Anda di halaman 1dari 25

PENGOLAHAN CITRA

MENGGUNAKAN MATLAB VERSI 7.1


UNTUK MENGANALISIS PENYAKIT
GIGI BERLUBANG (KARIES)
Created by:RAFMITA WULANDARI
TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS GUNADARMA
2009

BAB I
PENDAHULUAN

Pengolahan citra merupakan bagian dari pengolahan sinyal yang dapat digunakan pada
bidang biomedis. Salah satu aplikasi di bidang biomedis adalah pengolahan citra hasil foto
rontgen untuk mendeteksi adanya kelainan pada tubuh manusia. Dasar diagnostik rontgen adalah
perbedaan densitas dari berbagai jaringan tubuh yang memberikan berbagai derajat kehitaman
pada pada film. Pembacaan foto rontgen secara konvensial memiliki tingkat subyektivitas yang
tinggi karena keterbatasan indra penglihatan. Pendeteksian secara terkomputansi membantu
menegakkan diagosis ahli radiologi. Metode-metode pengolahan citra yang dikombinasikan
secara terintegerasi mampu menganalisis citra Gigi. Dalam pengujian program dengan 24 data
citra foto rontgen yang terdiri dari citra asli, citra diperbesar 2 kali, diperkecil setengah kali dan
diperkecil spertiga kali didapatkan presentase keberhasilan 85 %.
Pengolahan citra Pada Gigi digunakan software Matlab 7.1 Pendeteksian citra Gigi dengan
mengambil ciri khas yang digunakan sebagai patokan untuk mendeteksi citra yang dibaca.
Tahapan yang dilakukan adalah dengan merubah citra menjadi atas keabuan, difilter, ditajamkan,
dicerahkan, dideteksi tepi, dilatasi dan diberikan warna palsu (pseudocolouring ). Sehingga akan
nampak bahwa warna yang sama dengan latar belakang adalah daerah yang
Paper ini akan menjelaskan tentang penyakit gigi berlubang dan menganalisis gambar
penyakit gigi berlubang menggunakan MATLAB. Seperti telah diketahui bahwa MATLAB
merupakan bahasa komputasi yang memilki banyak sekali fungsi built-in berkaitan dengan
matrik dan persamaan-persamaan yang biasa digunakan pada bidang tertentu sehingga sangat
memudahkan pengguna untuk melakukan pemrograman sehingga pengguna tidak terlalu
dipusingkan dengan logika pemrograman dan lebih fokus terhadap logika penyelesaian masalah
yang dihadapi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Objek yang diamati
Ojek yang diamati adalah Gigi yang sehat dan Gigi yang sehat (Gigi berlubang) atau
disebut karies. Apakah ada gigi Anda yang berlubang? Atau malah sudah pernah merasakan sakit
gigi, ngilu, nyut-nyutan dan mahkota gigi sudah keropos dan tidak utuh lagi. Lantas tindakan apa
yang dilakukan, minum obat, atau tempelkan koyo di pipi, berobat ke dokter gigi atau malah
dibiarkan saja hingga rasa sakit hilang dengan sendirinya?
Kalau gigi sudah berlubang besar, apalagi kalau sudah pernah sakit dan mengganggu,
sebagian besar orang mungkin akan berpikir masalah akan selesai. Terutama, datang ke dokter
gigi dan meminta agar gigi tersebut dicabut saja. Atau, bila sudah tidak sakit lagi dibiarkan saja.
Terlebih, tidak ada keluhan apa-apa, berarti gigi tersebut sudah sembuh. Namun sebetulnya tidak
demikian.
Gigi yang berlubang akan menimbulkan sakit berdenyut kalau sudah mencapai ruang
pulpa yang isinya adalah jaringan syaraf dan pembuluh darah. Bila tidak dirawat, infeksi bisa
menyebar ke jaringan di bawah gigi dan menimbulkan abses. Abses berisi nanah, dan
menyebabkan pembengkakan di gusi. Pada kasus-kasus tertentu abses ini bisa besar sekali
hingga pipi menjadi bengkak. Gigi yang sedang sakit dan mengalami abses tidak boleh langsung
dicabut karena infeksi yang terjadi sedang dalam fase akut. Rasa sakit dan abses harus diredakan
dulu, dengan minum obat antibiotik sesuai resep dokter.
Minum obat penghilang rasa sakit yang dapat dibeli dengan mudah di toko obat atau
apotek mungkin ampuh untuk mengusir rasa sakit yang menyiksa. Namun tidak menghilangkan
infeksi yang terjadi pada gigi penyebab. Suatu saat rasa sakit mungkin akan timbul lagi, selama
gigi penyebab tidak dirawat dengan tuntas.
Gigi berlubang yang sudah pernah sakit berdenyut spontan lalu dibiarkan tidak dirawat
kemudian rasa sakit itu hilang, besar kemungkinan syaraf gigi sudah mati. Dengan kata lain,
infeksi gigi sudah mencapai daerah di ujung akar dan menyebabkan abses. Pencabutan adalah
pilihan perawatan yang terakhir. Apalagi, bila tindakan konservatif dan preservatif sudah tidak
dapat lagi dilakukan.
Gigi yang berlubang bukanlah disebabkan ulat seperti anggapan orang pada zaman
dahulu. Teori ini bertahan hingga tahun 1700-an hingga Willoughby Miller seorang dokter gigi
Amerika yang bekerja di Universitas Berlin menemukan penyebab pembusukan gigi. Ia
menemukan bahwa lubang gigi disebabkan oleh pertemuan antara bakteri dan gula. Bakteri akan
mengubah gula dari sisa makanan menjadi asam yang menyebabkan lingkungan gigi menjadi
asam (lingkungan alami gigi seharusnya adalah basa) dan asam inilah yang akhirnya membuat
lubang kecil pada email gigi.
Saat lubang terjadi pada email gigi, kita belum merasakan sakit gigi. Tetapi, lubang kecil
pada email selanjutnya dapat menjadi celah sisa makanan dan adanya bakteri akan membuat

