PENDAHULUAN
fungsi saluran cerna serta dapat menjaga kesehatan tubuh, terutama dalam
upaya menghindari berbagai penyakit degeneratif, seperti obesitas, diabetes
mellitus, dan penyakit kardiovaskuler (Wildman dkk., 2000 ; Joseph, 2002
dalam Suarni, 2013).
Tabanan merupakan sentra produksi beras di Bali. Luas lahan sawah di
Kabupaten Tabanan mencapai 22.435 hektar dengan produksi padi sebesar
210.762 ton per tahun (Anon, 2011). Tabanan memiliki varietas padi lokal
yang menjadi unggulan yaitu beras merah cendana (Wulandari, 2012). Asumsi
produksi beras per tahun sedemikian besar dan hasil samping penggilingan
bekatul yang mencapai 8-10%, dapat diprediksi bahwa produksi bekatul beras
merah di Kabupaten Tabanan sangat berlimpah. Ketersediaan bekatul yang
berlimpah ini dan dengan potensi gizi yang dimiliki, terasa kurang optimal
jika bekatul hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Berbagai jenis bekatul
dapat dibuat menjadi tepung untuk memperpanjang umur simpan dan menurut
beberapa penelitian ditambahkan ke dalam adonan produk pangan seperti
sosis, cookies, sereal, mie, crackers, keripik dan roti.
Tepung bekatul beras merah bisa diolah menjadi biskuit dengan
mensubstitusi terigu untuk mengurangi ketergantungan terhadap import
gandum. Produk biskuit dipilih karena biskuit merupakan camilan yang
banyak digemari berbagai kalangan. Konsumsi biskuit sangat praktis, dan
dapat dikonsumsi kapan saja. Biskuit dengan substitusi tepung bekatul beras
merah diharapkan menjadi camilan yang memiliki manfaat bagi kesehatan
karena kaya kandungan antioksidan dan serat.
1.3 Hipotesis
1. Perbandingan terigu dengan tepung bekatul beras merah berpengaruh
terhadap karakteristik biskuit.
2. Perbandingan tertentu dari terigu dengan tepung bekatul beras merah
mampu menghasilkan biskuit dengan karakteristik terbaik.
beras
merah dan