahui bahwa minimal
setiap minggu sekali keluarganya mengunjungi mereka, namun ada beberapa
minggu baru dikunjungi oleh keluarga mereka.
Hasil wawancara dengan beberapa lansia mengatakan bahwa mereka
sebenarnya lebih senang bersama-sama dengan anggota keluarga, tapi kaerna
tidak ingin membebani anggota keluarganya mereka akhirnya bersedia tinggal
di panti tersebut. Walaupun setiap harinya mereka berada di panti dan dapat
mengikuti setiap kegiatan yang dijadwalkan tapi mereka masih selalu
memikirkan anak cucu mereka yang berada di rumah. Sehingga membuat
mereka merasa cemas, kurang tidur, dan kadang bermimpi buruk tentang
keadaan keluarga yang dirumah. Hal-hal tersebut merupakan beberapa gejala
awal kecemasan lansia.
Menurut Stuart and Sundeen (1998) kecemasan adalah suatu keadaan
perasaan kepribadian, rasa gelisah, ketidaktentuan, atau takut dari kenyataan
atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal. Faktor
yang mempengaruhi kecemasan antara lain frustasi, konflik, ancaman, harga
diri, lingkungan yang berupa dukungan sosial, lingkungan, pendidikan, usia
dan jenis kelamin. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Widiatmoko
(2001), tentang dukungan sosial dengan derajat depresi pada lansia di
poliklinik Geriatri RSUD Dr. Sarjito Yogyakarta, hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa peran keluarga dalam pemenuhan kebutuhan perawatan
kesehatan termasuk cukup baik (51,5%), dukungan sosial berupa dukungan
emosional (64,10%) dan dukungan keluarga sangat baik (68,50%), dan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan
suatu masalah sebagai berikut:
Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan terjadinya kecemasan pada
lanjut usia di Panti Wredha Dharma Bhakti Kota Surakarta.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya
kecemasan pada usia lanjut (lansia) di Panti Wredha Dharma Bhakti Kota
Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan motivasi dengan terjadinya kecemasan pada
lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.
b. Mengetahui hubungan dukungan sosial dengan terjadinya kecemasan
pada lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktik dan teoritis
sebagai berikut:
1. Manfaat Istalasi Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta
Untuk sebagai bahan masukan bagi Panti Wredha Dharma Bhakti
Surakarta untuk dapat memberikan pelayanan yang tepat pada lanjut usia.
2. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Untuk penyediaan data dasar yang dapat digunakan untuk
penelitian lebih lanjut, khususnya dalam penatalaksanaan lanjut usia.
Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan terjadinya kecemasan
pada lansia, sehingga membantu dalam pembelajaran terhadap kecemasan
lansia.
3. Manfaat Bagi Peneliti
Untuk menambah pemahaman dan pendalaman peneliti tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya kecemasan pada lanjut
usia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.
E. Keaslian Penelitian
1. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Berlina H (1998), memilih tentang
kecemasan pada usia lanjut pensiunan pegawai Departemen P dan K di
Kabupaten Wonogiri. Perbedaannya dengan penelitian ini adalah subjek
penelitian yang berbeda, rancangan penelitian terutama pendekatannya
berbeda, dan lokasi yang berbeda. Penelitian penulis dilakukan di Panti
Wredha Dharma Bhakti Surakarta.
2. Penelitian lain yang sebelumnya pernah dilakukan oleh Suhartini (2004)
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian orang lanjut usia di
Kelurahan Jambangan. Perbedaannya dengan penelitian ini adalah pokok
permasalahannya, dalam hal ini peneliti mengangkat masalah faktor-faktor
yang berhubungan dengan terjadinya kecemasan pada lansia. Perbedaan
lainnya adalah tempat peneliti yang dilakukan di panti.
3. Penelitian lain oleh Muhammad NK (2008) tentang Faktor-faktor yang
Berhubungan Dengan Terjadinya Stres pada Lansia di panti Wredha
Dharma Bhakti Surakarta. Perbedaannya dengan penelitian ini adalah
subjek penelitian, jumlah lanjut usia yang berbeda sehingga masalah yang
akan diteliti dalam penelitian ini bersifat kebaruan.