lubang semakin besar yang melubangi dentin. Pada saat ini kita akan merasakan linu pada gigi
saat makan. Bila dibiarkan, lubang akan sampai pada lubang saraf sehingga kita akan mulai
merasakan sakit gigi. Proses ini tidak akan berhenti sampai akhirnya gigi menjadi habis dan
hanya tersisa akar gigi.
Sakit gigi tidak dapat dipandang sebelah mata seperti anggapan beberapa orang, karena
bila didiamkan, dapat membuat gigi menjadi bengkak dan meradang. Selain itu gigi berlubang
dapat menjadi sarana saluran masuknya kuman penyakit menuju saluran darah yang dapat
menyebabkan penyakit ginjal, paru-paru, jantung maupun penyakit lainnya.
Agar tidak semakin bertambah parah, maka bila Anda memiliki gigi berlubang sebaiknya
Anda segera mengunjungi dokter gigi untuk mengobatinya. Walaupun banyak orang tidak suka
pergi ke dokter gigi dengan alasan tidak peduli dengan keadaan gigi, khawatir biayanya mahal,
takut atau malu diejek karena gigi yang rusak, namun pergi ke dokter gigi adalah solusi terbaik
untuk mengatasi sakit gigi. Gigi berlubang tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Walaupun,
mungkin setelah menderita sakit gigi, rasa sakitnya dapat hilang tetapi tidak memperbaiki
keadaan gigi. Gigi akan tetap berlubang, bahkan lubangnya akan terus semakin membesar.
Langkah yang umumnya akan diambil dokter gigi adalah menambal gigi yang rusak, bila
lubangnya belum terlalu besar. Tetapi, bila kita merasakan sakit gigi, proses penambalan tidak
dapat langsung dilakukan karena dengan demikian gas dalam gigi tidak dapat keluar. Dokter
akan memberikan obat penghilang rasa sakit atau akan mematikan saraf gigi agar kita tidak
tersiksa dengan rasa sakitnya. Pada kunjungan selanjutnya barulah gigi akan dibersihkan dan
ditambal sementara, penambalan secara permanen dilakukan pada kunjungan berikutnya lagi.
Bila lubang terlalu besar dan tidak memungkinkan untuk ditambal, berarti gigi harus
dicabut. Sama seperti proses penambalan gigi, maka gigi juga tidak dapat langsung dicabut saat
gigi masih terasa sakit. Hal ini disebabkan saat kita merasakan sakit gigi, maka obat anestesi
(obat kebal agar tidak terasa sakit saat gigi dicabut) tidak dapat menembus akar gigi, sehingga
saat dicabut akan menyebabkan sakit yang luar biasa. Proses pencabutan gigi baru bisa dilakukan
saat gigi sudah tidak terasa sakit dan untuk menghilangkan rasa sakit dokter akan mematikan
saraf gigi.
Bagaimana cara mencegah Gigi berlubang?
Untuk mencegah terjadinya lubang pada gigi, Anda dapat melakukan langkah-langkah
berikut:

Memeriksa gigi secara rutin


Kunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali walaupun Anda tidak merasakan sakit gigi. Hal
ini diperlukan agar dokter dapat mendeteksi lubang kecil yang terjadi pada gigi dan dapat
ditangani segera agar lubang tidak semakin besar. Dapat juga dideteksi bagian gigi yang
tidak rata atau berlekuk yang dapat menyebabkan gigi sulit dibersihkan.

Menyikat gigi secara teratur dan pada waktu yang tepat

Pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur adalah waktu yang tepat untuk
menyikat gigi. Air liur tidak banyak keluar pada waktu kita tidur, sehingga gigi akan
rusak bila Anda membiarkan sisa makanan pada gigi tanpa menyikatnya. Air liur berguna
untuk memlinfungi gigi dari bakteri penyebab gigi berlubang.

Menyikat gigi dengan cara yang benar


Walau menyikat gigi telah dilakukan secara teratur namun bila dilakukan dengan cara
yang tidak benar, tentu hasilnya tidak akan maksimal. Cara yang benar adalah dengan
menyikat ke arah bawah untuk gigi depan (gigi seri) bagian atas, menyikat gigi ke arah
atas untuk gigi depan bagian bawah dan menyikat secara mendatar untuk gigi geraham.
Menyikat gigi geraham hendaknya dilakukan lebih lama, karena pada gigi ini berpotensi
menempelnya sisa-sisa makanan.

Kumur setelah makan


Menyikat gigi tidak mungkin dilakukan sehabis kita makan, maka cara terbaik adalah
berkumur-kumur agar sisa makanan tidak terus menempel dan mengurangi keadaan asam
dalam gigi.

Gunakan benang gigi untuk mengeluarkan sisa makanan


Sisa makanan yang tertinggal, hendaknya tidak dikeluarkan dengan menggunakan tusuk
gigi. Penggunaan tusuk gigi dapat menyebabkan celah antar gigi semakin besar
disamping dapat menyebabkan luka pada gusi.

Pilih pasta gigi yang mengandung fluorida


Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluorida. Zat ini merupakan salah satu bahan
pembentuk email gigi. Adanya zat ini dapat mencegah pembusukan pada gigi.

Makan makanan yang berserat


Mengkonsumsi sayuran atau buah terbukti dapat membuat gigi lebih kuat dan mencegah
terjadinya gigi berlubang.

Kurangi makanan yang mengandung gula dan tepung


Makanan jenis ini bila tertinggal di gigi dan adanya bakteri akan menyebabkan asam
yang membuat gigi berlubang.

2.2. Peralatan/hardware yang dipakai


Tugas pengolahan citra ini menggunakan peralatan hardware yang digunakan yaitu
berupa:
1. gambar foto Gigi sehat dan Gigi yang berpenyakit (Gigi Berlubang) yang didapat
dari sumber internet (search Google)
2. Komputer dengan spesifikasi:
-50 MB hard disk
-64 GB system RAM
- 166 MHz CPU

-Keyboard dan Mouse.


2.3. Sofware yang digunakan
Sotfware yang digunakan adalah software Matlab Versi 7. Software ini bisa
mengelola penggambaran citra agar lebih mudah untuk diamati. Untuk dapat mengamati
objek gigi yang sehat dan gig yang berlubang penulis menggunakan apliakasi Matlab.
MATLAB adalah sebuah bahasa dengan (high-performance) kinerja tinggi untuk
komputasi masalah teknik. Matlab mengintegrasikan komputasi, visualisasi, dan
pemrograman dalam suatu model yang sangat
mudah untuk pakai dimana masalah-masalah dan penyelesaiannya diekspresikan dalam
notasi matematika
yang familiar. Penggunaan Matlab meliputi bidangbidang:
Matematika dan Komputasi
Pembentukan Algorithm
Akusisi Data
Pemodelan, simulasi, dan pembuatan prototipe
Analisa data, explorasi, dan visualisasi
Grafik Keilmuan dan bidang Rekayasa
MATLAB merupakan suatu sistem interaktif yang memiliki elemen data dalam
suatu array sehingga tidak lagi kita dipusingkan dengan masalah dimensi. Hal ini
memungkinkan kita untuk memecahkan banyak masalah teknis yang terkait dengan
komputasi, kususnya yang berhubungan dengan matrix dan formulasi vektor, yang mana
masalah tersebut merupakan momok apabila kita harus menyelesaikannya dengan
menggunakan bahasa level rendah seperti Pascall, C dan Basic.
Nama MATLAB merupakan singkatan dari matrix laboratory. MATLAB pada
awalnya ditulis untuk memudahkan akses perangkat lunak matrik yang telah dibentuk
oleh LINPACK dan EISPACK. Saat ini perangkat MATLAB telah menggabung dengan
LAPACK dan BLAS library, yang merupakan satu kesatuan dari sebuah seni tersendiri
dalam perangkat lunak untuk komputasi matrix.
Dalam lingkungan perguruan tinggi teknik, Matlab merupakan perangkat standar
untuk memperkenalkan dan mengembangkan penyajian materi matematika, rekayasa dan
kelimuan. Di industri, MATLAB merupakan perangkat pilihan untuk penelitian dengan
produktifitas yang tingi, pengembangan dan analisanya.
Fitur-fitur MATLAB sudah banyak dikembangkan, dan lebih kita kenal dengan
nama toolbox. Sangat penting bagi seorang pengguna Matlab, toolbox mana yang

