Modul Metode Perencanaan Wilayah

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 35

1

METODE PERENCANAAN
PENGEMBANGAN WILAYAH
Diabstraksikan oleh;
Prof Dr Ir Soemarno MS
Bahan kajian MK. Metode Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
PM PSLP PPSUB 2010

Metode perencanaan berarti mengkombinasikan materi peren canaan,


prosedur perencanaan dan proses perencanaan. Materi peren canaan adalah "apa yang
akan direncanakan". Prosedur perencanaan adalah langkah-langkah yang perlu
diambil untuk menentukan materi, penentuan target yang dapat dianggap sebagai
substansi rencana induk dan metode pengembangan cara-cara untuk mencapainya.
Proses perencanaan adalah pengkajian materi untuk mencapai target operasional dan
saling keterkaitan dari materi yang prosesnya menurut prosedur di atas .
1. UNIT PERENCANAAN
Bagan berikut menyajikan lingkup kerja yang terbagi menjadi empat bagian,
setiap bagian mengandung pokok-pokok yang perlu ditentukan dan diungkapkan
sebagai hasil dari setiap unit kerja.
1.1. Unit Kerja 1 bertugas mendapatkan jawaban atas pertanyaan apa
masalah-masalah (i.e. pembangunan pertanian) yang dihadapi daerah yang
bersangkutan, apa yang harus diperbaiki dan apa tujuan pembangunan.
Masalah pembangunan harus digali secara sistematik dengan menganalisis
berbagai data dan informasi. Paling tidak ada lima hal penting bagi penggalian
masalah pembangunan (khususnya sektor pertanian) , yaitu:
(1). Keadaan sumberdaya alam dan lahan
Air dan tanah merupakan sumberdaya alam yang terbesar bagi pembangunan
pertanian, disamping dapat pula sebagai faktor pembatas yang utama. Oleh karena itu
potensi sumberdaya alam harus dikaji dan dijadikan bahan perencanaan.
(2). Keadaan perekonomian dan industri
Basis perekonomian perlu diketahui dan dijadikan bahan perencanaan karena
peranannya sebagai indikator target pemba ngunan dan merupakan faktor penting
untuk mengevaluasi pembangunan.
(3). Keadaan sosial dan kebudayaan
Penduduk, lapangan kerja dan kesempatan kerja, tingkat hidup dan
pendapatan perlu diketahui dan dijadikan bahan perencanaan sebagai indikator dan
sebagai faktor untuk mengevaluasi efek kesejahteraan.

(4). Prasarana
Prasarana seperti jalan, suplai air, drainase, listrik dan lainnya merupakan
sarana pembangunan pertanian, distribusi dan fasilitas yang terkait dengan kehidupan
pedesaan perlu diketahui dan dijadikan bahan perencanaan.
(5). Organisasi dan kelembagaan
Kalau prasarana merupakan perangkat kerasnya maka organisasi dan
kelembagaan sebagai perangkat lunaknya. Keadaan ini meliputi organisasi dan
kelembagaan dalam bidang pertanian, pembangunan pedesaan, manajemen, produksi
dan kehidupan.
Bagan Gambar 1.1 menyajikan lingkup kerja yang terbagi menjadi empat
bagian, mulai dari identifikasi masalah hingga identifikasi proyek.
1.2. Unit kerja 2 bertugas menetapkan nilai-nilai target pembangunan jangka
panjang propinsi secara keseluruhan. Oleh karena itu perlu ditetapkan tujuan rencana
berdasarkan maslaah-masalah yang telah diketahui pada unit kerja-1 dan ditetapkan
nilai- nilai target secara sistematis untuk mencapai tujuan. Lima hal yang penting
untuk menetapkan target jangka panjang propinsi secara keseluruhan:
(1). Target pendapatan (sektor pertanian)
Biasanya merupakan target terpenting dari pembangunan, yaitu meningkatkan
pendapatan pertanian propinsi. Dengan kata lain meningkatkan tingkat
pendapatan rata-rata petani (Rp/orang).
(2). Target produksi pertanian, merupakan target ekonomi terpenting dari
pengembangan pertanian, yaitu meningkatkan produksi pertanian propinsi secara
keseluruhan.
(3). Target lapangan kerja pertanian, dinyatakan dalam bentuk perbandingan
penduduk yang berkeja dengan jumlah penduduk atau penduduk pertanian dan
seperti halnya dengan butir (1) dan (2), merupakann target penting pembangunan
sosial dan ekonomi (dinyatakan dalam persentase).
(4). Target pemerataan, merupakan pembagian manfaat pembangunan secara adil dan
merata dalam bentuk pemerataan pendapatan, kesempatan kerja, pendidikan,
pelayanan kesehatan, partisipasi dalam epembangunan, sandang pangan,
perumahan, dan kesempatan epembangunan (pemerataan pendapatan dinyatakan
dalam bentuk Rp/orang).
(5). Target perbaikan taraf sosial. Tujaun akhir dari pembangunan ialah perbaikan
kesejahteraan dan penentuan target ini mempunyai arti yang penting dan
komprehensif.
1.3. Unit kerja 3, berfungsi menentukan cara-cara pembangunan yang efektif
menurut wilayah/unit geografis dan menurut tahap- tahap pembangunan.
Ada beberapa hal yang merupakan materi dari strategi pembangunan, yaitu:
(1). Rencana penunjukan zone. Ini merupakan kerangka bagi tataguna lahan sebagai
alat untuk mencapai tujuan masa depan dan merupakan pendekatan terhadap
masalah mendapatkan lahan pertanian yang perlu untuk mencapai tujuan sosial
dan ekonomi yang telah ditetapkan.

(2). Rencaca tataguna lahan epertanian.


Ini dimaksudkan untuk menentukan
bagaimana lahan epertanian yang ditetapkan pada butir (1) di atas akan
digunakan bagi masing-masing kategori lahan dan tanaman kalau tataguna lahan
yang diinginkan akan direalisir.
(3). Rencana perbaikan prasarana. Ini untuk menentukan prasarana apa saja yang
perlu diperbaiki jika tataguna lahan akan dikembangkan dan dibatasi sesuai
dengan rencana id atas.
(4). Rencana perbaikan fasilitas pertanian dan pedesaan. Ini untuk menentukan
fasilitas apa yang perlu diperbaiki dalam proses produksi pertanian, distribusi dan
konsumsi dan juga untuk merealisir lingkungan pertanian yang diinginkan.
(5). Rencana perbaikan organisasi dan kelembagaan terkait. Ini untuk menunjukkan
jenis organisasi apa saja yang perlu untuk mengatur, melaksanakan dan
mengawasi pembangunan dan lembaga apa yang perlu ditingkatkan/diperbaiki
untuk menjamin suksesnya pelaksanaan setiap proyek.
1.4. Unit Kerja 4 berfungsi menetapkan proyek-proyek prioritas yang akan
menjadi obyek pembuka penanaman modal.
Ada lima hal penting yang menyatakan materi dari proyek pembangunan,
yaitu:
(1). Kebjaksanaan dan jenis proyek. Ini adalah kebijaksanaan yang bertujuan
mengkaji apakah perbaikan-perbaikan prasarana tertentu dan fasilitas lain akan
menunjang pencapaian target.
(2). Uraian garis besar proyek. Lingkup, voklume, biaya pembangunan dan
manajemen, efek-efek ekonomi, sosial dan lingkungan dan proses pelaksanaan
masing-masing perlu ditentukan.
(3). Penerima manfaat. Seberapa jauh manfaat proyek bagi daerah, petani (organisasi)
dan tanaman prioritas perlu dikaji.
(4). Cara pembangunan. Struktur organisasi, sumberdana untuk biaya operasi, sistem
manajemen dan pengawasan perlu ditentukan.
(5). Kaitan dengan proyek lain (Penyesuaian, rekomendasi dan berbagai aksi).
2. METODOLOGI
Dalam konteks ini, metodologi berarti menciptakan cara teoritis bagaimana
mencapai tujuan akhir, bagaimana urutan dan prosesnya dan dengan menggunakan
dasar informasi dan pertimbangan apa saja.
Dalam membahas metodologi ini akan menjadi semakin nyata kalau kita
perhatikan apa yang harus dilakukan dalam mengkaji masalah nya secara umum dan
setepat mungkin untuk menghasilkan perencanaan yang lebih baik dalam kerangka
target dan lingkungan yang dihadapi.
2.1. Keadaan/situasi daerah, sebagai bahan untuk
mengajukan metodologi
2.2. Tujuan pembangunan dan pendekatan terhadap
pemecahan masalah
Ada dua cara dalam metodologi perencanaan, yaitu

