Anda di halaman 1dari 4

DAMPAK FATHERLESS

Ayah adalah seorang sosok yang paling vital dalam rumah tangga. Paling vital?
Iya karena dia adalah kapten kapal yang bertanggung jawab atas kapalnya mau dibawa
kemana. Dia adalah pembuat keputusan tertinggi. Bak seorang presiden, dia yang
mengacc usul-usul anggota keluarganya. Dengan pengalaman dan daya pikir
mempertimbangkan baik buruk untuk keluarga, dia yang paling clear, logika jalan,
pengalaman banyak dan jauh dari mengandai-andai. Dia adalah pelindung keluarga.
Jelas. Ini naluri seorang pria melindungi yang dia cintai. Berbeda dengan perlindungan
seorang ibu, ayah adalah sosok yang bisa mengcover semuanya. Dia jugaadalah
motivator ulung. Dia memberi semangat di kala anggota keluarga sedang down.
Idealnya, seorang anak dibesarkan oleh ayah dan ibu. Tapi pada era sekarang
ini, ibu memaksa merangkap sebagai sosok ayah. Sudah menjadi trend, ayah hanya
penghasil uang semata, penambang permata, ATM berjalan, atau pemberi dana segar.
Ayah kerja nan jauh di sana, sementara ibu dan anak berbulan-bulan tidak ditemuinya.
Ayah bekerja dari subuh pulang larut malam, sampai sang anak tidak pernah bertemu
dengan ayahnya, padahal satu rumah. Mungkin ayah bekerja di rumah, buka laptop
ketik sana ketik sini, tidak ada waktu bermain buat anak. Maaf nak, ayah sibuk tidak
ada waktu atau kamu tahu gak sih, ayah bekerja keras banting tulang buat kamu, buat
keluarga. Ya itulah ucapan yang klise yang sering terlontarkan seorang ayah. Anak
lebih membutuhkan sosok ayah dalam kebersamaan daripada hanya sekedar uang. Ada
sebuah cerita ada seorang anak kecil dia menabung tiap bulan. Hari demi hari dia
sisihkan uang buat ditabung. Ketika sang ayah yang sangat sibuk mengetahui tabungan
anaknya dia bertanya untuk apa uang ini? Kalau kamu ingin sesuatu, bilang aja ke
ayah, ayah akan membelikannya. Lalu anak hanya terdiam dan kemudian berkata,
ayah, aku tidak tahu harga waktu ayah tiap jamnya. Aku hanya mempunyai uang segini
hanya untuk membeli waktu ayah yang berharga, aku harap uang ini bisa membeli
waktu ayah buat aku walau hanya satu jam saja. Ya ayah masa kini antara ada dan
tiada.
Meski si ibu sudah memperhatikan anak, tetap saja ada dampak psikologis
yang dialami anak yang dalam perkembangan menuju kedewasaan dan kematangannya.

Anak laki-laki membutuhkan figure ayah untuk mempelajari sesuatu yang tidak bisa
diajarkan ibunya, anak perempuan juga begitu, seperti cara-cara mempelajari
komunikasi pria dan wanita.
Setelah remaja atau dewasa, mungkin sang anak akan tumbuh menjadi anak
yang psimis, tertutup, pemalu. Sifat keberanian tidak bisa diajarkan oleh ibu. Ibu tidak
punya hormone maskulinisme. Apalagi sang anak adalah laki-laki. Mungkin bakal
selamanya dia bergantung pada ibunya, berlindung di ketiak ibunya. Mungkin juga dia
punya sifat agresif terhadap lawan jenis. Ibu akan mengajarkan apa itu wanita dilihat
dari sisi wanita juga, melihat wanita ingin diperlakukan. Bukan belajar dari pria (ayah)
dalam melihat lawan jenis, bagaimana seharusnya wanita diperlakukan. Sifat menyemenye sangat mungkin melekat pada anak laki-laki seperti ini.
Kesiapan si ibu dalam menjalani perannya sebagai orangtua tunggal juga akan
mempengaruhi bagaimana dia bersikap terhadap anaknya. Para ibu yang tidak siap
dengan keadaan dan merasa terpaksa menjalaninya akan cenderung menyalahkan
kehadiran si anak. Ibu itu mempunyai sifat pencemas dan panic. Ini akan
mengakibatkan

