1
LATAR BELAKANG
Selain Regulasi langkah Preventive Action yang harus diperhatikan yaitu Risk Assessment
(Manajemen Resiko). Mengapa kita memperlukannya, karena untuk meminimalisir akan suatu
kejadian baik itu musibah maupun kecelakaan sebagai langkah Preventive (pencegahan)
sehingga kita tahu Probability (kemungkinan) dan Consequences (konsekuensi) yang harus kita
ambil dari kejadian tersebut, karena suatu resiko merupakan hasil dari:
Manajemen resiko (Risk assessment) adalah bagian dari SMS (Safety Management system)
yang harus diperhatikan, karena sangat berkontribusi dalam terjadinya Human Error , maka
darinya harus selalu diperbaiki dan dikembangkan agar meminimalisir kejadian yang tidak
diharapkan.
TUJUAN PENULISAN
Tulisan ini bertujuan untuk mengulas apa yang terjadi pada kecelakan kapal feri dan kapal
penumpang di perairan Hong Kong pada tanggal 1 Oktober 2012. Dengan menelaah dan
mengkaji dari berita untuk menentukan regulasi apa saja yang terkait oleh faktor-faktor
kecelakaan kapal tersebut. Sehingga menjadi pelajaran buat pihak-pihak terkait agar tidak
terjadi permaslah ini di kemudian hari.
2
PENDAHULUAN
Data Kapal
1. Vessel's Details
Name : Sea Smooth
Ship Type : High Speed Craft
Length x Breadth : 28 m X 8 m
Hull : Katamaran
Capacity : 388
Flag : Hongkong [HK]
Call Sign : VRS4325
MMSI : 477995071
Last Position Received
Area : China Sea
Latitude / Longitude : 22.30376° / 114.1565° (Map)
Last Known Port : HONG KONG
Info Received : 22d 21h 37min ago
Info Received : 2012-10-11 (06:46)
2. Vessel’s detail
Name : Lamma iv
Ship Type : Passengers ship
Gross tonnage : 150 tons
Length : 24m
Capacity : 200+
Hull : Mono Hull
Year of build : 1996
Builder : Cheoy lee shipyard -Zhuhai, China
Flag : Hongkong (China)
IMO number : 8657586
3
KRONOLOGI KEJADIAN
Pada tanggal 01 Oktober 2012 tepatnya
pukul 8.23 P.M waktu hongkong di daerah 0,5
mil dari Yung Shue Wan wilayah Lamma
Island dengan koordinat 22 ° 14'8 "N 114 °
6'14" E telah terjadi kecelakaan yang
melibatkan antara 2 kapal yaitu kapal feri ”Sea
Smooth” yang dioperasikan oleh Hong Kong
& Kowloon Feri dengan kapal penumpang
”Lamma IV”, kapal milik Hongkong Electric
Company dengan 121 penumpang dan 3 awak
kapal.
No Kategori Jumlah
1 Penumpang Dewasa tewas 23
2 Penumpang anak-anak tewas 5
Total Penumpang tewas 28
4
Dari 124 orang di dalamnya, sekitar sepertiga atau seperempatnya adalah karyawan
perusahaan Hongkong Electric. Sedangkan 14 lainnya adalah keluarga dan teman-teman
karyawan.
5
Dalam kejadian tersebut juga sudah dilakuakan upaya penyelamatan dari udara maupun
dari laut. Yaitu mengerahkan 5 peluncuran perahu dari Guangdong maritime rescue centre
termasuk, 8 kapal dari maritime departement, 10 kapal pemadam kebakaran, 15 kapal dari
marine police, 5 helicopter dari goverment flying service, 51 mobil ambulance, 350 petugas
pemadam kebakaran dan paramedic, dan 630 police officers.. Korban yang terluka dibawake
lima rumahsakit di Hong Kong. Dan pemerintah Hong Kong saat itu meminta bantuan dari
Provinsi Guangdong untuk membantu pencarian dan penyelamatan.
Awal spekulasi tentang penyebab kecelakaan itu diduga kapal ngebut dan overloading. Namun,
saksi pada Kapal Lamma IV mengklaim bahwa kapal itu berlayar dengan kecepatan stabil.
Overloading juga tidak benar karena kapal memiliki kapasitas 200 penumpang.
Menurut Kapten Tony Yeung Pui-keung, manjer daripada Maritime Service Training
Institute di Hong Kong, standar protokol maritim mengharuskan kapal Sea Smooth untuk
6
tinggal di tempat kejadian perkara dengan kapal yang mengalami kerusakan untuk menolong
jika mereka mampu, ataupun hanya untuk mecari pertolongan ke pihak lain. Kemungkinan
kapten kapal Sea Smooth tidak mengerti tentang aturan tersebut atau kapten kapal khawatir
tentang keselamatan penumpang kapalnya sehingga dia melanjutkan perjalanan meninggalkan
tempat kejadian perkara. Menurut Kapten Tony Yeung Pui-keung pula, bahwa faktor terbesar
yang mengakibatkan kecelakaan tersebut adalah human error daripada kedua kru kapal, bukan
faktor lain seperti navigasi, cuaca, dan lain-lain.