(1). Mencari kunci pemecahan masalah, misalnya apa masalahnya dan apa yang perlu
diperbaiki. Ini disebut pendekatan deduktif
(2). Pendekatan induktif, bertolak dari masa mendatang mencari langkah-langkah
pemecahan atas apa yang diinginkan di masa mendatang.
Satu hal yang perlu diputuskan sebelum memilih pendekatan di atas, yaitu
menetapkan tujuan pembangunan. Ini akan menjadi jelas kalau dilakukan
pengkajian dan diskusi tentang tujuan apa yang ingin dicapai dengan pembangunan.
Sebagai contoh para perencana di daerah menginginkan bahwa tujuan pembangunan di
daerah adalah peningkatan pendapatan dan selanjutnya perbaikan kesejahteraan rakyat,
sedangkan pemerintah pusat lebih cenderung menginginkan sebagai tujuan adalah
peningkatan produksi.
2.3. Target kerja perencanaan
Misalnya target pembangunan pertanian regional ialah peningkatan
pendapatan regional. Dalam hal ini perlu dikaji apa masalahnya secara deduktif, dan
bagaimana eharusnya keadaan di masa mendatang yang dikaji secara induktif, berapa
peningkatan pendapatan dapat direncanakan atau perlu direncanakan dengan
menetapkan berbagai cara dan kerja pembangunan.
2.4. Kerangka berfikir
Bagan berikut menunjukkan jalannya kegiatan perencanaan. Kerangka makro
pembangunan pertanian regional perlu dibuat berdasrakan penguasaan atas keadaan
daerah yang bersangkutan melalui pendekatan deduktif dan keadaan di masa datang
melalui pendekatan induktif. Kemudian dilakukan evaluasi mengenai efek dan
kapasitas masing-masing cara pembangunan dan cara pembangunan yang mempunyai
efek dan kapasitas yang cukup.
Jika tujuan pembangunan yang ditetapkan yaitu peningkatan penda patan,
maka pertama-tama haruslah diketahui keadaannya pada saat ini, kemudian target di
masa mendatang perlu ditetapkan.
Kerangka makro dibuat untuk mengkaji prospek jangka panjang secara
keseluruhan untuk menjembatani perbedaan ini. Strategi adalah untuk menetapkan
bila dan dimana cara yang paling efektif dan mungkin dilaksanakan berdasarkan
prospek di atas.
2.5. Cara dalam praktek
Bagan berikut memperlihatkan urutan kerangka makro dan strategi dalam tiga
tahap. Kegiatan ini dilakukan dalam tiga tahap karena: (1) tahapan yang lebih banyak
akan menghasilkan tujuan yang lebih baik dan komprehensif, (2) jika tujuannya hanya
meningkatkan tingkat pendapatan pertanian rata-rata maka dengan selesainya tahap
pertama kita dapat maju ke langkah berikutnya, yaitu identifikasi proyek.
Sekarang
Pembuatan
kerangka
Makro

Strategi

Masa depan
Ok?

Kapasitas
dan efek
pembangunan

tidak

ya

Identifikasi
proyek

Tiga tahapan tersebut untuk memudahkannya dapat disebut Strategi


metodologi 1, 2, dan 3, masing-masing mengandung kerangka makro, langkahlangkah pembangunan, evaluasi atas efek dan kapasitas dan beberapa kemungkinan
proyek sebgaai referensi (Tabel 1).
Pada metodologi 1 ditentukan standar usahatani bagi masing- masing jenus
usaha pertanian, yang akan dijadikan target dalam usaha meningkatkan pendapatan
pertanian regional.
Kemudian berdasrakan konsep strategi tanaman yang tepat untuk tanah yang
sesuai, dilaksanakan analisis kesesuaian lahan bagi tanaman dan penempatannya pada
adaerah yang tepat dengan menggunakan model lokasi usahatani.
Kemudian kegiatan ini dievaluasi apakah peningkatan produksi, penghematan
biaya, dan kenaikan pendapatan dapat dicapai dan apakah tersedia kapasitas yang
cukup dalam hal tenaga kerja, biaya pembangunan dan kemampuan teknis. Kalau
hasilnya positif, kegiatan maju ke identifikasi propyek seperti reklamasi, perbaikan
teknik budidaya tanaman, perbaikan sistem produksi dan penyuluhan. Sebaliknya
kalau jawabannya negatif, misalnya lahan tidak cukup tersedia, kita kembali ke
kerangka makro untuk meninjau kembali pemilihan jenis tanaman, cara produksi
masing-masing tanaman dan tingkat pendapatan sehingga proses tersebut di atas
diulang kembali.
Pada teknologi 2, cara menetapkan target epemerataan
pendapatan,
kesempatan kerja dan pembangunan diuraikan dengan cara sama seperti pada
metodologi 1. Pada metodologi 3 diuraikan cara mencapai dan mengevaluasi target
kesejahteraan sosial disamping cara mengidentifikasi proyek.
Tabel 1.

Pemikiran tentang pembuatan kerangka makro dan penentuan strategi


perencanaan pembangunan pertanian regional
Pembuatan
kerangka
makro

Penentuan
strategi

Evaluasi
kapasitas

Efek

Identifikasi
proyek

Metodologi 1

Target
peningkatan
pendapatan
pertanian -

Analisis zona
tanaman/
produksi -

Tanah
Tenaga
kerja

Peningkatan
produksi

- Reklamasi
-Perbaikan

Tanaman yg te

-Pemilihan
tnm prioritas
-Target
produksi
pertani
-Juml
usahatani
menurut
pola
manajemen

-cara
peningkatan
produksi

-Biaya
pembang
-Teknik

-Hemat
biaya
-Income

usahatani

-Model lokasi
pola

bercocok
tanam

pat untuk lahan yg sesuai

Metodologi 2

Zona
suplai
dan
permin
taan
yg
optimum

Metodologi 3

Zona
kehidupan
pedesaan

-Perbaikan
sistem

manajemen

produksi

Target
pemerataan
pendapatan
Menurut
pola
manajemen

Analisis zona
produk

-Pengerahan

Konsumsi

Berbagai

si/konsumsi
Model penda
patan menu

tenagakerja
-Struktur
basis

Distribusi
pendapatan

kegiatan yg
berhubungn
dg produksi;

-Menurut
daerah
-Tingkat
pendapatan
/jnis indstri

rut daerah

ekonomi

Tenaga

Target
peningkatan
kesejahteraan
Tingkat
pelayanan
umum
Peningkatan
kemampuan
daya
beli
penduduk
Pembangu
nan regional
kompre
hensif

tingkat
income;
industri

-Sumber
pembiaya
an pertanian

kerja
pemba
ngunan

distribusi
dan penjual
an hasil

Analisis zona

Pengerahan

Perbaikan

Semua

produksi/kon
sumsi
-Model yang
seimbang

sumbersumber
Transformasi

kompre
hensif
Peningkatan

kegiatanyg
brhubungan
dengan
aspek

antara
struktur
industri dan

struktur basis

kesejahte
raan
Perbaikan

industri dan

pemu kiman

Sumber
pembi
ayaan lokal

3. PROSES PERENCANAAN

sosial

kehidupan
sosial

pemukiman

Gambar 3 menunjukkan proses perencanaan pembangunan pertanian regional


yang terdiri atas empat langkah, yaitu:
(1). Langkah 1. Identifikasi masalah dan analisis data.
(2). Langkah 2. Penentuan target dan pembuatan kerangka makro
(3). Langkah 3. Pengembangan langkah-langkah pembangunan dan penetapan strategi
(4). Langkah 4. Identifikasi proyek dan pematangan rencana.
4. IDENTIFIKASI MASALAH
4.1. Tujuan
Tujuan dari kegiatan identifikasi masalah adalah untuk mengetahui:
Apa masalah pembangunan di daerah tertentu?
Apa yang perlu diperbaiki?
Apa seharusnya tujuan pembangunan?
dan lainnya.
Untuk maksud ini perlu dikumpulkan informasi untuk menemukan masalahnya, untuk menentukan dan memperjelas masalah, dan juga untuk menen tukan
struktur masalahnya sehingga pemecahan dapat ditemukan.
4.2. Bahan
a.

Keadaan sumberdaya alam dan lahan : tanah, iklim, hidrologi, topografi, tata guna
tanah, tata air dan lainnya.
b. Keadaan sosial dan tingkat kesejahteraan masyarakat: keadaan sposial masyarakat,
penduduk, lingkungan hidup, desa, dan lainnya.
c.Keadaan ekonomi dan industri: zona ekonomi, pertanian, industri/kerajinan dan
lainnya
d. Keadaan prasarana dan faislitas: pengangkutan, komunikasi, sarana penunjang
produksi, lingkungan hidup dan lainnya.
e.Keadaan organisasi dan kelembagaan: administrasi, keuangan, program yang terkait
dan lainnya.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

4.3. Aktivitas
Perlu dikumpulkan semua data dan informasi yang berhubungan
Pelaksanaan survei khusus yang betul-betul diperlukan (survei sampel, survei
pengeluaran rumahtangga dan lainnya)
Penyusunan data-data pada kartu dan peta dengan ukuran tertentu
Analisis lokasi dan keadaan tanah (ciri-ciri regional, keadaan tanah dan lainnya)
Pengolahan dan analisis data statistik masa lalu hingga saat ini (minimal 5 tahun,
kalu mungkin 10-15 tahun).
Pengujian reliabilitas data.

4.4. Hasil
a. Masalah-masalah dikumpulkan dan dibuat daftarnya
b. Peta hubungan kausal antar masalah
c.Bahan-bahan perencanaan untuk menentukan
pembangunan

batas-batas

kemungkinan

d.
e.

Urutan waktu dan arah pemecahannya per daerah


Kumpulan berbagai bahan yang diperlukan dari survei dan analisis data.

4.5. Catatan
Data perlu disusun sedmeikain rupa sehingga berguna untuk perencanaan masa
depan. Dengan demikian "pendekatan" adalah pada data yang akan berguna
untuk kegiatan selanjutnya.
b. Karena hasil-hasil yang diperlukan akan merupakan faktor penting dalam
epenentuan kemungkinan pembangunan maka data input haruslah mempunyai
reliabilitas dan ketelitian yang tinggi. Lebih jauh data tersebut haruslah dapat
menambah data-data baru selagi proyek sedang berjalan.
c.Kalau data yang relevan tidak tersedia dan proyek tidak dapat berjalan tanpa data
tersebut, maka perlu dimasukkan data tentatif.
a.

4.6. Urutan proses perencanaan IDENTIFIKASI MASALAH


Gambar 1 menunjukkan proses perencanaan dari identifikasi masalah yang
garis besarnya terdiri dari tiga langkah:
(1). Pengumpulan data dan informasi yang dianggap perlu
(2). Pengolahan data yang akan digunakan untuk perencanaan
(3). Pemberian arah pada maslaah-masalah yang perlu diperjelas pemecahannya.
4.7. Data input dan analisisnya
Kita perlu mengetahui berapa banyak data yang tersedia dan dari sudut
pandang mana harus dianalisis. Tabel 2 menyajikan daftar jenis data yang diperlukan
untuk perumusan rencana induk dan analisis yang diperlukan.

Tabel 2.

