Modul Metode Perencanaan Wilayah
Modul Metode Perencanaan Wilayah
Modul Metode Perencanaan Wilayah
METODE PERENCANAAN
PENGEMBANGAN WILAYAH
Diabstraksikan oleh;
Prof Dr Ir Soemarno MS
Bahan kajian MK. Metode Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
PM PSLP PPSUB 2010
(4). Prasarana
Prasarana seperti jalan, suplai air, drainase, listrik dan lainnya merupakan
sarana pembangunan pertanian, distribusi dan fasilitas yang terkait dengan kehidupan
pedesaan perlu diketahui dan dijadikan bahan perencanaan.
(5). Organisasi dan kelembagaan
Kalau prasarana merupakan perangkat kerasnya maka organisasi dan
kelembagaan sebagai perangkat lunaknya. Keadaan ini meliputi organisasi dan
kelembagaan dalam bidang pertanian, pembangunan pedesaan, manajemen, produksi
dan kehidupan.
Bagan Gambar 1.1 menyajikan lingkup kerja yang terbagi menjadi empat
bagian, mulai dari identifikasi masalah hingga identifikasi proyek.
1.2. Unit kerja 2 bertugas menetapkan nilai-nilai target pembangunan jangka
panjang propinsi secara keseluruhan. Oleh karena itu perlu ditetapkan tujuan rencana
berdasarkan maslaah-masalah yang telah diketahui pada unit kerja-1 dan ditetapkan
nilai- nilai target secara sistematis untuk mencapai tujuan. Lima hal yang penting
untuk menetapkan target jangka panjang propinsi secara keseluruhan:
(1). Target pendapatan (sektor pertanian)
Biasanya merupakan target terpenting dari pembangunan, yaitu meningkatkan
pendapatan pertanian propinsi. Dengan kata lain meningkatkan tingkat
pendapatan rata-rata petani (Rp/orang).
(2). Target produksi pertanian, merupakan target ekonomi terpenting dari
pengembangan pertanian, yaitu meningkatkan produksi pertanian propinsi secara
keseluruhan.
(3). Target lapangan kerja pertanian, dinyatakan dalam bentuk perbandingan
penduduk yang berkeja dengan jumlah penduduk atau penduduk pertanian dan
seperti halnya dengan butir (1) dan (2), merupakann target penting pembangunan
sosial dan ekonomi (dinyatakan dalam persentase).
(4). Target pemerataan, merupakan pembagian manfaat pembangunan secara adil dan
merata dalam bentuk pemerataan pendapatan, kesempatan kerja, pendidikan,
pelayanan kesehatan, partisipasi dalam epembangunan, sandang pangan,
perumahan, dan kesempatan epembangunan (pemerataan pendapatan dinyatakan
dalam bentuk Rp/orang).
(5). Target perbaikan taraf sosial. Tujaun akhir dari pembangunan ialah perbaikan
kesejahteraan dan penentuan target ini mempunyai arti yang penting dan
komprehensif.
1.3. Unit kerja 3, berfungsi menentukan cara-cara pembangunan yang efektif
menurut wilayah/unit geografis dan menurut tahap- tahap pembangunan.
Ada beberapa hal yang merupakan materi dari strategi pembangunan, yaitu:
(1). Rencana penunjukan zone. Ini merupakan kerangka bagi tataguna lahan sebagai
alat untuk mencapai tujuan masa depan dan merupakan pendekatan terhadap
masalah mendapatkan lahan pertanian yang perlu untuk mencapai tujuan sosial
dan ekonomi yang telah ditetapkan.
(1). Mencari kunci pemecahan masalah, misalnya apa masalahnya dan apa yang perlu
diperbaiki. Ini disebut pendekatan deduktif
(2). Pendekatan induktif, bertolak dari masa mendatang mencari langkah-langkah
pemecahan atas apa yang diinginkan di masa mendatang.
Satu hal yang perlu diputuskan sebelum memilih pendekatan di atas, yaitu
menetapkan tujuan pembangunan. Ini akan menjadi jelas kalau dilakukan
pengkajian dan diskusi tentang tujuan apa yang ingin dicapai dengan pembangunan.
Sebagai contoh para perencana di daerah menginginkan bahwa tujuan pembangunan di
daerah adalah peningkatan pendapatan dan selanjutnya perbaikan kesejahteraan rakyat,
sedangkan pemerintah pusat lebih cenderung menginginkan sebagai tujuan adalah
peningkatan produksi.
2.3. Target kerja perencanaan
Misalnya target pembangunan pertanian regional ialah peningkatan
pendapatan regional. Dalam hal ini perlu dikaji apa masalahnya secara deduktif, dan
bagaimana eharusnya keadaan di masa mendatang yang dikaji secara induktif, berapa
peningkatan pendapatan dapat direncanakan atau perlu direncanakan dengan
menetapkan berbagai cara dan kerja pembangunan.
2.4. Kerangka berfikir
Bagan berikut menunjukkan jalannya kegiatan perencanaan. Kerangka makro
pembangunan pertanian regional perlu dibuat berdasrakan penguasaan atas keadaan
daerah yang bersangkutan melalui pendekatan deduktif dan keadaan di masa datang
melalui pendekatan induktif. Kemudian dilakukan evaluasi mengenai efek dan
kapasitas masing-masing cara pembangunan dan cara pembangunan yang mempunyai
efek dan kapasitas yang cukup.
