Kemasan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
1.2
A. Secara umum
memperkaya sistem-sistem otomatisasi dalam dunia industri dengan trobosan-trobosan baru
1.
2.
yang nyata.
B. Bagi civitas akademik
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi proses belajar mengajar pada program
studi sehingga dapat diterapkan di lapangan, dan untuk menambah referensi sebagai
rekomendasi penelitian yang akan dilaksanakan di waktu yang akan datang, yang
berhubungan dengan : Perhitungan Daya pompa, Penentuan sebuah silinder Pneumatik,
perhitungan konveyor.
1.
C. Bagi penulis
Sebagai tugas akhir dan syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
2.
3.
telah diterima selama mengikuti perkuliahan di Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa.
Melatih penulis untuk menganalisa suatu masalah secara ilmiah dan memberikan solusi yang
tepat guna sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki secara rinci dan dapat dipertanggung
4.
jawabkan.
Melatih penulis agar dapat manyusun laporan kerja yang akan dihadapinya nanti dengan
tepat waktu, jelas dan sistematis.
1.3
1.4
1.
sebagai berkut:
Metode Pustaka
Dengan metode ini penulis mengambil bahan dan materi dalam penyusunan skripsi
melalui buku-buku yang tersedia, katalok dalam industri dan webside. Ada beberapa buku
2.
3.
metode penulisan.
Metode Diskusi
Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha meminta masukan, saran dan bimbingan
dari pembimbing juga dari rekan-rekan. Banyak materi penyusunan skripsi ini yang didapat
dengan bertanya dan juga arahan dari dosen pembimbing dan rekan-rekan baik di kampus
maupun industri.
1.5
Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami seluruh materi yang disajikan oleh
penulis pada penyusunan skripsi ini, maka penulis menggunakan sistematika penulisan dalam
penyusuan skipsi ini sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, manfaat dan tujuan dari
penyusunan skripsi, ruang lingkup masalah, metodologi penyusunan skripsi dan sistematika
yang digunakan dalam penulisan.
BAB II Teori Dasar
II.1 Dasar Pneumatik
Dalam bab ini diuraikan tentang perkembangan teknik pemakaian udara mampat,
prinsip-prinsip dasar secara fisika, serta keuntungan-keuntungan penggunanya, dan sumbersumber penghasil udara mampat itu sendiri dan sekaligus mengulas tentang jenis-jenis
kompresornya serta kriteria pemilihan kompresor.
II.2 Komponen Dasar Pneumatik
Dalam bab ini diuraikan tentang komponen-komponen dasar pneumatik, dimulai dari
komponen-komponen air service unit, simbol-simbol pneumatik, sampai katub-katub yang
berfungsi untuk mengatur, mengarahkan, serta sebagai kontrol aliran dan tekanan sehingga
mampu menggerakan silinder untuk melakukan suatu proses kerja.
II.3 Dasar-dasar Otomatisasi
Dalam bab ini diuraikan tentang pengertian otomatisasi, squence, komponen-komponen
dasar squence dan simbol-simbol yang sering digunakan dalam penggambaran rangkaian
squence.
Istilah pneuma diperoleh dari istilah yunani kuno dan mempunyi arti napas atau
tiupan, dan menurut phylosophi istilah pneumatics adalah ilmu yang mempelajari tentang
gerakan perpindahan udara dan gejala atau fenomena udara, yang diperoleh dari kata
pneuma.
Sekalipun prinsip dasar dari pneumatik digolongkn antara pikiran manusia paling awal,
tetapi telah diteliti secara sistematis. Pemakaian alat-alat pneumatik dalam produksi secara
nyata pada industri berawal pada sekitar tahun 50-an sampai sekarang ini. Pada awal mula
pemakaian di industri antara lain seperti dalam industri pertambangan, industri pekerjaanpekerjaan konstruksi, dan pada perkereta-apian yakni sebagai rem angin.
Prinsip dasar dari pneumatik dalam industri di seluruh dunia, sebenarnya dimulai hanya
ketika industri-industri itu membutuhkan otomatisasi dan rasionalisasi rangkaian operasional
secara kontinyu, untuk mempertinggi angka produktivitas dengan biaya yang lebih murah.
