Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah,beserta inayahNya kepada kita semua sehingga
kita masih di beri kesempatan untuk menyelesaikan tugas matematika wajib ini, tak lupa pula kami panjatkan puji
syukur atas kemurahan Allah yang telah memberikan kami kelancaran sehingga matematika wajib ini dapat kami
selesaikan dengan lancar, sempurna, serta tak kurang dari apapun.
Sebelumnya kami haturkan banyak terimakasih kepada :
Hj. Musthofiyah, S.Pd selaku guru kami pembimbing guru matematika wajib .
Beserta rekan anggota kelompok 6 yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini.
Kami berharap semoga materi dokumen matematika wajib semester 1 ini dapat memberikan ilmu
pengetahuan yang bermanfaatnya bagi kita semua, memberikan wawasan, dan ilmu yang bermanfaat.Semoga
dokumen materi ini selain bermanfaat dalam ilmu pengetahuan juga membantu dalam proses pembelajaran.
Sebelum kami akhiri, apabila ada kesalahan dalam penulisan dan pengeditan dokumen materi matematika
wajib ini, kami selaku dari kelmpok 6 MIA 1 , memohon maaf sebesar- besarnya.
Trimakasih
DAFTAR ISI
BAB I
1 KELOMPOK VI
program Linear.........................................................................................................4
program Linear menggunakan garis selidik............................................................ 5
Program Linear menggunakan model matematika........................................... .......7
Penyelesaian masalah menggunakan program linear............................................ ..8
BAB II
Konsep Matriks........................................................................................................10
Jenis- jenis Matriks..................................................................................................11
Perkalian matrik dengan bilangan skalar.................................................................13
Perkalian dua matrik................................................................................................13
Determina matriks ordo 2 x 2 dan 3 x 3..................................................................14
Matriks singular.......................................................................................................15
Invers matrik ordo 2 x 2................................................................................... .......16
Rumus invers matrik persegi ordo 3 x 3..................................................................17
BAB III
Komposisi fungsi dan invers ...................................................................................20
Fungsi matematika pada daerah ............................................................................. 21
Menentukan fungsi jika fungsi komposisi dan sebuah fungsi di ketahui.................21
Menentukan fungsi dengan permisalan....................................................................22
Menjadikan Fungsi ke invers....................................................................................23.
Rumus fungsi invers................................................................................................ 24
Rumus fungsi invers dari fungsi pecahan................................................................24
Rumus komposisi fungsi invers...............................................................................24
BAB IV
BAB V
Gradien dan garis....................................................................................................29
Garis- garis sejajar..................................................................................................29
Garis- garis tegak lurus..........................................................................................30
BAB VI
Aturan sinus ..........................................................................................................35
Aturan Cosinus......................................................................................................36
2 KELOMPOK VI
26 Oktober 2014
Kelompok 6
BAB I
PROGRAM LINEAR
Menentukan Daerah Penyelesaian dengan sistem pertidaksamaan
Pengertian : Program Linear adalah suatu cara untuk penyelesaian masalah dengan menggunakan
persamaan atau pertidaksamaan linear yang mempunyai banyak penyelesaian, dengan memperhatikan
syarat-syarat agar diperoleh hasil yang maksimum/minimum (penyelesaian optimum).
Persamaan Daerah Penyelesaian :
3 KELOMPOK VI
a) X 0
Y0
X+Y p
x
y
x,y
0
p
p
0
0,p
P,0
Dengan kata lain (DP) dapat dibatasi oleh (0,0), A (x,y), B (x,y), C (x,y),.
Dengan daerah B di dapatkan dari proses Eliminasi.