Jika tujuan pembangunan yang ditetapkan yaitu peningkatan penda patan,
maka pertama-tama haruslah diketahui keadaannya pada saat ini, kemudian target di
masa mendatang perlu ditetapkan.
Kerangka makro dibuat untuk mengkaji prospek jangka panjang secara
keseluruhan untuk menjembatani perbedaan ini. Strategi adalah untuk menetapkan
bila dan dimana cara yang paling efektif dan mungkin dilaksanakan berdasarkan
prospek di atas.
2.5. Cara dalam praktek
Bagan berikut memperlihatkan urutan kerangka makro dan strategi dalam tiga
tahap. Kegiatan ini dilakukan dalam tiga tahap karena: (1) tahapan yang lebih banyak
akan menghasilkan tujuan yang lebih baik dan komprehensif, (2) jika tujuannya hanya
meningkatkan tingkat pendapatan pertanian rata-rata maka dengan selesainya tahap
pertama kita dapat maju ke langkah berikutnya, yaitu identifikasi proyek.
Sekarang
Pembuatan
kerangka
Makro
Strategi
Masa depan
Ok?
Kapasitas
dan efek
pembangunan
tidak
ya
Identifikasi
proyek
Penentuan
strategi
Evaluasi
kapasitas
Efek
Identifikasi
proyek
Metodologi 1
Target
peningkatan
pendapatan
pertanian -
Analisis zona
tanaman/
produksi -
Tanah
Tenaga
kerja
Peningkatan
produksi
- Reklamasi
-Perbaikan
Tanaman yg te
-Pemilihan
tnm prioritas
-Target
produksi
pertani
-Juml
usahatani
menurut
pola
manajemen
-cara
peningkatan
produksi
-Biaya
pembang
-Teknik
-Hemat
biaya
-Income
usahatani
-Model lokasi
pola
bercocok
tanam
Metodologi 2
Zona
suplai
dan
permin
taan
yg
optimum
Metodologi 3
Zona
kehidupan
pedesaan
-Perbaikan
sistem
manajemen
produksi
Target
pemerataan
pendapatan
Menurut
pola
manajemen
Analisis zona
produk
-Pengerahan
Konsumsi
Berbagai
si/konsumsi
Model penda
patan menu
tenagakerja
-Struktur
basis
Distribusi
pendapatan
kegiatan yg
berhubungn
dg produksi;
-Menurut
daerah
-Tingkat
pendapatan
/jnis indstri
rut daerah
ekonomi
Tenaga
Target
peningkatan
kesejahteraan
Tingkat
pelayanan
umum
Peningkatan
kemampuan
daya
beli
penduduk
Pembangu
nan regional
kompre
hensif
tingkat
income;
industri
-Sumber
pembiaya
an pertanian
kerja
pemba
ngunan
distribusi
dan penjual
an hasil
Analisis zona
Pengerahan
Perbaikan
Semua
produksi/kon
sumsi
-Model yang
seimbang
sumbersumber
Transformasi
kompre
hensif
Peningkatan
kegiatanyg
brhubungan
dengan
aspek
antara
struktur
industri dan
struktur basis
kesejahte
raan
Perbaikan
industri dan
pemu kiman
Sumber
pembi
ayaan lokal
3. PROSES PERENCANAAN
sosial
kehidupan
sosial
pemukiman
Keadaan sumberdaya alam dan lahan : tanah, iklim, hidrologi, topografi, tata guna
tanah, tata air dan lainnya.
b. Keadaan sosial dan tingkat kesejahteraan masyarakat: keadaan sposial masyarakat,
penduduk, lingkungan hidup, desa, dan lainnya.
c.Keadaan ekonomi dan industri: zona ekonomi, pertanian, industri/kerajinan dan
lainnya
d. Keadaan prasarana dan faislitas: pengangkutan, komunikasi, sarana penunjang
produksi, lingkungan hidup dan lainnya.
e.Keadaan organisasi dan kelembagaan: administrasi, keuangan, program yang terkait
dan lainnya.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
4.3. Aktivitas
Perlu dikumpulkan semua data dan informasi yang berhubungan
Pelaksanaan survei khusus yang betul-betul diperlukan (survei sampel, survei
pengeluaran rumahtangga dan lainnya)
Penyusunan data-data pada kartu dan peta dengan ukuran tertentu
Analisis lokasi dan keadaan tanah (ciri-ciri regional, keadaan tanah dan lainnya)
Pengolahan dan analisis data statistik masa lalu hingga saat ini (minimal 5 tahun,
kalu mungkin 10-15 tahun).
Pengujian reliabilitas data.
4.4. Hasil
a. Masalah-masalah dikumpulkan dan dibuat daftarnya
b. Peta hubungan kausal antar masalah
c.Bahan-bahan perencanaan untuk menentukan
pembangunan
batas-batas
kemungkinan
d.
e.