4. Kemudian penelitian oleh Widiatmoko (2001) tentang Korelasi Dukungan
Sosial dengan Derajat Depresi Pada Lansia di Poliklinik Geriatri RSUP Dr.
Sarjito Yogyakarta. Perbedaannya dengan penelitian ini adalah pada pokok
permasalahannya, dalam hal ini peneliti meneliti tentang faktor yang
berhubungan dengan kecemasan. Perbedaan lain adalah tempat penelitian
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Lanjut Usia
a. Definisi lanjut usia
Lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa, terdiri dari
fase prasenium yaitu lanjut usia yang berusia antara 55-65 tahun, dan
fase senium yaitu lanjut usia yang berusia lebih dari 65 tahun
(Nugroho, 2000).
Menua adalah suatu proses menghilangkan secara perlahanlahan
kemampuan
jaringan
untuk
memperbaiki
diri
dan
11
12
1) Kesehatan fisik
Faktor kesehatan meliputi keadaan fisik dan keadaan psikis
lanjut usia. Keadaan fisik merupakan faktor utama dari kegelisahan
manusia. Menurut Nugroho (2000) perubahan secara fisik meliputi
sistem pernapasan, sistem pendengaran, sistem pengeliatan, sistem
kardiovaskuler, dan sistem integumentar mulai menurun pada
tahap-tahap tertentu. Dengan demikian orang lanjut usia harus
menyesuaikan diri kembali dengan ketidakberdayaannya.
2) Kesehatan psikososial
Dengan menurunnya berbagai kondisi dalam diri orang
lanjut usia secara otomatis akan timbul kemunduran kemampuan
psikis. Salah satu penyebab menurunnya pendengaran, dengan
menurunnya fungsi dan kemampuan pendengaran bagi orang lanjut
usia banyak dari mereka yang gagal dalam menangkap isi
pembicaraan orang lain sehingga mudah menimbulkan perasaan
tersinggung, tidak dihargai dan kurang percaya diri. Menurunnya
kondisi psikis ditandai dengan menurunnya fungsi kognitif.
Nugroho (2000), menurunnya kondisi psikososial ditandai sebagai
berikut: (1) merasakan atau sadar akan kematian (sense of
awareness of mortality) (2) perubahan dalam cara hidup yaitu
memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit (3) penyakit
kronis
dan
ketidakmampuan
(4)
hilangnya
kekuatan
dan
13
yaitu
14
15
16
2. Kecemasan
a. Definisi kecemasan
Kecemasan adalah ketegangan rasa tidak aman dan khawatir
yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan
tetapi sumber sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam
(Depkes RI, 2002).
Kecemasan dapat didefinisikan suatu keadaan perasaan,
kepribadian, rasa gelisah, ketidaktentuan, atau takut dari kenyataan
atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal
(Stuart dan Sundeen, 1998). Kecemasan adalah suatu keadaan yang
ditandai dengan perasaan ketakutan disertai dengan tanda somantik
yang menyatakan terjadinya hiperaktivitas sistem syaraf otonom.
Kiecemasan adalah gejala yang tidak spesifik yang sering ditemukan
dan sering kali suatu emosi yang normal. Menurut Yustinus (2006),
istilah stress dan depresi sering kali tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lainnya. Oleh karena dalam diri manusia itu antara fisik dan
psikis (kejiwaan) itu tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Mana istilah stress dan depresi ini dianggap sebagai satu kesatuan
reaksi kejiwaan lainnya yang erat hubungannya dengan stress adalah
kecemasan. Kecemasan dan depresi merupakan dua jenis gangguan
kejiwaan satu dengan lainnya saling berkaitan. Seseorang yang
mengalami
depresi
sering
kali
ada
komponen
antesiosnya
17
juga
berhubungan
dengan
perkembangan
trauma,
18
keluarga,
keluarga
menunjukkan
bahwa
gangguan
19
individu
memikirkan
situasi
dan
kemungkinan-
20
definisi
menurut
Sundeen
(1998)
yang
21
ini
menyebabkan
individu
menjadi
waspada
dan
22
23
Sehingga
mereka
merasakan
kegelisahan
dalam
24
25
26
untuk
memperoleh
perasaan
memiliki
suatu
27
kepedulian
oleh
masyarakat
untuk
dukungan
sosial
ini
lansia
mendapat
28
29
30
kongkrit,
diantaranya
dapat
berwujud
barang,
timbul
keyakinan
bersangkutan diperhatikan.
