Pendahuluan
V.2.
Landasan Teori
45
46
Indonesia (DepKes). Menurut Todd (1980), tipe dan kadar airtanah dipengaruhi
oleh asal airtanah, gerakan dan lingkungan. Pada umumnya airtanah mempunyai
konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi dari air permukaan, sebagai akibat
banyaknya dijumpai material yang mudah larut pada lapisan (formasi) geologi.
Faktor yang mempengaruhi kualitas airtanah, antara lain adalah:
a.
Asal airtanah
b.
Aerakan/aliran
c.
Lingkungan
: 1. Macam tanah
2. Batuan
Densitas
2.
Lokasi
3.
4.
Ragam pengaliran
5.
Warna: disebabkan oleh zat terlarut dalam air maupun yang tidak terlarut
dalam air. Tes warna menggunakan skala Pt/Co.
2.
Bau dan rasa: bau disebabkan oleh gas-gas yang terlarut, sedangkan rasa
disebabkan oleh garam terlarut.
47
3.
4.
7, bersifat mudah
atau
48
Atau secara mudah satuan ppm dikalikan dengan faktor konfersi pada tabel 1
Tabel 11. Faktor konversi ppm ke epm (Walton, 1970)
Ion
Alumunium(Al3++)
Barium (Ba+ +)
Bicarbonate
(HCO3)
Bromide (Br -)
Calcium (Ca++)
Carbonate (CO3)
Chloride (Cl -)
Chromium (Cr4-)
Copper (Cu -)
Flouride (F -)
Hydrogen (H+)
Hydroxide (OH-)
Iodide (I-)
Iron (Fe + +)
Multiply by
0,11119
0,01456
0,01639
0,01251
0,04990
0,03333
0,02820
0,11536
0,03148
0,05263
0,99206
0,05880
0,00788
0,03581
Ion
Iron (Fe3+)
Lead (Pb --)
Lithium (Li -)
Magnesium (Mg--)
Manganese (Mn3-)
Nitrate (NO2-)
Phosphate (PO43-)
Potassium (K+)
Sodium (Na+)
Strontium (Sr--)
Sulfate (SO4-)
Sulfite (S-)
Zing (Zn4-)
Manganese(Mn3+)
Multiply by
0,05372
0,00965
0,14409
0,08224
0,03640
0,01613
0,03159
0,02558
0,04350
0,02282
0,02082
0,06237
0,03059
0,07281
Metode klasifikasi
Dipergunakan sebagai dasar perincian komposisi kimia airtanah sehingga
dapat dipakai untuk mengelompokkan atau membedakan tipe airtanah. Ada
beberapa cara dalam metode ini antara lain yang praktis adalah klasifikasi
tabel Korlov terutama sangat membantu dalam mengenal sifat-sifat utama
komposisi kimia airtanah. Komposisi kimia dinyatakan dalam fraksi semu,
dengan anion dan kation berturut-turut sebagai pembilang dan penyebut.
Analisis ditunjukan dalam urutan kadar ion baik kation maupun anion, yang
masing-masing berjumlah 100% epm. Selain anion dan kation, disertakan
pula penyusun airtanah yang lain misal adanya unsur langkah yang berkadar
tinggi, juga pH dan suhu. Penamaan klas air ditentukan oleh kandungan ion
yang mempunyai jumlah 25%.
49
2.
Metode korelasi
Dengan menggunakan diagram pola Stiff (1951), dalam Walton (1970),
bertujuan untuk membandingkan analisis kimia airtanah agar didapat
perbedaan, kesamaan atau perkembangan dalam komposisi kimia airtanah.
Cara kerjanya adalah sebagai berikut:
a.
b.
Anion (Cl, HCO3, SO4, CO3) diplot pada keempat sumbu mendatar di
sebelah kanan sumbu tegak
c.
Kation (Na+K, Mg, Ca, Fe) diplot pada keempat sumbu mendatar di
sebelah kiri sumbu tegak
d.
e.
Setiap pola mewakili satu tipe air, sehingga setiap perbedaan pola
menunjukkan tipe air yang berbeda pula
f.
3.