4.5. Catatan
Data perlu disusun sedmeikain rupa sehingga berguna untuk perencanaan masa
depan. Dengan demikian "pendekatan" adalah pada data yang akan berguna
untuk kegiatan selanjutnya.
b. Karena hasil-hasil yang diperlukan akan merupakan faktor penting dalam
epenentuan kemungkinan pembangunan maka data input haruslah mempunyai
reliabilitas dan ketelitian yang tinggi. Lebih jauh data tersebut haruslah dapat
menambah data-data baru selagi proyek sedang berjalan.
c.Kalau data yang relevan tidak tersedia dan proyek tidak dapat berjalan tanpa data
tersebut, maka perlu dimasukkan data tentatif.
a.
Tabel 2.
Kategori
Bidang Survei
A. Keadaan alam dan Tanah
Analisis
a.1. Tanah
Analisis Model
a.2. Iklim
Hidrologi
&
Penginderaan Jauh
Drainase
(sistem;
fasilitas;
ekonomi pengusahaan; DLL
pengelolaan;
Analisis
kependudukan
populasi
10
Analisis masyarakat
Tingkat
pelayanan
perpustakaan;
ruang
pertemuan; gelanggang
Tingkat pelayanan
Tingkat pelayanan
Tingkat pelayanan
Tingkat pelayanan
Tingkat pelayanan
Tingkat pelayanan
Tingkat pelayanan
Tingkat pelayanan
Tingkat pelayanan
Penelitian kompre hensif
atas unit perkam pungan.
C.2. Pertanian
Pembedaan
program
regional income
Pemerataan pendapatan
Potensi produktivitas
11
C.3. Industri
lain
Kaitan
pertanian
Kaitan
pertanian
Kaitan
pertanian
Kaitan
pertanian
Kaitan
pertanian
12
D.2. Fasilitas
dasar
produksi
D.3. Fasilitas
Dasar
kehidupan
Mudahnya dicapai
Tingkat pengadaan
-"-
E. Keadaan
E.1. Pemerin
tahan dan keuangan
Rasionalitas
Kapasitas investasi
E.2. Program
terkait
Kaitan
program
dengan
13
Masalah
Tingkat kesuburan tanah rendah
Defisit air tanah
Tanah sering longsor
Jalan ke ibukota kecamatan jelek
Hasil bumi sulit dipasarkan
Potensi
Lahan cukup luas; tersedia
rabuk kandang; air hujan
Masyarakat tahu terasering
Tersedia batu; masyarakat
bersedia gotongroyong
Mutu hasil bumi segar
cukup baik
Dirasakan
Sangat
parah
Mengham
bat pening
Menimbul
kan
Sulit
dipecah
Jmlah
Prioritas
14
banyak
& men
Katan
Kendala
orang
desak
income
lain
Kan
sendiri
skor
1.Tanah
longsor
2.Jalan tanah
jelek
3.Pemasraan
hasil
pertanian sulit
4.Banyak
diare pada
musim hujan
5.Kurang air
bersih
pada musim
kemarau
6............
usaha-usaha
15
16
b.
Dalam kedua hal di atas kesesuaian dengan angka target dicek dengan
distribusi dan usaha memajukan usahatani yang berada dalam berbagai kendala, yaitu
17
produksi, kebutuhan tenaga kerja dan lain-lain bagi masing-masing jenis usaha
pertanian.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini, yaitu: Aspek produksi (per
jenis tanaman, jumlah produksi, teknologi produksi dan jenis usaha pertanian,
pemasaran dan sistem distribusi) dan aspek bagaimana memperbaiki struktur pertanian
regional.
5.8. Cara menentukan target
Gambar 3 dan 4 berikut ini menyajikan prosedur menentukan angka target
pembangunan regional (sektor pertanian) dengan prioritas perbaikan pendapatan
pertanian dengan tetap mengingat bahwa perbaikan manajemen usahatani perlu
direncanakan secara strategis. Dengan cara ini perlulah diramalkan lebih dahulu
penduduk daerah yang bersangkutan di masa depan.
Selanjutnya diramalkan
permintaan pada hasil pertanian di daerah tersebut. Kemudian permintaan luar daerah
atas hasil-hasil epertanian terpenting diperoleh melalui studi pemasaran. Lebih jauh
permintaan akhir atas produksi pertanian (menurut jenis komoditi penting) di daerah
ini akan diperoleh dengan menentukan ratio swasembada daerah tersebut.
Selanjutnya, berdasarkan jumlah ependuduk di masa mendatang, target
lapangan kerja pertanian daerah yang bersangkutan akan ditentukan berdasarkan
rasio lapangan kerja melalui ramalan lapangan kerja industri lain. Perhitungan ini
akan membentuk angka ramalan jumlah permintaan atas produksi pertanian dan juga
ramalan penawaran tenaga kerja pertanian. Pada pihak lain, melalui jenis usaha
pertanian, target pendapatan masing-masing pola ditentukan. Kemudian diperkirakan
target produksi di masa datang disertai biaya dan perkiraan harga produksi.