Meskipun pada permulaan munculnya mengalami hambatan dan penolakan, terutama adalah
karena ketidaktahuan dan rendahnya bidang pendidikan, tetapi pemakaian dalam bidang
pneumatik cenderung lebih meningkat dan berkembang.
Sekarang ini tidak mungkin dalam industri-industri modern tanpa menggunakan teknik
udara mampat. Perangkat yang menggunakan teknik udara mampat dipasang dalam hampir
semua
cabang-cabang
industri,
seperti
industri
perakitan,
pengecoran,
karoseri,
Pemompaan, udara disedot atau dihisap dari atmosphere, kemudian dimampatkan (kompresi)
sampai batas tekanan kerja yang diinginkan.
2.
Pendinginan atau penyimpanan, udara hasil pemompaan yang suhunya naik harus disimpan
dan didinginkan dalam keadaan bertekanan sebelum disalurkan ke objek yang memerlukan.
3.
4.
1.
menguntungkan, diantaranya:
Jumlah
Udara tersedia secara praktis dimana saja untuk dimampatkan dalam jumlah yang tak
2.
terbatas.
Pengangkutan
Udara dengan mudah dapat diangkut dalam pipa-pipa saluran, sekalipun dalam jarak yang
jauh. Tidak perlu untuk mengembalikan udara mampat tersebut ke tangki penyimpan semula,
3.
tetapi selesai dipakai kemudian dapat langsung dibuang tanpa mengotori lingkungan.
Dapat Disimpan
Kompresor tidak perlu dihidupkan secara terus-menerus. Udara mampat dapat disimpan
4.
dalam reservoir atau tabung penyimpan, dan sewaktu-waktu dapat digunakan dari reservoir.
Suhu
Suhu udara mampat tidak begitu peka (sensitive) terhadap perubahan suhu. Hal ini akan
menjamin dalam proses pengoperasian, walaupun di bawah kondisi perbedaan suhu yang
5.
besar.
Tahan Ledakan
Udara mampat tidak terlalu memberikan risiko terhadap letusan maupun api, oleh karena itu
6.
7.
8.
9.
10.
dengan kebutuhan.
Aman
Alat-alat pneumatik dan bagian-bagian yang mengoperasikannya dapat dipasang suatu
pengaman pada batas kemampuan maksimum. Oleh karena itu, walaupun terjadi beban lebih
akan selalu tetap aman.
1.
Gaya
Udara mampat hanya ekonomis sampai pada persyaratan gaya tertentu dibawah tekanan kerja
normal 700 kpa / 7bar / 101,5 psi, dan tergantung pada gerakan serta kecepatan, batasnya
adalah dibawah 45.000 N selebihnya beban itu harus menggunakan hydroulik system.
(Festo;Katalog Technical Information;22)
Pembuangan Udara
Pada saluran pembuangan ke atmosphere menimbulkan suasana yang bising dan keras.
3.
Meskipun demikian, masalah itu dapat dipecahkan sebagian oleh perkembangan teknik bahan
peredam suara.
Biaya
Teknik udara mampat relative memerlukan alat-alat mahal untuk dapat menimbulkan suatu
4.
tenaga. Komponen-komponen mahal agar dapat menghasilkan energi yang tinggi sebagian
dapat diganti oleh komponen-komponen yang murah dengan hasil guna yang lebih tinggi
(jumlah langka).
II.1.3 Prinsip-Prinsip Dasar Secara Fisika
Seluruh permukaan bumi ditutupi oleh lapisan udara, dengan komposisi campuran gas
sebagai berikut:
Nitrogen 78% dari volume.
Oksigen 21% dari volume.
Selain itu juga berisi karbon dioksida, argon, hidrogen, neon, helium, cripton, dan xenon.
Untuk membantu dan mempermudah mengetahui hukum alam dan juga sifat-sifat dari
a.
b.
udara, besaran-besaran fisika yang digunakan diklasifikasikan dalam sistem satuan. Dengan
maksud memberikan kejelasan dan menghilangkan definisi-definisi yang membingungkan.