Contoh :
a) X 0
Y 0
Misal: X + Y 4
x
x,y
0
4
4
0
0,4
4,0
3X + Y 6
x
x,y
0
6
0,6
2
0
2,0 oleh (0,0), A (2,0), B (2,2), C (0,4)
Dengan kata lain (DP) dapat dibatasi
Dengan kata lain B di peroleh dari Eliminasi dengan cara seperti dibawah ini:
B -> x + y = 4
3x + y = 6
x3
x1
3x + 3y = 12
3x + y = 6
3y = 6
y=2
maka : x + y = 4
x +2=4
x=42
x=2
4 KELOMPOK VI
x,y
0
6
2
0
0,2
6,0
6x + 2y = 24
x
x,y
0
4
12
0
0,12
4,0
Maka :
x + 3y = 6
x + 3.2 = 6
x=66
x=0
5 KELOMPOK VI
titik (0,a)
Buatlah garis garis yang sejajar dengan ax + by = ab sehingga ditemukan garis yang melalui suatu titik
pada daerah himpunan penyelesaian dan terletak paling kanan. Misalnya garis ax + by = k, melalui titik
(p,q) yang terletak pada daerah himpunan penyelesaian dan terletak pada paling kanan maka titik (p,q)
tersebut merupakan titik optimum dan nilai maksimum fungsi objektif tersebut adalah k1 = ap + bq
Misal : Z = 20 x + 80 y, maka nilai x,y dari B, tadi dimasukkan dalam optimum disini. Z = 20 .(0) + 80
(2).
6.Mulai menggambar (gambar 2(bab 1))
6 KELOMPOK VI
Model matematika ini merupakan cara sederhana untuk memandang suatu masalah dengan menggunakan
persamaan atau pertidaksamaan matematika
Caranya: dalam pembahasan kali ini untuk menentukan model matematika, kita membutuhkan pemahaman,
logika, serta konsentrasi, agar dapar tercipta suatu perbandingan yang mewujudkan model matematika itu sendiri.
Contoh soal:
Sebuah kopsis menjual bolfoint dan pensil , dan ada beberapa siswa akan membeli bolfoint dan pensil tersebut
untuk 2 matapelajaran, pada pelajaran matematika seorang siswa membutuhkan 2 bolfoint dan 1 pensil, pada
pelajaran senirupa membutuhkan 6 bolfint dan 4 pensil , persediaan di kopsis tersebut masing- masing memiliki
20 dan 24, dan hasil penjualan kopsis untuk memenuhi beberapa pesanan dari siswa untuk mata pelajaran
matematika Rp 24.000 dan senirupa Rp 20.000. Tentukanlah program linear menggunakan model matematika ini.
Jawab:, misal:
pelajaran matematika : x
Pelajaran Seni Rupa : y.
Maka : 2x + 1y 20
6x + 4y 24
x 0
y 0
dengan fungsi obyektif Z = Rp 24.000 x + Rp 20.000 y
4. penyelesaian masalah program linear
Misal langsung saja kita ambil contoh soal dari (nomor 3) bab 1 ,dengan 4 langkah sebagai berikut.
Langkah I : menentukan model matematika
Langkah II : menentukan daerah penyelesaian
Langkah III : menentukan optimum daris selidik
Langkah IV : menentukan nilai maksimum dan minimum
Langkah I : misal:
pelajaran matematika : x
Pelajaran Seni Rupa : y.
Maka : 2x + 1y 20
6x + 4y 24
x 0
y 0
dengan fungsi obyektif Z = Rp 24.000 x + Rp 20.000 y
Langkah II : menentukan daerah penyelesaian dengan di batasi (0,0), A(4,0), B(8,36), C(0,20).
Dengan B di tentuakan eliminasinya :
2x + 1y 20
x6 12x + 6y = 120
6x + 4y 24
x2
12x + 8y = 48
-2y= 72
y = -36, y harus tetap bernilai positif, maka y = 36.
Maka, 2x + 1y = 20
2x + 36 = 20
2x = 36- 20
2x = 16
x = 8.
7 KELOMPOK VI
Gambar 4 ,Bab 1
Langkah III
Kemudian menentukan garis selidik dengan:
Obyektif Z= Rp 24.000 x + Rp. 20.000 y , maka Z bernilai 120.000
120.000 = (-5,0) + ( 0,-6).
Dengan langkah IV.
Jadi nilai maksimum pada titik B (8,36)
Adalah : Z = Rp. 24.000 x + Rp 20.000 y
= Rp. 24.000 (8) + Rp. 20.000 (36).