Dengan perhitungan seperti di atas, akan dapat diperoleh ramalan volume
produksi epertanian per unit usahatani yang didasarkan pada target penda patan dan
epermintaan tenaga kerja menurut masing-masing jenis usaha pertanian. Perhitungan
terakhir adalah menentukan jumlah unit usahatani menurut jenisnya di daerah tersebut
yang diseimbangkan dengan ramalan jumlah permintaan produksi epertanian dan
ramalan jumlah suplai tenagakerja dan komposisinya.
Jika tujuan kerangka makro adalah meningkatkan produksi pertanian,
pendapatan epertanian, kesempatan ekerja, dan epemerataan distribusi ependapatan
serta peningkatan kesejahteraan, maka yang tiga pertama dapat dihitung sesuai dengan
model.
18
6. PENENTUAN STRATEGI
6.1. Tujuan
Tujuan penentuan strategi adalah menentukan bagaimana merealisasi target
yang telah ditentukan, bagaimana caranya, bila dan dimana pelaksanaannya. Ada
berbagai cara yang dapat digunakan untuk merealisir target tersebut, dan dari berbagai
cara tersebut diadakan evaluasi dan dipilih cara yang paling efektif sesuai dengan
kondisi yang dihadapi (target, berupa angka dan waktu, lingkup perencanaan dan
lainnya) kapasitas yang ada (fisik, ekonomi dan sosial) dan akhirnya perlu ditentukan
arah proyek pembangunan secara nyata dalam waktu dan ruang.
6.2. Aktivitas
Konfirmasi dan penentuan kondisi yang dihadapi
Analisis kapasitas pembangunan
Pengembangan cara-cara untuk mencapai target
Pengumpulan dan pengaturan kebutuhan-kebutuhan pemba ngunan menurut sektor
dan bidang
e. Pemilihan dan evaluasi rencana-rencana strategi alternatif.
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
6.3. Hasil
Pengembangan target dan langkah-langkah pembangunan menurut sektor dan
bidang
Pentahapan proyek pembangunan dan penguraian pembangunan masing-masing
tahap
Penentuan zona-zona daerah pembangunan khusus dan prioritas, penggunaan
tanah, penyiapan fasilitas dan lainnya.
6.4. Catatan
Kenapa strategi diperlukan? Kalau lingkup perencanaan berkembang, targettarget juga meningkat dan cara-cara yang perlu digunakan juga meningkat dengan
pesat. Dalam hal ini cara-cara yang berpengaruh positif untuk serangkaian sasarancara tertentu dapat berpengaruh negatif terhadap tujuan lain. Misalnya mekanisasi
efeknya adalah positif untuk peningkatan produktivitas dan produksi, tetapi negatif
dalam hal peningkatan kesempatan kerja.
Oleh karena itu dalam sistem sasaran-cara yang kompleks perlu ada
pertimbangan-pertimbangan strategis mengenai saling adanya penyesuaian, urutan,
pentahapan waktu, dan pelaksanaan yang serasi di masing-masing daerah.
Untuk menetapkan strateghi, rencana biasanya dibuat berdasarkan asumsi
untuk menghadapi kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan dalam lingkup
proyek, atau dengan merumuskan strategi yang cukup fleksibel sehingga perubahanperubahan tersebut di atas dapat diatasi.
6.5. Urutan perencanaan
Gambar 6 menunjukkan proses penentuan strategi yang terdiri dari empat
langkah sbb:
(1). Pemahaman sasaran dan kapasitas yang ada. Analisislah sampai ke langkahlangkahnya sehingga Saudara mengerti hubungan kausal antara tujuan dan cara.
19
20
Pelajarilah kasus-kasus masa lalu atau kasus-kasus yang sama di lain daerah. Ini
bersifat empiris dengan kesalahan-kesalahan yang relatif kecil. Akan tetapi kalau
hanya meniru berarti tidak ada kemajuan. Dalam hal ini masalahnya perlu
digeneralisir dan dikaji secara teoritis berdasatrkan epengetahuan yang diperoleh
dari pengalaman, dan kemudian difikirkan aplikasinya pada masing-masing kasus.
6.6.2. Pengaturan dan klasifikasi cara-cara
Cara-cara yang diperoleh pada (3.1) berbeda-beda ruang lingkup, bidang,
tingkatan dan lainnya sesuai dengan obyeknya, oleh karena itu perlu disistematisir
dengan pengklasifikasian. Dalam hal ini perlu diulang pertanyaan "Kenapa metode ini
perlu?". Juka kita mabil cara tertentu, maka haruslah ditemukan tujuan yang lebih
konkrit jadi tidak hanya terikat pada tujuan utama. Dengan melakukan ini pada semua
cara, maka akan dihasilkan bagan sistem hubungan sasaran-cara sbb:
Tujuan
-------<------- Cara
kenapa?
Tujuan
---
----<---- Cara
kenapa?
21
Efek sosial
Efek fisik
Efek-efek ini perlu dinyatakan se-konkrit dan se-kuantitatif mung kin. Tidak
berarti mengabaikan efek kualitatif tetapi cobalah memikirkan efek kualitatif secara
kuantitatif. Misalnya efek "pengolahan tanah" dapat dinyatakan secara kuantitatif
melalui perbedaan antara kenaikan produksi pada kondisi pengolahan tanah
maksimum dan pada kondisi tanpa pengolahan tanah. Akan tetapi hal ini belum tentu
merupakan evaluasi yang tepat kecuali kalau efek-efek tambahan seperti kenaikan
kesempatan kerja dan sumbangan pada pembangunan sosial dipertimbangkan secara
kuantitatif.