Metode analisis
Dengan menggunakan diagram triliner piper (1953) dalam Walton
(1970). Bertujuan untuk menentukan proses kimia airtanah/genetik airtanah,
menentukan unsur penyusun larutan airtanah, dan perubahan sifat airtanah
dan hubunganya serta masalah geokimia airtanah.
50
Terdiri dari 2 segitiga disebelah kiri kanan dan 1 jajaran genjang ditengah
atas, skala pembacaan 100, segita kiri untuk kation, segitiga kanan untuk
anion dalam % epm. Cara kerjanya adalah sebagai berikut :
a. Data masing-masing ion dalam % epm diplot pada kedua segitiga.
b. Selanjutnya ditarik keatas pada jajaran genjang dan kedudukan dalam
jajaran genjang ini dapat diketahui sifat airtanahnya. Gambar subsidi dari
bentuk jajaran genjang.
c. Ploting jatuh pada subdivisi dari kelompok bentuk jajaran genjang dari
diagram trilinier piper dan dibaca sifat airtanahnya.
4.
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Parameter
Temperatur
pH
DHL,mmhos/cm
Ca 2+ ppm
Mg 2+ ppm
Cl ppm
SO4- ppm
Na + ppm
K + ppm
NO3- ppm
HCO3
SiO2
Sampel 1
29,0
7,30
430
80,2
8,9
15,4
5,2
3
20,2
73
221
20,2
Sampel 2
29,0
7,40
525
100,7
4,64
20,4
3,10
5
24,6
21
286
31,8
Sampel 3
29,0
7,30
395
106.2
15,00
9,00
1,10
5
9,7
28
317
29,0
51
52
A
N
I
O
N
Na + K
2+
Mg
2+
Ca
0,80291
0,73193
4,00198
14,50128
13,21932
72,27939
5,53683
100 %
Cl
NO3
HCO3
SO4
0,56964
0,04839
3,62219
1,51986
9,88944
0,84009
62,88436
26,386
5,76008
100 %
SiO2 (ppm)
Temperatur (C)
pH
20,2
29,0
7,30
-
Formula Kurlov
HCO3
62,88436
Cl
9,88944
NO3
0,84009
SO4
26,386
Tipe Air
Na + K
2+
Mg
2+
Ca
0,96669
0,38159
5,02493
15,16812
5,98745
78,84442
7,02990
100 %
0,69372
0,08065
4,68754
0,43722
11,75970
1,36715
79,46154
7,41160
Cl
NO3
HCO3
SO4
A
N
I
O
N
5,89913
100 %
SiO2 (ppm)
Temperatur (C)
pH
20,2
29,0
7,30
-
Formula Kurlov
Tipe Air
HCO3
79,46154
Cl
11,75970
NO3
1,36715
SO4
7,41160
53
Na + K
2+
Mg
2+
Ca
Cl
NO3
HCO3
SO4
SiO2 (ppm)
Temperatur (C)
pH
A
N
I
O
N
Epm
% epm
0,41963
1,23360
5,29938
6,03557
17,74297
76,22145
16,95261
0,27354
0,08065
5,19563
0,58296
6,13278
100 %
4,46049
1,31512
84,72273
9,50605
100 %
20,2
29,0
7,30
Formula Kurlov
Tipe Air
HCO3
84,72273
Cl
4,46049
NO3
1,31512
SO4
9,50605
54
b. Sampel 2
c. Sampel 3
55
b. Sampel 2
56
c. Sampel 3
57
b. Sampel 2
c. Sampel 3
58
100 %
100 %
= 14.150128 %
% Na sampel 2
100 %
100 %
= 15.168121 %
% Na sampel 3
100 %
100 %
= 6.033557 %
=
= 0.52188
SAR Sampel 2
=
= 0.58800
59
SAR Sampel 3
=
= 0.23218
4. Klasifikasi DHL
Tabel 19. Klasifikasi mutu air terhadap Pertanaman berdasarkan DHL menurut
Tedjoyuwono (1963) dalam Suharyadi (1984)
DHL
0 2 mmhos
2 4 mmhos
4 8 mmhos
8 16
mmhos
mmhos
Sampel
1
2
3
% Na
14.6013611 %
15.0841298 %
6.035638 %
SAR
0.52188
0.58800
0.23218
DHL (mho/cm)
430
525
395