mandukung untuk learn dan apply technologi yang sedang dipelajarinya. Toolbox
toolbox ini merupakan kumpulan dari fungsi-fungsi MATLAB (Mfiles) yang telah
dikembangkan ke suatu lingkungan kerja MATLAB untuk memecahkan masalah dalam
kelas particular. Area-area yang sudah bisa dipecahkan dengan toolbox saat ini meliputi
pengolahan sinyal, system kontrol, neural networks, fuzzy logic, wavelets, dan lain-lain.
Kelengkapan pada Sistem MATLAB
Sebagai sebuah system, MATLAB tersusun dari 5 bagian utama:
1. Development Environment. Merupakan sekumpulan perangkat dan fasilitas yang
membantu anda untuk menggunakan fungsi-fungsi dan file-file MATLAB. Beberapa
perangkat ini merupakan sebuah graphical user interfaces (GUI). Termasuk didalamnya
adalah MATLAB desktop dan Command Window, command history, sebuah editor dan
debugger, dan browsers untuk melihat help, workspace, files, dan search path.
2. MATLAB Mathematical Function Library. Merupakan sekumpulan algoritma
komputasi mulai dari fungsi-fungsi dasar sepertri: sum, sin, cos, dan complex arithmetic,
sampai dengan fungsifungsi yang lebih kompek seperti matrix inverse, matrix
eigenvalues, Bessel functions, dan fast Fourier transforms.
3. MATLAB Language. Merupakan suatu high-level matrix/array language dengan
control flow statements, functions, data structures, input/output, dan fitur-fitur objectoriented programming. Ini memungkinkan bagi kita untuk melakukan kedua hal baik
"pemrograman dalam lingkup sederhana " untuk mendapatkan hasil yang cepat, dan
"pemrograman dalam lingkup yang lebih besar" untuk memperoleh hasil-hasil dan
aplikasi yang komplek.
4. Graphics. MATLAB memiliki fasilitas untuk menampilkan vector dan matrices
sebagai suatu grafik. Didalamnya melibatkan high-level functions (fungsi-fungsi level
tinggi) untuk visualisasi data dua dikensi dan data tiga dimensi, image processing,
animation, dan presentation graphics. Ini juga melibatkan fungsi level rendah yang
memungkinkan bagi anda untuk membiasakan diri untuk memunculkan grafik mulai dari
bentuk yang sederhana sampai dengan tingkatan graphical user interfaces pada aplikasi
MATLAB anda.
5. MATLAB Application Program Interface (API). Merupakan suatu library yang
memungkinkan program yang telah anda tulis dalam bahasa C dan Fortran mampu
berinterakasi dengan MATLAB. Ini melibatkan fasilitas untuk pemanggilan routines dari
MATLAB (dynamic linking),pemanggilan MATLAB sebagai sebuah computational
engine, dan untuk membaca dan menuliskan MAT-files.
2.4. Proses Pengambilan Gambar
Pengambilan Gambar pada matlab dilakukan dengan langkah-langkah proses sebagai
berikut ini:
1. Anda dapat bekerja dengan MATLAb secara default pada directory Work ada di dalam Folder
MATLAB. Tetapi akan lebih bagus dan rapi jika anda membuat satu directory khusus dengan
nama yang sudah anda kususkan, Gigi atau nama yang lain yang mudah untuk diingat. Hal ini
akan lebih baik bagi anda untuk membiasakan bekerja secara rapi dan tidak mencampur program
yang anda buat dengan program orang lain. Untuk itu Arahkan pointer mouse anda pada kotak
bertanda yang ada disebelah kanan tanda panah kebawah (yang menunjukkan folder yang
sedang aktif). Pilih new directory, selanjutnya ketikkan Gigi, dan diikuti dengan click

Ok.Tentukan direktori untuk meletakkan folder gambar objek yang akan diamati. Folder gambar
yang saya gunakan saya simpan di Drive D dengan nama folder Gigi.