(2). Kapasitas
Untuk melaksanakan cara tertentu maka keadaan hendaklah dijaga jangan
sampai ke luar melebihi kapasitas pembangunan, kalau tidak keseimbangan masyarakat
dan perekonomian akan terganggu. Bagan berikut membagi kapasitas pembangunan
menjadi tiga bagian, yaitu sosial, ekonomi dan fisik. Kapasitas tidak epernah tetap,
tetapi berubah sesuai dengan perubahan waktu dan lingkungan. Usaha-usaha untuk
me-ngembangkan batas atas kapasitas dan menaikkan batas bawahnya melalui rencana
pembangunan adalah sangat penting.
6.8. PENETAPAN STRATEGI
(Pentahapan waktu dan alokasi spatial dari cara- cara untuk
mencapai target)
Masing-masing cara yang diusulkan sebelumnya dan setelah dievaluasi dapat
menjadi strategi pembangunan yang konkrit. Dalam hubungan ini harus diperhatikan
hal-hal berikut:
6.8.1. Pentahapan waktu dari cara
- Berapa lama jangka waktu efektif masing-masing cara?
- Berapa % target ingin dicapai untuk amsing-masing tahun target?
Bolehkan di bawah target?
- Apakah target menginginkan efek yang cepat atau efek bertahap?
6.8.2. Alokasi spatial dari cara
- Apakah cara sesuai dengan keadaan setempat?
- Apakah efek akumulasi spasial dapat diharapkan?
- Berapa jauh efek/pengaruh spatial?
- Apakah dilakukan penyesuaian-penyesuaian penggunaan tanah dengan
sektor-sektor lain?
Sebagai Teladan, berikut ini disajikan teladan
pembangunan pertanian di Sulawesi Selatan.
22
Strategi 1. Metode produksi yang paling baik melalui produksi yang tepat di
tanah yang cocok
Jenis Usaha
Jenis
tani
---->--------- tananam
Keadaan
-------<------ tanah
Strategi 2. Metode produksi yang stabil melalui wilayah suplai dan kon sumsi
yang optimum
Wilayah
SuplaiWilayah
konsumsi ---->----------permintaan -------<------- produksi
Strategi 3. Pengembangan tingkat kesejahteraan dengan penetapan wilayah
pemukiman
Pemukiman
Desa
Pertanian
--------->---- Pertanian -------<-------
23
Sektor
Pertania
n
Distribus
Sosial
Cara
pembangunan
Bercocok tanam
Tahap 1
Target
Zona
Anggaran
Tahap 2
Realisasi
Target
Persiapan dasar
Teknik
usahatani
Fasilitas
distribusi
Jaringan
transportasi
Fasilitas sosial
RENCANA
7.1. Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah untuk menetapkan tugas-tugas pembangunan yang
diprioritaskan yang dikaji dari berbagai langkah strategi untuk mencapai tujuan
pembangunan. Untuk itu dilakukan penelitian, pemilihan dan penentuan proyekproyek yang memberikan harapan melalui penilaian dan pengkajian tingkat
prioritasnya dari berbagai sudut pandangan.
7.2. Aktivitas
- Pengelompokkan strategi pembangunan menurut jangka waktu (panjang,
menengah, pendek) dan kajian-kajian yang lebih rinci
- Perumusan program berbagai jenis pembangunan
- Penguraian terinci materi dan rancangan pembangunan masing-masing
daerah
- Evaluasi proyek dan penentuannya
- Kegiatan masa mendatang yang perlu dipertimbangkan.
Proses perencanaan identifikasi proyek mengandung tiga langkah pokok,
yaitu:
(1). Menyiapkan konsep pembangunan jangka panjang, jangka menengah dan jangka
pendek, dengan menguraikan cara-cara pembangunan menurut daerah dan
tahapan seperti yang dibicarakan dalam epenentuan strategi pembangunan yang
sistematis.
(2). Menemukan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang dapat dijadikan obyek
investasi pada periode awal penyiapan rencana di atas. Hal- hal yang perlu
disiapkan untuk evaluasi adalah: (a). Jenis kegiatan dan arah penyiapan; (b).
Uraian garis besar kegiatan; (c). Penerima manfaat; (d). Metode pembangunan;
(e). Kegiatan-kegiatan lainnya.
24
(3). Menyiapkan daftar proyek yang dipilih berdasarkan evaluasi. Pada tahap ini perlu
diperjelas materi-materi untuk kegiatan-kegiatan masa depan bagi pengembangan
proyek.