Jenis data (sebagian saja) yang diperlukan untuk perumusan


rencana induk pembangunan

Kategori
Bidang Survei
A. Keadaan alam dan Tanah

Analisis

a.1. Tanah

Topografi (Peta topografi sekala 1:500.000 1:25.000)


Foto Udara (Orto foto; hitam putih; berwarna;
dll)
Kemiringan (Peta distribusi lereng)
Geologi (Peta sekala 1:1.000.000 - 1: 50.000)

Analisis Model

Temperatur udara (rata-rata tahunan dan bulanan


; maksimum dan minimum tahunan; dll
Curah hujan (rataan tahunan dan bulanan)

Analisis Mencakup periode


sekitar 10 tahun
Analisis Mencakup periode
10 tahun
Analisis Mencakup periode
10 tahun

a.2. Iklim
Hidrologi

&

Arah angin (arah tahunan dan bulanan)


a.3. Lingkungan
a.4. Bentang
alam

Sungai (aliran; nama; tempat observasi DAS)


Bencana alam (bencana iklim; banjir; bencana
karena ulah manusia
Pencemaran (udara; air dan tanah)
Vegetasi
(Jenis;
kepadatan;
keadaan
pertumbuhan; perubahan; dll)
Hewan dan tanaman (Jenis; kepadatan; keadaan
pertumbuhan ; perubahan dll)
Kekayaan budaya (Jenis; kepadatan; keadaan
pertumbuhan ; perubahan dll)

Penginderaan Jauh

Analisis potensi ben cana


Baku mutu ling kungan
Analisis pengaruhnya
Analisis pengaruhnya
Analisis pengaruhnya

a.5. Tata guna


tanah

Jenis penggunaan (penggunaan sekarang;


pemilikan tanah Perubahan karakteristik; dll)
Pemilikan tanah (penggolongan pemilikan; sewa
tanah transaksi dll)
Kesulitan dalam peng konversian untuk
pengembangan

Produktivitas tanah; potensi


pengembangan
Harga
tanah
(distribusi
harga; trend harga; dll)
Kesulitan mendapatkan
tanah

a.6. Penggu naan


air

Air irigasi (sistem; fasilitas; hak atas air;


kualitas air; ekonomi pengusahaan; dll)
Air tanah (struktur geologis; pemompaan dll)

Keadaan penyediaan dan


manajemen
Cadangan mekanisme pengi
sian kembali
Keadaan penyediaan dan
manajemen

Drainase
(sistem;
fasilitas;
ekonomi pengusahaan; DLL

pengelolaan;

B. Keadaan masyarakat dan kehidupan


B.1. Basis
sosial dan

Jumlah penduduk (kenaikan alamiah; kenaikan


total)

Analisis
kependudukan

populasi

10

Struktur penduduk (menurut umur; kelamin; dll)


Jumlah rumahtangga (jiwa/rumah tangga;
struktur)
Migrasi (antar propinsi; keadaan; dll)
Struktur lapangan kerja (penduduk yang
memerlukan fasilitas transpor untuk pergi kerja;
tenaga kerja musiman; dll)
Organisasi kemasyarakatan (nama; jenis;
cakupan; skala kegiatan; metode manajemen;
dll)
B.2. Lingkung an
Hidup

Sekolah (TK; SD; SL; PT )


Pendidikan masyarakat (Pendidikan orang
dewasa
Kesehatan (rumahsakit; klinik; apotik; kantor
KB)
Konsumsi (pasar; restoran; tukang cukur dll)
Kesejahteraan sosial (titipan anak; rumah jompo;
dll)
Rekreasi (fasilitas olahraga; taman festival; dll)
Suplai dan pengolahan (air minum; listrik dll)
Transportasi (pemilikan kendaraan; jalan; dll)

B.3. Perkam pungan

Komunikasi (Telepon; radio; TV; surat


kabar; dll)
Perumahan (perumahan umum; pasar
perumahan; lingkungan)
Lokasi (nama; tempat; daerah; fasilitas
umum; pewila layahan dll)
Tataguna tanah (keadaan alam dan tanah;
dll)

Perbandingan dengan angka


nasional/propinsi

Analisis masyarakat

Tingkat
pelayanan
perpustakaan;
ruang
pertemuan; gelanggang
Tingkat pelayanan
Tingkat pelayanan
Tingkat pelayanan
Tingkat pelayanan
Tingkat pelayanan
Tingkat pelayanan
Tingkat pelayanan

Tingkat pelayanan
Tingkat pelayanan
Penelitian kompre hensif
atas unit perkam pungan.

C. Keadaan ekonomi dan industri


C.1. Basis
ekonomi

C.2. Pertanian

Pewilayahan ekonomi (produksi perta nian;


distribusi; penjulana; konsumsi; dll)
Pendapatan (menurut jenis industri; ukuran
&pola manajemen usahatani; dll)
Tingkat upah dan lapangan kerja (tingkat
pendapatan perbedaan tingkat penda patan;
sumber pendapatan dll)

Pembedaan
program
regional income
Pemerataan pendapatan

Tanah pertanian (tanah yang dapat diolah;


persyaratan penggunaan; perubahan; dll)

Analisis jenis usahatani

Potensi produktivitas

11

C.3. Industri
lain

Rumahtangga tani (jumlah rumahtangga;


pekerjaan utama
sambilan; buruh yg
digunakan; dll)
Usahatani (hasil kotor; biaya operasi;
pendapatan nonpertanian; dan pengeluaran
pajak; pengeluaran RT pemilikan; biaya
produksi; dll)
Produksi dan distribusi (nilai produksi;
skala
produksi;
distribusi;
fasilitas;
organisasi; pengo lahan; penyimpanan dll.)
Fasilitas
(penyebaran;
persyaratan
penggunaan; dll)
Organisasi (nama; jenis; kedudukan;
cakupan kegiatan fungsi; sekala; dll)

Analisis jenis usahatani

Pertambangan (nama usaha; jenis; distri


busi; skala; cakupan pegawai; upah; dll)
Bangunan (nama usaha; jenis; distribusi
sekala; ca kupan pegawai; upah; dll)Manufakturing (usaha; jenis; distribusi
sekala; cakupan pegawai; upah; dll)Pedagang (nama usaha; jenis; distribusi
sekala; cakupan pegawai; upah; dll)Pelayanan(nama usaha; jenis; distribusi
sekala; ca kupan pegawai; upah; dll)-

Kaitan
pertanian
Kaitan
pertanian
Kaitan
pertanian
Kaitan
pertanian
Kaitan
pertanian

Analisis jenis usahatani

Analisis jenis usahatani

Analisis jenis usahatani


Analisis jenis usahatani
dengan
dengan
dengan
dengan
dengan

12

D. Keadaan prasarana dan fasilitas


D.1. Transpor
tasi
Komunikasi

D.2. Fasilitas
dasar
produksi
D.3. Fasilitas
Dasar
kehidupan

Jaringan transpor (regional; intra regional;


asal- tujuan; dll)
Sarana transpor (jalan; pesawat terbang; bis;
laut)
Sarana komunikasi (radio; TV; pos; Telpon;
dll)
Fasilitas air (sumber air; irigasi; drainase)
Fasilitas penunjang pertanian
Fasilitas industri lain
Fasilitas lingkungan hidup

Mudahnya dicapai

Tingkat pengadaan
-"-

E. Keadaan

organisasi dan kelembagaan

E.1. Pemerin
tahan dan keuangan

Pemerintah lokal (resolkusi; pelaksa naan;


struktur
organisasi organ pe-nunjang; dll)

Rasionalitas

Keuangan lokal (pembukuan; struktur


penerimaan dan pengeluaran; dll)
Program tingkat lebih tinggi (konsep
pengembangan ; peruntukan daerah; tata
ruang dll)
yang dibahas

Kapasitas investasi

E.2. Program
terkait

Kaitan
program

dengan

4.8. Hubungan kausal urutan proses


Gambar 2 Menunjukkan hubungan kausal antara berbagai faktor dalam
pembangunan (sektor pertanian) regional secara grafis. Penyajian ini menunjukkan
letak sebab-sebab terjadinya masalah. Misalnya tingkat ependapatan petani yang
rendah disebabkan oleh daya produksi yang tinggi dan harga produksi yang rendah;
tingkat pendapatan yang rendah menekan
sumber pembiayaan propinsi dan
mengakibatkan tingkat konsumsi yang rendah pada sektor suasta.
Di sini hanya dijelaskan faktor-faktorn yang penting saja secara umum dan
menunjukkan cara-cara menemukan masalah dengan mempejelas dan menempatkan
dalam strukturnya. dengan adanya peta hubungan kausal ini akan membantu
memperjelas masalah.
4.9. TABEL INVENTARISASI MASALAH

13

Beberapa hal penting yang harus dipertimbangkan dalam mengidentifikasi


masalah dan potensi adalah:
(a). Volume; jumlah dan mutu sumberdaya yang tersedia
(b). Cara; pola; dan tingkat pemanfaatan sumberdaya oleh masyarakat
(c). Peluang
untuk
meningkatkan
pemanfaatan
sumberdaya
tanpa
mengganggu/merusak kelestarian lingkungan hidup
(d). Masalah dan potensi harus dirusumkan serinci mungkin
Tabel Inventarisasi Masalah:
Topik
Penggunaan
lahan kering
Transportasi
Pemasaran
hasil bumi

Masalah
Tingkat kesuburan tanah rendah
Defisit air tanah
Tanah sering longsor
Jalan ke ibukota kecamatan jelek
Hasil bumi sulit dipasarkan

Potensi
Lahan cukup luas; tersedia
rabuk kandang; air hujan
Masyarakat tahu terasering
Tersedia batu; masyarakat
bersedia gotongroyong
Mutu hasil bumi segar
cukup baik

4.10. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH


Untuk menentukan prioritas masalah; perlu dirumuskan dan disepakati dulu
kriteria yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang terlibat. Kegiatan penyusunan dan
penyepakatan kriteria ini dpaat dilakukan dengna jalan simulasi. Contoh kriteria yang
dapat digunakan dalam penyusunan rencana alternatif kegiatan/proyek pembangunan
adalah:
(a). Masalah dirasakan oleh banyak orang
(b). Masalah sangat parah dan mendesak untuk dita-ngani/dipecahkan
(c). Masalah menghambat usaha/proses peningkatan pendapatan
(d). Masalah dapat menimbulkan kendala-kendala pembangunan
(e). Masalah tidak mungkin dapat diatasi sendiri oleh masyarakat.
Kalau masalah pembangunan yang dapat diidentifikasi di suatu daerah cukup
banyak, maka harus disusun sekala prioritasnya. Salah satu cara yang dapat digunakan
ialah dengan teknik skor-pembobot, seperti teladan berikut:

Tabel identifikasi maslaah pembangunan


Masalah

Dirasakan

Sangat
parah

Mengham
bat pening

Menimbul
kan

Sulit
dipecah

Jmlah

Prioritas

14

banyak

& men

Katan

Kendala

orang

desak

income

lain

Kan
sendiri

skor

1.Tanah
longsor
2.Jalan tanah
jelek
3.Pemasraan
hasil
pertanian sulit
4.Banyak
diare pada
musim hujan
5.Kurang air
bersih
pada musim
kemarau
6............