8 KELOMPOK VI
BAB II
MATRIKS DAN INVERS MATRIKS
1.Konsep matriks
Dalam hal ini kita akan membahas tentang matriks , sebelum kita terjun dalam pembahasan matriks, mari kita
memulai dengan mengerti pengertian matrik terlebuh dahulu.
Pengertian: kumpulan bilangan yang terdiri dari baris dan kolom .
Dengan pemahaman konsep menggunakan kolom:
Dalam kolom ini , sebuah data menunjukkan hasil pertandingan Classmeeting tahun 2013/2014.
Nama Klub
mena
ng
16
16
10
9
main
24
24
24
24
XI MIA 1
XI IIS 1
XI MIA !
X IIS 1
seri
kalah
nilai
8
5
8
8
3
4
5
6
75
73
65
62
8v
5v
8
8
3
4
5
6
baris
kolom
b) Ordo matriks:
Yang mana ordo itu gunanya menunjjukan baris dan kolom seperti,
yang di ikuti 3 kolom.
c) Banyaknya Elemen
Suatu perkalian antara baris dengan kolom, misal :
A 4 x 3 = 4 . 3 = 12.
d) Transpose Matriks : baris menjadi kolom, atau sebaliknya kolom menjadi baris
AT
Misal :
:
16
16
16
16
10
10
3x4
[ ]
0
5) Matriks segitiga atas =
0 0
3x3
0
0 0
3x3
f) Kesamaan Matriks: dima maksud dari kesamaan ini, bukan angka yang sama melainkan hasil akhirnya
yang sama jika di hitung dengan matriks,
180 100
10
=
3
Contoh:
7 5
2+5 3
][
log5
8
5
8
h) Matriks kolom m x I
i) Matriks baris I x m.
10 KELOMPOK VI
A
Contoh : 37 ) ( 2 (
1 x m.
Matriks datar: matriks yang banyak baris kurang dari banayaknya kolom, atau bisa disebut kebalikan dari
matriks tegak.
4 3 2
y4
Contoh: Z 2 =
0 6 7
2 x3
II. Matriks berdasarkan elemen penyusunnya :
Matriks nol: suatu matriks yang setia unsurnya 0 berordo m x n yang ditulis dengan huruf O.
0 0 0
O
=
0 0
2x 3 0
Contoh:
0 0 0
3x 3
Matriks diagonal : suatu matriks bujur sangkar yang semua elemennya di luar diagonal utamanya nol.
3 0 0
Contoh : Z =0 4 0
0 0 5
3 x3
Matriks identitas / satuan : matriks diagonal yang semua elemennya diagonal. 1/0
1 0 0
Dengan sifat:
Z
=
0 1 0
Contoh:
0 0 1
I.
Ax1=A
3x3
II.
1xA=A
Matriks Skalar : matriks diagonal yang semua elemennya sama tapi bukan 0 / 1
3 0 0
0 3 0
Contoh: Z =
0 0 3
3x 3
11 KELOMPOK VI
Matriks Simentri; suatu matriks bujur sangkar yang unsur pada baris ke i kolom ke jsama dengan
unsur pada baris ke j kolom ke i. Yang mana segitiga Z ij =Z ji .
Contoh:
Z 11 Z12 Z 13 3 2 5
Z 12 Z 21
Z =Z 21 Z22 Z 23=9 4 7 , dimana z 13 = Z 31
Z 31 Z32 Z 33 5 6 1
Z 23 Z 32
( )
( )(
( )
3
Contoh: Z =
2
( )(
1
1
3
2 , maka2 Z=2
2 = 6 1
20
10
10
2
12 KELOMPOK VI
Banyaknya kolom matriks A harus sama dengan banyaknya kolom matriks B, sehingga n = p
Perkalian dilakukan dengan menjumlahkan hasil kali setiap elemen baris matriks A dengan setiap elemen
kolom matriks B yang sesuai
Contoh 1
Diketahui matriks-matriks :
Contoh:
) adalah:
( )
P= 3 6 =3.76.4=0
4 7
Cara Sarrus
Misalkan:
Jika
maka tentukan
Penghitungan matriks dilakukan dengan cara menambahkan elemen dari kiri atas ke kanan bawah (mulai dari a
e i, b f g, dan c d h) lalu dikurangi dengan elemen dari kanan atas ke kiri bawah (mulai dari c
e g, a f h, dan b d i) sehingga menjadi:
Contoh:
maka tentukan
Jika
maka tentukan
Matriks Singular
Matriks singular adalah matriks yang nilai determinannya 0.
