Isi Makalah
Isi Makalah
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk
pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya
ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan
merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian
juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan
kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang.
Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah
menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan.
Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks.Dalam melaksanakan
prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah
dimunculkan.Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan
ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau
suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari
fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.Yang
dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan
fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam
menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan
digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Berikut ini adalah ringkasan
beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat profesional sehingga
mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada keyakinan dan nilai
dasar keperawatan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan model praktik keperawatan dan apakah tujuan teori
dan model keperawatan ?
2. Bagaimanakah karakteristik teori keperawatan dan apa sajakah faktor-faktor yang
mempengaruhi teori keperawatan ?
3. Bagaimanakah pandangan beberapa ahli tentang model konsep dan teori keperawatan?
C. TUJUAN
1. Mengetahui model praktik keperawatan dan tujuan teori dan model keperawatan
2. Mengetahui karakteristik teori keperawatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
teori keperawatan
3. Mengetahui pandangan beberapa ahlitentang model konsep dan teori keperawatan
BAB II
KONSEP TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN
A. PENGERTIAN
2
dan
berkaitan
yang
menjelaskan
secara
luas
fenomena-fenomena,
1
A. Aziz alimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Halaman 41
3
2
2
2. Teori keperawatan bersifat ilmiah, artinya teori keperawatan digunakan dengan alasan
atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang
logis
3. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan dapat
digunakan pada masalah sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai
dengan situasi praktek keperawatan
4. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang
dilakukan melalui penelitian
5. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktek
keperawatan1
D. FAKTOR PENGARUH TEORI KEPERAWATAN
1. Filosofi Florence Nigtingale
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori
keperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran
perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya
pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang yang sakit yang dikenal dengan teori
lingkungannya. Selain Florence juga membuat standar pada pendidikan keperawatan
serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efesien.Beliau juga membedakan
praktek keperawatan dengan kedokteran dan perbedaan perawatan pada orang yang
sakit dengan yang sehat.
2. Kebudayaan
Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori
keperawatan diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan
pelayanan keperawatan akan lebih baik dilakukan oleh wanita karena wanita
mempunyai jiwa yang sesuai dengan kebutuhan perawat, akan tetapi perubahan
identitas dalam proses telah berubah seiring dengan perkembangan keperawatan
sebagai profesi yang mandiri, demikian juga yang dahulu budaya perawat dibawah
pengawasan langsung dokter, dengan berjalannya dan diakuinya keperawatan sebagai
profesi mandiri, maka hak dan otonomi keperawatan telah ada sehingga peran perawat
dan dokter bukan di bawah pengawasan langsung akan tetapi sebagai mitra kerja yang
sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.
3. Sistem Pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori
keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan kurikulum
1
1
keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah memiliki sistem
pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga
teori-teori
keperawatan
juga
berkembang
dengan
orientasi
pada
pelayanan
keperawatan.
4. Pengembangan Ilmu Keperawatan
Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokan ilmu
keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan komunitas
yang merupakan cabang ilmu keperawatan yang terus berkembang dan tidak menutup
kemungkinan pada tahun-tahun yang akan datang akan selalu ada cabang ilmu
keperawatan yang khusus atau subspesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu
keperawatan sehingga teori-teori keperawatan dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan atau lingkup bidang ilmu keperawatan.1
E. SEJARAH KEPERAWATAN DALAM ISLAM
Banyak perawat-perawat muslim tidak mengenal Rufaidah binti Saad, banyak dari
mereka yang hanya mengenal tokoh keperawatan yang berasal dari dunia barat yaitu
Florence Nighttingale
yang
berasal
dari Inggris.
Sesungguhnya apabila kita ingin menelaah lebih jauh lagi ke belakang jauh sebelum
agama Islam menyentuh dunia barat, dunia barat saat itu mengalami masa kegelapan dan
kebodohan di karenakan pada waktu itu kebijakan dari pihak gereja yang lebih banyak
menguntungkan mereka, tapi disisi lain di belahan dunia lainnya yaitu Jazirah Arab
dimana Islam telah di ajarkan oleh Rasulullah ilmu pengetahuan mengalami kemajuan
terutama dalam dunia keperawatan. Bukan berarti rasul menjadi seorang tabib tapi dalam
ajaran Islam yang beliau sampaikan mengandung ajaran dan nilai- nilai kesehatan seperti
perilaku hidup bersih dan sehat, pentingnya menjaga kebersihan diri ( Personal Hygiene ),
menjaga kebersihan makanan, mencuci tangan, ibadah puasa, berwudhu dan lain
sebagainya.
Menurut Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam studi Paper Presented at the
3rd International Nursing Conference Empowerment and Health: An Agenda for Nurses
in the 21st Century yang diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998,
menggambarkan Rufaidah adalah perawat profesional pertama dimasa sejarah islam.
Beliau hidup di masa Nabi Muhammad SAW di abad pertama Hijriah /abad ke-8 Sesudah
1
1
Masehi, dan diilustrasikan sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati. Rufaidah
seorang pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain.
Rufaidah binti Saad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Saad Al Bani Aslam
Al-Khazraj yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yathrib dan termasuk kaum Ansar yaitu
suatu golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Ayahnya seorang dokter
dan dia mempelajari ilmu keperawatan saat membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah
berkembang Rufaidah mengabdikan dirinya merawat kaum muslimin yang sakit dan
membangun tenda di luar Mesjid Nabawi saat dalam keadaan damai. Dan saat perang
Badar, Uhud, Khandaq, dia menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat
perang. Dia juga mendirikan Rumah Sakit lapangan sehingga terkenal saat perang dan
Rasulullah SAW pun memerintahkan agar para korban yang terluka di bantu oleh dia.