Ilmuan-ilmuan dalam bidang teknik dan fisika dari hampir seluruh dunia sepakat
menyeragamkan sistem satuan tersebut dalam sistem internasional yang disebut
International System of Unit dan disingkat SI.
Berikut di bawah ini adalah istilah-istilah dan satuan-satuan yang sering digunakan
a.
dalam pneumatik:
Besaran Pokok
Tabel 2.1.1 Besaran Pokok (K.Gieck; 2005; XI)
Simbol/
Satuan
Singkata
Panjang
Massa
Waktu
Suhu
Arus listrik
Intensitas Cahaya
Jumlah Zat
m
t
T
I
Iv
n
meter (m)
kp.s2
m
second (s)
derajat C (0C)
Ampere (A)
meter (m)
Kilogram (kg)
second (s)
Kelvin (K)
Ampere (A)
candela (cd)
mole (mol)
b. Besaran Turunan
Tabel 2.1.2 Besaran Turunan (Drs.Budi purwanto,Msi; 2003; 7)
Satuan
Simbol/
Singkatan
Gaya
Kilopound (kp)
Luas
Isi
Debit
Tekanan
V
Q
P
1kg.m
s2
1N =
Newton (N)
meter bujur sangkar (m2)
meter kubik (m3)
(m3/ s)
Pascal (pa)
1 pa = 1 N/ m2(bar)
1 bar = 105pa = 100kPa =
14,5 psi
F = Gaya ( N )
P = Tekanan ..( N/m2)
A = Luas penampang tekanan ( m2)
(3)
(Drs.Wirawan,MT;2004;494)
Q = Debit aliran (m3/menit)
Dimana,
Udara tidak mempunyai bentuk yang khusus, ia berubah-ubah bentuk dengan sedikit
hambatan yakni mengambil bentuk yang sesuai dengan sekelilingnya. Udara dapat
dimampatkan berbeda dengan media fluida atau cairan yang tidak dapat dimampatkan.
Perbedaan utama system pneumatic dengan system hidroulik adalah media yang digunakan,
system pneumatic menggunakan udara dan system hidroulik menggunakan media fluida ( air,
oli dll). Secara prinsip kerja, system pneumatic dan system hidroulik tidak jauh berbeda.
II.1.3.4 Energi Fluida yang mengalir
Cairan atau fluida yang mengalir mempunyai energy yang dapat dibedakan menjadi 3
yaitu :
1.Energi potensial
Karena letaknya diatas permukaan air laut dan karena percepatan grafitasi, maka cairan
mempunyai energi potensial.
2.Energi tekan
Karena cairan yang mengalir dengan terkanan dapat melakukan suatu pekerjaan
3.Energi kinetic
Energi yang timbul karena geraknya cairan yang mempunyai berat
Jadi jumlah energi cairan tiap satuan berat adalah
.(4)
( LLK-BS;Modul Oil-Pressure;48)
Dimana
h
P
v
g
Jenis aliran fluida dapat diklasifkasikan berdasarkan nilai harga angka reynold. Aliran
fluida pada pipa-pipa bulat harga angka reynoldnya adalah:
(5)
( K.Gieck;2005;164)
Dimana
Catatan :
Jikalau Re < 2000 Maka aliran adalah laminer
Jikalau Re > 3000 Maka aliran adalah turbulen
Jikalau Re = 2000 3000 Maka aliran adalah laminer ataupun turbulen
II.1.4 Pompa dan Kompresor
Secara prinsip kerja, antara kompresor dan pompa adalah sama. Yang membedakan dari
kedua komponen tersebut adalah jenis zat yang ditransmisikan, pompa mentransmisikan
fluida sementara kompresor menstransmisikan udara yang compresible.
Perhitungan velocity head (hc) pompa dengan rumus:
hc =
( 6 )
hc = velocity head ( m )
= kecepatan aliran air rata-rata ( m3/s)
= grafitasi bumi ( 9,81 m/s2)
hs =
..(7)
hs
..(8)
hd
Dimana
1.
lainnya.