Contoh:
14 KELOMPOK VI
vs
Invers matriks
Invers matriks 2x2
Pengertian : pengertian invers : persegi atau buju sangkar yang berordo 2x2 dan 3x3maupun ordo nxn, akan
menjadi topik pembahasan kali ini.
Suatu matriks dapat dibalik jika dan hanya jika matriks tersebut adalah matriks persegi (matriks yang
berukuran n x n) dan matriks tersebut non-singular (determinan 0). Tidak semua matriks memiliki invers.
Invers matriks dapat didefinisikan sebagai berikut.
Definisi :
Jika A adalah suatu matriks kuadrat, dan jika kita dapat mencari matriks B sehingga AB = BA = I, maka
A dikatakan dapat dibalik (invertible) dan B dinamakan invers dari A
Misalkan:
Persamaan matriks
Tentukan X matriks dari persamaan:
15 KELOMPOK VI
Jika
Contoh:
y2
y2
2
2
=( y ( 3 p+ 2 ) )( y . 5 y )
5 y 3 p+2
3 p y 2 +2 y 25 y 3=3 p y 25 y 3+ 2 y 2
Adjoin adalah matriks kofaktor yang di Transposkan ( baris jadi kolom , kolom jadi baris )
Langkah kedua, Setelah hasil dari Kofaktor A ditemukan , maka kita mencari ADJOIN nya =
16 KELOMPOK VI
Matriks disebelah kiri adalah matriks A dan sebelah kanan adalah matriks identitas. Kemudian lakukan Operasi
Baris Elementer sedemikan sehingga matriks sebelah kiri menjadi matriks identitas dan matriks identitas (pada
sebelah kanan) yang akan menjadi invers matriks tersebut.
1. baris kedua : B2 + (-2B1) [artinya baris kedua dijumlahkan dengan -2 kali baris pertama]
baris ketiga : B3 + (-B1) [artinya baris kedua dijumlahkan dengan -1 kali baris pertama]
17 KELOMPOK VI
2. baris ketiga : B3 + 2B2 [artinya baris ketiga dijumlahkan dengan 2 kali baris kedua]
4. baris kedua : B2 + 3B3 [artinya baris kedua dijumlahkan dengan 3 kali baris ketiga]
baris pertama : B1 + (-3B3) [artinya baris pertama dijumlahkan dengan -3 kali baris ketiga]
5. baris pertama : B1 + (-2B2) [artinya baris pertama dijumlahkan dengan -2 kali baris kedua]
Karena matriks kiri sudah terbentuk menjadi matriks identitas, maka invers dari matriks A adalah A-
Contoh 3 :
Periksa apakah matriks A33 memiliki invers? Jika, tentukan inversnya, dengan A =
Penyelesaian :
Susun matriks sedemikian sehingga seperti dibawah ini, kemudian lakukan Operasi Baris Elementer
Perhatikan matriks sebebelah kiri pada baris kedua dan ketiga. Karena baris kedua dan ketiga memiliki entry
yang sama, ini mengakibatkan matriks tersebut memiliki dterminannya nol, sehingga matriks tersebut tidak
memiliki invers.