2.Untuk memulainya adan klik menu File Pilih Menu "New M-File" atau doubele klik pada icon
in the Matlab toolbar.

3. Lanjutkan dengan menekan toolbar Debug, dan jangan lupa anda pilih Save anda Run. Disitu
anda harus menuliskan nama program. Anda tuliskan dilatasi1, secara otomatis akan menjadi file
dilatasi1.m dan akan anda lihat tampilan hasilnya.

2.5. Pengolahan & Analisis Gambar


Dalam pengolahan &Analisi Gambar kami menggunakan beberapa Metode
pencitraan,diantaranya adalah:
1.Motode Konversi Citra ke Citra Biner.
2.Metode Dilatasi.
3.Metode Erosi.
4.Metode Object Counting.
5.Metode Konvolusi.
6.Metode Filter
7.Metode Deteksi Tepi.
Dengan beberapa Metode tersebut kita dapat menganalisa dan melihat perbandingan
gambar Gigi yang sehat dan Gigi berlubang dengan metode-metode tersebut.

Konversi Citra ke Citra Biner


Citra biner (hitam-putih) merupakan citra yang banyak dimanfaatkan untuk keperluan
pattern recognition yang sederhana seperti pengenalan angka atau pengenalan huruf. Untuk
mengubah suatu citra gray scale menjadi citra biner, sebetulnya prosesnya sama dengan
threshold yaitu mengubah kuantisasi citra. Untuk citra dengan derajat keabuan 256, maka nilai
tengahnya adalah 128 sehingga untuk mengubah menjadi citra biner dapat dituliskan:
Jika x<128 maka x=0, jika tidak maka x=255
Cara melakukan Konversi Citra ke Citra Biner:
Lakukan pengetikkan koding program pada M-File di aplikasi Matlab masukkan gambar
sesuai dengan folder gambar yg telah diletakkan di drive mana anda masukkan. Lalu anda save
dan run file tersebut,maka hasil objek tersebut akan berubah sesuai metode yang pakai.

Objek yang diamati adalah Gigi Sehat


Konversi Citra ke Citra Biner
gigi=imread('gigi4.jpg');
gray=rgb2gray(gigi);
thresh=graythresh(gray);
imbw=im2bw(gray,thresh);
imshow(gigi)
figure, imshow(imbw)

Objek yang diamati adalah Gigi yang tidak Sehat (Gigi Berlubang)
Konversi Citra ke Citra Biner
gigi=imread('gigi.jpg');
gray=rgb2gray(gigi);
thresh=graythresh(gray);
imbw=im2bw(gray,thresh);
imshow(gigi)
figure, imshow(imbw)

Ada 2 fungsi penting dalam proses diatas yaitu thresh=graythresh(gray); yang digunakan
untuk mendapatkan nilai ambang batas dan imbw=im2bw(gray,thresh); yang melakukan proses
binerisasi citra itu sendiri.
DILATASI
Morphological Image Processing
Merupakan pengolahan citra yang berhubungan dengan bentuk dan struktur dari suatu
objek, ada beberapa contoh teknik yang digunakan seperti dilasi, erosi dan objek counting.
Dilatasi

D ( A, S ) A S

Dilasi merupakan proses penggabungan titik-titik latar (0) menjadi bagian dari objek (1),
berdasarkan structuring element S yang digunakan.
-

Cara dilasi adalah:


Untuk setiap titik pada A, lakukan hal berikut:
- letakkan titik poros S pada titik A tersebut
- beri angka 1 untuk semua titik (x,y) yang terkena / tertimpa oleh struktur S pada
posisi tersebut.

