MAKALAH Good Manufacturing Practices GMP
MAKALAH Good Manufacturing Practices GMP
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
Afifah Naim K
Desy Retno Wulan
Devi Cita Amalia
Ega Sulistyoningrum
Evi Trirahayu
H3113016
H3113028
H3113029
H3113034
H3113037
A. Latar Belakang
Perkembangan industri pangan dewasa ini meningkat dengan sangat
pesat. Seiring dengan perkembangan tersebut banyak ditemui masalah yang
berkaitan dengan penyakit yang timbul disebabkan karena makanan, obatobatan, kosmetik dan peralatan medis (medical devices) yang menimbulkan
ancaman bagi keselamatan dan kesehatan konsumennya. Salah satu penyebab
dari permasalahan di atas disebabkan oleh adanya kontaminasi dalam proses
produksi dari produk-produk tersebut. Salah satu program dari pemerintah
Indonesia adalah mensyaratkan bagi industri-industri di atas untuk
menerapkan GMP.
GMP merupakan suatu pedoman bagi industri terutama industri yang
terkait dengan pangan, kosmetik, farmasi dan peralatan medis (medical
devices) untuk meningkatkan mutu hasil produksinya terutama terkait dengan
keamanan
dan
keselamatan
konsumen
yang
mengkonsumsi
atau
menggunakan produk-produknya.
Dalam penerapannya, GMP sangat erat hubungannya dengan HACCP
(Hazard Analysis & Critical Control Control Points). Dimana GMP
merupakan persyaratan awal (pre-requisite) dari HACCP. GMP secara luas
berfokus dan berakibat pada banyak aspek, baik aspek proses produksi
maupun proses operasi dari personelnya sendiri. Yang diutamakan dari GMP
adalah agar tidak terjadi kontaminasi terhadap produk selama proses produksi
hingga informasi produk ke konsumen sehingga produk aman dikonsumsi
atau digunakan oleh konsumen. Termasuk dalam pengendalian GMP adalah
faktor fisik (bangunan, mesin, peralatan, transportasi, konstruksi pabrik, dll),
faktor higienitas dari personel yang bekerja dan faktor kontrol operasi
termasuk pelatihan dan evaluasi GMP.
B. Perumusan Pembahasan
1. Pengertian Good Manufacturing Practices (GMP).
BAB II
PEMBAHASAN
penjelasan-penjelasan
tentang
persyaratan
minimum
dan
pelanggan untuk sertifikasi GMP atau standar lainnya seperti ISO 22000,
HACCP, BRC, IFS, dan SQF baru GMP tersebut di terapkan.
D. Cakupan Standar GMP
Prinsip dasar GMP adalah mutu dan keamanan produk tidak dapat
dihasilkan hanya dengan pengujian (Inspection/testing), namun harus menjadi
satu kesatuan dari proses produksi. Oleh karena itu cakupan secara umum
dari penerapan standar GMP adalah:
1. Desain dan fasilitas
2. Produksi (Pengendalian Operasional)
3. Jaminan mutu
4. Penyimpanan
5. Pengendalian hama
6. Hygiene personil
7. Pemeliharan, Pembersihan dan perawatan
8. Pengaturan Penanganan limbah
9. Pelatihan
10. Consumer Information (Education)
E. RUANG LINGKUP GMP
Ruang lingkup GMP mencakup cara-cara produksi yang baik dari
sejak, bahan
mentah
masuk
ke
pabrik
sampai
produk
dihasilkan
lancar.
Lingkungan
yang
demikian
menjadi
tempat
3.
lingkungan.
Sistem pembuangan dan penanganan limbah harus baik dan selalu
dan
fasilitas
pangan
tercemar olehbahaya
pengolahan
selama
fisik,
dalam
biologis,
dan
pangan
harus
dapat
proses produksi
tidak
kimia,
serta
mudah
dibersihkan dan disanitasi.Bangunan secara umum harus memenuhi halhal berikut ini :
Bangunan dan ruangan sesuai persyaratan teknik dan higiene : jenis
produk pangan dan urutan proses.
proses,
ada
sekat
antara
ruang
terpisah
bahan
proses/pengemasan.
1) Disain dan Konstruksi Pabrik
Ruang proses pengolahan meliputi :
untuk
dan
Ruang
pengupasan),
Ruang
proses
penyiapan
bahan
(pemasakan,
(ruang
penimbangan,
penggorengan,
pencucian,
pemanggangan,
lantai
mudah
dibersihkan.