BAB III
FUNGSI dan RELASI
Relasi
18 KELOMPOK VI
Relasi adalah suatu aturan yang memasangkan anggota himpunan satu ke himpunanlain. Suatu relasi dari himpunan A ke
himpunan B adalah pemasangan atau perkawananatau korespondensi dari anggota-anggota himpunan A ke anggotaanggota himpunan B.Jika diketahui himpunan A
= {0, 1, 2, 5}; B = {1, 2, 3, 4, 6}, maka relasi satukurangnya dari himpunan A ke himpunan B dapat disajikan dalam
diagram panah,diagram Cartesius, himpunan pasangan berurutan, dan dengan rumus.2.Fungsi
a.Pengertian Fungsi
Suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B
disebut fungsi dari A ke B
jika setiap anggota A dipasangkan dengan tepat satu anggota B
lihat pada gambar disamping,
menunjukkan relasi fungsi:
fungsi itu sama dengan relasi dalam
disamping ini ada yang disebut sebagai:
{a , b , c }
{ 1,2,3 }
19 KELOMPOK VI
{ 1,2,3 }
R:AB
A = {1,2,3,4} dan B = [1,2,3,4,5,6} apabila di kaitkan kedua himpunan dengan hubungan
A merupakan setengah dari B maka relasi tersebut dapat digambarkan dalam diagram
berikut
20 KELOMPOK VI
21 KELOMPOK VI
fungsi yang memetakan daerah asal ke daerah kawan bermacam-macam sobat, bisa
fungsi sederhana, linier, kuadrat, dan sebagainya.
Contoh
Misal f: R R dengan f(x+2) = x2-x, tentukan berapa nilai f(x) dan f(1)
Kita misalkan y = x + 2, sehingga x = y-2
f(y) = (y-2)2 (y-2) = y2 4y + 4 y +2 = y2 -5y + 6
sehingga bisa didapat f(x) = x2 -5x + 6
f(1) = 12 -5(1) + 6 = 2
Komposisi Fungsi
menghitung dengan menggabungkan dua fungsi secara berurutan akan menghasilkan
sebuah fungsi baru.
Apa itu invers fungsi? Misal fungsi f: A B maka invers fungsi dari f dinyatakan dengan f1: B A
jika y = f(x) maka x = f-1(y).
Hasil invers dari suatu fungsi dapat merupakan fungsi atau bukan fungsi. Kapan invers
suatu fungsi merupakan fungsi juga? Jawabannya ketik fungsi tersebeut berkorespondensi
satu-satu. Ketika suatu fungsi bukan merupkan korespondensi satu-satu maka inversnya
bukan merupakan sebuah fungsi melainkan suatu relasi.
Bagaimana Menentukan Invers Suatu Fungsi?
Invers suatu fungsi dapat ditentukan dengan terlebih dahulu memisalkan fungsinya denga
y
Kemudian menyatakan variabel x sebagai fungsi dari y
Menggantinya dalam fungsi menjadi x
Contoh
Tentukan ivers dari fungsi f(x) = 2x + 6
Pembahasan
f(x) = 2x + 6
misal y = 2x + 6
2x = y 6
x=y3
dengan demikian f-1(y) = y 3 atau f-1(x) = x 3
Contoh 2
Tentukan Invers dari fungsi y = 2x + 3/ 4x + 5
jawab :
y = 2x + 3/ 4x + 5
y (4x + 5) = 2x + 3
4yx + 5y = 2x + 3
4yx 2x = 3 5y
x (4y-2) = 3 5y
x = 3 5y / 4y-2
atau
x = -5y +3 / 4y 2
jadi dengan dimikian f-1 (y) = 2x + 3/ 4x + 5 = -5y +3 / 4y 2
atau f-1(x) = -5x +3 / 4x 2
Soal Nomor 1
Diberikan dua buah fungsi masing-masing f(x) dan g(x) berturut-turut adalah:
f(x) = 3x + 2
g(x) = 2 x
Tentukan:
a) (f o g)(x)
b) (g o f)(x)
23 KELOMPOK VI
Pembahasan
Data:
f(x) = 3x + 2
g(x) = 2 x
a) (f o g)(x)
"Masukkan g(x) nya ke f(x)"
sehingga:
(f o g)(x) = f ( g(x) )
= f (2 x)
= 3(2 x) + 2
= 6 3x + 2
= 3x + 8
b) (g o f)(x)
"Masukkan f (x) nya ke g (x)"
sehingga:
(g o f)(x) = g ( f (x) )
= g ( 3x + 2)
= 2 ( 3x + 2)
= 2 3x 2
= 3x
FUNGSI INVERS
Jika diketahui suatu fungsi f(x) dan memenuhi syarat untuk memilikiinvers, maka invers fungsi dari f(x) ditulis
f 1 x
24 KELOMPOK VI
adalah :
Fungsi Pecahan :
inversnya adalah :
Fungsi kuadrat :
f(x) = ax2 + bx + c
inversnya adalah :
25 KELOMPOK VI
Jika fungsi f: DfRf adalah fungsi bijektif, maka invers fungsi f adalah fungsi
yang
didefinisikan sebagai f -1: Rf Df dengan kata lain f -1 adalah fungsi dari Rf ke
Df .