Jenis kompresor terdiri dari dua kelompok, yaitu:
Kelompok pertama, adalah yang bekerja pada prinsip pemindahan dimana udara
dikompresikan dengan mengisikannya ke dalam suatu ruangan, kemudian mengurangi dan
memperkecil isi dari ruangan tersebut. Jenis ini disebut kompresor torak (Reciprocating
2.
Kompresor torak sistem putar (rotary) adalah kompresor dengan torak yang berputar.
Udara masuk ke dalam suatu ruangan, dan kemudian pada saat yang sama volume ruangan
dipadatkan atau dikompresikan. Sehingga akan diperoleh udara bertekanan pada alat tersebut.
II.1.4.1.1.4 Kompresor Rotari Baling-baling Luncur
Kompresor Rotari Baling-baling Luncur merupakan suatu kompresor dengan gerakan
baling-baling yang dipasang secara eksentrik dalam rumah berbentuk silindris, yang
mempunyai lubang masuk dan lubang keluaran. Keuntungan dari kompresor jenis ini adalah
karena mempunyai bentuk yang pendek dan kecil, juga menghemat ruangan dan tidak berisik
tetapi halus dalam putarannya.
Baling-baling luncur dimasukan ke dalam lubang yang tergabung dalam rotor dan
ruangan dengan bentuk dinding silindris atau tabung. Ketika berputar, energi gaya sentrifugal
baling-baling melawan dinding dan karena bentuk dari rumah baling-baling, ukuran ruangan
diperbesar atau diperkecil menurut arah masuknya udara.
Penghantaran volume secara teoritis untuk torak resiprok adalah sama dengan hasil
perkalian volume udara yang ditiup atau disedot pada satu langkah torak dikalikan jumlah
putaran dari poros engkol.
Penghantaran volume efektif, tergantung dari jenis kompresor dan tekanan yang
ditimbulkannya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh efisiensi volumetric. Penghantaran volume
efektif kumparan adalah kesesuaian antara putaran engkol dengan tekanan yang dihasilkan.
Volume isi hanya tersedia untuk menggerakan dan mengontrol peralatan pneumatik.
II.1.4.2.2 Tekanan
Tekanan yang ada dalam suatu perangkat pneumatik dibedakan menjadi dua macam,
yaitu:
1.
Tekanan Kerja
Tekanan kerja adalah tekanan yang keluar dari kompresor, atau tekanan yang keluar
dari penampung dan tekanan dalam pipa-pipa saluran ke seluruh pemakai (silinder, kontrol,
2.
II.1.4.2.3 Penggerak
Penggerak kompresor tergantung pada syarat-syarat cara kerja. Kompresor digerakkan
oleh motor listrik, selain itu ada juga yang digerakkan oleh motor bakar baik diesel maupan
bensin. Kompresor yang terdapat di pabrik-pabrik kebanyakan menggunakan motor listrik.
Tetapi untuk kompresor non stasioner lebih baik dan lebih menguntungkan jika
menggunakan motor bakar.
Psh =
..(12)
Dimana
= Debit (m3/s)
= Efisiensi pompa
Daya total
.(13)
I
L1, L2, L3
N
V
= Arus saluran
= Pengantar luar
= Pengantar netral
= Tegangan saluran
II.1.5 Konveyor
Fugsi utama dari sebuah konveyor adalah untuk memindahkan barang atau benda dari
satu tempat ke tempat yang lain. Macam dan jenis konveyor sangat banyak tergantung dari
tujuan,fungsi dan tempat penggunaannya. Konveyor disini yang akan dipakai adalah jenis
konveyor flat belt, yang berfungsi untuk menghantarkan botol atau galon kosong ketempat
pengisian. Perhitungan gaya-gaya yang terjadi pada konveyor jenis flat belt adalah
)
............(15)
.............(16)
( LLK-BS;Modul Elemen Mesin III;2003;675)
dimana
............(17)
( LLK-BS;Modul Elemen Mesin III;2003;675)
dimana
= Torsi (Nm)
P = Daya (Kw)
Saringan Udara
Air Regulator
Pressure Gauge
Oiler/ Lubricator
maksimum dari yang ditentukan, maka cairan tersebut harus dikeluarkan. Cara
1.
