Anda di halaman 1dari 7

MATA KULIAH : DOSEN PENGAMPU :

Kesehatan Ternak drh. Rahmi Febriyanti, M.Sc

MANAJEMEN KESEHATAN TERNAK


KERBAU

Dosen Pengampu:
Drh. Rahmi Febriyanti, M.Sc

Oleh:
Wildan Hanifah
11880120362
5C

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
”Manajemen Kesehatan Ternak Kerbau”.
Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
drh. Rahmi Febriyanti M.Sc selaku dosen mata kuliah Kesehatan Ternak yang
sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka
menambah pengetahuan dan wawasan mengenai manajemen kesehatan ternak
sapi potong. Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang
khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika
terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Pekanbaru, Desember 2020


 

Penyusun
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
I. PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan......................................................................................................................5
II. PEMBAHASAN............................................................................................................6
2.1. Pengertian Kesehatan Ternak dan Manajemen Kesehatan Ternak.........................6
2.1.1. Kesehatan Ternak.............................................................................................6
2.1.2 Manajemen Kesehatan Ternak..........................................................................6
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ternak ruminansia mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan.
Keadaan ini didukung oleh semakin meningkatnya permintaan konsumen
terhadap produk daging maupun susu. Kerbau (Bubalus bubalis) dikenal sebagai
ternak yang tenaganya selalu dibutuhkan dalam lingkungan pedesaan yang
masyarakatnya dominan memiliki sawah. Tenaga kerbau berperan sebagai sumber
pengolah tanah dan penarik gerobak dalam lingkungan petani di pedesaan. Status
ternak kerbau ditunjukkan pada kehadiran dan partisipasi ternak tersebut dalam
kehidupan sosial bermasyarakat (Rukmana, 2003). Namun, kerbau sebagai salah
satu sumber daging yang tidak kalah mutunya dibandingkan dengan sapi sering
dilupakan. Dalam upaya meningkatkan produktivitas ternak kerbau yang
dipelihara diperlukan pertimbangan dan perhatian maksimal dalam masalah
kesehatan. Pentingnya kesehatan ternak sama dengan pentingnya bahan baku pada
industri, kesehatan ternak dapat dijadikan sebagai faktor produksi di dalam
peternakan. Faktor yang menyebabkan rendahnya populasi kerbau secara umum
disebabkan oleh pemeliharaan seadanya dengan sistem pemeliharaan ekstensif
sehingga kurang pemantauan dari pemilik ternak, terutama dalam hal manajemen
kesehatan yang jarang diperhatikan.
Pada umumnya, penyakit yang menyerang hewan ternak terjadi secara
musiman atau secara tiba-tiba. Ternak harus dipelihara dengan manajemen
kesehatan yang baik agar potensi genetik maupun produktivitas maksimal dapat
dicapai. Ternak yang tidak sehat dapat menimbulkan banyak kerugian seperti
pertambahan bobot badan menurun serta produktivitas berkurang.
Beberapa masalah kesehatan ternak dapat dicegah misalnya dengan
sanitasi dan higiene yang baik, pemberian vaksinasi dan juga perlakuan
manajemen kesehatan dengan baik. Namun terdapat beberapa penyakit yang tidak
bisa dikendalikan seperti wabah anthrax. Keberhasilan seorang peternak dapat
diukur dengan sukses tidaknya menerapkan program kesehatan pada ternaknya.
Meskipun dalam hal ini dokter hewan dapat dijadikan konsultan dalam
melaksanakan program kesehatan ternak, tetapi keberhasilan atau kegagalan
program sepenuhnya menjadi tanggungan peternak (Undang Santosa, 2006 dalam
Ismaya, 2016).

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat ditentukan rumusan masalah dari
makalah ini, yaitu:
1. Apa pengertian dari kesehatan ternak dan manajemen kesehatan ternak
kerbau?
2. Bagaimana perencanaan dalam kesehatan ternak kerbau?
3. Bagaimana pengorganisasian dalam kesehatan ternak kerbau?
4. Bagaimana kepemimpinan/leading dalam kesehatan ternak kerbau?
5. Bagaimana pengendalian penyakit dalam kesehatan ternak kerbau?