bahwa
individu
yang
31
dukungan
keluarga
terdiri
dari
dukungan
B. Kerangka Teori
Faktor Internal
Usia atau Umur
Jenis Kelamin
Tingkat Pendidikan
Motivasi
Kondisi Fisik
B. Faktor Eksternal
Dukungan Sosial
Kecepatan emosional
Integrasi social
Pengakuan
Ketergantungan yang
dapat diandalkan
Bimbingan
Kesempatan untuk
mengasuh
Dukungan Keluarga
Informasional
Penilaian
Instrumental
Emosional
32
C. Kerangka Konsep
Variable independen
Variable dependen
Kecemasan Pada
Faktor-faktor
kecemasan:
Lansia
Dukungan social
Motivasi
Dukungan keluarga
Jenis kelamin
Usia atau umur
Kondisi fisik
Pendidikan
Dukungan Keluarga
Kecemasan Pada
Lansia
Keterangan:
Kecemasan Pada
Lanjut Usia
D. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini ada faktor yang mempengaruhi kecemasan
pada lanjut usia di Panti Sosial Wredha Dharma Bhakti Kota Surakarta.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rencana Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode deskriptif analitik
dengan apendekatan Cross sectional adalah suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor resiko dengan efek,
dengan cara pendekatan apengamatan data sekaligus pada saat, auntuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinaya kecemasan
pada lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta (Arikunto, 2002).
34
Kriteria eksklusi
a. Lansia yang sudah berusia di atas 90 tahun.
b. Tidak bersedia menjadi responden.
c. Lansia yang sedang menderita sakit yang harus opname atau tirah
baring.
35
3. Teknik sampling
Teknik sampling adalah dalam mengambil sampel penelitian ini
digunakan cara atau teknik-teknik tertentu, sehingga sample tersebut
sedapat mungkin mewakili populasinya (Notoatmodjo, 2005). Teknik yag
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu
pengambilan data secara purposive didasarkan pada suatu pertimbangan
tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan diri atau sifat-sifat
populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
4. Penentuan jumlah sampel
Jumlah sampel suatu penelitian tergantung kepada dua hal yaitu
pertama, adanya sumber-sumber yang dapat digunakan untuk menentukan
batas maksimal dari besarnya sampel. Kedua, kebutuhan dari rencana
analisis yang menentukan batas minimal dari besarnya sampel. Jumlah
sampel ditentukan dengan menggunakan formula dalam penentuan besar
sampel menggunakan rumus:
n=
N
1 N (d 2 )
n=
89
1 89(0,05) 2
n=
89
1 89(0,0025)
89
n = 1 0,2225
89
n = 1,2225
36
89
n = 1,223
n = 72,77
n = 72
Keterangan:
N = besarnya populasi
n = besar sampel
d = tingkat signifikan (p f (d = 0,05)
Jadi jumlah sampel yang akurat lebih kurang 72 orang lansia dari
89 daftar nama penghuni Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta dan
memenuhi kriteira untuk menjadi responden penelitian. (Notoatmodjo,
2005)
D. Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah variabel dependen
(variabel terikat) dan variabel independent (variabel bebas atau bergantung).
1. Variabel independen adalah faktor yang diduga sebagai faktor yang
berhubungan dengan variabel terikat (Arikunto, 2006).
Variabel independennya adalah: usia lansia, jenis kelamin lansia, motivasi,
dan dukungan sosial.
2. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas
(Arikunto, 2006)
Variabel dependennya adalah kecemasan lansia.