2.
3.
4.
5.
6.
atas. Jika tekanan kerja naik sampai di atas harga yang diseting, misalnya akibat gaya luar
pada perlengkapan atau penyetelan yang rendah pada pegas penekan, pembebanan yang lebih
besar pada diafragma menyebabkan pegas terdorong ke bawah. Oleh karena itu batang katup
melepas dudukan katup dan udara bertekanan dapat keluar bebas melalui lubang saluran.
Udara bertekanan akan terus menerus keluar sampai tekanan yang diset. Sebelum tercapai
kembali, lubang saluran tidak boleh tertutup karena akan mengakibatkan perlengkapan di
dalamnya tidak berfungsi.
Suatu oiler harus mempunyai syarat-syarat yang harus dipenuhi, antara lain yaitu:
Pengoperasian, pemeliharaan dan perlengkapannya sederhana.
Kerja oiler dengan cara otomatis, pada waktu dimulai kerja, oiler pun harus mulai kerja,
3.
4.
5.
menggunakan katup 3/2 normally close. Cara kerja dari sistem kontrol mekanik adalah
apabila plunger atau roll (mekanisme lainnya) tertekan oleh penggerak mesin, maka katup
3/2 tersebut akan terbuka dan udara masukan siap mengalir melalui katup 3/2 tersebut dan
akan memberikan sinyal ke kontrol tekanan. Jadi kontrol mekanik ini berfungsi untuk
melanjutkan proses kerja mesin dan memberikan sinyal selama tertekan saja. Apabila sudah
dalam keadaan bebas maka sinyal yang diberikan ke kontrol tekanan akan terputus. Alat ini
sering digunakan untuk membatasi langkah torak dari sebuah silinder. Di bawah ini
digambarkan macam-macam mekanik kontrol yang sering digunakan.
Tabel 2.2.1 Mekanik Pengontrol (Festo;Katalog Technical Information;12)
Mekanik Kontrol dengan Plunger
secara otomatis lagi. Pengontrolan dari manual kontrol sederhana sekali karena dalam
pengoperasiannya kita hanya menekan tombol, menginjak pedal atau menekan tuas.
Prinsip kerja dari manual kontrol hampir sama dengan mekanik kontrol, prinsip
kerjanya adalah apabila mekanismenya ditekan (pedal, tombol, ataupun tuas) maka udara dari
masukan akan mengalir ke kontrol tekanan yang akan mengontrol gerakan silinder. Apabila
mekanismenya dilepas maka dikembalikan ke posisi semula oleh pegas pembalik sehingga
sinyal yang dikirim ke kontrol tekanan akan terputus. Berikut ini lambang-lambang dari
manual kontrol yang sering digunakan.
Tabel 2.2.2 Manual Kontrol (Festo;Katalog Technical Information;12)
Manual Kontrol Umum
Tekanan Terpusat
ditimbulkan tergantung dari besarnya tekanan, luas penampang silinder, serta gesekan yang
timbul antara dinding dalam silinder dengan kulit luar piston. Alat-alat pneumatik yang
digabungkan dengan kontrol elektrik bahkan elektronik akan menjadikan jaringan tersebut
kompleks dan solid. Tetapi mempunyai kelebihan yaitu jaringan semakin membutuhkan
sedikit ruangan, mempunyai ketelitian yang tinggi dan menjadikan jaringan rangkaian
tersebut semakin sempurna. Dalam prakteknya silinder pneumatik yang sering digunakan ada
dua macam, yaitu silinder kerja tunggal dan silinder kerja ganda. Tetapi sebenarnya tidak
hanya itu, masih ada silinder dengan penggerak ganda khusus yang dipakai untuk hal-hal
yang khusus.
II.2.3.1 Silinder Penggerak Tunggal
Pada silinder penggerak tunggal, udara bertekanan diberikan hanya pada satu sisi saja.