Objek yang diamati adalah Gigi Sehat


Dilatasi
gigi=imread('gigi4.jpg');
gray=rgb2gray(gigi);
se = strel('ball',5,5);
dilat=imdilate(gray,se);
imshow(gigi)
figure, imshow(gray)
figure, imshow(dilat)

Objek yang diamati adalah Gigi yang tidak sehat (gigi berlubang)
Dilatasi
gigi=imread('gigi.jpg');

gray=rgb2gray(gigi);
se = strel('ball',5,5);
dilat=imdilate(gray,se);
imshow(gigi)
figure, imshow(gray)
figure, imshow(dilat)

EROSI
E ( A, S ) A S

Erosi merupakan proses penghapusan titik-titik objek (1) menjadi bagian dari latar (0),
berdasarkan structuring element S yang digunakan.
Cara erosi adalah:
- Untuk setiap titik pada A, lakukan hal berikut:
- letakkan titik poros S pada titik A tersebut
- jika ada bagian dari S yang berada di luar A, maka titik poros dihapus / dijadikan latar.
Objek yang diamati Gigi Sehat

Erosi
gigi=imread('gigi4.jpg');
gray=rgb2gray(gigi);
se = strel('ball',5,5);
dilat=imerode(gray,se);
imshow(gigi)
figure, imshow(gray)
figure, imshow(dilat)

Objek yang diamati Gigi yang tidak Sehat (Gigi Berlubang)


Erosi

gigi=imread('gigi.jpg');
gray=rgb2gray(gigi);
se = strel('ball',5,5);
dilat=imerode(gray,se);
imshow(gigi)
figure, imshow(gray)
figure, imshow(dilat)
Object Counting

Object Counting
Yaitu proses menghitung objek berdasarkan konektivitasnya terhadapap piksel
disekitarnya, bisa berdasarkan 4 piksel koneksi atau menggunakan 8 piksel koneksi. Fungsi yang
digunakan untuk menghitung objek yaitu:
[labeled,numObjects] = bwlabel(imbw,4);
Sedangkan fungsi yang digunakan untuk memberi label dan warna yang berbeda pada
setiap objek yaitu:
imlabel = label2rgb(labeled, @spring, 'c', 'shuffle');
Objek yang diamati Gigi yang Sehat
Object Counting
gigi=imread('gigi4.jpg');
gray=rgb2gray(gigi);
thresh=graythresh(gray);
imbw=im2bw(gray,thresh);
[labeled,numObjects] = bwlabel(imbw,8);
imlabel = label2rgb(labeled, @spring, 'c', 'shuffle');
imshow(imbw)
figure,imshow(imlabel)

Object yang diamati adalah Gigi tidak sehat (Gigi Berlubang)


Object Counting

gigi=imread('gigi.jpg');
gray=rgb2gray(gigi);
thresh=graythresh(gray);
imbw=im2bw(gray,thresh);
[labeled,numObjects] = bwlabel(imbw,8);
imlabel = label2rgb(labeled, @spring, 'c', 'shuffle');
imshow(imbw)
figure,imshow(imlabel)

Konvolusi
Konvolusi dua buah fungsi f(x) dan g(x) didefinisikan sebagai berikut :
Integral dari tak hingga sampai tak terhingga Untuk fungsi diskrit , konvolusi didefinisikan
sebagai g(x) disebut dengan kernel konvolusi (filter) , kernel g(x) merupakan jendela yang
dioperasikan secara bergeser pada sinyal masukan f(x) hasil konvolusi dinyatakan dengan
keluaran h(x) Perhitungan hasil konvolusi diperlihatkan pada gambar a f, dan hasil konvolusi
ditunjukkan pada gambar g
f(x) * g(x) =
x/2 , 0 <= x <= 1

X x/2, 1<= x <= 2


0, Lainnya
Ilustrasi proses konvolusi
1
2
1/2
x
f(x)*g(x)
(g)
Contoh ilustrasi konvolusi lain adalah impulse
Fungsi Impulse
Fungsi Delta Dirac pada domain kontinue dan Fungsi Delta Kronecker pada domain
diskrit d(x) yang mempunyai nilai 1 pada suatu x dan mempunyai nilai 0 pada x lainnya.
1
x
d(x)
Ilustrasi konvolusi
F(i,j)=Ap1+Bp2+Cp3+Dp4+Ep5+Fp6+Gp7+Hp8+Ip9
Contoh: misal citra f(x,y) yang berukuran 5x5 dan sebuah kernel dengan ukuran 3x3, matriks
sebagai berikut :
4 4 3 5 4 0 -1 0
6 6 5 5 2 g(x,y)= -1 4 -1
F(x,y)= 5 6 6 6 2 0 -1 0
67553