7.3. Hasil
-
2
Alasan
masalah
(=penyebab)
3
Sumberdaya yg dapat
dipakai
memecahkan
masalah
(=potensi)
untk
jaraknya 10 km
Curah hujan tinggi pd
2.Jalan desa
jelek
Belum diperkeras
musim hujan
Orang siap gtong
royong
Batu untuk landasan
4
Alternatif
mungkin
diambil
yg
(=alternatif proyek)
Pembangunan pipa
air
bersih
5
Tndakan yang
layak
(=Usulan
proyek)
Pembangun an
bak penampung
air
hujan
jalan
Pengerasan
jalan
25
dan becek
bila hujan
pembangunan slran
drainase
Pengaspalan jalan
Pembangunan
slrn drainase
terasering &
penguatan lereng
Terasering lahan
miring
secara padat
karya
Terasering
dengan
gotongroyong
/padat karya
Tenagakerja tersedia
Penghijauan
Penghijauan
gtong royong
3.Tanah
longsor sering terjadi
4. dst
26
1. Pendahuluan
Perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan (kontinyu),
berkelanjutan, sejak dari tahap survei hingga tahap pengamatan. Perencanaan fisik
merupakan bagian atau alat organisasi masyarakat dan pengawasan atau kontrol
penggunaan sumberdaya lahan. Pada kenyataannya proses perencanaan merupakan
kegiatan yang tidak pernah selesai, karena selalu memerlukan peninjauan ualng atau
pengkajian , guna memberikan umpan balik dalam proses evaluasi. Dalam proses
penentuan alternatif , pemilihan alternatif dan evaluasi diperlukan analisis yang
seksama.
Analisis adalah uraian atau usaha mengetahui arti sutau keadaan. Data,
informasi atau keterangan mengenai suatu keadaan diurai dan dikaji hubungannya
satu sama lain, diselidiki kaitan yang ada antara yang satu dengan yang lainnya.
Analisis wilayah (regional) ialah cara melihat berbagai faktor perkembangan dalam
skala wilayah. Dalam hal analisis daerah, daerah dapat didefinisikan sebagai suatu
wilayah yang batasannya ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu tujuan, sekala, dan
proses. Tujuan sangat besar pengaruhnya terhadap proses perencanaan.
Pertanyaan untuk apakah? dan untuk Siapa dilakukan perencanaan ?,
menunjukkan peranan "tujuan"
dalam perencanaan.
Pada setiap pembuatan
perencanaan, perencana harus sudah mengetahui atau menetapkan tujuannya dan untuk
siapa perencanaan dibuat. Dalam konteks ini, proses perencanaan dapat diartikan
sebagai suatu usaha memaksimumkan segala sumberdaya yang ada pada suatu
wilayah atau negara untuk tujuan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
penduduknya. Untuk dapat menerapkan asas memaksimumkan manfaat segala
sumberdaya dengan meminimumkan dana masyarakat, diperlukan kemampuan analisis
atas kedua faktor yang tidak saling menenggang tersebut.
Skala perencanaan mempunyai peranan penting pula. Secara teori, perencana
dapat mencakup seluruh dunia, atau lebih kecil ialah batas wilayah negara. Sebagai
contoh, dapat dikemukakan perencanaan daerah aliran sungai yang menembus batas
wilayah negara.
Pada umumnya kita memepersoalkan perencanaan dalam skala nasional,
wilayah dan setempat. Setiap cita-cita dan tujuan suatu negara dituangkan dalam
rencana /rancangan nasional yang kemudian dipecah-pecah ke dalam rancangan
wilayah. Dalam pelaksanaannya ke sasaran terakhir, rancangan wilayah diterjemahkan
ke dalam rencana setempat. Dari sini terlihat, rancangan daerah meuupakan jembatan
antara rancangan nasional dan setempat.
Faktor perencanaan lainnya ialah proses. Daerah maupun kota selalu berubah.
Keadaan sosial akan berubah, lambat atau cepat. Bebagai perubahan ini tentu saja
akan berpengaruh pada ekonomi masyarakat, sehingga selanjutnya berpengaruh pula
27
pada keadaan fisik daerah/kota. Daerah atau kota yang mengalami urbanisasi besar,
mengalami perubahan ekonomi dan fisik yang juga bergerak dengan cepat. Pulau Jawa
dan beberapa kota besar di Indonesia merupakan teladan yang bagus. Pola dan laju
proses perkembangan masyarakat, ekonomi, plitik dan lainnya dapat dikaji untuk
dijadikan
bahan pertimbangan pokok bagi penentuan kebijakan perencanaan.
Kebijakan ini menyangkut beberapa aspek penting. Selain menentukan Apa yang
dikembangkan, juga harus menentukan BAGAIMANA, KAPAN, dan BERAPA
BESAR pengembangannya. Melihat pola dan laju perkembangan penduduk, seorang
perencana kota misalnya akan dapat menentukan segala kebutuhan yang diperlukan
pada 10 tahun mendatang. Hal ini sudah mencakup pertanyaan apa dan kapan. Dalam
perencanaan, hal tersebut belumlah cukup dan masih harus dilengkapi dengan
pengetahuan "berapa besar" pengembangan yang sebenarnya dibutuhkan , dan
"bagaimana" mewujudkannya.
Berbagai kesulitan akan dihadapi dalam pekerjaan analisis, terutama yang
menyangkut data, definisi daerah atau kota, penentuan batas daerah perencanaan dan
lainnya. Dalam pekerjaan analisis, seringkali dihadapi berbagai kesulitan a.l.
ketersediaan data dan penentuan daerah perencanaan.
Ketersediaan data.