Cara lain ialah melakukan ranking untuk menentukan urutan prioritas


masalah. Dalam ranking, semua pihak yang terlibat diminta menuliskan pendapatnya
pada kartu (pilihan tunggal atau pilihan ganda) prioritas.

5. PEMBUATAN KERANGKA MAKRO


5.1. Tujuan
Tujuan pembuatan kerangka makro ialah untuk menentukan sasaran dan
bentuk sistem epertanian daerah yang diinginkan di masa mendatang. Untuk ini perlu
ditentukan sasaran-sasraan yang sesuai dengan tujuan pembangunan jangka panjang
daerah tersebut.
5.2. Kegiatan
Perlu ditentukan peranan daerah yang bersangkutan secara nasional dan
peranan pembangunan pertanian di daerah yang bersangkutan. Perlu ditentukan tujuan
pembangunan dan pemilihan indikator-indikatornya. Perlu ditentukan kerangka bagi
penentuan target regional menurut waktu dan bidang dan kerangka kebutuhan dasar
minimum.
5.3. Hasil
Kebijaksanaan dasar pembangunan jangka panjang dan
perbaikan seluruh propinsi.
Angka-angka indikator yang menyatakan target pemba ngunan.

usaha-usaha

15

Arah pemanfaatan sumberdaya, seperti sumberdaya alam, lahan, tenagakerja,


air dan lainnya. Target perbaikan teknologi budidaya pertanian, distribusi dan sistem
penjualan.
5.4. Catatan penting
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan ialah:
Apakah yang diprioritaskan target produksi atau target ependapatan atau
keduanya yang satu lebih penting daripada yang lain. Ini harus ditetapkan lebih dulu.
Angka-angka target masih bersifat sementara, mungkin terjadi perubahan
sesuai dengan hasil pengkajian selanjutnya.
5.5. Urut-urutan proses perencanaan
Gambar 5 menyajikan proses perencanaan penyusunan kerangka makro,
terdiri atas tiga tahapan, yaitu:
(1). Kerangka untuk pengkajian merangka makro termasuk peranan pembangunan
pertanian ditinjau dari sudut nasional dan regional, kendala perencanaan dan
persyaratan seperti badan perencanaan, daerah yang terkait, tahun target dan
lainnya.
(2). Penetapan nilai target produksi, pendapatan, kesempatan kerja, kesejahteraan dan
lainnya berdasarkan pertimbangan jangka waktu pembangunan, sektoral daerah
dan kebutuhan dasar minimum.
(3). Pembinaan kebijaksanaan pembangunan seperti pedoman
pemanfaatan
sumberdaya alam, sosial dan ekonomi; perbaikan organisasi, kelembagaan dan
sistem yang terkait dengan pertanian seperti pasar dan distribusi, koperasi,
kemasyarakatan dan kehidupan pedesaan.
5.6. Sistem target pembangunan regional
Gambar 5 menunjukakn keterkaitan antara berbagai target dalam pembangunan pertanian regional. Dengan bagan seperti ini akan dapat ditentukan target mana
yang perlu dinaikkan, sampai ke tingkat mana, atau kemungkinan-kemungkinannya
dengan memperhatikan kondisi hubungan sebab-akibat.
5.7. Bagaimana membuat kerangka makro
Sistem target berkenaan dengan penduduk, tenagakerja, produksi, pendapatan,
lapangan kerja dan indikator-indikator ekonomi penting lainnya membentuk kerangka
makro dalam perencanana pembangunan pertanian regional. Target peningkatan
pendapatan per pekerja di daerah tersebut dapat ditentukan dalam persen atau angka
tertentu pada tahun yang ditargetkan. Lebih jauh, sasaran untuk memperkecil jurang
pendapatan antara satu daerah dengan daerah lainnya dapat ditetapkan dalam persen
tertentu. Mengenai target produksi dapat ditentukan untuk berbagai jenis tanaman,
produksi bruto, produksi bersih dan seterusnya.
Biasanya target pendapatan dideflasikan dengan indeks harga
konsumen/eceran atau indeks harga pedagang besar/grosir untuk menghilang kan
pengaruh fluktuasi harga.
5.7.1. Pokok-pokok penting perencanaan
(1). Target pendapatan

16

Pendapatan perorangan penduduk yang bekerja


Biaya hidup per anggota keluarga
Pendapatan regional per sektor
Pendapatan per pekerja dalam berbagai industri.
(2). Target produksi
Produksi regional dalam berbagai sektor
Produksi per pekerja dalam berbagai sektor
Perincian produksi menurut jenis tanaman dlm berbagai
sektor.
(3). Target lapangan kerja
Penduduk yang bekerja dalam berbagai sektor
Perincian penduduk yang bekerja menurut sektor
5.7.2. Cara memperkirakan nilai target
a. Metode Trend
Cara ini dilakukan dengan membuat perkiraan tentatif berdasarkan trend masa
lalu dan kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan (secara coba-coba) untuk
meningkatkan kesesuaiannya dengan berbagai kendala, kebijaksanaan dan lainnya.
b. Metode Persamaan Simultan
Cara ini dilakukan untuk menetapkan nilai target berbagai indikator ekonomi
dengna membuat dan memecahkan sistem persamaan simultan yang mewkaili struktur
ekonomi regional, pertama-tama diusahakan mencari faktor-faktor yang akan
ditetapkan sebagai sasaran kebijaksanaan.
5.7.3. Prosedur Penetapan Target
a.

b.

Ada dua cara untuk menetapkan sasaran sbb:


Cara yang lebih dulu ditentukan adalah target produksi. Dalam cara ini produksi
sektor-sektor penting bagi pembangunan regional yang berada dalam berbagai
kendala ditetapkan lebih dahulu, dimana pembangunan industri dianggap sebagai
tenaga penggerak epembangunan regional dan kemudian angka-angka target
bergbagai indikator ekonomi diturunkan daripadanya.
Cara dimana yang lebih dulu ditentukan adalah tingkat pendapatan. Cara ini
menetapkan tingkat ependapatan regional tertentu atau target memperkecil jurang
pendapatan antara daerah satu dengan daerah lainnya atau dengan rata-rata
nasional dan kemudian mempertimbangkan
tindakan-tindakan apa yang
diperlukan untuk mencapai sasaran tersebut. Dalam hal ini sering dibuat perkiraan
produksi berbagai sektor dan investasi sosial yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan penduduk masa depan.

Dalam kedua hal di atas kesesuaian dengan angka target dicek dengan
distribusi dan usaha memajukan usahatani yang berada dalam berbagai kendala, yaitu

17

produksi, kebutuhan tenaga kerja dan lain-lain bagi masing-masing jenis usaha
pertanian.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini, yaitu: Aspek produksi (per
jenis tanaman, jumlah produksi, teknologi produksi dan jenis usaha pertanian,
pemasaran dan sistem distribusi) dan aspek bagaimana memperbaiki struktur pertanian
regional.
5.8. Cara menentukan target
Gambar 3 dan 4 berikut ini menyajikan prosedur menentukan angka target
pembangunan regional (sektor pertanian) dengan prioritas perbaikan pendapatan
pertanian dengan tetap mengingat bahwa perbaikan manajemen usahatani perlu
direncanakan secara strategis. Dengan cara ini perlulah diramalkan lebih dahulu
penduduk daerah yang bersangkutan di masa depan.
Selanjutnya diramalkan
permintaan pada hasil pertanian di daerah tersebut. Kemudian permintaan luar daerah
atas hasil-hasil epertanian terpenting diperoleh melalui studi pemasaran. Lebih jauh
permintaan akhir atas produksi pertanian (menurut jenis komoditi penting) di daerah
ini akan diperoleh dengan menentukan ratio swasembada daerah tersebut.
Selanjutnya, berdasarkan jumlah ependuduk di masa mendatang, target
lapangan kerja pertanian daerah yang bersangkutan akan ditentukan berdasarkan
rasio lapangan kerja melalui ramalan lapangan kerja industri lain. Perhitungan ini
akan membentuk angka ramalan jumlah permintaan atas produksi pertanian dan juga
ramalan penawaran tenaga kerja pertanian. Pada pihak lain, melalui jenis usaha
pertanian, target pendapatan masing-masing pola ditentukan. Kemudian diperkirakan
target produksi di masa datang disertai biaya dan perkiraan harga produksi.
Dengan perhitungan seperti di atas, akan dapat diperoleh ramalan volume
produksi epertanian per unit usahatani yang didasarkan pada target penda patan dan
epermintaan tenaga kerja menurut masing-masing jenis usaha pertanian. Perhitungan
terakhir adalah menentukan jumlah unit usahatani menurut jenisnya di daerah tersebut
yang diseimbangkan dengan ramalan jumlah permintaan produksi epertanian dan
ramalan jumlah suplai tenagakerja dan komposisinya.
Jika tujuan kerangka makro adalah meningkatkan produksi pertanian,
pendapatan epertanian, kesempatan ekerja, dan epemerataan distribusi ependapatan
serta peningkatan kesejahteraan, maka yang tiga pertama dapat dihitung sesuai dengan
model.