Perhatikan kembali Definisi 3.4 di atas. Fungsi f: Df Rf adalah fungsi bijektif,
jika
yRf merupakan peta dari x Df, maka hubungan antara y dengan f(x)
didefinisikan
dengan y = f(x). Jika f -1 adalah fungsi invers dari fungsi f, maka untuk setiap
x Rf -1adalah peta dari y f 1 D . Hubungan antara x dengan f -1(y)
didefinisikan
dengan rumus x = f -1(y).
5. Menentukan Rumus Fungsi Invers
Masalah-3.6
Salah satu sumber penghasilan yang diperoleh klub sepak bola adalah hasil
penjualan tiket penonton jika timnya sedang bertanding. Besar dana yang
diperoleh bergantung pada banyaknya penonton yang menyaksikan pertandingan
tersebut. Suatu klub memberikan informasi bahwa besar pendapatan yang
diperoleh klub dari penjualan tiket penonton mengikuti fungsi f(x) = 50.000x +
20.000, dengan x merupakan banyak penonton yang menyaksikan pertandingan.
a) Tentukanlah invers fungsi pendapatan dari tiket penonton klub sepak bola
tersebut.
b) Jika dalam suatu pertandingan, klub memperoleh dana hasil penjualan tiket
penonton sebesar Rp55.570.000,-. Berapa penonton yang menyaksikan
pertandingan tersebut?
Alternatif Penyelesaian
Diketahui bahwa fungsi pendapatan klub sepak bola tersebut adalah f(x) = 50.000x+ 20.000
a) Invers fungsi pendapatan dari tiket penonton klub sepak bola
Untuk menentukan rumus fungsi invers f(x) dilakukan sebagai berikut.
y = f(x) = 50.000x + 20.000
y = 50.000x + 20.000
50.000x = y - 20.000
x =y 20 000
50 000
Karena x = f -1(y) maka f (y)= y1 20 000
50 000
Karena f (y)= y1 20 000
50 000
. maka f -1(x) =
(x) = x- 20 000
50 000
f 1 (x)
x1
= 20 000
50 000
.
atau
f 1 (x)= 1 (x-20000)
50 000
b) Jika dana hasil penjualan tiket penonton sebesar Rp 55.570.000, maka banyak
penonton yang menyaksikan pertandingan tersebut adalah
f-1(x) = x 20 000
50 000
26 KELOMPOK VI
f 1 5000 000)=
55 570 000 20 00
50 000
= 55 570 000 20 000
50 000
=
1111
BAB 4
BARISAN DAN DERET
Baris Aritmatika :
a, (a+b), (a+2b), (a+3b),.....................Un (1+(n-1))b.
u1=a u2u 1=u3u 2= ..........................= unu n1
un=a+ ( n1 ) b
Deret Aritmatika:
s n = a, (a+b), (a+2b), (a+3b),..................... + Un.
n
s n= (a+u n)
2
Atau
n
s n= ( 2 a+ ( n1 )) b
2
Barisan Geometri:
2
3
n1
Un= a , ar , a r ,a r , a r
U 1=a
Un=a r n1
u u
u
r= 2 = 3 = = n .
u1 u4
un1
Deret Geometri =
2
3
n 1
Sn = a+ ar+ a r + a r + a r
0<r<1
r>1
27 KELOMPOK VI
a(1r )
Sn=
(1r )
atau
a(r 1 )
Sn=
( r1)
Notasi Sigma:
u1 +u2 +u3 +u4
ui
................... + +un=
Dengan i = 1.