Data tidak selalu tersedia seperti yang diingini oleh kepentingan analisis.
Keadaan ini terutama dijumpai di Indonesia, yang sistem pencatatan datanya masih
beragam. Bahkan dalam suatu daerah pun, misalnya propinsi, terdapat perbedaan
pencatatan. Contohnya dalam hal data penduduk, terdapat kabupaten atau kecamatan
yang mencatat jumlah penduduk terinci menurut golongan umur , sedangkan lainnya
mencatat menurut golongan umur lima tahunan bahkan ada yang merinci dengan
sebutan anak-anak, dewasa dan tua.
Penentuan daerah perencanaan.
Daerah perencanaan tidak selalu terikat pada wilayah administrasi daerah.
Kadangkala daerah perencanaan didasarkan atas aspek fisik, misalnya daerah
perencanaan aliran sungai, daerah perencanaan persawahan pasang-surut, wilayah
pembangunan.
1.2. Survei
Survei merupakan tindakan awal dari sutau proses riset atau penelitian dan
biasnaya mengandung maksud untuk "pengumpulan data". Tahapan pengumpulan data
ini merupakan sarana pokok untuk menemukan penyelesaian suatu masalah secara
ilmiah. Penelitian merupakan penyelidikan dan epengujian yang amat kritis dan teliti
guna menanggapi dan memecahkan suatu masalah. Kesukaran umum pada proses
pemecahan masalah lazimnya berkisar pada dua sebab, yaitu
(1) Orang kurang mampu menggunakan cara pemecahan atau cara epenyelesaian
masalah tersebut. Hal ini karena beberapa faktor, seperti kurang tajam dan
kurang obyektifnya cara berfikir, kurang cerdas, kurang memiliki kemampuan
psikis untuk berfikir secara rasional, tidak cukup memiliki ketrampilan teknis,
tidak cukup memiliki ketrampilan sosial untuk menaggapi berbagai masalah
sosial, dan sebagainya. Keadaan seperti ini disebut sebagai "kekurangan formal"
atau kekurangan yang bersifat metodologis.
28
(2). Disebabkan oleh kurangnya jumlah fakta yang ada hubungannya dengan
permasalahan yang tengah dihadapi. Hal ini disebut sebagai "kekurangan bersifat
materi" (Kartono, 1976).
1.2.1. Pengumpulan Data
Riset merupakan kegiatan ilmiah yang sistematik, terarah dan bertujuan.
Dengan demikian bukan merupakan pengumpulan data yang secara kebetulan, tetapi
menghimpun data dan informasi yang relevan. Dalam kegiatan ini perhlu diperhatikan
beberapa hal sbb: (1) Jenis data, (2) tempat diperolehnya data, (3) cara memperolehnya,
(4) jumlah data yang harus dikumpulkan agar mencukupi kebutuhan (cukup, memadai,
dan tepat).
Jenis Data
(1). Data kuantitatif, yaitu data yang dapat diselidiki secara langsung dan dapat
dihitung dengan menggunakan cara sederhana.
(2). Data kualitatif, data yang tidak dapat diselidiki secara langsung dan hanya dapat
diukur dengan cara tidak langsung, seperti misalnya tingkat inteligensia,
ketrampilan, kejujuran, dan lainnya.
Sumber data
Dua macam sumber data yang lazim dilibatkan adalah sumber lapan gan dan
sumber dokumenter.
1.2.3. Teknik pengumpulan data
(1). Teknik Komunikasi
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengumpul data, sedangkan pihak
lain yang dihubungi bertindak sebagai ionforman. Dengan teknik ini terjadi
komunikasi tanya-jawab, baik secara lisan maupun tertulis. Oleh karena itu perlu
diusahakan agar pihak informan mau dan dapat mengerti isi dan arti dari masalah yang
akan dibahas. Ada dua faktor yang sangat berpengaruh , yaitu bahasa dan cara
pendekatan. Beberapa petunjuk dalam pelaksanaan teknik komunikasi ini a.l. (1)
perumusan masalah dan tujuan penelitian yang jelas, untuk menentukan pengarahan
topik yang hendak dikomunikasikan, (2) menggunakan alat komunikasi yang tepat dan
penggunaan bahasa yang harus menarik, bersikap simpatik dan luwes, (3).
menghindari berbagai hal yang dapat menyinggung harga diri dan perasaan subyek
pemberi informasi. Menjunjung tinggi kerahasiaan fakta pribadi, (4) kalau mungkin
diadakan percobaan atau latihan pendekatan terlebih dahulu.
(2). Teknik Observasi
Pada dasarnya teknik observasi sama dengan teknik komunikasi.
Perbedaannya adalah pada cara pengisian daftar sisian dan daftar pertanyaan. Pada
teknik komunikasi pengisian dilakukan oleh informan, sedangkan pada teknik
observasi dilakukan oleh epeneliti.
(3). Studi literatur
29
KEBIJAKSANAAN
............ Pelaksanaan
Kriteria penilaian
Perumusan tujuan
RENCANA (DISAIN) .......... Penyajian rencana
30
ANALISIS
..............
Diagnosis masalah
Modes, sistem.
