Anda di halaman 1dari 8

BAB VI

KISAH TELADAN
RASUL ULUL AZMI

Sumber: http://tyakiyut.blogspot.com

Para Rasul adalah manusia biasa yang luar biasa. Mereka adalah orang-orang
yang dipilih Allah menyampaikan pesan-pesan-Nya. Pemilihan seorang rasul merupakan
ketentuan Allah yang siapa pun tidak dapat mempengaruhinya. Di antara rasul-rasul
Allah ada lima orang yang teristimewa dengan diberi gelar ulul azmi, yang artinya orang
yang memiliki kesabaran atau keteguhan hati yang tinggi. Adapun yang termasuk rasul
ulul azmi adalah Nabi Nuh as., Ibrahim as. as., Musa as., Isa as. dan Nabi Muhammad
saw.
Ketabahan dan kesabaran yang ditunjukkan oleh para nabi dan rasul khususnya
ulul azmi sangat jauh berbeda dengan kita. Bahkan Rasulullah pernah menyampaikan
bahwa yang paling berat ujiannya adalah para nabi, kemudian orang-orang yang seperti
mereka. Ketabahan dan kesabaran para nabi dan rasul tersebut dipengaruhi oleh kekuatan
keimanan mereka. Mereka meyakini bahwa apa pun bentuk ujian yang diberikan Allah
adalah bentuk kasih sayang-Nya
Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai) santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai


dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar (KD)
1.5. Menghayati keutamaan dan keteguhan Nabi-nabi Ulul Azmi
2.5. Meneladani keutamaan dan keteguhan nabi-nabi Ulul Azmi
3.5. Menganalisis kisah keteguhan nabi-nabi Ulul Azmi
4.5. Mencerikatan kisah keteguhan nabi-nabi Ulul Azmi
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan keutamaan dan keteguhan Nabi-nabi Ulul Azmi
2. Siswa dapat meneladani keutamaan dan keteguhan Nabi-nabi Ulul Azmi
3. Siswa dapat menganalisi kisah keteguhan Nabi-nabi Ulul Azmi
4. Siswa dapat mencerikatan kisah keteguhan nabi-nabi Ulul Azmi
Nabi Nuh, as.

Nabi Ibrahim as.

Rasul
Ulul Azmi

Nabi Musa, as.

Nabi Isa, as.

Nabi Muhammad, saw.

A.

MARI MENYIMAK AYAT BERIKUT INI


BUATLAH KOMENTAR ATAU PERTANYAAN

DAN

Simaklah ayat berikut ini:






Setelah Anda menyimak ayat di samping buatla daftar komentar atau pertanyaan yang relevan
dengan pembahasan akhlak terpuji
.....
....

....
....
2

.....
....

B. AYO MEMAHAMI MATERI INTI


Selanjutnya Anda pelajari uraian berikut ini dan Anda kembangkan dengan mencari
materi tambahan dari sumber belajar lainnya
1. PENGERTIAN ULUL AZMI

Ulu al-Azmi ( )adalah gelar yang diberikan kepada para rasul yang
memiliki kedudukan tinggi/ istimewa karena ketabahan dan kesabaran
yang luar biasa, dalam menyebarkan agama