35244
Operasi konvolusi antara citra f(x,y) dengan kernel g(x,y),
F(x,y)*g(x,y)
Menghitung hasil konvolusi

Menempatkan kernel pada sudut kiri atas , kemudian hitung nilai pixel pada posisi (0,0)
dari kernel :
hasil = 3

Geser kernel satu pixel ke kanan ,kemudian hitung nilai pixel pada posisi (0,0) dari
kernel:
hasil = 0

Selanjutnya dengan cara yang sama geser ke kanan, dst


Geser kernel satu pixel ke bawah, lakukan perhitungan seperti diatas
Nilai pixel citra tepi tidak berubah
4 4354
63022
5 0 2 6 2 = hasil konvolusi
66023
35244

Berikut adalah teknik penggunaan konvolusi


Object yang diamati Gigi sehat
Konvolusi

gigi=imread('gigi4.jpg');
mask = [-1 -1 -1; -1 8 -1; -1 -1 -1];
gray=rgb2gray(gigi);
thresh=graythresh(gray);
imbw=im2bw(gray,thresh);
hasil=conv2(double(imbw),mask,'valid');
imshow(gigi)
figure, imshow(hasil)

Object yang diamati Gigi tidak sehat (Gigi Berlubang)


Konvolusi
gigi=imread('gigi.jpg');
mask = [-1 -1 -1; -1 8 -1; -1 -1 -1];
gray=rgb2gray(gigi);
thresh=graythresh(gray);
imbw=im2bw(gray,thresh);
hasil=conv2(double(imbw),mask,'valid');
imshow(gigi)
figure, imshow(hasil)

Filter
Proses filtering secara khusus oleh matlab menggunakan fungsi built-in fspecial(special
filter) dimana syntax umumnya adalah fspecial(filtername,parameter,..) dimana:
fspecial adalah jenis filter yang digunakan
average = filter rata-rata
disk = circular averaging filter
gaussian = filter gauss
laplacian = aproximasi operator 2-D laplace

log= laplacian of gaussian filter


motion= motion filter
prewitt : Prewitt horizontal edge-emphasizing filter
sobel : Sobel horizontal edge-emphasizing filter
unsharp : unsharp contrast enhancement filter
Object yang diamati Gigi sehat
Filter

gigi=imread('gigi4.jpg');
gaussianFilter = fspecial('gaussian', [12, 12], 5)
hasil = imfilter(gigi, gaussianFilter, 'symmetric', 'conv');
subplot(1,2,1), image(gigi);
subplot(1,2,2), image(hasil), title('Blurred gigi4, blur matrix size 12');

Object yang diamati Gigi tidak sehat (Gigi Berlubang)


Filter

gigi=imread('gigi.jpg');
gaussianFilter = fspecial('gaussian', [12, 12], 5)
hasil = imfilter(gigi, gaussianFilter, 'symmetric', 'conv');
subplot(1,2,1), image(gigi);
subplot(1,2,2), image(hasil), title('Blurred Turtle, blur matrix size 12');

filter yang tersusun diatas kemudian diimplementasikan pada fungsi imfilter untuk image
RGB (3-D)dan filter2 untuk image grayscale atau 2-D. Adapun contoh penggunaanya seperti
contoh berikut dimana filter yang digunakan adalah filter gaussian dengan matriks 12x12, dan
terlihat bahwa gambar hasil menjadi blur.
Deteksi Tepi
Tepi (edge) adalah himpunan piksel terhubung yang terletak pada boundary di antara dua
region. Tepi ideal seperti diilustrasikan pada gambar 10.5.a adalah himpunan piksel terhubung
(dalam arah vertikal), masing-masing terletak pada transisi step orthogonal dari tingkat keabuan.
Pada prakteknya, ketidaksempurnaan optik, sampling, dan proses pengambilan data citra,
akan menghasilkan tepi-tepi yang kabur, dengan derajat kekaburan ditentukan oleh faktor-faktor
seperti kualitas peralatan yang digunakan untuk mengambil data citra, rata-rata sampling, dan
kondisi pencahayaan. Akibatnya, tepi lebih banyak dimodelkan seperti ramp (lihat gambar fig
10.5.b). Ketebalan tepi ditentukan oleh panjang ramp. Panjang ramp ditentukan oleh kemiringan
(slope), dan slope ditentukan oleh derajat kekaburan. Tepian yang kabur cenderung lebih tebal,
dan tepian yang tajam cenderung lebih tipis.
Magnitude dari turunan pertama bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan edge pada
suatu titik dalam citra (misalnya, menentukan apakah suatu titik berada pada ramp atau tidak).
Tanda dari turunan kedua bisa digunakan untuk menentukan apakah suatu piksel edge terletak
pada sisi gelap atau sisi terang dari edge. Property zero-crossing (garis lurus imajiner yang
menghubungkan nilai ekstrim positif dan negatif dari turunan kedua akan melintasi nol di
pertengahan edge) cukup berguna untuk menentukan pusat dari edge yang tebal.Agar dapat
diklasifikasikan sebagai titik tepi, transisi tingkat keabuan pada titik tersebut harus cukup kuat
dibandingkan background di sekitarnya. Untuk menentukan apakah suatu nilai cukup
signifikan atau tidak, bisa digunakan threshold.Jadi, suatu titik di dalam citra merupakan bagian
dari edge, jika turunan pertama 2-D nya lebih besar dari threshold. Himpunan titik-titik yang
terhubung menurut kriteria keterhubungan tertentu didefinisikan sebagai edge. Istilah segmen
edge digunakan jika ukuran edge relatif pendek dibanding ukuran citra. Permasalahan dalam