18

6. PENENTUAN STRATEGI
6.1. Tujuan
Tujuan penentuan strategi adalah menentukan bagaimana merealisasi target
yang telah ditentukan, bagaimana caranya, bila dan dimana pelaksanaannya. Ada
berbagai cara yang dapat digunakan untuk merealisir target tersebut, dan dari berbagai
cara tersebut diadakan evaluasi dan dipilih cara yang paling efektif sesuai dengan
kondisi yang dihadapi (target, berupa angka dan waktu, lingkup perencanaan dan
lainnya) kapasitas yang ada (fisik, ekonomi dan sosial) dan akhirnya perlu ditentukan
arah proyek pembangunan secara nyata dalam waktu dan ruang.
6.2. Aktivitas
Konfirmasi dan penentuan kondisi yang dihadapi
Analisis kapasitas pembangunan
Pengembangan cara-cara untuk mencapai target
Pengumpulan dan pengaturan kebutuhan-kebutuhan pemba ngunan menurut sektor
dan bidang
e. Pemilihan dan evaluasi rencana-rencana strategi alternatif.
a.
b.
c.
d.

a.
b.
c.

6.3. Hasil
Pengembangan target dan langkah-langkah pembangunan menurut sektor dan
bidang
Pentahapan proyek pembangunan dan penguraian pembangunan masing-masing
tahap
Penentuan zona-zona daerah pembangunan khusus dan prioritas, penggunaan
tanah, penyiapan fasilitas dan lainnya.

6.4. Catatan
Kenapa strategi diperlukan? Kalau lingkup perencanaan berkembang, targettarget juga meningkat dan cara-cara yang perlu digunakan juga meningkat dengan
pesat. Dalam hal ini cara-cara yang berpengaruh positif untuk serangkaian sasarancara tertentu dapat berpengaruh negatif terhadap tujuan lain. Misalnya mekanisasi
efeknya adalah positif untuk peningkatan produktivitas dan produksi, tetapi negatif
dalam hal peningkatan kesempatan kerja.
Oleh karena itu dalam sistem sasaran-cara yang kompleks perlu ada
pertimbangan-pertimbangan strategis mengenai saling adanya penyesuaian, urutan,
pentahapan waktu, dan pelaksanaan yang serasi di masing-masing daerah.
Untuk menetapkan strateghi, rencana biasanya dibuat berdasarkan asumsi
untuk menghadapi kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan dalam lingkup
proyek, atau dengan merumuskan strategi yang cukup fleksibel sehingga perubahanperubahan tersebut di atas dapat diatasi.
6.5. Urutan perencanaan
Gambar 6 menunjukkan proses penentuan strategi yang terdiri dari empat
langkah sbb:
(1). Pemahaman sasaran dan kapasitas yang ada. Analisislah sampai ke langkahlangkahnya sehingga Saudara mengerti hubungan kausal antara tujuan dan cara.

19

(2). Pengembangan sistem sasaran-cara (pengembangan strategi). Kajiulah cara-cara


untuk mencapai masing-masing target, dan tingkatkanlah cara-cara tersebut
sehingga menjadi cara yang lebih efektif melalui proses umpan-balik terhadap
(1). Pikirkanlah hubungan kausal antara cara-cara dan buatlah kaitan sasarancara.
(3). Evaluasi strategi
Dalam melaksanakan langkah (2) perlu dirumuskan sejumlah rencana alternatif,
dan semuanya dijadikan obyek evaluasi sesuai dengan kapasitasnya, dan tidak
hanya mencoba merumuskan semua rencana- rencana tersebut di atas menjadi
sebuah rencana.
Timbang-timbanglah apakah pengaruh-pengaruh yang diinginkan dapat dicapai
atau keadaan yang dihadapi dan kapasitas yang ada dapat dipenuhi jika proyek
dilaksanakan sesuai dengan sistem sasaran-cara masing-masing. Janganlah
pemilihan dilakukan hanya karena memenuhi standard, tetapi perlu ada
sikap/pengertian terhadap sifat masing-masing rencana alternatif (apa sifat-sifat
efektifnya pada masing-masing bidang dan sektor, menurut waktu dan ruang) dgn
melakukan pengujian terhadap kriteria evaluasi.
(4). Penentuan strategi
Dengan dasar hasil-hasil yang diperoleh pada (3) dikembang kanlah kerangka
arah pembangunan masing-masing sektor dan bidang menurut dan ruang.

6.6. BAGAIMANA MENGEMBANGKAN SISTEM SASARAN-CARA


Bagan "sistem sasaran-cara" merupakan alat penting dalam penentuan strategi
pemecahan masalah, karena dengan bagan ini dapat diperlihatkan tujuan-tujuan
strategis secara nyata dan visual.
6.6.1. Pengembangan cara
Buatlah daftar cara-cara yang dianggap efektif untuk mencapai target. tetapi
kalau dituju hanya keefektifan, maka lingkup ide cenderung menjadi beterbatas. Oleh
karena itu keefektifan ide perlu dievaluasi kemudian. Metode-metode untuk
mengembangkan ide adalah sbb:
a. Metode pemecahan hal-hal kontroversi
Problematik atau masalah yang dianggap paling penting yang ditemukan dalam
proses identifikasi masalah dapat dijadikan target untuk diperbaiki, oleh karena
itu dijadikan prioritas pertama untuk dipecahkan.
b. Metode Model ideal
Ambillah unsur-unsur yang relevan atau dianggap relevam dengan target dan
fikirkanlah sebuah model ideal untuk ini. Dengna menggunakan model ini carilah
sebuah cara dengan membandingkan dengan keadaan nyata. Misalnya apakah
lahan telah dimanfaatkan secara optimum, atau apakah tidak ada kekurangankekurangan dalam teknik budidaya pertanian, dengan jalan membandingkannya
dengan target ideal seperti maksimisasi, minimisasi, atau optimasi struktur
distribusi, tambahan lapangan kerja dan lainnya.
c. Metode studi kasus

20

Pelajarilah kasus-kasus masa lalu atau kasus-kasus yang sama di lain daerah. Ini
bersifat empiris dengan kesalahan-kesalahan yang relatif kecil. Akan tetapi kalau
hanya meniru berarti tidak ada kemajuan. Dalam hal ini masalahnya perlu
digeneralisir dan dikaji secara teoritis berdasatrkan epengetahuan yang diperoleh
dari pengalaman, dan kemudian difikirkan aplikasinya pada masing-masing kasus.
6.6.2. Pengaturan dan klasifikasi cara-cara
Cara-cara yang diperoleh pada (3.1) berbeda-beda ruang lingkup, bidang,
tingkatan dan lainnya sesuai dengan obyeknya, oleh karena itu perlu disistematisir
dengan pengklasifikasian. Dalam hal ini perlu diulang pertanyaan "Kenapa metode ini
perlu?". Juka kita mabil cara tertentu, maka haruslah ditemukan tujuan yang lebih
konkrit jadi tidak hanya terikat pada tujuan utama. Dengan melakukan ini pada semua
cara, maka akan dihasilkan bagan sistem hubungan sasaran-cara sbb:
Tujuan

-------<------- Cara
kenapa?
Tujuan

---

----<---- Cara
kenapa?

-------------------------------------------------------------------------------------------------------- (Sasaran) Kenapa

Bagaimana (Cara) -----

6.6.3. Penyelesaian bagan Sistem Sasaran-Cara


Dengan mengkombinasikan sistem Sasaran-Cara yang relevan dengan tujuan
masing-masing akan dihasilkan sistem Sasaran-Cara secara keseluruhan yang
mencakup semua tujuan proyek ini. Dalam hal ini cara tertentu mungkin dapat
dipakai untuk mencapai lebih dari satu tujuan dan perencanaan menjadi lebih efektif
jika duplikasi demikian lebih intensif.
6.7. Mengevaluasi strategi (Kriteria evaluasi)
Keefektifan strategi dapat dievaluasi dengan dua hal : (1) tingkat keefektifan
untuk mencapai target, dan (2) tingkat kese suaian dengan keadaan yang dihadapi dan
kapasitas pembangunan.
(1). Efek-impak
Untuk memperoleh strategi yang lebih baik, pandangan seseorang harus
diperluas pada efek-efek ganda dan efek sekunder dan jangan sampai terpeleset pada
pandangan dari satu pihak.
Efek pembangunan dapat diklasifikasikan sbb:
Efek langsung
Efek ekonomi