37
2.
Pengertian
Usia lanjut usia
Alat Ukur
Kuesioner
Skala
Interval
Skoring
45-89 tahun
sampel dengan
60-70 tahun
dilakukan
71-90 tahun
Jenis
penelitian
Perbedaan gender
> 90 tahun
Laki-laki
kelamin
Kuesioner
Ordinal
Perempuan
faktor yang
mempengaruhi
psikologis lansia,
ganda lansia saat
dilakukan
3.
Dukungan
penelitian
Bantuan yang
keluarga
berupa perhatian,
54-67 = sedang
emosi, informasi,
68-80 = baik
Kuesioner
Ordinal
40-53 = buruk
nasehat, materi
maupun penilaian
yang diberikan oleh
sekelompok
4.
Dukungan
anggota keluarga
Merupakan
sosial
dukungan dan
Kuesioner
Ordinal
714=Buruk
15-27=Sedang
38
semangat yang
>27=Baik
diaberikan oleh
orang lain dalam
kehidupan
5.
seseorang
Kecemasan Penderita yang
Kuesioner
lansia
HRS A
Ordinal
< 17 = ringan
18-24 = sedang
25-30 = berat
ketidaktentuan, rasa
gelisah, takut dari
kenyataan atau
persepsi ancaman
sumber yang tidak
diketahui
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dari varaibel independen berbentuk angket atau kuesioner
tertutup artinya jawabannya atau isialn telah dibatasi atau ditentuakan
sehingga responden tidak memberikan respon menurut kebebasan seluasluasnya. Subjek hanya memberi tanda () pada kolom jawbaan yang telah
ditentukan sesuai yang dirasakan responden.
Untuk mengetahui penilaian pada kecemasan dilakukan dengan
menggunakan alat ukur HAS (Hamilton Anxiety Scala), yaitu nilai skala yang
dikembangkan untuk mengukur kerasnya dari kegelisahan symptomatology,
39
N xy - x y
N x
N y
40
Keterangan:
rxy
= koefisien validitas
= jumlah responden
= skor total
xy
1
r11 =
2 t
(k 1)
b 2
Keterangan:
r11
= reliabilitas instrumen
41
b2
= jumlah varians
12
= varians total
data
dan
proses
selanjutnya
melalui
tindakan
pengklarifikasian data.
c. Tabulating
Data distribusi data yang telah diberikan skor kemudian
disusun dan dibagikan dalam bentuk tabel. Selanjutnya pengolahan
data atau analisis.
d. Entry Data
Memasukkan data ke komputer dengan menggunakan aplikasi
program SPSS 10.
42
2. Analisis data
Menurut Notoadmodjo (2005) analisis data dibedakan menjadi tiga
macam yaitu: (1) analisis univariate, dilakukan terhadap tiap variabel dari
hasil penelitian; (2) Analisis bevariate, dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Dalam analisis ini dapat
dilakukan pengujian statistik dengan Chai Square (x), t test, z test, dsb; (3)
Analisis ultivariate, dilakukan terhadap lebih dari dua variabel. Biasnaya
hubungan antara satu variabel terikat (dependent variabel) dengan
beberapa variabel bebas (independent variabel), uji statistik yang
digunakan biasanya regresi berganda (multiple regression).
Dalam penelitian ini menggunakan analisis ultivariate dengan
menggunakan uji statistik regresi berganda (multiple regression). Sebagai
variabel terikat atau dependent adalah kecemasan lansia. Sedangkan
sebagai variabel bebas atau independent adalah suai lansia, jenis kelamin,
dukungan keluarga, dan dukungan sosial. Sehingga model persamaan
regresi berganda sebagai berikut:
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e
Keterangan:
Y
= konstanta
= koefisien variabel
43
= standard error
Pada analisa yang memakai regresi berganda untuk mendapatkan
I. Etika Penelitian
Etika dalam penelitian keperawatan meruapakan masalah yang sangat
penting karena keperawatan akan berhubungan dengan manusia dan manusia
mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian. Etika dalam penelitian dapat
meliputi:
1. Informed consent
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan
diteliti yang memenuhi kriteria inklusi disertai judul dan manfaat
penelitian, bila subjek menolak maka penelitian tidak memaksa dan tetap
menghormati hak-hak subjek.