Dalam beberapa literatur sejarah islam mencatat beberapa nama yang bekerja
bersama Rufaidah seperti : Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiyat, Ummu
Sulaiman, dan Hindun.3
Beberapa wanita muslim yang terkenal sebagai perawat adalah :
a. Kuayibat,
b. Aminah binti Abi Qays Al Ghifari,
c. Ummu Atiyah Al Ansariyat, dan
d. Nusaibat binti Kaab Al Maziniyat.
Sejarah Perkembangan Keperawatan Islam
1. Masa penyebaran Islam/ The Islamic Period (570 632 M)
Dokumen tentang keperawatan sebelum-islam (pre-islamic period) sebelum 570
M sangat sedikit ditemukan. Perkembangan keperawatan di masa ini, sejalan dengan
perang kaum muslimin/jihad (holy wars), memberikan gambaran tentang keperawatan
dimasa ini. Sistem kedokteran masa lalu yang lebih menjelaskan pengobatan dilakukan
oleh dokter ke rumah pasien dengan memberikan resep, lebih dominan. Hanya sedikit
sekali lilatur tentang perawat, namun dalam periode ini dikenal seorang perawat yang
bersama Nabi Muhammad SAW telah melakukan peran keperawatan yaitu Rufaidah
binti Saad/Rufaidah Al-Asamiya (Tumulty 2001, Al Osimy, 1994)
2. MasaSetelah Nabi/Post Prophetic Era (632 1000 M)
Sejarah tentang keperawatan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW jarang
sekali (Al Simy, 1994). Dokumen yang ada lebih didominasi oleh kedokteran dimasa
itu. Dr Al-Razi yang digambarkan sebagai seorang pendidik, dan menjadi pedoman
yang juga menyediakan pelayanan keperawatan. Dia menulis dua karangan tentang
The Reason Why Some Persons and the Common People Leave a Physician Even if
3
3
http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/17/sejarah-keperawatan-islam-rufaidah-binti-saad/
7
He Is Clever dan A Clever Physician Does Not Have the Power to Heal All Diseases,
for That is Not Within the Realm of Possibility. Di masa ini ada perawat diberi nama
Al Asiyah dari kata Aasa yang berarti mengobati luka, dengan tugas utama
memberikan makanan, memberikan obat, dan rehidrasi.
3. Masa Late to Middle Ages (1000 1500 M)
Dimasa ini negara-negara Arab membangun RS dengan baik, dan mengenalkan
perawatan orang sakit. Ada gambaran unik di RS yang tersebar dalam peradaban Islam
dan banyak dianut RS modern saat ini hingga sekarang, yaitu pemisahan antara ruang
pasien laki-laki dan wanita, serta perawat wanita merawat pasien wanita dan perawat
laki-laki, hanya merawat pasien laki-laki (Donahue, 1985, Al Osimy, 2004)
4. Masa Modern (1500 sekarang) Early Leaders in Nursings Development
Masa ini ditandai dengan banyaknya ekspatriat asing (perawat asing dari Eropa,
Amerika dan Australia, India, Philipina) yang masuk dan bekerja di RS di negaranegara Timur Tengah. Bahkan dokumen tentang keperawatan di Arab, sampai tahun
1950 jarang sekali, namun di tahun 1890 seorang misionaris Amerika, dokter dan
perawat dari Amerika telah masuk Bahrain dan Riyadh untuk merawat Raja Saudi King
Saud. (Amreding, 2003)
Dimasa ini ada seorang perawat Timur Tengah bernama Lutfiyyah Al-Khateeb,
seorang perawat bidan Saudi pertama yang mendapatkan Diploma Keperawatan di
Kairo dan kembali ke negaranya, dan di tahun 1960 dia membangun Institusi
Keperawatan di Arab Saudi.3
F. PANDANGAN BEBERAPA AHLI TENTANG MODEL KONSEP DAN TEORI
KEPERAWATAN
1. Siti Rufaidah
Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak seorang perawat
muslim pertama yaitu Siti Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu
berusaha memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa
membedakan apakah kliennya kaya atau miskin. Ada pula yang mengenal sebagai
Rufaidah binti Saad/Rufaidah Al-Asalmiya dimana dalam beberapa catatan publikasi
menyebutkan Rufaidah Al-Asalmiya, yang memulai praktek keperawatan dimasa Nabi
Muhammad SAW adalah perawat pertama muslim Sementara sejarah perawat di Eropa
dan Amerika mengenal Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan modern,
Negara di timur tengah memberikan status ini kepada Rufaidah, seorang perawat
3
3
http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/17/sejarah-keperawatan-islam-rufaidah-binti-saad/
8
muslim (Jan, 1996). Talenta perjuangan dan kepahlawanan Rufaidah secara verbal
diteruskan turun temurun dari generasi ke generasi di perawat Islam khususnya di Arab
Saudi dan diteruskan ke generasi modern perawat di Saudi dan Timur.
Rufaidah melatih pula beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat, dan
dalam perang Khaibar mereka meminta ijin Nabi Muhammad SAW, untuk ikut di garis
belakang pertempuran untuk merawat mereka yang terluka, dan Nabi mengijinkannya.
Tugas ini digambarkan mulia untuk Rufaidah, dan merupakan pengakuan awal untuk
pekerjaaannya di bidang keperawatan dan medis.
Konstribusi Rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka akibat perang.
