saja anak akan menjadi pembangkang dan liar untuk mencari perhatian dan kesenangannya
sendiri, namun sifat si anak bisa saja kembali baik tergantung peran orangtua, terutama peran
ayah.
Tidak sedikit cerita seperti di atas ditemukan di dunia nyata, banyak ayah yang kurang
memerhatikan poin-poin besar ini dalam pendidikan anaknya, akhirnya anak yang mengalami
kejadian seperti ini menjadi pembangkang dan liar. Namun tidak sedikitnya juga cerita seperti ini
berakhir bahagia, karena timbulnya kesadaran ayah dan keinginan untuk mengubah semua
perilaku buruknya.
rumah. Ia menghindar bila sang anak ingin bermain dengannya. Ia merasa asing dengan
keluarganya sendiri karena ia punya dunia sendiri. Hand phone, komputer dan urusan kerjanya,
itulah dunianya.
Anak adalah peniru ulung. Sikap egois sang ayah ternyata ditiru putra sulungnya. Setelah
melalui penyadaran yang cukup melelahkan pada sang ayah, akhirnya ia mau mengubah sikap
terhadap keluarganya. Dampaknya luar biasa. Perubahan sikap sang ayah juga berdampak
kepada si sulung. Ternyata tidak terlalu lama sikap tidak mau berbagi si sulung sedikit demi
sedikit mulai berkurang.
Melalui kisah di atas kita ketahui bahwa Anak akan meniru apa yang dilakukan orang
tuanya baik itu perilaku baik ataupun buruk. Misalnya ketika orang tua suka membentak, anak
akan menirunya dan melakukan hal itu pada adik atau sepupunya. Atau ketika Anda ke toilet
tidak bersih, maka anak akan menirunya. Bahkan ada bahasa tubuh yang juga ditiru anak.
Misalnya gerak wajah atau mimik muka Anda saat sedang menggerutu. Atau saat tersenyum dan
tertawa.
Hal ini juga terjadi pada kegiatan aktif anak. Anak yang kurang aktif merupakan hasil
dari orang tua yang kurang aktif. Misalnya orang tua pulang kerja akan santai saja, tidak
melakukan apapun, hanya di dalam rumah saja. Begitu juga dengan anaknya, ketika pulang
sekolah, dia hanya diam saja di rumah.