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan penelitian tidak akan mencantumkan
nama responden, tetapi lembar tersebut di beri kode.
44
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok
data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
J. Rencana Penulisan
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini penelitian melakukan penelusuran pustaka dan
penyusunan proposal penelitian. Selain itu dilanjutkan dengan seminar
proposal dan revisi proposal.
2. Tahap pelaksanaan
Sebelum dilakukan wawancara peneliti terlebih dahulu melakukan
pengecekan ciri-ciri responden, menjelaskan maksud dan tujuan penelitian
serta meminta kesediaan responden untuk menjadi subyek penelitian.
Selanjutnya dilakukan wawancara dengan responden yang tidak bisa tulis
baca dibantu oleh penerjemah bahasa bagi responden yang tidak mengerti
bahasa Indonesia, bagi responden yang bisa tulis baca langsung dijawab
oleh responden yang sebelumnya diberi penjelasan tetnang bagaimana
pengisian kuesioner yang seharusnya. Setelah data terkumpul maka
dilakukan tabulasi data dan pengolahan data.
Pelaksanaan penelitian akan dimulai dengan uji validitas dan
reliabilitas yang dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada lansia yang
sesuai dengan kriteria inklusi pada sampel penelitian. Setelah instrumen
45
K. Anggaran Penelitian
Anggaran disusun berdasarkan perkiraan kebutuhan pada masingmasing kegiatan dan item alat bahan dan bahan yang diperlukan, pada tabel di
bawah ini:
46
Tabel 2
Anggaran Penelitian
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Rincian
Penelusuran literature
Pembelian peralatan tulis
Transportasi
Biaya ujian proposal
Pembuatan, pengetikan
Penyajian proposal
Revisi proposal
Pelaksanaan penelitian
Pengolahan dan pengetikan laporan
Ujian skripsi, revisi dan penggandaan
Biaya tak terduga
Total
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Jumlah
150.000
100.000
250.000
750.000
250.000
100.000
100.000
300.000
250.000
300.000
150.000
2.700.000
L. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 3.6 Jadwal Kegiatan
No.
Keterangan
1.
Penyusunan
proposal
Ujian proposal
Perbaikan proposal
Ujian
reliabilitas
validitas
Pengumpulan data
Pengolahan analisa
data
Pembahasan
Ujian skripsi
Perbaikan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Agust
2009
Sept
2009
Waktu Penelitian
Okt
Nop
Des
Jan
2009 2009 2009 2010
Feb
2010
Mart
2010
DAFTAR PUSTAKA
48
Kaplan K.I & Sodock, B.J. 1997. Sinopsis Psikiatri Edisi 7, Jilid II, Alih Bahasa
Widya Kusuma. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Kartinah. 2007. konstribusi Dukungan Sosisal Terhadap Tingkat Depresi Pada
Pensiunan PNS Dikecamatan Sukoharjo. Skripsi (tidak diterbitkan)
Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdiyah
Surakarta.
Khairudin. 2002. Sosiologi Keluarga. Yogyakarta: liberty
Koswara, 1991, Teori-Teori Kepribadian. Bandung: Eresco.
Kuntjoro S Z. 2002. Kesehatan Jiwa dan Permasalahannaya. http://www.epsikologi.com/epsi/lanjutusia.asp.diakses29Maret2009.
Kuntjoro S Z. 2002. Dukungan Sosial Pada Lansia.
psikologi.com/epsi/artikel di Akses 29 Maret 2009.
http://www.e-
Maramis, W.F. 2004. Catatan Ilmu Keperawatan Jiwa. Surabaya: Air Langga
University Press.
Matthew N and David L. 1959. Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM - A).
http://www.neurotransmitter.net/anxietyscales.html, diaskes 09 juli 2009.