Namun juga terlibat dalam aktifitas sosial di komuniti. Dia memberikan perhatian
kepada setiap muslim, miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia merawat
anak yatim dan memberikan bekal pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki
kepribadian yang luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada pasiennya dengan baik pula. Sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal
yang penting bagi perawat, sehingga perkembangan sisi teknologi dan sisi kemanusiaan
(human touch) mesti seimbang.3
Udara segar
Air bersih
Saluran pembuangan yang efesien
Kebersihan
Cahaya
Aspek lingkungan yang diutamakan Nightingale dalam merawat klien adalah
ventilasi yang cukup bagi klien.Ia berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara
terus-menerus merupakan prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu, setiap
perawat harus menjaga udara yang harus dihirup klien tetap bersih , sebersih udara luar
tanpa harus membuatnya kedinginan. Komponen lain yang tidak kalah penting dalam
perawatn klien adalah cahaya matahari. Nightingale yakin sinar matahari dapat member
3
3
http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/17/sejarah-keperawatan-islam-rufaidah-binti-saad/
9
manfaat yang besar bagi kesehatan klien. Karenanya, perawat juga perlu membawa
klien berjalan-jalan keluar untuk merasakan sinar matahari selama tidak terdapat
kontraindikasi .focus perawatan klien menurut Nightingale adalah pada kebersihan. Ia
berpendapat, kondisi kesehatan klien sangat dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, baik
kebersihan klien, perawat maupun lingkungan.4
Selain kelima komponen lingkungan diatas, seorang perawat juga harus
memperhatikan kehangatan, ketenangan, dan makanan klien.
Klien
Perawat
Kesehatan
Lingkungan
4
4
sakit hingga ia dapat bertahan atau setidaknya menjadi lebih baik hingga saat
kematiannya.
Menurut
Nightingale,
lingkungan
adalah
tatanan
eksternal
yang
memengaruhi sakit dan sehatnya seseorang, termasuk disini makanan klien dan
interaksi perawat dengan klien. Jika seseonrang ingin sehat, perawat, alam, dan orang
yang bersangkutan harus bekerja sama agar proses reparative dapat berjalan. Hubungan
ketiga komponen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Manusia
Alam/
Perawat
Lingkungan
Proses reparatif
Kesehatan manusia
4
4
henderson
memperkenalkan
defenition
of
nursing
(defenisi
7) Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan
mengubah lingkungan
8) Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integumen
9) Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai
10) Berkomunikasi dengan orang lain dalam menungkapkan emosi, kebutuhan, rasa
takut, atau pendapat
11) Beribadah sesuai dengan keyakinan
12) Bekerja dengan tata cara yang mengandung prestasi
13) Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi
14) Belajar mengetahui atau memuaskan atau rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang
tersedia.
Keempat belas kebutuhan dasar manusia di atas dapat diklasifikasikan menjadi
empat kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual
kebutuhan dasar poin a-i termasuk komponen kebutuhan biologis, poin j dan n termasuk
komponen kebutuhan psikologis, poin k termasuk kebutuhan spiritual, dan komponen l
dan m termasuk komponen kebutuhan sosiologis.
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat
dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga,
mereka merupakan satu kesatuan (unit).4
2. Keperawatan. Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalam
keadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai
fungsi independence di dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan manusia
(14 komponen di atas). Untuk menjlankan fungsinya, perawat harus memiliki
pengetahuan biologis maupun sosial.
3. Kesehatan. Sehat adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi
bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit.
Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan.
Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan,
kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
4. Lingkungan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek
lingkungan.
a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit
akan menghambat kemampuan tersebut
b. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis
c. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan
4
4
d. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam
memberikan resep
e. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang
kontruksi bangunan dan pemeliharaannya
f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.4
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dengan
klien. Menurut henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai
dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
1. Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien
2. Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien
3. Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pengganti di dalam
memenuhi kebutuhan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kemampuan
pasien yang berkurang.Di sini perawat berfungsi untuk melengkapinya.Setelah
kondisi gawat berlalu dan pasien berada fase pemulihan, perawat berperan sebagai
penolong
untuk
menolong
atau
membantu
pasien
mendapatkan
kembali
kemandiriannya. Kemandirin ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu pun manusia yang
tidak bergantung pada orang lain. Meskipun demikian, perawat berusaha keras saling
bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien.Sebagai mitra, perawat dan pasien
bersama-sama merumuskan rencana perawatan bagi pasien.Meski diagnosisnya
berbeda, setiap pasien tetap memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja,
kebutuhan dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi patologis dan faktor lainnya,
seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status sosial atau budaya, serta kekuatan fisik
dan intelektual.
Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa
perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter.Henderson sendiri
mempertanyakan filosofi yang membolehkan seorang dokter memberi perintah kepada
pasien atau tenaga kesehatan lainnya.Tugas perawat adalah membantu pasien dalam
melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada dokter.Rencana perawatan yang
dirumuskan perawat dan pasien harus dijalankan sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi rencana pengobatan yang dilakukan oleh dokter.