1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, terdapat tujuan dari pembuatan makalah
sebagai berikut:
1. Untuk memahami dan mengetahui pengertian dari kesehatan ternak dan
manajemen kesehatan ternak sapi potong.
2. Untuk memahami dan mengetahui perencanaan dalam kesehatan ternak
kerbau.
3. Untuk memahami dan mengetahui pengorganisasian dalam kesehatan ternak
kerbau.
4. Untuk memahami dan mengetahui kepemimpinan/leading dalam kesehatan
ternak kerbau.
5. Untuk memahami dan mengetahui pengendalian penyakit dalam kesehatan
ternak kerbau.
II. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kesehatan Ternak dan Manajemen Kesehatan Ternak


2.1.1. Kesehatan Ternak
Menurut UU No.18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan
Hewan, kesehatan ternak adalah segala urusan yang berkaitan dengan
perlindungan sumber daya hewan, kesehatan masyarakat dan linkungan serta
penjaminan keamanan produk hewan, kesejahteraan hewan dan peningkatan akses
pasar untuk mendukung kedaulatan, kemandirian dan ketahanan pangan asal
hewan. perawatan hewan, pengobatan hewan, pelayanan kesehatan hewan,
pengendalian dan penangulangan penyakit hewan, penolakan penyakit, medik
reproduksi, medik konservasi, obat hewan dan peralatan keseharan hewan serta
keamanan pakan. Sedangkan menurut WHO (World Health Organiation), sehat
merupakan suatu status sejahtera dimana suatu individu yang sadar akan
kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan normal dalam hidup, dapat
bekerja secara produktif dan bermanfat, serta dapat berkontribusi bagi
lingkungannya. Kesehatan ternak kerbau dapat diartikan sebagai suatu status
kondisi tubuh hewan/ternak dengan seluruh sel yang menyusunnya dan cairan
tubuh yang dikandungnya secara fisiologis berfungsi normal.

Gambar 2.1. Kerbau

2.1.2. Manajemen Kesehatan Ternak


Manajemen kesehatan ternak dapat diartikan sebagai proses perencanaan,
perorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian faktor-faktor produksi melalui
optimalisasi sumberdaya yang dimilikinya agar produktivitas ternak dapat
dimaksimalkan, kesehatan ternak dapatdioptimalkan dan kesehatan produk hasil
ternak memiliki kualitas kesehatan sesuai dengan standar yang diinginkan.
Manajemen kesehatan ternak akan membantu kesehatan ternak yang optimal
sehingga mempengaruhi tercapainya kesehatan ternak dengan produktivitas
(performance produksi ataupun performance penampilan) yang diinginkan
(Samal, 2015). Ada dua hal yang harus diperhatikan agar tujuan manajemen
kesehatan ternak mampu menghasilkan tujuan organisasi.
1. Kompetensi keilmuan khususnya manajer (dokter hewan) dan paramedic
atau pekerja lain yang memiliki kompetensi dasar dalam bidang
pengendalian penyakit.
2. Kompetensi dalam manajemen produksi dan pengendalian penyakit.
Manajemen kesehatan ternak harus melalui suatu proses yaitu suatu cara
yang sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Untuk suatu kegiatan-
kegiatan tertentu, proses kegiatan harus berdasarkan prinsip-prinsip efisiensi
produksi dan ekonomis serta penggunaan semua sarana dan prasarana secara
efektif dengan kaidah yang lazim berlaku dalam kesehatan dan kesejahteraan
ternak. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan tersebut maka diperlukan sifat
interaktif dari proses manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian, serta manajemen kesehatan dan pengendalian
penyakit.

2.2. Perencanaan dalam Kesehatan Ternak Kerbau

Anda mungkin juga menyukai