Muhammad N. K. 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya
Stress pada Lanjut Usia di Panti Wredha Dharma Bhakti
Surakarta.skripsi (tidak diterbitkan Surakarta). FIK Unervesitas
Muhammadiyah Surakarta
Nitafitria. 2009. Penelitian psikospiritual sebuah hasil penelitian.
Http://Nitafitria.wordpress.com/2009/02/09/terapi-psikospiritual-sebuahhasil-penelitian diakses 9-02-2009.
Noorkasiani, Tamher S. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmmodjo. 2005. Metadologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho, W. 1995. Perawatan Lanjut Usia. Edisi 3. Jakarta: Egc.
Poewardi S H. 2001. Kita Sukses Dalam Pergaulan. Jakarta: UPN Veteran.
49
Sahara.
2009.
Anxietas
Disorder
(Gangguan
Kecemasan).
Http://Pembaharuankeluaga.wordpress.com/2009/03/28/anxiety-disorsdergangguan-kecemasan, diaskes 12 april 2009.
Disusun oleh :
NURI WIDIYANINGSIH
J 210 050 021
Lampiran 1
Kepada Yth:
Calon responden penelitian
Di tempat
Dengan Hormat,
Saya yng bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Nuri Widiyaningsih
NIM
: J210050021
Hormat Saya,
Peneliti
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
NAMA
Jenis Kelamin :
Pendidikan
Alamat
( )
Lampiran 3
KUESIONER 1
LEMBAR DATA DEMOGRAFI
Hari / Tanggal :
Isilah kolom di bawah ini
No. Urut
Nama
Umur
45-89 tahun
60-70 tahun
71-90 tahu
> 90 tahun
Laki-laki
Perempuan
SD
SMP
SMA
Diploma
Sarjana
Jenis Kelamin
Tingkat Pendidikan :
Petunjuk:
Bapak atau ibu adiminta uantuk menjawab dengan jujur pada setiap nomor di
bawah ini dengan memberi tanda check list () yang dianggap BENAR.
Lampiran 4
KUESIONER 2
DUKUNGAN SOSIAL
Nama Klien
Jenis Kelamin
Umur
:
:
:
A. Penilaian
5 : Sangat Setuju
4 : Setuju
3 : Ragu-ragu
2 : Tidak Setuju
1 : Sangat Tidak Setuju
B. Penilaian Dukungan Sosial
7 14
: Buruk
15 27
: Sedang
> 27
: Baik
No.
1
Pertanyaan/ Pernyataan
SSS SS R TS STS
Kondisi panti ini menyenangakan, terutama
panti
Keluarga
dekat
terutama
istri/
suami
lalu
Selain suami/ istri, keluarga juga memberikan
perhatian yang sama besar seperti yang
11
12
13
14
15
16
17
18
19
saya sendiri
Kecemasan terbesar yang saya rasakan adalah
20
Berilah tanda () pada yang menurut bapak atau ibu benar atau sesuai dengan
keadaan sekarang.
1. Apakah bapak aau ibu mempunyai suami atau istri?
Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
3.
4.
5.
6.
7.
Tidak Setuju
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Jumlah Score:
Kesimpulan
Lampiran 5
KUESIONER 3
DUKUNGAN KELUARGA
Nama Klien
Jenis Kelamin
Umur
:
:
:
A. Penilaian
4 : Sangat Sering
3 : Sering
2 : Kadang-kadang
1 : Tidak Pernah
B. Penilaian Dukungan Keluarga
40 53
: Rendah
54 60
: Sedang
60 80
: Tinggi
Berilah tanda () pada yang menurut bapak atau ibu benar atau sesuai dengan
keadaan sekarang.