Silinder jenis ini dapat menghasilkan kerja dalam satu arah gerakan. Pegas di dalam silinder
terpasang tetap atau sebagai gaya luar yang menggerakan torak dalam arah berlawanan. Gaya
pegas yang terpasang tetap direncanakan untuk mengembalikan torak ke posisi awal dengan
kecepatan cukup tinggi. Pada silinder tunggal yang dilengkapi pegas yang terpasang tetap,
langkahnya dibatasi oleh panjang dasar dari pegas. Oleh karena itu, silinder gerak tunggal
dipasang dengan panjang langkah kurang dari 100 mm. Silinder gerak tunggal mempunyai
beberapa macam jenis, antara lain: silinder torak, silinder diafragma, dan silinder roll
diafragma.
dan bengkokan dari perpanjangan batang torak harus diperhitungkan pada silinder penggerak
ganda. Penahan kebocoran pada silinder penggerak ganda adalah dengan memakai seal,
Guide ring dan torak atau diafragma.
udara dalam satu aliran. Adapun yang termasuk dalam katup aliran searah ini adalah:
Katup satu arah
Katup bola
Katup pembuangan cepat
Katup dua tekanan
II.2.4.1.1 Katup Satu Arah
Katup ini dapat manghambat aliran udara secara menyeluruh pada satu aliran dan
mengalirkan pada arah yang sebaliknya. Hal ini dapat dilaksanakan dengan media kerucut,
bola atau diafragma dengan bantuan pegas.
dibalikan melalui sinyal katup kedua. Jadi katup bola ini dapat dioperasikan dari dua arah
pengoperasian.
Katup Bola
II.3
DASAR-DASAR OTOMATISASI
Dibuat menjadi mengembang menyamping sehingga menjadi bentuk yang mudah dilihat
2.
3.
4.
1.
Bagian Pengendali
Dalam bagian ini digolongkan sebagai tempat awal energi listrik yang masuk,
selanjutnya akan dialirkan ke bagian-bagian yang lain menurut urutan yang akan digerakan
langsung atau menunggu komando dari komponen lainnya ataupun dari operator secara
manual seperti sumber dari push bottom, stop kontak, saklar dan sebagainya. Secara umum
alat pengendali dapat dibagi menurut fungsi dan cara kerjanya, yaitu:
a.
Peralatan masukan (input), merupakan peralatan yang berfungsi sebagai input atau sinyal
kontrol terhadap peralatan lain yang memerlukan masukan tenaga listrik dengan secara
berkala atau pada saat-saat tertentu. Sebagai contoh: tombol atau saklar, selector switch, limit
b.
c.
a.
Titik-titik sambung A Normally Open (NO) adalah titik sambungan dengan posisi awal
membuka sehingga tidak ada hubungan antara titik kontaknya sebelum mendapat pengaruh
dari luar atau dari sistem lain. Titik sambung ini akan menutup setelah ada pengaruh dari luar
b.
2.
Bagian Penghubung
Didalam suatu instalasi pengendalian pada bagian yang dikendalikan masing-masing
memiliki bagian penghubung penggerak agar dapat berhubungan dengan yang lain. Dan
dalam gerak suatu alat disesuaikan dengan komando dari lingkungan instalasi pengendali
melewati bagian penghubung. Karena bagian seluruh konstruksi masing-masing merupakan
penghubung yang bergerak, maka gerakan strukturnya disesuaikan dengan kondisi dan
keperluan yang dibutuhkan. Penghubung yang sering digunakan dan merupakan penghubung
tetap adalah sebuah kabel.
3.
4.
Transceiver
Sebagaimana namanya alat ini berfungsi untuk memancarkan sinar pada frekuensi
tertentu. Adapun pembangkitnya dapat berupa lensa atau LED khusus, namun ada pula yang
menggunakan lampu pijar.
2.
