Anda di halaman 1dari 11

OSILASI HARMONIK DAN OSILASI TEREDAM

Desintha Fachrunisa, Luluk Marfuatik, Lintang Bongkar G, Mahmudah


Salwa G, Maratun Shofwati, Rica Rachmania F, Rumaisya Hilmawati, Yudi
Purwanto
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Univeritas Sebelas Maret Surakarta
Jalan Ir. Sutami 36 A, Surakarta 57126
(0271) 646994
1. PENDAHULUAN
Osilasi adalah suatu gerak periodik yang umumnya sering digunakan
sebagai sinonim osilasi, pada umumnya terhadap waktu dari suatu hasil
pengukuran.[1] Pada aplikasinya osilasi sering kali ditemui, contohnya saja pada
pendulum jam, shock breaker pada sepeda dan mobil, dan lain sebagainya.
Osilasi harmonik disebabkan oleh gaya pemulih atau gaya balik linier
yaitu resultan gaya yang arahnya selalu menuju titik keseimbangan dan
besarnya sebanding dengan simpangannya, dimana arah gaya selalu
berlawanan dengan arah simpangannya.[2] Dalam keadaan nyata, osilasi lama
kelamaan akan melemah (teredam) karena adanya gaya gesek. Gaya gesek
akan mengakibatkan setiap amplitudo tiap osilasi secara perlahan menurun
terhadap waktu.[3] Hal tersebut yang disebut dengan osilasi teredam.
Namun pada eksperimen kali ini yang akan ditinjau yakni getaran
teredam, hal ini dikarenakan getaran teredam merupakan getaran yang secara
nyata ada karena dialam ini kebanyakan getaran suatu benda itu teredam.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Osilasi menurut teori adalah fenomena alami yang terjadi apabila sistem
diganggu dari posisi kesetimbangan. Osilasi ini terjadi secara terus-menerus
selama sistem masih diberi usikan berupa gaya. Salah satu gerak osilasi yang
umum adalah gerak harmonik sederhana. Syarat gerak harmonik sederhana
yaitu bila percepatan benda berbanding lurus dan arahnya berlawanan dengan
simpangan, maka benda akan bergerak dengan gerak harmonik sederhana.
Perumusan sederhana pada pegas yaitu :
Fx = -Kx (Hukum Hooke)

(1)

Tanda minus menunjukkan bahwa terdapat gaya pemulih (gaya yang menuju
posisi kesetimbangan) apabila diberikan gaya simpangan. Kemudian
hubungannya dengan percepatan :

d x
Fx=Kx=ma=m 2
dt
2

Sehingga a= d x = k x
2

dt

(m)

(2)

atau

ax= 2 x

Pada sistem osilasi energi mekanik terdisipasi akibat gaya geseknya. Jika
energi mekaniknya berkurang maka dapat diartikan bahwa gerak pada sistem
teredam. Sehingga persamaan yang melibatkan osilasi dan redaman ditulis
sebagai berikut :

Ftotal =F pegas +F peredam

(3)
(4)

F pegas =bv
M

dv
=Kx bv
dt

(5)

Peredaman dari osilator yang teredam sedikit biasanya dinyatakan


dengan suatu besaran tak berdimensi Q yang disebut sebagai factor kualitas
atau faktor Q denganperumusan :

E
2 E
Q=

(6)
(7)

E=Energi Total
|E| = Energi yang hilang dalam periode waktu[2]
Osilasi Teredam

gambar 1: Salah satu contoh dari osilator teredam,


pegas yang teredam oleh cairan kental
(http://softonezero.blogspot.com)

Dalam banyak sistem nyata, gaya nonkonservatif seperti gesekan atau


hambatan udara menghambat gerak. Akibatnya, energi mekanik dari sistem
berkurang terhadap waktu, dan gerak dikatakan teredam. Kehilangan energi
mekanik diubah menjadi energi internal dalam objek dan media perlambatan.
Gambar 1 menggambarkan satu sistem seperti: obyek yang melekat pada pegas
dan terendam dalam cairan kental.
Gaya perlambatan ini sering diamati ketika sebuah benda bergerak
melalui udara, misalnya. Karena gaya perlambatan dapat dinyatakan
sebagai R = -bv (di mana b adalah konstanta yang disebut koefisien redaman)
dan gaya pemulih dari sistem -kx, kita dapat menulis hukum kedua Newton
sebagai:

F x=kxbv=ma

(8)

