Anda di halaman 1dari 4

A.

HASIL PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Finger Pricks
Probandus
: Orion Ardi Ramadhana
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 19 thn
Hasilnya
: 319 mg/dl Hiperglikemi
Nilai Normalnya : < 200 mg/dl
Darah probandus diambil dari probandus dengan menggunakan lanset lalu
darah tersebut diteteskan pada alat glukometer. Hasil yang didapatkan praktikan
setelah melakukan pemeriksaan tersebut adalah kadar glukosa darah terbaca 319
mg/dl. Pemeriksaan glukosa ini termasuk dalam pemeriksaan gula darah sewaktu
dan masuk kriteria hiperglikemi, karena normalnya kadar glukosa darah berada
dalam rentang di bawah 200 mg/dl.
2. Pemeriksaan Glukosa Urin (Metode Benedict)
a. Pemeriksaan Pertama
Probandus
: Andika Sapto Aji
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 19 thn
Hasilnya
: Negatif (-) Warna tetap biru jernih
b. Pemeriksaan Kedua
Probandus
: Anonim
Jenis Kelamin
: Tidak diketahui
Umur
: Tidak diketahui
Hasilnya
: Positif 1 (+) Warna yang muncul yaitu hijau kekuningkuningan dan keruh.
kadar 0.5 1 % glukosa
Pada dua proses pencampuran antara larutan benedict sebanyak 5 ml dengan 8
tetes urin menghasilkan dua hasil yang berbeda. Pada pemeriksaan pertama tidak
ada perubahan warna yang terjadi atau warna tetap biru jernih. Hasil pemeriksaan
pertama ini dapat diinterpretasikan sebagai hasil negatif (-).
Sedangkan pada pemeriksaan kedua suatu perubahan warna menjadi warna
hijau kekuning-kuningan dan keruh. Hasil warna yang didapat diinterpretasikan
sebagai hasil positif 1 (+), dengan arti urin probandus patologis ini mengandung
0,5 1 % glukosa.
B. PEMBAHASAN
1 Pemeriksaan kadar glukosa sewaktu (finger prick)

Pemeriksaan metode finger prick test ini merupakan metode pemeriksaan yang
sangat berguna untuk menentukan glukosa darah dengan menggunakan suatu alat
yang disebut glukometer. Tes ini bisa dilakukan untuk melakukan pemeriksaan
glukosa darah puasa (GDP), 2 jam post prandial atau gula darah sewaktu (GDS),
seperti yang dilakukan pada pemeriksaan ini (Tandra, 2007). Hasil pemeriksaan
akan didapatkan dalam waktu singkat dan sering digunakan sebagai pemeriksaan
penunjang penyakit tertentu, seperti diabetes mellitus (Wahyu, 2009).
Walaupun pemeriksaan ini menggunakan alat dan metode pemeriksaannya pun
sederhana, akan tetapi tetap saja bisa terjadi kesalahan dalam metode ini.
Beberapa kesalahan antara lain adalah faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi pembacaan oleh alat glukometer, seperti suhu, kelembaban,
ketinggian, dan sebagainya (Lee, 2009). Selain itu, kesalahan juga bisa terjadi dari
tempat penusukkan jari tangan.
Adapun daerah-daerah yang menjadi tempat pengambilan darah kapiler untuk
pemeriksaan ini antara lain adalah sebagai berikut.

Gambar 8. Daerah pengambilan darah yang dianjurkan (Timby, 2009)


Hasil pemeriksaan juga dapat dipengaruhi oleh peningkatan gula darah setelah
makan, karena ada pasokan gula dari makanan yang dikonsumsi, pola makan yang
salah, kurang olahraga, minum obat-obatan tertentu, dan lain-lain (Fransisca,
2012)
2. Glukosa Urin Metode Benedict
Pemeriksaan metode benedict sangat berguna untuk menentukan apakah ada
glukosa dalam urin atau tidak. Normalnya, di urin memiliki kandungan glukosa
(glikosuria). Pada keadaan karbohidrat tubuh sangat banyak yang disebabkan oleh
konsumsi yang berlebihan, glikosuria dapat terjadi. Glikosuria pun menjadi tanda
khas yang terdapat pada pasien Diabetes Mellitus. Kondisi lain yang dapat
menyebabkan hasil menjadi positif adalah kehamilan, konsumsi buah-buahan

yang banyak, serta pengaruh obat-obatan. Karena itu, pemeriksaan metode


benedict ini lebih baik daripada metode fehling (Nigam, 2008).
Zat yang mengalir di tubulus ginjal akan dipekatkan atau tidak tergantung pada
sekresi relative zat tersebut dibandingkan dengan reabsorpsi air. Jika presentasi air
yang diabsorpsi lebih besar, zat tersebut akan lebih pekat. Begitu pula sebaliknya,
jika presentase zat yang diabsorpsi lebih banyak, zat akan menjadi lebih encer
(Guyton, 2008).
Pemeriksaan yang dilakukan oleh praktikan tidak sepenuhnya valid.
Bagaimanapun, pemeriksaan yang dilakukan oleh praktikan jauh berbeda
kualitasnya dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh pakar laboratorium.
Beberapa kesalahan yang dilakukan praktikan dan dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan diantaranya adalah sebagai berikut.
1

Pengambilan reagen yang tidak tepat 5 ml

Penetesan urin patologis kurang dari 3 tetes atau lebih dari 8 tetes

Proses pemanasan inadekuat atau terlalu lama

Pengocokkan larutan hasil pemanasan tidak adekuat

Kesalahan interpretasi warna.

DAPUS
Tandra, H. 2007. Segala Sesuatu yg Hak Tentang: Diabetes. Jakarta: Gramedia
Wahyu, G.G. 2009. Obesitas Pada Anak. Jakarta: Bentang Pustaka
Lee, M. 2009. Basic Skills in Interpreting Laboratory Data. Bethesda: ASHP
Timby, B. K. 2009. Fundamental Nursing Skills and Concepts. Philadelphia:
Lippincott Wilson & Wilkins
Fransisca, Kristiana. 2012. Awas Pankreas Rusak penyebab Diabetes. Jakarta:
Penerbit Cerdas Sehat.
Nigam, A. 2008. Lab Manual in Biochemistry: Immunology and Biotechnology.
New Delhi: McGraw-Hill.
Guyton, Athur C. 2008. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai