Anda di halaman 1dari 4

BAB II

Kasus Perompakan Kapal Tanker MT Orkim Harmony di Tanjung Sedili, Malaysia


Indonesia turut membantu menemukan kapal tanker milik Malaysia, MT Orkim
Harmony, yang dibajak 11 Juni 2015 lalu. P, delapan perompak Indonesia merompak MT
Orkim Harmony, sebuah tanker Malaysia. Para kru dan tanker tersebut ditemukan dan
diselamatkan pada 19 Juni di dekat barat daya Ph Quc di Vietnam dengan upaya bersama
dari Angkatan Laut Kerajaan Malaysia, Angkatan Udara Kerajaan Malaysia, Badan Pasukan
Maritim Malaysia, Angkatan Laut Kerajaan Australia, Pasukan Pertahanan Perbatasan
Vietnam, Pertahanan Pesisir Vietnam, Angkatan Laut Indonesia dan Angkatan Laut Kerajaan
Thai. . Kapal tanker MT Orkim Harmony yang membawa 5.879 metrik ton minyak bernilai
21 juta ringgit (Rp73,5 miliar) diduga dirompak di perairan Tanjung Sedili, Malaysia. Dalam
perkembangannya, jajaran TNI AL juga berhasil menangkap pihak yang diduga otak pelaku
pembajakan tersebut. Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat Laksamana Muda TNI
A Taufiq R menilai mayoritas kasus perompakan kapal di laut adalah skenario. Hal itu
didasari dari temuan kasus perompakan kapal MT Orkim Harmony dan MT Mascott II,
bahwa ada seseorang berinisial AJ dalam perompakan MT Orkim yang termasuk dalam daftar
pencarian orang (DPO)1.

1 http://www.tribunnews.com/nasional/2015/09/02/pangarmabar-95-persen-kasus-perompakan-skenariopemain-minyak-dari-luar diakses 08 Oktober 2016

Adalah satgas anti bajak laut di bawah komando Koarmabar yaitu Western Fleet
Quick Response (WFQR) yang berhasil menangkap diduga aktor intelektual pembajakan
kapal MT Orkim Harmony. Tersangka yang diketahui bernama Albert Yohanes itu dibekuk di
Apartemen Mediterania 1 Kavling 5-9, Jl. Duren Raya, Grogol, Petamburan, Jakarta Barat,
Kamis (27/8/2015)2. Kapal tanker MT Orkim Harmony saat dibajak membawa 6.000 metrix
ton BBM sejenis pertamax plus. Awalnya kapal yang membawa 22 ABK termasuk 5 di
antaranya WNI tiba-tiba hilang kontak di perairan Malaysia yakni di 17 NM barat daya Pulau
Alur pada 11 Juni 2015. 5

Warga Negara Indonesia (WNI). Mereka adalah Bambang

Suryawan (43), Iwan Asriadi (39), Nelson Hasiholan Sitorus (35), Ntan Kombongan (30), dan
Mawit Matin (46). Selain 5 WNI, kru kapal terdiri atas 16 warga Malaysia dan seorang warga
Myanmar3.
Pihak berwajib Malaysia menyatakan, perompakan kemungkinan dilakukan oleh
sindikat yang melibatkan warga lokal dan asing. Sejaknya hilangnya kapal, tidak ada
penemuan sisa minyak, panggilan darurat, atau permintaan uang tebusan dari pihak manapun.
"Kalau dirampas, pasti sudah ada pihak yang minta tebusan. Karena dalam kasus penculikan
di laut maupun darat mereka akan menghubungi keluarga atau perusahaan. Tetapi sejauh ini
tidak ada. Jadi kemungkinan kapal itu dirompak adalah besar," kata Wakil Ketua Operasi
Maritim Malaysia (APMM) Laksamana Madya Maritim Datuk Ahmad Puzi Ab Kahar seperti
dikutip media lokal di Kuala Lumpur, Selasa (16/6/15) 4.

Dalam pencarian, Malaysian

Maritime Enforcement Agency (MMEA) melakukan kerjasama dengan Tentara Laut Diraja
Malaysia (TLDM), Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) dan meminta
bantuan kepada TNI AL. Jajaran Koarmabar pun mengerahkan 6 KRI dan 1 Pesud yaitu KRI
Imam Bonjol-383, KRI Teuku Umar-385, KRI Parang-647, KRI Surik-645, KRI Clurit-641,
2 http://news.detik.com/berita/3004241/tni-al-tangkap-otak-pelaku-pembajakan-mt-orkim-harmony
diakses 08 Oktober 2016
3 http://kanalsatu.com/id/post/44672/tanker-mt-orkim-harmony-dirompak-di-malaysia diakses 08
Oktober 2016
4 http://kanalsatu.com/id/post/44672/tanker-mt-orkim-harmony-dirompak-di-malaysia diakses 08 Oktober 2016

KRI Kujang-642 dan Pesud Cassa U-618 untuk melakukan pencarian di wilayah perairan
Indonesia. MT Orkim Harmony akhirnya berhasil ditemukan di Perairan Malaysia pada 18
Juni 2015, namun pihak TLDM tetap meminta unsur-unsur Koarmabar untuk melakukan
penyekatan. Delapan orang pelaku perompakan yang merupakan WNI berhasil ditangkap di
perairan Pulau Tho Chu Vietnam.

Dalam perkembangannya Tim WFQR IV Koarmabar pada tanggal 20 Juni 2015


menggunakan Sea Raider Yon 10 Mar berhasil menemukan Tug Boat TB Malabo di Perairan
Batam. Kapal berbendera Indonesia tersebut diduga digunakan sebagai sarana melakukan
perompakan MT Orkim Harmony. Sebelum merompak MT Orkim Harmony, tanker lainnya
yang bernama MT Orkim Victory dirompak oleh delapan perompak indonesia yang
bersenjatakan dua alat tembak dan parang pada 4 Juni di Laut China Selatan. Para pembajak
mendapati tanker tersebut di sekitar 12.2 mil nautikal dari lepas pantai Pulau Aur dimana
mereka mempompa minyaknya ke dalam tanker lainnya sebelum membebaskan Orkim
Victory. Para perompak merusak seluruh alat komunikasi. Seluruh perompak melarikan diri 5.
MT Orkim Harmony milik perusahaan pelayaran Magna Meridian Sdn Bhd yang tengah
dalam perjalanan dari Melaka ke Pelabuhan Kuantan dilaporkan hilang pada Kamis (11/6)
pukul 20.57 waktu setempat. Kapal tersebut membawa muatan bensin RON95 yang dimiliki
Petronas.
Berdasarkan modus kasus perompakan sebelumnya, muatan minyak terutama diesel
akan dipindahkan ke kapal lain di tengah laut dan anak kapal akan dilepaskan untuk dibawa
ke pelabuhan terdekat. Dalam pemeriksaan, jelasnya, ternyata kasus perompakan MT Orkim
Harmony yang membawa 5.879 metrik ton minyak mentah bernilai 21 juta ringgit (Rp 73,5
miliar) tersebut, ternyata rekayasa. Perompakan ini diskenariokan dari awal oleh buyer,
broker, kru kapal dan para pelaku. Tujuan perompakan tersebut adalah agar pemilik
mendapatkan untung berlipat dari klaim asuransi yang mereka dapatkan 6. Hal itu diperkuat
oleh pendapat Panglima Komando Armada Barat (Pangkoarmabar), Laksmana Muda TNI AL
A Taufiq, mengatakan motif kawanan perompak MT Orkim Harmony yang bermuatan
5 "Hijacked oil tanker Orkim Harmony released as pirates flee off Malaysia coast" diakses 08
Oktober 2016
6 http://www.satuharapan.com/read-detail/read/tanker-orkim-harmony-dirompak-demi-dapatkanklaim-asuransi diakses 08 Oktober 2016

minyak senilai RP.72 milyar adalah klaim asuransi dan meraup keuntungan di pasar gelap.
Selain itu, perompakan ini diduga berkaitan dengan persaingan bisnis antar pengusaha
minyak. Para pemain level atas bersaing satu sama lain. Mereka meminta pelaku atau
tersangka perompak dari Indonesia yang sudah tertangkap untuk menjalankan aksi
perompakan pada pesaingnya.

Tujuannya agar pesaing rugi sehingga mereka mendapat keuntungan lebih dari hilangnya
pesaingan. Sementara itu, untuk asuransi yaitu perusahaan asing yang mempunyai muatan
meminta untuk dirompak agar mendapat hasil dua kali lipat, dari claim asuransi dan dari hasil
penjualan minyak ke blackmarket yang terdapat di Western Outer Port Limit (WOPL) dan
East Outer Port Limit (EOPL).
Berdasarkan pengakuan dari para pelaku yang ditangkap, 95 persen kasus
perompakan dengan pengambilan muatan merupakan skenario dari para pemain minyak
tingkat atas dari luar Indonesia. Yang dimana artinya, kondisi tersebut sengaja diciptakan agar
terkesan perairan Indonesia, khususnya, sekitar Selat Malaka tidak aman. Padahal itu
rekayasa belaka.

Anda mungkin juga menyukai