31
Penilaian alternatif
Penilaian pendahuluan
atas dampak yang diperkirakan timbul
Rencana
mengungkapkan
alternatif
Ramalan pengaruh
Sistem analisis
luar, anggapan/
asumsi, dll.
KERANGKA KEBIJAKSANAAN
32
penelaahan situasi yang cukup tepat harus merupakan indikator utama. Selain
dihadapkan kepada beberapa hal yang harus diramalkan, perencanaan dihadapkan pula
kepada pemilihan tidakan yang diperhitungkan mempunyai akibat potimum. Hal-hal
ini mengakibatkan pentingnya dilaukan analisis data dasar dan berbagai keterangan
masa lalu, sehingga tujuan perencanaan dapat diharapkan tercapai. Dengan analisis
dapat pula diketahui dan dinilai potensi dan masalah yang dihadapi, sehingga dengan
demikian dapat dipilih serangkaian alternatif tindakan guna memecahkan masalah
yang dihadapi tersebut. Disamping itu dapat diperhitungkan akibat berantai yang akan
terjadi karena pelaksanaan suatu tindakan.
1.6. Analisis dan Model
Untuk dapat melihat segala aspek perencanaan menurut proporsinya,
perencana harus mempunyai daya pandang yang luas dan menyeluruh. Oleh karena
perencana pada kenyataannya hanya merupakan bagian kecil daripada rancangannya,
maka ia harus "mengecilkan" atau 'menyederhanakan" obyek rencananya. Dengan kata
lain perencana menggunakan "model".
Perencana pembangunan wilayah berkepentingan dengan kebutuhan penduduk
akan perumahan, perkembangan ekonomi dan pola transportasi (Wilson, 1974).
Hal-hal di atas mewajibkan perencana untuk memper hatikan model
kependudukan (struktur penduduk, arus migrasi antar daerah) dan model ekonomi
dalam setiap kasus distribusi ruang kegiatan.
Beberapa model yang sering digunakan ialah:
(1). Model Kependudukan
(2). Model Ekonomi
(3). Model Transpor
(4). Model Tempat Kediaman dan Pengadaan Rumah
(5). Model pemilihan tempat kerja
(6). Model Pengadaan dan penggunaan fasilitas.
PENDUDUK
KEGIATAN
ORGANISASI
Perumahan
Lapangan kerja
Kebutuhan penduduk
Organisasi
Berbagai pelayanan
Komunikasi
Pengadaan
dan kadang
permintaan
33
Prasarana
Gambar
34
DAFTAR PUSTAKA
Cheema, G.S. 1981. Institutional Dimensions of Development. Maru zen Asia, United
Nations Centre for Regional Development, Nagoya, Japan.
Edward, A.A.,R. Lal, P. Madden, R.H. Miller dan G. House. 1990. Sustainable
Agricultural Systems. Soil and Water Conservation Society. Iowa.
Fu-Chen Lo. 1981. Rural-Urban Relations and Regional Development. The United
Nations Centre for Regional Development. Maruzen Asia Pte. Ltd. Singapore.
Inayatullah 1977. Conseptual Framework For The Commonity Studies Of Rural
Development Dalam Hagul P. Pembangunan Desa dan LSM. Dian Desa.
Jakarta.
IRRI. 1977. Cropping Systems Research and Development for The Asian Rice Farmer.
The International Rice Research Institute, Los Banos, Laguna, Philippines.
Isard, W. 1975. Introduction to regional science. prentice-hall, inc. Englewood Cliffs,
New Jersey.
Maulie, TM. 1992. Efektivitas Pembangunan Desa Terpadu. Balai Pengkaderan
Pembangunan Desa. Malang.
Mellor, John W. 1986. The Economic of Agrucultural Development. Cornell niversity
Press, Ithaca, New York, USA.
Mercer, D.E. 1985. Guidelines for planning agroforestry development projects. EastWest Environment and Policy Institute Working Paper, Honolulu, Hawaii.
Rai, N. 1980. Local level planning and rural development. Alternative strategies. United
Nations Asian and Pasific Development Institute, bangkok. Concept
publishing company, New Delhi.
Richardson, H.W. 1972. Regional Economics. Location Theory, Urban Structure, and
Regional Change. Praeger Publishers, New York.
Soemarno. 1990. Studi Perencanaan Pengelolaan Lahan Secara Optimal di Sub DAS
Konto Malang, Jawa Timur. Disertasi Fakultas Pasca Sarjana, Institut
Pertanian Bogor.
35
Soemarno. 1991a. Implementasi Model Tujuan Ganda dalam Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai. Studi Kasus di Sub DAS Pinjal, Kabupaten Malang. Jurnal
Universitas Brawijaya, Vol. 3 No.2, Hal. 41-60.
Soemarno. 1991b. Model Perencanaan program pengelolaan lahan yang berwawasan
lingkungan. Simposium Nasional Penelitian dan Pengembangan Sistem
Usahatani Lahan Kering yang Berkelanjutan. Malang 29-31 Agustus 1991.
Soemarno. 1991c. Studi Model Alokasi Penggunaan Lahan yang Berwawasan
Lingkungan di DAW Selorejo. Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional V. Jakarta,
3-7 September 1991.