BAB 5
HUBUNGAN ANTARA GARIS
1. Garis dan Gradien
Memulai subbab ini, kita awali dengan mengingat kembali materi yang sudah
pernah kamu pelajari di SMP (Kelas VIII) tentang bagaimana menentukan persamaan
garis lurus dan gradien suatu garis. Coba perhatikan bentuk persamaan garis dan
gradien garis di bawah ini.
y y1
xx 1
y2 y1
x2 x1
gradien m =
y2 y1
x2 x1
a,b,c,d, x 1 , y 1 R
Pengertian Garis Sejajar, Garis Berpotongan, Garis Berimpit Dalam Matematika, garis
merupakan hal yang akan sering kita bahas, terutama pada grafik, berikut pengertian garis.
Pengertian Garis Sejajar, Garis Berpotongan, Garis Berimpit
1. Garis sejajar
Dua buah garis dikatakan sejajar apabila kedua garis tersebut terletak pada satu bidang datar
yang tidak akan berpotongan meskipun diperpanjang tanpa batas.
Garis Sejajar
Dua buah garis l dan m adalah sejajar atau ditulis l // m (l sejajar m).
28 KELOMPOK VI
Berdasarkan uraian di atas, secara umum diperoleh sifat sebagai berikut. Melalui satu titik di luar sebuah garis
dapat ditarik tepat satu garis yang sejajar dengan garis itu.
Selanjutnya perhatikan gambar di bawah ini. Pada gambar di bawah diketahui garis m sejajar dengan garis n (m //
n) dan garis l memotong garis m di titik P. Apabila garis l yang memotong garis m di titik P diperpanjang maka
garis l akan memotong garis n di satu titik, yaitu titik Q.
Jika sebuah garis memotong salah satu dari dua garis yang sejajar maka garis itu juga akan memotong garis yang
kedua.
Sekarang, perhatikan Gambar di bawah ini. Pada gambar tersebut, mula-mula diketahui garis k sejajar dengan
garis l dan garis m. Tampak bahwa garis k sejajar dengan garis l atau dapat ditulis k // l dan garis k sejajar dengan
garis m, ditulis k // m. Karena k // l dan k // m, maka l // m. Hal ini berarti bahwa garis l sejajar dengan garis m.
Jika sebuah garis sejajar dengan dua garis lainnya maka kedua garis itu sejajar pula satu sama lain.
29 KELOMPOK VI
2. Garis berpotongan
Dua buah garis dikatakan berpotongan apabila garis tersebut terletak pada satu bidang datar dan kedua
garis tersebut berpotongan disalah satu titiknya.
Garis Berpotongan
3. Garis Berimpit
Dua buah garis yang terletak pada satu bidang datar dikatakan berimpit jika dan hanya jika kedua garis
itu memiliki paling sedikit dua titik potong (dua titik persekutuan).
Garis Berimpit
Dua buah garis m dan m saling berimpit. Untuk mempermudah pemahaman tentang garis berimpit,
cobalah kalian perhatikan jam ketika tepat pukul 12.00. Jarum panjang tepat berimpit dengan jarum
pendek atau berada pada satu garis lurus.
4. Garis tegak lurus
Dua buah garis dikatakan salin tegak lurus jika saling berpotongan membentuk sudut 90.
Sekian materi MATEMATIKA mengenai pengertian garis sejajar, garis berpotongan, garis berimpit.
Semoga menambah wawasan kita
dimana
dan
30 KELOMPOK VI
Gradien Garis[
Gradien Oleh 2 Titik
dimana m adalah kemiringan suatu garis dan kedua titik adalah suatu titik yang akan dihitung kemiringannya
sejajar dengan
Persamaan 1 :
memiliki gradien
Persamaan 2 :
memiliki gradien
sejajar dengan
31 KELOMPOK VI
Persamaan 1 (Utama) :
memiliki gradien
Persamaan 2 :
memiliki gradien
. Terbukti bila
dan
dan titik
Contoh Soal :
Contoh Soal :
Dengan cara substitusi, tentukan koordinat titik potong antara garis 3x + y = 5 dan
garis 2x 3y = 7.