Keyakinan dan tata Nilai Teori Henderson
Pasien
Perawat
4
4
14
Fokus keperawatan pada teori Henderson adalah klien yang memiliki keterikatan
hidup secar individual selama daur kehidupan, dari fase ketergantungan hingga
kemandirian sesuai dengan usia, keadaan, dan lingkungan. Perawat merupakan
penolong utama klien dalam melaksanakan aktivitas penting guna memelihara dan
memulihkan kesehatan klien atau mencapai kematian yang damai.Bantuan ini diberikan
oleh perawat karena kurangnya pengetahuan kekeuatan, atau kemauan klien dalam
melaksanakan 14 komponen kebutuhan dasar.4
Aplikasi Teori henderson dalam Proses Keperawatan
Defenisi ilmu keperawatan Henderson dalam kaitannya dengan praktik
keperawatan menunjukkan bahwa perawat memiliki tugas utama sebagai pemberi
asuhan keperawatan langsung kepada pasien. Manfaat asuhan keperawatan ini terlihat
dari kemajuan kondisi pasien, yang smula bergantung pada orang lain menjadi mandiri.
Perawat dapat membantu pasien beralih dari kondisi bergantung (dependent) menjadi
mandiri (independent) dengan mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan, serta
mengevaluasi 14 komponen penanganan perawatan dasar.
Pada tahap penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar pasien
berdasarkan 14 komponen di atas. Dalam mengumpulkan data , perawat menggunakan
metode observasi, indera penciuman, peraba, dan pendengaran. Setelah data
terkummpul, perawat menganalisis data tersebut dan membandingkannya dengan
perngetahuan dasar tentang sehat-sakit. Hasil analisis tersebut menentukan diagnosis
keperawatan yang akan muncul. Diagnosis keperawatan menurut Henderson, dibuat
dengan mengenali kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhannya, dengan atau
tanpa bantuan, serta dengan mempertimbangkan kekuatan atau pengetahuan yang
dimiliki individu.
Tahap perencanaan, menurut Henderson, meliputi aktivitas penyusunan rencana
kebutuhan sesuai kebutuhan indiviu, termasuk di dalamnya perbaikan rencana jika
ditemukan adanya perubahan, serta dokumentasi bagaimana perawat membantu
4
4
individu dalam keadaan sehat atau sakit.Selanjutnya, pada tahap implementasi, perawat
membantu individu memenuhi kebutuhan dasar yang telah disusun dalam rencana
perawatan guna memelihara kesehatan individu, memulihkannya dari kondisi sakit,
atau membantunya meninggal dalam damai. Intervensi yang diberikan perawat sifatnya
individual, bergantung pada prinsip fisiologis, usia, latar belakang budaya,
keseimbangan emosional, dan kemampuan intelektual serta fisik individu. Terakhir,
perawat mengevaluasi pencapaian kriteria yang diharapkan dengan menilai
kemandirian pasien dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.4
Sistem Sosial
Sistem
personal
Sistem
Interpersonal
suatu hubungan antara perawat dan pasien serta hubungan social yang mengandung arti
bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan system social, sesuai
4
4
Perawat
F
F
Aksi
KlienRRRRRR
dengan situasi yang ada. Melalui dasar sistem tersebut, maka King memandang
manusia merupakan individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan
objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari
masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai
makhluk social manusia akan hidup bersama orang lain yang akan berinteraksi satu
dengan yang lain.1
Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar
yaitu:
1. Informasi kesehatan
2. Pencegah penyakit
3. Kebutuhan terhadap perawat ketika sakit.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan
teori yang terdiri dari komponen yang dapat digambarkan pada gambar 1.5.
Berdasarkan gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa konsep hubungan
manusia menurut King terdiri dari komponen:
1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku, dalam
memahami atu mengenali kondisi yang ada dalam keperawatn dengan gambaran
hubungan perawat dank lien untuk melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan.
2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi adanya aksi dan meruapakn
respons dari individu.
Perawat
Aksi
Reaksi
Interaksi
Transaksi
Klien
3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerja sama yang saling mempengaruhi antara
perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi.
1
1
4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu
persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.1
dilaksanakan
oleh
individu
itun
sendiri
dalam
memenuhi
serta
penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan
dengan prises kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh,
self care yang bersifat universal itu adalah aktivitas sehari-hari (ADL) dengan
mengelompokkan kedalamkebutuhan dasar manusianya.
2. Self Care Defisit
Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala
perencanaan kepereawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan yang dapat
diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi
kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan
tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas.
3. Teori Sistem Keperawatan
Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan
perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari pada
Orem yang mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri,kebutuhan
pasien dan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri.Dalam
1
1
A. Aziz alimul Hidayat. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Hal 50-51
18
Fee
pandangan teori system ini Orem memberikan identifikasi dalam system pelayanan
keperawatan diantaranya :
a. Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensatory System)
Merupakan suatu tindakan keperawatn dengan memberikan bantuan secara
penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan
perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan,
pengontrolan dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan. Pemberian bantuan
system ini dapat dilakukan pada orang yang tidak mampu melakukan aktivitas
dengan sengaja seperti pada pasien koma pada pasien sadar dan mungkin masih
dapat membuat suatu pengamatan dan penilaian tentang cedera atau masalah yang
lain akan tetapi tidak mampu dalam melakukan tindakan
yang memerlukan
ambulasi atau manipulasi gerakan, seperti pada pasien yang fraktur vertebra dan
pada pasien yang tidak mampu mengurus sendiri, membuat penilaian serta
keputusan dalam self care-nya dan pasien tersebut masih mampu melakukan
ambulasi dan mungkin dapat melakukan beberapa tindakan self care-nya melalui
bimbingan secara continue seperti pada pasien retardasi mental.
b. Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System)
`Merupakan system dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan
ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada
pasien yang post operasi abdomen dimana pasien ini memiliki kemampuan seperti
cuci tangan, gosok gigi, cuci muka akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam
ambulasi dan perawatan luka.