Efek tidak langsung

21

Efek sosial
Efek fisik
Efek-efek ini perlu dinyatakan se-konkrit dan se-kuantitatif mung kin. Tidak
berarti mengabaikan efek kualitatif tetapi cobalah memikirkan efek kualitatif secara
kuantitatif. Misalnya efek "pengolahan tanah" dapat dinyatakan secara kuantitatif
melalui perbedaan antara kenaikan produksi pada kondisi pengolahan tanah
maksimum dan pada kondisi tanpa pengolahan tanah. Akan tetapi hal ini belum tentu
merupakan evaluasi yang tepat kecuali kalau efek-efek tambahan seperti kenaikan
kesempatan kerja dan sumbangan pada pembangunan sosial dipertimbangkan secara
kuantitatif.
(2). Kapasitas
Untuk melaksanakan cara tertentu maka keadaan hendaklah dijaga jangan
sampai ke luar melebihi kapasitas pembangunan, kalau tidak keseimbangan masyarakat
dan perekonomian akan terganggu. Bagan berikut membagi kapasitas pembangunan
menjadi tiga bagian, yaitu sosial, ekonomi dan fisik. Kapasitas tidak epernah tetap,
tetapi berubah sesuai dengan perubahan waktu dan lingkungan. Usaha-usaha untuk
me-ngembangkan batas atas kapasitas dan menaikkan batas bawahnya melalui rencana
pembangunan adalah sangat penting.
6.8. PENETAPAN STRATEGI
(Pentahapan waktu dan alokasi spatial dari cara- cara untuk
mencapai target)
Masing-masing cara yang diusulkan sebelumnya dan setelah dievaluasi dapat
menjadi strategi pembangunan yang konkrit. Dalam hubungan ini harus diperhatikan
hal-hal berikut:
6.8.1. Pentahapan waktu dari cara
- Berapa lama jangka waktu efektif masing-masing cara?
- Berapa % target ingin dicapai untuk amsing-masing tahun target?
Bolehkan di bawah target?
- Apakah target menginginkan efek yang cepat atau efek bertahap?
6.8.2. Alokasi spatial dari cara
- Apakah cara sesuai dengan keadaan setempat?
- Apakah efek akumulasi spasial dapat diharapkan?
- Berapa jauh efek/pengaruh spatial?
- Apakah dilakukan penyesuaian-penyesuaian penggunaan tanah dengan
sektor-sektor lain?
Sebagai Teladan, berikut ini disajikan teladan
pembangunan pertanian di Sulawesi Selatan.

sistem strategi rencana

22

Strategi 1. Metode produksi yang paling baik melalui produksi yang tepat di
tanah yang cocok

Jenis Usaha
Jenis
tani
---->--------- tananam

Keadaan
-------<------ tanah

Strategi 2. Metode produksi yang stabil melalui wilayah suplai dan kon sumsi
yang optimum

Wilayah
SuplaiWilayah
konsumsi ---->----------permintaan -------<------- produksi
Strategi 3. Pengembangan tingkat kesejahteraan dengan penetapan wilayah
pemukiman
Pemukiman

Desa
Pertanian
--------->---- Pertanian -------<-------

23

Uraian pembangunan menurut tahap dan sektor

Sektor
Pertania
n

Distribus

Sosial

Cara
pembangunan
Bercocok tanam

Tahap 1
Target
Zona

Anggaran

Tahap 2
Realisasi
Target

Persiapan dasar
Teknik
usahatani
Fasilitas
distribusi
Jaringan
transportasi
Fasilitas sosial

7. IDENTIFIKASI PROYEK DAN PENYELESAIAN

RENCANA

7.1. Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah untuk menetapkan tugas-tugas pembangunan yang
diprioritaskan yang dikaji dari berbagai langkah strategi untuk mencapai tujuan
pembangunan. Untuk itu dilakukan penelitian, pemilihan dan penentuan proyekproyek yang memberikan harapan melalui penilaian dan pengkajian tingkat
prioritasnya dari berbagai sudut pandangan.
7.2. Aktivitas
- Pengelompokkan strategi pembangunan menurut jangka waktu (panjang,
menengah, pendek) dan kajian-kajian yang lebih rinci
- Perumusan program berbagai jenis pembangunan
- Penguraian terinci materi dan rancangan pembangunan masing-masing
daerah
- Evaluasi proyek dan penentuannya
- Kegiatan masa mendatang yang perlu dipertimbangkan.
Proses perencanaan identifikasi proyek mengandung tiga langkah pokok,
yaitu:
(1). Menyiapkan konsep pembangunan jangka panjang, jangka menengah dan jangka
pendek, dengan menguraikan cara-cara pembangunan menurut daerah dan
tahapan seperti yang dibicarakan dalam epenentuan strategi pembangunan yang
sistematis.
(2). Menemukan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang dapat dijadikan obyek
investasi pada periode awal penyiapan rencana di atas. Hal- hal yang perlu
disiapkan untuk evaluasi adalah: (a). Jenis kegiatan dan arah penyiapan; (b).
Uraian garis besar kegiatan; (c). Penerima manfaat; (d). Metode pembangunan;
(e). Kegiatan-kegiatan lainnya.

24

(3). Menyiapkan daftar proyek yang dipilih berdasarkan evaluasi. Pada tahap ini perlu
diperjelas materi-materi untuk kegiatan-kegiatan masa depan bagi pengembangan
proyek.
7.3. Hasil
-

Rencana pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang (dengan materinya)


Berbagai rancangan program dan rancangan pembangunan daerah
Daftar proyek untuk hal-hal berikut:
a. Macam dan kebijaksanaan pembangunan
b. Uraian garis besar (skala, biaya, efek, jadwal, dan lainnya)
c. Penerima manfaat (daerah, penduduk, tanaman, lainnya)
d. Metode pembangunan (mekanisme administrasi, pembiayaan dan organisasi
pembangunan, manajemen, dan penggunaan), hubungan dengan proyek
lain.
7.4. KETERKAITAN MASALAH, POTENSI DAN
UPAYA PEMECAHANNYA

Kerangka analisis masalah dan potensi merupakan langkah antara yang


menjembatani identifikasi maslaah dengan perencanaan kegiatan/proyek. Kerangka
analisis dapat mengikuti model sebab-akibat, tujuan dan potensi, sebagai titik tolak
untuk menentukan alternatif tindakan/proyek
Matriks keterkaitan
1
Keadaan
yg
tidak diinginkan oleh
masyarakat
(=masalah)

1.Pada musim kemarau


kurang air
bersih

2
Alasan
masalah

(=penyebab)

3
Sumberdaya yg dapat
dipakai
memecahkan
masalah
(=potensi)

untk

Tanah ber pasir tidak

- Ada mata air di bukit

mampu menahan air

jaraknya 10 km
Curah hujan tinggi pd

2.Jalan desa
jelek

Belum diperkeras

musim hujan
Orang siap gtong
royong
Batu untuk landasan

4
Alternatif
mungkin
diambil

yg

(=alternatif proyek)

Pembangunan pipa
air
bersih

5
Tndakan yang
layak

(=Usulan
proyek)

Pembangun an
bak penampung
air
hujan

Bak penam pung


air
hujan dan
penjernih
Pengerasan
dengn

jalan

Pengerasan
jalan

25

dan becek
bila hujan

Tanah liat yg lengket


dpt digali di desa
Sistem drai- nase
jelek

jalan batu (jalan


makadam)
Masyarakat siap ber-

pembangunan slran
drainase
Pengaspalan jalan

Pembangunan
slrn drainase

terasering &
penguatan lereng

Terasering lahan
miring
secara padat
karya

Terasering
dengan
gotongroyong
/padat karya

Tenagakerja tersedia

Penghijauan

Penghijauan

gtong royong
3.Tanah
longsor sering terjadi

4. dst

Belum semua lahan


diterasering
Tumbuhan penguat
lereng
banyak
ditebang
Kemiringan curam

dengan batu dan

Masyarakat tahu cara

Bibit penghi jauan ada

26

PERANAN ANALISIS DALAM


PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH

1. Pendahuluan
Perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan (kontinyu),
berkelanjutan, sejak dari tahap survei hingga tahap pengamatan. Perencanaan fisik
merupakan bagian atau alat organisasi masyarakat dan pengawasan atau kontrol
penggunaan sumberdaya lahan. Pada kenyataannya proses perencanaan merupakan
kegiatan yang tidak pernah selesai, karena selalu memerlukan peninjauan ualng atau
pengkajian , guna memberikan umpan balik dalam proses evaluasi. Dalam proses
penentuan alternatif , pemilihan alternatif dan evaluasi diperlukan analisis yang
seksama.
Analisis adalah uraian atau usaha mengetahui arti sutau keadaan. Data,
informasi atau keterangan mengenai suatu keadaan diurai dan dikaji hubungannya
satu sama lain, diselidiki kaitan yang ada antara yang satu dengan yang lainnya.
Analisis wilayah (regional) ialah cara melihat berbagai faktor perkembangan dalam
skala wilayah. Dalam hal analisis daerah, daerah dapat didefinisikan sebagai suatu
wilayah yang batasannya ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu tujuan, sekala, dan
proses. Tujuan sangat besar pengaruhnya terhadap proses perencanaan.
Pertanyaan untuk apakah? dan untuk Siapa dilakukan perencanaan ?,
menunjukkan peranan "tujuan"
dalam perencanaan.
Pada setiap pembuatan
perencanaan, perencana harus sudah mengetahui atau menetapkan tujuannya dan untuk
siapa perencanaan dibuat. Dalam konteks ini, proses perencanaan dapat diartikan
sebagai suatu usaha memaksimumkan segala sumberdaya yang ada pada suatu
wilayah atau negara untuk tujuan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
penduduknya. Untuk dapat menerapkan asas memaksimumkan manfaat segala
sumberdaya dengan meminimumkan dana masyarakat, diperlukan kemampuan analisis
atas kedua faktor yang tidak saling menenggang tersebut.
Skala perencanaan mempunyai peranan penting pula. Secara teori, perencana
dapat mencakup seluruh dunia, atau lebih kecil ialah batas wilayah negara. Sebagai
contoh, dapat dikemukakan perencanaan daerah aliran sungai yang menembus batas
wilayah negara.
Pada umumnya kita memepersoalkan perencanaan dalam skala nasional,
wilayah dan setempat. Setiap cita-cita dan tujuan suatu negara dituangkan dalam
rencana /rancangan nasional yang kemudian dipecah-pecah ke dalam rancangan
wilayah. Dalam pelaksanaannya ke sasaran terakhir, rancangan wilayah diterjemahkan
ke dalam rencana setempat. Dari sini terlihat, rancangan daerah meuupakan jembatan
antara rancangan nasional dan setempat.
Faktor perencanaan lainnya ialah proses. Daerah maupun kota selalu berubah.
Keadaan sosial akan berubah, lambat atau cepat. Bebagai perubahan ini tentu saja
akan berpengaruh pada ekonomi masyarakat, sehingga selanjutnya berpengaruh pula