Jawab :
Ikuti langkah-langkah berikut.
Ambil salah satu persamaan garis, misalnya 3x + y = 5.
Tentukan salah satu variabel dari garis tersebut, misalnya y.
3x + y = 5 maka y = 5 3x.
Substitusikan nilai y tersebut ke dalam persamaan garis yang lain.
2x 3y = 7
2x 3(5 3x) = 7
2x 15 + 9x = 7
2x + 9x = 7 + 15
11x = 22
32 KELOMPOK VI
x=2
Substitusikan nilai x ke dalam salah satu persamaan garis.
3x + y = 5
3 (2) + y = 5
6+y=5
y=56
y = 1
Diperoleh x = 2 dan y = 1. Jadi, koordinat titik potong kedua garis itu adalah (2, 1)
BAB 6
RUMUS RUMUS SEGITIGA
Rumus dan Aturan Trigonometri dalam Segitiga Dear sobat hitung, kali ini rumushitung.com ingin sharing sekaligus
ngingetin kembali aturan dan rumus trigonometri yang berlaku dalam segitiga (aturan sinus, aturan cosinus, dan aturan
luas). Dalam beberapa soal trigonometri melibatkan berbagai hal terkait segitiga dan kita kadang bingung aturan
trigonometri yang mana sih yang harus dipakai. Misalnya sobat ketemu soal seperti di bawah ini. Perhatikan gambar
segitiga di bawah, Coba sobat tentukan berapa luas segitiga tersebut?
hayoo pakai aturan trigonometri segitiga yang mana? Mau pakai rumus luas segitiga yang biasa tidak bakal ketemu, adanya
sobat malah bingung. Okey untuuk mengingatkan sobat kembali berikut rangkuman tentang aturan trigonometri dalam
segitga.
1. Aturan Sinus dalam Segitiga
loh, darimana asalnya aturan sinus tersebut? mari kita cari tahu pembuktiannya berikut
pembuktian aturan sinus paling mudah melalui pendekatan pembuktian dari rumus luas segitiga. Silahkan baca pembuktian
rumus luas segitiga di bagian akhir postingan ini terlebih dahulu. Menurut aturan luas segitiga di dapat
L = bc. sin (1)
33 KELOMPOK VI
a2 = b2 + c2 2bc cos
b2 = a2 + c2 2ac cos
c2 = a2 + b2 2ab cos
Pembuktian aturan cosinus
Darimana dapatnya aturan cosinus di atas? Jawabannya adalah
contoh soal
perhatikan gambar di samaping. Titik P dan Q dinyatakan dengan korrdinat polar. Tentukan jarak antar titik Pdan Q.
Jawab:
Dari gambar di atas terlihat bentuk segitiga dan jarak antar titik P dan Q bisa dicari dengan menggunakan aturan cosinus.
Besar sudut POQ = 180o (75o+45o) = 60o.
PQ2 = OQ2 + OP2 2.OQ.OP cos POQ
PQ2 = 32 + 52 2.3.5 cos 60o c
PQ2 = 9 + 25 30. 0,5
PQ2 = 9 + 25 -15
PQ2 = 19
PQ = 19 = 4,36
3. Aturan Trigonometri Luas Segitiga
Selain aturan sinus dan cosinus dalam segitiga berlaku rumus luas segitiga menggunakan aturan trigonometri.
Jika sobat punya sebuah segitiga seperti gambar di bawah ini
Daftar Pustaka
http://rumushitung.com/2013/09/30/rumus-aturan-trigonometri-segitiga/
http://id.wikipedia.org/wiki/Persamaan_garis
35 KELOMPOK VI
http://garda-pengetahuan.blogspot.com/2013/01/pengertian-garis-sejajar-garis.html
http://www.scribd.com/doc/236125500/SMA-Kelas-XI-Semester-I
Mustofiyah.2014.Materi harian Buku Kerja Siswa.pleret Yogyakarta: SMA N 1 Pleret.
36 KELOMPOK VI