c. System suportif dan edukatif
Merupakan system bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan
dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatn secar
mandiri.Sistem ini dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan keperawatan
setelah dilakukan pembelajaran.Pemberian system ini dapat dilakukan pada pasien
yang memerlukan informasi dalam pengaturan kelahiran.1
kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan
dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal
(kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan
seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan
untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal
(kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.1
Kebutuhan Blophysikal
Kebutuhan psikofisikal
Kebutuhan psikososial
Kebutuhan berprestasi
Kebutuhan berorganisasi
Intra personal-interpersonal
keterampilan
berpikir
kritis
dibutuhkan
dalam
asuhan
dapat
meningkatkan
kesehatan
dan
4
4
psikodinamik.Menurutnya,
keperawatan
psikodinamik
merupakan
kemampuan seortang perawat untuk memahami tingkah lakunya guna membantu orang
lain, mengindetifikasi kesulitan yang dirasakannya, dan untuk menerapkan prinsip
hubungan manusia pada permasalahan yang timbul di semua level pengalaman.
Fase orientasi
Pada fase ini, perawat dank lien bertindaj sebagai dua indsividu yang belum
saling kenal mengenal. Selama fase orientasi, koien merupakan seseorang yang
memerlukan bantuan professional dan perawat berperan membantu klien mengenali dan
memahami masalahnya serat menentukan apa myang klien perlukan saat itu. Jadi, fase
orientasi ini merupakan fase untuk menetukan adanya masalah.
Fase identifikasi
Pada fase ini, klien memberikan respons atau mnegidentifikasi persoalan yang
ia hadapi bersama orang yang dianggap memahami masalahnya. Respons setiap klien
berbeda satu sama lain. Di sini perawat melakukan eksplorasi perasaan dan membantu
4
4
berpengalaman.4
Teori keperawatan Peplau dan komponen utama keperawatan
1. Keperawatan. Keperawatan didefinisikan oleh Peplau sebagai sebuah proses yang
signifikan, bersifat terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan merupakan
instrument edukatif, kekuatan yang mendewasakan dan menborong kepribadian
seseorang dalam arah yang kreatif, konstruktif, produktif, personal, dan kehidupan
komunitas. Profesi keperawatan memiliki tanggung jawab legaldi dalaam
pemanfaatan keperawatan secara vefektif berikut segala konsekuensinya bagi klien.
2. Individu. Individu menurut eplau adalah organisme yang mempunyai kemampuan
untuk berusaha mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh kebutuhan.
3. Kesehatan. Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai sebuah symbol yang
menyatakan secara tidak langsung perkembangan progresif dari kepribadian dan
proses kemanusiaan yang terus menerus mengarah pada keadaan kreatif,
konstruktif, produktif di dalam kehidupan pribadi ataupun komunitas.
4
4
model
keperawatannya,
Rogers
meletakkan
dasar-dasar
yang
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan manusia. Lebih
lanjut, praktik keperawatan profesional merupakan praktik yang bersifat kreatif,
imajinatif, dan eksis untuk melayani individu. Praktik keperawatan profesional tidak
memiliki fungsi dependen, melainkan bersifat kolaboratif.
2. Individu. Individu menurut Rogers merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa
disederhanakan dan merupakan manifestasi karateristik yang melebihi dan bahkan
berbeda dari bagian-bagiannya. Manusia sebagai satu kesatuan merupakan aspek
integral manusia dengan lingkungan. Manusia berada dalam proses kehidupan yang
kontinu
dengan
lingkungan
secara
keseluruhan,
yang
tidak
dipahami
jika
Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut menjadi landasan
dalam melaksanakan praktik keperawatan (Roy, 1983).
Lebih spesifik Roy (1986) berpendapat bahwa keperawatan sebagai ilmu dan
praktik berperan dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap
kesehatan sehingga sikap yang muncul semakin positif.
Keperawatan memberi perbaikan pada manusia sebagai sutu kesatuan yang utuh
untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan dan berespons
terhadap stimulus internal yang mempengaruhi adaptasi.Jika stressor terjadi dan
individu tidak dapat menggunakan koping secara efektif maka individu tersebut
memerlukan perawatan.
Tujuan keperawatan
adalah
meningkatkan
interaksi
individu
dengan
lingkungan, sehingga adaptasi dalam setiap aspek semakin meningkat.Komponenkomponen adaptasi mencakup fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan saling
ketergantungan.
2. Elemen manusia
Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi, yaitu suatu kumpulan unit
yang saling berhubungan mempunyai masukan, proses kontrol, keluaran dan umpan
balik (Roy, 1986). Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan
dengan adaptasi secara spesifik. Manusia dalam sistem ini berperan sebagai kognator
dan regulator (pengaturan) untuk mempertahankan adaptasi.
Terdapat empat cara adaptasi, mencakup adaptasi terhadap fungsi fisologis,
konsep diri, fungsi peran dan terhadap kebutuhan saling ketergantungan.
Pada model adaptasi keperawatan, manusia dilihat dari sistem kehidupan yang
terbuka, adaptif, melakukan pertukaran energi dengan zat/benda dan lingkungan.
Manusia sebagai masukan dalam sistem adaptif, terdiri dari lingkungan
eksternal dan internal. Proses kontrol manusia adalah mekanisme koping yakni sistem
regulator dan kognator. Keluaran dari sistem ini dapat berupa respons adaptif atau
respons tidak efektif.