27

pada keadaan fisik daerah/kota. Daerah atau kota yang mengalami urbanisasi besar,
mengalami perubahan ekonomi dan fisik yang juga bergerak dengan cepat. Pulau Jawa
dan beberapa kota besar di Indonesia merupakan teladan yang bagus. Pola dan laju
proses perkembangan masyarakat, ekonomi, plitik dan lainnya dapat dikaji untuk
dijadikan
bahan pertimbangan pokok bagi penentuan kebijakan perencanaan.
Kebijakan ini menyangkut beberapa aspek penting. Selain menentukan Apa yang
dikembangkan, juga harus menentukan BAGAIMANA, KAPAN, dan BERAPA
BESAR pengembangannya. Melihat pola dan laju perkembangan penduduk, seorang
perencana kota misalnya akan dapat menentukan segala kebutuhan yang diperlukan
pada 10 tahun mendatang. Hal ini sudah mencakup pertanyaan apa dan kapan. Dalam
perencanaan, hal tersebut belumlah cukup dan masih harus dilengkapi dengan
pengetahuan "berapa besar" pengembangan yang sebenarnya dibutuhkan , dan
"bagaimana" mewujudkannya.
Berbagai kesulitan akan dihadapi dalam pekerjaan analisis, terutama yang
menyangkut data, definisi daerah atau kota, penentuan batas daerah perencanaan dan
lainnya. Dalam pekerjaan analisis, seringkali dihadapi berbagai kesulitan a.l.
ketersediaan data dan penentuan daerah perencanaan.
Ketersediaan data.
Data tidak selalu tersedia seperti yang diingini oleh kepentingan analisis.
Keadaan ini terutama dijumpai di Indonesia, yang sistem pencatatan datanya masih
beragam. Bahkan dalam suatu daerah pun, misalnya propinsi, terdapat perbedaan
pencatatan. Contohnya dalam hal data penduduk, terdapat kabupaten atau kecamatan
yang mencatat jumlah penduduk terinci menurut golongan umur , sedangkan lainnya
mencatat menurut golongan umur lima tahunan bahkan ada yang merinci dengan
sebutan anak-anak, dewasa dan tua.
Penentuan daerah perencanaan.
Daerah perencanaan tidak selalu terikat pada wilayah administrasi daerah.
Kadangkala daerah perencanaan didasarkan atas aspek fisik, misalnya daerah
perencanaan aliran sungai, daerah perencanaan persawahan pasang-surut, wilayah
pembangunan.
1.2. Survei
Survei merupakan tindakan awal dari sutau proses riset atau penelitian dan
biasnaya mengandung maksud untuk "pengumpulan data". Tahapan pengumpulan data
ini merupakan sarana pokok untuk menemukan penyelesaian suatu masalah secara
ilmiah. Penelitian merupakan penyelidikan dan epengujian yang amat kritis dan teliti
guna menanggapi dan memecahkan suatu masalah. Kesukaran umum pada proses
pemecahan masalah lazimnya berkisar pada dua sebab, yaitu
(1) Orang kurang mampu menggunakan cara pemecahan atau cara epenyelesaian
masalah tersebut. Hal ini karena beberapa faktor, seperti kurang tajam dan
kurang obyektifnya cara berfikir, kurang cerdas, kurang memiliki kemampuan
psikis untuk berfikir secara rasional, tidak cukup memiliki ketrampilan teknis,
tidak cukup memiliki ketrampilan sosial untuk menaggapi berbagai masalah
sosial, dan sebagainya. Keadaan seperti ini disebut sebagai "kekurangan formal"
atau kekurangan yang bersifat metodologis.

28

(2). Disebabkan oleh kurangnya jumlah fakta yang ada hubungannya dengan
permasalahan yang tengah dihadapi. Hal ini disebut sebagai "kekurangan bersifat
materi" (Kartono, 1976).
1.2.1. Pengumpulan Data
Riset merupakan kegiatan ilmiah yang sistematik, terarah dan bertujuan.
Dengan demikian bukan merupakan pengumpulan data yang secara kebetulan, tetapi
menghimpun data dan informasi yang relevan. Dalam kegiatan ini perhlu diperhatikan
beberapa hal sbb: (1) Jenis data, (2) tempat diperolehnya data, (3) cara memperolehnya,
(4) jumlah data yang harus dikumpulkan agar mencukupi kebutuhan (cukup, memadai,
dan tepat).
Jenis Data
(1). Data kuantitatif, yaitu data yang dapat diselidiki secara langsung dan dapat
dihitung dengan menggunakan cara sederhana.
(2). Data kualitatif, data yang tidak dapat diselidiki secara langsung dan hanya dapat
diukur dengan cara tidak langsung, seperti misalnya tingkat inteligensia,
ketrampilan, kejujuran, dan lainnya.
Sumber data
Dua macam sumber data yang lazim dilibatkan adalah sumber lapan gan dan
sumber dokumenter.
1.2.3. Teknik pengumpulan data
(1). Teknik Komunikasi
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengumpul data, sedangkan pihak
lain yang dihubungi bertindak sebagai ionforman. Dengan teknik ini terjadi
komunikasi tanya-jawab, baik secara lisan maupun tertulis. Oleh karena itu perlu
diusahakan agar pihak informan mau dan dapat mengerti isi dan arti dari masalah yang
akan dibahas. Ada dua faktor yang sangat berpengaruh , yaitu bahasa dan cara
pendekatan. Beberapa petunjuk dalam pelaksanaan teknik komunikasi ini a.l. (1)
perumusan masalah dan tujuan penelitian yang jelas, untuk menentukan pengarahan
topik yang hendak dikomunikasikan, (2) menggunakan alat komunikasi yang tepat dan
penggunaan bahasa yang harus menarik, bersikap simpatik dan luwes, (3).
menghindari berbagai hal yang dapat menyinggung harga diri dan perasaan subyek
pemberi informasi. Menjunjung tinggi kerahasiaan fakta pribadi, (4) kalau mungkin
diadakan percobaan atau latihan pendekatan terlebih dahulu.
(2). Teknik Observasi
Pada dasarnya teknik observasi sama dengan teknik komunikasi.
Perbedaannya adalah pada cara pengisian daftar sisian dan daftar pertanyaan. Pada
teknik komunikasi pengisian dilakukan oleh informan, sedangkan pada teknik
observasi dilakukan oleh epeneliti.
(3). Studi literatur

29

Peneliti mempelajari data, kuantitatif dan kualitatif, melalui sumber


dokumenter (laporan, monografi daerah, dan lainnya).
Untuk kepentingan
perencanaan pembangunan wilayah, pengum pulan data dan informasi dengan caracara di atas masih harus didukung dengan pengamatan langsung ke lapangan. Hal ini
dapat dilakukan dengan jalan menjelajahi seluruh daerah perencanaan, meninjau
daerah perencanaan dari udara, atau meninjau beberapa bagian daerah perencanaan
yang dianggap dapat memberikan gambaran daerah secara keseluruhan.
1.3. Kompilasi data
Data yang berhasil dikumpulkan dari survei dikumpulkan dan disusun
sedemikian rupa agar mudah dibaca, mudah dilihat kaitannya satu dengan yang lain,
dan informatif. Tahap kompilasi data ini harus mempunyai bobot "pra analisis",
artinya dari kompilasi data ini sudah dapat terbaca segala kecenderungan di masa
mendatang, yang akan sangat penting peranannya dalam proses peramalan. Macam
kompilasi data dipengaruhi oleh sistem analisis data yang akan digunakan, yang juga
menentukan volume data yang dibutuhkan. Oleh karena itu pencatatan data harus
dibuat sedemikian rupa agar bermanfaat bagi analisis data. Data mentah harus dibuat
selengkap mungkin dan terinci.
Kompilasi data dapat disajikan dengan berbagai cara seperti dalam bentuk
tabel, peta, grafik, gambar dan bagan.
1.4. Analisis data
Analisis adalah penyelidikan sesuatu peristiwa untuk menge tahui
penyebabnya, dan bagaimana duduk perkaranya. Menganalisis ialah menyelidiki
dengan menguraikan masing-masing bagiannya (Poerwadarminta, 1976). Pengertian
"analisis" ini memberikan petunjuk kepada kita apa yang menjadi tujuan pokok
analisis. Di dalam perencanaan daerah atau kota, siapakah yang harus mempu nyai
kemampuan menganalisis? Perencanaan selalu dihadapkan pada persoalan yang sangat
rumit. Wilson (1974) telah membagi proses perencanaan menjadi tiga kegiatan, yaitu:
penyusunan kebijaksanaan, rencana (disain) dan analisis.
Perencana perlu
memiliki kemampuan menganalisis agar mampu
menemukan persoalan dan meramalkan pengaruh (impact) perencanaannya. Penentu
kebijaksanaan harus mempunyai kemam puan merencana dengan baik untuk menjamin
agar ia mempunyai pandangan yang luas atas alternatif rencana yang dihadapinya, dan
juga memiliki sekedar kemampuan menganalisis guna membantu mengembangkan
kriteria penilaian dalam menentukan pilihan atas alternatif.

KEBIJAKSANAAN

............ Pelaksanaan

Kriteria penilaian
Perumusan tujuan
RENCANA (DISAIN) .......... Penyajian rencana

30

Mencari alternatif rencana

ANALISIS

..............

Diagnosis masalah

Modes, sistem.

Proses perencanaan yang lengkap selalu akan melalui tahap analisis.