Receiver
Alat ini berfungsi untuk menerima pancaran sinar dari transceiver. Setelah gelombang
diterima, gelombang tersebut dibangkitkan lagi sesuai dengan frekuensi yang dipancarkan
oleh transceiver. Besarnya gelombang yang dipancarkan dan yang diterima harus sama,
dengan demikian apabila pancaran gelombang terhalang atau tidak dapat diterima oleh
receiver mengakibatkan terjadinya perbedaan gelombang antara keduanya. Sehingga receiver
memberikan sinyal kepada amplifier yang menghasilkan output berupa kode yang merubah
posisi kontak sambungannya.
Menurut letaknya photo switch terbagi atas:
a. Jenis terpisah
b. Jenis bersatu
Perbedaan dari kedua jenis di atas adalah letak antara transceiver dan receiver. Untuk
jenis terpisah, transceiver diposisikan terpisah dengna receiver.
Sumber Listrik
6.
Titik NC
2.
7.
3.
8.
Plat Pembawa
4.
Kumparan (coil)
9.
Pegas Pembalik
5.
Titik NO
10.
Titik Engsel
2.
3.
Keterangan:
1. Tuas Penekan manual
5. Inti Gerak
2. Kontak Tetap
6. Inti Tetap
3. Kontak Gerak
7. Coil
4. Spring Pembalik
Perhitungan kapasitas maint NFB didasarkan pada rumus :
= 2,5 x In.(21)
(LLK-BS Modul Dasar control listrik;2002;24)
Dimana In adalah arus nominal yang mengalir pada rangkaian
Perhitungan setting thermisnya adalah :
= 1,1 x In..(22)
(LLK-BS Modul Dasar control listrik;2002;24)
Dalam penggambarannya tidak terlalu rumit yaitu coil digambarkan dengan lingkaran
beridentitas, sedangkan titik kontak auxiliarlynya diberi identitas dari coil yang
mengubahnya. Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar di bawah ini:
1.
2.
1.
2.
3.
3.
4.
II.3.2.4.1 Fuse
Fuse (pengaman lebur) terbuat dari kawat perak, timah, tembaga dengan bermacammacam bentuk yang tertutup oleh isolasi seperti keramik, plastik dan sebagainya. Fuse ini
biasanya digunakan untuk elektronik atau komponen-komponen yang mempunyai tegangan
rendah. Tipe dan jenis dari fuse banyak sekali macamnya, dilihat dari bentuknya fuse terdiri
5.
6.
7.
dari:
Fuse tipe ulir,
Fuse tipe pisau,
Fuse tipe tabung.
II.3.2.4.2 Thermal Over Load
Pengaman jenis ini memberikan pengamanan secara thermis, yaitu dengan
menggunakan bimetal (dua logam yang mempunyai muai jenis berbeda) sebagai pemutus
arusnya. Peralatan in biasanya digunakan untuk membatasi jumlah arus nominal pada motor
induksi baik untuk satu pasha ataupun lebih.
Dilihat dari konstruksinya alat ini bekerja berdasarkan panas yang diterima oleh
bimetal, dimana bila panas yang diterima bimetal besar maka akan membengkok dan
dimanfaatkan untuk memutuskan arus atau titik kontaknya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
gambar di bawah ini:
Nama
Simbol
MCB
Fungsi
Pengaman aliran
arus listrik.
NFB
Pengaman aliran
arus listrik.
No Fuse Breaker
Time Relay
Magnet Contactor
Auxiliary Relay
Photo Switch
FS
Th
TR
MC
RA
PH
Kontak
Pengaman
Rangkaian.
Pengaman
Rangkaian.
Penghubung dan
pemutus arus
secara otomatis
sesuai dengan
setting waktu.
Menghubungkan
dan memutuskan
arus.
Menghubungkan
dan memutuskan
arus.
Penghubung dan
pemutus arus
secara otomatis
berdasarkan sinyal
sinar.
10
11
12
13
14
Proximity Switch
Limit Switch
Motor
Pilot Lamp
Buzer
Solenoid Valve
Penghubung dan
pemutus arus
secara otomatis
bedasarkan sensor
logam.
TL
Penghubung dan
pemutus arus
secara otomatis
berdasarkan kontak
langsung.
LS
Merubah energi
listrik menjadi
energi mekanik.
PL
Merubah energi
listrik menjadi
energi cahaya.