Maka bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana kesabaran rasul-rasul yang
memiliki keteguhan hati dan janganlah engkau meminta agar azab disegerakan
untuk mereka. Pada hari mereka melihat azab yang dijanjikan, mereka merasa
seolah-olah mereka tinggal (di dunia) hanya sesaat saja pada siang hari.
Tugasmu hanya menyampaikan. Maka tidak ada yang dibinasakan kecuali kaum
yang fasik (tidak taat kepada Allah). (QS. al Ahqaf/46 ayat 35)
2. SIFAT-SIFAT ULUL AZMI
Ada beberapa kriteria yang menjadi acuan untuk mendapatkan gelar ini, di
antaranya adalah:
a. Memiliki kesabaran yang tinggi ketika berdakwah
b. Senantiasa mohon kepada Allah agar tidak menurunkan azab kepada kaumnya
c. Senantiasa berdoa agar Allah memberi hidayah kepada kaum mereka
d. Memiliki keazaman (semangat yang kuat dan kokoh) yang tinggi semasa
berdakwah
Kesabaran yang ditunjukkan oleh para nabi dan rasul khususnya ulul azmi sangat
jauh berbeda dengan kita. Bahkan Rasulullah pernah menyampaikan bahwa yang
paling berat ujiannya adalah para nabi, kemudian orang-orang yang seperti
mereka. Ketabahan dan kesabaran para nabi dan rasul tersebut dipengaruhi oleh
kekuatan keimanan mereka. Mereka meyakini bahwa apa pun bentuk ujian yang
diberikan Allah adalah bentuk kasih sayang-Nya
3. RASUL-RASUL ULUL AZMI
a.Nabi Nuh as.

Nabi Nuh as. termasuk Rasul ulul azmi di antaranya karena


kesabarannya dalam berdakwah dan mendapat hinaan dari kaumnya.
Nabi Nuh tidak mengenal menyerah terus menerus mendakwahi
keluarga, kerabat dan masyarakat umum, untuk kembali kepada jalan
yang lurus. Hampir 1000 tahun usianya jumlah umat yang mengikutinya
tidak lebih dari 200 orang. Bahkan istri dan anaknya yang bernama
Kanan termasuk penentangnya. Atas kehendak Allah umat Nuh yang
membangkang ditenggelamkan dengan gelombang air bah dan semuanya
hancur, kecuali Nuh dan pengikutnya yang beriman.
3








Dan dia berkata, Naiklah kamu semua ke dalamnya (kapal)
dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan
berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha
Penyayang.
Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang
laksana gunung-gunung. Dan Nuh memanggil anaknya,)
ketika dia (anak itu) berada di tempat yang jauh terpencil,
Wahai anakku! Naiklah (ke kapal) bersama kami dan
janganlah engkau bersama orang-orang kafir.
Dia (anaknya) menjawab, Aku akan mencari perlindungan ke
gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah! (Nuh)
berkata, Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada
hari ini selain Allah yang Maha Penyayang. Dan gelombang
menjadi penghalang antara keduanya; maka dia (anak itu)
termasuk orang yang ditenggelamkan.
Dan difirmankan, Wahai bumi! Telanlah airmu dan wahai
langit (hujan!) berhentilah. Dan air pun disurutkan, dan
perintah pun diselesaikan1) dan kapal itupun berlabuh di atas
gunung Judi,) dan dikatakan, Binasalah orang-orang zalim.
Dan Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, Ya
Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku
dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling
adil.
Dia ( Allah) berfirman, Wahai Nuh! Sesungguhnya dia
bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya
sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon
kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakikatnya).
Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang
bodoh. (QS. Hud/11 ayat 41-46)
b. Nabi Ibrahim as. as.
Nabi Ibrahim as. as. termasuk rasul ulul azmi di antaranya karena kepatuhan dan
kesabaran serta keteguhannya dalam berdakwah. Sejak masih bayi Ibrahim as.
dipelihara dalam keadaan genting yang disebabkan tirani Namruz yang membunuhi

anak laki-laki. Setelah dewasa, ia harus berhadapan dengan raja dan masyarakat
penyembah berhala termasuk orang-orang terdekatnya. Bahkan ia harus menerima
siksaan yang maha pedih, yaitu dibakar dan diusir dari kampung halamannya. Setelah
hampir seratus tahun usia dan pernikahannya dengan Siti Sarah, ia belum dikaruniai
anak hingga istrinya meminta ia menikahi seorang budak belian yang berkulit hitam
bernama Hajar untuk dijadikan istri. Atas kehendak Allah terbukti Hajar dapat
melahirkan seorang anak yang diberi nama Ismail. Di saat berbahagia itu, Allah
memerintahkan Ibrahim as. untuk membuang istri dan anak yang baru lahir dan
sangat dicintainya itu ke tanah gersang di Mekah. Karena kesabaran dan kepatuhannya,
perintah itu dilaksanakan. Namun, perintah lebih berat diterima Ibrahim as., yaitu harus
mengorbankan Ismail yang baru beranjak remaja. Hal ini pun beliau laksanakan,
meskipun akhirnya yang disembelah adalah domba. Selain tugas tersebut, Ibrahim as.
tetap harus melaksanakan fungsinya sebagai rasul penyeru kebenaran

Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha


bersamanya, (Ibrahim as.) berkata, Wahai anakku!
Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu.
Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu! Dia (Ismail)
menjawab,
Wahai
ayahku!
Lakukanlah
apa
yang
diperintahkan ( Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan
mendapatiku termasuk orang yang sabar. Maka ketika
keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim as.)
membaringkan
anaknya
atas
pelipis(nya),
(untuk
melaksanakan perintah Allah). Lalu Kami panggil dia, Wahai
Ibrahim as.! sungguh, engkau telah membenarkan mimpi
itu. Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benarbenar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu
dengan seekor sembelihan yang besar. (QS. As Shaffat/37
ayat 102-107)
c. Nabi Musa as.

Nabi Musa juga termasuk rasul ulul azmi. Beliau termasuk orang sabar
dalam menghadapi dan mendakwahi Firaun dan pengikutnya. Selain
itu, beliau mampu bersabar dalam memimpin kaumnya yang sangat
pembangkang. Bagaimana tidak, ketika beliau akan menerima wahyu di
Bukit Sinai, pengikutnya yang dipimpin Samiri menyeleweng dengan
menyembah patung anak sapi. Harun yang ditugasi mengganti peran
Musa, tidak sanggup menghalang bahkan hendak dibunuh. Namun
demikian, Musa pernah tidak dapat bersabar ketika belajar berguru
kepada Khidir.

Lalu (Firaun dan bala tentaranya) dapat menyusul mereka


pada waktu matahari terbit. Maka ketika kedua golongan itu
saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa, Kita
benar-benar akan tersusul. Dia (Musa) menjawab, Sekali-kali
tidak akan (tersusul); sesungguhnya Tuhanku bersamaku,
Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Lalu Kami wahyukan
kepada Musa, Pukullah laut itu dengan tongkatmu. Maka
terbelahlah lautan itu, dan setiap belahan seperti gunung
yang besar. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang
lain. Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang
bersamanya. Kemudian Kami tenggelamkan golongan yang
lain. (QS. Asy-Syuara/26 ayat 60-66)
d. Nabi Isa as.

Banyak hal yang menunjukkan bahwa Isa memiliki kesabaran dan


keteguhan dalam menyampaikan ajaran Allah. Terutama, ketika Isa
sabar menerima cobaan sebagai seorang yang miskin, pengkhianatan
seorang muridnya, Yudas Iskariot, menghadapi fitnah, penolakan,
hendak diusir dan dibunuh oleh kaum Bani Israil. Kehidupan Isa
menggambarkan kezuhudan dan ketaatan dalam beribadah.
Isa menemui kaumnya dengan memakai pakaian dari wol. Ia keluar
dalam keadaan tidak beralas kaki sambil menangis serta wajahnya
tampak pucat karena kelaparan dan [bibir]]nya tampak kering karena
kehausan. Isa berkata, Salam kepada kalian wahai Bani Israil. Aku
adalah seseorang yang meletakkan dunia di tempatnya sesuai dengan
izin Allah, tanpa bermaksud membanggakan diri. Apakah kalian
mengetahui di mana rumahku? Mereka menjawab: "Di mana rumahmu
wahai Ruhullah?" Isa menjawab: Rumahku adalah tempat ibadah,
wewangianku adalah air, makananku adalah rasa lapar, pelitaku adalah
bulan di waktu malam dan salatku di waktu musim dingin di saat
matahari terletak di Timur, bungaku adalah tanaman-tanaman bumi,
pakaianku terbuat dari wol, syiarku adalah takut kepada Tuhan Yang
Maha Mulia, teman-temanku adalah orang-orang yang fakir, orang-orang
yang sakit, dan orang-orang yang miskin. Aku memasuki waktu pagi dan
aku tidak mendapati sesuatu pun di rumahku begitu juga aku memasuki
waktu sore dan aku tidak menemukan sesuatu pun di rumahku. Aku
adalah seseorang yang jiwanya bersih dan tidak tercemar. Maka siapakah
yang lebih kaya daripada aku.