anak

akan

memilik

keterbatasan

dalam

berkomunikasi

dan

mengekspresikan hatinya. Sosok ayah yang riil sangat diperlukan. Setiap anak pasti
menunjukkan reaksi kehilangan sosok ayah berbeda-beda. Bisa dengan kemarahan,
kesedihan, rasa takut, cemas, dan bingung.
Ayah adalah sosok orang tua yang kuat, tegar, dan penuh tanggung jawab
dibalik sosok ibu kita yang selama ini kita selalu nomer satukan. Anak yang hidup tanpa
kasih sayang dari ayahnya secara langsung tentunya akan berdampak yang cukup
negatif bagi kehidupannya. Banyak anak yang merasa dirinya tidak puas dengan apa
yang diberikan oleh ibu, mereka mencari segala kepuasan dari luar rumah.
Ayah mengajarkan pelajaran untuk survival. Tanpa disadari dari ayah kita akan
belajar mengenai pelajaran yang sangat kompleks yakni tentang bertahan hidup.
Kompleks? Iya. Karena ada banyak hal yang perlu dijaga kestabilannya dalam
kehidupan. Sebagai contoh adalah seperti yang dikutip di atas, bagaimana ayah
memperlakukan ibu yang nantinya akan kita tiru bagaimana memperlakukan pasangan
kita kelak. Dia lah yang membesarkan hati anak dalam masalah, yang nantinya akan
kita tiru bagaimana memperlakukan anak-anak kita. Bisa dilihat juga dalam kehidupan

ekonomi. Bagaimana cara mempertahankan anggaran rumah tangga, mempertahankan


asap dapur tetep mengebul, mencukupi kebutuhan anggota keluarganya. Perlu
ditekankan bahwa menjadi ayah itu tidak ada sekolahnya.
Ayah mengajarkan masalah karir. Yang satu ini adalah penting jika kita ingin
sukses secara financial dan karir, maka perbaiki hubungan kita dengan ayah (bagi yang
sudah besar) bagi kaum ayah muda, berelasilah dengan baik dengan anak anda. Kenapa?
Dari seorang ayah, akan diturunkan kemampuan berkarir dan mendapatkan
kemudahan dalam karir.
Mungkin beberapa anak yang dalam kehidupannya setelah dewasa tampak
mandiri, tegar, dan optimis. Tapi percayalah, di hati kecilnya pasti menangis, rapuh,
minder melihat keluarga lain yang sempurna. Dan kadang kalanya ketika sepi sendiri
dia akan menangis tersedu-sedu.
Sosok ayah memang mutlak dibutuhkan bagi anak laki-laki maupun anak
perempuan. Teladan, perlindungan, rasa aman, perhatian dan lain-lain dari sosok ayah
tentu berbeda dari yang diberikan ibu dan itu semua diperlukan untuk anak tumbuh dan
berkembang. Ayah sering cuek terhadap anaknya. Disangkanya, tugas kehidupannya
hanyalah mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan material anak dan istrinya. Ayah
sebagai sosok pemimpin kerap jarang membersamai keluarga di rumah. Dipikirnya
tugas pengasuhan dan pendidikan murni tugas istri. Suami hanya fokus mencari uang
dan memenuhi kebutuhan material istri dan anaknya. Jika anak kehilangan sosok ayah
sebagai lelaki utama dalam hidupnya, maka wajar jika ia mencari di luar sana. Saat
peran dan pengaruh sosok ayah hilang dari kehidupan anak perempuan bisa jadi sosok
lelaki di luaran menjadi sasaran sang anak perempuan. Kebutuhan akan perlindungan,
rasa aman, dan sosok pemimpin menuntunnya mencari pengganti. Sebut saja pacaran.
Hal yang menjadi kelumrahan anak muda zaman sekarang ini bisa dibilang salah
satunya dipicu oleh hilangnya sosok ayah (lelaki) dalam kehidupan sang anak.
Sesibuk apa pun ayah, anak tetap butuh kehadiran secara psikologis.
Lakukan kebiasaan yang membuat anak tidak kehilangan ayah secara psikologis.
Kehilangan psikologis lebih berat ketimbang kehilangan secara fisik.
Golden moment dengan anak akan datang setiap detik, begitu pun dengan moment of
fathering yang bisa datang kapan saja. Tergantung apakah ayah cukup peka

menemukannya. Sesibuk apa pun ayah, jangan lewatkan waktu-waktu penting bersama
anak yakni saat bangun pagi dan mau tidur.
Translet ebook
Anak dalam perkembangannnya didampingi sosok ayah mempunyai kecerdasan lebih
baik. Penelitian membuktikan anak yang hidup bersama ayahnya mempunyai IQ lebih
tinggi, kemampuan kognitif, fungsional intelektual dan linguistic lebih baik.
Sejak lahir, anak yang dekat dengan ayah akan merasa lebih aman, lebih percaya diri
mengeksplor sekitarnya, dan mempunyai komunikasi social lebih baik. Alangkah
baiknya ketika anak bermain lebih baik didampingi ayah dari ibunya. Anak yang
serinvg dekat dengan ayahnya mempunyai masalah tingkah laku lebih sedikit, kesehatan
fisik dan emosional lebih baik dan kenakalan remaja bisa terhindarkan.
KEhilangan sosok ayah akan meningkatkan child abuse, kejahatan dan penggunaan
alcohol serta penyimpangan seksualitas.

Anda mungkin juga menyukai