BZ
Merubah energi
listrik menjadi
energi bunyi.
Penghubung dan
pemutus aliran
udara melalui
sinyal listrik.
SV
BAB III
PERENCANAAN SISTEM PNEUMATIK
III.1 Prinsip Kerja M/c Otomatisasi Pengisian Air Dalam Kemasan.
Prinsip kerja dari mesin ini pada dasarnya adalah kombinasi dari sistem pneumatik dan
sisitem kontrol listrik. Karena dengan sistem kombinasi tersebut akan menghasilkan efisiensi
kerja yang tinggi dengan hasil sesuai yang diharapkan. Kedua sistem tersebut mempunyai
fungsi yang saling mendukung dan berhubungan, yaitu kontrol listrik akan memberikan
sinyal ke kontrol pneumatik untuk bergerak dan kontrol pneumatik akan memberikan sinyal
ke sensor kontrol listrik sehingga memutuskan atau menghubungkan rangkaian listrik.
Secara singkatnya prinsip kerja dari alat otomatisasi pengisian air dalam kemasan ini
adalah menggunakan 2 (dua) sistem kerja yaitu secara manual dan otomatis.
III.1.1 Prinsip Kerja Secara Manual
Pada saat panel utama (NFB) dionkan maka arus akan mengalir ke kontak MC1 dan
MC2. Dan ketika panel rangkaian (NFB) dionkan maka arus juga masuk ke dalam rangkaian
ditandai dengan pilot lamp kuning (PLk) nyala. Setelah posisi selector switch dipilih ke
manual maka rangkaian manual yang bekerja dan apabila dipilih ke auto maka rangkaian
otomatis yang bekerja.
Ketika selector switch pada posisi manual (M) di tandai dengan pilot lamp biru (PLb)
nyala, maka:
1.
PB2 ditekan motor konveyor berputar dan konveyor berjalan ditandai dengan pilot lamp
merah (PLm) nyala, PB1 ditekan motor konveyor berhenti ditandai dengan pilot lamp hijau
2.
3.
(PLh) nyala.
PB4 ditekan silinder clamp maju, PB3 ditekan silinder clamp mundur.
PB6 ditekan silinder chuck maju, PB5 ditekan silinder chuck mundur.
10"
20"
30"
40"
50"
60"
PB off
PB on
Motor Konveyor
LS2.0
PH1
LS1.0
70"
Brake Motor
LS1.
1
SvXa (Silinder
Chuck Forward)
SvXb (Silinder
Chuck Revert)
SvYa (Silinder
Clamp Forward)
SvYb (Silinder
Clamp Revert)
LS2.
1
SvQ (Pompa
Inflation)
TR
Setelah Auto Start bekerja atau PBon ditekan, maka motor konveyor berputar dan lampu
pilot lamp merah (PLm) hidup. Ketika PBoff ditekan, maka rangkaian otomatis berhenti
ditandai dengan pilot lamp hijau (PLh) nyala.
2.
Beberapa saat setelah motor konveor bekerja dan memutarkan konveyor yang membawa
botol-botol, ketika botol-botol tersebut memotong sinyal PH1 maka motor konveyor berhenti,
brake motor hidup (pengeriman On), diikuti silinder clamp maju mencekam botol.
3.
Setelah silinder clamp maju dan menyentuh LS 1.1 maka silinder chuck turun.
4.
Setelah silinder chuck turun dan menyentuh LS 2.1 maka pengisian bekerja (SVQ on) pompa
pengisian nyala.
5.
Setelah settingan timer terpenuhi waktunya, maka pompa pengisian mati, silinder clamp dan
silinder chuck mundur bersamaan.
6.
Setelah silinder chuck naik menyentuh LS 2.0 dan silinder clamp mundur menyentuh LS 1.0
maka brake motor mati (pengeriman Off) dan motor konveyor berputar kembali.
7.
Setelah botol dibawa konveyor memotong sinyal PH 2 maka reset sistem terpenuhi.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram kelistrikan dan rangkaian
konstruksinya (pada halaman lampiran).