Regulator dihubungkan
dengan
fungsi
fisiologis
sedangkan
kognator
26
tujuan
individu
mencakup
kelangsungan hidup,
2
2
sebagai Cultural Care Diversity and Universality.Tetapi para ahli sering menyebutnya
sebagai Trancultural Nursing Theory atau teori perawatan transkultural.
Konsep Teori Keperawatan Transkultural
Keperawatan transkultural merupakan suatu area utama dalam keperawatan yang
berfokus pada studi komparatif dan analisis tentang budaya dan sub-budaya yang
berbeda di dunia yang menghargai perilaku caring, layanan keperawatan, nilai-nilai,
keyakinan tentang sehat-sakit, serta pola-pola tingkah laku yang bertujuan
mengembangkan body of knowledge yang ilmiah dan humanistik guna memberi tempat
praktik keperawatan pada budaya tertentu dan budaya universal (Marriner-Tomey,
1994). Teori keperawatan transkultural ini menekankan pentingnya peran perawat
dalam memahami budaya klien.
Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya klien, baik individu,
keluarga, kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock atau
culture imposition.Culture shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba mempelajari
atau beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya tertentu (klien). Klien akan
merasakan perasaan tidak nyaman, gelisah dan disorientasi karena perbedaan nilai
budaya, keyakinan, dan kebiasaan. Sedangkan culture imposition adalah kecenderungan
tenaga kesehatan (perawat), baik secara diam-diam maupun terang-terangan,
memaksakan nilai-nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan/perilaku yang dimilikinya
kepada individu, keluarga, atau kelompok dari budaya lain karena mereka meyakini
bahwa budayanya lebih tinggi daripada budaya kelompok lain.
Model matahari terbit (sunrise model) ini melambangkan esensi keperawatan
dalam transkultural yang menjelaskan bahwa sebelum memberikan asuhan keperawatan
kepada klien (individu, keluarga, kelompok, komunitas, lembaga), perawat terlebih
dahulu harus mempunyai pengetahuan mengenai pandangan dunia (worldview) tentang
dimensi dan budaya serta struktur sosial yang berkembang di berbagai belahan dunia
(secara global) maupun masyarakat dalam lingkup yang sempit.
Dimensi budaya dan strukur sosial tersebut menurut Leinenger dipengaruhi oleh
tujuh faktor, yaitu teknologi, agama dan falsafah hidup, faktor sosial dan kekerabatan,
nilai budaya dan gaya hidup, politik dan hukum, ekonomi, dan pendidikan.4
4
28
Setiap faktor tersebut berbeda pada setiap negara atau area, sesuai dengan kondisi
masing-masing daerah, dan akan memengaruhi pola/cara dan praktik keperawatan.
semua langkah perawatan tersebut ditujukan untuk pemeliharaan kesehatan holistik,
penyembuhan penyakit, dan persiapan menghadapi kematian. Oleh karena itu, ketujuh
faktor tersebut harus dikaji oleh perawat sebelum memberikan asuhan keperawatan
kepada klien sebab masing-masing faktor memberi pengaruh terhadap ekspresi, pola,
dan praktik keperawatan (care expression, pattern, and practices).Dengan demikian,
ketujuh faktor tersebut besar kontribusinya terhadap pencapaian kesehatan secara
holistik atau kesejahteraan manusia, baik pada level individu, keluarga, kelompok,
komunitas, maupun institusi di berbagai sistem kesehatan. Jika disesuaikan dengan
proses keperawatan, ketujuh faktor tersebut masuk ke dalam level pertama yaitu tahap
pengkajian.
Peran perawat pada transcultural nursing theory ini adalah menjembatani antara
sistem perawatan yang dilakukan masyarakat awan dengan sistem perawatan
profesional
melalui
asuhan
keperawatan.
Eksistensi
peran
perawat
tersebut
digambarkan oleh Leinenger dengan gambar seperti di bawah ini. Oleh karena itu
perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana tindakan keperawatan yang
akan diberikan kepada masyarakat. Jika disesuaikan dengan proses keperawatan, hal
tersebut merupakan tahap perencanaan, tindakan keperawatan.
Tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien harus tetap memperhatikan
tiga prinsip asuhan keperawatan, yaitu :
1. Culture care preservation/maintenance, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi, atau
memerhatikan fenomena budaya guna membantu individu menentukan tingkat
kesehatan dan gaya hidup yang diinginkan.
2. Culture care accommodation/negotiation, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi,
atau memerhatikan fenomena budaya yang ada, yang merefleksikan budaya untuk
beradaptasi, bernegosiasi, atau mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya
hidup individu atu klien.
Asuhan
Sistem profesional
Sistem generik atau tradisional
Keperawatan
4
dalam
hubungan
interpersonal,
psikologi,
pertumbuhan
dan
perkembangan manusia, komunikasi dan sosiologi, juga pengetahuan tenyang ilmuilmu dasar dan keterampilan keperawatan tertentu.Perawat adalah pemberi jalan dalam
menyelesaikan masalah dan juga sebagai pembuat keputusan. Perawat merumuskan
gambaran tentang kebutuhan klien secara individual, yang mungkin terjadi dalanm
bidang-bidang berikut ini:
1.
2.
3.
4.
klien secara spesifik, yang sering dikenal sebagai 21 masalah keperawatan Abdellah:
1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik.
2. Mempertahankan aktivitas, latihan fisik, istirahat dan tidur yang optimal.
3. Mencegah terjadinya kecelakaan, cedera atau trauma lain dan mencegah meluasnya
infeksi.
4
4
deformitas.
Memfasilitasi masukan oksigen keseluruhsel tubuh.
Mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh.
Mempertahankan eliminasi.
Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Mengenali respons-respons fisiologis tubuh terhadap kondisi penyakit-patologis,
kebutuhan, yang pada akhirnya untuk menurunkan tekanan atau stress yang dialami
oleh klien (Chinn dan Jacobs, 1995)6
7
7
3.
4.
5.
6.
7.
Menguasai diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar internalisasi prestasi
Mengakomodasi diet dengan cara yang diterima secar sosial dan cultural
Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara yang diterima secara sosial dan cultural
Perilaku seksual dan identitas peran
Perilaku melindungi diri sendiri
Menurut Johnson, perawat mengkaji kebutuhan klien berdasarkan kategori perilaku
diatas, yang disebut subsistem perilaku. Dalam kondisi normal klien berfungsi secara
efektif didalam lingkungannya.Akan tetapi ketika stres mengganggu adaptasi normal,
perilaku klien menjadi tidak dapat diduga dan tidak jelas.Perawat mengidentikasi
ketidakmampuan beradaptasi seperti ini dan memberikan asuhan keperawatan untuk
mengatasi masalah dalam memenuhi kebutuhan tersebut.8
sebagai suatu system terbuka yang selalu mencari keseimbangan dan merupakan satu
kesatuan dari variable yang utuh diantaranya fisiologis, psikologis, sosiokultural dan
spiritual, juga memandang pelayanan keperawatan akan dipengaruhi lingkungan serta
klien serta memandang sehat sebagai kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan
kebutuhan dan merupakan keseimbangan yang dinamis dari menghindari stressor.
Secara umum focus dari model konsep keperawatan menurut Nueman ini
berfokus pada respons terhadap stressor serta factor-faktor yang mempengaruhi proses
adaptasi pada pasien. Untuk itu tindakan keperawtan seharusnya dilakukan menurut
Neuman adalah mencegah atau mengurangi adanya reaksi tubuh akibat stressor.Upaya
tersebut dapat juga dinamakan pencegahan primer, sekunder, dan tersier.9
Pencegahan primer dapat meliputi berbagai tindakan keperawatan untuk
mengidentifikasi adanya stressor, mencegah reaksi tubuh karena adanya stressor serta
mendukung koping pada pasien secara konstruktif.Pencegahan sekunder menurut
Neuman meliputi berbagai tindakan perawatan yang dapat mengurangi gejala penyakit
serta reaksi tubuh lainnya karena adanya stressor dan pencegahan tersier dapat meliputi
pengobatan secara rutin dan teratur serta pencegahan terhadap adanya kerusakan lebih
lanjut dari komplikasi suatu penyakit.Upaya pencegahan tersebut dipentingkan
kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.
10
10
dari
pengetahuan.
seseorang
yang
dinamis
kemampuan
untuk
10
10
di dunia ini dari pada mencoba untuk menggantikan pandangan mereka, tujuannya
adalah untuk suplemen mereka.
Praktek dari keperawatan humanistik ini berakar dari pemikiran yang
eksistensial.Eksistensialisme
adalah
pendekatan
filosofi
untuk
mengetahui
praktek
keperawatan
membuka
jarak
yang
luas
untuk
definisi
kesehatan.Kategori diagnosa bermanfaat hanya jika setuju terhadap orang atau mereka
yang ditunjuk. Hubungan bahwa perawatan mempunyai hubungan dengan orang yang
menerima perawatan adalah kritikal, bahkan lebih penting adalah kebutuhan akan
penghargaan terhadap hubungan yang eksis dalam kehidupan sehari-hari.
3. Keperawatan
38
Keperawatan adalah respon manusia terhadap satu orang kepada yang lain
dalam waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya untuk mendapatkan
kesehatan. Keperawatan juga adalah mengenai bentuk individu yang unik dan berfokus
pada seluruh bagian. Pada saat seseorang sakit dan tubuh juga mengalami perubahan,
ini akan mempengaruhi dunia seseorang dan pengalaman mereka. Pandangan klien
tentang dunia adalah hal yang penting dalam keperawatan.Paterson dan Zderad
mengatakan keperawatan menunjukkan sebuah pertemuan spesial dari setiapmanusia.
Keperawatan terlihat seperti campuran yang unik antara teori dan
metodologi.Teori bisa diartikulasikan dari kerangka kerja terbuka yang didapatkan dari
situasi manusia.Kerangka kerja ini digunakan untuk memberikan dimensi kemungkinan
dari keperawatan humanistic manusia.Teori tidak bisa eksis tanpa praktek
keperawatan.Mereka menyebut praktek keperawatan adalah metodologi, yang
mengatakan bahwa keperawatan sebagai campuran yang unik antara seni dan ilmu.Seni
keperawatan diwujudkan dari interaksi antara perawat dan klien.Keperawatan sebagai
seni yang sanggup untuk menggunakan teori-teori diantara konteks kehidupan sebagai
perjuangan seseorang untuk mencapai sesuatu yang mereka inginkan.11
Fenomenologi Nursologi dan Proses Keperawatan
a. Assessment
Merupakan pengumpulan data subjek dan objek tentang seseorang melalui
observasi, interaksi dengan klien, dan informasi dari sumber lainya seperti hasil
laboraturium
b. Diagnosa
Merujuk kepada langkah terhadap proses keperawatan dimana perawat membuat
sebuah statement masalah. Perawat mengumpulkan data menurut tingkat kebutuhan
pasien, kemudian menganalisa data dengan mengklasifikasikan data tersebut, lalu
membandingkan dengan pengetahuan teori dan prinsip, dan akhirnya tiba pada
suatu kesimpulan yang menyatakan kalau itu sebuah masalah
c. Perencanaan dan implementasi
Fase ini merupakan proses keperawatan yang menyebutkan sebuah tujuan atau hasil
yang dicapai oleh klien dengan objektif menjadi tujuan yang terdepan. Tindakan
perawat dan klien yang khusus diuraikan secara jelas.Fenomenologi nursologi tidak
menjelaskan
bentuk
dari
tujuan
yang
langsung
terhadap
rencana
11
11
keperawatan
yang
dikenalkan
meliputi
hubungan
antara
12
12
12
12
Proses Keperawatan
Hall memberikan motivasi pada pasien demi proses penyembuhan. Aspek ini
meliputi 5 proses keperawatan yaitu: penilaian, diagnosis, perencanaan, implementasi
dan evaluasi.