Ketika gaya perlambatan kecil dibandingkan dengan gaya pemulihan


maksimal yaitu ketika b kecil solusi untuk Persamaan (8) adalah:

( 2bm )t

x= A e

cos(t +)

(9)

Gambar 2: Grafik posisi terhadap waktu untuk osilator teredam


(http://softonezero.blogspot.com)

Gambar 2 menunjukkan posisi sebagai fungsi waktu untuk sebuah objek


berosilasi dengan adanya gaya perlambatan. Ketika gaya perlambatan kecil,
karakter osilator gerak tersebut dipertahankan tapi amplitude berkurang secara
eksponensial dalam waktu, dengan hasil bahwa gerak akhirnya menjadi tidak
terdeteksi.
Garis hitam putus-putus pada Gambar 2, yang menentukan sampul dari
kurva osilasi, merupakan factor eksponensial dalam Persamaan (9). persamaan
ini menunjukkan bahwa amplitude meluruh secara eksponensial terhadap
waktu. Untuk gerak pegas dengan massa konstan dan objek yang diberikan,
osilasi meredam lebih cepat untuk nilai yang lebih besar dari gaya perlambatan.
Ketika besarnya gaya perlambatan adalah sedemikian kecil, sistem ini
dikatakan underdamped. Gerakan yang dihasilkan di wakili oleh kurva biru

pada Gambar 3. Ketika nilai b meningkat, amplitude osilasi menurun lebih


banyak dan lebih cepat. Ketika b mencapai nilai kritis sehingga bc/2m = 0,
sistem tidak berosilasi dan dikatakan teredam kritis. Dalam hal ini, sistem
setelah dibebaskan dari keadaan diam di beberapa posisi nonequilibrium,
mendekati tetapi tidak melewati posisi kesetimbangan. Grafik posisi terhadap
waktu untuk kasus ini adalah kurva merah pada Gambar 3.[4]

Gambar 3. Grafik posisi terhadap waktu untuk osilator underdamped


(biru), osilator teredam kritis (merah), dan osilator overda
mped (hitam) (http://softonezero.blogspot.com)

3. ALAT DAN BAHAN


Dalam percobaan Osilasi Teredam ini dilakukan melalui kajian pustaka
dan eksperimen. Eksperimen ini dilakukan dengan mengunakan seperangkat
alat osilasi teredam yang ditunjukkan oleh gambar 4. Alat ini terdiri dari skala,
pegas, dan jarum yang masing-masing fungsinya skala menunjukkan nilai
amplitude, jarum sebagai penunjuk skala dan pegas untuk memudahkan
pergerakan, serta stopwatch untuk menghitung waktu yang digunakan untuk
berisolasi.

Gambar 4. Set up percobaan osilasi teredam


4. METODE EKSPERIMEN

Alat
dirangkai
Posisi setimbang pada sistem
osilasi
diukur
waktu (stopwatch)
dinyalakan
Bersamaan dengan melepas
ayunan setelah disimpangkan
pada simpangan tertentu
diamati
Catat waktu yang diperlukan
untuk 3 kali ayunan (saat
simpangan terbesar), terus
sampai ayunan berhenti
berosilasi
diulangi
langkah 1-3 hingga didapat 5
dibuat
Plot grafik simpangan sebagai
fungsi waktu, x (t)
diulangi
Langkah 1-5 dengan simpangan
awal yang berbeda (dilakukan
variasi)

5. DATA PERCOBAAN

A = 7.10^-2 meter
A1
t1
A2
t2
4,6 5,28 4,4 5,47
4
11,0 3,6 10,9

A3

t3

A4

t4

A5

4,6 5,2
4,6 5,22
4,6
4
11,3 4
11,08 4

t5
5,36
11,2

A
0,045
6
0,039

t
5,30
2
11,1

3,4
2,8
2,2
1,6
1

4
16,5
4
22,3
4
28,1
6
33,9
9
39,5
6

3,2
2,8
2
1,6
1

0,6 45,3 0,6


50,9
0,2 4
0,2

9
16,7
1
22,4
7
28,0
8
33,9
2
39,4
2
45,2
6
50,8
3

16,8
3,6 7
3,6 16,73 3,6
22,4
3
5
3
22,66 3
2,6 28,2 2,2 28,07 2,2
34,0
1,8 7
1,6 34,01 1,6
1,2 39,6 1,2 39,82 1
45,2
0,6 1
0,6 45,41 0,6
51,3
0,2 3
0,2 50,97 0,2