Kebijaksanaan perencanaan muncul sebagai hasil dari proses analisis, dan seluruh
wujud perencanaan merupakan hasil dari proses analisis. Suatu daerah atau kota tidak
akan terus menerus berada dalam keadaannya sekarang, tetapi ia akan berubah.
Perubahan ini dpaat bergerak menuju ke arah positif, tetapi dapat pula bergerak ke
arah negatif; keduanya dikenal sebagai "perkembangan" daerah atau kota. Untuk
mengetahui perubahan ini dan untuk menentukan arah kecenderungan
perkembangannya diperlukan suatu alat observasi.
Perencanaan tidak dapat dilepaskan dari pengetahuan akan kecenderungan
obyek perencanaan. Dengan mengetahui kecende rungan perkembangan dan berbagai
faktor atau variabel yang berpengaruh, dapatlah ditentukan strategi perencanaan agar
dicapai hasil sebaik mungkin. Untuk semua ini diperlukan analisis yang cukup teliti
dan rumit yang menyangkut berbagai segi kehidupan dan penghidupan daerah dan
kota.
Diagram keterkaitan tiga kegiatan dalam proses perencanaan pembangunan
wilayah dapat diabstraksikan seperti bagan berikut.
Dalam analisis, yang diharapkan adalah kesimpulan analisis yang akan
digunakan sebagai pegangan tindakan selanjutnya. Selain metode logika, dalam
analisis data juga dikenal penggunaan model matematika yang akan memberikan
jawaban baik kuantitatif maupun kualitatif. Penggunaan model amtematika sudah
barang tentu tidak dapat dilepaskan dari beberapa asumsi yang mendasari
pemakaiannya.
1.5. Hakekat Perencanaan
Dalam masyarakat Indonesia yang sedang membangun menuju masyarakat
yang adil dan makmur, pencapaian tujuan pembangunan tidak dapat dilepaskan dari
perencanaan, yaitu program tindakan yang menuju ke kesejahteraan masyarakat.
Ukuran kesejahteraan masyarakat merupakan ukuran relatif dan sangat sukar
didefinisikan. Kesejahteraan itu sendiri dibentuk oleh berbagai faktor yang kait
mengkait yang dapat diterjemahkan ke dalam kegiatan masyarakat yang beraneka
ragam membentuk suatu sistem. Perencanaan merusaha merubah salah satu atau
beberapa faktor dalam sistem tersebut, yang diharapkan dapat menimbulkan suatu
rangkaian akibat yang merubah faktor lainnya dalam sistem tersebut secara positif.
.
.
.

31

Indikasi tujuan (keluaran)


Pernyataan masalah
Pencapaian target
Rencana
Pendahuluan

Penilaian alternatif

Penilaian pendahuluan
atas dampak yang diperkirakan timbul

Rencana
mengungkapkan
alternatif

Sistem:Ramalan penghayatan dan pengamatan sumber,


organisasi perorangan dan
rumah-tangga
Model & Sistem Informasi

Ramalan pengaruh
Sistem analisis
luar, anggapan/
asumsi, dll.

KERANGKA KEBIJAKSANAAN

Dalam usaha pembangunan masyarakat, pemerintah dan masyarakat itu


sendiri dihadapkan kepada berbagai keterbatasan yang mengurangi kebebasan gerak
usaha usaha pencapaian tujuan. Bersamaan dengan segala keterbatasan tersebut,
terkandung hasrat mencapai hasil yang sebesar-besarnya untuk memenuhi segala
kebutuhan sebagai ukuran kesejahteraan. Dari kedua hal yang tidak saling menenggang
inilah, perlu disusun suatu rencana agar usaha pencapaian tujuan dapat berjalan efektif
dan efisien. Hasil yang dicapai dari usaha menggunakan kemampuan maksimum
dengan hasil sebesatr-besarnya yang mungkin diperoleh, disebut "usaha optimum".
Perencanaan merupakan proyeksi masa depan. Segala tindakan untuk tujuan
masa depan jelas mempunyai hubungan erat dengan apa yang dimiliki sekarang.
Tidakan tersebut di atas disadari oleh pemikiran pragmatis rasional untuk sutau kurun
waktu tertentu. Perencanaan mendasari pembangunan, karena pembangunan berarti
perencanaan dan pelaksanaan. Pembangunan dapat pula diartikan sebagai usaha
merubah nilai suatu keadaan ke keadaan lain yang mempunyai mutu yang lebih baik.
Perencanaan dimaksudkan untuk waktu yang akan datang, sehingga setiap
perencanaan harus dapat memperkirakan berbagai situasi yang akan terjadi di
kemudian hari. Dengan demikian, tidak saja tujuan yang dirumuskan, tetapi juga

32

penelaahan situasi yang cukup tepat harus merupakan indikator utama. Selain
dihadapkan kepada beberapa hal yang harus diramalkan, perencanaan dihadapkan pula
kepada pemilihan tidakan yang diperhitungkan mempunyai akibat potimum. Hal-hal
ini mengakibatkan pentingnya dilaukan analisis data dasar dan berbagai keterangan
masa lalu, sehingga tujuan perencanaan dapat diharapkan tercapai. Dengan analisis
dapat pula diketahui dan dinilai potensi dan masalah yang dihadapi, sehingga dengan
demikian dapat dipilih serangkaian alternatif tindakan guna memecahkan masalah
yang dihadapi tersebut. Disamping itu dapat diperhitungkan akibat berantai yang akan
terjadi karena pelaksanaan suatu tindakan.
1.6. Analisis dan Model
Untuk dapat melihat segala aspek perencanaan menurut proporsinya,
perencana harus mempunyai daya pandang yang luas dan menyeluruh. Oleh karena
perencana pada kenyataannya hanya merupakan bagian kecil daripada rancangannya,
maka ia harus "mengecilkan" atau 'menyederhanakan" obyek rencananya. Dengan kata
lain perencana menggunakan "model".
Perencana pembangunan wilayah berkepentingan dengan kebutuhan penduduk
akan perumahan, perkembangan ekonomi dan pola transportasi (Wilson, 1974).
Hal-hal di atas mewajibkan perencana untuk memper hatikan model
kependudukan (struktur penduduk, arus migrasi antar daerah) dan model ekonomi
dalam setiap kasus distribusi ruang kegiatan.
Beberapa model yang sering digunakan ialah:
(1). Model Kependudukan
(2). Model Ekonomi
(3). Model Transpor
(4). Model Tempat Kediaman dan Pengadaan Rumah
(5). Model pemilihan tempat kerja
(6). Model Pengadaan dan penggunaan fasilitas.

PENDUDUK

KEGIATAN

ORGANISASI

Perumahan
Lapangan kerja

Kebutuhan penduduk

Organisasi
Berbagai pelayanan

Komunikasi

Pengadaan
dan kadang
permintaan

33

Prasarana

Gambar

. Unsur pokok sistem wilayah (kota-daerah).

Model atau simulasi digunakan sebagai langkah 'penye derhanaan' masalah


yang akan dianalisis. Penyederhanaan ini dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu:
(1). Menggunakan Model Matematika, yaitu menyatakan hubungan aspek
perencanaan seperti hubungan matematika. Hal ini dilakukan pabila masalah
yang akan dianalisis mempunyai hubungan yang dapat diasosiasikan dengan
hubungan fungsi matematika, seperti garis lurus, lengkungan , model gravitasi,
atau model aljabar lainnya. Contohnya adalah analisis perkembangan jumlah
penduduk, analisis migrasi, analisis transportasi, analisis input-output, analisis
ekonomi.
(2). Menggunakan model Miniatur, yaitu menyatakan obyek dalam skala miniatur
yang tetap proporsional, misalnya maket, peta, sistem nilai.

34

DAFTAR PUSTAKA

Cheema, G.S. 1981. Institutional Dimensions of Development. Maru zen Asia, United
Nations Centre for Regional Development, Nagoya, Japan.
Edward, A.A.,R. Lal, P. Madden, R.H. Miller dan G. House. 1990. Sustainable
Agricultural Systems. Soil and Water Conservation Society. Iowa.
Fu-Chen Lo. 1981. Rural-Urban Relations and Regional Development. The United
Nations Centre for Regional Development. Maruzen Asia Pte. Ltd. Singapore.
Inayatullah 1977. Conseptual Framework For The Commonity Studies Of Rural
Development Dalam Hagul P. Pembangunan Desa dan LSM. Dian Desa.
Jakarta.
IRRI. 1977. Cropping Systems Research and Development for The Asian Rice Farmer.
The International Rice Research Institute, Los Banos, Laguna, Philippines.
Isard, W. 1975. Introduction to regional science. prentice-hall, inc. Englewood Cliffs,
New Jersey.
Maulie, TM. 1992. Efektivitas Pembangunan Desa Terpadu. Balai Pengkaderan
Pembangunan Desa. Malang.
Mellor, John W. 1986. The Economic of Agrucultural Development. Cornell niversity
Press, Ithaca, New York, USA.
Mercer, D.E. 1985. Guidelines for planning agroforestry development projects. EastWest Environment and Policy Institute Working Paper, Honolulu, Hawaii.
Rai, N. 1980. Local level planning and rural development. Alternative strategies. United
Nations Asian and Pasific Development Institute, bangkok. Concept
publishing company, New Delhi.
Richardson, H.W. 1972. Regional Economics. Location Theory, Urban Structure, and
Regional Change. Praeger Publishers, New York.
Soemarno. 1990. Studi Perencanaan Pengelolaan Lahan Secara Optimal di Sub DAS
Konto Malang, Jawa Timur. Disertasi Fakultas Pasca Sarjana, Institut
Pertanian Bogor.

35

Soemarno. 1991a. Implementasi Model Tujuan Ganda dalam Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai. Studi Kasus di Sub DAS Pinjal, Kabupaten Malang. Jurnal
Universitas Brawijaya, Vol. 3 No.2, Hal. 41-60.
Soemarno. 1991b. Model Perencanaan program pengelolaan lahan yang berwawasan
lingkungan. Simposium Nasional Penelitian dan Pengembangan Sistem
Usahatani Lahan Kering yang Berkelanjutan. Malang 29-31 Agustus 1991.
Soemarno. 1991c. Studi Model Alokasi Penggunaan Lahan yang Berwawasan
Lingkungan di DAW Selorejo. Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional V. Jakarta,
3-7 September 1991.

Anda mungkin juga menyukai