a. Tahap penilaian meliputi tentang status kesehatan individu atau pasien. Menurut
teori Hall proses pengumpulan data ditujukan demi kepentingan kesehatan pasien
dibandingkan demi kepentingan perawat. Pengumpulan data ini harus mengarah
pada peningkatan kesehatan individu.
b. Tahap yang kedua adalah diagnosa keperawatan, dimana perawat mengamati
penyakit pasien sehingga dapat mengetahui penyakit yang dideritanya. Sehingga
proses penyembuhannya akan lebih muda.
c. Perencanaan melibatkan prioritas utama pada pasien. Peran perawat adalah
membantu pasien menjadi sadar dan mengerti akan pentingnya kesehatan bagi
kehidupannya. Inti dari perencanaan ini untuk membantu pasien menjadi lebih
mengerti dengan kebutuhan, perasaan dan motivasi. Perawat bekerja sama dengan
pasien untuk mencapai kesembuhan dengan pengobatan medis.
d. Implementasi melibatkan institusi rencana kerja yang nyata. Tahap ini adalah
merupakan tahap memberikan pelayanan yang nyata antara perawat dengan pasien
yang meliputi memandikan pasien, membalut luka, makan, memberikan kebutuhan
kenyamanan dan lain-lain. Perawat juga membantu pasien dan keluarga untuk
memahami dan menerapkan rencana yang medis.
e. Evaluasi adalah suatu proses untuk melihat kemajuan kondisi kesehatan pada
pasien. Tahap proses evaluasi diarahkan kepada berhasil atau tidaknya pasien dalam
mencapai suatu kesehatan.
Aplikasi dan Pembatasan Teori
Di dalam meninjau ulang teori keperawatan Hall ada beberapa area yang
membatasi aplikasi kepada kepedulian pasien.
Yang pertama untuk area ini adalah langkah suatu penyakit. Pasien
membutuhkan
perhatian
yang
lebih
dari
seorang
perawat
untuk
proses
penyembuhannya. Faktor yang kedua adalah masalah umur. Yang ketiga faktor
pembatasan adalah uraian bagaimana cara membantu seseorang kea rah yang lebih
42
mengerti tentang kesehatan. Faktor yang keempat adalah keluaga hanya berada di
dalam perawatan melingkar (care, core, cure).
Akhirnya, Theori Hall hanya untuk individu atau seseorang yang sedang sakit.
Ini tidak akan menandakan bahwa keperawatan berhubungan langsung dengan
kesehatan individu, kelurga dan masyarakat dan meniadakan konsep tentang kesehatan
dan pelayanan kesehatan untuk mencegah suatu penyakit. Seorang kllien dibentuk oleh
bagian-bagian berikut yang saling tumpang-tindih, yaitu: manusia (inti), status
patologis dan pengobatan (penyembuhan) dan tubuh perawatan. Perawat sebagai
pemberi perawatan.12
19.Ernestine Wiedenbach
Tujuan Keperawatan: Untuk membantu individual dalam mengatasi masalah
yang berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi tekanan atau kebutuhan yang
dihasil dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu (Torres, 1986). 13 Kerangka
Kerja Praktik: Praktik keperawatan berhubungan dengan individu yang memerlukan
bantuan karena stimulasi perilaku. Keperawatan klinik memiliki komponen seperti
filosofi, tujuan, praktik, dan seni (Chinn dan Jacobs, 1995)
Teori Ernestine Wiedenbach
1. The agent : mid wife. Filosofi yang di kemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan
bayi yang segera untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan
untuk persipan menjadi orang tua.
2. He recipient. Meliputi : wanita, keluarga dan masyarakat. Recipient menurut
Widenbach adalah individu yang mampu menetukan kebutuhannya akan bantuan.
3. The Goal / purpose. Di sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu dengan
memperhatikan tingkah laku fisik, emosional atau fisioogikal.
4. The Means Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan.14
12
12
13
13
Potter dan Perry.Buku Ajar FundamentalKeperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik. Halaman 272
14
43
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan
kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan
memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar
mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu
saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan. Teori keperawatan digunakan sebagai
dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep
14
13
13
Potter dan Perry.Buku Ajar FundamentalKeperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik. Halaman 273
44
DAFTAR PUSTAKA
binti-saad/
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
http://Teori Keperawatan_ Abdellah Elisasiregar's Blog.mht/
http://Teori Keperawatan_Ida Orlando Elisasiregar's Blog.mht
http://Teori Keperawatan Myra Levine Elisasiregar's Blog.mht
http://Teori Keperawatan Dorothy Johnshon Elisasiregar's Blog.mht
http://Konsep & Metode Keperawatan (ed. 2) - Google Buku.mht
45
46