ANALISA MASALAH
Analisa masalah didasarkan pada tinjauan dari beberapa rule/code yang merupakan
produk daripada IMO. Yang digunakan dalam masalah ini adalah:
COLREG 72 (Collision Regulation 1972)
SOLAS (Safety of Life at Sea)
MLC 2006 (Maritime Labour Convention 2006)
STCW 78/95 (The International Convention on Standards of Training, Certification and
Watchkeeping for Seafarers)
PEMBAHASAN
1. Analisadari COLREG 72
COLREG 72 (Collision Regulation 1972) adalah regulasi yang mengatur mulai dari teknis,
perangkat standar yang harus diketahui dan dimiliki sebuah kapal untuk menghindari tabrakan.
7
Every vessel shall at all times maintain a proper look-out by sight and hearing as well
as by all available means appropriate in the prevailing circumstances and conditions
so as to make a full appraisal of the situation and of the risk of collision.
Seharusnya tidak ada alasan tentang masalah navigasi menjadi alasan kecelakaan melainkan
kesalahan pada kru kapal, karena pada dasarnya, kapal harus mengetahui dalam kondisi apapun,
bagaimana kondisi disekitarnya.
8
COLREG 72 Rule7. :Risk of Collision
Vessels must use all available means to determine the risk of a collision, including the
use of radar (if available) to get early warning of the risk of collision by radar plotting
or equivalent systematic observation of detected objects. (e.g. ARPA, AIS).
If the distance of any vessel is reducing and her compass bearing is not changing much
or it is a large vessel or towing vessel at close distance, or if there is any doubt, then a
risk of collision shall be deemed to exist.
Jadi seharusnya kapal tidak terjadi kecelakaan jika kapal harus melihat keadaaan sekitar baik
melihat maupun mendengar alat yang tersedia seperti suara sinyal. Kecepatan yang aman
dimana dapat menghindari tabrakan dan berhenti dalam jarak yang sesuai dengan kondisi, dan
kapal juga harus menggunakan semua cara untuk menentukan risiko tabrakan.
Animation of sound
signal of ship
Green lamp
Red lamp
(Means that is
the port side of Gambar.Navigation lamp
ship)
11
mesin, 1 awak lain. Sea Smooth, memiliki 4 ABK yang terdiri dari 1 Nahkoda, 1 Awak kamar
mesin, 2 anggota awak lainnya.
13
SOLAS Chapter V Regulation 8 - Life-saving signals
Contracting Governments undertake to arrange that life-saving
signals are used by search and rescue facilities engaged in
search and rescue operations when communicating with ships
or persons in distress.
Pada peraturan ini dijelaskan bahwa pihak pemerintah harus mengatur
upaya penyelamatan dan pencarian terhadap kapal dan orang yang
terjadi kecelakaan dilaut.
Article II
(f) seafarermeans any person who is employed or engaged or works in any capacity on
board a ship to which this Convention applies;
Regulasi diatas adalah mengatur agar tiap negara yang dijadikan registrasi ikut bertanggung
jawab/memiliki peran atas keselamatan kapal yang mengibarkan bendera negara tersebut.
Secara tidak langsung, negara bendera bertanggung jawab atas keselamatan para penumpang
kapalnya. Survey berkala, pemberian sertifikat, pemberlakuan sanksi, adalah contoh langkah-
langkah yang harus dilakukan negara anggota pada semua kapal yang terdaftar pada negara
tersebut.
Sedangkan pengelola kapal LAMMA IV pendataan penumpangnya tidak sesuai dengan yang
naik ke atas kapal. Sehingga seharusnya pihak flag state memberikan sanksi kepada pengelola
kapal LAMMA IV.
15
(c) there are reasonable grounds to believe that the ship has changed flag for the purpose
of avoiding compliance with this Convention; or
(d) there is a complaint alleging that specific working and living conditions on the ship
do not conform to the requirements of this Convention;
a more detailed inspection may be carried out to ascertain the working and living
conditions
on board the ship. Such inspection shall in any case be carried out where the
working and living conditions believed or alleged to be defective could constitute a
clear hazard to the safety, health or security of seafarers or where the authorized officer
has grounds to believe that any deficiencies constitute a serious breach of the
requirements of this Convention (including seafarers’ rights).
Pada peraturan ini dijelaskan tentang kebutuhan dalam inspeksi di pelabuhan karena dari
inspeksi kita dapat mengetahui apakah kapal sudah sesuai dengan setifikasi yang ada, apakah
semua perlatan dapat berfungsi dengan baik , dan bagaimana kondisi dari setiap awak kapal
sehingga apabila semua persyaratan ini tidak terpenuhi maka pelabuhan bisa melarang kapal
untuk beroperasi berlayar.
Dalam regulasi APPENDIX menyebutkan poin-poin persyaratan yang menjadikan kapal itu
layak beropersi .Memang terkadang tampak tidak adil bagi awak kapal jika mereka menjadi
satu-satunya pihak yang disalahkan jika terjadi kecelakaan-paling tidak, menjadi tersangka
utama. Namun, memang lebih dari 90% faktor keselamatan ada ditangan awak kapal-
setidaknya mereka memang benar-benar berkompeten dan didukung dengan fasilitas yang
memadai dalam menjalankan tugasnya diatas kapal.