segmentasi adalah bagaimana cara merangkai segmen-segmen edge ini menjadi edge yang lebih
panjang. Edge juga bisa ditentukan menggunakan property zero crossings dari turunan kedua.
Object yang diamati Gigi sehat
Deteksi Tepi
I = imread('gigi4.jpg');
gray=rgb2gray(I);
BW1 = edge(gray,'prewitt');
BW2 = edge(gray,'canny');
BW3 = edge(gray,'sobel');
BW4 = edge(gray,'roberts');
imshow(BW1);
figure, imshow(BW2)
figure, imshow(BW3)
figure, imshow(BW4)

(prewit)

(canny)

(sobel)

(Roberts)

Object yang diamati Gigi tidak sehat (Gigi Berlubang)


Deteksi Tepi
I = imread('gigi.jpg');

gray=rgb2gray(I);
BW1 = edge(gray,'prewitt');
BW2 = edge(gray,'canny');
BW3 = edge(gray,'sobel');
BW4 = edge(gray,'roberts');
imshow(BW1);
figure, imshow(BW2)
figure, imshow(BW3)
figure, imshow(BW4)

(prewit)

(canny)

(sobel)

(Robert)

BABIII
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1.Kesimpulan
Dengan menggunakan beberapa metode pengolahan citra tersebut terlihat perbedaan
dalam mengamati objek gigi yang sehat dengan gigi berlubang. Pada metode konversi citra ke
citra biner terlihat gambar objek hasilnya seperti gambar rontgen. Selanjutnya pada metode
dilatasi,erosi,dan object counting gambar objek dapat diamati bentuk dan struktur gigi yang sehat
dan gigi yang berlubang diantara ke tiga metode tersebut yang lebih terlihat jelas bentuk struktur
giginya adalah metode Erosi. Pada metode Konvolusi bentuk dan struktur gigi tidak terlihat
dengan jelas,pada metode filter gambar objek gigi menjadi blur. Sedangkan pada metode deteksi
tepi terdapat beberapa metode yang terbagi diantaranya prewit,canny,sobel,dan robets. Objek
yang diamati hasilnya berbeda dengan metode tersebut terlihat objek yang jelas deteksi tepinya
adalah menggunakan metode canny pada metode tersebut terlihat jelas bentuk dan stuktur gigi
yang sehat dan gigi yang berlubang.
3.2.Saran
Beberapa metode yang kami gunakan hanya sebagian dari beberapa metode yang ada
pada pengolahan cita. Objek bisa diamati dengan beberapa metode lain seperti metode Image
reconstruction dan metode histogram agar pembaca bisa mengamati dengan menggunakan
metode-metode tersebut.

Daftar Pustaka
http://all-ofminds.blogspot.com/2009/05/konversi-ke-citra-biner.html di download pada Tanggal
10 November 2009
http://www.dwiardiirawan.com/Chapter%209.html di download pada Tanggal 10 November
2009
Modul Pengolahan Citra Digitasl Fakultas Komputer Universitas Indonesia. di download pada
Tanggal 10 November 2009
http://kesehatan.liputan6.com/tips/200909/243395/Gigi.Berlubang.Cabut.Atau.Rawat di
download pada Tanggal 11 November 2009
http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/125-sakit-gigi-berlubang.html
di download pada Tanggal 11 November 2009

Anda mungkin juga menyukai