1. Apakah keluarga bapak / ibu tidak pernah memberikan berbagai informasi
tentang keterampilan baru yang dapat bapak / ibu di kerjakan di Panti
Wredha?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
2. Apakah keluarga bapak /ibu pernah mengerti tentang keadaan bapak atau ibu?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
3. Apakah keluarga bapak / ibu sering memberikan bantuan berupa kebutuhan
sehari-hari selama bapak atau ibu di Panti Wredha?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
4. Apakah bapak / ibu tidak pernah mendapatkan kiriman uang dari keluarga
untuk kebutuhan sehari-hari bapak / ibu selama di panti?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
5. Apakah keluarga bapak / ibu tidak pernah memberikan bantuan berupa
kebutuhan sehari-hari bapak / ibu selama di panti?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
6. Apakah keluarga bapak / ibu selalu mendorong untuk selalu aktif dalam
berbagai kegiatan yang ada di panti?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
7. Apakah bapak / ibu sering mendapat kiriman uang dari keluarga untuk
memenuhi kebutuahan bapak / ibu selama di panti?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
8. Apakah keluarga bapak / ibu sering memberi dukungan terhadap segala
kegiatan yang diikuti bapak / ibu selama di panti?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
9. Apakah keluarga bapak / ibu tidak mau peduli dengan berbagai kegiatan yang
bapak / ibu lakukan di panti?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
10. Apakah keluarga bapak / ibu sering memberikan pakaian selama bapak atau
ibu di panti?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
11. Apakah bapak / ibu merasa telah ditinggalkan oleh keluarga bapak / ibu?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
12. Apakah keluarga bapak / ibu tidak pernah memberikan dukungan kepada
bapak atau ibu untuk selalu berbuat baik selama di panti?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
13. Apakah keluarga bapak / ibu tidak pernah memberikan semangat ketiaka
bapak / ibu mengalami kesulitan?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
14. Apakah keluarga bapak / ibu sangat memahami keadaan bapak / ibu saat ini?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
15. Walaupun bapak / ibu di panti, apakah bapak / ibu merasa tetap dekat dengan
keluarga?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
16. Apakah setiap keluarga bapak / ibu berkunjung, mereka selalu menanyakan
jika bapak / ibu terlihat berbeda?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
17. Walau bapak / ibu sedang mengalami masalah di panti, apakah keluarga bapak
/ ibu tidak pernah mau memahami?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
18. Apakah selama bapak / ibu di panti, keluarga bapak / ibu jarang memberi
bapak / ibu nasehat?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
19. Apakah bapak / ibu tidak pernah tahu atau mengetahui berbagai kejadian yang
terjadi dalam keluarga bapak / ibu selama bapak / ibu di panti?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
20. Apakah bapak / ibu pernah merasa apapun yang bapak / ibu hasilkan dari
kegiatan di lingkungan panti tidak mendapat tanggapan dari keluarga
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
Jumlah Score:
Kesimpulan :
Lampiran 6
KUESIONER 4
HAMILTON SKALA PENELITIAN KECAMASAN (HAM-A)
Nama Pasien :
Umur
:
Ruang
:
Dx
Perlakuan
A. Penilaian
0 : tidak ada
1 : ringan
2 : sedang
3 : berat
4 : sangat berat
Merasa cemas
Firasat buruk
Mudah tersinggung
2. Ketegangan
Merasa tegang
Lesu
Mudah terkejut
Mudah menangis
Gemetar
Gelisah
3. Ketakutan
Pada gelap
Ditinggal sendiri
4. Gangguan tidur
Tidak pulas
Mimpi buruk
Sulit konsentrasi
Sering bingung
6. Perasaan depresi
Kehilangan mainat
Sedih
Nyeri otot
Kaku
Kedutan otot
Gigi gemeretak
Telinga berdengung
Penglihatan kabur
Merasa lemah
Perasaan ditusuk-tusuk
9. Gejala kardofaskuler
Berdebar-debar
Nyeri dada
Perasaan tercekik
Sulit menelan
Mual muntah
Berat badan menurun
Kontipasi
Perut melilit
Gangguan pencernaan
Sering kencing
Frigitditas
13. Gejala vegetatif
Mulut kering
Muka kering
Mudah berkeringat
Gelisah
Tidak tenang
Muka merah
Jumlah Score:
Kesimpulan :
Kecemasan rendah
Kecemasan sedang
Kecemasan berat
(Metthew, 2009)