(Ingatlah), ketika
Allah berfirman, Wahai Isa! Aku
mengambilmu
dan mengangkatmu
kepada-Ku, serta
menyucikanmu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan
orang-orang yang mengikutimu di atas orang-orang yang kafir
hingga hari Kiamat. Kemudian kepada-Ku engkau kembali, lalu
Aku beri keputusan tentang apa yang kamu perselisihkan.
Maka adapun orang-orang yang kafir, maka akan Aku azab
mereka dengan azab yang sangat keras di dunia dan di
akhirat, sedang mereka tidak memperoleh penolong. Dan
adapun orang yang beriman dan melakukan kebajikan, maka
Dia akan memberikan pahala kepada mereka dengan
sempurna. Dan
Allah tidak menyukai orang zalim.
Demikianlah Kami bacakan kepadamu (Muhammad) sebagian
ayat-ayat dan peringatan yang penuh hikmah. Sesungguhnya
perumpamaan (penciptaan) Isa bagi
Allah, seperti
(penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah,
kemudian Dia berkata kepadanya, Jadilah! Maka jadilah
sesuatu itu. (QS. Ali Imran/3 ayat 55-59)
e. Nabi Muhammad as.

Nabi Muhammad saw. sejak dari kecil sampai dewasa mengalami masamasa sulit. Pada usia 6 tahun beliau sudah menjadi yatim piatu. Setelah
dewasa beliau harus membantu meringankan beban paman yang
merawat beliau. Namun yang paling berat tantangan yang dihadapi
adalah setelah diangkatnya beliau menjadi rasul. Penentangan bukan saja
dari orang lain, tetapi juga dari Abu Lahab, pamannya. Beliau juga harus
ikut menderita tatkala Bani Hasyim diboikot (diasingkan) di sebuah
lembah gara-gara dakwah beliau. Tokoh-tokoh Quraisy mempelopori
pemboikotan tersebut yang isinya antara lain melarang berhubungan jual
beli, pernikahan, dan sosial lainya kepada Bani Hasyim. pemboikotan
yang berjalan sekitar 3 tahun itu, telah menghabiskan harta beliau dan
istrinya, Khadijah. Pada saat itu seluruh keluarga Hasyim kehabisan
makanan sampai Allah membebaskan penderitaan mereka. Namun
demikian tekanan-tekanan yang diberikan kaum Quraisy bahkan
melibatkan keluarga besar Hasyim, tidak menyurutkan langkah beliau
untuk berdakwah.












7

Sungguh, Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang


kebenaran mimpinya bahwa kamu pasti akan memasuki
Masjidilharam, jika Allah menghendaki dalam keadaan aman,
dengan menggundul rambut kepala dan memendekkannya,
sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui dan selain itu Dia telah
memberikan kemenangan yang dekat. Dialah yang mengutus
Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar
agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah
Allah sebagai saksi. Muhammad adalah utusan Allah dan
orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama
mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari
karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak
tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang
diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang
diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang
mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat lalu
menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu
menyenangkan hati penanam-penanamnya karena
Allah
hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan
kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada
orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di
antara mereka, ampunan dan pahala yang besar. (QS. AlFath/48 ayat 27-29)

Anda mungkin juga menyukai