4) Kontruksi Atap dan Langit-langit
Konstruksi dapat melindungi ruangan dan tidak mengakibatkan
pencemaran.
Tahan lama, tahan terhadap air & tidak bocor, bahan tidak
Khusus
untuk
langit-langit
di
ruang
pengolahan
mudah pecah.
Permukaan
mudahdibersihkan.
Pintu diruangan
menyerap air.
Pintu dapat ditutup dan dibuka dengan baik
Pintu ruang proses membuka keluar, sebaiknya dilengkapi tirai
(plastik lembaran).
Pintu ukuran besar
pintu
rata,
yang
halus,
basah
berwarna
dilapisi
untuk kendaraan
bahan
terang,
yang
dilengkapi
tidak
pintu kecil
kasa
pencegah
untuk
serangga
menghindari
yang
mudah
dibersihkan.
7) Kontruksi Penerangan dan Ventilasi
Tempat kerja dan ruang kerja cukup terang.
Ruangan gelap atau remang - remang mengundang masuk dan
bersarangnya hama.
Sumber penerangan harus dilindungi agar tidak menjadi
sumber pencemaran (misal lampu diberi fiber glass/kaca tahan
pecah).
Peredaran udara baik dan dapat menghilangkan uap, gas, bau,
debu, panas.
Ventilasi dapat mengontrol suhu dan udara tidak menjadi
terlalu panas dan bau.
dibersihkan.
8) Kontruksi Gudang
Jumlah cukup : gudang bahan pangan dan non-pangan (bahan
4.
mikroba).
Perlindungan efektif terhadap produk pangan.
Mencegah kerusakan bahan pangan dengan mengatur suhu,
silang.
pangan
Peralatan
seharusnya
diatur
pengolahan
di
desain,
agar tidak
yang
kontak
dikonstruksi
dan
digunakan
mudah dilepas
agar
mudah
dibongkar
dan
bagian-bagiannya
mungkin
hindari
peralatan yang terbuat dari kayu, karena permukaan kayu yang penuh
dengancelah-celah akan sukar dibersihkan. Jika mungkin gunakan peralatan
yang terbuatdari bahan yang kuat dan tidak berkarat seperti bahan
aluminium atau baja tahan karat (stainless steel). Peralatan hendaknya
disusun penempatannya dalam jalur
memungkinkan
proses
pengolahan
teratur
berlangsung
yang
secara
yang
dilengkapi
dengan penunjuk
ukuran
seperti
sanitasi
di
pabrik
bertujuan
serta
peralatan
pengolahan
bersih, sehingga menjamin produk pangan bebas dari mikroba, kotoran, dan
cemaran lainnya
1) Suplai Air
Suplai air harus berasal dari sumber air yang aman dan
jumlalmya
cukup
untuk
memenuhi
seluruh
kebutuhan
api,
boiler,
dan
pendinginan
harus terpisah
dari
air minum.
Untuk menjamin agar air selalu ada, sarana penampungan air
disediakan dan selalu terisi air dalam jumlah yang cukup
Proses
pencucian
atau
pembersihan
sarana
pengolahan
dipisahkan
dari
untuk
fasilitas pencucian/
harus
sumber
air
air
bersih,
dan
sumber
sering
untuk
menjaga
agar
pangan
pembersihan
dilengkapi
dengan
pencucian/pembersihan peralatan.
Kegiatan pembersihan dan sanitasi
cukup
produk
hendaknya
ruangan
dilakukan
dan
peralatan
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan
secara
efektivitasnya
harus
serta
mencakup:
perlengkapan
yang
berkala
serta
dicatat.
(1)
harus
dipantau
Catatan
luasan,
program
benda,
dibersihkan,
ketepatan
(2)
dan
pembersihan
peralatan
atau
karyawan
yang
untuk
menjamin
untuk seluruh
adalah
buah
bersih dalam
karyawan. Jumlah
untuk 10
karyawan
toilet
jumlah yang
yang
pertama, dan
dengan
lokasi
cukup
1
sumber
tidak
buah
air
langsung
dapat masuk.
memasang kawat kasa pada jendela, pintu, dan ventilasi,
mencegah supaya hewan peliharaan seperti anjing dan kucing
melakukan
kontak
kimia,
karyawan merupakan
maupun
fisik.