4
16,9
3
22,4
8
28,1
5
33,9
6
39,5
5
45,2
6
50,9
8

2
0,034
8
0,029
2
0,022
4
0,016
4
0,010
8

0,002

3
16,7
56
22,4
8
28,1
32
33,9
9
39,5
9
45,2
88
51,0
1

0,034
4
0,027
2

5,32
8
11,0
2

0,02
0,013
2
0,006
8

16,7
22,5
38
28,1
6
33,8
36

0,006

A = 6.10^-2 meter
3,4 5,44
10,9
2,8 8
16,7
2
6
24,5
1,4 2
28,4
0,8 2

3,4 5,35
10,9
2,6 1
16,7
2
6
22,5
1,2 2

0,6 28,1
33,7
0,2 33,9 0,2 7

3,
2
2,
6
1,
8
1,
2
0,
6
0,
2

5,31

3,6 5,26

11,1
16,5
9
22,4
1
28,0
8
33,8
5

3,6

11,11 2,6

5,28
11

2,2 16,69 2

16,7

1,6 22,54 1,2

22,7
27,9
8
33,7
1

0,8 28,22 0,6


0,2 33,95 0,2

0,002

6. PEMBAHASAN
Eksperimen ini adalah mengenai osilasi teredam dan
harmonik, yang mana percobaan ini menggunakan satu set
ayunan osilasi teredam, yang terdiri dari beberapa bagian,
yaitu jarum untuk menunjuk skala, pegas serta skala yang
menunjukkan amplitude.
Gerak osilasi harmonik merupakan gerak bolak-balik
melalui titik kesetimbangan dimana banyaknya frekuensi
adalah sama, sedangkan osilasi teredam merupakan gerak

osilasi yang dipengaruhi oleh gaya gesek sehingga lama


kelamaan akan berhenti atau simpangannya nol. Percobaan ini
memiliki prinsip bahwa benda yang disimpangkan dengan
amplitude tertentu akan bergerak berulang (bolak-balik)
melewati titik setimbangnya. Osilasi (gerak bolak-balik) yang
terjadi ini diakibatkan oleh gaya pemulih yang arahnya selalu
menuju titik setimbang, dan osilasi teredam terjadi akibat
adanya gaya redam yang membuat gerak osilasi berhenti
seiring berjalannya waktu.
Pada percobaan kali ini dilakukan dengan 2 kali variasi
amplitude (A0). Percobaan pertama dengan A0 = 7.10-2 meter
dan percobaan kedua dengan A0 = 6.10-2 meter. Langkah
pertama yang dilakukan adalah menentukan posisi awal
amplitude (A0) yaitu dengan menunjuk skala yang tertera
dengan jarum yang ada pada alat, kemudian setelah itu
stopwatch dipencet bersamaan dengan jarum dilepaskan.
Gerak osilasi diamati dan dicatat waktu dan besar simpangan
(A) untuk 3 kali ayunan, hingga ayunan berhenti. Pada A0 =
7.10-2 meter terdapat 9 data hingga ada 27 kali ayunan yang
diperlukan obyek hingga akhirnya berhenti. Percobaan
tersebut diulang hingga 5 kali agar didapatkan hasil yang
mendekati nilai sebenarnya. berdasarkan data yang didapat,
pada 3 ayunan pertama didapatkan amplitude rata-rata 4.6
meter dan berhenti pada amplitude 0.2 meter. Untuk A 0 =
6.10-2 meter terdapat 6 data, artinya terdapat 18 kali ayunan
hingga obyek berhenti. Pada percobaan ini amplitude rata-rata
pertama adalah 3,4 meter dan berhenti juga pada amplitude
0,2 meter. inipun juga diulang 5 kali, sehingga didapat data
berupa rerata dari nilai (A) dan (t). Berhentinya obyek
disebabkan karena adanya redaman dalam alat peraga yang
berupa lingkaran dan kumparan yang berupa benang, ini
disebut pegas. Dari data yang didapat, untuk amplitude awal
7.10-2 meter menghasilkan ayunan lebih banyak daripada
dengan amplitude awal 6.10-2 meter.ini menunjukkan bahwa
semakin besar amplitudonya, maka ayunan yang dihasilkan
semakin banyak.
Dari data yang didapatkan yaitu amplitude dan waktu,
dan dirata- rata maka dapat diplotkan grafik eksponensial
hubungan antara Amplitudo (m) dan waktu (s) sehingga
ditemukan nilai dari koefisien redaman. Selain itu, dengan data
yang didapat bisa menentukan besaran-besaran fisis yang lain

seperti frekuensi dengan persamaan f= n

osilasi T= 1

juga periode

serta kecepatan sudut dengan persamaan

w=2 f

Percobaan pertama dengan amplitude sebesar 0,07 m


dengan total waktu rata-rata yang dibutuhkan adalah 51,01 s
dengan frekuensi rata-rata 0,529 Hz, kecepatan sudut ratarata 3,322 rad/s, periode rata-rata 1,889 s dan besarnya
atau koefisien redaman adalah 0,05617,76 K. Grafik dibawah
memiliki persamaan

y=0,0563 e0,0563 x .

Percobaan kedua dengan amplitude sebesar 0,06m


dengan total waktu rata-rata yang dibutuhkan adalah 33,836,
dengan frekuensi rata-rata 0,531 Hz, percepatan sudut ratarata 3,342 rad/s, periode 1,879 s, dan atau koefisien
redaman adalah 0,052 21,56 K. Grafik dibawah ini memiliki
persamaan

y=0,04648 e0,04648 x .

Dari kedua grafik dapat terlihat bahwa semakin besar t


maka A nya semakin besar dan sebaliknya. Perioda pada
percobaan 1 lebih besar daripada periode percobaan 2, karena
amplitude percobaan 1 lebih besar dari amplitude percobaan
2. Setelah itu, (koefisien redaman), jika dengan besar m dan
k yang sama dapat terlihat bahwa koefisien redam di
percobaan 2 lebih besar dari koefisien redam di percobaan 1.
Ini terjadi karena nilai A pada persamaan

y= A e A x

pada

percobaan 1 lebih besar dari percobaan 2. Koefisien redam


yang lebih besar membuat benda yang berisolasi cepat
berhenti dan cepat setimbang, hal ini ditunjukkan dengan nilai
t yang lebih kecil pada percobaan 2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan koefisien
redaman diantaranya pengaruh gesekan udara yang tidak
sama,redaman udara,serta gesekan udara.oleh karena itu
koefisien redaman tidak memiliki literatur yang tetap karena
setiap kali percobaan akan memiliki diatas yang berbeda.
Kesalahan-kesalahan dalam percobaan ini diantaranya,
kekurang hati-hatian praktikan dalam praktikum yang
menyebabkan gerakan osilasi tidak lancar, seperti gerakan di
atas meja tempat didudukkannya alat. Kesalahan dalam
mengamati skala sehingga memperbesar ketidaktelitian hasil.
Kesalahan dalam perhitungan, sehingga hasil yang dicari
sedikit berbeda dengan yang diharapkan
Persamaan yang digunakan untuk mencari nilai dari
koefisien redaman yaitu sebagai berikut

y= A1 e

x /t1

+ y0

y =t 1 A1 e

x/ t1

x /t 1

y =t 1 A1 e

m y + y +ky=0

m t1 A 1 e

(m t1

x
t1

x
t1

)+ (t A e )+ k
1

x
t1

A 1 t1 A 1+k A 1 ) e +k y 0=0

(m t12 A 1 t1 A 1+k A 1 )+

k y0
e

(m t1

( A ex/ t1 + y =0
1
0

x
t1

=0

A 1 t1 A 1+k A 1 ) +k y 0 =e

x
t1

7. KESIMPULAN
1) Gerak osilasi harmonik merupakan gerak bolak-balik melalui
titik kesetimbangan dimana banyaknya frekuensi adalah
sama, sedangkan osilasi teredam merupakan gerak osilasi
yang dipengaruhi oleh gaya gesek sehingga lama kelamaan
akan berhenti atau simpangannya nol.
2) Nilai-nilai yang dicari:
Pada saat A = 0,07 m
Frekuensi = 0,529 Hz
Periode = 1,889 s
Kecepatan sudut = 3,322 rad/s
Koefisien redaman = 0,056 17,76 K
Pada saat A = 0,06 m
Frekuensi = 0,531 Hz
Periode = 1,879 s
Kecepatan sudut = 3,342 rad/s
Koefisien redaman = 0,052 21,56 K

8. DAFTAR PUSTAKA
[1]. Halliday, David., Resnick, Robert., & Walker, Jearl . 1997. Fundamental
of Physics. New York: John Winey & Craner
[2]. Serway, Raymond A.1996 . Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta:
Erlangga
[3]. Young, Hugh D. 2000 . Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga
[4]. Tipler, Paul A. 1991 . Physics for Science and Engineerin, worth publisher,
Inc.

Anda mungkin juga menyukai