Dalam SCTW, diwajibkan bahwa seluruh awak kapal termasuk kapten kapal harus memiliki
kompetensi basic safety training yang semuanya sama, berfungsi untuk dapat menangani seutu
hal dimana saat keadaan yang tidak dinginkan terjadi (seperti kecelakaan kapal) Para ABK
mengetahui cara menyelamatkan kapal ataupun keselamatan penumpang dan diri sendiri seperti
contoh tabel dibawah ini:
17
Sedangkan untuk Chief Engginer juga di atur dalam SCTW, dan datanya sebagai berikut:
18
Dan untuk Radio operator juga di atur dalam SCTW, dan datanya sebagai berikut:
Pada kasus kecelakaan yang dibahas menyebutkan bahwa kapten kapal dari Sea Smooth
memilih untuk meninggalkan tempat kejadian perkara (entah karena panik atau
mengkhawatirkan keselamatan penumpangnya)
Akan tetapi dijelaskan bahwa seorang kapten (Master) harus memiliki sebuah kompetensi
menguasai keadaan darurat, dan mengambil keputusan yang tepat.
Mengenai prosedurnya (standar protokol maritim, yang mengharuskan kapal untuk tinggal di
tempat kejadian) serta tidak menunjukkan sikap crowd management. Yang artinya kapten tidak
dapat menjamin keselamatan para penumpang.
19
20
Tabel bahwa kejadian berada di daerah Hongkong yang notabennya Negara China dan sudah
terdaftar pada anggota SCTW, berikut tabelnya:
21
KESIMPULAN
Dari berbagai analisa masalah diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
DASAR ANALISA
BERDASARKAN
KESIMPULAN
REGULASI YANG
DIPAKAI
Faktor cuaca, Restricted Visibility, tidak akan menjadi
alasan daripada terjadinya tabrakan karena aturan-aturan
preventif telah dibuat demi meminimalkan terjadinya
COLREG 72 kecelakaan.
Masalah navigasi besar kemungkinan disebabkan oleh
human error, atau peralatan navigasi tidak layak operasi
karena minimnya intensitas maintenance.
Lalu lintas perairan yang padat serta tidak didukung sistem
navigasi yang optimal juga menjadi salah satu faktor
penyebab kecelakaan
Komunikasi antar kapal yang tidak berjalan dengan baik
kemungkinan besar menjadi penyebab terjadinya kecelakaan
SOLAS Ch3-5
Kompetensi awak kapal yang tidak memenuhi standar besar
kemungkinan merupakan sebab terjadinya kecelakaan.
Kompetensi awak kapal yang tidak memenuhi standar
menyebabkan prosedur penyelamatan tidak dilakukan
dengan baik sehingga jatuh banyak korban
Standar requirement daripada awak kapal harus lebih
ditingkatkan demi kelancaran kerja diatas kapal, sehingga
hak dan kewajiban awak kapal dapat terpenuhi dengan baik
MLC 2006
Aktivitas pengecekan kecakapan awak kapal harus
ditingkatkan lagi, baik oleh standard, maupun negara
bendera.
Kemampuan awak kapal sangat diragukan, karena saat
terjadinya kecelakaan, tindakan yang dilakukan para awak
SCTW 78/95
kapal sangat menyimpang dari standar prosedur yang
ditetapkan
22
SOLUSI
Pemecahan daripada masalah ini mengharuskan banyak pihak dengan kesadarannya masing-
masing agar ikut berpartisipasi demi meningkatkan keamanan, keselamatan dan kenyamanan
lalu-lintas perairan. Memang faktor human error tampak seperti faktor penyebab utama, namun
tidak dapat dipungkuri bahwa dukungan semua pihak seperti pemerintah, negara bendera,
syahbandar untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja daripada awak kapal, sebagai
pemegang peran penting dalam sebuah pelayaran kapal.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scmp.com/news/hong-kong/article/1051972/deadly-ferry-crash-lamma?page=all
http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/asia/hongkong/9580510/Crew-held-after-Hong-
Kong-ferry-collision.html
http://newsfeed.time.com/2012/10/02/25-people-dead-in-hong-kong-ferry-crash/
http://maritimo48.com/2012/10/11/hong-kong-ferry-disaster-safety-breaches-on-lamma-iv-
may-hit-insurance-claims/
http://bigstory.ap.org/article/hk-firm-says-ferry-tragedy-passed-inspection
http://www.nytimes.com/2012/10/03/world/asia/36-confirmed-dead-in-hong-kong-ferry-
collision.html?_r=0
http://www.scmp.com/news/hong-kong/article/1052605/why-lamma-iv-sank-so-quickly
http://www.scmp.com/news/hong-kong/article/1053322/ferry-tragedy-call-review-crew-
numbers-collisions-climb
COLREG 72
SOLAS Chapter3,4,5
SCTW 78/95
MLC 2006
24