salah satu
hal
Oleh
karena
itu,
higiene
dalam
bahwa
higiene
karyawan
karyawan
yang
yang
dalam
baik
dapat
pekerjaannya
memberikan
melakukan
hendaknya
berhubungan langsung
karyawan
yang
mikrobanya
dapat
mencemari pangan antara lain: sakit kuning (virus hepatitis A), diare,
sakit perut, muntah, demam, sakit tenggorokan, penyakit kulit seperti
gatal, kudis, dan luka, dsb.
b. Kebersihan Karyawan
Karyawan
selalu
yang
dalam
bekerja
keadaan
di
ruangan
bersih,
mengenakan
baju
kerja
serta
kerja,
penutup
kepala
dan
sepatu.
Perlengkapan
seperti
baju
penutup
kepala,
dan
sepatu
tidak
dibawa
keluar
boleh
dari
meninggalkan
dapat
mencemari
pangan,
atau
mengunyah,
bersin
pangan,
karyawan
tidak
misalnya:
kebiasaan-kebiasaan
merokok, meludah,
atau batuk.
Selama mengolah
arloji, peniti, bros dan perlengkapan lainnya yang jika jatuh ke dalam
produk pangan dapat membahayakan konsumen yang mengkonsumsinya
8. Pengendalian Proses
Cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan proses pengolahan
makanan antara lain adalah sebagai berikut :
menetapkan persyaratan bahan mentah yang digunakan, menetapkan
Cara-cara
tersebut
dipantau, dan
di atas sesudahnya
diperiksa kembali
ditetapkan harus
diterapkan,
yang digunakan,
bagan alir yang sudah baku dari proses pengolahan yang harus
dilakukan,
termasuk:
dihasilkan.
Tahap-tahap
penting
tersebut
misalnya
adalah
suhu
tertentu,
penggorengan
pada
suhu minyak
tertentu,
mengakibatkan
adonan
gagal
menghasilkan
produk yang
bermutu baik. Demikian juga, jika suhu inkubasi untuk suatu proses
fermentasi tidak sesuai maka fermentasi tidak akan berlangsung
dengan semestinya. Oleh karena itu terhadap tahap-tahap seperti ini
perlu dilakukan kalibrasi agar ketepatan proses selalu terjamin. Jika
tahap-tahap
bahaya
penting
bakteri
ini
berkaitan
dengan
pengendalian terhadap
patogen,
misalnya
pemanasan
perhatian
secara
ekstra
hati-hati.
Sebagai
contoh,
pasteurisasi susu pada suhu 63oC selama 30 menit atau pada suhu
72C selama 15 detik dapat memusnahkan bakteri
bakteri
disentri. Oleh
karena
patogen
penyebab
seperti
penyakit
hal
ini
kalibrasi
sedang
ditangani
selama
dalam
proses
kontaminasi
dampaknya
mungkin
tidak
akan terlalu
besar.
Akan
yang
terjadi
adalah
kontaminasi silang
yang
merugikan.
kontaminasi
silang
adalah kontaminasi
produk makanan
yang telah diolah dengan bahan mentah yang masih kotor, atau
kontaminasi
Untuk
produk
mencegah
makanan oleh
peralatan
yang
masih
kotor.
selalu
mencuci
tangan
jika
ruang pengolahan,
permukaan meja kerja, peralatan dan lantai di ruang pengolahan harus
selalu dibersihkan dan didesinfeksi setiap selesai digunakan
untuk
terjadinya
kegiatan
itu
produksi
di
penyimpangan
dilakukan.
suatu
pengawasan ini.Untuk
Demikian
industri sangat
tujuan
yang mungkin
juga
berhasilnya pelaksanaan
ditentukan
pengendalian
terjadi selama
produksi
yang
efektif,
tergantung
pada skala
penanggung
industrinya,
jawab jaminan
mutu
dibutuhkan
yang
minimal
mempunyai
seorang
latar
belakang
demikian
dan
tugas
memperbaikinya
utamanya
jika
adalah
selama
mengawasi
produksi terjadi
upaya
yang terkendali,
tentang
jumlah
karena
hal-hal
dan
sudah
tanggal
berkaitan
produksi,
dengan proses
distribusi
kedaluwarsa. Dokumentasi
dokumen
pengolahan
dan penarikan
yang
baik
dapat
DAFTAR PUSTAKA
Gagan,
Ananda.
2010.